Anda di halaman 1dari 30

TEORI INSTITUSIONAL (INSTITUTIONALISM)

Ide pokok teori institusional adalah bahwa organisasi dibentuk oleh lingkungan
institusional yang mengitarinya. Pengamatan terhadap organisasi harus dilihat
sebagai totalitas simbol, bahasa, ataupun ritual-ritual yang melingkupinya. Oleh
sebab itu institusionalisme menolak anggapan bahwa organisasi dan kontek
institusionalnya yang lebih besar bisa dipahami dengan melakukan agregasi atas
pengamatan terhadap perilaku individu (skelley, 2000) Skelley mengatakan bahwa
bagi seorang institusionalis keseluruhan (the whole) adalah lebih besar dari pada
jumlah individu(human parts).
Karena perbedaan mindset dalam melihat organisasi ada yang mengatakan bahwa
institusionalisme bukan sebuah teori, juga bukan sebuah disiplin ilmu walaupun
didalamnya banyak disiplin ilmu seperti ekonomi, sosiologi , ilmu pokitik. Lalu apa
sebenarnya institusionalisme itu? Scott (2001) berpendapat bahwa institusionalisme
adalah madzab (shcool of thought), namun pakar lain mengatakan institusionalisme
adalah pendekatan umum(general approach) atau cara memahami masalah
(perspective for understanding) (March dan Olsen , 2005. Lincoln 1985 berpendapat
bahwa institusional adalh sebuah paradigma(world view-cara pandang melihat
realita). Terutama paradigma institusionalisme yang menolak paham rasionalitas
dan efisiensi dalam periloaku sosial. Para teoritis institusional menganggap bahwa
perilaku dalam kontek sosial dapat dipahami melalui pemahaman atas institusi.
Sayangnya secara konseptual institusipun dijelaskan dengan uraian yang berbeda-
beda. Misalnya Gidden dalam Scott 2001 mengartikan institusi sebagai struktur
sosial multidimensi yang dibangun dari element yang bersifat simbolis , aktivitas
sosial,dan materi sumber daya.
Sementara Steinmo mengartikan institusi (The New Instituttionalism) semata-mata
sebagai aturan.maka yang disebut institusi meliputi , misalnya : angkatan bersenjata,
kantor kecamatan, keompok gang, pasar perusahaan, dan masyarakat sebuah
kampung. Jelas disini bahwa konsep institusi sangat majemuk dan luas.
Sejarah Institusionalisme
Sejak ribuan tahun yang lalu para filosof yunani telah menyadari bahwa institusi
yang satu dengan yang lainnya saling berinteraksi. Abad 19 an Max weber mencoba
mengkaji birokrasi dan institusi secara sistematis . Madzab institusionalis AS
berkembang sejak tahun 1880an dipengaruhi oleh madzab institusianlis Jerman dan
pemikiran pemikiran Thorten Zveblen (1899). Dalam perkembangannya karena
pertentangan internal para institusional tentang metodologi, khususnya antara
Richard T. Ely Vs Simon Newcomb, menyebabkan pengaruh institusionalis memudar
dikalangan akademimisi AS.Semakin kuatnya pengaruh kelompok marginalis dalam
kajian akademik di banyak perguruan tinggi besar di AS seperti Yale, havard dan
Chicago membuat pengaruh institusionalis semaki9n menurun.. Pada tahun 1920an
tinggal beberapa perguruan tinggi seperti Universy of Colombia (dibawah Wisley C
Mitchell) dan Wisncosin (dibawah John Commons)dimana pengaruh para
institusioanalis masih dirasakan.
Selama periode tersebut para institusianalis boleh dikatakan mundur dari konfrontasi
teori, khususnya dengan kelompok ekonami neoklasik. Dan memusatkan diri dalam
kajian pengukuran empiris tentang siklus bisnis. Salah satu keberhasilan yang
menonjol adalah ketika Wishley C Mitchell berhasil mendirikan The National Bureau
of Economic Reseach (NBER). Situasi tersebut pada era tahun 1980an mulai
merubah dengan kemunculan kelompok ilmuwan New Institutionalism ( sering
disebut Neo Institutionalism). New Institutionalism ini memutar balik pendekatan
para old institutionalist , misalnya untuk bidang ekonomi. Dari semula menggunakan
pendekatan sejarah serta perhatian pada institusi untuk mengkaji perilaku ekonomi
dan tatanan sosial menggnakan pendekatan ekonomi neoklasik untuk menganalisis
sejarah hubungan sosial dan pembentukan institusi. Dibidang ekonomi tokoh-tokoh
institusionalis modern antara lain Robert Heilbroner dan John kenneth Galbraith.
Salah satu university dimana pendekatan institusional sangat berpengaruh adalah
Washington University di Saint Louis (AS) dengan tokohnya Douglass North, pada
tahun 199993 memenangkan Hadiah nobel untuk sumbangan pemikiran New
Institutionalism. Dibidang sosiologi beberapa tokoh seperti Paul Di Maggio dan
Walter Powell memberikan sumbangan pemikiran dengan melakukan pengkajian
ualang atas pemikiran Weber.
Saat ini banyak penelitian Institusionalisme baru mengkaji pengaruh besar institusi
terhadap perilaku manusia melalui aturan dan norma yang dibangun oleh institusi.
Berkaitan dengan pengaruhindividu terhadap perilaku manusia, ada dua anggapan
yaitu : pertama menyebabkan individu berusaha memaksimalkan manfaat atura
dalam institusi yang kedua perilaku sekedar menjalankan tugas sesuai aturan.
Institusionalism memperkaya dengan menambahkan aspek kognitif , yaitu bahwa
individu dalam institusi berperilaku tertentu bukan karena takut pada hukuman
atau karena sudah menjadi kewajiban (duty), melainkan karena konsepsi individu
tersebut mengenai norma-norma soaial dan tatanan nilai yang ada. Dalam
kenyataan institusi baru itu terpecah dalam berbagai aliran.
Ciri Khusu Paradigma Institusionalisme
Ciri pembeda paradigma institusionalise adalah dalam melihat hakekat organisasi.
Ide mereka adalah organisasi lebih merupakan sistem nsosial yang bentuknya
dipengaruhi oleh sistem simbolis, budaya dan aspek sosial yang lebihluas dimana
organisasi tersebut berada.Scott (1987) mengatakan bahwa pandangan
konstitusional dan instrumentalitas adalah saling melengkapi(komplementer).Kendati
demikian kajian yang dilakukan para institusioanalis menyatakan bahwa struktur
organisasional seharusnya bukan untuk dipahami sebagai adaptasi rasional
terhadap faktor-faktor kontijensi dialam modus teknikal instrumentalis, tapi dengan
merujuk pada norma, kewajiban legitimasi, mitos, kepercayaan dan faktor faktor
teknikal instrumentalitas (Donaldson ,2000).
Tentu saja normal, mitos , kepercayaan dan faktor budaya lainnya bisa saja
konsisten ataupun tidak konsisten dengan faktor teknikal instrumentalitas. Yang
terpenting tidak ada pemikiran a priori bahwa kedua macam pemikiran tersebut
harus konsisten atau tidak konsisten satu sama lainnya. Namun karena
independensi pemikira tersebut, teori-teori institusional justru sering menjadi teori
tandingan dari teori kontijensi struktural.Kajian empiris para institusionalis , terutama
pendukung teori kontijensi dengan menggambarkan organisasi sebagi hal
yangirrasional Hal ini tidak berari bahwa teori institusional memiliki penjelasan yang
sama dengan teori non fungsionalis lainnya. Kenyataannya menunjukan bahwa
antara pendekatan institusionalis dengan pendekatan Marxis sering berseberangan.
Analisis institusionalisme cenderung melihat parameter sosial (Societal parameters).
Para Institusionalis seperti DiMaggio dan Powell (1983) yang berteori bahwa
organisasi terbentuk oleh kekuatan kekuatan diluar dirinya melalui proses peniruan
(mimikri) dan ketaatan (compliance). Teori DiMaggio dan Powell tersebut adalah
contoh konsep institusional isomorphism yang terdapat pada paradigma
institusional yang didalamnya berisi macam0-macam teori dan konsep yang satu
dan lainnya bisa berbeda.
Macam-macam Madzab Institusionalisme Baru.
Aliran aliran tersebut meliputi :
institusionalism normative, rational choice institusionalism, historical institusionalism,
constructivis institusionalism,institusionalis economic, radical institusionalism.Empat
aliran pertama menonjol di bidangsosiologi dan politik,aliran kelima merupakan
cabang institusionalisme di bidang ekonomi, aliran keenam memiliki pengaruh
dibidang sosiologi maupun ekonomi
Institusionalism normative
Merupakan asal usul institusionalisme dibidang sosiologi, oleh karena itu sering
disebut juga sociological institusionalism. Istilah normatif berasal dari sudut
pandang peneliti yang menganggap ada norma atau standar perilaku (logic of
appripriateness) yang menentukan kewajaran bertindak para aktor dalam institusi.
Para aktor tidak bisa seenaknya bertindak memaksimalkan utility function dia, atau
berperilaku kalkulatif seperti pandangan aliran pilihan rasional(rattional choice
theory) karena para aktor tersebut terikat tatanan nilai yang ada yang menentukan
apakah tindakan para aktor tersebut bisa diterima (acceptable)didalam lingkup
institusi tersebut. Institusionalisme normatif menekankan pada konteks budaya
dimana organisasi menjalankan fungsinya serta tata nilai yang memberi inspirasi
para aktor.
Institusionalism normative menggambarkan organisasi sebagai sebagai system of
belief. Para aktor lebih berfungsi sebagai anggota asosiasi profesi atau corp
daripada mahluk kalkulatif dan selalu memaskimalkan kepuasan pribadinya. Para
individu terikat pada oleh nilai-nilai umum dan akan menentukan tingkat
kecenderungan mereka untuk berubah tetapi juga kapasitas organisasi untuk
berproduksi.
Rational choice institusionalism
Dalam Rational choice institusionalism
Ada dua sudut pandang yang lazim dianut dalam melihat institusi. Yang
pertamamelihat institusi sebagai kendala yang bersifat eksogenus, yaitu institusi
merupakan kumpulan aturan yang mengatur perilaku individu didalam organisasi
dan masing masing individu tidak memiliki daya untuk merubahnya.
Sudut pandang kedua melihat aturan dalam institusi diciptakan sendiri(bisa dirubah-
rubah) oleh para pemain didalamnya.dalam sudut pandang ini institusi merupakan
cara ekuilibirium dalam melakukan sesuatu.
Untuk memahami institusi dengan baik kita harus memahami interaksi antar individu,
dimana individu bersifat kalkulatif dan berhadapan dengan game teory. Arti kalkulatif
yaitupilihan tindakan yang dilakukan individu aktor adalah dalam rangka
mengoptimalkan kepuasan individu tersebut.Aliran Institusionalisme Keputusan
Rasional berusaha menggabungkan metode berpikir dalam paham individualisme
dengan institusional.Fokus riset dalam aliran ini adalah bagaimana merancang
institusi sebagai instrumen untuk membatasi efek negatif perilaku individu yang
cenderung memaksimalkan kepuasan pribadinya.

Historical institusionalism
Aliran ini mengakui pentingnya sejarah perkembangan institusi.Jalur yang dipilih
(path dependencey) pada tahap awal perkembangan institusi memainkan peranan
penting pada kehidupan kemudian. Institusi dianggap memiliki agenda inhern
berdasarkan pola perkembangan yang baik yang bersifat formal.; Suatu jalur
cenderung stabil walaupun bisa berubah jika terjadi critical juncture.
Aliran historical dan rasional sebenarnya ada aspek yang overlap. Misalnya
keduanya sama-sama mengakui pentingnya institusi untuk politik karena institusi
mengatur perilaku politik., yang agak mengejutkan bahwa perbedaan keduanya
apakah manusia itu rasional atau tidak.
Perbedaan pokok antara keduanya misalnya dalam ilmu politik adalah bahwa aliran
historis lebih tertarik mengamati dan menjelaskan dampak politik yang riil dan
specifik.
Tujuan institusionalisme Pilihan rasional berbeda, menurut Steinmo (2001) tujuan
pendukung aliran ini mememukan hukum tentang perilaku politik ( The Law of
Political Behavior) . Ilmuwan di aliran tersebut yakin bahwa jika kita bisa menyusun
model perilaku politik dan selanjutnya bisa meramalkan hasil (outcome) perilaku
politis. Perbedaan tersebut juga dalam metodologi mereka. Institusionalisme historis
menerapkan metodologi induktif , sedangkan institusionalis Pilihan rasional
menerapkan metode deduktif, institusionalisme Pilihan rasional menerapkan logika
game pada peristiwa sejarah, seblliknya institusionalis historis berusaha menjawab
tentang siapa yang menang dan yang kalah dan mengapa. (Steinmo,2001)

Constructivis institusionalism
Kelahiran Constructivis institusionalism didasari oleh keinginan u tuk memahami
dan menjelaskan institusional equilibirium-sama halnya dengan Rational choice
institusionalism namun untuk alasan yang berbeda yang mengandalkan institusional
equilibirium. Asal usul Constructivis institusionalism bisa ditelusuri lewat institusional
historis, khususnya dari para Constructivis institusionalism mengenai kelemahan
metodologi institutional historis yang terlalu menekankan pada institusional genesis
dalam melihat perubahan institusional maupun karena institutional historis dianggap
sebagai kombinasi pendekatan kalkulus Rational choice institusionalism dengan
social institusionalism. Karena kedekatan tersebut apakah Constructivis
institusionalism varian historical institusionalism?
To Constuc dalam bahasa latin berarti mengatur atau membentuk(to arrange or give
structure). Proses pembentukan terus menerusb adalah konsep pokok
Constructivism. Beberapa filosof pendukung Constructivism antara lain : Lau Tsu (6
abad SM),Budha (tahun 560-477 SM), Heraklitus (tahun 540-475 SM), Immanuel
Kant(1724-1804) dan Hans Vaihinger (1852-1933) . Tahun 1876 Vaihinger
mengatakan bahwa tujuan utama pikiran kita bukanlah untuk menggambarkan
realita tetapi untuk memberi navigasi dalam kehidupan nyata.Lima tema dasar
dalam penyebaran Constructivism Yaitu :1)active agency, 2)Order, 3)Self, 4) social
symbolic relatedness,5)lifespan development.
Constructivism merasuki banyak bidang, dan yang paling menonjol adalah bidang
ilmu sosiaL (Social Constructivism) yang dipelopori oleh Lev Vegotsky yang
menyatakan bahwa bahasa dan skema konseptual yang ditransfer melalui bahasa
merupakan fenomena sosial. Oleh sebab itu struktur kognitif manusia disusun lewat
mekanisme sosial. Bidang lain yang dirasuki adalah institusionalisme menjadi
(Constructivist intitutionalist). Perubahan institutionalism terjadi pada perubahan
hubungan antara aktor dengan kontek dimana mereka berada: lingkungan
institutional, institutionalized subject, dan institutional, architect. Perubahan
institusinal dipahami dalam konteks strategik.
Institusionalis economic
Institusionalis economic memusatkan kajiannya untuk memahami peranan institusi
buatan manusia dalam mempengaruhi perilaku ekonomi.. Aliran ini sekarang
berkembang menjadi new institutional economic yang memusatkan perhatiannya
mempelajari peranan institusi untuk mengurangi transaction cost.,tokoh tokoh ini
antara lain Thorstein Veblen, John R Commons, Adolf Berle. Dan tokoh barunya
Douglass North, Gunnar Myrdal, mereka adalah pemenang Nobel bidang ekonomi.
John R Commons dalam artikelnya Institutional Economic (1931) menyatakan
bahwa ekonomi adalah jejaring hubungan antar manusia yang memiliki
kepentingan , yang didalamnya ada monopoli, perusahan besar, perselisihan buruh,
dan fluktuasi siklus bisnis.
Menurut Douglass Institutional Economic berbeda dengaan teori ekonomi neo klasik
dalam beberapa hal. Misalnya : Institutional Economic mempertahankan asumsi
dasar mengenai kelangkaan (scarcity) dan kompetisi, Institutional Economic telah
melepaskan asumsi instrumental rationality. Karena menganut instrumental
rationality, maka teori ekonomi neo klasik menganggap bahwa institusi, ide, ideologi
tidak diperlukan (tidak berpengaruh) dan pasar yang efisien menjadi ciri pokok
kegiatan ekonomi.Dalam kenyataan manusia memiliki kemampuan terbatas dalam
memproses informasi. Seringkali informasi yang dimiliki tidak lengkap. Oleh karena
itu langkah pertama yang dilakukan adalah dengan memodifikasi asumsi
instrumental rationality, Norht mengatakan bahwa pasar yang efisian diasumsikan
jika biaya transaksi adalah nol, jika tidak nol maka institusi menjadi faktor penting,
Institusi berguna untuk menurunkan biaya transaksi.
Untukmelihat perbedaancara pandang ekonomi neo klasik dan ekonomi
institusionali kita bisa melihat dari solusi untuk kasus, mengapa rakyat miskin tetap
saja miskin? Dibawah ini
1)Pandangan Neoklasik Rumus Y=C+S(agregat output sama dengan konsumsi
C+S), maka jelas orang miskin(Y kecil) tidak bisa menabung(S kecil) karena
outputnya habis dimakan(C), itulah sebabnya mereka miskin terus, karena S-nya
rendah, padahal S penting untuk meningkatkan Y. Solusi : mereka harus
memperkecil C agar S meningkat, peningkatan S akan memperbesar Y
2) Pandangan institusionalis: ketika seseorang menjadi miskin pintu (institusi) bank
dan macam-macam lembaga modal tertutup untuknya, karena lembaga tersebut
menuntut agunan dll. Solusi : pemerintah memaksa bank agar orang miskin pinjam
tanpa agunan. Bantuan modal dan kesehatan juga diberikan pada simiskin, sebelum
dipajaki.
Radical institusionalism
Radical institusionalism (= Marxisme)banyak mengkritisi pandangan neoklasik,
keduanya menggunakan pendekatan dialektika dan sama-sama mendukung
transformasi masyarakat secara radikal. Tetapi tidak didasarkan pada teori Nilai
tambah buruh.(the Labour theory of values), melainkan lebih melandaskan semata-
mata pada ketidakpercayaan pada rasionalistas instrumentalitas organisasi sebagai
alat untuk mencapai tujuan.
Sekilas seperti sama dengan pendekatan Constructivis institusionalism tetapi ada
perbedaan nyata. Constructivis institusionalism melihat aspek kognitif sebagai faktor
yang menentukan pemahaman tentang in stitusi, Radical institusionalism
memusatkan pada aspek non kognitif, bahkan Radical institusionalism lebih tegas
dalam memilih objek amatan ( petani, buruhdan masyarakat)ataupun kegagalan
sistem pasar.
Untuk memahami aliran ini secara utuh harus membaca tulisan Veblen, DUGGER,
Brunsson. Veblen dalam tulisannya berjudul The Theory of the Leasure Class
(1899)berpendapat bahwa hidup masyarakat jaman sekarang sebetulnya warisan
kebiasaan jaman barbar. Jaman barbar kelompok masyarakat terbelah dua : 1)
Penguasa yang biasanya memonopoli pekerjaan sebagai tentara(warrior) yang
hidup nyaman karena bisa menikmati banyak previlese( the leassure class). Dan 2)
rakyat atau petani atau pedagang( kelas inferior) Veblem berpendapat bahwa the
leassure class akan selalu berusaha memaksa langsung atau tidak langsung
kelompok inferior untuk mempertahankan status dan menikmati previlese.Menurut
Veblem masyarakat modern tidak berubah dari pola pengelompokan semacam
ini.Pola konsumsi berlebih(=pemborosan)adalah manifestasi masyarakart modern
untuk menunjukkan perbedaan kelas. Seperti jaman barbar, primitif jaman dulu.
Veblen tidak percaya pada pandangan neoklASIK MANUSIA ADALAH RASIONAL,
BAGI Veblem manusia adalah irrasional karena mereka sekedar mengejar status
sosial tanpa memperhatikan kebahagiaan mereka. Misalnya orang membeli merek
mahal untuk melakukan proses emulsi (peniruan) kelas sekedar bisa dilihat memiliki
status sosial yang berbeda.
Tekanan Irrasional juga tampak jelas dalam karya Brunsson dalam bukunya The
Irrational Organization(1985) Brunsson menentang sudut pandang instrumental atas
organisasi. Menurut Brunsson irrational dalam pembuatan keputusa serta pengaruh
ideologi organisasi adalah ciri pokok kehidupan organisasi. Model rasional dala
praktek tidak dapat digunakan karena pembuat keputusan menerima informasi yang
bias. Dan tidak melakukan pembobotaqn secara akurat atas fakta yang diketahui.
Dari pengamatan karya Veblem , Brunsson dan Radical institusionalism ada tujuh
konsep pokok yaitu : 1)ekonomi adalah proses bukan ekuilibirium, 2)irrasional yang
tesosialisasi mempengaruhi solidaritas kelompok tertindas, 3)kekuatan, status,
mitos, otoritas dikombinasikan untuk melanggengkan tirani, 4)keadilan adalah
penting untuk hidup nyaman, 5)perlunya nilai dan ideologi, 6)penggunaan demokrasi
partisipatif, 7)Transformasi radkal lebih diperlukan daripada perubahan inkremental.
Metodologi Riset Institusionalisme
Institusional dikenal karena dua hal : pertama karena pendekatannya yang holistis
dalam memahami situasi ataupun masalah kemasyarakat. Kedua serangan
terhadap pandangan mainstream ekonomi neoklasik atau kapitalisme pasar bebas.
Mengapa para penyerang tidak serta menjadi institusionalis? Karena b anyak
orang yang meragukan keilmiahan pendekatan holistis ataupun keilmiahan hasil
riset.Dengan kata lain metodologi riset yang diterapkan aliran institusionalis
menyebabkan orang tidak tertarik masuk ke aliran tersebut.
Dalam Institusionalisme ada variasi metode riset :
1. Comparative analysis (dasebut juga dengan historical comparative method) yaitu
peneliti melakukan analisis sosialogis dalam bentuk perbandingan proses sosial
antara dua institusi, Ada dua pendekatan comparative analisis yaitu: 1) dengan
mencari persamaan persamaan yang ada , dan 2)dengan mencari perbedaan-
perbedaan yang ada.
2. Studi kasus dengan pendekatan etnografis, yaiti peneliti memilih sebuah institusi
sebagai kasus yan g akan diamati dengan mencermati aspek sosio kultural yan g
ada.
3. Metode riset kuantitatif , yaitu pada umumnya bertitik tolak pada positivisme yang
cenderung meneliti hanya sebagian fenomena, pendekatan ini ditandai dengan
pengembangan teori dan hipotesa, modeling dan penggunaan data kuantitatif serta
alat statistik

Asumsi dan tiga pilar InstitusiParadigma institusionalm telah berubah dari


pendekatan yang kurang sistematis (dalam old institusionalism) menjadi paradigma
yang sistematis dengan kerangka pikir yang cenderung baku. Menurut March dan
Olsen (2005, working paper, Elaborating The New Institutionslism) ada dua asumsi
pokok (core assumption). Asumsi pokok pertama adalah institusi menciptakan
elemen-elemen keteraturan dan prediktabilitas (daya ramal), berarti institusi adalah
sesuatu yang bisa dipelajari secara sistematis. Asumsi kedua adalah bahwa
terjemahan (translation) dari struktur ke tindakan politik, dan dari tindakan menjadi
perubahan yang institusional ditimbulkan oleh proses yang rutin dan bisa dipahami.
Ini berarti ada modus tindakan yang berulang dimana peneliti perlu mempelajari
upaya bagaimana dalam situasi itu kestabilan bisa terbentuk.

Scott (1995) memberikan kerangka pikir untuk mempelajari institusi. Menurut Scott
ada tiga pilar institusi, yaitu (1) Regulatif, (2) Normatif, dan (3) Kognitif. Perbedaan
antara ketiga pilar tersebut dilihat dari sisi dasar ketaatan, mekanisme pengelolaan,
logika mengenai perilaku manusia, indikator mengenai pilar institusi tersebut.

Ada saru konsep yang perlu dijelaskan terkait dengan mekanisme yang berlaku
pada tiga pilar tersebut, yaitu konsep isomorpisme (proses menjadi sama bentuk; iso
= sama, morp = bentuk) DiMaggio dan Powell (1983) mengartikan isomorpisme
sebagai constraining process yang memaksa satu unit di dalam populasi untuk
memiliki wujud atau sifat yang sama dengan unit lain yang menghadapi lingkungan
yang sama. Ada dua macam isomorpisme: isomorpisme kompetitif dan isomorpisme
konstitusional.

Mekanisme isomorpisme coercive merujuk pada proses dimana organisasi


mengadopsi fitur (sifat) tertentu karena paksaan (tekanan) dari negara, organisasi
lain, atau masyarakat. Bentuk tekanan misalnya: regulasi atau kontrak. Paksaan
yang muncul tidak selalu formal dan paksaan yang dilakukan bisa menimbulkan
ketaatan yang sesungguhnya atau yang semu (sekedar supaya kelihatan patuh).

Mekanisme isomorpisme normatif berkaitan dengan paksaan untuk menjadi sama


yang muncul dari profesi. Misalnya, kelompok profesi mendefinisikan profesi mereka
secara kognitif dan memberikan legitimasi dan otonomi profesi mereka. Contohnya
adalah training dan sertifikasi untuk para anggota profesi.

Mekanisme isomorpisme mimetic terjadi karena peniruan. Ini terjadi saat terjadi
ketidakpastian mengenai cara memproses sesuatu atau beroperasi. Dalam situasi
ini sebuah organisasi mungkin melakukan proses pembelajaran dengan meniru
perusahaan lain dengan cara studi banding atau memakai jasa konsultan.
Pendekatan ini mirip pandangan fungsionalis, namun DiMaggio dan Powell dalam
rangka menjaga jarak dengan kelompo fungsionalis berargumentasi bahwa proses
peniruan lebih kepada mencari legitimasi. Artinya, yang dikejar bukan efisiensi teknik
tapi aspek ideologi.

Institusionalis telah digunakan dalam berbagai riset untuk menjelaskan fenomena


yang sedang diteliti. Misalnya, riset mengenai perubahan sistem informasi akuntansi
di sebuah perusahaan listrik di Spanyol (Sevillana) setelah perusahaan tersebut
diakuisisi oleh Endesa Group.
Konsep dan Teori NEW INSTITUTIONALISM di SOSIOLOGI

Oleh: Syahyuti (Seminar Rutin di PSEKP Bogor, 9 Maret 2010)

Pendiri teori kelembagaan di ekonomi dan sosiologi:


1. Di bidang ekonomi adalah Ronald Coase, Douglass North, dan Oliver Williamson = ttg
evolusi economic institutions, menginspirasi dan menjadi basis kelembagaan di ekonomi
2. Di Bidang sosiologi adalah John Meyer, Richard Scott, Paul DiMaggio, dan Walter Powell
= meneliti organisasi dengan menganalisa bagaimana institutional environment dan cultural
beliefs membentuk perilaku.
3. Di bidang sosiologi ekonomi adalah Neil Fligstein, Richard Swedberg and Victor Nee =
bagaimana institutions berinteraksi dengan social networks dan norma untuk membentuk
economic action.

Benang merah ketiga bidang ini: bahwa institutions matter dan pemahaman terhadap
institutions dan institutional change adalah core agenda untuk ilmu sosial

"Old institutionalism" di Sosiologi:

- Objek bahwa institutionalism dan analisis bagaimana institutions mempengaruhi individu


dalam masyarakat, merupakan pemikiran lama setua filsafat Yunani.
- Kalangan sosiologi abad ke-19 dan 20 mensistematiskan pendekatan dalam mempelajari
objek ini,
- Perhatian terhadap kelembagaan cukup konstan dari masa ke masa meskipun menggunakan
berbeda istilah antar ahli (Scott, 2008).
- Di Inggris dan Amerika = studi kelembagaan politik mempelajari kelembagaan formal dan
relasi dgn pemerintah
- Semenjak berkembangnya pendekatan teori perilaku (behavioural theory) dan teori pilihan
rasional (rational choice theory), studi kelembagaan menjadi lebih mikro dan individual
- Awal abad ke-20, meski banyak studi, namun belum disusun apa yang disebut dengan teori
kelembagaan.

CONTOH-CONTOH:
1. Spencer = melihat masyarakat sebagai sebuah sistem organis yang terbentuk oleh proses
waktu. Sistem beradaptasi melalui spesialisasi organ-organ institutional subsystems.
2. Sumner = kelembagaan berisi konsep (ide, notion, doktrin, interest) dan sebuah struktur
3. Cooley = melihat kesalinghubungan antara individu dengan kelembagaan, dalam konteks
self dan structure. Perilaku individu terbentuk atau terpengaruh oleh kelembagaan tempat
dimana ia hidup.
4. Durkheim = menjelaskan masyarakat dengan memberi perhatian terhadap kelembagaan
yang menghasilkan keteraturan kolektif baru yang didasarkan pada tindakan-tindakan
rasional. institutions sebagai systems of shared beliefs, norms and collective sentiments
Kelembagaan sosial = sistem simbol yang berisi pengetahuan, kepercayaan dan otoritas
moral.
5. Max Weber = melakukan interpretive study terhadap societal institutions melalui
comparative analysis of cultural beliefs, economy and polity. Studi birokrasi.
6. Talcott Parsons = mensintesa institutionalist ideas yang menyatukan pemikiran Durkheim,
Weber, Pareto, and Tonnies ke dalam structural-functionalist framework untuk sosiologi
modern. Institutions = as organized systems of cultural beliefs, norms and values common to
most individuals in a society, systems giving rise to socially structured interests which
organize incentives for individuals.

Old institutionalism: perhatian pada NORMA

-Norma menjadi perhatian pokok.


-Norma lah yang membentuk perilaku.
-Karena itu, ini sering disebut sebagai konsep kelembagaan yang asli
-Parsons, sebagaimana Weber, menggabungkan pendekatan subjektif dan objektif terhadap
tindakan sosial, dengan menekankan pada kerangka normatif yang memberi arahan pada
aktor sosial. Kelembagaan =sistem norma yang mengatur relasi antar ndividu, yakni
bagaimana relasi individu semestinya.
-Parsons berkontribusi dengan meletakkan dasar mikro untuk teori kelembagaan dalam
upayanya memahami bagaimana kultur mempengaruhi perilaku.
-Emile Durkheim = . social integration and individual regulation through consensus
about morals and values.
-Soekanto (1999), kelembagaan = jelmaan dari kesatuan norma-norma yang dijalankan atau
diwujudkan dalam hubungan antar manusia.
-Sumner dan Cooley, kelembagaan = established norm
-Uphoff (1992) dan Fowler (1992), kelembagaan = a complex of norms and behaviours that
persist overtime by serving some socially valued purpose.

Old institutionalism: sumbangan sosiologi pengetahuan

-Tesis: pengetahuan sebagai faktor pembentuk perilaku individu di tengah masyarakat.


-Bourdieu = konsep perjuangan simbolik. Bagaimana kekuatan beberapa kelompok
menekankan kerangka pengetahuan dan konsepnya tentang realitas sosial terhadap pihak lain.
Field (arena sosial) adalah konsep yang sangat berguna untuk meletakkan lokus proses
kelembagaan untuk membentuk organisasi.
-Berger dan Luckmann (1976) = realitas sosial adalah konstruksi manusia sebagai produk
interaksi sosial. Pengetahuan dimediasi oleh proses sosial untuk diproduksi, diperbanyak
(repeated), dan lalu menjadi stable, sehingga menjadi makna yang sama antar orang.
-Berger dan Luckman memberi perhatian pada pengetahuan dan sistem kepercayaan, tidak
seperti Durkheim dan Parsons yang fokus pada bagaimana rules dan norma diproduksi.
-Fokus pada sentralitas sistem kognitif merupakan fondasi bagi versi sosiologi kelembagaan
baru di bidang organisasi (Scott, 2008: 16).

Perkembangan studi dan teori organisasi:


-Sosiologi organisasi diawali studi Weber tentang birokrasi.
-Studi ttg partai politik, perusahaan swasta, dan tenaga kerja diklaim sebagai studi sosiologi
organisasi.
-Di AS, mulai tahun 1940-an saat Robert Merton denga kerangka kerja Weber's membangun
middle range theory.
-Selznick = pioner dalam penggunaan teori struktural fungsional pada organisasi. Struktur
formal tidak pernah mampu secara lengkap menerangkan bagaimana perilaku organisasi
(organizational behavior).
-Mulai 1960-an, elemen organizational structural dirubah posisinya menjadi dependent
variables, lebih dari pada sebagai independent variables, dan fokus pada eksplanasi.
-Sebelum 1980, mempelajari kaitan antara tindakan dan hasil, namun kurang memperhatikan
antara bentuk organisasi (organization form), keanggotaan, dan lingkungan
-Pendekatan kelembagaan baru terhadap organisasi dimulai dari Meyer and Rowan (1977)
dengan pendekatan kelembagaan Selznick. Mereka mempelajari . how organizational
decision making is shaped, mediated, and channeled by normative institutional arrangements
Pendekatan kelembagaan dinilai lebih sesuai karena pandangannya yang lebih sensitif
terhadap isu-isu harapan normatif (normative expectations) dan legitimasi.

Pertauran Teori Kelembagaan dan Organisasi:


-Studi kelembagaan dan organisasi mulai berinteraksi semenjak 1970-an.
-Alasannya: menyadari bahwa proses kelembagaan memiliki kaitan dengan struktur
organisasi dan perilaku.
-Pertautan ini menghasilkan studi-studi mengenai tipe-tipe kelembagaan apa yang berkaitan
dengan tumbuhnya organisasi (formal).
-Pertalian masa awal terbatas dan lemah terhadap studi organisasi. Tahun 1940-an dan 1950-
an ada perhatian pada individual organization, dengan perhatian yang terpisah dari
kelembagaan sosial.
-1940 : saat Robert K Merton mempelajari birokrasi dan birokratisasi yang berdampak pada
perilaku dalam organisasi. Merton = peranan aturan (rules interferes) dalam mencapai tujuan
organisasi.
-Selanjutnya, tahun 1970-an dan 1980-an ada perhatian pada pentingnya organizational forms
dan organization fields.
-Ini merupakan penyumbang untuk pembangunan teori-teori dan riset kelembagaan.
-Tokoh penyumbang: Weber (teori birokrasi), Parsons (cultural institutional terhadap
organisasi), Herbert Simmon (sifat atau ciri rasionalitas pada organisasi), dan Victor Nee
(institutional analysis utk mempelajari hubungan antara proses formal dan informal pada
institutional settings).
-Pertautan terjadi dalam sendi-sendi (pillars) institusi yaitu : regulative pillars, normative
pillars, maupun culture-cognitive pillars.
-Philip Selznick = analisis institusi pada organisasi melalui proses pelembagaan dengan
membedakan organisasi sebagai : the structural expression of rational action, sebagai a
mechanistic instrument designed to achieve specified goals, dan sebagai an adaptive organic
system terhadap pengaruh lingkungan.
-Organisasi dalam jangka panjang ditransformasikan kedalam institusi (Scott, 2001: 23;
Uphoff, 1986).
-Parsons = sistem nilai pada organisasi berhubungan dengan pola-pola institusional dalam
konteks fungsi yang berbeda.
-Tiap organisasi = subsistem dari sistem yang lebih luas. Eksistensinya mesti memiliki arti,
diakui, atau didukung sistem yang lebih tinggi
-Teori Scott = pada hakekatnya adalah the institutionalist approach to organization theory.
-Pertautan inilah yang membentuk NEW INSTITUTIONALISM di sosiologi.

Terbentuknya New Institutionalism di Sosiologi (= pertautan teori inst dan org):

NEW INSTITUTIONALISM DI SOSIOLOGI:

Karakteristik new institutionalism:


-formulasi dari pemikiran Eropa dan pendekatan American institutionalist di bidang sosiologi
-Sociological new institutionalism semakin mendekat dengan perspektif organizational
analysis karena jasa Meyer and Rowan (1977), serta beberapa organizational theorists dari
Stanford legitimacy school.
-Buku: The New Institutionalism in Organizational Analysis, edited Powell and DiMaggio
(1991) memperkenalkan neoinstitutional theory yang dipengaruhi pemikiran Max Weber dan
Herbert Simon = bagaimana munculnya organizational fields yang lalu membatasi perilaku
aktor.
-Terbentuk mulai era 1980-an
-Akarnya = teori pilihan rasional dan teori embeddedness dari Granovetter's (Nee dan
Ingram, 1998)
-Akarnya = teori kognitif, teori kultural, serta fenomenologi dan etnometodologi (Scott,
2008).
-Sumbangan utama new inst = penambahan aspek pengetahuan (cognitive)
-Menolak model aktor rasional dari ekonomi klasik (Powell and DiMaggio, 1991)
-Tiap kelembagaan dipengaruhi oleh lingkungan yang lebih luas (institutional peer
pressure).
-Kelembagaan berperan pada dua sisi sekaligus = sebagai penghambat (institutions-as-
constraints) dan sebagai pemberi ruang (institutions-as-constitutive).
-Menyadari bahwa kelembagaan berjalan dalam satu lingkungan yang terdiri dari
kelembagaan lain (institutional environment).
-Kelembagaan ditentukan oleh batasan legal, prosedural, moral dan kultural yang memiliki
legitimasi.

Andre Lecours = debat tentang struktur dan agen, relasi masyarakat dan negara, bagaimana
kelembagaan diciptakan dan berubah, preference formation, dan relasi yang kompleks antara
institutions, kultur, ideas, identitas, rasionalitas dan interests.

Powell and DiMaggio (1991)= The new institutionalism in organization theory and sociology
= menolak model aktor rasional, institutions sebagai independen variabel, a turn toward
cognitive and cultural explanations, and an interest in properties of supra-individual units of
analysis that cannot be reduced to aggregations or direct consequences of individuals
attributes or motives.

Richard Scott: Institutions = are composed of cultured-cognitive, normative, and regulative


elements that, together with associated activities and resources, provide stability and meaning
of social live (Scott, 2008: 48).

Bagaimana menggunakan pendekatan kelembagaan baru dalam sosiologi organisasi.

-Unsur-unsur utama kelembagaan : rules, norms, and cultural-cognitive

Ada 3 pilar dalam institution:


1. Regulative pillar, 2. Normative pillar, 3. Cultural-cognitive pillar

(1) REGULATIVE PILLAR:


-Berkenaan dengan rule setting, monitoring, sanksi
-Bagaimana kapasitas untuk menegakkan aturan
-Tentang reward and punishment
-Caranya: melalui mekanisme informal (folkways) dan formal (polisi, pengadilan)
-Menjalankan represi dan constraint
-Institution memberikan constraint dan juga meng-empower aktor
-Aktor akan memaksimalkan keuntungan
-Disebut dengan regulative institution atau rational choice institutionalism
(2) NORMATIVE PILLAR:
-Tokohnya: Durkheim, Parson, Selznick
-Norma menghasilkan preskripsi (=lebih dari antisipasi dan prediksi), evaluatif, dan tanggung
jawab dalam kehidupan
-mencakup: value (= prefered and desirable) dan norm (how things should be done)
-Gunanya: agar tahu apa goal dan objectives kita, dan bagaimana cara mencapainya
-Juga meng-constraint dan meng-empower aktor
-rules define relationship among role
-Berkenaan dengan kewajiban
-Disebut pula dengan normative institution atau historical institutionalism

(3) CULTURAL-COGNITIVE PILLAR:


-Tokohnya: Geertz, Douglass, Berger, Goffman, Meyer, DiMaggio, Powel, Scott
-Intinya: MEANING
-Konsep bersama tentang kehidupan sosial dan kerangka dimana makna-makna diproduksi
-Sedmintasi makna dan kristalisasi makna dalam bentuk objektif
-Berisi proses interpretatif internal yang dibentuk oleh kerangka kultural eksternal
-Situation shared secara kolektif
-Bersifat indivdual (individu dan individual organization) dan variatif
-Culture = what is and what should be
-Bagaimana konsepsi aktor ttg keadaan
-Disebut pula dengan social institution

Pendekatan kelembagaan memperluas cara pandang terhadap organisasi dari sisi:

1. materi (ide, elemen simbol, dst) = 3 pilar


2. area (lokal dan non lokal) = ada 6 level
3. waktu (analisis historik dan lebih panjang duration scope nya)

Sumbangan dari ahli Economic Sociology:


Granovetter = Aktor adalah pelaku aktif. (Actors do not behave or decide as atoms outside a
social context, nor do they adhere slavishly to a script written for them by the particular
intersection of social categories that they happen to occupy. Their attempts at purposive
action are instead embedded in concrete, ongoing systems of social relations).

Relasi sosial adalah objek penting: (social relations, rather than institutional arrangements or
generalized morality [e.g. shared beliefs and norms], are mainly responsible for the
production of trust in economic life).

NEW INSTITUONALISM PADA AHLI EKONOMI:

-Tokoh old institutionalism (Veblen, Mitchell, dan Commons) dianggap gagal dalam
menjelaskan perilaku dalam ekonomi modern
-New Institutional Economy (Douglass C. North): institutions = the long-standing rules and
rights governing social and productive behavior, atau the rules of the game. organizations =
the 'players' and structures, or "groups of individuals bound together by some common
purpose to achieve objectives", atau their entrepreneurs are the players. Kelembagaan
ekonomi dibentuk oleh aturan-aturan formal (formal constraints) berupa rules, laws, dan
constitutions; dan aturan informal (informal constraints) berupa norma, kesepakatan, dan
lain-lain. Seluruhnya merupakan penentu bagaimana terbentuknya struktur masyarakat dan
kinerja ekonominya yang spesifik.

Lionel Robin: institutions = the rules of the game in economic, political and social
interactions. Ia merupakan wadah atau lingkungan dimana organisasi-organisasi hidup.
(Institutions determine social organization).

Old Institutional Economics (OIE) mempelajari kelompok-kelompok dalam masyarakat


dengan metode induktif, vs Neoinstitutional Economics (NIE) memperhatikan individu-
individunya dengan metode deduktif.
-ekonomi kelembagaan awalnya menggunakan asumsi-asumsi rasionalitas klasik dengan
asumsi-asumsi ekonomi untuk mewujudkan eksistensi organisasi dan institusi.

Wiliamson:mengembangkan pendekatan transaction-cost analysis dalam organisasi.


Melakukan penelitian kelembagaan:

APA ITU ANALISIS KELEMBAGAAN?


-identify the constraints within an organization that can undermine policy implementation.
-These constraints may exist at the level of internal processes, concern relationships among
organizations (between ministries), or be a product of the way that the system is organized
(reporting hierarchies) or operates (the financial year is not followed in practice and accounts
are not closed).
-evaluates formal institutions, such as rules, resource allocation and authorization procedures.

-informal rules of the game, power relations and incentive structures, which underlie
practices.
-identifies organizational stakeholders that are likely to support or obstruct a given reform.
-most useful for complex reforms, such as delivery of public services or regulation of markets
and decentralization, which affect institutional responsibilities or coordination.

MENGAPA MELAKUKAN ANALISIS KELEMBAGAAN?


1. memahami dari dalam, tidak menghakimi atau menilai sebagai orang luar
2. paham bagaimana institution mempengaruhi perilaku (individu dan organisasi)
3. paham bagaimana memanajemen atau memperbaiki manajemen menurut pengetahuan
mereka, norma-norma mereka, dan regulasi mereka
4. paham bagaimana mendayagunakan kekuatan-kekuatan mereka sendiri
5. kelebihannya = mampu menggali potensi mereka sendiri

Dibutuhkan setidaknya 2 jenis kuesioner/panduan pertanyaan:


1. kuesioner kelembagaan, yaitu bagaimana kerangka kelembagaan (3 pilar) mempengaruhi
perilaku aktor individu dan organisasi.
2. kuesioner organisasi, bisa menggunakan ROA (rapid organizational assessment)
Short Guide for Organizational Assessment:
1. Kinerja organisasi (Organizational Performance)
2. Kemampuan organisasi tumbuh di lingkungannya (The Enabling Environment and
Organizational Performance)
3. Motivasi organisasi (Organizational Motivation)
4. Kapasitas Organisasi (Organizational Capacity)

PERTANYAAN UNTUK ANALISIS KELEMBAGAAN (MISALNYA PADA


PERBENIHAN KEDELAI .:
1. Pertanyaan tentang aspek regulatif: apa kebijakan yang berkaitan, apakah dijalankan,
kenapa tidak, siapa yang membuat, apa rasionalitasnya, apa visinya, bagaimana
konsistensinya, perkembangan histroriknya, apa perlu kebijakan baru, dst
2. Pertanyaan tentang aspek normatif: apa saja norma-norma di antara pelakunya yang eksis,
mana yang berperan, apa pengaruhnya, bagaimana norma di pemerintah, norma di pelaku
pasar, norma di petani, bagaimana norma dibangun, ada yang baru, siapa yang dominan,
bagaimana norma mempengaruhi relasi, mempengaruhi perilaku sehari-hari, dst.
3. Pertanyaan tentang aspek kultural-kognitif: bagaimana pelakunya memahami regulasi yang
ada, bagaimana memahami kondisi pasar, perkembangan dunia, tentang hambatan, apa ia
merasa banyak hambatan atau peluang, bagaimana mereka mempersepsikan dirinya sendiri,
kemampuannya sendiri, kemampuan orang lain, bagaimana mereka mempersepsikan dan
patuh pada norma, dst

APLIKASI DALAM PENELITIAN:

Ada dua penggunaan kata kelembagaan:


1. Kelembagaan sebagai sistem (con: kelembagaan perbenihan kedelai, kelembagaan
penyediaan pupuk, dst)
2. Analisis kelembagaan = mempelajari bagaimana faktor regulasi, norma, dan pengetahuan
mempengaruhi perilaku aktor (individu dan organisasi).

Ada dua jenis utama studi kelembagaan:


1. Termasuk mempelajari organisasi secara internal (con: dengan ROA)
2. Tidak mempelajari organisasi secara internal, hanya individu. Apabila pada objek studi
tidak ditemukan organisasi formal.

Tingkat kelengkapan studi kelembagaan:


1. Lengkap = 3 faktor/pilar sekaligus, termasuk studi keorganisasian. Contoh: Studi
kelembagaan (= makna ke-2) perbenihan kedelai
2. Tidak lengkap. Contoh: Analisis kebijakan kelembagaan (=makna ke-1) perbenihan kedelai
..

BEDAKAN !

Kelembagaan koperasi = tentang aspek regulatif (kebijakan) yang mempengaruhi hidup


matinya koperasi, bagaimana norma-norma yang hidup dan dijalankan pelaku koperasi
(pengurus, anggota, pembina,), dan bagaimana pengetahuan pelaku koperasi (Depkop,
pembina, penyuluh, Pemda, pengurus dan anggota organiasi) dalam menjalankan koperasi

Organisasi koperasi atau koperasi sebagai organisasi = bagaimana kepemimpinan,


keanggotaan, modal, kemampuan, prestasi, manajemen, dst dalam internal koperasi yang
mempengaruhi kinerja koperasi

KAJIAN ORGANISASI:

Ada 3 dimensi:
1. Dimensi internal organisasi (dengan ROA)
2. Dimensi lingkungan organisasi (= bagaimana institutional setting pada organizational field
sebuah organisasi)
3. Dimensi relasi antar-organisasi dalam satu service. Misal antar instansi dan organisasi
petani dalam penyediaan benih kedelai untuk petani (=organization population).

Level studi:
1. Sistem dunia
2. Masyarakat
3. Organization field = area kehidupan satu organisasi, sejauh lingkungan luar mempengaruhi
kinerjanya
4. Organization population = organisasi-organisasi yang bergerak dalam service yang sama,
saling terkait erat
5. Organization
6. Organization subsystem = pengaruh kehidupan dalam organisasi pada pengetahuan, sikap
dan perilaku seseorang

MARI KITA LURUSKAN ISTILAH !

Salah: Gapoktan adalah kelembagaan formal


Benar: Gapoktan adalah organisasi formal

Salah: Subak adalah kelembagaan non formal


Benar: Subak adalah organisasi non formal

Salah: Kelembagaan sakap menyakap


Benar: Kesepakatan/kebiasaan sakap menyakap yang telah melembaga

Salah: Kelembagaan bagi hasil .....


Benar: Kesepakatan/kebiasaan bagi hasil yang telah melembaga .....

Salah: Kelembagaan gotong royong


Benar: nilai-nilai gotong royong (cooperatives value) yang hidup di sekelompok masy
Neo-liberal Institutionalism

Oleh : Adi Satyadi Nagara

Sejarah hubungan internasional sering dianggap berawal dari Perdamaian


Westphalia pada 1648, ketika sistem negara modern dikembangkan.
Sebelumnya, organisasi-organisasi otoritas politik abad pertengahan Eropa
didasarkan pada tatanan hirarkis yang tidak jelas. Westphalia membentuk
konsep legal tentang kedaulatan, yang pada dasarnya berarti bahwa para
penguasa, atau kedaulatan-kedaulatan yang sah tidak akan mengakui pihak-
pihak lain yang memiliki kedudukan yang sama secara internal dalam batas-
batas kedaulatan wilayah yang sama. Otoritas Yunani dan Roma kuno kadang-
kadang mirip dengan sistem Westphalia, tetapi keduanya tidak memiliki gagasan
kedaulatan yang memadai. Westphalia mendukung bangkitnya negara-bangsa
(nation-state), institusionalisasi terhadap diplomasi dan tentara.

Kemampuan wacana HI untuk menjelaskan hubungan-hubungan di antara


jenis-jenis negara yang berbeda ini diperselisihkan. Neo-liberal institutionalisme
merupakan sebuah bahasan menarik bagi para ilmuwan, dimana merupakan
gagasan yang menantang pandangan sebagian besar kaum realis dan neo-realis,
terutama dalam hal studi tentang integrasi fungsional dan juga integrasi
regional. Para kaum neoliberal institusionalisme berpendapat bahwa salah satu
cara untuk mencapai perdamaian dan kesejahteraan adalah dengan
memosisikan negara sebagai aktor independen, agar menciptakan sebuah
komunitas yang terintegrasi sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
dan juga mampu merespon masalah-masalah regional yang timbul. Dukungan
terhadap dibentuknya sebuah komunitas yang terintegrasi merupakan sesuatu
yang diilhami oleh adanya kegagalan dan pengalaman dari Perang Dunia (PD I
dan PD II), yang pada dasarnya merupakan antitesis dari gagasan dan pemikiran
utama kaum realis.

Meningkatnya interdependensi selama Perang Dingin lewat institusi-


institusi internasional berarti bahwa neo-liberalisme juga disebut
institusionalisme liberal. Hal ini juga berarti bahwa pada dasarnya bangsa-
bangsa bebas membuat pilihan-pilihan mereka sendiri tentang bagaimana
mereka akan menerapkan kebijakan tanpa organisasi-organisasi internasional
yang merintangi hak suatu bangsa atas kedaulatan. Neoliberalisme juga
mengandung suatu teori ekonomi yang didasarkan pada penggunaan pasar-
pasar yang terbuka dan bebas dengan hanya sedikit, jika memang ada,
intervensi pemerintah untuk mencegah terbentuknya monopoli dan bentuk-
bentuk konglomerasi yang lain. Keadaan saling tergantung satu sama lain yang
terus meningkat selama dan sesudah Perang Dingin menyebabkan
neoliberalisme didefinisikan sebagai institusionalisme, bagian baru teori ini
dikemukakan oleh Robert Keohane dan juga Joseph Nye.
Perkembangan selanjutnya dari neoliberal institusionalisme pasca Perang
Dunia II, adalah munculnya gagasan-gagasan dan pemikiran tentang
transnasionalisme (transnationalism) dan juga ketergantungan kompleks
(complex interdependence). Dalam hal ini, Keohane dan Nye berpendapat bahwa
dunia akan menjadi lebih plural dikarenakn semakin banyaknya aktor-aktor yang
berperan dalam arena interaksi international tidak hanya aktor negara, namun
juga aktor non-negara (non-state actor). Interaksi-interaksi yang dilakukan oleh
para aktor tersebut menciptakan sebuah lingkungan keterhubungan yang saling
bergantung antara satu sama lain, yang dalam istilah Keohane dan Nye disebut
sebagai ketergantungan kompleks. Ketergantungan kompleks lebih menjelaskan
kepada sebuah hubungan yang tidak hanya berkembang antar pemerintah
(governement-to-government), namun juga hubungan antara pemerintah
dengan aktor non-negara, serta hubungan antar sesama aktor non-negara.

Kaum neoliberal memandang adanya sebuah institusi ditujukan sebagai


mediator atau perantara untuk mencapai kerjasama antara aktor di dalam
sistem internasional. Neoliberal institusionalisme memfokuskan penelitiannya
terhadap isu-isu menyangkut pemerintahan dunia (global governance), serta
adanya penciptaan pembentukan sebuah institusi yang dihubungakan dengan
proses-proses globalisasi. Perkembangan pembahasan tentang pembentukan
institusi yang dapat menjamin kerjasama, atas dasar kepentingan yang saling
menguntungkan melalui perdagangan dan pembangunan (development).

Ketergantungan Kompleks (Complex Interdependence)

Sebagai sebuah perspektif analitik yang eksplisit, inderdendensi kompleks


(complex interdependence) muncul pada tahun 1970-an untuk menantang
asumsi-asumsi kunci kerangka teoritis saingannya, khususnya realisme klasik.
Pertama, menantang asumsi yang ada bahwa negara bangsa hanya satu-
satunya aktor penting dalam politik dunia. Lalu mereka memperlakukan aktor-
aktor lain yang bukan negara seperti perusahaan multinasional dan bank-bank
transnasional memiliki peranan penting, bukan karena hanya kegiatannya dalam
mengejar kepentingan mereka, namun juga karena tindakan mereka sehingga
membuat kebijakan pemerintah di sejumlah negara lebih sensitif terhadap
negara lain (Keohane dan Nye, 1988). Dalam pengertian ini, interdependensi
kompleks sebagai sesuatu yang bersifat holistik dan mencakup konsepsi sistem
yang melukiskan politik dunia sebagai jumlah interaksi banyak bagian dalam
masyarakat global (Holsti, 1988).

Kedua, intedependen kompleks mempertanyakan apakah isu keamanan


nasional mendominasi agenda keputusan negara bangsa. Berdasarkan kondisi
interdependensi, agenda politik luar negeri menjadi semakin luas dan beragam.
Hal ini dikarenakan oleh jangkauan luas kebijakan pemerintah, meskipun
sebelumnya dipandang sebagai kebijakan domestik.
Serangan 11 September 2001
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

"9/11" beralih ke halaman ini. Untuk tanggal, lihat 11 September atau 9


November. Untuk kegunaan lain, lihat 911 (disambiguasi).

Serangan 11 September 2001

Dari atas ke bawah: World Trade Center


terbakar; bagian The Pentagon runtuh;
Penerbangan 175 menabrak 2 WTC; pemadam
kebakaran meminta bantuan di Ground Zero;
mesin Penerbangan 93 diangkat; Penerbangan
77 menabrak Pentagon.

New York City; Arlington County,


Lokasi Virginia; dan dekat Shanksville,
Pennsylvania.

Selasa, 11 September 2001


Tanggal
08:46 10:28 (UTC-4)

Jenis Pembajakan pesawat,


serangan pembunuhan massal, serangan
bunuh diri, terorisme

Korban
2.977 orang (+ 19 pembajak)
tewas

Cedera
Lebih dari 6.000 orang
(non-fatal)

Al-Qaeda dipimpin oleh Osama


bin Laden[1]
Pelaku
(lihat pula Pertanggungjawaban dan
Pembajak)

Serangan 11 September (disebut September 11, September 11th atau 9/11),[nb 1] adalah
serangkaian empat serangan bunuh diri yang telah diatur terhadap beberapa target di New
York City dan Washington, D.C. pada 11 September 2001. Pada pagi itu, 19 pembajak dari
kelompok militan Islam, al-Qaeda, membajak empat pesawat jet penumpang.[2][3] Para
pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center di New
York City; kedua menara runtuh dalam kurun waktu dua jam. Pembajak juga menabrakkan
pesawat ketiga ke Pentagon di Arlington, Virginia. Ketika penumpang berusaha mengambil
alih pesawat keempat, United Airlines Penerbangan 93, pesawat ini jatuh di lapangan dekat
Shanksville, Pennsylvania dan gagal mencapai target aslinya di Washington, D.C. Menurut
laporan tim investigasi 911, sekitar 3.000 jiwa tewas dalam serangan ini.[4][5][6]

Dugaan langsung jatuh kepada al-Qaeda, dan pada 2004, pemimpin kelompok Osama bin
Laden, yang awalnya menolak terlibat, mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini.[1] Al-
Qaeda dan bin Laden juga mengatakan dukungan AS terhadap Israel, keberadaan tentara AS
di Arab Saudi, dan sanksi terhadap Irak sebagai motif serangan ini. Amerika Serikat
merespon serangan ini dengan meluncurkan Perang Melawan Teror dengan menyerang
Afghanistan untuk menggulingkan Taliban yang melindungi anggota-anggota al-Qaeda.
Banyak negara yang memperkuat undang-undang anti-terorisme mereka dan memperluas
kekuatan penegak hukumnya. Pada Mei 2011, setelah diburu bertahun-tahun, Presiden
Barack Obama mengumumkan bahwa bin Laden ditemukan dan ditembak mati oleh marinir
AS, walaupun belum ada bukti yang dipublikasikan yang menyatakan kematian tersebut
dengan gamblang.

Kehancuran ini mengakibatkan dampak serius terhadap ekonomi Lower Manhattan.[7]


Pembersihan lahan World Trade Center selesai dilaksanakan pada Mei 2002. National
September 11 Memorial & Museum dijadwalkan dibuka pada 11 September 2011. Di dekat
tugu peringatan ini terdapat One World Trade Center setinggi 1,776 feet (541 m) yang
diperkirakan selesai tahun 2013.[8] Pentagon diperbaiki dalam kurun satu tahun, dan Pentagon
Memorial dibuka di sebelah gedung ini pada tahun 2008. Pembebasan tanah untuk Flight 93
National Memorial dilakukan pada November 2009, dan tugu peringatan ini dibuka secara
resmi pada 10 September 2011.[9][10]
Daftar isi

1 Serangan

o 1.1 Kerusakan

o 1.2 Penyelamatan dan perbaikan

2 Penyerang

o 2.1 Al-Qaeda

3 Pasca serangan

o 3.1 Osama Bin Laden

4 Daftar Pelaku Pembajakan Pesawat Dalam Peristiwa 9/11

5 Teori yang bertentangan

o 5.1 Arsitek dan Teknisi

o 5.2 Pilot

6 Korban

7 Catatan kaki

8 Referensi

9 Pranala luar

Serangan
Lihat pula: Garis waktu serangan 11 September

United Airlines Flight 175 menabrak Menara Selatan


Putar media

Rekaman kamera keamanan memperlihatkan Penerbangan 77 menabrak


Pentagon.[11] Pesawat menabrak Pentagon 86 detik setelah rekaman dimulai.

Pada pagi 11 September 2001, 19 pembajak mengambil alih empat pesawat komersial yang
sedang terbang menuju San Francisco dan Los Angeles setelah lepas landas dari Boston,
Newark, dan Washington, D.C.[12] Pesawat dengan penerbangan jarak jauh sengaja dipilih
untuk dibajak karena mengangkut bahan bakar yang banyak.[13] Pukul 8.46 pagi, lima
pembajak menabrakkan American Airlines Penerbangan 11 ke Menara Utara World Trade
Center (1 WTC) dan pada pukul 9.03 pagi, lima pembajak lainnya menabrakkan United
Airlines Penerbangan 175 ke Menara Selatan (2 WTC).[14][15]

Lima pembajak menabrakkan American Airlines Penerbangan 77 ke Pentagon pada pukul


9.37 pagi.[16] Pesawat keempat, di bawah kendali pembajak, menjatuhkan United Airlines
Penerbangan 93 dekat Shanksville, Pennsylvania pada pukul 10.03 pagi setelah
penumpangnya melawan para pembajak. Target Penerbangan 93 diduga adalah U.S. Capitol
atau Gedung Putih.[13] Rekaman suara kokpit Penerbangan 93 menemukan bahwa awak
pesawat dan penumpang berusaha mengambil alih pesawat dari pembajak setelah
mempelajari lewat telepon tentang pesawat-pesawat lain yang dibajak telah ditabrakkan ke
beberapa bangunan pada pagi itu.[17] Setelah muncul bukti kuat bagi pembajak bahwa
penumpang akan mengambil alih pesawat, seorang pembajak memerintahkan temannya
untuk memutar pesawat dan sengaja menjatuhkannya.[18] Akhirnya, Penerbangan 93 jatuh di
sebuah lapangan dekat Shanksville.

Beberapa penumpang mampu melakukan panggilan telepon menggunakan layanan telepon


pesawat dan telepon genggam dan memberikan rincian bahwa ada beberapa pembajak di
masing-masing pesawat; bahwa semprotan merica atau gas air mata digunakan dan beberapa
orang di pesawat telah ditusuk.[19][20][21][22][23][24][25] Laporan menemukan bahwa para pembajak
menusuk dan membunuh pilot, pramugari, dan satu atau beberapa penumpang.[12][26] Dalam
laporan akhirnya, 9/11 Commission menemukan bahwa para pembajak belakangan ini
membeli peralatan tangan multifungsi dan berbagai jenis pisau dan belati.[27][28] Seorang
pramugari Penerbangan 11, seorang penumpang Penerbangan 175, dan beberapa penumpang
Penerbangan 93 mengatakan bahwa para pembajak memiliki bom, tetapi salah satu
penumpang juga mengatakan ia menduga bom tersebut palsu. FBI tidak menemukan jejak-
jejak peledak di tempat kejadian, dan 9/11 Commission menyimpulkan bom tersebut palsu.[12]
Setelah dibenarkan bahwa Penerbangan 11 dibajak, dua F-15 diberangkatkan dari Otis Air
National Guard Base di Massachusetts dan mengudara pada pukul 8.53 pagi.[29] North
American Aerospace Defense Command (NORAD) memiliki pemberitahuan 9 menit bahwa
Penerbangan 11 telah dibajak. Karena komunikasi buruk dengan Federal Aviation
Administration (FAA), mereka tidak mendapat pemberitahuan mengenai pesawat-pesawat
lain yang akhirnya menabrak targetnya.[29] Setelah kedua Menara Kembar ditabrak, beberapa
pesawat tempur diterbangkan dari Langley Air Force Base di Virginia pukul 9.30 pagi.[29]
Pada pukul 10.20 pagi, beberapa perintah dikeluarkan untuk menembak jatuh setiap pesawat
komersial yang berpotensi dibajak. Perintah ini tidak tersampaikan tepat waktu bagi pesawat
tempur untuk mengambil tindakan.[29][30][31][32] Beberapa pesawat tempur terbang tanpa
membawa amunisi hidup, mengetahui bahwa untuk mencegah para pembajak mencapai
targetnya para pilot pesawat tempur harus menabrakkan pesawatnya ke pesawat yang dibajak,
mungkin dengan meluncur keluar dari pesawat tempur pada saat-saat terakhir.[33] Dalam
wawancara tahun 2005 bersama pilot pesawat tempur yang berangkat dari Otis Air National
Guard Base, seorang pilot mengatakan, "Tidak ada yang akan menyebut kami pahlawan jika
kami menembak jatuh empat pesawat pada tanggal 11 September."[34]

Seorang pria tertutup debu sedang membantu seorang wanita berjalan dan
menutupkan masker di wajahnya, New York City

Tiga bangunan di Komplek World Trade Center runtuh akibat kegagalan struktur.[35] Menara
Selatan runtuh pukul 9.59 pagi setelah terbakar selama 56 menit dalam kebakaran yang
diakibatkan tabrakan United Airlines Penerbangan 175.[35] Menara Utara runtuh pukul
10.28 pagi setelah terbakar selama 102 menit.[35] Ketika Menara Utara runtuh, reruntuhannya
jatuh ke gedung 7 World Trade Center (7 WTC) yang ada di sebelahnya, sehingga
merusaknya dan menciptakan kebakaran. Kebakaran ini terjadi selama beberapa jam,
merusak ketahanan struktur bangunan, dan 7 WTC runtuh pukul 5.21 sore.[36][37]

Semua pesawat di daratan Amerika Serikat dipaksa mendarat, dan pesawat yang sudah
terbang diminta untuk mendarat sesegera mungkin. Semua pesawat sipil internasional
diterbangkan pulang atau dialihkan ke bandara-bandara di Kanada atau Meksiko, dan semua
penerbangan internasional dilarang mendarat di tanah Amerika Serikat selama tiga hari.[38]
Serangan ini menciptakan kebingungan massal di antara organisasi berita dan pengawas lalu
lintas udara. Di antara berita yang tidak terkonfirmasi dan sering berlawanan yang disiarkan
sepanjang hari itu, salah satunya adalah sebuah bom mobil telah diledakkan di kantor pusat
Departemen Luar Negeri AS di Washington, D.C.[39] Pesawat jet lainPenerbangan 1989
diduga dibajak, tetapi diduga laporan palsu karena pesawat ini akhirnya merespon panggilan
pengawas udara dan mendarat dengan aman di Cleveland, Ohio.[40]

Dalam wawancara bulan September 2002, Khalid Sheikh Mohammed dan Ramzi bin al-
Shibh, yang diduga telah mengatur serangan tersebut, mengatakan bahwa target utama
Penerbangan 93 adalah United States Capitol, bukan Gedung Putih.[41] Selama tahap
perencanaan serangan, Mohamed Atta, pembajak yang akan memiloti Penerbangan 11,
menduga Gedung Putih sulit dijadikan target dan meminta penilaian dari Hani Hanjour, yang
kemudian membajak dan memiloti Penerbangan 77.[42] Mohammed juga mengatakan al-
Qaeda awalnya berencana menargetkan instalasi nuklir, bukannya World Trade Center dan
Pentagon, namun mereka memutuskan tidak jadi, khawatir semuanya menjadi "tidak
terkendali".[43] Keputusan terakhir dalam menentukan target, menurut Mohammed, ada di
tangan para pilot.[42]

Kerusakan

Pemandangan udara dari sebalah barat Ground Zero pada 17 September 2001

The Pentagon rusak akibat kebakaran dan setengah runtuh

Bersama Menara Kembar berlantai 110 itu, beberapa bangunan lain di lahan World Trade
Center hancur atau rusak parah, termasuk gedung WTC3 sampai 7 dan St. Nicholas Greek
Orthodox Church.[44] Menara Utara, Menara Selatan, Marriott Hotel (3 WTC) dan 7 WTC
hancur sepenuhnya. U.S. Customs House (6 World Trade Center), 4 World Trade Center, 5
World Trade Center, dan dua jembatan pejalan kaki yang menghubungkan bangunan-
bangunan tersebut rusak parah. Deutsche Bank Building di 130 Liberty Street rusak setengah
dan akhirnya diruntuhkan.[7][45] Dua gedung World Financial Center juga mengalami
kerusakan.[7]

Deutsche Bank Building di seberang Liberty Street dari komplek World Trade Center
akhirnya dicap tak dapat dihuni kembali karena suasana beracun di dalam menara
perkantoran itu dan akhirnya diruntuhkan.[46][47] Fiterman Hall milik Borough of Manhattan
Community College di 30 West Broadway juga diruntuhkan karena kerusakan parah dalam
serangan ini dan akhirnya dibangun kembali.[48] Gedung-gedung tetangga lainnya seperti 90
West Street dan Verizon Building mengalami kerusakan parah namun telah diperbaiki.[49]
Gedung-gedung World Financial Center, One Liberty Plaza, Millenium Hilton, dan 90
Church Street mengalami kerusakan tingkat menengah dan telah diperbaiki.[50] Peralatan
komunikasi di puncak Menara Utara juga hancur, namun stasiun media mampu mengalihkan
sinyal dengan cepat dan melanjutkan siaran.[44][51]

The Pentagon, di Arlington County, Virginia, rusak parah akibat tabrakan American Airlines
Penerbangan 77 dan kebakaran yang berlangsung setelahnya, mengakibaktan satu sisi
bangunan runtuh.[52] Ketika mengarah ke Pentagon, sayap pesawat menabrak beberapa tiang
lampu dan mesin kanannya menabrak pembangkit listrik sebelum menabrak sisi barat
Pentagon dan menewaskan ke-53 penumpang, 5 pembajak, dan 6 awaknya.[53][54] Pesawat ini
menabrak Pentagon di lantai pertama dan bagian depan badannya patah ketika tabrakan,
sementara bagian tengah dan ekornya terus menabrak selama kurang dari satu detik.[55]
Reruntuhan bagian ekor menembus jauh ke dalam bangunan, melewati tiga lingkaran luar
gedung seluas 310 feet (94 m).[55][56]

Penyelamatan dan perbaikan

Lihat pula: Upaya penyelamatan dan perbaikan setelah serangan 11 September

Korban luka serangan Pentagon dievakuasi

New York City Fire Department langsung memberangkatkan 200 unit (setengah departemen)
ke tempat tersebut. Upaya mereka dibantu oleh berbagai pemadam kebakaran dan teknisi
medis darurat yang tidak bertugas pada hari itu.[57][58][59] New York City Police Department
mengirimkan Emergency Service Units dan personel polisi lainnya, serta memberangkatkan
satuan helikopternya. Setelah tiba di tempat kejadian, FNY, NYPD, dan Port Authority tidak
mengkoordinasi upaya penyelamatan dan akhirnya mengalami kesulitan dalam mencari
warga sipil.[57][60] Ketika situasi semakin memburuk, satuan penerbangan NYPD
menyampaikan informasi kepada komandan polisi, yang mengeluarkan perintah kepada
personelnya untuk mengungsikan diri dari kedua menara; sebagian besar petugas NYPD
berhasil keluar dengan aman sebelum kedua bangunan runtuh.[61][60] Karena pos komando
didirikan terpisah dan komunikasi radio antar lembaga tidak mampu dilakukan, perintah
tersebut tidak sampai kepada para komandan FDNY.

Setelah menara pertama runtuh, komandan FDNY mengeluarkan perintah evakuasi; tetapi
karena kesulitan teknis dengan sistem pengulang radio yang gagal berfungsi, banyak
pemadam yang tidak pernah mendengarkan perintah evakuasi. Petugas 9-1-1 juga menerima
informasi dari penelepon yang tidak diteruskan kepada para komandan di tempat kejadian.[58]
Dalam beberapa jam setelah serangan, operasi pencarian dan penyelamatan besar-besaran
diluncurkan. Setelah beberapa bulan operasi 24 jam di tempat tersebut, lahan World Trade
Center akhirnya dibersihkan pada akhir Mei 2002.[62]

Penyerang

Mohamed Atta, seorang warganegara Mesir, merupakan ketua 19 perampas 11


September.

Berjam-jam setelah serangan, FBI mengeluarkan nama-nama pembajak dan pilot yang
dicurigai kepada umum, di samping informasi pribadi tertentu mereka.[63][64] Mohamed Atta
dari Mesir merupakan ketua 19 perampas dan salah seorang pilot.[65] Atta tewas dalam
serangan bersama semua pembajak yang lain, tetapi bagasinya (yang tidak terhubung dari
penerbangannya dari Portland ke Penerbangan 11) mengandung kertas-kertas yang
mengungkapkan identitas semua 19 pembajak dan petunjuk-petunjuk penting yang lain
rencana, motif dan latar belakang mereka.[66] Pada tengah hari, Badan Keamanan Negara
memintas komunikasi yang mengarah ke Osama bin Laden, begitu juga dengan lembaga
intelijen Jerman.[67][68]

Pada 27 September 2001, FBI mengeluarkan gambar 19 perampas beserta informasi


kewarganegaraan dan nama-nama lain yang mungkin digunakan oleh mereka.[69]15 dari
mereka berasal dari Arab Saudi, dua dari Uni Emirat Arab, seorang dari Mesir (Atta), dan
seorang dari Libanon.[70]

Investigasi FBI terhadap kejadian yang bernama kode Operasi PENTTBOM, merupakan
upaya investigasi yang terbesar dan paling rumit dalam sejarah FBI, melibatkan lebih 7.000
agen khusus.[71] Kerajaan Amerika Serikat menemukan bahwa al-Qaeda pimpinan Osama bin
Laden bertanggung jawab atas serangan ini, sementara FBI mengatakan bahwa "bukti yang
mengaitkan al-Qaeda dan bin Laden dengan serangan 11 September adalah jelas dan tidak
dapat disangkal".[72] Kerajaan United Kingdom mendapat kesimpulan yang sama bahwa al-
Qaeda dan Osama bin Laden bersalah atas serangan 11 September.[73]

Pengarang Laurie Mylroie yang menulis dalam majalah siasah konservatif The American
Spectator pada tahun 2006, berhujah bahawa Khalid Sheikh Mohammed sekeluarga
merupakan perancang utama 9/11 dan serangan-serangan seumpamanya, manakala kaitan
Khalid Sheikh Mohammed dengan Osama bin Laden adalah sampingan dan pengakuan
bertanggungjawab al-Qaeda atas serangan itu datang selepas hakikat itu dan bersifat
oportunis.[74] Bekas pejabat CIA, Robert Baer, menuliskan pernyataan yang bertentangan
dengan argumen Mylorie dalam majalah Timepada tahun 2007, dengan menegaskan bahwa
pengungkapan pengakuan bertanggung jawab Khalid Sheikh Mohammed pada 9/11 dan
tindakan-tindakan lain oleh pemerintah pimpinan George W. Bush merupakan cobaan yang
berdusta untuk mengklaim bahwa semua pelaku utama 9/11 telah ditangkap.[75]

Al-Qaeda

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Al-Qaeda

Asal-usul al-Qaeda boleh disusuri ke tahun 1979, ketika Uni Soviet menyerang Afghanistan.
Segera setelah serangan itu, Osama bin Laden pergi ke Afghanistan untuk mengulurkan
bantuan dalam mendirikan kelompok mujahidin Arab dan mendirikan organisasi Maktab al-
Khidamat (MAK) untuk melawan Soviet. Ketika berperang dengan Uni Soviet, bin Laden
dan para pejuangnya menerima pembiayaan Amerika dan Saudi yang kebanyakan disalurkan
melalui ISI, layanan intelijen Pakistan.[76] Pada tahun 1989, ketika Soviet mundur, MAK
diubah menjadi "angkatan respon cepat" yang ber jihad ke atas pemerintah-pemerintah di
seluruh dunia Islam. Dengan bimbingan Ayman al-Zawahiri, Osama bin Laden menjadi lebih
radikal.[77] Pada tahun 1996, bin Laden mengeluarkan fatwa pertamanya yang mendesak
tentara Amerika agar meninggalkan Arab Saudi.[78]

Bin Laden mengeluarkan fatwa keduanya pada tahun 1998 untuk membantah dasar luar
Amerika Serikat terhadap Israel, serta kehadiran prajurit Amerika yang berkelanjutan di Arab
Saudi setelah Perang Teluk.[79] Bin Laden menggunakan kitab suci Islam untuk mendorong
tindakan kekerasan terhadap tentara dan rakyat Amerika Serikat sehingga tuntutan-
tuntutannya diakur, dengan argumen bahwa "para ulama sepanjang sejarah Islam setuju
sebulat suara bahwa jihad merupakan tugas tunggal jika musuh menghancurkan negara-
negara Islam."[79]
Pasca serangan
Dalam beberapa jam setelah serangan, FBI mendapatkan nama-nama dan data pribadi dari
pilot dan pembajak yang dicurigai.[80][81] Koper Muhammad Atta, yang tidak diteruskan dari
penerbangan Portlandnya ke penerbangan 11, berisi berkas-berkas yang membuka identitas
semua 19 pembajak, dan petunjuk penting lainnya mengenai rencana mereka, motif, dan latar
belakang.[82] Pada hari penyerangan, NSA menyadap komunikasi yang menunjuk pada Osama
bin Laden. Badan intelijensi Jerman juga mendapatkan hasil yang sama.[83][84] Pada 27
September 2001, FBI mempublikasikan foto-foto dari 19 pembajak bersama informasi
mengenai kemungkinan nasionalitasnya dan nama-nama aliasnya.[85] Lima belas dari
penyerang berasal dari Arab Saudi, dua dari Uni Emirat Arab, satu dari Mesir, dan satu dari
Lebanon.[86] Berlawanan dengan profil penyerang bunuh diri pada umumnya, pembajak-
pembajak tersebut terdidik, dewasa, dimana sistem kepercayaannya sudah terbentuk
sepenuhnya.[87]

Osama Bin Laden

Persis sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 2004, di dalam sebuah
pernyataan video terekam, Osama bin Laden mengakui keterlibatan al-Qaeda pada
penyerangan Amerika Serikat dan mengakui hubungan dia secara langsung pada serangan
tersebut. Dia berkata bahwa serangan tersebut dilakukan karena "Kami bebas, dan untuk
mendapatkan kebebasan bagi negara kami. Seperti kalian meremehkan keamanan kita, kita
meremehkan keamanan kalian."[88] Osama bin Laden berkata bahwa dia sendiri telah
memimpin 19 pembajak pesawat[89] Di dalam video tersebut dia berkata, "Kami telah sepakat
dengan Komandan Jendral Muhammad Atta, bahwa semua operasi akan dilaksanakan dalam
20 menit sebelum Bush dan pemerintahannya menyadari"[90] Video lain yang didapatkan oleh
Al Jazeera pada September 2006 menunjukkan Osama bin Laden bersama dengan Ramzi
Binalshibh, dan 2 pembajak Hamza al-Ghamdi and Wail al-Shehri, pada saat mereka bersiap2
untuk penyerangan.[91] Namun, 5 hari berselang dalam sebuah pernyataan di stasiun televisi
Aljazeera, Osama menegaskan ia tidak terlibat dengan peristiwa 11 September dan
menyatakan bahwa pemerintah Amerika berbohong dengan menjadikan ia kambing hitam
untuk tujuan tertentu.[92]

Daftar Pelaku Pembajakan Pesawat Dalam Peristiwa 9/11


American Airlines Penerbangan 11:

Mohamed Atta, berkebangsaan Mesir

Abdulaziz Alomari, berkebangsaan Arab Saudi

Satam M.A. Al Suqami, berkebangsaan Arab Saudi

Wail M. Alshehri, berkebangsaan Arab Saudi

Waleed M. Alshehri, berkebangsaan Arab Saudi

United Arlines Penerbangan 175:


Marwan Al-Shehhi, berkebangsaan Uni Emirat Arab

Fayez Rashid Ahmed Hassan Al Qadi Banihammad, berkebangsaan Arab


Saudi

Ahmed Alghamdi, berkebangsaan Arab Saudi

Hamza Alghamdi, berkebangsaan Arab Saudi

Mohand Alshehri, berkebangsaan Arab Saudi

American Airlines Penerbangan 77:

Hani Hanjour, berkebangsaan Arab Saudi

Nawaf Alhazmi, berkebangsaan Arab Saudi

Majed Moqed, berkebangsaan Arab Saudi

Khalid Almihdhar, berkebangsaan Arab Saudi

Salem Alhazmi, berkebangsaan Arab Saudi

United Airlines Penerbangan 93:

Ziad Samir Jarrah, berkebangsaan Lebanon

Saeed Alghamdi, berkebangsaan Arab Saudi

Ahmed Ibrahim A. Al-Haznawi, berkebangsaan Arab Saudi

Ahmed al-Nami, berkebangsaan Arab Saudi

Teori yang bertentangan


Arsitek dan Teknisi

Richard Gage, seorang arsitek yang telah berpengalaman selama 20 tahun dalam bidang
konstruksi serta telah berkecimpung dalam banyak proyek perancangan bangunan anti-api
dan anggota dari Institusi Arsitek Amerika,[93] mendirikan organisasi Architect and Engineer
For 911 Truth (Arsitek dan Teknisi Untuk Kebenaran 911) yang berisikan ratusan artsitek dan
teknisi berpengalaman di bidangnya. Mereka mengeluarkan pernyataan yang menyangkal
pernyataan Komisi 9/11 yang menyatakan bahwa gedung WTC 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 hancur
akibat ledakan yang disebabkan oleh tabrakan dan penyebaran avtur dari penerbangan 11 dan
175. Para arsitek yang tergabung dalam organisasi tersebut menyatakan bahwa mereka
mencurigai adanya perubuhan terkontrol dengan bahan peledak yang menjadi penyebab
runtuhnya menara 1, 2 dan terutama runtuhnya menara 7 setelah berbagai penyelidikan
terhadap rekaman video dan analisis lapangan yang menurut mereka sangat tidak wajar dan
tak dapat diterima secara ilmu pengetahuan apabila menara 7 yang terletak jauh dari menara
Utara dan Selatan rata dengan tanah.

Pilot

Russ Wittenberg (Capt.)(Ret.), seorang pilot senior, mantan pilot USAF dengan 30.000+ jam
terbang, yang juga pernah menerbangkan pesawat penerbangan 175 yang menabrak Menara
Selatan dan penerbangan 93 yang gagal mencapai pentagon[94], menyatakan
ketidakpercayaannya terhadap hasil investigasi resmi pemerintah. Ia mempertanyakan
beberapa fakta janggal seperti mengapa rekaman pengatur penerbangan saat kejadian 9/11
dirusak oleh komisioner FAA[95], mengapa kotak hitam tidak ditemukan dari satupun pesawat,
dan juga mempertanyakan tingkat kemahiran pembajak yang menurutnya untuk sekelas pilot
berlisensi pesawat perintis sangat mencurigakan dapat mengendalikan pesawat sekelas 747
dengan kecepatan tinggi dan menabrakkannya dalam posisi target yang tidak lebar[96]. Ia
bergabung dengan organisasi Pilot for 911 truth[97] yang didalamnya berisikan ratusan pilot
dan profesional dalam bidang penerbangan dari berbagai belahan dunia yang juga
menyangkal laporan resmi dari Komisi 9/11.

Korban non-Amerika dalam serangan 11 September


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Korban serangan 11 September 2001 selain merenggut 2.646 jiwa warganegara Amerika
Serikat juga 327 orang warganegara asing. Berikut adalah daftar kebangsaan mereka. Negara
dengan korban terbanyak adalah Britania Raya, dengan 67 orang. Korea Selatan 28 sementara
Kanada dan Jepang 24. Kolombia 17 orang sementara Jamaika, Meksiko dan Filipina 16.
Australia dan Jerman masing-masing 11 orang. Italia 10 orang dan 1 orang Indonesia. Korban
asal Indonesia adalah Eric Samadikun Hartono penumpang United Airlines Penerbangan 175.
paradigma institutionalist memiliki terpandang ilmiah, tetapi ia menghadapi dua tantangan
empiris. pertama, distribusi kekuasaan dalam lembaga-lembaga internasional semakin
bercerai dari distribusi kekuasaan di luar organisasi tersebut. untuk memperbaiki
ketidakcocokan ini, kekuatan pengambilan keputusan perlu dialokasikan kembali dalam
organisasi seperti IMF dan Dewan Keamanan PBB. Serikat relatif merosot, howeever, akan
enggan untuk membentuk sebuah koalisi memblokir untuk reformasi organiozations antar
pemerintah yang paling menonjol.

Satu Respon untuk sclerosis kelembagaan ini telah proliferasi bentuk kelembagaan dalam
dunia politik, hukum dan aturan internasional. beberapa institutionalist, beberapa
Internasionalis liberal dan banyak sarjana hukum internasional menempatkan bahwa tren ini
akan mengakibatkan lebih berbasis aturan dunia. Bab ini menunjukkan sebaliknya posisi-
yaitu, bahwa ketebalan kelembagaan memiliki efek paradoks pemerintahan. Setelah titik
tertentu, proliferasi akan struktur pemerintahan global pergeseran dari berdasarkan aturan
keluar datang ke berbasis kekuatan hasil-proliferasi dapat meningkatkan kemampuan
kekuatan besar untuk terlibat dalam belanja forum

hasil ini mengarah pada tantangan empiris kedua; kebutuhan institutionalists untuk
merancang teoritis tanggapan terhadap masalah-masalah reformasi dan proliferasi organisasi
antar pemerintah. ini tidak akan mudah. variabel keprihatinan dalam studi rezim penciptaan
tampak kurang menonjol memandang institutionanal pilihan. setiap pemeriksaan cohesian
pilihan internasional harus mengakui bahwa, di beberapa titik masa lalu, para aktor yang
relevan yang dapat sepakat mengenai strategi sedemikian rupa bahwa kerjasama adalah hasil
keseimbangan. ini berarti bahwa biaya pemantauan dan penegakan tidak mungkin menjadi
terlalu besar. sebagai fearon mengamati, "ada efek berpotensi penting seleksi di belakang
kasus negosiasi internasional yang bertujuan untuk kerjasama. Kita harus mengamati serius
upaya kerjasama internasional dalam kasus-kasus yang mana pemantauan dan penegakan
dilema mungkin diatasi". Efek pilihan ini menyiratkan bahwa beberapa faktor yang
mempengaruhi asal-usul kerjasama internasional bukan sebagai relevan untuk menjelaskan
kegigihan rezim internasional. Untuk institutionalist, tantangan jelas; solusi yang tidak.

Anda mungkin juga menyukai