PEMBAHASAN
Ruang lingkup dari PSAK 1 ini adalah penyusunan dan penyajian laporan keuangan
bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini tidak berlaku bagi
penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah. Penyajian Laporan Keuangan
Syariah diatur tersendiri dalam PSAK 101.
Perubahan antara PSAK No. 1 Tahun 2013 dengan PSAK sebelumnya yaitu PSAK No. 1
Tahun 2009 didasarkan atas:
Perubahan PSAK No. 1 Tahun 2013 pada dasarnya mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Perubahan judul Laporan Pendapatan Komprehensif Lain menjadi Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehensif Lain. Perubahan judul ini mengikuti perubahan terakhir IAS 1
tahun 2010 yang memisahkan penghasilan komprehensif lain dari laporan laba rugi.
3. Penyajian laporan dalam dua bagian yaitu Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain.
Hal tersebut juga terkait dengan perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 yang memisahkan
penghasilan komprehensif lain dari laporan laba rugi.
5. Pemisahan pajak pengasilan atas pos yang disajikan dalam OCI yang akan
direklasifikasikan ke laporan laba rugi dan yang tidak direklasifikasi ke dalam laporan laba
rugi.
6. Sinkronisasi dengan terbitnya PSAK lain seperti PSAK 65 Konsolidasian dan PSAK 4
Laporan Keuangan Tersendiri.
Secara umum perbedaan antara ED PSAK 1 (2013): Penyajian Laporan Keuangan dengan
PSAK 1 (2009): Penyajian Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:
Dalam PSAK 1 ini, terdapat perbedaan dengan ketentuan IFRS, dimana tidak semua
ketentuan dalam IAS 1 diadopsi dalam PSAK 1. PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan
mengadopsi IAS 1 Presentation of Financial Statements per 1 Januari 2013 kecuali:
1. IAS 1 paragraf 2 yang menjadi PSAK 1 paragraf 02 tentang ruang lingkup dengan
penambahan kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas syariah,
karena penyajian laporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101: Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.
2. IAS 1 paragraf 5 yang menjadi PSAK 1 paragraf 05 tentang ruang lingkup dengan
menghilangkan kemungkinan penerapan bagi entitas sektor publik karena pelaporan
keuangan entitas sektor publik diatur dalam standar akuntansi pemerintah bukan Standar
Akuntansi Keuangan.
3. IAS 1 paragraf 7 yang menjadi PSAK 1 paragraf 07 tentang definisi Standar Akuntansi
Keuangan dengan menambahkan peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang
berada di bawah pengawasannya, karena untuk sinkronisasi dengan peraturan perundang-
undangan di pasar modal.
4. IAS 1 paragraf 10 yang menjadi PSAK 1 paragraf 11 dengan menghilangkan kalimat yang
memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk komponen laporan keuangan,
supaya menciptakan keseragaman untuk judul komponen laporan keuangan.
5. Tambahan di paragraf 16 tentang tanggung jawab atas laporan keuangan, karena peraturan
perundang-undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan
untuk semua entitas, tetapi hanya untuk sebagian entitas.
6. IAS 1 paragraf 19–22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar Akuntansi
Keuangan tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks di Indonesia. Pengaturan IAS
1 paragraf 23–24 diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 21–22 mengenai pengungkapannya,
tetapi dengan menghilangkan kalimat “but the relevant regulatory framework prohibits
departure from the requirement” dalam IAS 1 paragraf 23.
7. IAS 1 paragraf 54(f) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena IAS 41 Agriculture belum
diadopsi.
8. IAS 1 paragraf 139 yang menjadi PSAK 1 paragraf 139 tentang tanggal efektif dengan
meniadakan penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat dilakukan
dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi secara bersamaan menjadi SAK.
Adopsi IFRS menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara bertahap.
9. IAS 1 paragraf 139A, 139B, dan 139C tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena
paragraf tersebut tidak relevan.
10. IAS 1 paragraf 140 tentang penarikan IAS 1 (2003) karena hal tersebut tidak relevan.
1.3.Definisi
Dalam pernyataan Standar ini terdapat istilah-istilah yang dijelaskan sebagai berikut:
1.4.Laporan keuangan bertujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan
1.5.Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.
1.6.Ketidakpraktisan. Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak praktis jika entitas tidak
dapat menerapkannya setelah melakukan usaha yang memadai.
1.7.Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam
laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika
disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
1.8.Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk penyesuaian
reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi dari laporan pendapatan komprehensif
sebagaimana dipersyaratkan oleh SAK lainnya.
1.9.Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.
1.10. Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-
komponen pendapatan komprehensif lain.
1.11. Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke bagian laba rugi
periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada
periode berjalan atau periode sebelumnya.
1.12. Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang
dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan dari
transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
1.4.Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka.
1.5.aset;
1.6.liabilitas;
1.7.ekuitas;
1.8.pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
1.9.kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan
1.10. arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan,
khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
1.5.Komponen Laporan Keuangan
Semua komponen laporan keuangan tersebut harus disajikan oleh entitas secara lengkap
dengan tingkat keutamaan yang sama. Selain keenam laporan tersebut, entitas diperbolehkan
juga menyajikan laporan keuangan tambahan yang dinilai penting oleh entitas untuk disajikan.
Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan
entitas tersebut.
Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan khusus dalam laporan posisi keuangan atau
laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), atau laporan
perubahan ekuitas dan mensyaratkan pengungkapan dari pos-pos lain dalam laporan
keuangan.Pernyataan ini terkadang menggunakan istilah “pengungkapan” dalam arti luas,
meliputi pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan.
1. Identifikasi Laporan Keuangan
Entitas mengidentifikasikan laporan keuangan secara jelas dan membedakannya dari
informasi lain dalam dokumen publikasi yang sama. SAK hanya berlaku untuk laporan
keuangan, dan tidak untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan tahunan, dokumen yang
disampaikan kepada regulator, atau dokumen lain. Entitas mengidentifikasikan secara jelas
setiap laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Disamping itu, entitas menyajikan
informasi berikut ini secara jelas, dan mengulang nya jika dibutuhkan sehingga dapat dipahami
:
a. Nama entitas pembuat laporan keuangan atau identitas lain, dan setiap perubahan
informasi dari akhir periode laporan sebelumnya
b. Apakah merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu kelompok entitas
c. Tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan atau
catatan atas laporan keuangan
d. Mata uang pelaporan
e. Pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan
Entitas pada umumnya menyusun laporan keuangan dengan menyajikan informasi mata
uang dalam unit ribuan atau jutaan.Hal ini diperkenankan sepanjang entitas mengungkapkan
tingkat pembulatan dan tidak menghilangkan informasi yang material.
3) Ekuitas
Hal-hal yang diungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau laporan perubahan
ekuitas atau CALK :
a. Untuk setiap jenis saham
i. Jumlah saham modal dasar
ii. Jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh dan yang diterbitkan tetapi tidak
disetor penuh
iii. Nilai nominal saham
iv. Rekonsiliasi jumlah saham yang beredar pada awal dan akhir periode
v. Hak, keistimewaan, dan pembatasan setiap jenis saham
vi. Saham yang dikuasai entitas sendiri, entitas anak, atau entitas asosiasi
vii. Saham yang dicadangkan untuk penerbitan hak opsi
b. Penjelasan mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas
Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau unit
perwalian, mengungkapkan informasi yang setara sesuai dengan poin a di atas, yang
memperlihatkan perubahan selama suatu periode dari setiap jenis kepentingan ekuitas, serta
hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap kepentingan ekuitas.
3. Laporan Laba Rugi Komprehensif
PSAK 1 dan IAS 1 merumuskan ketentuan yang serupa atas penyajian dalam Laporan
Laba Rugi dan Komprehensif. Entitas menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang
diakui dalam satu periode (Paragraf 79 PSAK, 81 IAS):
a. dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif; atau
b. dalam bentuk dua laporan:
1. laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah) dan
2. laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan
komprehensif lain (laporan pendapatan komprehensif).
Entitas mengakui seluruh pos pendapatan dan beban pada suatu periode dalam laba rugi
kecuali suatu PSAK mensyaratkan atau memperkenankan lain (Paragraf 86 PSAK, 88 IAS).
Beberapa SAK menentukan kondisi-kondisi kapan entitas mengakui pos-pos tertentu di luar
laba rugi dalam periode berjalan. PSAK 25 menentukan dua kondisi tersebut, yaitu koreksi
kesalahan dan dampak perubahan kebijakan akuntansi. SAK lainnya mensyaratkan atau
memperkenankan suatu komponen pendapatan komprehensif lain yang memenuhi defenisi
pendapatan dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
dikeluarkan dari laba rugi (Paragraf 87 PSAK, 89 IAS).
Entitas mengungkapkan jumlah pajak penghasilan terkait dengan setiap komponen dari
pendapatan komprehensif lain, termasuk penyesuaian reklasifikasi, baik dalam laporan
pendapatan komprehensif atau catatan atas laporan keuangan (Paragraf 88 PSAK, 90 IAS).
Entitas dapat menyajikan komponen pendapatan komprehensif lain (Paragraf 89 PSAK, 91
IAS):
a. jumlah neto dari dampak pajak terkait, atau
b. jumlah sebelum dampak pajak terkait disertai dengan total pajak penghasilan yang terkait
dengan komponen tersebut.
Entitas mengungkapkan penyesuaian reklasifikasi yang terkait dengan komponen pendapatan
komprehensif lain (Paragraf 90 PSAK, 92 IAS). SAK lainnya menjelaskan bagaimana dan
kapan jumlah yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke
laba rugi. Reklasifikasi yang dimaksud pada pernyataan ini adalah penyesuaian reklasifikasi.
Penyesuaian reklasifikasi dimasukkan dengan komponen pendapatan komprehensif lain yang
terkait pada periode dimana penyesuaian direklasifikasi ke laba rugi. Misalnya, keuntungan
yang direalisasi dari pelepasan aset keuangan yang dikategorikan sebagai “tersedia untuk
dijual” dimasukkan dalam laba rugi periode berjalan. Jumlah tersebut mungkin telah diakui
dalam pendapatan komprehensif lain sebagai keuntungan yang belum direalisasi pada periode
berjalan atau periode sebelumnya. Keuntungan yang belum direalisasi tersebut dikurangkan
dari pendapatan komprehensif lain pada periode ketika keuntungan yang telah direalisasi
direklasifikasi ke laba rugi untuk menghindari memasukkan keuntungan yang belum direalisasi
tersebut dua kali dalam total laba rugi komprehensif. Entitas dapat menyajikan penyesuaian
reklasifikasi di dalam laporan pendapatan komprehensif atau catatan atas laporan keuangan.
Entitas yang menyajikan penyesuaian reklasifikasi pada catatan atas laporan keuangan
menyajikan komponen pendapatan komprehensif lain setelah penyesuaian reklasifikasi
tersebut. Penyesuaian reklasifikasi terjadi dalam hal:
a. pelepasan kegiatan usaha luar negeri;
b. penghentian pengakuan aset keuangan “tersedia untuk dijual”;
c. lindung nilai atas prakiraan transaksi menimbulkan laba atau rugi.
Penyesuaian ini tidak dilakukan terhadap:
a. perubahan surplus revaluasi yang diakui berdasarkan psak 16 (revisi 2007) atau 19;
b. keuntungan dan kerugian aktuarial yang diakui dalam program dana pensiun manfaat
pasti yang diakui berdasarkan paragraf 93a dari psak 24 (komponen tersebut diakui dalam
pendapatan komprehensif lain dan tidak direklasifikasikan ke laba rugi periode
berikutnya).
Ketika pos pendapatan dan beban bernilai material, entitas harus mengungkapkan sifat
dan jumlahnya secara terpisah (Paragraf 95 PSAK, 97 IAS). Pengungkapan terpisah tersebut
disebabkan oleh keadaan (Paragraf 96 PSAK, 98 IAS):
a. penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto atau penurunan nilai aset tetap
menjadi jumlah yang dapat dipulihkan kembali sebagaimana pemulihan atas penurunan
tersebut;
b. restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan setiap liabilitas diestimasi atas
biaya restrukturisasi;
c. pelepasan aset tetap;
d. pelepasan investasi;
e. operasi yang dihentikan;
f. penyelesaian litigasi;
g. pembalikan liabilitas diestimasi lain.
Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan
klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, manapun yang dapat menyediakan
informasi yang andal dan lebih relevan (Paragraf 97 PSAK, 99 IAS). Entitas dianjurkan untuk
menyajikan analisis pada paragraf 97 pada laporan laba rugi komprehensif atau jika disajikan,
pada laporan laba rugi terpisah (Paragraf 98 PSAK, 100 IAS). Beban disubklasifikasikan
menjadi komponen utama dari kinerja keuangan yang dapat berbeda dalam frekuensi, potensi
keuntungan atau kerugian, dan kemampuan untuk dapat memprediksi. Analisis ini diberikan
dalam bentuk (Paragraf 99-102 PSAK, 101-104 IAS):
a. Metode sifat beban
Entitas menggabungkan beban dalam laba rugi berdasarkan sifat, seperti penyusutan,
pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan kerja, dan biaya iklan) dan tidak
merealokasikan menurut berbagai fungsi dalam entitas. Metode ini mudah diterapkan
karena tidak memerlukan adanya alokasi beban menurut klasifikasi fungsional.
b. Metode fungsi beban (biaya penjualan)
Metode fungsi beban mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsinya sebagai bagian
dari biaya penjualan atau biaya aktivitas distribusi (administratif). Berdasarkan metode
ini, entitas sekurang-kurangnya mengungkapkan biaya penjualan secara terpisah dari
beban-beban lainnya. Metode ini dapat memberikan informasi yang lebih relevan kepada
pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan metode sifat beban. Namun,
pengalokasikan biaya berdasarkan fungsi mungkin membutuhkan alokasi secara arbiter
dan pertimbangan yang matang. Entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan
fungsi mengungkapkan informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban
penyusutan, amortisasi, dan beban imbalan kerja.
Pemilihan metode analisis (fungsi dan sifat) bergantung kepada faktor historis, industri, dan
sifat entitas. Kedua metode tersebut memberikan indikasi tentang biaya-biaya yang mungkin
berbeda (baik langsung maupun tidak langsung) dengan tingkat penjualan produk atau
produksi entitas. Karena setiap metode penyajian memiliki manfaat untuk jenis entitas yang
berbeda, pernyataan ini mensyaratkan manajemen untuk memilih penyajian yang andal dan
lebih relevan. Namun, karena informasi atas sifat beban bermanfaat dalam memprediksi arus
kas masa depan, maka pengungkapan tambahan diperlukan ketika metode fungsi beban
digunakan (Paragraf 103 PSAK, 105 IAS).
a. Total Laba Rugi Komprehensif selama suatu periode, yang menunjukan secara terpisah total
jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan
nonpengendali;
b. Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali
secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25 :Kebijakan Akuntansi, Perubahan
c. Untuk Setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir
i. Laba Rugi;
iii. Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukkan
secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak
Entitas menyajikan jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik
selama periode dan nilai dividen persaham pada laporan perubahan ekuitas atau catatan atas
laporan keuangan.
Perubahan ekuitas selama satu periode mencerminkan naik turunnya aset neto entitas
1) Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan instrumen biaya
langsungnya
2) Perubahan keselurhan atas ekuitas selama periode yang menggambarkan jumlah total
penghasilan dan beban yang diakibatkan oleh aktivitas entitas selama periode tersebut
kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam
tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi
komprehensif laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan laba rugi terpisah
(jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan
keuangan memberikan penjelasan naratif dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan
tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam
1) Stuktur
a. menyajikan informasi tentang dasar penyusun laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
yang digunakan
b. mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang tidak disajikan dibagian
manapun dalam laporan keuangan
c. memberikan informasi yang tidak disajikan dibgaian manapun dalam laporan keuangan,
c. informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan perubahan posisi
keuangan dan laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan
laporan arus kas, sesuai dengan urutan penyajian laporan dan penyajian masing-masing pos
keuangan
Entitas dapat menyajikan catatan atas laporan keuangan yang memberikan informasi
tentang dasar penyusuan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu sebagai bagian
b. kebijakan akuntansi lain yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan keuangan
Menuangkan dasar pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan adalah hal
yang penting, karena dasar tersebut mempengaruhi analisis pengguna secara signifikan.
atas laporan keuangan lain yang telah dibuat manajemen dalam proses penerapan kebijakan
akuntansi dan memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam
laporan keuangan. Manajemen membuat beberapa pertimbangan yang secara signifikan dapat
a. apakah aset keuangan merupakan investasi yang dikategorikan sebagai "dimiliki hingga
jatuh tempo"
b. kapan secara subtansial seluruh risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan aset
a. apakah secara substansial penjualan produk tertentu merupakan perjanjian pembiayaan dan
b. apakah subtansi hubungan antara entitas dan entitas bertujuan khusus menunjukkan bahwa
Entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang dibuat mengenai masa depan,
dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lainnya pada akhir periode pelaporan, yang
memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat
aset dan laibilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Berkaitan dengan aset dan laibilitas
tersebut, catatan atas laporan keuangan memasukkan rincian atas: 1) sifat dan 2) jumlah
Penetapan jumlah tercatat dari beberapa aset dan liabilitas mensyaratkan estimasi
pengaruh ketidakpastian atas peristiwa masa depan terhadap aset dan liabilitas tersebut pada
akhir pelaporan. misalnya, dalam hal tidak tersedianya harga pasar kini yang diobservasi,
maka:
b. dampak keusangan teknologi atas persediaan, provisi yang bergantung pada hasil
Estimasi tersebut memasukkan asumsi tentang penyesuaian risiko atas arus kas dan
tingkat diskonto, peubahan gaji di masa depan, dan perubahan harga dimasa depan yang
manajemen yang paling sulit, subjektif atau kompleks, sehingga potensi dilakukannya
penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas semakin meningkat.
Tidak disyaratkan bagi aset dan liabilitas dengan risiko signifikan bahwa jumlah tercatat
aset dan liabilitas tersebut dapat berubah secara material selama periode tahun berikutnya, dan
perubahan tersebut tidak berasal dari asumsi atau sumber estimasi ketidakpastian lain pada
Entitas menyajikan pengungkapan tersebut dalam suatu cara yang dapat membantu
pengguna laporan keuangan untuk memahami yang telah dibuat manajemen tentang masa
depan dan tentang sumber estimasi ketidakpastian lain, sifat dan luasnya informasi yang
diberikan bervariasi sesuai dengan sifat asumsi dan kondisi lainnya. contoh pengungkapan
b. sensitivitas jumlah tercatat terhadap metode, asumsi dan estimasi yang mendasari
c. penyelesaian yang diharapkan atas ketidakpastian dan kisaran hasil yang mungkin selama
periode pelaporan berikutnya atas jumlah tercatat aset dan liabilitas yang terpengaruh; dan
d. penjelasan tentang perubahan yang dilakukan terhadap asumsi sebelumnya yuang terkait
dengan aset dan liabilitas tersebut, jika ketidakpastian tetap belum dapat diselesaikan.
pernyataan ini tidak mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi anggaran atau
4) Modal
a. informasi kuantitatif tentang tujuan, kebijakan, dan proses entitas dalam mengelola
permodalannya, termasuk:
permodalaan; dan
b. ringkasan data kuantitatif mengenai apa yang dikelola sebagai modal. beberapa entitas
menganggap liablitas keuangan sebagian dari modal dan entitas lain menganggap modal
e. ketika entintas tidak mematuhi persyaratan permodalan eksternal tersebut, konsekuensi dari
internal kepada personal manajemen kunci.Entitas dapat mengelola modal dalam beberapa
cara dan dapat bergantung pada persyaratan permodalan yang berbeda. misalnya, entitas
konglomerasi mungkin mencakup entitas yang melakukan kegiatan asuransi dan perbankan
dan aktivitas tersebut mungkin melakukan kegiatan operasi dibeberapa juridiksi. Ketika
pengungkapan keseluruhan atas persyaratan modal dan bagaimana modal dikelola tidak
memberikan informasi yang berguna atau dapat mengacaukan pemahaman pengguna laporan
keuangan atas sumber permodalan entitas, maka entitas mengungkapkan informasi terpisah
5) Pengungkapan lain
a. jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum tanggal penyelesaian laporan
keuangan tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode serta jumlah
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini, jika tidak diungkapkan di bagian manapun
a. domisili dan bentuk hukum, negarea tempat pendirian, alamat kantor pusat entitas (atau
c. nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha
d. bagi entitas yang mempunyai batasan umur, informasi tentang lama umur entitas
7. Informasi Komparatif
a. Informasi Komparatif Minimum
seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan
lain oleh PSAK/ISAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan
keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan
penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), dua laporan arus
kas dan dua laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan yang berhubungan.
Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan keuangan untuk
periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan. Misalnya, entitas
mengungkapkan dalam periode berjalan rincian tentang sengketa hukum yang dihadapi, namun
hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada akhir periode sebelumnya dan masih dalam
informasi adanya ketidakpastian pada akhir periode pelaporan sebelumnya dan dari
pengungkapan informasi tentang langkah-langkah yang telah dilakukan selama periode berjalan
Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas laporan keuangan
sesuai dengan PSAK/ISAK. Informasi komparatif ini dapat berisi terdiri satu atau lebih laporan
keuangan, namun tidak terdiri dari laporan keuangan lengkap. Ketika hal ini terjadi, entitas
Misalnya, entitas dapat menyajikan tiga laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain (sehingga menyajikan periode berjalan, periode sebelumnya, dan satu periode komparatif
tambahan). Namun demikian, entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan tiga laporan posisi
keuangan, tiga laporan arus kas, atau tiga laporan perubahan ekuitas (yaitu laporan keuangan
komparatif tambahan). Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan,
informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan atas laporan laba rugi dan
Entitas menyajikan tiga laporan posisi keuangan seperti pada awal periode sebelumnya
sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang diwajibsyaratkan dalam
kembali retrospektif atas pos-pos dalam laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam
dampak material atas informasi dalam laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya.
Dalam kondisi yang digambarkan dalam paragraf 38A, entitas menyajikan tiga laporan