Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 8

Anggota Kelompok:
1. Frisya Luthfi Utari 2210536015
2. Rizka Maghfira 2210536049
3. Azzahra Nabita 2310536067

REACTION PAPER: STRATEGIC COST MANAGEMENT

Manajemen biaya strategik adalah penggunaan data biaya untuk mengembangkan dan
mengidentifikasi strategi yang unggul yang akan menghasilkan keunggulan bersaing yang
berkelanjutan. Kami setuju bahwa teori yang sangat populer untuk manajemen biaya strategik
ini adalah teori yang di kemukan oleh Michael Porter yang disebut rantai nilai. Keunggulan
yang berkesinambuangan mempunyai dua strategi umum, yakni strategi biaya rendah dan
strategi diferensiasi.

Analisis value-chain merupakan alat analisis strategic yang digunakan untuk


memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif, untuk mengidentifikasi dimana
value pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan biaya, dan untuk memahami secara lebih
baik hubungan perusahaan dengan pemasok/supplier, pelanggan, dan perusahaan lain dalam
industri

Manajemen strategi biaya lainnya yakni meningkatkan nilai pelanggan ( customer


value). Customer value adalah perbedaan antara apa yang diterima pelanggan ( realisasi
pelanggan ) dan apa yang pelanggan berikan (pengorbanan pelanggan), dimana apa yang
pelanggan terima lebih dari pada sekedar tingkatan dasar kinerja yang diberikan produk.
Manajemen biaya strategik harus didukung oleh keseriusan manajemen puncak sebagai
penentu efektivitas program pengurangan biaya karena pada dasarnya manajemen biaya
stategik merupakan strategi manajemen puncak. Perubahan strategi tentunya menimbulkan
resistance di perusahaan, dan perubahan strategi memerlukan aktivitas yang berbeda sehingga
menimbulkan biayaa yang berbeda.
PRO

Menurut kelompok 10, Kami sepakat bahwa Strategic Cost Management (SCM)
adalah salah satu faktor penting dalam sistem informasi akuntansi internal perusahaan yang
dapat mendukung pengembangan dan pelaksanaan strategi bisnis. SCM memberikan berbagai
manfaat bagi perusahaan. Kemunculan SCM ini berasal dari tiga elemen inti yang terinspirasi
dari literatur manajemen strategis, yaitu: Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analysis),
Analisis Posisi Strategis (Strategic Positioning Analysis), dan Analisis Penggerak Biaya
(Cost Driver Analysis). Manajemen Biaya Strategis melibatkan penggunaan data biaya untuk
merumuskan strategi yang memberikan keunggulan kompetitif berkelanjutan. Keunggulan
kompetitif ini dapat menghasilkan nilai tambah yang signifikan bagi perusahaan, baik dengan
meningkatkan nilai pelanggan dengan biaya yang sama atau lebih rendah dari pesaing,
maupun dengan menawarkan nilai yang setara atau lebih baik dengan biaya yang lebih
rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan manajemen biaya strategis
sangatlah penting dalam konteks perusahaan. Keunggulan kompetitif dapat membuat
perusahaan menonjol di benak pelanggan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan tingkat
loyalitas. Kesuksesan sebuah perusahaan tergantung pada kemampuannya untuk merumuskan
strategi jangka panjang yang dapat dipertahankan. Oleh karena itu, penyusunan strategi yang
cermat dan efektif sangat diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan.

KONTRA

Meskipun strategi biaya yang efektif seperti Strategic Cost Management (SCM) dapat
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam jangka pendek, namun hal ini
tidak selalu berlaku dalam jangka panjang. Terlalu berfokus pada strategi biaya seringkali
mengorbankan inovasi dan kualitas produk atau layanan, yang pada akhirnya dapat
merugikan citra merek perusahaan dan mengurangi daya tarik pelanggan. Selain itu,
manajemen biaya yang terlalu ketat juga dapat menghambat pertumbuhan dan eksplorasi
pasar baru, karena perusahaan mungkin menjadi terlalu berhati-hati dalam melakukan
investasi untuk pertumbuhan jangka panjang.

Dalam penerapan manajemen biaya strategis ini memiliki sebuah risiko yaitu dalam
melakukan pengurangan biaya seringkali kita mengabaikan risiko yang ada. Contohnya,
pemotongan biaya yang ekstrem dalam rantai pasokan dapat mengakibatkan ketidakstabilan
pasokan. Selain itu, penggunaan SCM yang terlalu melekat pada analisis biaya seringkali
tidak memperhitungkan faktor-faktor non-keuangan yang juga penting dalam menentukan
keberhasilan bisnis, seperti reputasi merek, kepuasan pelanggan, atau keberlanjutan
lingkungan. Karena itu, menyederhanakan keunggulan kompetitif hanya dalam konteks biaya
dapat menghasilkan gambaran yang terlalu sempit tentang dinamika pasar dan kemungkinan
ancaman atau peluang yang mungkin muncul di masa depan.

Selain itu, menciptakan strategi jangka panjang yang dapat dipertahankan juga tidak
semudah yang dijelaskan dalam informasi tersebut. Pasar dan lingkungan bisnis terus berubah
dengan cepat, dan perusahaan harus mampu beradaptasi dan mengubah strategi mereka sesuai
dengan perubahan tersebut. Terlalu terpaku pada strategi jangka panjang tertentu dapat
membuat perusahaan menjadi kaku dan sulit bergerak mengikuti dinamika pasar yang
berubah-ubah. Dalam konteks ini, strategi yang fleksibel dan adaptif mungkin lebih penting
daripada strategi yang jangka panjang dan terfokus pada biaya semata. Oleh karena itu,
perusahaan harus mempertimbangkan dengan cermat berbagai faktor dalam mengembangkan
strategi mereka, termasuk tidak hanya aspek biaya tetapi juga inovasi, kepuasan pelanggan,
dan keberlanjutan lingkungan.

Kesimpulan :

bahwa manajemen biaya strategic ini memiliki manfaat yang signifikan dalam
menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan, terutama dalam konteks
pengembangan dan implementasi strategi bisnis. Pendukung SCM menyoroti pentingnya
penggunaan data biaya untuk merumuskan strategi yang dapat meningkatkan nilai pelanggan
dan menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Mereka juga menekankan
perlunya penyusunan strategi yang cermat dan efektif untuk mencapai tujuan perusahaan.

Namun, ada juga risiko dan keterbatasan dari pendekatan SCM. Para kritikus
menunjukkan bahwa fokus yang terlalu besar pada pengelolaan biaya dapat mengorbankan
inovasi, kualitas produk, dan layanan, yang pada akhirnya dapat merugikan citra merek dan
mengurangi daya tarik pelanggan. Selain itu, terlalu mengandalkan analisis biaya saja dapat
mengabaikan faktor-faktor non-keuangan yang juga penting bagi keberhasilan bisnis, seperti
reputasi merek dan kepuasan pelanggan. Selain itu, menciptakan strategi jangka panjang yang
dapat dipertahankan juga menjadi tantangan, karena pasar dan lingkungan bisnis terus
berubah dengan cepat.

Dengan demikian, sementara SCM dapat menjadi alat yang berharga dalam
pengembangan strategi bisnis, penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan secara
holistik berbagai faktor, termasuk inovasi, kepuasan pelanggan, dan keberlanjutan
lingkungan, dalam menyusun strategi mereka. Pendekatan yang fleksibel dan adaptif
mungkin lebih relevan dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah, sambil tetap
memperhatikan tujuan jangka panjang perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai