Week 3/ Sesi 4
1. Bobot nilai 20%. Apa perbedaan antara JIT dan Konsep Taguchi?
Dimulai dari pengertiannya Just in Time (JIT) adalah salah satu perbaikan berkelanjutan dan
ditegakkannya penyelesaian masalah. Dalam meningkatkan kualitasnya, konsep JIT yaitu
dengan memotong biaya kualitas karena memo, pengerjaan ulang, investasi persediaan, dan
biaya kerusakan secara langsung berkaitan dengan persediaan di tangan. Sistem JIT
dirancang untuk memproduksi atau mengirim barang sesuai yang dibutuhkan. JIT
digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan
manufaktur di Jepang. Sasaran utama JIT adalah meningkatkan produktivitas sistem
produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua kegiatan yang tidak menambah
nilai bagi suatu produk, karena JIT merupakan manajemen operasi yang berusaha untuk
menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan.
Tujuan utama JIT adalah mengurangi ongkos produksi dan meningkatkan produktivitas total
industri secara keseluruhan dengan cara menghilangkan pemborosan (waste) secara terus
menerus. Terdapat delapan kunci utama pelaksanaan JIT dalam kegiatan industri yaitu :
c. Menghilangkan pemborosan.
g. Menghilangkan ketidakpastian.
Jawab :
Menurut Blocher, Chen, dan Lin (2002:199) dikemukakan: “Sebagian besar perusahaan
mengeluarkan biaya kualitas sebesar 20–25% dari penjualannya, dan sekitar 40% biaya
yang terjadi dalam proses bisnis terjadi akibat dari kualitas yang buruk. Dengan kata lain,
perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas memperoleh kelebihan
dalam hal penjualan (sales gain) dan dalam hal perolehan profit (high profit).”
Informasi ini dapat digunakan sebagai umpan balik bagi manajemen perusahaan untuk
mengidentifikasikan kesempatan untuk mengoptimalkan kualitas dan menekan biaya
kualitas yang akhirnya akan menekan biaya produksi dan dapat meningkatkan laba/profit.
Profit merupakan jumlah uang yang diterima atau dihasilkan dari penjualan pada suatu
periode yang telah dikurangi dengan harga pokok penjualan dan biaya. Profit bisnis
merupakan salah satu tujuan utama perusahaan. Bahkan perusahaan yang sudah
mendapatkan profit juga akan tetap mencari cara untuk meningkatkannya terus menerus.
Salah satu strategi untuk meningkatkan profit atau keuntungan adalah dengan cara
menambah produk atau layanan dari bisnis. Jika sudah memiliki bisnis yang berjalan dengan
baik, menambah produk atau layanan merupakan cara yang cukup mudah untuk
meningkatkan profit. Namun, sebelum memutuskan untuk menambah produk, sebaiknya
Anda melakukan riset terlebih dahulu. Cari tahu produk atau layanan yang paling disukai
atau memiliki banyak permintaan oleh konsumen-konsumen sehingga tambahan produk
atau layanan akan tetap laku.
Jika salah dalam memutuskan produk atau layanan yang akan ditambah, akan memiliki
risiko untuk merugi. Hal ini karena produk atau layanan yang ditambah tentu saja akan
mengeluarkan biaya. Jika biaya tersebut sudah dikeluarkan tetapi penjualan Anda tidak
meningkat berarti beban periode tersebut lebih besar, akibatnya profit akan berkurang. Oleh
karena itu, untuk menambahkan produk atau layanan, tidak dapat dilakukan dengan
sembarangan. Cara lain meningkatkan profit adalah dengan meningkatkan nilai jual bisnis
Anda kepada pelanggan sehingga konsumen atau pelanggan merasa mendapatkan nilai lebih
jika membeli pada toko Anda. Dengan kata lain, pelanggan akan loyal dan lebih sering
melakukan pembelian. Untuk meningkatkan nilai jual, dapat memperpendek siklus
cost reduction adalah proses mencari, menemukan, dan memangkas biaya yang tidak
memberikan keuntungan dari bisnis untuk meningkatkan laba, tanpa berdampak negatif
pada kualitas produk. Banyak manajer bisnis akan terlibat dalam inisiatif pengurangan biaya
(cost reduction) secara berkala untuk membuat operasi perusahaan mereka lebih efisien dan
untuk menambahkan profit.
Cost reduction adalah proses menghilangkan waste dan meningkatkan proses bisnis untuk
mengurangi overhead atau harga pokok penjualan. Strategi pengurangan biaya ini menganut
prinsip dan metode yang efektif untuk meningkatkan efisiensi operasi.
Strategi cost reduction dapat mengurangi biaya operasi sambil meningkatkan produktivitas,
memungkinkan untuk realokasi sumber daya yang strategis. Strategi pengurangan biaya
semacam ini memberikan manfaat tambahan kepada seluruh sendi bisnis dengan
menghilangkan pemborosan, mempercepat proses, dan memanfaatkan sumber daya secara
efektif.
Dengan berkurangnya biaya produksi, organisasi dapat memfokuskan kembali sumber daya
yang dianggarkan pada perluasan operasi atau perluasan pasar baru. Ini mendukung
penyelarasan strategis tujuan serta inovasi dan meningkatkan pangsa pasar.
a. Automation
b. Productivity Improvement
c. Efisiensi
e. Waste Elimination
Menghilangkan waste dalam proses seperti transportasi yang tidak perlu, inventori yang
menumpuk, kegiatan tak berguna atau waktu tunggu. Misalnya, sebuah restoran yang
membuat rotinya sendiri tidak perlu menimbun terlalu banyak roti atau berkendara
melintasi kota ke toko roti untuk mengambil roti segar setiap pagi.
f. Quality Control
Identifikasi masalah kualitas sedini mungkin untuk mengurangi biaya kualitas yang
buruk. Misalnya, mengidentifikasi masalah kualitas pada jalur produksi lebih murah
daripada mengirimkan produk bermasalah kepada pelanggan dan membuat mereka
mengeluh dan mengembalikan produk tersebut dengan kecewa.
g. Reliability
Selain inisiatif cost reduction, belakangan ini banyak terdengar istilah cost
optimization, yang banyak digunakan untuk menggambarkan optimasi biaya yang
terkait dengan sisi digital perusahaan. Adopsi inisiatif ini masuk akal, karena memang
saat ini banyak bisnis yang sudah terdigitalisasi, sebagai bagian dari Industri 4.0.
Jawab :
Terapkan model PDCA ini di perusahaan tempat Anda bekerja atau di salah satu perusahaan
yang terkenal di Indonesia.
PT. Panarub Industry merupakan sub kontraktor ADIDAS untuk memproduksi sepatu
olahraga yang terbesar di Indonesia. Siklus PDCA yang terdiri dari 4 tahap (Plan, Do,
Check, dan Action). Aplikasi siklus PDCA yang terbagi menjadi empat tahap (Plan, Do,
Check, Action) tersebut digunakan dalam menganalisis permasalahan WIP produk sepatu
mode Swift Run yang sedang terjadi di PT.Panarub Industry.
Plan adalah Penetapan target untuk perbaikan dan perumusan rencana tindakan atau
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan guna mencapai target tersebut. Tindakan pertama
dalam rencana perbaikan di PT Panarub Industry adalah mengumpulkan data sampel berupa
jumlah produksi, jumlah cacat, dan jenis jumlah cacat dari pencatatan check sheet yang
dilakukan oleh PT Panarub Industry. Data sampel yang akan digunakan adalah data
produksi dan data kecacatan pada produk sepatu model Swift Run. PT. Panarub Industry
mengkategorikan produk yang tidak memenuhi spesifikasi kedalam beberapa macam jenis
cacat diantaranya kotor, miring, lem berlebih, serta sepatu yang tidak merekat.
Do adalah pelaksanaan kegiatan-kegiatan dari rencana yang telah dilakukan untuk mencapai
target tersebut. Pada tahapan ini akan di lakukan penetapan dan mengklarifikasikan dengan
jumlah defect yang terjadi. Pada tahap ini digunakan untuk mengetahui apakah cacat produk
yang dihasilkan masih dalam batas yang disyaratkan. Perbandingan antara banyaknya cacat
dengan semua pengamatan, yaitu setiap produk yang diklasifikasikan sebagai “diterima”
atau “ditolak”, serta untuk melihat apakah proses pengendalian kualitas yang selama ini
dilakukan oleh PT. Panarub Industry sudah terkendali atau tidak.
Pada tahapan Check, kegiatan pemeriksaan hasil dari segala prosedur yang telah dijalankan
guna memastikan agar tetap berjalan sesuai rencana sekaligus memantau kemajuan dari
kegiatan yang telah ditempuh.Setelah melakukan beberapa tindakan pada tahap Do, maka
langkah selanjutnya adalah memeriksa kembali apakah tindakan perbaikan tersebut dapat
mengurangi jumlah kecacatan produk. Pada tahap ini biasanya dilakukan dengan
menggunakan diagram fishbone.