A STRATEGIC PERSPECTIVE”
DOSEN PENGAMPU
Disusun Oleh:
Kelompok 9
Wulandari 1810532043
Selvianda Yolian 1810532050
Anggie Desianty. S 1810532061
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam tiga dekade terakhir literatur teoritis dan empiris telah menunjukkan bahwa sistem
akuntansi biaya tradisional tidak sesuai dengan rencana dan pengendalian produk serta proses
akuntansi biaya tradisional tidak sesuai dengan rencana dan pengendalian produk serta proses
bagi perusahaan manufaktur dan jasa modern (misalnya, Johnson dan Kaplan 1991). Selain itu,
resesi serta intensitas persaingan yang lebih tinggi telah menyebabkan perkembangan inovasi
manajemen baru seperti biaya berdasarkan aktivitas (ABC), target costing, atau penentuan tolak
ukur (bench marking) dalam rangka meningkatkan keputusan strategis seperti perencanaan
produk dan manajemen biaya (Chenhall 2004; Hoozée Bruggemann 2010).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan cost reduction?
2. Apa itu tradisional cost reduction?
3. Apa yang dimaksud dengan strategic cost reduction?
4. Bagaimana peran penting strategic cost reduction?
5. Pendekatan apa saja yang digunakan dalam strategic cost reduction?
6. Apa saja system penunjang strategic cost reduction?
7. Bagaimana tolak utur keberhasilan strategic cost reduction?
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan cost reduction.
2. Untuk mengetahui apa itu tradisional cost reduction.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan strategic cost eduction.
4. Untuk engetahui pentingnya strategic cost reduction.
5. Untuk mengetahui pendekatan yang digunakan dalam strategic cost reduction.
6. Untuk menetahui system penunjang yang digunakan pada strategic cost reduction.
7. Untuk mengetahui keberhasilan strategic cost reduction.
3
PEMBAHASAN
A. COST REDUCTION
2. Meningkatkan produktivitas
5. Mengurangi gangguan pada mesin atau mesin yang berhenti selama proses produksi
Dalam melakukan cost reduction terdapat dua cara yaitu dengan pendekatan tradisional dan
pendekatan strategis. Kedua pendekatan ini memiliki perbedaan yaitu :
4
Frekuensi Periodik Terus-menerus
Cost reduction dengan pendekatan tradisional menekankan penuruan biaya secara cepat pada
biaya jangka pendek .Pada pendekatan tradisional pengurangan biaya yang dapat dilakukan yaitu
seperti mengganti tenaga kerja langsung dengan teknologi, pemotongan biaya berlaku untuk
semua orang, dll. Cost reduction dengan pendekatan tradisional biasanya ditargetkan pada
karyawan. Hal ini merupakan reaksi dari ancaman langsung, seperti kinerja yang buruk,
kehilangan kontrak atau penurunan harga.
Lima program yang sering digunakan pada pengurangan biaya secara tradisional yaitu :
Pendekatan teknologi fokus pada menggantikan tenaga kerja langsung dengan teknologi
untuk meningkatkan efisiensi operasi. Tetapi pendekatan ini memerlukan uang, waktu, proses
inovasi yang efektif, dan karyawan yang terampil.Dengan demikian, upaya untuk mendapatkan
atau mempertahankan keunggulan kompetitif dengan mengurangi biaya tenaga kerja akan terlihat
menjadi dasar yang lemah bagi program pengurangan biaya yang sukses. Kesuksesan dari strategi
ini memerlukan adanya karyawan yang memiiki keterampilan tinggi yang bisa merencanakan,
melaksanakan, menyelenggarakan, dan melayani teknologi canggih ini. Sayangnya, isu-isu
sumber daya manusia yang penting diabaikan atau hanya janji di bibir saja karena kepentingan
biaya jangka pendek. Ironisnya, bagaimanapun, kesuksesan jangka panjang dengan teknologi
ditentukan dari bagaimana karyawan bekerja dengan teknologi.
5
Ketika ekonomi dalam keadaan baik, pendekatan perampingan dan perataan tidak bekerja,
hasilnya, biaya merangkak naik dengan peningkatan yang tidak efisien. Sebagai jawaban,
perusahaan mulai mengimplementasikan program lean and mean untuk memotong biaya dengan
mengurangi dan menghilangkan program diskrisioner karyawan. Program ini tidak efektif untuk
jangka panjang, karena program ini mengurangi biaya dengan mengurangi tenaga kerja, tetapi
program ini tidak mengurangi aktivitas produksi dan penjualan.
3. Offshore Retreat
Banyak perusahaan telah mencoba untuk mengurangi biaya dengan keluar ke tempat yang
menawarkan biaya tenaga kerja yang lebih rendah. Banyak dari perusahaan ini yang telah
menemukan, meskipun, biaya untuk memulai offshore retreat lebih tinggi dari yang diharapkan,
sedangkan kualitas dan kinerja pengiriman lebih rendah. Keberhasilan dari metode pendekatan
ini tergantung kepada seberapa banyak karyawan perusahaan yang dipindahkan dan perilaku nilai
tukar dan fluktuasi sekarang.
4. Mergers (Merger)
Merger dimaksudkan untuk menciptakan skala ekonomi dengan mengurangi tumpang tindih
karyawan, produk, pabrik, dan overhead. Sering kali, hasil merger ini pemecatan dan
pengurangan kompensasi dengan hasil moral dan motivasi meningkat. Pada akhirnya, harapan
untuk skala ekonomi dari merger tidak disadari sebagai biaya yang tidak diduga.
5. Diversification (Diversifkasi)
6
Beberapa manajer telah menemukan bahwa pengurangan biaya tradisional efektif hanya
dalam tiga kondisi :
3. Ketika mengurangi biaya produksi, tetapi hanya ketika semua posisi strategi
perusahaan baik.
Strategic cost reduction adalah pendekatan jangka panjang yang mengintegrasikan strategi
bersaing, strategi teknologi, strategi manajemen sumber daya manusia, dan pertimbangan desain
organisasi untuk memberikan fokus dan koordinasi untuk mempertahankan keunggulan
kompetitif. Strategic cost reduction mampu mengurangi biaya dalam jumlah yang signifikan dan
untuk jangka waktu panjang. Strategic cost reduction memfokuskan pengurangan biaya pada
penyebab timbulnya pemborosan, yaitu kualitas. Pengurangan biaya pada dasarnya merupakan
quality improvement yang dilaksanakan untuk menghasilkan suatu produk. Jika di dalam proses
pembuatan produk perusahaan mampu melaksanakan peningkatan kualitas secara berkelanjutan,
maka biaya pembuatan produk akan berkurang sebagai hasil dari peningkatan kualitas tersebut.
Berikut adalah gambaran mengenai motivasi yang mendasari untuk melakukan cost reduction,
proses dari cost reduction dan kesuksesan dri pelaksanaan cost reduction.
7
Motivasi Dalam Melakukan Cost Reduction :
Budaya yang dijalankn pada perusahaan dapat memotivasi karyawan untuk mengambil
tindakan yang mengurangi biaya jangka panjang. Penelitian menunjukkan bahwa penting untuk
menentukan manajemen biaya dan pengurangan biaya sebagai bagian integral dari budaya. Jadi,
untuk karyawan yang bekerja diproyek manajemen biaya lingkungan, sadar biaya merupakan
bagian dari bisnis mereka sehari-hari.
Manajemen puncak pada perusahaan harus mampu menunjukkan kepada karyawan tentang
pentingnya mengurangi biaya untuk keberhasilan. Manajemen puncak harus membahas masala
strategis, tantangan dan peluang yang dihadapi perusahaan dengan karyawan. Pertimbangan
strategis yang harus diperhatiakan pada perencanaan dan pelaksanaan pengurangan biaya adalah
apakah perubahan harus didorong dari top-down atau dari down-top .
- Partisipasi (Participation)
Partisipasi dari pihak yang ada di perusahaan baik itu karyawan ataupun manajer dapat
mempengaruhi desain proses pengurangan biaya dan mengembangkan pemahaman yang lebih
baik tentang bagaimana strategi pengurangan biaya dapat bermanfaat. Partisipasi juga penting
8
karenaperubahan terkait dengan pelaksanaanpengurangan biaya yang lebih menguntungkan untuk
beberapa karyawan daripada untukorang lain. Strategi ini memungkinkan karyawan untuk
memberikan kontribusi informasi untuk meningkatkanproses perencanaan pengurangan biaya.
Biaya budaya, komitmen manajemen puncak dan partisipasi diasumsikan memiliki dampak
positif terhadap informasi dan komunikasi dari karyawan yang terlibat dalam proses penurunan
biaya. Budaya biaya yang berbeda harus mendorong komunikasi sehubungan dengan informasi
biaya antara karyawan. Perilaku sadar biaya dapat dicapai oleh sistem informasi dan/atau melalui
komunikasi formal atau informal pribadi. Oleh karena itu, budaya biaya harus mengarah ke
komunikasi yang lebih horizontal.
Selain dengan adanya budaya dan manajemen puncak, partisipasi jugaa dapat mendukung
terjadinya pertukaran informasi. Hal ini dikarenakan dengan adanya partisipasi pengetahuan
orang-orang yang terlibat dan dipengaruhi oleh pengurangan biaya diintegrasikan dalam proses
pengurangan biaya. Sebagai hasilnya, pertukaran informasi ditingkatkan oleh informasi lokal dari
karyawan.
Untuk sebuah keberhasilan proses pengurangan biaya perlu memiliki karyawan yang
bekerjasama dan yang berkomitmen. Bagi manajemen puncak, adanya kerjasama dapat
membantu dalam menghilangkan konflik birokrasi dengan mematuhi pengurangan. Selain itu,
dukungan manajemen puncak meningkatkan apresiasi karyawan untuk berkonstribusi pada
pengurangan biaya dalam memenuhi kebutuhan perusahaan.
Budaya perusahaan yang berbeda seperti halnya komitmen manajemen puncak bersama-sama
dengan partisipasi koresponden harus mengurangi tingkat pengendalian yang diperlukan dalam
proses pengurangan biaya. Budaya dapat mewakili pengganti yang efektif untuk pengendalian
9
yang berorientasi lebih formal. Dengan adanya dukungan manajemen puncak juga menjelaskan
langkah-langkah dan tujuan proses pengurangan biaya. Hal ini juga menekankan pada prioritas
pengurangan biaya selama jangka waktu yang lebih. Selain adanya budaya dan manajemen
puncak, partisipasi juga dapat mengurangi bahaya inefisiensi yang mencerminkan keadaan
organisasi. Selain itu, partisipasi dapat meningkatkan tanggung jawab peserta yang terlibat.
Karenaketerlibatan mereka dalam proses pengurangan biaya memberikan mereka rasa kontrol,
keadilan yang lebih besar pada cost reduction. Selain itu, mereka memiliki insentif lebih untuk
memenuhi target penurunan biaya independen dari adanya pengendalian formal.
Komponen proses pengurangan biaya seperti perencanaan mutu, pertukaran informasi, tingkat
kerjasama, dan luasnya kontrol diasumsikan memiliki dampak yang berbeda terhadap efektivitas
pengurangan biaya. Hasil rencana menyediakan pondasi untuk realisasi langkah-langkah
pengurangan biaya. Keberhasilan penurunan biaya hanya dapat dimungkinkan ketika adanya
realistis, konsisten, terkoordinasi dan juga diterimanya langkah-langkah pengurangan biaya yang
direncanakan. Dengan demikian, kualitas tinggi dari proses perencanaan sangat penting untuk
efektivitas pengurangan biaya.
Keberlanjutan dan informasi yang ekstensif dan komunikasi pada semua aspek penurunan
biaya juga merupakan komponen yang tak terelakkan dari efektivitas pengurangan. Anggota tim
proyek hanya dapat dikoordinasikan ketika informasi dan komunikasi dijamin. Dengan demikian,
pertukaran informasi juga harus memberikan kontribusi terhadap efektivitas pengurangan biaya.
Selian itu, kerjasama memerlukan sinergi dan prestasi yang lebih baik dari target, yang pada
gilirannya harus meningkatkan efektivitas langkah-langkah pengurangan biaya.
Dalam rangka mencapai tujuan pengurangan biaya, harus terdapat pengendalian. Hal ini
diperlukan sepanjang proyek untuk membandingkan kinerja proyek pengurangan biaya saat ini
dengan target. Pengendalian dapat berfokus pada aspek yang berbeda dari realisasi langkah-
langkah pengurangan biaya(misalnya, kebenaran dan kelengkapan dari ukuran realisasi). Luasnya
pengendalian mendefinisikan bahwa seberapa seringa spek tersebut dinilai ulang. Pengendalian
10
yang berlebihan juga dapat diambil sebagai sinyal ketidakpercayaan dan ruang gerak yang
terbatas, terutama karena meningkatnya formalisasi dan birokrasi. Itulah sebabnya dampak
negatif dari pengendalian yang berlebihan pada efektivitas pengurangan biaya juga dapat terjadi.
Lingkungan bisnis pada saat ini menuntut setiap perusahaan untuk melaksanakan strategic
cost reduction. Strategi pengurangan biaya perlu dilakukan mengingat daya saing perusahaan
dalam lingkungan bisnis global menjadi sangat ketat, selain itu proses globalisasi telah
mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat cepat, yang diantaranya adalah
sebagai berikut:
Saat ini Customer menentukan produk dan jasa yang mereka butuhkan dengan desain dan
kualitas yang mereka inginkan. Sehingga filosofi yang digunakan oleh produsen adalah “kami
menjual apa yang dibutuhkan customer“. Dengan demikian, produsen yang mampu bersaing
adalah produsen yang menawarkan lebih banyak manfaat yang dibutuhkan oleh customer.
Kondisi seperti ini menuntut perusahaan untuk memperhatikan aktivitas yang digunakan oleh
perusahaan dalam menghasilkan value bagi masyarakat dengan mengurangi aktivitas yang tidak
menambah nilai dan menjadikan efisien aktivitas penambah nilai dan menjadikan efisien aktivitas
penambah nilai, bersamaan dengan itu, produsen juga dituntut untuk mampu menyediakan
produk dan jasa secara cost effective melalui low cost strategy. Pengelolaan aktivitas ini
merupakan perwujudan strategi pengurangan biaya.
2. Competition Intensifies
Produk dan jasa dalam persaingan global semakin bervariasi sehungga produsen bersaing
berdasarkan pengetahuan produsen dan kinerja perusahaan. Perusahaan yang kurang baik
kinerjanya lambat lauan akan tersisih. Perusahaan–perusahaan baru banyak bermunculan dengan
berbagai ide dan aturan yang inovatif yang tidak mengikuti aturan bisnis yang sudah ada
sehingga memaksa perusahaan yang sudah ada harus mengikutinya apabila masih ingin tetap
bertahan. Smart Technology telah mengubah peraingan bisnis yang semula tidak pernah
terpikirkan namun sekaligus memperluas hal hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan
11
dibandingkan sebelumnya. Di era globalisasi persaingan aka lebih ketat lagi karena adanya dunia
bisnis waralaba. Kompetensi tajam ini hanya dapat diikuti oleh perusahaan yang mampu
menghasilkan produk dan jasa yang diinginkan oleh masyarakat dengan biaya yang fektif,
dimana usaha usaha tersebut dapat dicapai dengan strategi pengurangan biaya.
System manajemen Strategic Cost Reduction yang biasanya digunakan oleh perusahaan,
diantaranya:
1. Employee empowerment
12
Strategic cost reduction dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang
memadai, yang berpendidikan memadai, berketerampilan dan bermotivasi serta
berkomitmen tinggi dalam melakukan improvement yang berkelanjutan.
Pemberdayaan karyawan merupakan langkah strategic untuk mewujudkan
pengurangan biaya di masa yang akan datang.
2. Just in-time purchasing
JIT purchasing merupakan system pembelian yang dipicu oleh kebutuhan
perusahaan pada jumlah dan spesifikasi barang sesuai dengan pemakaian kebutuhan
dengan waktu penyerhan sesuai dengan saat barang dibutuhkan oleh perusahaan pada
harga yang lebih rendah dari pembelian biasa.
Tujuan JIT purchasing adalah untuk mendapatkan barang berkualitas sesuai
dengan yag dibutuhkan, pada jumlah yang diperlukan dan pada harga yag relative
rendah yang pada akhirnya adalah cost reduction.
3. Just in-time manufacturing
JIT manufacturing merupakan system produksi berdasarkan permintaan proses
berikutnya, bukan untuk memenuhi kebutuhan persediaan yang akan disimpan di
gudang. JIT manufacturing akan menurunkan throughput time yang merupakan salah
satu langkah penting dalam mewujudkan strategi pengurangan biaya.
Persyaratan yang perlu dilakukan :
• Pemberhentian mesinkarena kerusakan harus dihindari melalui strategic
outsourching pada departemen pemeliharaan dengan menekankan maintenance
• Mengandalkan kualitas bahan sebagai implementasi dari JIT purchasing yang
merupakan prasyarat implementasi dari JIT manufacturing.
• Hubungan antar fungsi harus dilandasi oleh mindset bahwa: "Proses bahan
yang merupakan implementasi JIT berikutnya adalah konsumen kami".
4. Cross functional teamwork
Cross functional teamwork dapat menunjuk manajer yang bertanggungjawab atas
proses dan system yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi customer,
karena tujuan bekerja dalam bentuk tim antar fungsi adalah menurunkan waktu layanan
bagi konsumen. Manajer dan anggota timnya bertanggungjawab melakukan
improvement terhadap proses tersebut.
5. Strategic alliance
13
Strategic alliance bertujuan untuk memuaskan kebutuhan customer melalui
kemitraan usaha dengan mitra bisnis yang memiliki core competency yang fit dengan
customer. Customer akan memperoleh produk dan jasa yang berkualitas pada harga
yang relative rendah.
15
Pemilihan aktivitas dilakukan serangkaian kegiatan yang diperlukan dalam
melaksanakan berbagai strategi yang kompetitif. Strategi yang memiliki biaya
terendah dapat dipilih oleh manajemen sebagai suatu usaha pengurangan biaya.
6. Contemporary feedback
16
G. KEBERHASILAN COST REDUCTION
Efektivitas rencana dan realisasi ukuran penurunan biaya menunjukkan keberhasilan aktivitas
pengurangan biaya. Efektivitas pengurangan biaya mengacu pada evaluasi realisasi aktivitas
pengurangan. Evaluasi ini menyampaikan seberapa puasorang-orang yang terlibat
dalampencapaian tujuanbiayayang lebih besar dan perbaikan kinerja (Chenhall 2004). Perusahaan
biasanya tidak mau memberikan informasi tentang penghematan biaya yang tepat. Selain itu,
dengan penghematan biaya yang nyata sebagai ukuran keberhasilan adalah sulit untuk
membandingkan karena perusahaan yang normal berbeda dengan organisasi yang lamban dan
ukuran yang beda.
17
PENUTUP
KESIMPULAN
Cost reduction adalah usaha mengelola aktivitas yang berhubungan dengan proses produksi
dan dapat mengurangi biaya produksi dengan mengeliminasi biaya yang seharusnya tidak perlu
terjadi.Cara terbaik dalam mengurangi biaya adalah mengeliminasi kelebihan penggunaan
sumber daya dalam proses produksi. Cost reduction dengan pendekatan tradisional menekankan
penuruan biaya secara cepat pada biaya jangka pendek. Pada pendekatan tradisional pengurangan
biaya yang dapat dilakukan yaitu seperti mengganti tenaga kerja langsung dengan teknologi,
pemotongan biaya berlaku untuk semua orang, dll.
Strategic cost reduction adalah pendekatan jangka panjang yang mengintegrasikan strategi
bersaing, strategi teknologi, strategi manajemen sumber daya manusia, dan pertimbangan desain
organisasi untuk memberikan fokus dan koordinasi untuk mempertahankan keunggulan
kompetitif. Lingkungan bisnis pada saat ini menuntut setiap perusahaan untuk
melaksanakan strategic cost reduction. Strategi pengurangan biaya perlu dilakukan mengingat
daya saing perusahaan dalam lingkungan bisnis global menjadi sangat ketat, selain itu proses
globalisasi telah mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat cepat.
Pelaksanaan strategic cost reduction menggunakan beberapa system manajemen dan system
pendukung Strategic Cost Reduction yang menyukseskan keberhasilan cost reduction yang
dinilai berdasarkan efektivitas rencana dan realisasi ukuran penurunan biaya menunjukkan
keberhasilan aktivitas pengurangan biaya.
18
DAFTAR REFERENSI
Chenhall, R. H. (2004). The role of cognitive and affective conflict in early implementation
ofactivity based cost management.Behavioral Research in Accounting1616, 19-44.
Foster, G., & Swenson, D. W. (1997). Measuring the success of activity-based cost
managementand its determinants. Journal of Management Accounting Research99, 109–141.
19