Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAN SEMESTER ( UTS ) TEORI ADMINISTRASI PUBLIK LANJUTAN

DOSEN : Dr. Hj. Dewi Merdayanty, S.Sos.,S.Pd.,M.AP

Nama : Norlaila
NPM : 2209030012

1. Pendekatan klasifikasi yang mengelompokkan teori administrasi publik berdasarkan


fokus, yaitu :
a. Teori administrasi publik tradisional : administrasi publik yang menekankan aspek
tradisional dipengaruhi oel tiga hal, yakni : ilmu politik, pandangan rasional
mengenai administrasi dan gerakan manajemen Ilmiah.
b. Teori administrasi publik perilaku : aspek perilaku dalam administrasi publik dapat
didekati dengan dua cara, pertama, dengan menerima bahwa paham perilaku
muncul sebagai reaksi terhadap pendekatan tradisional, sehingga nilai ilmiah dari
administrasi publik dapat ditingkatkan. Kedua, menganggap bahwa behaviorisme
( paham perilaku ) hanya merupakan pengembangan dari pendekatan tradisional.
Dengan kata lain, behaviorisme diterjemahkan sebagai satu pendekatan yang
berorientasi pada pengembangan manajemen ilmiah agar manajemen menjadi lebih
ilmiah.
c. Teori administrasi publik sistem : pendekatan ini memandang administrasi publik
sebagai suatu sistem sosial, yakni sistem dari jaringan hubungan kultural.
Memanfaatkan konsep-konsep sosiologi, pendekatan inti berusaha untuk
mengidentifikasi berbagai kelompok sosial, menemukan hubungan kultural, dan
untuk mengintegrasikannya ke dalam suatu sistem sosial. Pendekatan ini percaya
bahwa manusia dan lingkungannya dipengaruhi oleh batas-batas biologis, fisik, dan
sosial yang dapat diatasi hanya dengan kerjasama.
d. Teori administrasi publik kritis : ciri dasar teori kritis adalah kontradiksi atau
ketegangan, dialektika dan perubahan. Tujuan teori kritis untuk mengubah sistem
politik negara. Ini bekerja untuk menciptakan kesadaran diantara individu dan
bekerja untuk membangun kesejahteraan negara yaitu memberikan kesetaraan
kepada setiap individu dalam masyarakat.
e. Teori adminstrasi publik pasca-modern : Post modern adalah masa dimana suatu
hal dapat mudah sekali terganti dengan suatu hal yang baru jika hal tersebut
memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan hal yang lain. Ide-ide pokok
postmodern dalam administrasi yaitu tekhnologi dianggap manusiawi, konsep-
konsep modern administrasi publik dibangun dengan logika dan postbehavioral dan
postpositivist yang lebih demokratis, lebih mudah beradaptasi, lebih responsif
terhadap perubahan keadaan sosial, ekonomi dan politik.
f. Teori administrasi publik partisipatif : keikutsertaan , peran serta atau keterlibatan
yang berkaitan dengan keadaan lahiriahnya, masyarakat berperan secara aktif dalam
proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, adalah suatu proses ketika
warga sebagai individu maupun kelompok sosial dan organisasi mengambil peran
serta ikut mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan
kebijakan-kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan mereka.
2. Pendekatan Birokrasi Administrasi Publik, pendekatan ini menempatkan birokrasi
sebagai inti dari pengelolaan administrasi publik. Adapun teori yang terkait dengan
pendekatan ini adalah :
a. Teori Max Weber : suatu birokrasi terdiri dari berbagai kegiatan, pelaksanaan
kegiatannya didasarkan pada peraturan yang konsisten, jabatan dalam organisasi
tersusun dalam bentuk hierarki, pelaksanaan tugas dengan impersonality, sistem
rekrutmen birokrat berdasar pada sistem kecakapan ( karier ) dan menganut sistem
spesialisasi, dan penyelenggaraan pemerintahan dilakukan secara terpusat
( sentralisasi )
b. Teori Simon : Model pendekatan neo-birokrasi merupakan salah satu model dalam
era perilaku. Nilai yang dimaksimumkan adalah efisiensi, ekonomi, dan tingkat
rasionalisme yang tinggi dari penyelenggaraan pemerintahan. Unit analisisnya lebih
banyak tertuju pada fungsi pengambilan keputusan dalam organisasi pemerintahan.
Dalam proses pengambilan keputusan ini, pola pemikirannya bersifat rasional yakni
keputusan-keputusan yang dibuat sedapat mungkin rasional untuk dapat mencapai
tujuan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, model pengambilan keputusan
didasarkan pada prinsip manajemen modern, pendekatan dalam mengambil
keputusan didasarkan pada analisis sistem, dan di dalam praktiknya banyak
menggunakan penelitian operasi.
c. Teori Ostrom : Model birokrasi pilihan publik merupakan pendekatan yang paling
mutakhir dalam penyelenggaraan pemerintahan. Pendekatan ini masih banyak
bersifat teoritis dibanding bukti empiris di lapangan. Resep-resep yang ada dalam
penyelenggaraan pemerintahan kebanyakan bersifat ideal, namun bukti
penerapannya masih tergolong langka. Hal ini antara lain disebabkan
karena pendekatan ini memang relatif masih muda usianya. Ciri – cirinya antara
lain ; lebih bersifat anti birokratis, berdasar pada distribusi pelayanan, desentralisasi,
dan tawar-menawar yang berorientasi kepada publik.
d. Teori Street-Level Bureaucracy : merupakan birokrasi tingkat bawah yang
berhubungan langsung dengan masyarakat, khususnya dalam hal pelayanan kepada
masyarakat. Street –level bureaucrat merupakan aktor yang penting dalam
melaksanakan kebijakan publik dan berinteraksi dengan masyarakat yang dilayani,
para birokrat ini memiliki banyak pola perilaku dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat, sementara pola perilaku itu tidak seragam dan berbeda antar a
instansi maupun antara individu satu dengan yang lain dalam membuat kebijakan
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
3. Pendekatan Cutting Bureaucracy, pendekatan ini mengacu pada upaya mengurangi atau
menghilangkan birokrasi yang dianggap tidak efektif dan efisien dalam administrasi
publik. Adapun teori yang terkait dengan pendekatan ini adalah :
a. Teori Minimal Government : yaitu meminimalisir peran pemerintah sebagai pelayan
publik, yang mana pemerintah lebih memberdayakan masyarakat dalam
penyelenggaraan berbagai kebutuhan publik, sehingga tercipta rasa memiliki bagi
mereka sendiri , sedangkan pemerintah bukan lagi sebagai pelayan melainkan hanya
sebagai pemberi petunjuk.
b. Teori Lean Management : adalah sebuah metode yang bertujuan untuk
meningkatkan suatu proses dengan menghilangkan semua aktivitas yang tidak ada
nilai tambahnya dan meningkatkan proses kerja agar lebih efektif dan efisien, hasil
yang lebih cepat dan kualitas yang lebih baik. Prinsip dasar dari Lean bertujuan
untuk meningkatkan nilai tambah produk agar memberikan nilai kepada pelanggan.
4. Pendekatan Enterpreneurship dalam Administrasi publik, pendekatan ini mengacu pada
penerapan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam manajemen organisasi pemerintah
guna menciptakan inovasi dan efisiensi dalam menyediakan pelayanan publik. Adapun
teori yang terkait dengan pendekatan ini adalah :
a. Teori Inovasi : untuk meningkatkan kinerja pemerintah diperlukan inisiatif-inisiatif
yang inovatif melalui kewirausahaan sosial. Kontribusi masyarakat melalui usaha
sosial dapat berupa ide-ide untuk memecahkan permasalahan sosial atau untuk
mencari cara-cara inovatif dan juga meningkatkan pelayanan publik. Lagipula yang
dapat merasakan dan menilai sejahtera atau tidaknya masyarakat adalah
masyarakat sendiri. Dengan demikian aspirasi dan solusi tentang bagaimana
masyarakat dapat memperoleh layanan publik yang berkualitas atau bagaimana
kesejahteraan masyarakat dapat lebih ditingkatkan tidak melulu berasal dari
pemerintah. Sudah saatnya masyarakat juga dimampukan untuk berkontribusi aktif
menjadi active citizen. Tentunya keaktifan masyarakat untuk berinovasi dan
menyumbangkan ide/gagasan atau kegiatan usaha melalui kewirausahaan sosial
perlu diimbangi dengan keterbukaan dari pihak pemerintah terhadap ide, gagasan
atau aktivitas usaha-usaha sosial dalam masyarakat.
b. Teori Kewirausahaan Sosial : kesejahteraan sosial masyarakat akan tercapai jika
pemerintah dan aktor non-pemerintah masing-masing bekerja untuk mencapai nilai-
nilai sosial. Selain tujuan sisial , nilai-nilai sosial juga merupakan aspek kunci dari
kewirausahaan sosial. Tercapainya tujuan sosial dan nilai sosial merupakan salah
satu petunjuk bahwa inovasi muncul dan diterapkan dalam kebijakan atau program
yang dilaksanakan oleh pemerintah. Usaha dapat dikategorikan sebagai usaha sosial
apabila usaha yang dilakukan ditujukan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial, namun
juga menghasilkan sejumlah keuntungan dan keuntungan tersebut selalu
diinvestasikan kembali untuk mencapai tujuan-tujuan sosial tersebut.
c. Konsep Kemitraan Publik-Swasta : adalah pengaturan dalam proyek sektor publik
dengan melibatkan sektor swasta. Itu adalah kemitraan jangka panjang dan pihak
swasta mungkin terlibat dalam pendanaan, konstruksi atau pengoperasian,
tergantung pada jenis kemitraan. Melibatkan sektor swasta dalam administrasi
publik penting karena beberapa alasan. Pendanaan fiskal yang terbatas adalah salah
satu alasan. Infrastruktur membutuhkan dana yang signifikan, yang mana seringkali
melebihi kapasitas belanja pemerintah.
5. Pendekatan konsep Good Governance dalam Administrasi Publik yang menekankan
pada prinsip-prinsip pemerintahan yang baik. Adapun teori yang terkait dengan
pendekatan ini adalah :
a. Teori Akuntabilitas : adalah pertanggungjawaban pejabat publik terhadap
masyarakat yang memberinya kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka,
di sisi lain Akuntabilitas adalah kemampuan untuk mempertanggungjawabkan
semua tindakan dan kebijaksanaan yang telah ditempuh. Indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur akuntabilitas, yaitu meningkatnya kepercayaan dan
kepuasan masyarakat terhadap pemerintah, tumbuhnya kesadaran masyarakat,
meningkatnya keterwakilan berdasarkan pilihan dan kepentingan masyarakat, dan
berkurangnya kasus-kasus KKN. Setiap pejabat publik dituntut untuk
mempertanggungjawabkan semua kebijakan, perbuatan, moral, maupun netralitas
sikapnya terhadap masyarakat. Inilah yang dituntut dalam asas akuntabilitas dalam
upaya menuju pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
b. Teori Partisipasi Masyarakat : Mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan,
dan harapan masyarakat.
c. Teori Transparansi : bersifat terbuka, mudah dan dapat di akses oleh semua pihak
yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur transparansi yaitu : bertambahnya
wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintah.
d. Teori Responsivitas : adalah bahwa pemerintah harus tanggap terhadap persoalan-
persoalan masyarakat secara umum. Pemerintah harus memenuhi kebutuhan
masyarakatnya, bukan menunggu masyarakat menyampaikan aspirasinya, tetapi
pemerintah harus proaktif dalam mempelajari dan menganalisa kebutuhan-
kebutuhan masyarakat
e. Teori Keterlibatan Aktor-aktor Non-Pemerintah : di dalam good Governance
membuka ruang bagi keterlibatan aktor-aktor non pemerintah yaitu masyarakat dan
pihak swasta, di dalam pemerintahan yang governance dituntut adanya sinergi
antara pemerintah, masyarakat dan pihak swasta dalam penyelenggaraan
pemerintahan untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu kesejahteraan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai