Anda di halaman 1dari 12

1

Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb

Pertama-tama kita ucapkan Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmatnya yang berlimpah sehingga saya masih dapat untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik, Insya Allah. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia yang diberikan.
Dalam penyusunan makalah ini, ada beberapa hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan dari berbagai pihak. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Malang. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb

Malang, 11 Desember 2014

Penulis

Daftar Isi
Kata pengantar............................................................................................................................1
Daftar isi.......................................................................................................................................2
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang..................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................4
Bab 2 Pembahasan
A. Devisa................................................................................................................................5
B. Perdagangan Internasional AEC/MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).........................7
C. Proses Pelaksanaan Aplikasi Devisa Dari Perdagangan Internasional MEA....................9
D. Upaya Peningkatan Yang Berasal Dari Perdagangan Internasional MEA........................9
Bab 3 Penutup
A. Simpulan ..........................................................................................................................10
B. Saran..................................................................................................................................10
Daftar Rujukan...........................................................................................................................11
E.

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Prasko M.H (2000, hal 22), devisa pada umumnya merupakan kegiatan
ekonomi sebuah negara untuk menambah pemasukan ekonomi sehingga dapat menambah
kesejahteraan sebuah negara tersebut. Karena kehidupan sebuah negara dinilai dari
kestabilan ekonomi sebuah negara itu sendiri. Devisa adalah semua barang yang dapat
diterima di dunia internasional sebagai alat pembayaran. Devisa juga dapat dikatakan
sebagai alat pembayaran luar negeri yang dapat berupa valuta asing, emas, wesel asing,
tagihan luar negeri, dan sebagainya. Setiap negara memerlukan devisa karena dengan
begitu akan mudah mengimpor barang-barang dari luar negeri.Menurut Abdurrahman
(1999, hal 12), sumber-sumber devisa dapat diperoleh melalui: 1.) Ekspor barang-barang,
2.) Penyelenggaraan jasa, 3.) Pariwisata, 4.) Bantuan luar negeri, 5.) Pinjaman atau kredit
luar negeri

Fungsi devisa
Menurut MS Hidayat (1998, hal 23) Devisa yang diterima oleh negara tujuannya
adalah digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan negara, seperti: membayar
barang-barang impor, membayar penggunaan jasa dari luar negeri, membiayai kedutaan
dan konsulat di luar negeri, membiayai pengiriman misi kesenian atau kebudayaan.
Cadangan devisa didefinisikan sebagai sejumlah valas yang dicadangkan Bank Sentral
(Bank Indonesia) untuk keperluan pembiayaan dan kewajiban luar negeri, seperti
pembiayaan impor dan pembayaran lainnya kepada pihak asing. Jenis devisa dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu devisa umum dan devisa kredit.
a. Devisa umum, adalah devisa yang diperoleh dari aktivitas perdagangan (ekspor).
b. Devisa kredit, adalah devisa yang diperoleh dari pinjaman luar negeri.
Awal tahun semakin dekat, tanda lonceng pembukaan lembaran baru akan dibuka pula
terutama dalam MEA. Pintu gerbang kerjasama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau
ASEAN Economic Community (AEC) 2015, tidak lama lagi akan dibuka. Ini merupakan
tonggak awal dari sebuah pertarungan terbuka dan persaingan semua negara anggota
ASEAN disektor perekonomian yang meliputi perdagangan barang, jasa, investasi, tenaga
terampil dan arus modal yang lebih bebas, sebagaimana ketentuan tersebut telah dibuat dan
disepakati dalam cetak biru pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-19 di Bali
2011 yang lalu.
Konsep dari kerjasama Masyarakat Ekonomi ASEAN ini merupakan suatu sistem
ekonomi yang terintegrasi di dalam kawasan itu dengan tujuan agar lebih maju dan efisien
dan beberapa kebijakan seperti penerapan pasar tunggal dan basis produksi regional,

kawasan berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, dan
terintegrasi dengan perekonomian dunia.
Namun, apabila kita melihat struktur wilayah dan jumlah penduduk anggota ASEAN
Indonesia merupakan yang paling besar dan paling banyak penduduknya. Sebagai negara
terbesar di ASEAN dengan jumlah penduduk yang mencapai 250 juta jiwa, bahkan
diperkirakan penduduk Indonesia 40% dari total seluruh penduduk anggota ASEAN
menjadi salah satu pasar yang potensial bagi negara pesaing, karena konsumsi masyarakat
yang besar dan jumlah penduduk kelas menengah yang terus naik.
Fakta yang ada di lapangan sejumlah kalangan seperti Anggota DPR, menteri,para
pengusaha pesimis produk industri nasional bisa bersaing dengan produk negara anggota
ASEAN yang lain.Pasalnya pengembangan industri nasional masih terkungkung sejumlah
hambatan yang justru dari dalam negeri sendiri, seperti kondisi infrastruktur yang tidak
memadai, membuat biaya logistik tinggi, tarik ulur kenaikan harga BBM bersubsidi,
kenaikan tarif dasar listrik dan kenaikan upah minimum yang mencapi 40%. Belum lagi
tarik ulur masalah ketenagakerjaan, hingga masalah maraknya pungutan liar hingga izin
birokrasi yang berbelit.
Indikator Penting
Sejumlah hambatan tersebut, menurut pelaku industri nasional memang menjadi biang
keladi, penghambat peningkatan daya saing produk industri sejak beberapa waktu silam.
Dan diharapkan ada beberapa hal yang perlu diperbaiki agar industri nasional dapat
bersaing, dengan melakukan perbaikan daya saing industri melalui penyelesaian masalahmasalah yang tengah dihadapi oleh industri berharap adanya keterlibatan integratif dalam
pembuatan kebijakan pemerintah Indonesia seperti yang sudah dilakukan negara-negara
Asean lain, di antaranya Singapura, Malaysia, dan Thailand. Dalam hal ini, Indonesia
masih harus berbenah karena sektor swasta masih jauh berada di luar lingkaran
pengambilan keputusan oleh negara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang
disimpulkan dalam artikel ini adalah, 1.Bagaimana upaya optimal dalam
pengaplikasian pertumbuhan devisa negara ?
2.Bagaimana meningkatkan perdagangan Internasional MEA untuk
menunjang devisa negara ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari penulisa makalah ini adalah mengetahui
bagaimana upaya optimal untuk pengaplikasian devisa negara dan mengetahui bagaimana
perdagangan Internasional MEA untuk menunjang devisa negara
1.

BAB 2
PEMBAHASAN
A. Devisa
Menurut Wikipedia, devisa adalah valas yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran luar negeri dan dapat diterima di dunia internasional yang biasanya berada
dalam pengawasan otoritas moneter, yaitu Bank Sentral. Dalam kegiatan perdagangan
internasional, misalnya kegiatan ekspor dan impor, diperlukan alat pembayaran yang
diakui oleh dunia yang alat pembayaran tersebut menggunakan mata uang kuat (hard
currencies).
Dunia mengakui ada delapan mata uang sebagai hard currencies, yaitu Amerika Serikat
dengan mata uangnya US Dolar, Jepang-Yen, Inggris-Poundsterling, Prancis-Franc,
Switzerland-Franc, Germany-DM (Deutsche Mark), Canada-Dollar, dan European-Euro.
Devisa memiliki fungsi yang pada umumnya sama seperti fungsi uang, hanya saja
digunakan dalam lingkup transaksi internasional atau antarnegara sebagai pembayaran
antarnegara, pertukaran barang dan jasa, mengukur kekayaan, menimbun kekayaan, dan
cadangan moneter.
Baik pemerintah maupun swasta dalam melakukan perdagangan internasional harus
memiliki cadangan devisa guna menjaga stabilitas moneter dan ekonomi makro suatu
negara. Cadangan devisa sendiri merupakan indikator moneter yang menunjukkan kuat
lemahnya ekonomi suatu negara.
Cadangan devisa didefinisikan sebagai sejumlah valas yang dicadangkan Bank Sentral
(Bank Indonesia) untuk keperluan pembiayaan dan kewajiban luar negeri, seperti
pembiayaan impor dan pembayaran lainnya kepada pihak asing.Menurut Suhandjono
(1889, hal 34) Jenis devisa dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu devisa umum dan
devisa kredit.
a. Devisa umum, adalah devisa yang diperoleh dari aktivitas perdagangan (ekspor).
b. Devisa kredit, adalah devisa yang diperoleh dari pinjaman luar negeri.

Sumber-Sumber Devisa

Tinggi rendahnya devisa suatu negara sangat dipengaruhi oleh perkembangan neraca
pembayaran suatu negara. Sumber-sumber tersebut, di antaranya berasal dari:
a. Kegiatan ekspor;
Untuk negara yang menganut sistem ekonomi terbuka kegiatan ekspor merupakan
salah satu andalan bagi negara untuk memperoleh devisa. Semakin banyak ekspor barang
atau jasa semakin besar pemasukan devisa bagi negara.
b. Perdagangan jasa;
Negara-negara yang tidak kaya akan sumber daya alam, biasanya akan mengandalkan
sumber devisanya dari sektor jasa. Hal ini sebagimana dilakukan Singapura yang
mengandalkan jasa perdagangan sebagai sumber utama devisa.
c. Kegiatan pariwisata;

Salah satu sumber devisa adalah dari jasa pariwisata yang diperoleh dari kunjungan
turis mancanegara maupun domestik. Semakin banyak turis yang berkunjung semakin
banyak devisa yang mengalir ke dalam negara tersebut.
d. Pinjaman luar negeri (bantuan luar negeri);
Pinjaman luar negeri merupakan salah satu sumber devisa suatu negara, terutama
negara-negara dunia ketiga/berkembang. Negara-negara ini biasanya sangat bergantung
dari bantuan luar negeri selain sumber-sumber lain.
e. Hibah dan hadiah dari luar negeri;
Hibah atau hadiah merupakan sumber devisa bagi suatu negara yang sifatnya tidak
mengikat. Hibah atau hadiah dapat bersumber dari dalam negeri ataupun luar negeri.
f. Warga negara yang bekerja di luar negeri.
Sumber devisa yang lain adalah dana yang berasal dari warga negara yang bekerja di
luar negeri, seperti TKI atau TKW. Para pekerja ini akan memberikan kontribusi yang
cukup besar terhadap devisa suatu negara melalui uang yang ditransfer dari asal negara dia
bekerja.

Macam-macam Devisa
Devisa dapat digolongkan berdasarkan sumber dan wujudnya.
a. Macam devisa berdasarkan sumbernya :
1) Devisa kredit, adalah devisa yang berasal dari kredit (pinjaman) luar negeri.
2) Devisa umum, adalah devisa yang berasal dari sumber lain (selain kredit) seperti dari
ekspor, penyelenggaraan jasa dan penerimaan bunga modal.
b. Macam devisa berdasarkan wujudnya
1) Devisa kartal, adalah devisa yang berwujud uang logam dan uang kertas.
2) Devisa giral, adalah devisa yang berwujud surat-surat berharga seperti wesel, cek, cek
perjalanan (travellers chegue), IMO (International Money Order) dan lain-lain. Apabila
diinginkan, devisa giral bisa diubah(dicairkan) menjadi devisa kartal.

Fungsi Devisa
Devisa memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. Sebagai alat pembayaran barang-barang dan jasa impor.
b. Sebagai alat pembayaran cicilan utang luar negeri termasuk bunganya.
c. Sebagai alat pembiayaan hubungan luar negeri seperti biaya misi kesenian, biaya
perjalanan dinas, biaya korp diplomatik dan pemberian bantuan luar negeri.
d. Sebagai sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai pembangunan.

Tujuan Penggunaan Devisa


Sesuai dengan fungsinya, devisa digunakan dengan tujuan:
a. Untuk membayar barang-barang konsumsi yang masih diimpor, seperti handphone dan
kain.
b. Untuk membayar barang-barang modal yang masih diimpor, seperti mesin.

c. Untuk membayar jasa-jasa ke luar negeri seperti jasa pelayaran.


d. Untuk membiayai pengiriman tim kesenian dan olahraga.
e. Untuk membiayai perjalanan dinas para pejabat ke luar negeri.
f. Untuk membiayai korps diplomatik di luar negeri.
g. Untuk membiayai para pemuda dan mahasiswa yang belajar di luar negeri.
h. Untuk memberikan sumbangan ke negara-negara lain yang mengalami musibah.
i. Untuk membangun berbagai fasilitas umum di dalam negeri.
B. Perdagangan Internasional AEC/MEA (Masyarakat Ekonomi
ASEAN)

Indonesia adalah salah satu Negara terbesar populasinya yang ada di kawasan ASEAN.
Masyarakat Indonesia adalah Negara Heterogen dengn berbagai jenis suku, bahasa dan
adat istiadat yang terhampar dari Sabang sampai Merauke. Indonesia mempunyai
kekuatan ekonomi yang cukup bagus, pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia (4,5%)
setelah RRT dan India. Ini akan menjadi modal yang penting untuk mempersiapkan
masyarakat Indonesia menuju AEC/MEA tahun 2015.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi,


Sebagai salah satu dari tiga pilar utama ASEAN Community 2015, ASEAN Economic
Community yang dibentuk dengan misi menjadikan perekonomian di ASEAN menjadi
lebih baik serta mampu bersaing dengan Negara-negara yang perekonomiannya lebih maju
dibandingkan dengan kondisi Negara ASEAN saat ini. Selain itu juga dengan terwujudnya
ASEAN Community yang dimana di dalamnya terdapat AEC, dapat menjadikan posisi
ASEAN menjadi lebih strategis di kancah Internasional, kita mengharapkan
dengan dengan terwujudnya komunitas masyarakat ekonomi ASEAN ini dapat membuka
mata semua pihak, sehingga terjadi suatu dialog antar sektor yang dimana nantinya juga
saling melengkapi diantara para stakeholder sektor ekonomi di Negara-negara ASEAN ini
sangat penting.

Misalnya untuk infrastruktur, jika kita berbicara tentang infrastruktur mungkin


Indonesia masih sangat dinilai kurang, baik itu berupa jalan raya, bandara, pelabuhan, dan
lain sebagainya. Dalam hal ini kita dapat memperoleh manfaat dari saling tukar
pengalaman dengan anggota ASEAN lainnya.
Jika dilihat dari sisi demografi Sumber Daya Manusia-nya, Indonesia dalam menghadapi
ASEAN Economic Community ini sebenarnya merupakan salah satu Negara yang
produktif. Jika dilihat dari faktor usia, sebagian besar penduduk Indonesia atau sekitar
70% nya merupakan usia produktif. Jika kita lihat pada sisi ketenaga kerjaan kita memiliki
110 juta tenaga kerja (data BPS, tahun 2007), namun apakah sekarang ini kita utilize
dengan tenaga kerja kita yang berjumlah sekitar 110 juta itu.
Untuk itu kita harus mampu meningkatkan kepercayaan diri bahwa sebetulnya apabila
kita memiliki kekuatan untuk bisa bangkit dan terus menjaga kesinambungan stabilitas

ekonomi kita yang sejak awal pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini
terus meningkat, angka kemiskinan dapat ditekan seminim mungkin, dan progres dalam
bidang ekonomi lainnya pun mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Dengan hal
tersebut banyak sekali yang bisa kita wujudkan terutama dengan merealisasikan
ASEAN Economy Community 2015 nanti. Stabilitas ekonomi Indonesia yang kondusif ini
merupakan sebuah opportunity dimana Indonesia akan menjadi sebuah kekuatan
tersendiri, apalagi dengan sumber daya alam yang begitu besar, maka akan sangat tidak
masuk akal apabila kita tidak bisa berbuat sesuatu dengan hal tersebut.

Selain itu, posisi Indonesia sebagai Chair dalam ASEAN pada tahun 2012 ini
berdampak sangat baik untuk menyongsong terealisasinya ASEAN Economic Community.
Dari dalam negeri sendiri Indonesia telah berusaha untuk mengurangi kesenjangan
ekonomi Kesenjangan antara pemerintah pusat dengan daerah lalu mengurangi
kesenjangan antara pengusaha besar dengan UKM dan peningkatan dalam beberapa sektor
yang mungkin masih harus didorong untuk meningkatkan daya saing.

Berkaca pada salah satu statement ASEAN Community bahwa Masyarakat ASEAN
2015 adalah Warga ASEAN yang cukup sandang pangan, cukup lapangan pekerjaan,
pengangguran kecil tingkat kemiskinan berkurang melalui upaya penanggulangan
kemiskinan yang kongkrit. Pemerintah Indonesia sampai dengan pada saat ini terus
berusaha untuk mewujudkan masyarakat Indonesia itu sendiri makmur dan berkecukupan
sebelum memasuki AEC kelak.

ASEAN pada awalnya hanyalah sebuah organisasi regional yang bentuk kerjasamanya
loose atau tidak longgar, namun dengan adanya ASEAN Charter maka Negara-negara
ASEAN ini membentuk suatu masyarakat ASEAN yang mempunyai tiga pilar utama
yaitu, ASEAN Economic Community, ASEAN Security Community, ASEAN SocioCultural Community dengan tujuan terciptanya stabilitas, perdamaian dan kemakmuran
bersama di kawasan. Pada awalnya ASEAN Community ini akan diwujudkan pada tahun
2020, namun di percepat menjadi tahun 2015 yang mana waktu realisasinya tinggal 3
tahun lagi.ASEAN Economic Community (AEC) sebenarnya merupakan bentuk integrasi
ekonomi yang sangat potensial di kawasan maupun dunia. Barang, jasa, modal dan
investasi akan bergerak bebas di kawasan ini. Integrasi ekonomi regional memang suatu
kecenderungan dan keharusan di era global saat ini.

Hal ini menyiratkan aspek persaingan yang menyodorkan peluang sekaligus tantangan
bagi semua negara. Skema AEC 2015 tentang ketenagakerjaan, misalnya, memberlakukan
liberalisasi tenaga kerja profesional papan atas, seperti dokter, insinyur, akuntan dsb.
Celakanya tenaga kerja kasar yang merupakan kekuatan Indonesia tidak termasuk dalam
program liberalisasi ini. Justru tenaga kerja informal yang selama ini merupakan sumber

devisa non-migas yang cukup potensional bagi Indonesia, cenderung dibatasi


pergerakannya di era AEC 2015.

Sisa krisis ekonomi 1998 yang belum juga hilang dari bumi pertiwi, masih berdampak
rendahnya pertumbuhan investasi baru (khususnya arus Foreign Direct Investment) atau
semakin merosotnya kepercayaan dunia usaha, yang pada gilirannya menghambat
pertumbuhan ekonomi nasional. Hal tersebut karena buruknya infrastruktur ekonomi,
instabilitas makro-ekonomi, ketidakpastian hukum dan kebijakan, ekonomi biaya tinggi
dan lain-lain. Pemerintah tidak bisa menunda lagi untuk segera berbenah diri, jika tidak
ingin menjadi sekedar pelengkap di AEC 2015. Keberhasilan tersebut harus didukung oleh
komponen-komponen lain di dalam negeri. Masyarakat bisnis Indonesia diharapkan
mengikuti gerak dan irama kegiatan diplomasi dan memanfaatkan peluang yang sudah
terbentuk ini.

Diplomasi Indonesia tidak mungkin harus menunggu kesiapan di dalam negeri.


Peluang yang sudah terbuka ini, kalau tidak segera dimanfaatkan, kita akan tertinggal,
karena proses ini juga diikuti gerak negara lain dan hal itu terus bergulir. Kita harus segera
berbenah diri untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang kompetitif dan
berkulitas global. Menuju tahun 2015 tidaklah lama, Sudah siapkah kita akan Tantangan
dan peluang bagi kalangan profesional muda kita/mahasiswa untuk tidak terbengongbengong menyaksikan lalu-lalang tenaga asing di wilayah kita ?

C. Proses Pelaksanaan Aplikasi Devisa Dari Perdagangan Internasional MEA


Ada tiga indikator untuk meraba posisi Indonesia dalam AEC 2015. Pertama,
pangsa ekspor Indonesia ke negara-negara utama ASEAN (Malaysia, Singapura,
Thailand, Pilipina) cukup besar yaitu 13.9% (2005) dari total ekspor. Dua indikator
lainnya bisa menjadi penghambat yaitu menurut penilaian beberapa institusi keuangan
internasional - daya saing ekonomi Indonesia jauh lebih rendah ketimbang Singapura,
Malaysia dan Thailand.
Percepatan investasi di Indonesia tertinggal bila dibanding dengan negara
ASEAN lainnya. Namun kekayaan sumber alam Indonesia yang tidak ada duanya di
kawasan, merupakan local-advantage yang tetap menjadi daya tarik kuat, di samping
jumlah penduduknya terbesar yang dapat menyediakan tenaga kerja murah.

D. Upaya Peningkatan Yang Berasal Dari Perdagangan Internasional MEA

10

Dalam rangka untuk meningkatkan devisa negara , diperlukan peningkatan


sumber daya manusia bukan hanya dalam faktor pendidikan tetapi juga pengalaman
kerja. Peningkatan dalam bidang yang lainnya untuk mempersiapkan generasi baru
yang siap untuk terjun kedunia persaingan kerja yang modern. Dan juga peningkatan
pembangunan negara, kualitas-kualitas di dalam negara juga ditingkatkan. Namun jika
AEC diberlakukan akhir 2015, Asean akan terbuka untuk perdagangan barang, jasa,
investasi, modal, dan pekerja (free flow of goods, free flow of services, free flow of
investment, free flow of capital, dan free flow of skilled labor).

Terserah pada masing-masing negara untuk mendapatkan kemanfaatan dari


kebebasan tersebut. Akan tetapi, pemerintah sudah seharusnya mendukung dunia
usaha. Untuk itu,pemerintah harus menghilangkan semua hambatan agar dunia usaha
bisa mening-katkan daya saing. Contohnya, sebagian devisa yang diperoleh dari
pinjaman luar negeri, selain digunakan untuk mengangsur cicilan utang dan bunga,
juga digunakan untuk membiayai berbagai proyek pembangunan di dalam negeri.

BAB 3
PENUTUP
A. Simpulan
Masyarakat Indonesia adalah Negara Heterogen dengn berbagai jenis suku,
bahasa dan adat istiadat yang terhampar dari Sabang sampai Merauke. Indonesia
mempunyai kekuatan ekonomi yang cukup bagus Ini akan menjadi modal yang
penting untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia menuju AEC/MEA tahun
2015.
Melihat kondisi ekonomi Indonesia yang stabil dan mengalami peningkatan
yang signifikan dalam beberapa tahun belakangan ini, saya menyimpulkan bahwa
mengenai kesiapan Indonesia dalam menyongsong ASEAN Economic Community,
bisa dikatakan siap, dapat dilihat dari keseriusan pemerintah dalam menangani
berbagai masalah pada bidang ekonomi baik itu masalah dalam negeri ataupun luar
negeri.

B. Saran
Saran saya sebaiknya pemerintah meningkatkan di perkembangan.
Perekonomian di berbagi aspek dan bidang untuk meningkatkan devisa
negara.Seperti peningkatan di bidang pariwisata, ekspor dan impor. Dan bidang
lainnya juga tentunya, semakin berkembang terutama di bidang sumber daya
manusianya sendiri. Semakin baik kualitas sumber daya manusia juga semakin baik

11

dampak positif yang didapat oleh negara itu sendiri jika negara tersebut
memanfaatkan dengan baik potensi apa yang mereka punya.

12

Daftar Rujukan

Widjajanta, B., A. Widyaningsih, dan H. Tanuatmojo. 2009. Mengasah Kemampuan


Ekonomi 2 : Untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Mandrasah Aliyah Program Ilmu
Pengetahuan Sosial. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 146.

Sadiyah, C. dan D. A. Purnomo. 2009. Ekonomi 2 : Untuk Kelas XI SMA dan MA. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 351.

Tim Abdi Guru, 2006, IPS TERPADU untuk SMP Kelas IX, Penerbit Erlangga, Surabaya.

http://www.bi.go.id/biweb/resources/gerai_info/index.html#/Gerai%20Info%2028/0

http://www.jurnas.com/halaman/10/2011-11-19/189568

Anda mungkin juga menyukai