Rangkuman Buku Asuransi Syari'Ah
Rangkuman Buku Asuransi Syari'Ah
SYARIAH
Rangkuman
Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2014
2
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah, karenaNya
Rangkuman Buku Asuransi Dalam Prespektif Syariah tersusun.
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Qomar, Drs., S.Sos.,
M.M. selaku dosen pembimbing mata kuliah dan kepada rekanrekan yang telah bekerjasama sehingga pembuatan makalah
tersusun dengan baik.
Saran dan kritik kami harapkan sebagai perbaikan, semoga
rangkuman ini bermanfaat.
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I........................................................................STATUS
HUKUM PRODUK JASA
ASURANSI KONTEMPORER...................................
BAB II.......................................................................SISTEM
DAN PROSEDUR ASURANSI ISLAM ......................
BAB III......................................................................ASURA
NSI RISIKO USAHAS
MENURUT PRESPEKTIF ISLAM..............................
BAB IV.......................................................................FATWAFATWA MENGENAI PERMASALAHAN ASURANSI
KONTEMPORER....................................................
BAB V.......................................................................PESANPESAN ASURANSI ISLAM
DARI AL-QURAN DAN SUNNAH...........................
BAB VI......................................................................TUNTU
NAN DOA DARI AL-QURAN DAN SUNNAH DALAM
MENGHADAPI INSIDEN HIDUP..............................
Daftar Pustaka
1
BAB I
STATUS HUKUM PRODUK JASA ASURANSI
KONTEMPORER
I. TIPOLOGI ANCAMAN BAHAYA (RISIKO) YANG
MENISCAYAKAN ASURANSI
Segala sesuatu yang dihadapi manusia berupa tindakan atau terjadinya
bencana yang menyebabkan diri, pekerjaan, dan hartanya binasa dan rugi.
Acaman bahaya ini menimbulkan rasa takut dan cemas sehingga membutuhkan
penelitian dan analisis untuk melindungi diri dari marabahaya tersebut. Dan
inilah yang menjadi salah satu alasan pendirian perusahaan jasa asuransi.
II.
3
BAB II
STATUS HUKUM PRODUK JASA ASURANSI
KONTEMPORER
Kalangan ulama dan ahli fikih juga para pionir pemikiran ekonomi Islam telah
mencurahkan perhatian besar untuk membersihkan sistem asuransi kontemporer
dari hal-hal yang bertentangan dengan syariat. Berdasarkan pertimbangan tersebut
maka didirikanlah sejumlah perushaan asuransi Islam .
I.
Artinya :
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS: Al-Baqarah Ayat: 155).
4
Dari uraian diatas, tampak jelas bahwa manusia selalu diliputi beragam
ketakutan dan kekhawatiran, dan karena ia membutuhkan solusi untuk
meringankan atau bahkan menghilangkan perasaan tersebut. Dalam hal ini,
Islam telah meletakan sebuah pendekatan untuk mencapai tujuan tersebut
yang diaktualisasikan dalam bentuk ketakwaan terhadap Allah, penerapan
sistem zakat mal ( zakat kekayaan ), sistem solidaritas sosial, perilaku yang
baik dan terpuji sekaligus dorongan untuk menabung demi kemaslahatan
generasi menadatang, gotong royong saling membantu, dan menjalin
persaudaraan diantara kaum muslimin sebagai saudara seiman.
Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai,
mengasihi, dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu
anggotanya merasakan sakit maka seluruh tubuh turut merasakannya dengan
berjaga dan merasakan demam. (HR. Muslim)
Dari paparan diatas dapat kita simpulkan bahwa asuransi dari ketakutan
dan marabahaya pada dasarnya adalah gagasan yang acceptable menurut
Islam. Dan kalaangan ahli fikih pun telah mendeduksi sejumlah asas dan
prosedur asuransi berbasis syariah sebagaimana yang nanti akan dijelaskan.
II.
5
jalan atau solusi untuk membuang ketakutan dan kekhawatiran di dalam
diri.
Al-Quranul Karim, sebagai pedoman hidup pertama, sarat dengan
ayat-ayat suci yang menegaskan konsepsi demikian. Diantanya firman
Allah :
Artinya :
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram. (QS: Ar-Ra'd Ayat: 28).
B. Asas Solidaritas Kolektif sesuai dengan Prinsip Ukhuwwah
(Persaudaraan)
Asas isi terimplementasikan dalam perilaku Islami seorang muslim
dalam bingkai nilan dan etika islam. Diantaranya adalah sikap saling
tolong-menolong, setia kawan, solider, dan berempati dengan orang lain,
juga konsistensi menjalani kesabaran. Perilaku ini akan membuat
seseorang merasa aaman dan tenteram dari ketakutan akan musibahmusibah dunia, sebab ia yakin bahwa saudara-saudaranya seiman pasti
akan berempati dengannya dalam meringankan dampak-dampak musibah
tersebut
Artinya :
Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian
jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti
6
petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak
(pula) mereka bersedih hati".(QS: Al-Baqarah Ayat: 38)
Asas persaudaraan ini pernah diterapkan semasa permulaan negara
Islam Madinah pada level penguasa dan rakyat, dan hal itu terbukti
mampu menciptakan keamanan dan ketenangan bagi masyarakat.
C. Asas Bakti Sosial secara Institusional
Asas ini terimplementasikan dalam bentuk pembentukan organisasi
amal dan yayasan sosial non profit yang menggalang solidaritas sosial
dan membantu orang-orang yang sedang ditimpa bencana. Institusiinstitusi ini juga bergerak dalam pengumpulan zakat, infak, sedekah,
denda nadzar, kafarat, dan sumbangan-sumbangan sosial lain yang
berasal dari para dermawan untuk kemudian dibelanjakan dalam proyekproyek sosial, diantaranya untuk bantuan kemanusiaan. Organisasi amal
atau yayasan sosial seperti ini banyak di jumpai di dunia Arab dan Islam
dalam bentuk :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
uang
serta
menabung
surplus
pendapatan
dan
7
Artinya :
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian.(QS: Al-Furqaan Ayat: 67).
Al-Quran sendiri sarat dengan ayat-ayat suci yang menekankan peran
kerja keras mencari rezeki dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok dan
menjamin kebutuhan anak-anak dimasa depan, serta demi memberikan
rasa aman dan tenteram bagi keluaraga. Contoh konkret hal tersebut
misalnya tercantum dalam Surah Kahfi
Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota
itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua,
sedang
ayahnya
adalah
seorang
yang
saleh,
maka Tuhan-Mu
8
Disini ada beberapa formula investasi Islam yang dapat dijalankan,
sebagai berikut.
1. Bekerja sama dengan rekan dalam proyek investasi yang beresiko
kecil, sesuai dengan fikir partisipasi
2. Membeli rumah kos dan menyewakannya.
3. Membeli saham perushaaan yang bergerak di lapangan pekerjaan
yang halal.
4. Mendepositokan surat berharga di bank dan lembaga investasi islam.
5. Menabung dan berinvestasi di perbankan Islam.
E. Asas-Asas Lain dari Aplikasi Sistem Asuransi Kontemporer yang
Sesuai dengan Syariat Allah
Asas dan kebijakan-kebijakan asuransi di atas merupakan fondasi
yang kuat bagi kegiatan asuransi dari marabahaya dalam pendekatan
Islam. Asas-asas ini boleh ditambah dengan sistem dan sarana
konvensional yang telah dikenal luas oleh masyarakat umum di setiap
zaman dan tempat selama tidak bertentangan dengan prinsip dan hukum
syariat Islam dan mampu mewujudkan target yang disyariatkan dalam
menghadapi marabahaya. Sebab hikmah adalah mutiara yang hilang bagi
orang mukmin, sehingga dimanapun dia menemukannya, dialah yang
paling berhak memilikinya.
III.
9
3.
4.
5.
6.
dan peran lembaga pengelola dana sosial ini memberikan bantuan kepada
korban bencana atau musibah.
Tanggungjawab negara dalam memenuhi kebutuhan pokok rakyat
7.
10
sumbangan dana yang dialokasikan untuk memberikan santunan atau
ganti rugi pada anggota yang tertimpa musibah.
3. Asuransi jenis ini bersih dari riba, baik riba fadhl maupun riba
nasiah. Sebab akad para penyumbang tidak bersifat ribawi dan dana
asuransi yang terkumpul tidak diputar untuk transaksi-transaksi yang
berbau riba.
4. Ketidaktahuan para peserta asuransi kolektif ini mengenai manfaat
definitive yang akan mereka nikmati tidak menjadi masalah.
5. Dana peserta asuransi kolektif ini diinvestasikan seacara Islami
dalam perspektif hukum dan prinsip syariat Islam, pada lahan
Investasi yang halal.
Asas kolektif sistem asuransi kolektif Islam meliputi :
1. Solidaritas Anggota
2. Berlandaskan asas saling tolong menolong, solidaritas, dan
kesetiakawanan di antara sekelompok orang untuk menangani
marabahaya dan mengatasi bencana
3. Pelayanan Anggota
4. Membangun solidaritas diantara anggota dalam membantu anggota
yang lain yang tengah ditimpa musibah dengan moril dan materiil
sekaligus.
5. Keanggotaan Terbuka
6. Anggota asuransi ini bisa dianggap sebagai partisipan ( musytarik),
bukan musahim ( pemegang saham).
7. Penginvestasian Kelebihan Dana Premi ( Faid Al-Isytikarat)
8. Kelebihan dana premi dalam asuransi kolektif Islam diinvestasikan
dalam bidang investasi yang diperbolehkan syariat Islam, sehingga
bersih dari syubhat riba.
9. Pembagian Surplus Kegiatan Asuransi ( FaidhAmaliyyat AtTamin)
10. Jika kegiatan asuransi menghasilkan sisa dana sebagai surplus,
maka kelebihan tersebut dibagikan kepada seluruh anggota asuransi
sesuai dengan prosedur dan asas tertentu yang akan di diskusikan
nanti.
11. Pemisahan Keuangan Pemilik Perusahaan dengan Keuangan
Peserta Asuransi
12. Perusahaan asuransi kolektif Islam harus memiliki rekening yang
terpisah untuk keuangan pemilik perushaan asuransi dan keuangan
11
para peserta asuransi untuk memudahkan pembagian laba hasil
investasi dana asuransi diantara keduanya, dengan catatan pemilik
perusahaan tidak berhak menikmati surplus kegiatan asuransi.
13. Partisipasi dalam Manajemen Perusahaan
14. Setiap anggota dalam asuransi kolektif ini berhak mencalonkan diri
untuk menjalankan manajemen perusahaan yang tidak boleh
dipegang secara mandiri oleh sekelompok orang yang bukan anggota
asuransi tersebut.
15. Pengalokasian Dana Cadangan untuk Mengantisipasi Kelemahan
jikalau Kompensasi yang Harus Dibayarkan Melebihi Anggaran
Dana
16. Jika dana kompensai melebihi premi yang diperoleh dari peserta,
dewan direksi dapat menutup kelemahan keuangan ini dengan
menggunakan dana cadangan yang dialokasikan dari surplus dana
sebelum dibagikan ke anggota.
17. Kepatuhan Aktivitas dan Operasional Asuransi pada Pengawasan
Syariah
18. Untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas dan transaki yang
dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan hokum syariat Islam, maka
perusahaan tersebut harus memiliki sistem yang bernama badan
pengawasan syariah.
C. Legalitas Syara Perusahaan Asuransi Kolektif Islam
Sejumlah fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga otoritas fikih
membolehkan pendirian perusahaan asuransi kolektif yang beraktivitas
sesuai dengan prinsip dan hukum syariat Islam.
Adapun negara yang mempelopori berdirinya perusahaan-perusahaan
asuransi jenis ini diantara lain : Sudan, Yordania, Bahrain, Uni Emirat
Arab, Saudi Arabia, Pakistan, Malaysia, Indonesia, dan Mesir.
V.
12
Yusuf Kamal Muhammad, penggagas ide investasi ini, berpandangan
bahwa investasi untuk asuransi adalah sistem yang bermula dalam bentuk
proyek investasi dan berakhir dalam bentuk sumbangan asuransi.
B. Keistimewaan-Keistimewaan Sistem Investasi untuk Asuransi
Yusuf Kamal Muhammad selanjutnya menjelaskan keistimewaankeistimewaan sistem ini, sebagai berikut:
1. Sistem ini sesuai dengan negara-negara Islam yang menganut sistem
Ekonomi Barat dan tidak memiliki ketentuan perundang-undangan
yang mengatur masalah asuransi komutatif.
2. Model investasi ini juga pararel dengan aktivitas kumulatif usaha
investasi dan perdagangan dengan segala konsekuensi dan risiko yang
ditimbulkannya
3. Spirit umum kaum mukminin memiliki kecenderungan kea rah
keseimbangan antara laba kompensasi dan kerugian asuransi.
4. Struktur organisasi dan kerangka teknis dalam investasi jenis ini tidak
berbeda sama sekali dengan model serupa dalam asuransi niaga.
5. Keberadaaan para pemegang saham sebagai pengambil keuntungan
praktis membatasi unsur pengurangan layanan demi kemaslahatan
laba.
6. Setiap pemilik nasabah asuransi jenis ini adalah pemilik manfaat
investasi itu sendiri.
7. Asuransi ini bebas dari segala macam trik memakan harta orang lain
dengan cara yang tidak sah (bathil).
8. Asuransi ini dapat dipastikan akan meraup keuntungan besar di bankbank Islam dan perusahaan-perusahaannya sebagai basis untuk
menerapkan asuransi jenis ini pada bidang-bidang aktivitasnya.
9. Peserta asuransi jenis ini bisa masuk sebagai partner aktivitas asuransi
lain dengan sistem musyarakah(CV)
Pilar terpenting yang menyokong kesuksesan proyek ini adalah
kompetensi investatif. Perusahaan jasa investasi untuk asuransi ini
berbentuk perusahaan perseroan (PT) yang menentukan tingkat tanggung
jawab di dalamnya sesuai dengan kadar modal yang dimiliki oleh setiap
peserta , dan tidak melebar pada harta pribadi rekanan sebagaimana yang
terjadi dalam perusahaan joint-liability company.
13
VI.
santunan
atau
kompensasi
dan
sejenisnya
dengan
14
sehingga dapat dipastikan bahwa transaksi yang filakukan sesuai dengan
hukum dan prinsip Islam.
D. Macam-Macam Dana Swadaya Solidaritas Sosial
Dana swadaya solidaritas sosial memiliki ragam jenis dan model, di
antaranya yang paling popular dan tersebar adalah sebagai berikut:
1. Dana solidaritas di bawah lembaga-lemabaga masyarakat madani
2. Dana solidaritas pekerja di berbagi unit dan usaha perekonomian
3. Dana solidaritas milik para pegawai beberapa lembaga pemerintah
4. Dana solidaritas milik sebuah komunitas di suatu tempat
5. Dana solidaritas para minoritas muslim di luar negri
6. Dana solidaritas keluarga.
VII.
15
oleh banjir, orang yang mengalami kebakaran, dan orang yang memiliki
tanggungan anak istri namun ia tidak memiliki dua tangan yang dapat ia
gunakan untuk mencari nafkah.
Dijelaskan Qabishah bin al-Mukhariq berkata, "Saya menanggung suatu
beban yang berat, kemudian saya datang kepada Rasulullah saw untuk
meminta, maka jawab beliau : Tinggalah di sini hingga ada sedekah itu untuk
diberikan kepadamu. Lantas beliau bersabda : Hai Qabishah! Sesungguhnya
minta-minta itu tidak halal, melainkan bagi salah satu dari tiga orang: (1)
Seorang yang menanggung beban yang berat, maka halal baginya memintaminta sehingga dia dapat mengatasinya kemudian sesudah itu dia berhenti. (2)
Seorang yang ditimpa suatu bahaya yang membinasakan hartanya, maka halal
baginya meminta-minta hingga dia mendapatkan suatu standar untuk hidup.
(3) Seseorang ditimpa suatu kemiskinan sehingga ada tiga orang-orang pandai
dari kaumnya mengatakan Sungguh si anu itu ditimpa satu kemiskinan maka
halal baginya meminta-minta hingga dia mendapatkan suatu standar hidup.
Selain itu, meminta-minta, hai Qabishah adalah haram, yang melakukannya
berarti makan barang haram" (HR. Muslim, Abu Daud dan Nasa'i).
Sebagian kalangan ahli fikih bahkan berpendapat bahwa jaminan dan
asuransi sosial masuk dalam lingkup kalangan yang berhak menerima zakat
sebagai berikut : fakir miskin, orang orang yang berutang( pailit), budak, ibnu
sabil, juga para tawanan dan tahanan di jalan Allah.
A. Contoh-Contoh Terkini Model Pemanfaatan Zakat untuk Jaminan
dan Asuransi Sosial
Kelompok orang yang berutang (gharimin) merupakan salah satu
kelompok penerima zakat yang memiliki hubungan langsung dengan
realisasi solidaritas dan kesetiakawanan sosial. Lahan penerapannya pun
perlu diperluas sehingga bisa mencakup hal-hal berikut.
1. Orang-orang pailit yang dililit utang tanpa mampu membayarnya, dan
utang terseebut tidak digunakan untuk hura-hura, dsb.
2. Orang-orang yang terlilit utang untuk melayani masyarakat.
3. Orang-Orang yang tertimpa musibah atau bencan.
4. Orang yang menderita kerugian besar akibat kelesuan ekonomi atau
kebakaran,dsb.
5. Orang yang menderita sakit krionis yang membutuhkan pengobatan
rutin selama-lamanya tanpa mampu membayar pengobatannya.
6. Janda-janda miskin.
7. Keluarga tahanan dan tawanan fisabillilah.
8. Mahasiswa asing yang tidak memperoleh biaya hidup dari manamana.
9. Minoritas muslim yang tertindas di negri non muslim.
16
10. Membebaskan tawanan muslim yang dijadikan sandera
B. Peran Institusional Zakat dalam Mewujudkan Jaminan dan Asuransi
Sosial
Kalangan ahli fikih telah memperbolehkan orang-orang kaya untuk
memberikan zakat mal(kekayaan) mereka, juga sedekah, hibah, uang
denda nadzar dan kafarat, kepada yayasan atau lembaga ini untuk
bertindak sebagai wakil mereka dalam memberikan zakat tersebut kepada
orang-orang yang berhak menerimanya.
Adapun model proyek kemanusiaan dan jaminan sosial yang acap
kali dilakukan lembaga zakat kontemporer antara lain sebagai berikut.
1. Proyek bantuan untuk para pengungsi dan korban bencana.
2. Menghimpun zakat dan mendistribusikan untuk kalangan yang berhak
menerima
3. Mengasuh anak-anak yatim yang ditinggalkan para syahid yang gugur.
4. Mengubah keluarga yang konsumtif menjadi keluarga yang produktif
5. Membangun sumur sumur arteri dan saluran air, serta penanaman
pohon-pohon penyejuk jalan.
6. Membantu para pelajar asing (bukan warga setempat).
7. Mengasuh dan menyediakan kebutuhan anak yatim.
8. Mendistribusikan daging korban untuk kalangan miskin dan yang
membutuhkan.
9. Pembangunan masjis, sekolah, dan rumah sakit.
10. Pembangunan rumah sakit darurat di medan perang dan pengungsian.
VIII.
dan
dicamkan
disini
adalah
urgensi
17
Lembaga-lembaga wakaf di dunia Arab dan Islam telah menjalankan
peran penting dalam bidang jaminan dan asuransi sosial antara lain :
1. Pemeliharaan pusat kesehatan yang memperhatikan kesehatan
masyarakat.
2. Pemeliharaan orang yang membutuhkan dan orang cacat khusus.
3. Penyediaan kesempatan dan lapangan kerja bagi kalangan yang
mampu bekerja.
4. Pencarian solusi bagi yang sedang dihimpit permasalahan ekonomi.
5. Santunan kebutuhan pokok bagi kalangan fakir miskin.
6. Perlindungan dan dukungan dana bagi kaum minoritas muslim.
7. Bantuan untuk masyarakat Islam.
8. Pendirian dan pemeliharaan panti-panti jompo.
9. Pendirian tenda-tenda dan tempat tinggal sementara bagi pengungsi.
10. Pendirian dan pemeliharaan panti-panti asuhan anak yatim.
11. Pembangunan rumah sakit untuk kalangan tidak mampu.
C. Legalitas Syara Pewakafan Harta untuk Jaminan dan Asuransi
Sosial
Kebolehan wakaf secara umum merupakan model tolong-meolong
dalam kebajikan dan ketakwaan, serta merupakan salah satu praktis
ukhuwwah Islamiyyah. Dan hal itu pun termasuk jariyah yang
diperintahkan oleh Rasullulah SAW.
Jika manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali dari
tiga perkara : anak saleh yang mendoakannya, sedekah jariyah, dan ilmu
yang bermanfaaat. (HR.Muslim)
IX.
18
Artinya :
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orangorang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar
(imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.(QS: Al-Baqarah
Ayat: 177)
Banyak pula hadis dari Rasulullah SAW yang memerintahkan tolong
menolong atas kebajikan dan perbuatan baik.
Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai,
mengasihi, dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu
anggotanya merasakan sakit maka seluruh tubuh turut merasakannya
dengan berjaga dan merasakan demam. (HR. Muslim)
19
dan
20
7. Pemberia beasiswa kepada para pelajar dan mahasiswa yang tidak
mampu.
8. Perlindungan terhadap kaum minoritas muslim dari diskriminasi.
9. Pemberian bantuan kepada para pemuda dan pemudi miskin yang
hendak menikah.
D. Sumber Keuangan Yayasan Amal Sosial
Yayasan dan organisasi sosial memperoleh dana untuk membiayai
berbagai proyek amalnya dari sumber keuangan sebagai berikut.
1. Zakat Mal ( kekayaan) dan zakat fitrah.
2. Sedekah-sedekah sunah.
3. Sedekah-sedekah jariyah.
4. Wasiat-wasiat sosial.
5. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat.
6. Perlombaan amal.
7. Pencucian uang setelah bertaubat.
8. Denda-dena kafarat dan nadzar.
9. Wakaf-wakaf sosial.
10. Hasil penjualan proyek-proyek amal.
11. Hewan-hewan kurban dan sejenisnya.
12. Barang-barang yang dianggap remeh.
13. Bantuan pemerintah.
14. Iuran Anggota.
E. Motivasi Amal Sosial
1. Motivasi Iman
2. Keimanan yang sehat dan kuat termasuk motivator yang mendorong
pelakunya untuk berbuat kebajikan. Semakin kuat dan dalam
keimanan seseorang maka semakin kuat pula dorongannya untuk
melakukan amal baik.
3. Motivasi Etis.
4. Motivasi Psikologis.
5. Seorang muslim yang bekerja di bidang sosial akan merasakan
ketentraman batin, ketenangan, dicintai oleh orang lain, dihormati, dan
dihargai.
6. Motivasi sosial.
7. Berdasarkan persaudaraan yang dimplementasikan dalam bentuk
memberi pertolongan kepada saudara yang tengah berada dlam situasi
sulit dan menderita.
21
22
BAB III
ASURANSI RISIKO USAHA MENURUT PRESPEKTIF ISLAM
Kalangan pengusaha dan pebisnis banyak menghadapi beragam resiko dan
bahaya, diantaranya yang berkaitan dengan bencana-bencana yang menimpa aset
materiil maupun cobaan-cobaan imateriil yang mempengaruhi psikologi dan
perilaku.
Pengusaha muslim memerlukan sistem asuransi untuk mengatasi resiko
tersebut dengan hukum dan prinsip syariah. Supaya dapat hidup dengan aman,
dikaruniai kesehatan fisik dan terpenuhi kebutuhan pokoknya.
I.
II.
23
5. Stress dan kekalutan mendengar perkembangan berita yang kurang
menyenangkan.
6. Pesimis terhadap penyelesaian krisis dan penanganan masalah.
7. Frustasi
8. Problematika sosial dan keluarga
B. Penilaian Terhadap Kinerja Asuransi Pengusaha Konvensional
Dalam Menangani Risiko Psikologis
Masalah psikologis perlu ditangani membutuhkan pengobatan yang
intensif, sebab berpengaruh terhadap kinerja. Oleh karena itu, pakar
manajemen mencurahkan perhatian terhadap masalah psikologis di
lapangan pekerjaan dan membuat terapi-terapi manajerial.
C. Langkah Islam Dalam Mengasuransikan Pengusaha Dari RisikoRisiko Psikologis
Langkah islam dalam melindungi pengusaha dari tekanan psikologis
berlandaskan pada sejumlah asas dan pilar, diantaranya:
1.
2.
3.
4.
III.
Nilai-nilai keimanan
Konsisten terhadap syariat Allah
Memilih rekan yang saleh
Menetapkan prosedur-prosedur teknis yang sesuai syariah
perusahaan,
pembatalan
perjanjian
secara
sepihak,
dan
24
5. Penyerobotan aset pengusaha dan pemanfaatan tempat kerja untuk
memenuhi target pribadi, tanpa izin dari pemilik usaha.
6. Pembatalan kontrak dan perjanjian secara sepihak.
7. Penolakan dan pengingkaran pihak lain.
Risiko penyelewengan amanat baik yang dilakukan oleh karyawan
atau rekan bisnis (mutaamil) menimbulkan kerugian dan bahaya bagi
pengusaha, seperti:
1. Pencemaran nama baik.
2. Kerugian materil akibat pembocoran rahasia perusahaan.
3. Produksi macet dan gangguan kerja yang berakibat pada kerugian
materi secara signifikan.
4. Penurunan kinerja dan kualitas yang berakibat pada penurunan
tingkat
penjualan,
keuntungan,
dan
penurunan
rata-rata
pertumbuhan.
5. Kerugian akibat pengunduran pelaksanaan kontrak.
6. Persaingan yang tidak sehat.
B. Penilaian Terhadap Kinerja Asuransi Pengusaha Konvensional
Dalam Menangani Risiko Indisipliner Karyawan Dan Rekan Bisnis
Prinsip hukum Islam menyatakan jangan menyakiti diri dan menyakiti
orang lain.
Namun realitanya UU Buruh, UU Perdata dan UU Niaga tidak dapat
menangani beberapa pelanggaran genting yang ditimbulkan oleh oknum
karyawan.
C. Langkah Islam Dalam Mengasuransikan Pengusaha Dari Risiko
Penyelewengan Dan Wewenang
Langkah Islam dalam mengasuransikan pengusaha dari risiko
penyelewengan berlandaskan pada akad dan prinsip berikut:
1. Pintar memilih karyawan.
2. Menepati hak-hak karyawan.
3. Menghormati peraturan dan perundang-undangan.
4. Arbitrase damai dihadapan organisasi dan profesi.
IV.
25
akhlak yang mulia, perilaku yang mulus, serta fikih muamalat. Perilaku
yang memancing timbulnya resiko tersebut antara lain:
1. Kecurangan
2. Penipuan
3. Penyesatan
4. Pembodohan
5. Transaksi fiktif
6. Spekulasi dan pertaruhan
7. Monopoli, penimbunan barang dan penaikkan harga
8. Permainan harga
9. Pemalsuan dokumen, data dan merek dagang
B. Penilaian Terhadap Kinerja Asuransi Pengusaha Konvensional
dalam Menangani Risiko Pasar
Peraturan perundang-undangan yang telah disusun mayoritas negara
di dunia untuk mengawasi pasar belum efektif, terutama di negara
terbelakang atau berkembang akibat pengabaian dimensi moral. Namun
pada dekade terakhir hal ini mulai dilirik dan dikaji dalam etika bisnis.
Dan semuanya berakar dari konsep dan praktik bisnis Islam.
C. Langkah Islam dalam Mengasuransikan Pengusaha dari Risiko
Pasar
Langkah Islam dalam melindungi pengusaha dari risiko pasar
berlandaskan pada asas dan prinsip berikut:
1. Perhatian terhadap nilai-nilai etika.
2. Konsistensi memegang hukum syariah yang diimplementasikan
dalam fikih muamalah dan fikih jual-beli.
3. Penerbitan UU untuk melindungi pasar.
4. Kecakapan memilih rekan bisnis.
5. Pembuatan kode etik profesi.
V.
dan
1.
2.
3.
4.
pengusaha.
Kondisi ini menimbulkan resiko besar seperti:
pencemaran nama baik pengusaha melalui desas-desus tidak sedap.
Pembelian berjangka dengan harga tinggi.
Pinjaman atau penjadwalan utang dengan bunga yang tinggi.
Terjadi kekacauan pada struktur finansial.
26
Resiko di atas saring berkolerasi dan berarah pada jurang pailit,
eliminasi dan ekstradisi.
B. Penilaian Terhadap Kinerja Asuransi Pengusaha Konvensional
Dalam Menghadapi Krisis Keuangan
Dalam tatanan konvensional, para pengusaha sering menempuh
langkah instan pada saat menghadapi krisis, seperti:
1. Penjadwalan ulang dengan pertambahan nilai utang.
2. Meminjam uang dari bank.
3. Menambah modal dan menggunakan kelebihannya untuk membayar
kewajiban.
C. Langkah Islam Dalam Mengasuransikan Pengusaha Dari Risiko
Krisis Keuangan
Langkah Islam dalam melindungi pengusaha dari resiko krisis
keuangan berlandaskan pada sejumlah asas dan pilar sebagai berikut:
1. Pengharaman solusi penanganan krisis keuangan dengan cara ribawi.
2. Penambahan modal usaha dan perekrutan rekanan baru.
3. Pengalokasian dana cadangan untuk musibah.
4. Solidaritas dana di kalangan pengusaha.
5. Pemberian zakat kepada orang yang pailit dan berutang.
VI.
27
B. Penilaian Terhadap Kinerja Asuransi Pengusaha Konvensional
Dalam Menangani Resiko Intervensi Pemerintah Secara SewenangWenang
Langkah-langkah dan kebijakan yang diambil pemerintah di negara
yang menghormati kebebasan pasar dan tidak melakukan intervensi
terhadap pengusaha, kecuali yang melanggar peraturan perundangundangan diantaranya:
1. Mengeluarkan instruksi, menetapkan aturan hukum dan prosedur
yang memudahkan pengurusan izin proyek.
2. Mengikutsertakan asosiasi pengusaha
dalam
mengevaluasi
rancangan perundang-undangan.
3. Pemberantasan berbagai bentuk pemerasan terhadap pengusaha
dengan cara ilegal seperti suap, pungli dan sebagainya.
4. Kerja sama antar lembaga yang berkaitan dengan dunia usaha, aparat
keamanan, untuk menetralisir afiliasi politik.
Keberhasilan peraturan dan prosedur ini sangat ditentukan oleh sistem
politik yang diterapkan suatu negara.
C. Langkah Islam Dalam Mengasuransikan Pengusaha Dari Resiko
Intervensi Ilegal Pemerintah
Konsep ekonomi Islam berlandaskan pada kebebasan transaksi dan
kepemilikan pribadi dalam bingkai hukum dan prinsip syariat lima visi,
yaitu: melindungi agama, jiwa, akal kehormatan dan harta yang
merupakan tanggung jawab pemerintah dalam negara Islam. Intervensi
pemerintah dalam masalah muamalat, secara khusus urusan bisnis harus
didasari semangat orientasi mewujudkan keamanan dan kesejahteraan
bagi individu dan masyarakat.
28
1. Asas
konsistensi
dengan
peraturan,
dengan
memperhatikan
29
A. Konsep Tata Ekonomi Dunia Baru
Konsep tata ekonomi dunia baru merupakan balok penyangga
globalisasi yang didominasi oleh negara kaya untuk kepentingan
ekonomi, politik, dan ideologi.
B. Tujuan GATT Dan Resikonya Bagi Pengusaha
Tujuan penting GATT adalah:
1. Membebaskan perdagangan komoditas makanan disamping produk
2.
3.
4.
5.
pabrikan.
Membebaskan perdagangan garmen dan pakaian.
Membebaskan prosedur hak intelektual.
Membebaskan barter perdagangan.
Membebaskan perdagangan jasa.
pada asas:
Mengadopsi teknologi modern.
Meningkatkan kualitas usaha secara menyeluruh.
Inovatif dalam melakukan penelitian dan pengembangan.
Membangun solidaritas, kerja sama antar pelaku usaha.
Membangun pasar besama.
30
31
BAB IV
FATWA FATWA MENGENAI PERMASALAHAN
ASURANSI KONTEMPORER
Masalah kekhawatiran dan keamanan, juga risiko bahaya dan asuransi,
merupakan pikiran manusia di segala kondisi. Kegelisahan, akan
kedudukan,jabatan,harta benda dirasakan selalu terancam oleh tindakan
otoritariarisme atasanya.
Lingkaran demi lingkaran risiko dan euforia kegelisahan ini pun semakin
meluas
sehingga
merambah
segala
aspek
dan
lini
kehidupan
asuransi di bidang muaamalat secara umum dan lebih khusus lagi pada
kajian fikih asuransi.
I. DALIL LEGALITAS HUKUM ASURANSI KOLEKTIF (TAAWUNI)
jangan
tolong
menolong
dalam
berbuat
dosa
dan
32
dapat menghukumi asuransi non koletif sebagai sesuatu yang darurat
atau dibutuhkan mendesak, sebab kita tidak dapat memastikan tidak
adanya asuransi selain itu.
Begitu juga dengan masalah asuransi kolektif adalah pembuka pintu
yang jika belum ada harus kita bangun , dan jika masih sempit harus
kita perlebar.
Syahdan, ketika diterapkan system asuransi kendaraan di Sudan,
karena itu dibentuklah system asuransi kolektif sebagai alternatif. Di
setiap Negeri Islam membentuk sebuah paguyuban yang menjamin dan
mengasuransikan barang barang mereka di darat,laut maupun udara
dari risiko yang terjadi di jalan juga risiko dari kebakaran, pencurian, dan
lain lain.
Hawa nafsu dan keinginan kitalah yang harus mengikuti apa yang di
perintahkan oleh al quran dan nabi. Rasulullah bersabda:
Belum dianggap beriman salah seorang dari kalian sampai hawa
nafsu keinginannya tunduk pada apa yang aku bawa. (HR. Al Baihaqi)
Demikianlah pendapat tokoh ahli fikih Muhammad Abu
Zahrah
33
Perusahaan Jasa
Asuransi
Orientasi bisnis
Perusahaan Asuransi
Kolektif
Orientasi tolong menolong
dalam kebajikan dan dengan
niat menyumbang.
Menjalankan jasa asuransi
dengan orientasi
menjalankan kerja sama di
antara pemilik saham
(anggota) dalam
mengembalikan kelebihan
dana yang tersisa pada
mereka.
Hanya menjalankan jenis
asuransi yang sah menurut
syariat islam serta dalam hal
hal yang halal dan baik.
Disiplin menaati hokum dan
prinsip syariat islam
Tunduk pada mekaniasme
pengawasan syariat.
Setiap anggota di anggap
sebagai penanggung
sekaligus tertanggung.
34
III. HUKUM INVESTASI (DEPOSITO) SEBAGIAN DANA ASURANSI
YANG DIKELOLA OLEH DOMPET SOLIDARITAS SOSIAL DI BANK
KONVENSIONAL (RIBAWI)
Sebagian
asuransi
berbasis
taawun
(kerjasama/saling
tolong
pemerintah
yang
wajib
dibayar
untuk
memperoleh
35
36
BAB 5
PESAN-PESAN ASURANSI ISLAM DARI ALQURAN DAN SUNAH
I.
PESAN PERTAMA :
PESAN KEDUA :
berdzikir
kepada
Allah
di
segala
kondisi,
akan
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram.(QS: Ar-Ra'd Ayat: 28)
III.
PESAN KETIGA :
37
Takwa kepada Allah adalah pelindung terbaik dari segala kejahatan
dan kemalangan
Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan
menjaganya dari segala kejahatan dan kemalangan. Taqwa kepada Allah
akan membuat manusia tenang terhadap diri dan keturunannya setelah
ia meninggal dunia.
Allah berfirman :
PESAN KEEMPAT :
38
(yaitu)
orang-orang
yang
apabila
ditimpa
mushibah,
mereka
PESAN KELIMA :
Tutur kata yang halus dan amal yang shaleh adalah benteng
pengaman dan asuransi bagi anak-anak anda
Berbicara dengan santun dan beramalah dengan amal yang saleh,
niscaya Allah akan memberikan ketenangan dan ketentraman kepada
kita akan nasib anak istri kita ke depan.
Allah berfirman :
Adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu,
yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, sedang ayahnya
seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya
sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai
rahmat dari Tuhanmu. Apa yang kuperbuat bukan menurut kemauanku
39
sendiri. Itulah keterangan perbuatan-perbuatan yang engkau tidak sabar
terhadapnya. (Al-Kahfi-82)
VI.
PESAN KEENAM :
PESAN KETUJUH :
Teman yang ahli takwa dan saleh adalah sebaik-baik teman di saat
suka dan duka
Bertemanlah dengan orang-orang yang muttaqin dan saleh. Allah
berfirman :
PESAN KEDELAPAN:
Tolong-menolong
dalam
kebajikan
dan
ketaqwaan
pangkal
40
Tolong-menolong dengan saudara yang seiman dalam kebajikan dan
ketaqwaan serta dalam suka dan duka , sebab hal ini termasuk prinsipprinsip agung islam. Allah telah memerintahkan hal tersebut alam
firman-Nya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran (Al-Maidah : 2)
IX.
PESAN KESEMBILAN :
halal
dengan
giat,
dan
kemudian
berhemat
dalam
PESAN KESEPULUH :
PESAN KESEBELAS :
bencana
dan
sejenisnya.
Dengan
brzakat
berarti
kita
41
mengasuransikan kekayaan kita dan menjamin orang lain. Allah
berfirman : Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang
dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang yang berutang,
untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan
sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS.At-Taubah:60)
XII.
42
XIV.
Sedekah
sukarela
termasuk
unsur
jaminan
social
disaat
tertimpamusibah
Dengan bersedekah dan berinfaq akan tercipta ketentraman social
yang diidam-idamkan semua pihak. Allah berfirman : Kebajikan itu
bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan), peminta-minta dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati
janjinya apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan,
penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar,
dan
mereka
itulah
orang-orang
yang
bertakwa.(QS.
Al-
Baqarah:177)
XV.
XVI.
43
Menghindari uang syubbat adalah pangkal ketenangan jiwa.
Menggunakan jasa perusahaan asuransi konvensional termasuk
perkra yang masih syubbat (rancu). Rasulullah bersabda : sesungguhnya
yang halal sudah jelas dan haram pun sudah jelas.dan diantara
keduanya terdapat hal-hal syubhat (yng belum jelas kehalalannya dan
keharamannya) yang tidak banyak diketahui oleh manusia. Barang siapa
yang
berhati-hatimenghindari
hal-hal
syubhat,
maka
ia
telah
dalam
keharaman,
layaknya
pengembala
yang
kompensasi
yang
diberikan
perusahaan
jasa
asuransi
Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai
rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya (QS Al Maidah:88)
XVIII.
44
Islam memerintahkan kita untuk mencatat setiap transaksi termasuk
utang-piutang. Allah berfirman :
Dan janganlah kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun
besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil
di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulakan) keraguanmu. (QS.Al baqarah: 282)
XIX.
Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam
kesulitan
apabila
dia
berdoa
kepada-Nya,
dan
menghilangkan
XX.
45
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Status hukum fikih beragam sistem asuransi kontemporer, berikut fatwa,
keputusan, dan rekomendasi mengenai hal tersebut yang dikeluarkan oleh
sejumlah lembaga otoritas fikih.
46
DAFTAR PUSTAKA
Sukamto.2008.Dinamika Politik Islam di Indonesia.