Anda di halaman 1dari 19

SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN

“EFFECTIVE LONG-TERM COST REDUCTION:

A STRATEGIC PERSPECTIVE”

DOSEN PENGAMPU

Dra. Sri Dewi Edmawati, M.Si., Ak., CA

Disusun Oleh:
Kelompok 9
Wulandari 1810532043
Selvianda Yolian 1810532050
Anggie Desianty. S 1810532061

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam tiga dekade terakhir literatur teoritis dan empiris telah menunjukkan bahwa sistem
akuntansi biaya tradisional tidak sesuai dengan rencana dan pengendalian produk serta proses
akuntansi biaya tradisional tidak sesuai dengan rencana dan pengendalian produk serta proses
bagi perusahaan manufaktur dan jasa modern (misalnya, Johnson dan Kaplan 1991). Selain itu,
resesi serta intensitas persaingan yang lebih tinggi telah menyebabkan perkembangan inovasi
manajemen baru seperti biaya berdasarkan aktivitas (ABC), target costing, atau penentuan tolak
ukur (bench marking) dalam rangka meningkatkan keputusan strategis seperti perencanaan
produk dan manajemen biaya (Chenhall 2004; Hoozée Bruggemann 2010).

Meskipun demikian, penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar organisasi memiliki


kesulitan dalam menerapkan inovasi ini (misalnya, Chenhall 2004; Lukka dan Granlund 1996;
seltoselto 1995). Beberapa penulis menyarankan bahwa hal ini merupakan hasil dari kurangnya
perhatian faktor-faktor perilaku dan organisasi selama pelaksanaannya (Chenhall 2004, 2011;
Foster danSwenson 1997; Friedl 2009; Shields 1995, Shields dan Young 1989). Dari perspektif
strategis, penurunan biaya jangka panjang adalah dalam fokus pelaksanaan inovasi akuntansi
manajemen.Dengan demikian, faktor perilaku dan organisasi menjadi penting sejak pelaksanaan
teknik akuntansi manajemen yang baru dan konsekuensinya memerlukan perubahan mendasar
dari lingkungan kerja karyawan (Chenhall et al 2011; Friedl 2009). Secara umum, hal ini dapat
diharapkan agar karyawan bereaksi terhadap resistensi (hambatan) perubahan ini (Friedl 2009;
Shields dan Young 1989, 1992).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan cost reduction?
2. Apa itu tradisional cost reduction?
3. Apa yang dimaksud dengan strategic cost reduction?
4. Bagaimana peran penting strategic cost reduction?
5. Pendekatan apa saja yang digunakan dalam strategic cost reduction?
6. Apa saja system penunjang strategic cost reduction?
7. Bagaimana tolak utur keberhasilan strategic cost reduction?
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan cost reduction.
2. Untuk mengetahui apa itu tradisional cost reduction.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan strategic cost eduction.
4. Untuk engetahui pentingnya strategic cost reduction.
5. Untuk mengetahui pendekatan yang digunakan dalam strategic cost reduction.
6. Untuk menetahui system penunjang yang digunakan pada strategic cost reduction.
7. Untuk mengetahui keberhasilan strategic cost reduction.

3
PEMBAHASAN

A. COST REDUCTION

Resesi dan tingginya intensitas persaingan menyebabkan perkembangan inovas akuntansi


manajemen baru seperti biaya berdasarkan aktivitas (ABC), target costing, atau penentuan tolak
ukur (benchmarking) dalam rangka meningkatkan keputusan strategis perusahaan. Cost reduction
adalah usaha mengelola aktivitas yang berhubungan dengan proses produksi dan dapat
mengurangi biaya produksi dengan mengeliminasi biaya yang seharusnya tidak perlu terjadi.Cara
terbaik dalam mengurangi biaya adalah mengeliminasi kelebihan penggunaan sumber daya dalam
proses produksi. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam usaha mengurangi biaya khususnya
biaya produksi yaitu :

1. Meningkatkan kualitas proses kerja

2. Meningkatkan produktivitas

3. Mengurangi tingkat persediaan

4. Memperpendek atau mengeliminasi lini produksi

5. Mengurangi gangguan pada mesin atau mesin yang berhenti selama proses produksi

6. Mengurangi tempat atau ruang

7. Mempersingkat waktu tempuh produksi.

Dalam melakukan cost reduction terdapat dua cara yaitu dengan pendekatan tradisional dan
pendekatan strategis. Kedua pendekatan ini memiliki perbedaan yaitu :

Pembeda Pendekatan Tradisional Pendekatan Strategik

Tujuan Spesifik Keunggulan kompetitif

Cakupan Sempit Luas

Waktu Jangka pendek Jangka panjang

4
Frekuensi Periodik Terus-menerus

Pemicu Reaksi Produksi

Target Tenaga kerja Seluruh rantai nilai

B. TRADITIONAL COST REDUCTION PROGRAMS

Cost reduction dengan pendekatan tradisional menekankan penuruan biaya secara cepat pada
biaya jangka pendek .Pada pendekatan tradisional pengurangan biaya yang dapat dilakukan yaitu
seperti mengganti tenaga kerja langsung dengan teknologi, pemotongan biaya berlaku untuk
semua orang, dll. Cost reduction dengan pendekatan tradisional biasanya ditargetkan pada
karyawan. Hal ini merupakan reaksi dari ancaman langsung, seperti kinerja yang buruk,
kehilangan kontrak atau penurunan harga.

Lima program yang sering digunakan pada pengurangan biaya secara tradisional yaitu :

1. The Technology Approach (Pendekatan Teknologi)

Pendekatan teknologi fokus pada menggantikan tenaga kerja langsung dengan teknologi
untuk meningkatkan efisiensi operasi. Tetapi pendekatan ini memerlukan uang, waktu, proses
inovasi yang efektif, dan karyawan yang terampil.Dengan demikian, upaya untuk mendapatkan
atau mempertahankan keunggulan kompetitif dengan mengurangi biaya tenaga kerja akan terlihat
menjadi dasar yang lemah bagi program pengurangan biaya yang sukses. Kesuksesan dari strategi
ini memerlukan adanya karyawan yang memiiki keterampilan tinggi yang bisa merencanakan,
melaksanakan, menyelenggarakan, dan melayani teknologi canggih ini. Sayangnya, isu-isu
sumber daya manusia yang penting diabaikan atau hanya janji di bibir saja karena kepentingan
biaya jangka pendek. Ironisnya, bagaimanapun, kesuksesan jangka panjang dengan teknologi
ditentukan dari bagaimana karyawan bekerja dengan teknologi.

2. Lean And Mean (Perampingan dan Perataan)

5
Ketika ekonomi dalam keadaan baik, pendekatan perampingan dan perataan tidak bekerja,
hasilnya, biaya merangkak naik dengan peningkatan yang tidak efisien. Sebagai jawaban,
perusahaan mulai mengimplementasikan program lean and mean untuk memotong biaya dengan
mengurangi dan menghilangkan program diskrisioner karyawan. Program ini tidak efektif untuk
jangka panjang, karena program ini mengurangi biaya dengan mengurangi tenaga kerja, tetapi
program ini tidak mengurangi aktivitas produksi dan penjualan.

3. Offshore Retreat

Banyak perusahaan telah mencoba untuk mengurangi biaya dengan keluar ke tempat yang
menawarkan biaya tenaga kerja yang lebih rendah. Banyak dari perusahaan ini yang telah
menemukan, meskipun, biaya untuk memulai offshore retreat lebih tinggi dari yang diharapkan,
sedangkan kualitas dan kinerja pengiriman lebih rendah. Keberhasilan dari metode pendekatan
ini tergantung kepada seberapa banyak karyawan perusahaan yang dipindahkan dan perilaku nilai
tukar dan fluktuasi sekarang.

4. Mergers (Merger)

Merger dimaksudkan untuk menciptakan skala ekonomi dengan mengurangi tumpang tindih
karyawan, produk, pabrik, dan overhead. Sering kali, hasil merger ini pemecatan dan
pengurangan kompensasi dengan hasil moral dan motivasi meningkat. Pada akhirnya, harapan
untuk skala ekonomi dari merger tidak disadari sebagai biaya yang tidak diduga.

5. Diversification (Diversifkasi)

Diversifikasi merupakan usaha perusahaan untuk meningkatkan produksi dengan cara


menambah jenis/keanekaragaman jenis produksi. Perusahaan yang melakukan diversifikasi selain
untuk menambah jumlah hasil produksi juga bertujuan untuk meningkatkan keuntungan atau
untuk menutupi kerugian yang mungkin terjadi apabila salah satu/sebagian hasil produksi
ternyata tidak laku dipasar.

Tolak Ukur Keberhasilan Cost Reduction dengan Pendekatan Tradisional

6
Beberapa manajer telah menemukan bahwa pengurangan biaya tradisional efektif hanya
dalam tiga kondisi :

1. Ketika mengganti bisnis untuk divestasi saham.

2. Ketika mengimplementasikan hasil dari strategi.

3. Ketika mengurangi biaya produksi, tetapi hanya ketika semua posisi strategi
perusahaan baik.

C. STRATEGIC COST REDUCTION

Strategic cost reduction adalah pendekatan jangka panjang yang mengintegrasikan strategi
bersaing, strategi teknologi, strategi manajemen sumber daya manusia, dan pertimbangan desain
organisasi untuk memberikan fokus dan koordinasi untuk mempertahankan keunggulan
kompetitif. Strategic cost reduction mampu mengurangi biaya dalam jumlah yang signifikan dan
untuk jangka waktu panjang. Strategic cost reduction memfokuskan pengurangan biaya pada
penyebab timbulnya pemborosan, yaitu kualitas. Pengurangan biaya pada dasarnya merupakan
quality improvement yang dilaksanakan untuk menghasilkan suatu produk. Jika di dalam proses
pembuatan produk perusahaan mampu melaksanakan peningkatan kualitas secara berkelanjutan,
maka biaya pembuatan produk akan berkurang sebagai hasil dari peningkatan kualitas tersebut.
Berikut adalah gambaran mengenai motivasi yang mendasari untuk melakukan cost reduction,
proses dari cost reduction dan kesuksesan dri pelaksanaan cost reduction.

7
Motivasi Dalam Melakukan Cost Reduction :

- BudayaBiaya (Cost Culture)

Budaya yang dijalankn pada perusahaan dapat memotivasi karyawan untuk mengambil
tindakan yang mengurangi biaya jangka panjang. Penelitian menunjukkan bahwa penting untuk
menentukan manajemen biaya dan pengurangan biaya sebagai bagian integral dari budaya. Jadi,
untuk karyawan yang bekerja diproyek manajemen biaya lingkungan, sadar biaya merupakan
bagian dari bisnis mereka sehari-hari.

- Manajemen puncak (Top Management)

Manajemen puncak pada perusahaan harus mampu menunjukkan kepada karyawan tentang
pentingnya mengurangi biaya untuk keberhasilan. Manajemen puncak harus membahas masala
strategis, tantangan dan peluang yang dihadapi perusahaan dengan karyawan. Pertimbangan
strategis yang harus diperhatiakan pada perencanaan dan pelaksanaan pengurangan biaya adalah
apakah perubahan harus didorong dari top-down atau dari down-top .

- Partisipasi (Participation)

Partisipasi dari pihak yang ada di perusahaan baik itu karyawan ataupun manajer dapat
mempengaruhi desain proses pengurangan biaya dan mengembangkan pemahaman yang lebih
baik tentang bagaimana strategi pengurangan biaya dapat bermanfaat. Partisipasi juga penting
8
karenaperubahan terkait dengan pelaksanaanpengurangan biaya yang lebih menguntungkan untuk
beberapa karyawan daripada untukorang lain. Strategi ini memungkinkan karyawan untuk
memberikan kontribusi informasi untuk meningkatkanproses perencanaan pengurangan biaya.

Proses Cost Reduction :

- Pertukaran informasi (Information Exchange)

Biaya budaya, komitmen manajemen puncak dan partisipasi diasumsikan memiliki dampak
positif terhadap informasi dan komunikasi dari karyawan yang terlibat dalam proses penurunan
biaya. Budaya biaya yang berbeda harus mendorong komunikasi sehubungan dengan informasi
biaya antara karyawan. Perilaku sadar biaya dapat dicapai oleh sistem informasi dan/atau melalui
komunikasi formal atau informal pribadi. Oleh karena itu, budaya biaya harus mengarah ke
komunikasi yang lebih horizontal.

Selain dengan adanya budaya dan manajemen puncak, partisipasi jugaa dapat mendukung
terjadinya pertukaran informasi. Hal ini dikarenakan dengan adanya partisipasi pengetahuan
orang-orang yang terlibat dan dipengaruhi oleh pengurangan biaya diintegrasikan dalam proses
pengurangan biaya. Sebagai hasilnya, pertukaran informasi ditingkatkan oleh informasi lokal dari
karyawan.

- Tingkat kerjasama (Extent of Cooperation)

Untuk sebuah keberhasilan proses pengurangan biaya perlu memiliki karyawan yang
bekerjasama dan yang berkomitmen. Bagi manajemen puncak, adanya kerjasama dapat
membantu dalam menghilangkan konflik birokrasi dengan mematuhi pengurangan. Selain itu,
dukungan manajemen puncak meningkatkan apresiasi karyawan untuk berkonstribusi pada
pengurangan biaya dalam memenuhi kebutuhan perusahaan.

- Luasnya kontrol (Control Extent)

Budaya perusahaan yang berbeda seperti halnya komitmen manajemen puncak bersama-sama
dengan partisipasi koresponden harus mengurangi tingkat pengendalian yang diperlukan dalam
proses pengurangan biaya. Budaya dapat mewakili pengganti yang efektif untuk pengendalian

9
yang berorientasi lebih formal. Dengan adanya dukungan manajemen puncak juga menjelaskan
langkah-langkah dan tujuan proses pengurangan biaya. Hal ini juga menekankan pada prioritas
pengurangan biaya selama jangka waktu yang lebih. Selain adanya budaya dan manajemen
puncak, partisipasi juga dapat mengurangi bahaya inefisiensi yang mencerminkan keadaan
organisasi. Selain itu, partisipasi dapat meningkatkan tanggung jawab peserta yang terlibat.
Karenaketerlibatan mereka dalam proses pengurangan biaya memberikan mereka rasa kontrol,
keadilan yang lebih besar pada cost reduction. Selain itu, mereka memiliki insentif lebih untuk
memenuhi target penurunan biaya independen dari adanya pengendalian formal.

Kesuksesan Pelaksanaan Cost Reduction :

Efektivitas Pengurangan Biaya (Effectiveness Of Cost Reduction)

Komponen proses pengurangan biaya seperti perencanaan mutu, pertukaran informasi, tingkat
kerjasama, dan luasnya kontrol diasumsikan memiliki dampak yang berbeda terhadap efektivitas
pengurangan biaya. Hasil rencana menyediakan pondasi untuk realisasi langkah-langkah
pengurangan biaya. Keberhasilan penurunan biaya hanya dapat dimungkinkan ketika adanya
realistis, konsisten, terkoordinasi dan juga diterimanya langkah-langkah pengurangan biaya yang
direncanakan. Dengan demikian, kualitas tinggi dari proses perencanaan sangat penting untuk
efektivitas pengurangan biaya.

Keberlanjutan dan informasi yang ekstensif dan komunikasi pada semua aspek penurunan
biaya juga merupakan komponen yang tak terelakkan dari efektivitas pengurangan. Anggota tim
proyek hanya dapat dikoordinasikan ketika informasi dan komunikasi dijamin. Dengan demikian,
pertukaran informasi juga harus memberikan kontribusi terhadap efektivitas pengurangan biaya.
Selian itu, kerjasama memerlukan sinergi dan prestasi yang lebih baik dari target, yang pada
gilirannya harus meningkatkan efektivitas langkah-langkah pengurangan biaya.

Dalam rangka mencapai tujuan pengurangan biaya, harus terdapat pengendalian. Hal ini
diperlukan sepanjang proyek untuk membandingkan kinerja proyek pengurangan biaya saat ini
dengan target. Pengendalian dapat berfokus pada aspek yang berbeda dari realisasi langkah-
langkah pengurangan biaya(misalnya, kebenaran dan kelengkapan dari ukuran realisasi). Luasnya
pengendalian mendefinisikan bahwa seberapa seringa spek tersebut dinilai ulang. Pengendalian

10
yang berlebihan juga dapat diambil sebagai sinyal ketidakpercayaan dan ruang gerak yang
terbatas, terutama karena meningkatnya formalisasi dan birokrasi. Itulah sebabnya dampak
negatif dari pengendalian yang berlebihan pada efektivitas pengurangan biaya juga dapat terjadi.

D. PENTINGNYA STRATEGIC COST REDUCTION

Lingkungan bisnis pada saat ini menuntut setiap perusahaan untuk melaksanakan strategic
cost reduction. Strategi pengurangan biaya perlu dilakukan mengingat daya saing perusahaan
dalam lingkungan bisnis global menjadi sangat ketat, selain itu proses globalisasi telah
mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat cepat, yang diantaranya adalah
sebagai berikut:

1. Customer Take Charge

Saat ini Customer menentukan produk dan jasa yang mereka butuhkan dengan desain dan
kualitas yang mereka inginkan. Sehingga filosofi yang digunakan oleh produsen adalah “kami
menjual apa yang dibutuhkan customer“. Dengan demikian, produsen yang mampu bersaing
adalah produsen yang menawarkan lebih banyak manfaat yang dibutuhkan oleh customer.
Kondisi seperti ini menuntut perusahaan untuk memperhatikan aktivitas yang digunakan oleh
perusahaan dalam menghasilkan value bagi masyarakat dengan mengurangi aktivitas yang tidak
menambah nilai dan menjadikan efisien aktivitas penambah nilai dan menjadikan efisien aktivitas
penambah nilai, bersamaan dengan itu, produsen juga dituntut untuk mampu menyediakan
produk dan jasa secara cost effective melalui low cost strategy. Pengelolaan aktivitas ini
merupakan perwujudan strategi pengurangan biaya.

2. Competition Intensifies

Produk dan jasa dalam persaingan global semakin bervariasi sehungga produsen bersaing
berdasarkan pengetahuan produsen dan kinerja perusahaan. Perusahaan yang kurang baik
kinerjanya lambat lauan akan tersisih. Perusahaan–perusahaan baru banyak bermunculan dengan
berbagai ide dan aturan yang inovatif yang tidak mengikuti aturan bisnis yang sudah ada
sehingga memaksa perusahaan yang sudah ada harus mengikutinya apabila masih ingin tetap
bertahan. Smart Technology telah mengubah peraingan bisnis yang semula tidak pernah
terpikirkan namun sekaligus memperluas hal hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan
11
dibandingkan sebelumnya. Di era globalisasi persaingan aka lebih ketat lagi karena adanya dunia
bisnis waralaba. Kompetensi tajam ini hanya dapat diikuti oleh perusahaan yang mampu
menghasilkan produk dan jasa yang diinginkan oleh masyarakat dengan biaya yang fektif,
dimana usaha usaha tersebut dapat dicapai dengan strategi pengurangan biaya.

3. Change Becomes Constant, Radical, and Fast.

Globalisasi ekonomi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat berbeda dari


sebelumnya. Perubahan yang terjadi akibat globalisasi bersifat konstan, radikal, dan pesat
sehingga perusahaan perlu melengkapai dirinya dengan effective change sense radars dan dituntut
untuk bersikap fleksibel dalam memberikan respon terhadap setiap perubahan yang dihadapi. Hal
ini dapat dilakukan apabila perusahaan mempunyai kemampuan dalam melakukan strategi
pengurangan biaya.

E. PENDEKATAN STRATEGIC COST REDUCTION

Pendekatan strategic dalam pengurangan biaya memiliki karakteristik sebagai berikut:


1. Bertujuan menempatkan perusahaan pada posisi yang kompetitif.
2. Berlingkup luas.
3. Berjangka panjang dan berkelanjutan.
4. Bersifat proaktif.
5. Berfokus ke seluruh mata rantai nilai.
6. Berfokus pada Customer.
7. Karyawan merupakan penentu akhir biaya jangka panjang.
8. Keseriuan manajemen puncak merupakan penentu efetivitas program pengurangan
biaya.
9. TQM mindset sebagai landasan strategic cost reduction.

System manajemen Strategic Cost Reduction yang biasanya digunakan oleh perusahaan,
diantaranya:

1. Employee empowerment

12
Strategic cost reduction dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang
memadai, yang berpendidikan memadai, berketerampilan dan bermotivasi serta
berkomitmen tinggi dalam melakukan improvement yang berkelanjutan.
Pemberdayaan karyawan merupakan langkah strategic untuk mewujudkan
pengurangan biaya di masa yang akan datang.
2. Just in-time purchasing
JIT purchasing merupakan system pembelian yang dipicu oleh kebutuhan
perusahaan pada jumlah dan spesifikasi barang sesuai dengan pemakaian kebutuhan
dengan waktu penyerhan sesuai dengan saat barang dibutuhkan oleh perusahaan pada
harga yang lebih rendah dari pembelian biasa.
Tujuan JIT purchasing adalah untuk mendapatkan barang berkualitas sesuai
dengan yag dibutuhkan, pada jumlah yang diperlukan dan pada harga yag relative
rendah yang pada akhirnya adalah cost reduction.
3. Just in-time manufacturing
JIT manufacturing merupakan system produksi berdasarkan permintaan proses
berikutnya, bukan untuk memenuhi kebutuhan persediaan yang akan disimpan di
gudang. JIT manufacturing akan menurunkan throughput time yang merupakan salah
satu langkah penting dalam mewujudkan strategi pengurangan biaya.
Persyaratan yang perlu dilakukan :
• Pemberhentian mesinkarena kerusakan harus dihindari melalui strategic
outsourching pada departemen pemeliharaan dengan menekankan maintenance
• Mengandalkan kualitas bahan sebagai implementasi dari JIT purchasing yang
merupakan prasyarat implementasi dari JIT manufacturing.
• Hubungan antar fungsi harus dilandasi oleh mindset bahwa: "Proses bahan
yang merupakan implementasi JIT berikutnya adalah konsumen kami".
4. Cross functional teamwork
Cross functional teamwork dapat menunjuk manajer yang bertanggungjawab atas
proses dan system yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi customer,
karena tujuan bekerja dalam bentuk tim antar fungsi adalah menurunkan waktu layanan
bagi konsumen. Manajer dan anggota timnya bertanggungjawab melakukan
improvement terhadap proses tersebut.
5. Strategic alliance
13
Strategic alliance bertujuan untuk memuaskan kebutuhan customer melalui
kemitraan usaha dengan mitra bisnis yang memiliki core competency yang fit dengan
customer. Customer akan memperoleh produk dan jasa yang berkualitas pada harga
yang relative rendah.

F. SYSTEM PENUNJANG STRATEGIC COST REDUCTION


1. Target costing
Target costing yaitu suatu metode penentuan cost produk atau jasa yang
didasarkan pada harga yang diperkirakan akan diterima oleh customer. Perusahaan
tidak memikirkan hal tersebut pada saat penentuan harga jual, dimana kondisi pasar
ditentukan oleh konsumen, besar sekali kemungkinan konsumen akan meninggalkan
produk yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian, penentuan harga produk
ditentukan oleh kesediaan konsumen untuk membayar dan produsen bertanggungjawab
untuk membuat produk dengan biaya yang mampu menghasilkan laba yang memadai.
Target costing merupakan system akuntansi biaya yang secara efektif dapat digunakan
oleh manajemen untuk mengelola biaya pada tahap desain dan pengembangan produk.
2. Life cycle product costing
Life cycle product yaitu kemampuan suatu produk memenuhi kebutuhan
konsumen sejak selesai diproduksi hingga diputuskan pemasarannya. Biaya daur hidup
produk adalah biaya yang bersangkutan dengan produk selama daur hidupnya. Life
cycle product costing adalah system akuntansi biaya yang menyediakan informasi
biaya produk bagi manajemen untuk memungkinka manajemen memantau biaya
produk selama daur hidupnya.Pengumpulan informasi biaya masa lalu yang
berhubungan dengan produk tertentu selama jangka waktu daur hidup produk akan
dapat memberikan esempatan pada manajemen untuk memperbaiki kemampuan
produk dalam menghasilkan laba selama periode tersebut.
3. Kaizen costing
Kaizen costing merupakan suatu system akuntansi biaya secara efektif dapat
digunakan oleh manajemen di dalam mengelola biaya pada tahap produksi produk.
Kaizen costing digunakan untuk menjamin terlaksananya improvement berkelanjutan
sejak saat produksi selesai didesain dan dikembangkan sampai saat produk dihentikan
produksinya sebagai discounted product. Pada tahap produksi melalui kaizen costing,
14
cost reduction target senantiasa di-up date berdasarkan rencana improvement
berkelanjutan yag dibuat dalam tahun anggaran tertentu.
4. Quality cost system
Produk berkualitas merupakan salah satu keunggulan perusahaan dalam bersaing,
untuk itu manajemen memerlukan informasi mengenai biaya yang berkaitan dengan
kualitas untuk keperluan perbaikan kualita sekaligus menjaga kualitas produk
perusahaan agar sesuai dengan yang diinginkan oleh pelanggan. Biaya yang berkaitan
dengan kualitas adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan penciptaan,
pengidentifikasian, perbaikan dan pencegahan produk cacat yang terbagi ke dalam
empat kelompok yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan
dan eksternal.
Dengan menyajikan informasi mengenai biaya penuh yang berkaitan dengan
kualitas produk, manajemen berkesempatan untuk menyusun program yang lebih baik
untuk perbaikan kualitas produkyang akan dijual pada konsumen. Perbaikan kualitas
yang dilaksanakan oleh manajemen dituangkan dalam anggaran biaya laporan sebagai
umpan balik yang digunakan untuk memantau efektivitas pelaksanaan program yang
telah ditetapkan.
5. Activity based cost system
System ini dirancang atas dasar landasan pikiran bahwa produk memerlukan
aktivitas mengkonsumsi sumber daya. Jika manajemen melayani kebutuhan konsumen
dengan filosofi bahwa perusahaan tidak akan membebani konsumen dengan aktivitas
yang tidak menambah nilai, manajemen akan selalu berusaha untuk menyempurnakan
berbagai aktivitas dalam menghasilkan produk bagi konsumen. Aktivitas ditekankan
disini, karena persaingan yang dihadapi oleh perusahan memaksa perusahaan untuk
mempunyai daya saing tinggi dengan diantaranya adalah mempunyai produk yang
berkualitas, cost effectiveness, dan fleksibilitas. Disamping itu, pada dasarnya
pengelolaan manajemen merupakan perencanaan dan pengendalian aktivitas untuk
mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini adalah untuk menghasilkan produk.

Pengelolaan aktivitas yang biasa dilakukan adalah:

• Pemilihan aktivitas (activity selection)

15
Pemilihan aktivitas dilakukan serangkaian kegiatan yang diperlukan dalam
melaksanakan berbagai strategi yang kompetitif. Strategi yang memiliki biaya
terendah dapat dipilih oleh manajemen sebagai suatu usaha pengurangan biaya.

• Pembagian aktivitas (activity sharing)


Pembagian aktivitas dengan menaikkan efesiensi dan efektivitas penambah
nilai dengan meningkatkan aktivitas ke tingkat skala ekonomi tanpa disertai
dengan kenaikan total aktivitas itu sendiri akan menurunkan biaya aktivitas
persatuan. Sehingga produk dan jasa yang menggunakan aktivitas tersebut
dapat mengalami penurunan biaya, dan akhirnya pembeli produk yang akan
mendapatkan hasilnya dari pembagian aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan

• Pengurangan aktivitas (activity reduction)


Pengurangan aktivitas yang diutamakan adalah pada perbaikan efisiensi
aktivitas penambah nilai dan perbaikan aktivitas bukan penambah nilal sampai
pada akhimya aktivitas tersebut dapat dihilangkan.

• Penghilangan aktivitas (acitivty elimination)


Penghilangan aktivitas dilakukan terhadap aktivitas yang bukan merupakan
aktivitas penambah nilai dengan peningkatan kinerja pada aktivitas yang lebih
penting.

6. Contemporary feedback

Feedback control adalah pengendalian melalui umpan balik informasi tentang


pelaksanaan tindakan dan/atau keluaran sesungguhnya, untuk memungkinkan personi atau
atasannya dalam menilai kesesuaian perilaku sesungguhnya personil dengan perilaku yang
diharapkan yang ditujukan pada perilaku personil di masa yang lalu. Contemporary
feedback control menggunakan TQM dalam desain sistem pengendalian yang ditujukan
untuk memusatkan perhatian manajemen terhadap kepuasan konsumen dan improvement
terhadap proses secara berkelanjutan.

16
G. KEBERHASILAN COST REDUCTION

Efektivitas rencana dan realisasi ukuran penurunan biaya menunjukkan keberhasilan aktivitas
pengurangan biaya. Efektivitas pengurangan biaya mengacu pada evaluasi realisasi aktivitas
pengurangan. Evaluasi ini menyampaikan seberapa puasorang-orang yang terlibat
dalampencapaian tujuanbiayayang lebih besar dan perbaikan kinerja (Chenhall 2004). Perusahaan
biasanya tidak mau memberikan informasi tentang penghematan biaya yang tepat. Selain itu,
dengan penghematan biaya yang nyata sebagai ukuran keberhasilan adalah sulit untuk
membandingkan karena perusahaan yang normal berbeda dengan organisasi yang lamban dan
ukuran yang beda.

Pengurangan biaya dengan menggunakan pendekatan strategic dilakukan dengan mengurangi


biaya-biaya yang terdapat dalam rantai nilai perusahaan. Agar lebih efektif, pengurangan biaya
biasanya dilakukan pada rantai nilai sebelum proses produksi. Untuk merealisasikan manfaat
optimal pendekatan strategic dalam mengurangi biaya jangka panjang, ada 3 prasyarat yang harus
dipenuhi oleh perusahaan, antara lain:

1. Adanya kepedulian dari manajemen puncak


2. Adanya cost culture, misalnya dalam bentuk peningkatan kualitas secara terus-
menerus melalui inovasi dari karyawan.
3. Adanya strategi sumber daya manusia yang didasarkan pada long-term employment,
cross training karyawan dan sebagainya.

17
PENUTUP

KESIMPULAN

Cost reduction adalah usaha mengelola aktivitas yang berhubungan dengan proses produksi
dan dapat mengurangi biaya produksi dengan mengeliminasi biaya yang seharusnya tidak perlu
terjadi.Cara terbaik dalam mengurangi biaya adalah mengeliminasi kelebihan penggunaan
sumber daya dalam proses produksi. Cost reduction dengan pendekatan tradisional menekankan
penuruan biaya secara cepat pada biaya jangka pendek. Pada pendekatan tradisional pengurangan
biaya yang dapat dilakukan yaitu seperti mengganti tenaga kerja langsung dengan teknologi,
pemotongan biaya berlaku untuk semua orang, dll.

Strategic cost reduction adalah pendekatan jangka panjang yang mengintegrasikan strategi
bersaing, strategi teknologi, strategi manajemen sumber daya manusia, dan pertimbangan desain
organisasi untuk memberikan fokus dan koordinasi untuk mempertahankan keunggulan
kompetitif. Lingkungan bisnis pada saat ini menuntut setiap perusahaan untuk
melaksanakan strategic cost reduction. Strategi pengurangan biaya perlu dilakukan mengingat
daya saing perusahaan dalam lingkungan bisnis global menjadi sangat ketat, selain itu proses
globalisasi telah mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat cepat.

Pelaksanaan strategic cost reduction menggunakan beberapa system manajemen dan system
pendukung Strategic Cost Reduction yang menyukseskan keberhasilan cost reduction yang
dinilai berdasarkan efektivitas rencana dan realisasi ukuran penurunan biaya menunjukkan
keberhasilan aktivitas pengurangan biaya.

18
DAFTAR REFERENSI

Chenhall, R. H. (2004). The role of cognitive and affective conflict in early implementation
ofactivity based cost management.Behavioral Research in Accounting1616, 19-44.

Chenhall, R. H. (2005). Integrative strategic performance measurement systems,


strategicalignment of manufacturing, learning and strategic outcomes: an exploratory
study.Accounting, Organization and Society, 30,395–422
.
Chenhall, R. H., Kallunki, J. P., & Silvola, H. (2011). Exploring the relationships between
strategy,innovation, and management control systems: the role of social networking, organic,
innovative culture, and formal controls.Journal of Management Accounting Research23,99–128.

Foster, G., & Swenson, D. W. (1997). Measuring the success of activity-based cost
managementand its determinants. Journal of Management Accounting Research99, 109–141.

19

Anda mungkin juga menyukai