Anda di halaman 1dari 49

ASURANSI DALAM PRESPEKTIF

SYARIAH
Rangkuman

Oleh :

Asep Yahya Basirudin


Igit Nurhidayat
Ihsan Khoerul Zamzam
Yani Dyan Rahayu
Tressa Octavia
Utami Suci Purwanti
Tammy Fadhilla Amanda

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2014

2
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah, karenaNya
Rangkuman Buku Asuransi Dalam Prespektif Syariah tersusun.
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Qomar, Drs., S.Sos.,
M.M. selaku dosen pembimbing mata kuliah dan kepada rekanrekan yang telah bekerjasama sehingga pembuatan makalah
tersusun dengan baik.
Saran dan kritik kami harapkan sebagai perbaikan, semoga
rangkuman ini bermanfaat.

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I........................................................................STATUS
HUKUM PRODUK JASA
ASURANSI KONTEMPORER...................................
BAB II.......................................................................SISTEM
DAN PROSEDUR ASURANSI ISLAM ......................
BAB III......................................................................ASURA
NSI RISIKO USAHAS
MENURUT PRESPEKTIF ISLAM..............................
BAB IV.......................................................................FATWAFATWA MENGENAI PERMASALAHAN ASURANSI
KONTEMPORER....................................................
BAB V.......................................................................PESANPESAN ASURANSI ISLAM
DARI AL-QURAN DAN SUNNAH...........................
BAB VI......................................................................TUNTU
NAN DOA DARI AL-QURAN DAN SUNNAH DALAM
MENGHADAPI INSIDEN HIDUP..............................
Daftar Pustaka

1
BAB I
STATUS HUKUM PRODUK JASA ASURANSI
KONTEMPORER
I. TIPOLOGI ANCAMAN BAHAYA (RISIKO) YANG
MENISCAYAKAN ASURANSI
Segala sesuatu yang dihadapi manusia berupa tindakan atau terjadinya
bencana yang menyebabkan diri, pekerjaan, dan hartanya binasa dan rugi.
Acaman bahaya ini menimbulkan rasa takut dan cemas sehingga membutuhkan
penelitian dan analisis untuk melindungi diri dari marabahaya tersebut. Dan
inilah yang menjadi salah satu alasan pendirian perusahaan jasa asuransi.
II.

KEMUNCULAN PERUSAHAAN-PERUSAHAAN JASA


ASURANSI
Jasa asuransi pertama kali muncul di Eropa, tepatnya di Italia kemudian
menyebar ke seluruh dunia berupa asuransi laut, asuransi transportasi darat,
disusul kemudian dengan asuransi kebakaran. Pada abad ke-18 bermunculan
ragam sistem asuransi lainnya, seperti asuransi kecelakaan jalan, pabrik, kerja,
dan sejenisnya. Sistem asuransi lain dikenalkan pada abad ke-19 yaitu asuransi
hidup untuk kemaslahatan istri,anak-anak atau keduanya sekaligus. Pada abad
ke-20 bermunculan lebih banyak lagi jasa asuransi, misalnya jaminan asurani
dari pencurian.

3
BAB II
STATUS HUKUM PRODUK JASA ASURANSI
KONTEMPORER
Kalangan ulama dan ahli fikih juga para pionir pemikiran ekonomi Islam telah
mencurahkan perhatian besar untuk membersihkan sistem asuransi kontemporer
dari hal-hal yang bertentangan dengan syariat. Berdasarkan pertimbangan tersebut
maka didirikanlah sejumlah perushaan asuransi Islam .
I.

JAMINAN KEAMANAN DALAM PERSPEKTIF ALQURAN


DAN SUNAH
Konsep dasar asuransi adalah untuk memberikan ketenangan pada diri
seseorang dari bahaya yang mungkin terjadi dan menyebabkan kerugian
materiil maupun immateriil, dengan demikian target asuransi itu sendiri
adalah menghilangkan atau meminimalisir ketakutan dan kekhawatiran. Hal
ini menurut syara sah-sah saja, atau diterima (maqbul).
Dari sisi lain, seorang mukmin dituntut untuk selalu takut kepada Allah
SWT dan sudah menjadi tabiatnya pula untuk takut terhadap siksa di dunia
maupun di akhirat, khawatir terhadap anak dan keluarganya jika kelak ia
meninggal dunia, khawatir akan kekurangan harta dan buah-buahan, serta
takut dari kezaliman. Fakta ini didasarkan dalam firma Allah di dalam AlQuran :


Artinya :
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS: Al-Baqarah Ayat: 155).

4
Dari uraian diatas, tampak jelas bahwa manusia selalu diliputi beragam
ketakutan dan kekhawatiran, dan karena ia membutuhkan solusi untuk
meringankan atau bahkan menghilangkan perasaan tersebut. Dalam hal ini,
Islam telah meletakan sebuah pendekatan untuk mencapai tujuan tersebut
yang diaktualisasikan dalam bentuk ketakwaan terhadap Allah, penerapan
sistem zakat mal ( zakat kekayaan ), sistem solidaritas sosial, perilaku yang
baik dan terpuji sekaligus dorongan untuk menabung demi kemaslahatan
generasi menadatang, gotong royong saling membantu, dan menjalin
persaudaraan diantara kaum muslimin sebagai saudara seiman.
Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai,
mengasihi, dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu
anggotanya merasakan sakit maka seluruh tubuh turut merasakannya dengan
berjaga dan merasakan demam. (HR. Muslim)
Dari paparan diatas dapat kita simpulkan bahwa asuransi dari ketakutan
dan marabahaya pada dasarnya adalah gagasan yang acceptable menurut
Islam. Dan kalaangan ahli fikih pun telah mendeduksi sejumlah asas dan
prosedur asuransi berbasis syariah sebagaimana yang nanti akan dijelaskan.

II.

ASAS-ASAS ASURANSI ISLAM


Prosedur asuransi Islam untuk menjamin nasabah dari kekhawatiran yang
timbul akibat ancaman marabahaya yang menghadang manusia berlandaskan
pada sejumlah asas sebagai berikut.
A. Asas Keimanan
Asas ini terimplementasikan dalam bentuk keimanan kepada Allah
serta qadha dan qadar-Nya. Keimanan akan membuat seorang mukmin
tenang dari ketakutan, sehingga ia pun selalu berusaha untuk membekali
diri dengan ketakwaan dan dzikir kepada Allah, sebab ini merupakan

5
jalan atau solusi untuk membuang ketakutan dan kekhawatiran di dalam
diri.
Al-Quranul Karim, sebagai pedoman hidup pertama, sarat dengan
ayat-ayat suci yang menegaskan konsepsi demikian. Diantanya firman
Allah :




Artinya :
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram. (QS: Ar-Ra'd Ayat: 28).
B. Asas Solidaritas Kolektif sesuai dengan Prinsip Ukhuwwah
(Persaudaraan)
Asas isi terimplementasikan dalam perilaku Islami seorang muslim
dalam bingkai nilan dan etika islam. Diantaranya adalah sikap saling
tolong-menolong, setia kawan, solider, dan berempati dengan orang lain,
juga konsistensi menjalani kesabaran. Perilaku ini akan membuat
seseorang merasa aaman dan tenteram dari ketakutan akan musibahmusibah dunia, sebab ia yakin bahwa saudara-saudaranya seiman pasti
akan berempati dengannya dalam meringankan dampak-dampak musibah
tersebut






Artinya :
Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian
jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti

6
petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak
(pula) mereka bersedih hati".(QS: Al-Baqarah Ayat: 38)
Asas persaudaraan ini pernah diterapkan semasa permulaan negara
Islam Madinah pada level penguasa dan rakyat, dan hal itu terbukti
mampu menciptakan keamanan dan ketenangan bagi masyarakat.
C. Asas Bakti Sosial secara Institusional
Asas ini terimplementasikan dalam bentuk pembentukan organisasi
amal dan yayasan sosial non profit yang menggalang solidaritas sosial
dan membantu orang-orang yang sedang ditimpa bencana. Institusiinstitusi ini juga bergerak dalam pengumpulan zakat, infak, sedekah,
denda nadzar, kafarat, dan sumbangan-sumbangan sosial lain yang
berasal dari para dermawan untuk kemudian dibelanjakan dalam proyekproyek sosial, diantaranya untuk bantuan kemanusiaan. Organisasi amal
atau yayasan sosial seperti ini banyak di jumpai di dunia Arab dan Islam
dalam bentuk :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Yayasan bakti sosial


Lembaga bantuan kemanusiaan
Badan zakat
Badan wakaf
Panti asuhan
Panti Jompo
Yayasan pelindung minoritas Islam, dan
Lembaga solidaritas sosial

D. Asas Investasi dan Menabung untuk Cadangan Bencana


Asas ini memotivasi seorang muslim untuk berlaku hemat dalam
membelanjakan

uang

serta

menabung

surplus

pendapatan

dan

menginvestasikannya agar dapat dimanfaatkan sewaktu-waktu terjadi


musibah atau krisis.



7
Artinya :
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian.(QS: Al-Furqaan Ayat: 67).
Al-Quran sendiri sarat dengan ayat-ayat suci yang menekankan peran
kerja keras mencari rezeki dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok dan
menjamin kebutuhan anak-anak dimasa depan, serta demi memberikan
rasa aman dan tenteram bagi keluaraga. Contoh konkret hal tersebut
misalnya tercantum dalam Surah Kahfi













Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota
itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua,
sedang

ayahnya

adalah

seorang

yang

saleh,

maka Tuhan-Mu

menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan


mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhan-Mu. Dan
bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian
itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar
terhadapnya. (QS: Al-Kahfi Ayat: 82).

8
Disini ada beberapa formula investasi Islam yang dapat dijalankan,
sebagai berikut.
1. Bekerja sama dengan rekan dalam proyek investasi yang beresiko
kecil, sesuai dengan fikir partisipasi
2. Membeli rumah kos dan menyewakannya.
3. Membeli saham perushaaan yang bergerak di lapangan pekerjaan
yang halal.
4. Mendepositokan surat berharga di bank dan lembaga investasi islam.
5. Menabung dan berinvestasi di perbankan Islam.
E. Asas-Asas Lain dari Aplikasi Sistem Asuransi Kontemporer yang
Sesuai dengan Syariat Allah
Asas dan kebijakan-kebijakan asuransi di atas merupakan fondasi
yang kuat bagi kegiatan asuransi dari marabahaya dalam pendekatan
Islam. Asas-asas ini boleh ditambah dengan sistem dan sarana
konvensional yang telah dikenal luas oleh masyarakat umum di setiap
zaman dan tempat selama tidak bertentangan dengan prinsip dan hukum
syariat Islam dan mampu mewujudkan target yang disyariatkan dalam
menghadapi marabahaya. Sebab hikmah adalah mutiara yang hilang bagi
orang mukmin, sehingga dimanapun dia menemukannya, dialah yang
paling berhak memilikinya.
III.

PAYUNG ASURANSI DALAM ISLAM


Kalangan ahli fikih dan alim ulama melihat bahwa jika sistem sosial dan
moneter Islam diterapkan secara nyata, maka kita sebenarnya tidak lagi
dengan segala bentuk perusahaan asuransi.
Payung asuransi dalam Islam ini diwujudkan dalam bentuk sayap-sayap
implementatif sebagai berikut.
1.

Pendidikan keimanan yang berlandaskan kesabaran, ihtisab, dan

keyakinan penuh akan baik dan buruk takdir Allah.


2.
Pendidikan moral yang berlandaskan solidaritas, kesetiakawanan,
empati, altruisme, dan menganggap hal tersebut sebagai bagian dari
kewajiban agama.

9
3.

Pembangunan sosial yang melembaga melalui organisasi, yayasan,


dan lembaga yang berjuang memberikan bantuan kepada korban bencana
dan musibah atau sejenisna.
Tabungan dan investasi Islam untuk cadangan menghadapi hal-hal

4.

yang tidak diinginkan (musibah).


Sistem solidaritas sosial dan sistem investasi untuk asuransi
Sistem zakat mal, wakaf, wasiat, hibah, denda kafarat dan nadzar,

5.
6.

dan peran lembaga pengelola dana sosial ini memberikan bantuan kepada
korban bencana atau musibah.
Tanggungjawab negara dalam memenuhi kebutuhan pokok rakyat

7.

dan membantu mereka ketika mengalami bencana atau musibah.


IV.

SISTEM ASURANSI KOLEKTIF ISLAM


A. Konsep Asuransi Kolektif Islam
Sistem asuransi kolektif Islam mengacu pada pemikiran kerja sama di
antara sekelompok orang yang membentuk satu organisasi masa, atau
lembaga, maupun perusahaan, dimana seluruh pihak bersama-sama
menanggung beban bencana dan memberikan sumbangan kompensasu
bencana dengan cara membagi jumlah kompensasi tersebut di antara
mereka sehingga mampu meringankan sisa-sisa bencana dan bebanbebannya.
Dengan kata lain, hal itu adalah sistem yang bertujuan untuk memecah
beban dan dampak materiil bencana yang menimpa seseorang dengan
cara membagi rata tanggungan dana gantiruginya kepada sebanyak
mungkin orang. Akad asuransi kolektif Islam dengan cara demikian
merupakan akan sumbangan.
B. Asas Asuransi Kolektif Islam
Sistem asuransi kolektif Islam berpijak pada dua kategori asas, yaitu
asas kefikihan dan asas kolektif.
1. Asas kefikihan sistem asuransi kolektif Islam mencakup sebagai
berikut.
2. Asuransi kolektif Islam merupakan akad sumbangan yang bermisi
menjalin solidaritas dan kesetiakawanan dalam membagi (beban)
marabahaya dan memikul tanggungjawab terjadinya bencana melalui

10
sumbangan dana yang dialokasikan untuk memberikan santunan atau
ganti rugi pada anggota yang tertimpa musibah.
3. Asuransi jenis ini bersih dari riba, baik riba fadhl maupun riba
nasiah. Sebab akad para penyumbang tidak bersifat ribawi dan dana
asuransi yang terkumpul tidak diputar untuk transaksi-transaksi yang
berbau riba.
4. Ketidaktahuan para peserta asuransi kolektif ini mengenai manfaat
definitive yang akan mereka nikmati tidak menjadi masalah.
5. Dana peserta asuransi kolektif ini diinvestasikan seacara Islami
dalam perspektif hukum dan prinsip syariat Islam, pada lahan
Investasi yang halal.
Asas kolektif sistem asuransi kolektif Islam meliputi :
1. Solidaritas Anggota
2. Berlandaskan asas saling tolong menolong, solidaritas, dan
kesetiakawanan di antara sekelompok orang untuk menangani
marabahaya dan mengatasi bencana
3. Pelayanan Anggota
4. Membangun solidaritas diantara anggota dalam membantu anggota
yang lain yang tengah ditimpa musibah dengan moril dan materiil
sekaligus.
5. Keanggotaan Terbuka
6. Anggota asuransi ini bisa dianggap sebagai partisipan ( musytarik),
bukan musahim ( pemegang saham).
7. Penginvestasian Kelebihan Dana Premi ( Faid Al-Isytikarat)
8. Kelebihan dana premi dalam asuransi kolektif Islam diinvestasikan
dalam bidang investasi yang diperbolehkan syariat Islam, sehingga
bersih dari syubhat riba.
9. Pembagian Surplus Kegiatan Asuransi ( FaidhAmaliyyat AtTamin)
10. Jika kegiatan asuransi menghasilkan sisa dana sebagai surplus,
maka kelebihan tersebut dibagikan kepada seluruh anggota asuransi
sesuai dengan prosedur dan asas tertentu yang akan di diskusikan
nanti.
11. Pemisahan Keuangan Pemilik Perusahaan dengan Keuangan
Peserta Asuransi
12. Perusahaan asuransi kolektif Islam harus memiliki rekening yang
terpisah untuk keuangan pemilik perushaan asuransi dan keuangan

11
para peserta asuransi untuk memudahkan pembagian laba hasil
investasi dana asuransi diantara keduanya, dengan catatan pemilik
perusahaan tidak berhak menikmati surplus kegiatan asuransi.
13. Partisipasi dalam Manajemen Perusahaan
14. Setiap anggota dalam asuransi kolektif ini berhak mencalonkan diri
untuk menjalankan manajemen perusahaan yang tidak boleh
dipegang secara mandiri oleh sekelompok orang yang bukan anggota
asuransi tersebut.
15. Pengalokasian Dana Cadangan untuk Mengantisipasi Kelemahan
jikalau Kompensasi yang Harus Dibayarkan Melebihi Anggaran
Dana
16. Jika dana kompensai melebihi premi yang diperoleh dari peserta,
dewan direksi dapat menutup kelemahan keuangan ini dengan
menggunakan dana cadangan yang dialokasikan dari surplus dana
sebelum dibagikan ke anggota.
17. Kepatuhan Aktivitas dan Operasional Asuransi pada Pengawasan
Syariah
18. Untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas dan transaki yang
dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan hokum syariat Islam, maka
perusahaan tersebut harus memiliki sistem yang bernama badan
pengawasan syariah.
C. Legalitas Syara Perusahaan Asuransi Kolektif Islam
Sejumlah fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga otoritas fikih
membolehkan pendirian perusahaan asuransi kolektif yang beraktivitas
sesuai dengan prinsip dan hukum syariat Islam.
Adapun negara yang mempelopori berdirinya perusahaan-perusahaan
asuransi jenis ini diantara lain : Sudan, Yordania, Bahrain, Uni Emirat
Arab, Saudi Arabia, Pakistan, Malaysia, Indonesia, dan Mesir.

V.

SISTEM INVESTASI ASURANSI ISLAM


A. Konsep Investasi untuk Asuransi
Berdasarkan pada aktivitas penyimpanan uang dan investasi untuk
keperluan jangka panjang dan sebagai cadangan dana dalam menghadapi
bencana atau musibah.

12
Yusuf Kamal Muhammad, penggagas ide investasi ini, berpandangan
bahwa investasi untuk asuransi adalah sistem yang bermula dalam bentuk
proyek investasi dan berakhir dalam bentuk sumbangan asuransi.
B. Keistimewaan-Keistimewaan Sistem Investasi untuk Asuransi
Yusuf Kamal Muhammad selanjutnya menjelaskan keistimewaankeistimewaan sistem ini, sebagai berikut:
1. Sistem ini sesuai dengan negara-negara Islam yang menganut sistem
Ekonomi Barat dan tidak memiliki ketentuan perundang-undangan
yang mengatur masalah asuransi komutatif.
2. Model investasi ini juga pararel dengan aktivitas kumulatif usaha
investasi dan perdagangan dengan segala konsekuensi dan risiko yang
ditimbulkannya
3. Spirit umum kaum mukminin memiliki kecenderungan kea rah
keseimbangan antara laba kompensasi dan kerugian asuransi.
4. Struktur organisasi dan kerangka teknis dalam investasi jenis ini tidak
berbeda sama sekali dengan model serupa dalam asuransi niaga.
5. Keberadaaan para pemegang saham sebagai pengambil keuntungan
praktis membatasi unsur pengurangan layanan demi kemaslahatan
laba.
6. Setiap pemilik nasabah asuransi jenis ini adalah pemilik manfaat
investasi itu sendiri.
7. Asuransi ini bebas dari segala macam trik memakan harta orang lain
dengan cara yang tidak sah (bathil).
8. Asuransi ini dapat dipastikan akan meraup keuntungan besar di bankbank Islam dan perusahaan-perusahaannya sebagai basis untuk
menerapkan asuransi jenis ini pada bidang-bidang aktivitasnya.
9. Peserta asuransi jenis ini bisa masuk sebagai partner aktivitas asuransi
lain dengan sistem musyarakah(CV)
Pilar terpenting yang menyokong kesuksesan proyek ini adalah
kompetensi investatif. Perusahaan jasa investasi untuk asuransi ini
berbentuk perusahaan perseroan (PT) yang menentukan tingkat tanggung
jawab di dalamnya sesuai dengan kadar modal yang dimiliki oleh setiap
peserta , dan tidak melebar pada harta pribadi rekanan sebagaimana yang
terjadi dalam perusahaan joint-liability company.

13
VI.

SISTEM DANA SWADAYA SOLIDARITAS SOSIAL


A. Konsep Dana Swadaya Solidaritas Sosial
Dana swadaya ini bertolak dari pemikiran sekelompok orang
dipersatukan dengan suatu ikatan tertentu, bersama-sama membangun
sebuah sistem solidaritas sosial diantara mereka yang bertujuan
memberikan

santunan

atau

kompensasi

dan

sejenisnya

dengan

konsekuensi membayar uang keanggotaan dalam jangka waktu tertentu


secara periodik. Lembaga dana swadaya solidaritas ini merupakan salah
satu model asuransi kolektif.
B. Asas-Asas Dana Swadaya Solidaritas Sosial
Asas terpenting lembaga dana swadaya ini antara lain sebagai berikut.
1. Adanya hubungan tertentu diantara anggota lembaga ini yang
menginspirasikan keharusan untuk saling bersolidaritas dan setia
kwan di antara mereka.
2. Pemberian jasa layanan asuransi dan solidaritas hanya kepada
anggota.
3. Penginvestasian surplus keuangan sesuai dengan hukum dan prinsp
syariat islam.
4. Pemberian tunjangan, kompensasi, dan sejenisnya sedapat mungkin
harus mempertimbangkan status sosial anggota yang akan diberi
tunjangan.
5. Pengoperasian manajemen lembaga oleh dewan direksi yang dipilih di
antara para anggota.
6. Bukan profit-oriented, melainkan hanya memberikan pelayanan
asuransi kolektif.
7. Keterbukaan dan kebebasan untuk bergabung menjadi anggota
lembaga selama memenuhi syarat-syarat yang telah diatur.
C. Legalitas Syara Dana Swadaya Solidaritas Sosial
Berdasarkan asas saling tolong-menolong dalam kebajikan dan
ketakwaan, solidaritas, dan kesetiakawanan dengan logika ukhuwwah
kemanusiaan. Hal yang perlu ditekankan adalah adanya mekanisme
pengwasan syara atas aktivitas transaksi yang dilakukan oleh lembaga

14
sehingga dapat dipastikan bahwa transaksi yang filakukan sesuai dengan
hukum dan prinsip Islam.
D. Macam-Macam Dana Swadaya Solidaritas Sosial
Dana swadaya solidaritas sosial memiliki ragam jenis dan model, di
antaranya yang paling popular dan tersebar adalah sebagai berikut:
1. Dana solidaritas di bawah lembaga-lemabaga masyarakat madani
2. Dana solidaritas pekerja di berbagi unit dan usaha perekonomian
3. Dana solidaritas milik para pegawai beberapa lembaga pemerintah
4. Dana solidaritas milik sebuah komunitas di suatu tempat
5. Dana solidaritas para minoritas muslim di luar negri
6. Dana solidaritas keluarga.
VII.

PERAN ZAKAT DALAM MEMBERIKAN JAMINAN


ASURANSI SOSIAL
Salah satu target zakat adalah mewujudkan jaminan dan asuransi sosial
ditengah mcancaman marabahaya, musibah dan bencana yang selalu
membayangi kehidupan manusia.









Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk
jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (QS: At-Taubah Ayat: 60)
Mujahid menafsirkan, ada tiga elemen masyarakat yang tergolong
gharimin ( orang-orang yang pailit), yaitu orang yang harta bendanya musnah

15
oleh banjir, orang yang mengalami kebakaran, dan orang yang memiliki
tanggungan anak istri namun ia tidak memiliki dua tangan yang dapat ia
gunakan untuk mencari nafkah.
Dijelaskan Qabishah bin al-Mukhariq berkata, "Saya menanggung suatu
beban yang berat, kemudian saya datang kepada Rasulullah saw untuk
meminta, maka jawab beliau : Tinggalah di sini hingga ada sedekah itu untuk
diberikan kepadamu. Lantas beliau bersabda : Hai Qabishah! Sesungguhnya
minta-minta itu tidak halal, melainkan bagi salah satu dari tiga orang: (1)
Seorang yang menanggung beban yang berat, maka halal baginya memintaminta sehingga dia dapat mengatasinya kemudian sesudah itu dia berhenti. (2)
Seorang yang ditimpa suatu bahaya yang membinasakan hartanya, maka halal
baginya meminta-minta hingga dia mendapatkan suatu standar untuk hidup.
(3) Seseorang ditimpa suatu kemiskinan sehingga ada tiga orang-orang pandai
dari kaumnya mengatakan Sungguh si anu itu ditimpa satu kemiskinan maka
halal baginya meminta-minta hingga dia mendapatkan suatu standar hidup.
Selain itu, meminta-minta, hai Qabishah adalah haram, yang melakukannya
berarti makan barang haram" (HR. Muslim, Abu Daud dan Nasa'i).
Sebagian kalangan ahli fikih bahkan berpendapat bahwa jaminan dan
asuransi sosial masuk dalam lingkup kalangan yang berhak menerima zakat
sebagai berikut : fakir miskin, orang orang yang berutang( pailit), budak, ibnu
sabil, juga para tawanan dan tahanan di jalan Allah.
A. Contoh-Contoh Terkini Model Pemanfaatan Zakat untuk Jaminan
dan Asuransi Sosial
Kelompok orang yang berutang (gharimin) merupakan salah satu
kelompok penerima zakat yang memiliki hubungan langsung dengan
realisasi solidaritas dan kesetiakawanan sosial. Lahan penerapannya pun
perlu diperluas sehingga bisa mencakup hal-hal berikut.
1. Orang-orang pailit yang dililit utang tanpa mampu membayarnya, dan
utang terseebut tidak digunakan untuk hura-hura, dsb.
2. Orang-orang yang terlilit utang untuk melayani masyarakat.
3. Orang-Orang yang tertimpa musibah atau bencan.
4. Orang yang menderita kerugian besar akibat kelesuan ekonomi atau
kebakaran,dsb.
5. Orang yang menderita sakit krionis yang membutuhkan pengobatan
rutin selama-lamanya tanpa mampu membayar pengobatannya.
6. Janda-janda miskin.
7. Keluarga tahanan dan tawanan fisabillilah.
8. Mahasiswa asing yang tidak memperoleh biaya hidup dari manamana.
9. Minoritas muslim yang tertindas di negri non muslim.

16
10. Membebaskan tawanan muslim yang dijadikan sandera
B. Peran Institusional Zakat dalam Mewujudkan Jaminan dan Asuransi
Sosial
Kalangan ahli fikih telah memperbolehkan orang-orang kaya untuk
memberikan zakat mal(kekayaan) mereka, juga sedekah, hibah, uang
denda nadzar dan kafarat, kepada yayasan atau lembaga ini untuk
bertindak sebagai wakil mereka dalam memberikan zakat tersebut kepada
orang-orang yang berhak menerimanya.
Adapun model proyek kemanusiaan dan jaminan sosial yang acap
kali dilakukan lembaga zakat kontemporer antara lain sebagai berikut.
1. Proyek bantuan untuk para pengungsi dan korban bencana.
2. Menghimpun zakat dan mendistribusikan untuk kalangan yang berhak
menerima
3. Mengasuh anak-anak yatim yang ditinggalkan para syahid yang gugur.
4. Mengubah keluarga yang konsumtif menjadi keluarga yang produktif
5. Membangun sumur sumur arteri dan saluran air, serta penanaman
pohon-pohon penyejuk jalan.
6. Membantu para pelajar asing (bukan warga setempat).
7. Mengasuh dan menyediakan kebutuhan anak yatim.
8. Mendistribusikan daging korban untuk kalangan miskin dan yang
membutuhkan.
9. Pembangunan masjis, sekolah, dan rumah sakit.
10. Pembangunan rumah sakit darurat di medan perang dan pengungsian.

VIII.

PERAN WAKAF DALAM MEMBERIKAN JAMINAN DAN


ASURANSI SOSIAL
A. Dimensi Solidaritas Wakaf
Yang perlu ditekankan

dan

dicamkan

disini

adalah

urgensi

pemberdayaan wakaf agar dapat memberikan sumbangsih yang efektif


bagi terciptanya jaminan dan asuransi sosial. Dan jikalau sistem ini
dijalankan seiring bersama-sama dengan sistem zakat, sedekah dan
pinjaman lunak, mungkin lembaga-lembaga asuransi kontemporer tidak
diperlukan lagi.
B. Contoh-Contoh Terkini Peran Lembaga-Lembaga Wakaf dalam
Mewujudkan Jaminan dan Asuransi Sosial

17
Lembaga-lembaga wakaf di dunia Arab dan Islam telah menjalankan
peran penting dalam bidang jaminan dan asuransi sosial antara lain :
1. Pemeliharaan pusat kesehatan yang memperhatikan kesehatan
masyarakat.
2. Pemeliharaan orang yang membutuhkan dan orang cacat khusus.
3. Penyediaan kesempatan dan lapangan kerja bagi kalangan yang
mampu bekerja.
4. Pencarian solusi bagi yang sedang dihimpit permasalahan ekonomi.
5. Santunan kebutuhan pokok bagi kalangan fakir miskin.
6. Perlindungan dan dukungan dana bagi kaum minoritas muslim.
7. Bantuan untuk masyarakat Islam.
8. Pendirian dan pemeliharaan panti-panti jompo.
9. Pendirian tenda-tenda dan tempat tinggal sementara bagi pengungsi.
10. Pendirian dan pemeliharaan panti-panti asuhan anak yatim.
11. Pembangunan rumah sakit untuk kalangan tidak mampu.
C. Legalitas Syara Pewakafan Harta untuk Jaminan dan Asuransi
Sosial
Kebolehan wakaf secara umum merupakan model tolong-meolong
dalam kebajikan dan ketakwaan, serta merupakan salah satu praktis
ukhuwwah Islamiyyah. Dan hal itu pun termasuk jariyah yang
diperintahkan oleh Rasullulah SAW.
Jika manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali dari
tiga perkara : anak saleh yang mendoakannya, sedekah jariyah, dan ilmu
yang bermanfaaat. (HR.Muslim)
IX.

PERAN YAYAYASAN AMAL SOSIAL DALAM MEWUJUDKAN


JAMINAN DAN ASURANSI SOSIAL
A. Konsep Dasar Yayasan Amal Sosial
Pendirianyayasan amal yang bergerak di bidang aktivitas kebajikan
memiliki bukti otoratif dari Alquran maupun sunah yang disunting oleh
para ulama menjadi beberapa babdalam buku mereka, dengan judul
Kebajikan dan Amal Kebaikan.

18













Artinya :
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orangorang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar
(imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.(QS: Al-Baqarah
Ayat: 177)
Banyak pula hadis dari Rasulullah SAW yang memerintahkan tolong
menolong atas kebajikan dan perbuatan baik.
Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai,
mengasihi, dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu
anggotanya merasakan sakit maka seluruh tubuh turut merasakannya
dengan berjaga dan merasakan demam. (HR. Muslim)

19

B. Tujuan Yayasan Amal Sosial


Tujuannya antara lain sebagai berikut:
1. Membangun proyek proyek sosial yang meningkatkan taraf hidup
kaum miskin dan membutuhkan, serta menyediakan kebutuhankebutuhan pokok untuk mempertahankan hidup yang terhormat.
2. Turut andil dalam mengentaskan problem kemiskinan

dan

pengangguran dengan mengubah mereka menjadi tenaga-tenaga


produktif.
3. Melindungin masyarakat dari kebobrokan dan kerusuhan sosial yang
dipicu oleh kemiskinan dan kebutuhan .
4. Mewujudkan rasa ukhuwwah dan solidaritas antara penyantun dan
orang yang membutuhkan.
5. Melindungi kehormatan orang yang membutuhkan dan menjaga air
mukanya dari meminta-minta.

C. Contoh-Contoh Terkini Peran Yayasan Sosial dalam Mewujudkan


Jaminan dan Asuransi Sosial
Model terpenting dari peran yang dijalankan yayasan sosial ini antara
lain sebagai berikut.
1. Pembangunan klinik kesehatan dan rumah sakit untuk memberikan
layanan kesehatan murah, bahkan gratis.
2. Pemasokan kebutuhan pokok bagi kaum pengungsi akibat bencana
alam, maupun diskriminasi rasial.
3. Pembangunan panti asuhan bagi anak-anak yatim.
4. Pemberian bantuan fasilitas penampungan atau tempat tinggal bagi
kaum pengungsi yang kembali ke negara mereka setelah selesainya
perang dan bencana.
5. Pembangunan proyek-proyek keluarga produktif (home industry)
untuk melatih janda-janda tidak mampu.
6. Penggalakan proyek-proyek kecil untuk mempekerjakan kaum miskin
pengangguran yang mampu bekerja.

20
7. Pemberia beasiswa kepada para pelajar dan mahasiswa yang tidak
mampu.
8. Perlindungan terhadap kaum minoritas muslim dari diskriminasi.
9. Pemberian bantuan kepada para pemuda dan pemudi miskin yang
hendak menikah.
D. Sumber Keuangan Yayasan Amal Sosial
Yayasan dan organisasi sosial memperoleh dana untuk membiayai
berbagai proyek amalnya dari sumber keuangan sebagai berikut.
1. Zakat Mal ( kekayaan) dan zakat fitrah.
2. Sedekah-sedekah sunah.
3. Sedekah-sedekah jariyah.
4. Wasiat-wasiat sosial.
5. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat.
6. Perlombaan amal.
7. Pencucian uang setelah bertaubat.
8. Denda-dena kafarat dan nadzar.
9. Wakaf-wakaf sosial.
10. Hasil penjualan proyek-proyek amal.
11. Hewan-hewan kurban dan sejenisnya.
12. Barang-barang yang dianggap remeh.
13. Bantuan pemerintah.
14. Iuran Anggota.
E. Motivasi Amal Sosial
1. Motivasi Iman
2. Keimanan yang sehat dan kuat termasuk motivator yang mendorong
pelakunya untuk berbuat kebajikan. Semakin kuat dan dalam
keimanan seseorang maka semakin kuat pula dorongannya untuk
melakukan amal baik.
3. Motivasi Etis.
4. Motivasi Psikologis.
5. Seorang muslim yang bekerja di bidang sosial akan merasakan
ketentraman batin, ketenangan, dicintai oleh orang lain, dihormati, dan
dihargai.
6. Motivasi sosial.
7. Berdasarkan persaudaraan yang dimplementasikan dalam bentuk
memberi pertolongan kepada saudara yang tengah berada dlam situasi
sulit dan menderita.

21

22
BAB III
ASURANSI RISIKO USAHA MENURUT PRESPEKTIF ISLAM
Kalangan pengusaha dan pebisnis banyak menghadapi beragam resiko dan
bahaya, diantaranya yang berkaitan dengan bencana-bencana yang menimpa aset
materiil maupun cobaan-cobaan imateriil yang mempengaruhi psikologi dan
perilaku.
Pengusaha muslim memerlukan sistem asuransi untuk mengatasi resiko
tersebut dengan hukum dan prinsip syariah. Supaya dapat hidup dengan aman,
dikaruniai kesehatan fisik dan terpenuhi kebutuhan pokoknya.
I.

ASURANSI PENGUSAHA DARI BAHAYA KECELAKAAN DAN


MUSIBAH
A. Tipologi Resiko Atas Barang Dan Aset Keuangan
Aset dan kekayaan pengusaha baik yang tetap maupun yang bergerak
sangat rentan terhadap berbagai risiko dan bencana seperti kebakaran,
tenggelam, pencurian, pengrusakan secara sengaja dan sejenisnya.
Oleh karena itu pengusaha muslim harus mengasuransikan aset
transaksi bisnisnya pada perusahaan asuransi yang beroperasi sesuai
dengan syariah dan memiliki badan pengawas yang meneliti seluruh
transaksi untuk memastikan kesehatan dan steril dari transaksi-transaksi
yang diharamkan.

II.

ASURANSI PENGUSAHA DARI RISIKO PSIKOLOGIS


A. Tipologi Risiko Psikologis Yang Menimpa Pengusaha
Pengusaha selalu menghadapi sejumlah risiko psikologis yang
mempengaruhi kinerja dan perilaku dalam mengambil keputusan seperti:
1. Kecaman terhadap diri sendiri ketika melanggar hukum dan prinsip
syariah.
2. Kekhawatiran tinggi terhadap perubahan tidak terduga yang menjadi
misteri masa depan dan mempengaruhi kinerja.
3. Kegelisahan tinggi terhadap peristiwa yang kurang menyenangkan di
lingkungan kerja.
4. Kesedihan dan kesuraman menatap kenaikan grafik permasalahan
yang terjadi di sekitarnya, terutama masalah keuangan.

23
5. Stress dan kekalutan mendengar perkembangan berita yang kurang
menyenangkan.
6. Pesimis terhadap penyelesaian krisis dan penanganan masalah.
7. Frustasi
8. Problematika sosial dan keluarga
B. Penilaian Terhadap Kinerja Asuransi Pengusaha Konvensional
Dalam Menangani Risiko Psikologis
Masalah psikologis perlu ditangani membutuhkan pengobatan yang
intensif, sebab berpengaruh terhadap kinerja. Oleh karena itu, pakar
manajemen mencurahkan perhatian terhadap masalah psikologis di
lapangan pekerjaan dan membuat terapi-terapi manajerial.
C. Langkah Islam Dalam Mengasuransikan Pengusaha Dari RisikoRisiko Psikologis
Langkah islam dalam melindungi pengusaha dari tekanan psikologis
berlandaskan pada sejumlah asas dan pilar, diantaranya:
1.
2.
3.
4.
III.

Nilai-nilai keimanan
Konsisten terhadap syariat Allah
Memilih rekan yang saleh
Menetapkan prosedur-prosedur teknis yang sesuai syariah

ASURANSI PENGUSAHA DARI PENYELEWENGAN AMANAT


A. Tipologi Risiko Penyelewengan Amanat Yang Dihadapi Pengusaha
Yang dimaksud penyelewengan dalam konteks ini adalah perilaku,
tindakan, dan langkah yang menyebabkan kerugian akibat pembocoran
rahasia

perusahaan,

pembatalan

perjanjian

secara

sepihak,

dan

sejenisnya, antara lain:

1. Pembocoran rahasia-rahasia perusahaan.


2. Eksodus pegawai ke perusahaan lain tanpa alasan dan pemberitahuan
yang jelas akibat iming-iming materi dari pesaing usaha baik gaji
atau jabatan yang lebih tinggi.
3. Ancaman mogok kerja dari karyawan.
4. Kelalaian, pengabaian dan penyelewengan dalam menjalankan
pekerjaan.

24
5. Penyerobotan aset pengusaha dan pemanfaatan tempat kerja untuk
memenuhi target pribadi, tanpa izin dari pemilik usaha.
6. Pembatalan kontrak dan perjanjian secara sepihak.
7. Penolakan dan pengingkaran pihak lain.
Risiko penyelewengan amanat baik yang dilakukan oleh karyawan
atau rekan bisnis (mutaamil) menimbulkan kerugian dan bahaya bagi
pengusaha, seperti:
1. Pencemaran nama baik.
2. Kerugian materil akibat pembocoran rahasia perusahaan.
3. Produksi macet dan gangguan kerja yang berakibat pada kerugian
materi secara signifikan.
4. Penurunan kinerja dan kualitas yang berakibat pada penurunan
tingkat

penjualan,

keuntungan,

dan

penurunan

rata-rata

pertumbuhan.
5. Kerugian akibat pengunduran pelaksanaan kontrak.
6. Persaingan yang tidak sehat.
B. Penilaian Terhadap Kinerja Asuransi Pengusaha Konvensional
Dalam Menangani Risiko Indisipliner Karyawan Dan Rekan Bisnis
Prinsip hukum Islam menyatakan jangan menyakiti diri dan menyakiti
orang lain.
Namun realitanya UU Buruh, UU Perdata dan UU Niaga tidak dapat
menangani beberapa pelanggaran genting yang ditimbulkan oleh oknum
karyawan.
C. Langkah Islam Dalam Mengasuransikan Pengusaha Dari Risiko
Penyelewengan Dan Wewenang
Langkah Islam dalam mengasuransikan pengusaha dari risiko
penyelewengan berlandaskan pada akad dan prinsip berikut:
1. Pintar memilih karyawan.
2. Menepati hak-hak karyawan.
3. Menghormati peraturan dan perundang-undangan.
4. Arbitrase damai dihadapan organisasi dan profesi.
IV.

ASURANSI PENGUSAHA DARI RISIKO PASAR


A. Tipologi Risiko-Risiko Pasar yang Dihadapi Pengusaha
Faktor negatif seperti pemerasan, pailit dan terlempar dari lingkaran
usaha disebabkan oleh tidak konsisten memegang nilai-nilai keimanan,

25
akhlak yang mulia, perilaku yang mulus, serta fikih muamalat. Perilaku
yang memancing timbulnya resiko tersebut antara lain:
1. Kecurangan
2. Penipuan
3. Penyesatan
4. Pembodohan
5. Transaksi fiktif
6. Spekulasi dan pertaruhan
7. Monopoli, penimbunan barang dan penaikkan harga
8. Permainan harga
9. Pemalsuan dokumen, data dan merek dagang
B. Penilaian Terhadap Kinerja Asuransi Pengusaha Konvensional
dalam Menangani Risiko Pasar
Peraturan perundang-undangan yang telah disusun mayoritas negara
di dunia untuk mengawasi pasar belum efektif, terutama di negara
terbelakang atau berkembang akibat pengabaian dimensi moral. Namun
pada dekade terakhir hal ini mulai dilirik dan dikaji dalam etika bisnis.
Dan semuanya berakar dari konsep dan praktik bisnis Islam.
C. Langkah Islam dalam Mengasuransikan Pengusaha dari Risiko
Pasar
Langkah Islam dalam melindungi pengusaha dari risiko pasar
berlandaskan pada asas dan prinsip berikut:
1. Perhatian terhadap nilai-nilai etika.
2. Konsistensi memegang hukum syariah yang diimplementasikan
dalam fikih muamalah dan fikih jual-beli.
3. Penerbitan UU untuk melindungi pasar.
4. Kecakapan memilih rekan bisnis.
5. Pembuatan kode etik profesi.
V.

ASURANSI PENGUSAHA DARI RISIKO KRISIS MONETER


A. Tipologi Risiko Moneter Yang Dihadapi Pengusaha
Kesenjangan finansial akibat minimnya likuiditas dan

dan

ketidakmampuan untuk membayar kewajiban tepat waktu sering dihadapi

1.
2.
3.
4.

pengusaha.
Kondisi ini menimbulkan resiko besar seperti:
pencemaran nama baik pengusaha melalui desas-desus tidak sedap.
Pembelian berjangka dengan harga tinggi.
Pinjaman atau penjadwalan utang dengan bunga yang tinggi.
Terjadi kekacauan pada struktur finansial.

26
Resiko di atas saring berkolerasi dan berarah pada jurang pailit,
eliminasi dan ekstradisi.
B. Penilaian Terhadap Kinerja Asuransi Pengusaha Konvensional
Dalam Menghadapi Krisis Keuangan
Dalam tatanan konvensional, para pengusaha sering menempuh
langkah instan pada saat menghadapi krisis, seperti:
1. Penjadwalan ulang dengan pertambahan nilai utang.
2. Meminjam uang dari bank.
3. Menambah modal dan menggunakan kelebihannya untuk membayar
kewajiban.
C. Langkah Islam Dalam Mengasuransikan Pengusaha Dari Risiko
Krisis Keuangan
Langkah Islam dalam melindungi pengusaha dari resiko krisis
keuangan berlandaskan pada sejumlah asas dan pilar sebagai berikut:
1. Pengharaman solusi penanganan krisis keuangan dengan cara ribawi.
2. Penambahan modal usaha dan perekrutan rekanan baru.
3. Pengalokasian dana cadangan untuk musibah.
4. Solidaritas dana di kalangan pengusaha.
5. Pemberian zakat kepada orang yang pailit dan berutang.
VI.

ASURANSI PENGUSAHA DARI RESIKO INTERVENSI


PEMERINTAH
A. Tipologi Resiko Intervensi Pemerintah Dalam Lapangan Kerja
Dalam ekonomi bebas intervensi Pemerintah dapat ditekan sebab
kebebasan transaksi dijamin. Namun dalam sistem ekonomi yang berlaku
di negara berkembang intervensi ini dapat menimbulkan resiko seperti:
1. Penahanan pemberian izin usaha dan persetujuan proyek investasi
bagi kalangan pengusaha tanpa alasan objektif yang dianggap legal
sesuai undang-undang.
2. Lamanya proses pendaftaran dan persetujuan proyek hingga urusan
dengan pihak keamanan selesai.
3. Penyulitan prosedur birokratis yang berlangsung terus-menerus dan
berkelanjutan.
4. Perubahan terus-menerus pada perundang-undangan yang mengatur
aktivitas usaha.
5. Kenaikan bea pajak, cukai, pungli yang menggerogoti pengusaha,
sehingga mereka memilih cara ilegal.

27
B. Penilaian Terhadap Kinerja Asuransi Pengusaha Konvensional
Dalam Menangani Resiko Intervensi Pemerintah Secara SewenangWenang
Langkah-langkah dan kebijakan yang diambil pemerintah di negara
yang menghormati kebebasan pasar dan tidak melakukan intervensi
terhadap pengusaha, kecuali yang melanggar peraturan perundangundangan diantaranya:
1. Mengeluarkan instruksi, menetapkan aturan hukum dan prosedur
yang memudahkan pengurusan izin proyek.
2. Mengikutsertakan asosiasi pengusaha

dalam

mengevaluasi

rancangan perundang-undangan.
3. Pemberantasan berbagai bentuk pemerasan terhadap pengusaha
dengan cara ilegal seperti suap, pungli dan sebagainya.
4. Kerja sama antar lembaga yang berkaitan dengan dunia usaha, aparat
keamanan, untuk menetralisir afiliasi politik.
Keberhasilan peraturan dan prosedur ini sangat ditentukan oleh sistem
politik yang diterapkan suatu negara.
C. Langkah Islam Dalam Mengasuransikan Pengusaha Dari Resiko
Intervensi Ilegal Pemerintah
Konsep ekonomi Islam berlandaskan pada kebebasan transaksi dan
kepemilikan pribadi dalam bingkai hukum dan prinsip syariat lima visi,
yaitu: melindungi agama, jiwa, akal kehormatan dan harta yang
merupakan tanggung jawab pemerintah dalam negara Islam. Intervensi
pemerintah dalam masalah muamalat, secara khusus urusan bisnis harus
didasari semangat orientasi mewujudkan keamanan dan kesejahteraan
bagi individu dan masyarakat.

D. Asas-Asas Syariat Untuk Melindungi Pengusaha Dari Intervensi


Sewenang-Wenang Pemerintah
Asas yang berkaitan dengan pengasuransian pengusaha dari resiko
intervensi sewenang-wenang pemerintah dalam kitab siyasah syariiyah
sebagai berikut:

28
1. Asas

konsistensi

dengan

peraturan,

dengan

memperhatikan

kepemilikan badan hukum, pengurusan izin dan persetujuan yang


dibutuhkan untuk usaha dari instansi pemerintah yang berwenang,
konsisten menjalankan perundang-undangan, kemudian bisnis yang
jelas dan transparan.
2. Asas penyimpanan dokumen, seperti akta pendirian usaha, surat izin
usaha, kartu npwp, kartu ekspor-impor dan sebagainya.
3. Asas pemberian data informasi lengkap kepada pihak berwenang,
seperti kepada direktorat pajak, lembaga pasar modal, dinas tenaga
4.
5.
6.
7.

kerja, bank sentral dan sebagainya.


Asas menjauhi hal-hal sensitif bagi rezim yang berkuasa.
Asas kepintaran memilih rekan usaha.
Asas menghindari penyeretan badan usaha ke dalam konflik politik.
Asas menghindari segala kegiatan terlarang menurut undang-undang.

E. Saran-Saran Asuransif Untuk Menghindari Resiko Intervensi


Pemerintah Secara Sewenang-Wenang
Sejumlah saran yang diambil dari pengalaman praktis di lapangan
oleh ahlinya sebagai berikut:
1. Bekerja sesuai dengan status dan bentuk badan hukum yang telah
disahkan oleh instansi pemerintah terkait.
2. Membentuk struktur administrasi yang berlandaskan delegasi
otoritas dan tanggung jawab.
3. Mensterilkan kantor dari aktivitas politik yang dianggap sensitif oleh
pemerintah.
4. Mencatat seluruh transaksi keuangan dengan dokumen pembukuan.
5. Menginvestasikan dana dan menyimpan surplus di tempat yang
aman.
6. Memperhatikan mekanisme perekrutan karyawan dengan baik.
7. Tidak berurusan dengan orang-orang yang dizalimi.
8. Memastikan penggunaan sarana komunikasi kantor hanya untuk
urusan kantor, serta menghindari penggunaannya untuk kepentingan
politik.
9. Menjalankan usaha dengan wajar.
10. Berikhtiar melaksanakan hal sebelumnya, kemudian tawakal kepada
Allah.
VII.

ASURANSI PENGUSAHA DARI RESIKO GLOBAL DAN GATT


(WORLD TRADE ORGANISATION)

29
A. Konsep Tata Ekonomi Dunia Baru
Konsep tata ekonomi dunia baru merupakan balok penyangga
globalisasi yang didominasi oleh negara kaya untuk kepentingan
ekonomi, politik, dan ideologi.
B. Tujuan GATT Dan Resikonya Bagi Pengusaha
Tujuan penting GATT adalah:
1. Membebaskan perdagangan komoditas makanan disamping produk
2.
3.
4.
5.

pabrikan.
Membebaskan perdagangan garmen dan pakaian.
Membebaskan prosedur hak intelektual.
Membebaskan barter perdagangan.
Membebaskan perdagangan jasa.

C. Tipologi Resiko Globalisasi


Negara berkembang sulit menyaingi rekan-rekan di negara maju,
sebab tersedia beragam kemampuan teknis, teknologi dan produksi yang
besar. Kemudian negara besar mampu menerapkan politik penanganan
pasar yang menimbulkan serangkaian bahaya diantaranya:
1. Gulung tikar industri modern di negara modern.
2. Naiknya harga makanan di negara berkembang karena di datangkan
dari luar.
3. Dominasi negara kaya dalam perdagangan jasa.
D. Langkah Islam Dalam Mengasuransikan Pengusaha Dari Resiko
Syariat islam tidak mengharamkan interaksi dengan non muslim,
karena ekonomi Islam berlandaskan pada kebebasan transaksi.
Islam juga memerintahkan bekerja dengan tekun, terampil, dan
maksimal.
Berdasarkan hal tersebut, sebenarnya butir GATT dapat diterima
apabila bersih dari praktik monopoli, eksploitasi, dominasi, dan
nepotisme.
Serangkaian upaya yang dilakukan pakar ekonomi Islam dilandaskan
1.
2.
3.
4.
5.

pada asas:
Mengadopsi teknologi modern.
Meningkatkan kualitas usaha secara menyeluruh.
Inovatif dalam melakukan penelitian dan pengembangan.
Membangun solidaritas, kerja sama antar pelaku usaha.
Membangun pasar besama.

30

31
BAB IV
FATWA FATWA MENGENAI PERMASALAHAN
ASURANSI KONTEMPORER
Masalah kekhawatiran dan keamanan, juga risiko bahaya dan asuransi,
merupakan pikiran manusia di segala kondisi. Kegelisahan, akan
kedudukan,jabatan,harta benda dirasakan selalu terancam oleh tindakan
otoritariarisme atasanya.
Lingkaran demi lingkaran risiko dan euforia kegelisahan ini pun semakin
meluas

sehingga

merambah

segala

aspek

dan

lini

kehidupan

manusia,muncul berbagai perusahaan asuransi untuk memberikan rasa


aman dan nyaman atas apa yang dimilikinya.
Hal ini menimbulkan banyak pendapat dan pertanyaan dikalangan
masyarakat,terutama mengenai beberapa model asuransi kontemporer dan
modern.Dalam bab menghimpun sejumlah

fatwa mengenai isu isu

asuransi di bidang muaamalat secara umum dan lebih khusus lagi pada
kajian fikih asuransi.
I. DALIL LEGALITAS HUKUM ASURANSI KOLEKTIF (TAAWUNI)

Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan


taqwa,dan

jangan

tolong

menolong

dalam

berbuat

dosa

dan

pelanggaran. (QS. Al Maidah : 2)


Pada hakikatnya asuransi kolektif adalah firma bersama milik para
penggunanya, mereka sama sama menjadi penanggung sekaligus.
Syaratnya dana yag diperoleh halal dan tidak mengandung syubhat.
Asal-usul asuransi yang selanjutnya berubah menjadi kontrak antara
perusahaan pengelola dengan nasabah tertangung.
Dalam mendukung asuransi ini dan menepiskan asuransi niaga yang
memiliki batasan premi (setoran), advokasi dapat dilakukan dengan
membentuk kelompok kelompok koperasi saling tolong menolong di
antara mereka untuk menepis bahaya dan mengatasi bencana.kita tidak

32
dapat menghukumi asuransi non koletif sebagai sesuatu yang darurat
atau dibutuhkan mendesak, sebab kita tidak dapat memastikan tidak
adanya asuransi selain itu.
Begitu juga dengan masalah asuransi kolektif adalah pembuka pintu
yang jika belum ada harus kita bangun , dan jika masih sempit harus
kita perlebar.
Syahdan, ketika diterapkan system asuransi kendaraan di Sudan,
karena itu dibentuklah system asuransi kolektif sebagai alternatif. Di
setiap Negeri Islam membentuk sebuah paguyuban yang menjamin dan
mengasuransikan barang barang mereka di darat,laut maupun udara
dari risiko yang terjadi di jalan juga risiko dari kebakaran, pencurian, dan
lain lain.
Hawa nafsu dan keinginan kitalah yang harus mengikuti apa yang di
perintahkan oleh al quran dan nabi. Rasulullah bersabda:
Belum dianggap beriman salah seorang dari kalian sampai hawa
nafsu keinginannya tunduk pada apa yang aku bawa. (HR. Al Baihaqi)
Demikianlah pendapat tokoh ahli fikih Muhammad Abu

Zahrah

Rahimahullah, menyimpulkan bahwa asuransi kolektif merupakan jalan


untuk mewujudkan kemaslahatan yang kita bayangkan, dapat diperoleh
dengan jalan asuransi dan sikap saling tolong menolong merupakan
perintah Al quran Al karim.
II. PERBEDAAN ANTARA PERUSAHAAN JASA ASURANSI
KONVENSIONAL DENGAN PERUSAHAAN ASURANSI KOLEKTIF
ISLAM

Ketidakbolehan sistem koperasi konvensional, karena akadnya


mengandung unsur riba, spekulasi, kecurangan dan ketidakjelasan.
Sementara akad perusahaan asuransi kolektif islam berlandaskan pada
asas saling tolong menolong dan menyumbang. Asuransi kolektif islam
juga tidak profit oriented dan setiap peserta dalam asuransi ini menjadi
penanggung sekligus tertanggung.

33

Table berikut menjelaskan perbedaan terpenting antara kedua jasa


asuransi
No

Perusahaan Jasa
Asuransi
Orientasi bisnis

Menjalankan jasa asuransi


dengan orientasi
memperoleh keuntungan
(profit oriented)

Menjalankan segala bentuk


jasa asuransi

Tidak memperdulikan halal


dan haram

Tidak tunduk pada


mekanisme pengawasan
syariat
Ada dikotomi (pembagian
hasil usaha) antara
penanggung yang menjadi
pemilik perusahaan dengan
nasabah (tertanggung) yang
member polis asuransi.

Perusahaan Asuransi
Kolektif
Orientasi tolong menolong
dalam kebajikan dan dengan
niat menyumbang.
Menjalankan jasa asuransi
dengan orientasi
menjalankan kerja sama di
antara pemilik saham
(anggota) dalam
mengembalikan kelebihan
dana yang tersisa pada
mereka.
Hanya menjalankan jenis
asuransi yang sah menurut
syariat islam serta dalam hal
hal yang halal dan baik.
Disiplin menaati hokum dan
prinsip syariat islam
Tunduk pada mekaniasme
pengawasan syariat.
Setiap anggota di anggap
sebagai penanggung
sekaligus tertanggung.

34
III. HUKUM INVESTASI (DEPOSITO) SEBAGIAN DANA ASURANSI
YANG DIKELOLA OLEH DOMPET SOLIDARITAS SOSIAL DI BANK
KONVENSIONAL (RIBAWI)

Sebagian

asuransi

berbasis

taawun

(kerjasama/saling

tolong

menolong) yang sengaja mendepositokan sebagian dananya di bank


konvensional yang melakukan transaksi dengan riba (sistem bunga).
Kalangan fikih berbeda pendapat mengenai status hukum ini
sebagian memandang haram sebagian berpandangan tidak haram
selama persentase haram tersebut sedikit.

IV. STATUS HUKUM SYARA ASURANSI WAJIB DAN ASURANSI


SUKARELA ALL RISK PADA KENDARAAN

Beberapa kesimpulan menurut ahli fikih:


1. Jika sistem islam di terapkan secara menyeluruh (makro), maka
tidak akan ada lagi kebutuhan pada semua jenis asuransi, sebab
islam memberikan alternative yang menggatikan peran asuransi
konvensional, yaitu system zakat mal (zakat kekayaan) dan
sistem solidaritas sosial.
2. Asuransi wajib kendaraan bisa disikapi sebagai salah satu jenis
cukai

pemerintah

yang

wajib

dibayar

untuk

memperoleh

kepemilikan (dalam hal ini SIM). Sehingga mau tidak mau ia


harus ditempuh. Namun jika memungkinkan , akan lebih utama
jika pembayaran asuransi wajib tersebut dilakukan di perusahaan
jasa asuransi islam.
3. Mengenai asuransi all risk yang bersifat sukarela dan ditawarkan
oleh perusahaan jasa asuransi kontemporer (konvensional).

35

36
BAB 5
PESAN-PESAN ASURANSI ISLAM DARI ALQURAN DAN SUNAH
I.

PESAN PERTAMA :

Mengimani baik buruk takdir Allah akan menenangkan hati


Percaya penuh pada takdir Allah dan bersihkan keimanan dari segala
bentuk kezaliman dan kesyirikan. Dengan yakin bahwa segala sesuatu
yang terjadi di alam semesta entah baik atau buruk,nikmat atau niqmat
(bencana) merupakan qadha dan takdir Allah akan menenangkan hati.
Allah berfirman :

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman


mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat
keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS: Al-An'am Ayat: 82).
II.

PESAN KEDUA :

Zikir kepada Allah menenteramkan hati dan kekhawatiran


Senantiasa

berdzikir

kepada

Allah

di

segala

kondisi,

akan

menentramkan hati. Maka kita pun akan semakin bertambah yakin


bahwa setiap kesusahan akan berakhir dengan kemudahan dan
kedukaan akan berakhir dengan keceriaan.
Allah berfirman:


(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram.(QS: Ar-Ra'd Ayat: 28)

III.

PESAN KETIGA :

37
Takwa kepada Allah adalah pelindung terbaik dari segala kejahatan
dan kemalangan
Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan
menjaganya dari segala kejahatan dan kemalangan. Taqwa kepada Allah
akan membuat manusia tenang terhadap diri dan keturunannya setelah
ia meninggal dunia.
Allah berfirman :

Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya


mereka meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang
mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu,
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan
yang benar. (An-Nisa: 9)
IV.

PESAN KEEMPAT :

Sabar ketika ditimpa musibah akan menentramkan hati dan


menenangkan jiwa
Percaya bahwa musibah adalah takdir Allah. Jalanilah musibah
dengan penuh kesabarandan pengharapan akan pahala allah.
Allah berfirman :

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit


ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,(QS. 2:155)


38
(yaitu)

orang-orang

yang

apabila

ditimpa

mushibah,

mereka

mengucapkan:` Innaalillaahi wa innaa ilaihi raajiuun .(QS. 2:156)

Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat


dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS. 2:157)
V.

PESAN KELIMA :

Tutur kata yang halus dan amal yang shaleh adalah benteng
pengaman dan asuransi bagi anak-anak anda
Berbicara dengan santun dan beramalah dengan amal yang saleh,
niscaya Allah akan memberikan ketenangan dan ketentraman kepada
kita akan nasib anak istri kita ke depan.
Allah berfirman :

Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya


mereka meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang
mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu,
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan
yang benar. (An-Nisa: 9)

Adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu,
yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, sedang ayahnya
seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya
sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai
rahmat dari Tuhanmu. Apa yang kuperbuat bukan menurut kemauanku

39
sendiri. Itulah keterangan perbuatan-perbuatan yang engkau tidak sabar
terhadapnya. (Al-Kahfi-82)
VI.

PESAN KEENAM :

Berpegang teguh pada syariat Allah pangkal ketenangan dan


ketentraman
Konsisten memegang hukum dan prinsip syariat islam akan
memberikan rasa aman, tenteram dan keberkahan. Allah berfirman :

"Turunlah kamu dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku


kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya
tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih
hati, . (Al-Baqarah : 38)
VII.

PESAN KETUJUH :

Teman yang ahli takwa dan saleh adalah sebaik-baik teman di saat
suka dan duka
Bertemanlah dengan orang-orang yang muttaqin dan saleh. Allah
berfirman :

Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang


menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaanNya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena)
mengharapkan perhiasan dunia ini; (QS. Al-Kahfi: 28)
VIII.

PESAN KEDELAPAN:

Tolong-menolong

dalam

peringanan dampak musibah

kebajikan

dan

ketaqwaan

pangkal

40
Tolong-menolong dengan saudara yang seiman dalam kebajikan dan
ketaqwaan serta dalam suka dan duka , sebab hal ini termasuk prinsipprinsip agung islam. Allah telah memerintahkan hal tersebut alam
firman-Nya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran (Al-Maidah : 2)
IX.

PESAN KESEMBILAN :

Menabung adalah Asuransi di masa membutuhkan


Mekanisme asuransi diri dari bencana adalah dengan mencari rezeki
yang

halal

dengan

giat,

dan

kemudian

berhemat

dalam

membelanjakannya dan menabung untuk persiapan jika dibutuhkan.


Allah berfirman : Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta)
mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) kikir dan adalah
(pembelanjaan itu) ditengah-tengah antara yang demikian. (QS. Alfurqan:67)
X.

PESAN KESEPULUH :

Memanfaatkan sarana dan fasilitas jasa asuransi kontemporer yang


berbasis syariah adalah sesuatu yang halal
Memanfaatkan sarana dan fasilitas jasa asuransi berdasarkan
system, paradigm, dan perundang-undangan asuransi yang sejalan
dengan hukum dan prinsip-prinsip syariat islam. Rasulullah bersabda :
Hikmah adalah barang hilang orang mukmin, maka dimanapun dia
menemukannya, dialah yang paling berhak atas barang hilang tersebut.
(H.R. At-Tirmidzi)
XI.

PESAN KESEBELAS :

Penunaian zakat adalah pangkal jaminan dan asuransi social


Bersegeralah menunaikan zakat danberikanlah beberapa persen
diantaranya untuk gharimin yaitu orang-orang yang tertimpa musibah
atau

bencana

dan

sejenisnya.

Dengan

brzakat

berarti

kita

41
mengasuransikan kekayaan kita dan menjamin orang lain. Allah
berfirman : Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang
dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang yang berutang,
untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan
sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS.At-Taubah:60)
XII.

PESAN KEDUA BELAS :

Waqaf dan shadaqah jariyah termasuk saran membngun jaminan dan


solidaritas social
Islam sangat berperan aktif dan memerintahkan waqaf social yang
diperuntukan bagi pembangunan dan solidaritas social juga untuk orangorang yang tertimpa musibah atau paceklik. Allah berfirman :

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),


sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa
pun yang kamu infakkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
(QS.Ali Imran: 92)
XIII.

PESAN KETIGA BELAS:

Meringankan beban sesame muslim (dengan memberikan pinjaman


lunak tanpa bunga) termasuk amal kebajikan
Islam mendorong pemberian pinjaman lunak tanpa bunga kepada
ssama muslim dengan iming-iming pahala 80 kali lipat, terutama bagi
orang-orang yang tengah tertima kesulitan ekonomi dan sejenisnya.
Allah berfirman : Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan berikanlah
pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang
kamu perbut untuk dirimu niscaya kamu memperoleh balasannya di sisi
Allah sebagai balasan yang paling baik dan paling besar pahalanya. (QS.
Al-Muzzamil :20)

42
XIV.

PESAN KEEMPAT BELAS :

Sedekah

sukarela

termasuk

unsur

jaminan

social

disaat

tertimpamusibah
Dengan bersedekah dan berinfaq akan tercipta ketentraman social
yang diidam-idamkan semua pihak. Allah berfirman : Kebajikan itu
bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan), peminta-minta dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati
janjinya apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan,
penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar,

dan

mereka

itulah

orang-orang

yang

bertakwa.(QS.

Al-

Baqarah:177)

XV.

PESAN KELIMA BELAS :

Menabung untuk Ahli waris menjamin masa depan mereka dari


meminta-minta
Islam memerintahkan untuk menabung dan investasi dana untuk
masa depan ahli waris. System waris dan pembagiannya dalam islam
benar-benar menjadi salah satu model asuransi dan solidaritas social.
Rasulullah bersabda : sesungguhnya sedekahmudari harta kekayaanmu
adalah sedekah. Nafkahmu kepada keluargamu juga sedekah. Dan apa
yang dimakan istrimu dari hartamupun itu sedekah. Sesungguhnya jika
kau tinggalkan keluargamu dalam kondisi (ekonomi) yang mapan, maka
hal itu lebih baik dari pada kau tinggalkan mereka dalam kondisi
mengemis pada orang-orang. (H.R Muslim)

XVI.

PESAN KEENAM BELAS :

43
Menghindari uang syubbat adalah pangkal ketenangan jiwa.
Menggunakan jasa perusahaan asuransi konvensional termasuk
perkra yang masih syubbat (rancu). Rasulullah bersabda : sesungguhnya
yang halal sudah jelas dan haram pun sudah jelas.dan diantara
keduanya terdapat hal-hal syubhat (yng belum jelas kehalalannya dan
keharamannya) yang tidak banyak diketahui oleh manusia. Barang siapa
yang

berhati-hatimenghindari

hal-hal

syubhat,

maka

ia

telah

berkomitmen membersihkan agama dan kehormatannya. Sedangkan


barang siapa yang masuk ke dalam hal-hal syubhat, maka ia telah
terjebak

dalam

keharaman,

layaknya

pengembala

yang

menggembalakan dombanya di sekitar padang rumput terlarang


sehingga nyaris memakan rumput di dalamnya. (HR. Al-Bukhari)
XVII.

PESAN KEUJUH BELAS :

Mensucikan harta akan menenangkan hati dan menentramkan jiwa


Dana

kompensasi

yang

diberikan

perusahaan

jasa

asuransi

knvensional mengandung uang haram karena ada sebagian transaksi


yang dilakukan oleh perusahaan ini yang terlarang menurut syara
lantaran mengandung unsur spekulasi, ketidakjelasan, perjudian dan
riba. Maka itu harus disisihkan dan disumbangkan sebagian untuk
kepentingan social tanpa niat sedekah. Allah berfirman :

Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai
rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya (QS Al Maidah:88)

XVIII.

PESAN KEDELAPAN BELAS :

Pencatatan transaksi menghindarkan resiko keragu-raguan dan


perselisihan

44
Islam memerintahkan kita untuk mencatat setiap transaksi termasuk
utang-piutang. Allah berfirman :
Dan janganlah kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun
besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil
di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulakan) keraguanmu. (QS.Al baqarah: 282)
XIX.

PESAN KESEMBILAN BELAS :

berdoa saat ditimpa cobaan akan menenteramkan hati


Doa akan ampuh dalam mewujudkan hajat keinginan,melembutkan
penikapan terhadap ketentuan takdir, dan membuahkan kesabaran
dalam menjalani berbagai cobaan. Sebab ia mampu meneteskan embun
ketentraman di dlam hati sertamengilhami diri untuk bersabar dan
tabah. Allah berfirman :


Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam
kesulitan

apabila

dia

berdoa

kepada-Nya,

dan

menghilangkan

kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi?


Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat
Allah) yang kamu ingat . (QS. An Naml :62)

XX.

PESAN KEDUA PULUH :

Taubat yang sejti dan istighfar melahirkan ketenangan


Segeralah bertaubat dan jangan tunda-tunda pengembalian hak
kepada pemiliknya. Segeralah pula beristighfar untuk membebaskan diri
dari dosa.

45
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Status hukum fikih beragam sistem asuransi kontemporer, berikut fatwa,
keputusan, dan rekomendasi mengenai hal tersebut yang dikeluarkan oleh
sejumlah lembaga otoritas fikih.

46
DAFTAR PUSTAKA
Sukamto.2008.Dinamika Politik Islam di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai