Anda di halaman 1dari 10

IMPLEMENTASI GREEN PRODUCTIVITY SEBAGAI UPAYA UNTUK

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN

Putu Dyah Ika S., Dr. Ir Moses L Singgih, M.Reg.Sc


Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email : putu_ti02@yahoo.com ; moses@ie.its.ac.id

ABSTRAK

Industri tekstil berpotensi memberikan dampak polusi terhadap lingkungan.


Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi menghasilkan limbah cair
yang memiliki kandungan kadar zat kimia yang tinggi. Proses pemberian zat warna pada
kain seringkali tidak terserap dengan sempurna sehingga dapat menyebabkan air
menjadi sangat keruh akibat banyaknya zat warna yang tidak terserap oleh kain. Fokus
utama permasalahan ini adalah untuk meningkatkan daya serap zat warna pada kain.
Setelah membandingkan dua alternatif, maka dilipih alternatif kedua, yaitu
menambahkan bahan kimia perekat (sanmorl). Solusi ini diestimasikan memberikan
penghematan 876 juta/tahun. Dengan penerapan GP, khususnya pada proses pewarnaan,
maka diperoleh peningkatan produktivitas dari 169% menjadi 169.5%. Bahan kimia ini
dapat meningkatkan penyerapan warna ke kain hingga 8% dan dapat menurunkan
kandungan BOD dan COD dalam limbah masing-masing sebesar 12.5% dan 19%,
sehingga memberikan peningkatan indeks EPI dari 22.05 menjadi 22.73. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa GP merupakan strategi yang tepat untuk
meningkatkan produktivitas dan perlindungan terhadap lingkungan melalui pengurangan
sumber daya dan penurunan waste sehingga menciptakan produksi yang lebih baik.

Kata kunci : produktivitas ramah lingkungan, indikator performansi lingkungan, metode


deret seragam, limbah cair.

ABSTRACT

Textile industry is potential in generating environmental pollution. Chemicals


used in production process generate wastewater with high concentration of chemical
essences. Colouring process is not always perfect because of inabsorbed colouring
chemicals, so it causes water impurities. Main focus of the problem is to increase colour
absorbtion. After comparing the two alternatives, it is decided to accept second
alternative, which is adding glue chemical (sanmorl). It is estimated can give 876
million/year savings. By implementing GP, especially in colouring process, the company
can achieve higher productivity, from 169% to 169.5%.. This chemical can improve
colour absorbtion up to 8% and reduce BOD-COD concentration in wastewater
severally 12.5% and 19% . The reduction of BOD-COD concentration, automatically,
increases EPI index from 22.05 to 22.73. It can concluded that GP is a good strategy for
enhancing productivity and environmental protection through resource and waste
reduction to create better production.

Keywords : Green Productivity, Environmental Performance Indicator, Net Annual


Method, wastewater.
1. PENDAHULUAN 1.3 Tujuan
Di dalam pendahuluan akan Tujuan dari penelitian tugas
diuraikan mengenai beberapa hal yaitu akhir ini antara lain adalah :
latar belakang penelitian Tugas Akhir, 1. Mengukur tingkat produktivitas
permasalahan dan tujuan serta manfaat perusahaan
dari penelitian Tugas Akhir ini.
2. Mengetahui indeks EPI
(Environmental Performance
1.1 Latar Belakang
Indicator)
Produktivitas merupakan satu
hal yang sangat penting bagi suatu 3. Mengetahui permasalahan yang
perusahaan sebagai salah satu cara untuk terjadi dalam proses produksi
memantau kinerja produksinya, selain yang berpengaruh terhadap
sebagai sarana untuk mempromosikan produktivitas
produk atau jasa yang dihasilkan. 4. Memberikan solusi perbaikan
Pengukuran produktivitas dilakukan terhadap permasalahan yang
untuk mengetahui tingkat kinerja dapat meningkatkan
perusahaan dan dapat dijadikan sebagai produktivitas dan kinerja
pedoman untuk melakukan perbaikan lingkungan dengan
yang terus-menerus (continual implementasi GP.
improvement).
PT. Mermaid Textile Industry
Indonesia (PT. MERTEX) adalah salah 1.4 Batasan
satu perusahaan yang bergerak dalam Batasan yang digunakan
bidang industri tekstil yang dalam penelitian ini adalah sebagai
menggunakan bahan kimia dalam proses berikut :
produksinya, sehingga dalam proses 1. Penelitian dilakukan di PT
tersebut secara otomatis menghasilkan Mermaid Textile Industry
limbah cair yang mengandung bahan- Indonesia pada Departemen
bahan kimia yang dapat membahayakan Produksi dan Utility
lingkungan (manusia, hewan dan 2. Penelitian dilakukan sampai
tumbuhan). Sangat penting bagi dengan tahap rencana
perusahaan untuk memperhatikan aspek- implementasi
aspek lingkungan dalam operasi 3. Produktivitas diukur untuk
produksi yang dilaksanakan agar dapat periode bulan Januari-Desember
menciptakan keserasian dengan 2005.
lingkungan disekitarnya.
Green Productivity (GP) 1.5 Asumsi
merupakan suatu pendekatan yang dapat Asumsi yang digunakan
membantu perusahaan untuk dalam penelitian ini adalah :
meningkatkan produktivitas sekaligus Perekonomian Indonesia dalam keadaan
menurunkan dampak lingkungan. stabil, sehingga tidak terjadi perubahan
Implementasi GP akan memungkinkan terhadap harga-harga bahan baku.
terjadinya eco-efficiency yang pada
akhirnya mengarah pada sustainable
1.6 Manfaat Penelitian
development.
Penelitian ini dapat memberikan
gambaran mengenai tingkat
1.2 Perumusan Masalah
produktivitas perusahaan dan dampak
Permasalahan yang akan
lingkungan yang ditimbulkan dari proses
dibahas dalam penelitian ini adalah
produksi, sehingga dapat dijadikan dasar
“Bagaimana meningkatkan produktivitas
untuk melakukan perbaikan dalam
dan menurunkan dampak lingkungan ?”.
produktivitas dan penurunan dampak
lingkungan berdasarkan pendekatan
Green Productivity. Pelaksanaan GP sosial-ekonomi secara menyeluruh
diharapkan dapat meningkatkan (APO, 2001). Faktanya, bahwa ketika
produktivitas perusahaan dan kinerja GP diimplementasikan, perusahaan akan
lingkungan. mengalami perbaikan produktivitas
melalui penurunan pengeluaran pada
2. TINJAUAN PUSTAKA perlindungan lingkungan, seperti
2.1 Produktivitas pengurangan sumber daya, minimasi
Produktivitas didefinisikan waste, pengurangan polusi dan produksi
sebagai perbandingan (rasio) antara yang lebih baik. Dari sini, perusahaan
output per input (Wignjosoebroto, dapat mencapai produktivitas yang lebih
1995). Dengan diketahuinya tinggi dan melindungi lingkungan yang
produktivitas, maka akan diketahui pula akan mengarah pada terjadinya
seberapa efisien sumber-sumber input sustainable development.
telah berhasil dihemat.
2.4 Metodologi GP
Produktivitas = Output Langkah 1. Getting started
Input
Langkah awal dalam GP adalah
mulai membentuk tim GP untuk
2.2 Eco-Efficiency dan Sustainable mengkoordinasikan pelaksanaan GP.
Development Kemudian tim ini melakukan pencarian
Istilah eco-efficiency terdiri dari informasi dengan melakukan walk
dua kata yaitu eco dan efficiency through survey. Pada tahap ini harus
(DeSimone & Popoff, 1997). Eco dapat sudah menentukan process flow
diartikan sebagai ecological resources diagram, initial layout, dan material
dan economic resources. Efficiency balance. Kemudian tim GP harus
berarti harus menggunakan kedua mengetahui operasi-operasi yang
resources tersebut secara optimal. Satu menghasilkan waste termasuk estimasi
aspek penting dalam praktek eco- atau perkiraan mengenai waste yang
efficiency adalah produktivitas sumber dihasilkan dari tiap-tiap proses berbeda.
daya yang diekspresikan dengan “doing
more with less”. Langkah 2. Planning
Sustainable development Pada tahap planning,
didefinisikan sebagai pembangunan berdasarkan pada informasi yang telah
yang dapat menjawab kebutuhan dari dikumpulkan, tim GP melakukan
generasi masa kini tanpa mengorbankan identifikasi permasalahan serta
kemampuan dari generasi berikutnya penyebabnya dengan menggunakan tool
untuk memenuhi kebutuhannya (APO, antara lain diagram sebab akibat dan
2001). Definisi ini mencakup brainstorming. Setelah mengidentifikasi
penggunaan produk dan jasa yang dapat permasalahan tersebut, maka perlu
memenuhi kebutuhan dasar dan ditentukan tujuan dan target yang akan
meningkatkan kualitas hidup. dicapai sebagai petunjuk tim GP untuk
Keseluruhan siklus hidup dari produk memilih alternatif solusi.
dan jasa tersebut harus berdasarkan pada
minimasi penggunaan sumber-sumber Langkah 3. Generation and evaluation
daya alam dan bahan-bahan berbahaya of GP option
yang dapat menyebabkan emisi. Tahap ini merupakan tahap yang
paling kritis dan memerlukan kreatifitas
2.3 Green Productivity tim untuk menemukan metode-metode
Green productivity adalah suatu yang dapat memecahkan permasalahan.
strategi untuk meningkatkan Alternatif-alternatif tersebut kemudian
produktivitas perusahaan dan dievaluasi untuk dipilih dengan
performansi lingkungan secara menggunakan metode-metode pemilihan
bersamaan di dalam pembangunan
alternatif, misalnya dengan BAPEDAL dengan hasil analisa
menggunakan analisa finansial. perusahaan :
Standar - Analisa
Langkah 4. Implementation of GP P= x 100%
options Standar
Tahap keempat dari pelaksanaan
GP adalah menyusun rencana 3. METODOLOGI PENELITIAN
implementasi yang melibatkan detil Tahap awal pelaksanaan
pelaksaan kegiatan, personil dan batasan penelitian ini adalah menentukan
waktu pelaksanaan. Jika perencanaan permasalahan yang akan dibahas serta
tersebut telah dilaksanakan dengan baik, tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Untuk
maka tim GP melaksanakan solusi menunjang pelaksaan penelitian, maka
terpilih secara simultan. Untuk dilakukan studi literatur mengenai teori-
menjamin pelaksanaan itu, maka perlu teori yang berkaitan dengan
dilakukan pelatihan untuk membangun produktivitas, GP, dan performansi
pemahaman mengenai peran masing- lingkungan.
masing personil dalam Sebagai tahap awal pelaksanaan
mengimplementasikan GP. GP adalah melakukan studi lapangan
dengan walk through survey untuk
Langkah 5. Monitoring and review mengunpulkan informasi-informasi
Kinerja dari pelaksanaan solusi mengenai proses produksi dan proses
harus dimonitor agar dapat pengolahan limbah cair perusahaan,
dibandingkan dengan target dan tujuan dimana pada tahap ini telah diperoleh
yang telah ditetapkan. Sedangkan aliran produksi dan material balance.
review dilakukan untuk menentukan Selain itu data-data yang diambil adalah
efektifitas pelaksanaan metodologi GP, data input-output produksi selama tahun
yang meliputi manfaat dan penghematan 2005 untuk menghitung produktivitas.
yang diperoleh, kesulitan-kesulitan yang Bersamaan dengan itu, dilakukan
dihadapi selama pelaksanaan dan penyebaran kuisioner untuk pembobotan
identifikasi untuk perbaikan selanjutnya. indeks EPI.
Pada tahap planning dilakukan
Langkah 6. Sustaining GP identifikasi masalah yang berkaitan
Langkah akhir dari metodologi dengan produktivitas dan dampak
GP adalah membentuk sistem terstruktur lingkungan yang diakibatkan oleh proses
untuk menjamin perbaikan produktivitas tertentu beserta penyebabnya dengan
dan kinerja lingkungan secara terus- menggunakan diagram sebab-akibat
menerus dalam GP. serta brainstorming. Untuk
mendapatkan solusi perbaikan, maka
2.5 Environmental Performance dikembangkan beberapa alternatif solusi
Indicator (EPI) yang memungkinkan untuk
EPI menggambarkan efisiensi memecahkan permasalahan yang terjadi.
lingkungan dari proses produksi dengan Masing-masing alternatif dievaluasi dari
melibatkan jumlah input dan output : segi ekonomi dengan menggunakan
k deret seragam netto dan diestimasikan
Indeks EPI = Σ Wi. Pi kontribusinya terhadap peningkatan
produktivitas. Pemilihan alternatif solusi
i=1 didasarkan pada nilai deret seragam
netto yang terbesar. Untuk mengetahui
dimana k adalah jumlah kriteria limbah kontribusi solusi terpilih terhadap
yang diajukan dan Wi adalah bobot dari performansi lingkungan, maka
masing-masing kriteria. diestimasikan indeks EPI-nya. Dan
Nilai Pi merupakan prosentase untuk memastikan pelaksanaan
penyimpangan antara standar perbaikan tersebut, maka dilakukan
perencanaan implementasi solusi • Limbah gas : bagian mesin, boiler ,
terpilih. gas – gas hasil pembakaran lumpur,
Tahap akhir dari penelitian ini dan elpiji.
adalah analisa dan interpretasi hasil serta Berdasarkan informasi yang
penerikan kesimpulan dan saran diperoleh pada tahap ini, maka dapat
perbaikan. dibuat material balance yang dapat
menunjukkan keseimbangan material
4. PENGUMPULAN DAN yang masuk dan output dari proses
PENGOLAHAN DATA spinning, weaving, dan finishing.
Pengumpulan dan pengolahan
data diuraikan secara bertahap pada
bagian ini.
4.1 Walk Through Survey
PT. MERTEX Indonesia
merupakan salah satu produsen tekstil di
Indonesia dengan beberapa produk yang
dihasilkan diantaranya adalah benang
berbagai jenis, kain mentah sampai
dengan pakaian jadi. PT. MERTEX
Indonesia merupakan anak perusahaan
dari sebuah perusahaan tekstil besar di Gambar 4.1 Material Balance Proses
Jepang yang bernama SHIKISHIMA Produksi Kain
BOOSEKI (SHIKIBO-Ltd).
Pada PT. MERTEX Indonesia, Kandungan zat kimia dalam
alur proses produksi dibagi menjadi tiga limbah cair PT Mertex diperoleh melalui
bagian. Bagian spinning (pemintalan pemeriksaan terhadap sampel limbah
benang) bertugas mengolah bahan baku yang dilakukan oleh Balai Besar Teknik
kapas baik yang alami maupun buatan Kesehatan Lingkungan dan
menjadi benang yang siap untuk Pemberantasan penyakit Menular
diproses menjadi kain atau dikirimkan Surabaya.
kepada perusahaan lain didalam dan luar
Tabel 4.1 Kandungan zat kimia dalam
negeri yang membutuhkan benang hasil
limbah cair PT Mertex
produksi PT. MERTEX. Bagian
No. Parameter Kadar (mg/l)
selanjutnya adalah weaving (penenunan
kain) yang berfungsi merubah benang 1 BOD5 40
yang dihasilkan oleh bagian spinning 2 COD 140
menjadi kain. Yang terakhir adalah 3 TSS 25
bagian finishing (pewarnaan) yang 4 Phenol 0,0029
bertugas memperbaiki kualitas dari kain 5 Cr Total 0,0050
mentah. 6 M/L 0,5
Secara garis besar limbah yang 7 NH3-N Total 0,01
dihasilkan PT. MERTEX dibagi menjadi 8 Sulfida (sbg. H2S) 0,001
tiga, yaitu :
• Limbah Cair : berasal dari proses 4.2 Perhitungan Produktivitas
finishing dengan pH dan kadar Perhitungan produktivitas
warna yang tinggi. berdasarkan pada input dan output
• Limbah padat : berupa kapas kotor, produksi selama periode Januari-
benang dari bagian spinning dan Desember tahun 2005. Input yang
weaving, plastik, karton, dan lumpur digunakan meliputi input material utama
dari pengolahan limbah. dan pendukung, biaya tenaga kerja, serta
biaya variabel yang meliputi
penggunaan energi dan air. Dengan
membandingkan output dan input maka
diperoleh indeks produktivitas
perusahaan selama tahun 2005 adalah
berkisar pada angka 160%-176%.

Produktivitas

180%

175%
Produktivitas

170%

165%

160%
Gambar 4.3 Diagram Sebab Akibat Proses
155%
Penyerapan Warna
150%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan Ke-
Produktivitas 4.5 Penyusunan Alternatif Solusi
untuk memperbaiki proses
Gambar 4.2 Grafik Produktivitas bulan penyerapan warna pada kain agar lebih
Januari-Desember 2005 sempurna ada dua alternatif solusi
sebagai berikut :
4.3 Perhitungan Indeks EPI 1. Mengganti mesin pencuci (soaper),
Indeks EPI diperoleh dengan yang semula sebanyak 12 mesin
mengalikan bobot dari masing-masing memiliki 8 motor, dengan mesin
kriteria limbah dengan penyimpangan soaper yang memiliki 12 motor
yang terjadi antara standar Bapedal sebanyak 8 mesin untuk
dengan hasil analisa limbah perusahaan. meminimasi pengulangan proses
Pembobotan diperoleh melalui pewarnaan dan meningkatkan
penyebaran kuisioner kepada 12 penyerapan warna ke kain sebesar
responden, yang merupakan para 4%. Selain itu penggantian mesin
karyawan bagian utilitas yang memiliki dapat memberikan penghematan
kompetensi di bidang kimia lingkungan. bahan kimia dan dan air proses
Dimana, sebelumnya, hasil penyebaran untuk pewarnaan sebesar 10%.
kuisioner tersebut diuji validitas dan 2. Memberikan bahan kimia
reliabilitasnya dengan menggunakan (chemical) tambahan, yaitu
SPSS, dan berdasarkan hasil pengolahan Sanmorl, untuk merekatkan zat
SPSS, kuisioner tersebut valid dan warna pada kain pada saat proses
reliabel. pencelupan. Penambahan bahan
Indeks EPI PT. MERTEX perekat ini akan meningkatkan daya
adalah 22.05, yang berarti bahwa serap warna pada kain hingga 8%,
kandungan zat-zat kimia dalam limbah sehingga akan terjadi penghematan
cair telah memenuhi baku mutu limbah pada pemakaian air dan zat pewarna
yang telah ditetapkan dan dinyatakan sekitar 20% karena tidak diperlukan
aman bagi lingkungan. pengulangan pada proses
pencelupan.
4.4 Identifikasi Masalah
Permasalahan ditemukan pada Alternatif 1
bagian finishing, yaitu kurangnya daya Alternatif 1 memerlukan
serap zat warna pada kain yang dapat investasi awal untuk pembelian 8 mesin
mengakibatkan menurunnya kualitas baru @ Rp. 78.000.000,00, sehingga
kain dan tingginya kandungan zat totalnya Rp. 624.000.000,00. Alternatif
pewarna pada air buangan proses. 1 juga akan mengakibatkan biaya
Beberapa penyebab kurangnya operasional dan penghemetan
penyerapan warna ke kain tersebut penggunaan bahan kimia dan
ditunjukkan pada diagram sebab-akibat penggunaan air proses serta
berikut ini.
penghematan bahan penetral limbah Nilai deret seragam netto untuk
seperti ditunjukkan tabel 4.2. alternatif 1 adalah :
A = Penghematan – Pengeluaran
Tabel 4.2 Biaya dan = Rp. 876.240.000,00 - Rp.
Penghematan Alternatif 1 290.304.000,00
Perawatan Rp. 12.000.000,00 = Rp. 585.936.000,00
Biaya Operator Rp. 28.800.000,00
Listrik Rp. 36.034.560,00
Alternatif 2 juga dapat meningkatkan
produktivitas dari 169% menjadi
Total Biaya Operasional Rp. 76.834.560,00
169.5%.
Konsumsi Air Rp. 1.746.000,00
Tenaga Kerja Rp. 14.400.000,00 4.6 Memilih Alternatif Solusi
Penghematan Bahan Soaper Rp. 44.443.200,00 Pemilihan alternatif solusi
Pewarna Rp. 432.000.000,00 dilakukan berdasarkan nilai deret
WT01 dan seragam yang terbesar diantara kedua
WT02 Rp. 4.806.000,00 alternatif solusi diatas. Karena alternatif
Total Penghematan Rp. 497.395.200,00 2 memiliki nilai penghematan yang
besar dan pengeluaran yang kecil, maka
Dengan umur ekonomis mesin 30 tahun, nilai deret seragam netto yang dimiliki
maka nilai deret seragam netto untuk alternatif 2 juga lebih besar daripada
alternatif 1 adalah : deret seragam alternatif 1. Dengan
A = Penghematan – Pengeluaran keunggulan-keunggulan yang dimiliki
= Penghematan – (Investasi (A/P, oleh alternatif 2, maka alternatif 2
16%, 30) + Biaya Operasional)
dipilih.
= Rp.497.395.200,00 - Rp.
177.860.160,00
= Rp. 319.535.040,00 Tabel 4.4 Data Deret Seragam Netto
Deret
Alt Penghematan Pengeluaran Seragam
Dengan adanya biaya-biaya dan Netto
penghematan yang dicapai, alternatif 1 1 497.395.200 177.860.160 319.535.040
memberikan kontribusi peningkatan 2 876.240.000 290.304.000 585.936.000
produktivitas dari 169% menjadi
169.5%. 4.7 Estimasi Indeks EPI
Alternatif 2 memberikan
Alternatif 2 penurunan kandungan bahan pencemar
Alternatif 2 mengakibatkan dalam air, sehingga sisa-sisa pewarna
biaya tahunan untuk pembelian bahan yang terbuang bersama air proses juga
perekat, yaitu sanmorl. Disamping itu berkurang. Maka dapat dikatakan bahwa
juga memberikan penghematan antara kandungan zat pewarna dalam limbah
lain penghematan penggunaan bahan juga menurun, sekitar 8%. Kapabilitas
pewarna dan air proses sebanyak 20%, UPL yang dimiliki oleh PT. Mertex
serta penghematan penggunaan bahan dapat mengurangi kadar BOD dalam
penetral limbah. limbah sebanyak 12.5% dan kadar COD
sebanyak 19%. Dengan penurunan kadar
Tabel 4.3 Biaya dan Penghematan BOD dan COD dalam limbah, maka
Alternatif 2 dapat memberikan peningkatan indeks
Kebutuhan EPI sebesar 0.68, sehingga indeks EPI
Biaya Sanmorl Rp. 290.304.000,00
untuk alternatif 2 menjadi 22.73.
Total Biaya Chemical Rp. 290.304.000,00
Konsumsi Air Rp. 3.060.000,00 4.8 Penyusunan Rencana
Penghematan Pewarna Rp. 864.000.000,00 Implementasi
WT01 dan Perencanaan ini meliputi tujuan
WT02 Rp. 9.180.000,00 dan target yang ingin dicapai serta usaha
Total Penghematan Rp. 876.240.000,00
yang akan dilakukan untuk mencapai yang ada diuraikan menjadi senyawa
target. yang lebih sederhana dengan bantuan
mikroorganisme. Dengan sistem
Tabel 4.5 Rencana Implementasi Solusi pengolahan limbah tersebut, maka PT.
Tujuan Target Action Pelaksana Mertex dapat menurunkan kadar bahan
Meningkatkan Meningkatkan Menambahkan Bagian
kualitas penyerapan bahan kimia Finishing pencemar yang terkandung dalam
proses warna ke kain perekat limbah, sehingga memenuhi syarat
pewarnaan (sanmorl)
untuk dapat dibuang (memenuhi baku
Optimalisasi Mengurangi Mengurangi Bagian
penggunaan penggunaan pengulangan Finishing mutu yang telah ditetapkan).
sumber daya air dan zat pada proses
pewarna pewarnaan
Menurunkan Mengurangi Mengurangi Bagian
5.2 Analisa Permasalahan
dampak kandungan pengulangan Finishing Proses pewarnaan kain adalah
lingkungan BOD5 dan pada proses proses yang menghasilkan limbah cair
COD dalam pewarnaan
limbah yang mengandung zat pewarna dengan
kadar BOD dan COD yang tinggi.
Kandungan polutan yang tinggi ini
5. ANALISA DAN INTERPRETASI disebabkan karena beberapa hal, antara
Analisa dan interpretasi meliputi lain jumlah penggunaan air dalam
analisa indeks EPI dan analisa alternatif proses, teknologi yang digunakan, serta
solusi. jenis dan sifat bahan kimia yang
5.1 Analisa Indeks EPI digunakan. Berdasarkan hasil analisa
Bobot tertinggi untuk kadar zat awal diketahui bahwa limbah PT.
kimia dalam limbah cair adalah Phenol Mertex mengandung BOD mencapai
dan Chrom, yaitu 4.63. Hal ini 430 mg/l dan COD mencapai 750 mg/l.
menunjukkan bahwa kedua zat kimia Limbah cair yang dihasilkan
dalam limbah cair tersebut memiliki dari proses pencelupan warna
tingkat bahaya yang tinggi bagi manusia diakibatkan karena penyerapan warna ke
dan lingkungan. Phenol dapat kain kurang baik, sehingga banyak sisa
menyebabkan kerusakan pada zat warna yang terbuang bersamaan
penglihatan, menyebabkan koma, dengan air proses (sekitar 10%). Hal ini
gangguan syaraf dan kanker. Sedangkan mengakibatkan hasil pewarnaan yang
chrom dapat menyebabkan kanker dan dihasilkan tidak merata dan untuk
penyakit paru-paru. Sulfida juga memperbaikinya harus diulang.
memiliki bobot yang tinggi, dimana Penyebab utama yang dapat diatasi dari
kadar sulfida yang berlebihan dapat permasalahan ini adalah proses
menyebabkan iritasi, kanker, sesak pemutihan kain (bleaching) yang kurang
napas, kejang, dan hilangnya kesadaran. sempurna.
Indeks EPI bernilai positif, yaitu
sebesar 22.05. Artinya bahwa 5.3 Analisa Alternatif 1
kandungan zat-zat kimia tersebut dalam Dengan melakukan penggantian
limbah cair telah memenuhi standar mesin ini diperkirakan akan
maksimum yang telah ditentukan dan meningkatkan penyerapan warna ke kain
dapat dinyatakan aman bagi lingkungan. hingga 4%. Meskipun alternatif 1
Proses produksi tekstil menghasilkan membutuhkan biaya investasi yang
limbah yang mengandung zat warna tinggi untuk pembelian mesin, tetapi
dengan pH, BOD dan COD yang cukup dapat memberikan penghematan yang
tinggi. Pengolahan limbah yang cukup tinggi pula. Penghematan yang
dilakukan oleh PT. Mertex dilakukan dapat dicapai perusahaan antara lain
dengan mengkombinasikan pengolahan adalah penghematan penggunaan air
secara kimia, fisika dan biologi, yaitu proses, baik untuk proses pencucian
dengan koagulasi, sedimentasi, aerasi, maupun proses pewarnaan. Alternatif 1
kemudian senyawa-senyawa organik juga memberikan penghematan
penggunaan bahan kimia untuk
pencucian hingga 30% dan zat pewarna sebesar 0.5% dan indeks EPI sebesar
hingga 10%. Alternatif 1 akan 0.68.
memberikan kontribusi terhadap
peningkatan produktifitas sebesar 0.5%. Tabel 5.1 Kontribusi Solusi Terpilih
Dengan penyerapan warna yang Kriteria Kondisi Perbaikan Kontribusi
Awal
meningkat 4%, maka kandungan zat
Produktivitas 169% 169.5% 0.5%
kimia dalam limbah juga dapat Indeks EPI 22.05 22.73 0.68
direduksi.

5.4 Analisa Alternatif 2 6. KESIMPULAN DAN SARAN


Pemberian bahan perekat Kesimpulan dan saran dari
(sanmorl) bertujuan meningkatkan keseluruhan pelaksanaan penelitian ini
penyerapan warna ke kain, yaitu hingga adalah sebagai berikut.
8%. Peningkatan penyerapan warna ke 6.1 Kesimpulan
kain tersebut akan dapat mengurangi 1. Tingkat produktivitas perusahaan
penggunaan air proses dan zat warna periode Januari-Desember 2005
hingga 20%. Dengan daya serap yang cukup stabil, berada pada angka
meningkat, maka dapat dipastikan sisa- 160%-176%. Ini berarti bahwa
sisa pewarna yang terbuang bersama air kinerja perusahaan dapat dikatakan
buangan proses pewarnaan juga akan cukup baik dan mengindikasikan
menurun. Alternatif 2 dapat memberikan bahwa permintaan terhadap produk
kontribusi yang tidak jauh berbeda kain PT. Mertex juga stabil.
dengan alternatif 1, yaitu dapat 2. Tingkat kinerja lingkungan PT.
memberikan peningkatan 0.5% terhadap Mertex dapat dikatakan cukup baik,
produktivitas. dibuktikan dengan tingginya nilai
EPI, yaitu 22.05. Tingginya indeks
5.5 Analisa Alternatif Terpilih EPI tersebut berarti bahwa
Berdasarkan nilai deret seragam kandungan zat-zat kimia dalam
terbesar, maka diperoleh alternatif 2 limbah PT. Mertex telah memenuhi
adalah alternatif yang terbaik dengan baku mutu limbah yang telah
memberikan tingkat penghematan yang ditetapkan oleh pemerintah,
tinggi dengan biaya tahunan yang kecil. sehingga dapat dikatakan aman bagi
Penghematan yang dapat diberikan oleh lingkungan.
alternatif 2 adalah penggunaan air dan 3. Permasalahan terjadi pada proses
zat warna sebesar 20%. Sehingga pencelupan warna di bagian
dengan penurunan penggunaan air, finishing, yaitu pewarnaan yang
maka debit limbah yang dihasilkan oleh tidak merata pada kain.
proses pewarnaan akan berkurang dan Permasalahan ini antara lain
mengurangi biaya pengelolaan limbah. disebabkan oleh kurangnya
Dengan peningkatan daya serap penyerapan zat warna ke kain yang
zat pewarna ke kain hingga 8%, maka salah satunya diakibatkan oleh
berkurang pula zat pewarna yang proses pemutihan (bleaching) yang
terbuang karena tidak terserap. Sehingga kurang sempurna.
dengan menurunnya sisa-sisa zat warna 4. Solusi yang terpilih berdasarkan
yang terbuang, maka kandungan zat nilai deret seragam netto tertinggi
pewarna dalam limbah juga akan adalah alternatif 2, yaitu
menurun. Hal ini akan memberikan penambahan bahan kimia perekat
dampak yang baik terhadap lingkungan (sanmorl) ke dalam proses
dengan menurunnya kandungan BOD pewarnaan. Penambahan bahan
dan COD dalam limbah. kimia ini akan meningkatkan
Dengan mengimplementasikan penyerapan proses hingga 8%.
GP akan dapat memberikan kontribusi
terhadap peningkatan produktivitas
5. Jika solusi tersebut diterapkan, Proses Retanning dengan
diperkirakan dapat memberikan Metode Green Productivity”.
kontribusi terhadap peningkatkan Tugas Akhir Jurusan Teknik
produktivitas sebesar 0.5% dan Industri-ITS
perbaikan indeks EPI sebesar 0.68. Forlink. (2000). “Paket Terapan
6. Implementasi Green Productivity Produksi Bersih pada Industri
(GP) terbukti dapat meningkatkan Tekstil”. forlink.dml.or.id.
produktivitas melalui perbaikan Herita Kisthanti (2003). “Analisa Green
proses. Dengan perbaikan kualitas Productivity pada proses
proses, maka kandungan zat kimia frosting di PT Litechindo Utama
dalam limbah dapat diturunkan Surabaya”. Tugas Akhir
sehingga lebih ramah lingkungan. Jurusan Teknik Industri, ITS
I Nyoman Pujawan. (1995). “Ekonomi
6.2 Saran Teknik”. Surabaya : Prima
1. Kandungan zat-zat kimia dalam Printing
limbah dapat ditekan dengan Ketut Ratna Dewi. (2005). “Penerapan
memperbaiki kualitas proses Green Productivity di Pabrik
sehingga limbah yang dihasilkan Gula Candi Baru-Sidoarjo”.
tidak mengandung bahan pencemar Tugas Akhir Jurusan Teknik
lingkungan dalam kadar yang tinggi. Industri-ITS
2. Dilakukan pengelolaan limbah Sritomo Wignjosoebroto. (1995).
secara lebih baik untuk menetralkan “Ergonomi, Studi Gerak dan
kandungan bahan-bahan pencemar Waktu-Teknik Analisis Untuk
agar lebih aman pada saat dibuang Peningkatan Produktivitas
ke sungai. Kerja”. Jakarta : Candimas
3. Impelementasi GP sebaiknya Metropole.
dilaksanakan secara
berkesinambungan untuk
meningkatkan produktivitas dan
kinerja lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
APO. (2001). “Achieving Higher
Productivity Through GP”.
Tokyo : APO
APO. (2001). “Green Productivity
Training Manual”. Tokyo :
APO
BAPEDAL Propinsi Jatim (2002).
Keputusan Gubernur Jatim
No.45 tahun 2002 tentang baku
mutu limbah cair bagi industri
atau kegiatan usaha lainnya,
Surabaya
DeSimone, LD & Frank Popoff.. (1997).
“Eco-Efficiency : The Business
Link to Sustainable
Development”. Massacussets :
The MIT Press
Feny Radiana. (2005).”Upaya
Peningkatan Produktivitas dan
Kinerja Lingkungan pada

Anda mungkin juga menyukai