pembangunan.
3. ANA berorientasi pada masa kini sedangkan adm. Pembangunan berorientasi pada
masa depan.
pembangunan.
lingkungan.
PERGESERAN PARADIGMA
ADMINISTRASI PUBLIK ABAD 21
Penerapan Adm. Publik telah mengalami pergeseran paradigma yang
cukup signifikan, yang secara umum mengarah pada upaya untuk
meninggalkan administrasi yang tradisional menuju pada administrasi
yang lebih modern yang berpersfektif global dan kontekstual guna
mningkatkan kinerja penyelengaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Menurut Hughes “Public Management and Administration: an
Introduction” (dalam lokakarya Reformasi Pendidikan Tinggi Ilmu
Administrasi Abd 21, Malang), beberapa pergeseran paradigma tersebut:
1. Kegagalan Adm. Publik tradisional mencapai tujuan secara efektif, perlu
diganti dengan adm. publik modern yang berorientasi pada pencapaian
kinerja dan akuntabilitas.
2. Peran birokrasi klasik (weberian) yang kaku, yang lebih menonjolkan self
interest harus diubah menuju ke kondisi organisasi publik yang lebih
fleksibel.
3. Kurang jelas dan tegasnya penerapan tujuan organisasi dan pribadi serta
ketiadaan ukuran kinerja yang jelas, sehingga harus diganti dengan tujuan
yang lebih jelas dan penetapan ukuran kebrhasilan kinerja.
4. Peran-peran yang dijalankan pemerintah kurang didasarkan pada tuntutan
dan sinyal pasar.
5. Adanya tendensi yang kuat untuk mengurangi peran pemerintah, dg
melakukan kontrak/kerja dengan pihak lain atau lewat privatisasi.
PARADIGMA ADMINISTRASI PUBLIK ABAD 21
1. NPM menginjeksi nilai-nilai corporate dalam sektor publik dan belum tentu
mengindahkan apakah sesuai dengan kebutuhan publik yang merata dan adil.
Dalam persfektif governance, publik sektor merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari prinsip-prinsip demokrasi.
2. Governance, berhubungan dengan upaya untuk memahami proses yang mana
kebijakan publik dibuat, diimplementasikan. Sedangkan konsep NPM lebih
terfokus pada outcomes/hasil-hasil yaitu lebih pada pertanyaan tentang berapa
hasil yang diperoleh daripada bagaimana kebijakan dikelola.
3. Filosofi pemikiran NPM berasal dari teori organisasi dan public choice theory,
sedangkan governance lebih pada teori politik untuk menjelaskan kenapa
pemerintah melakukan seperti yang mereka lakukan dan bagaimana hal
tersebut bisa dilakukan lebih baik.
4. NPM berupaya menggantikan manajemen publik menjadi manajemen bisnis,
sedangkan governance ingin mempertahankan penyediaan layanan publik
dibawah kontrol pemerintah, walaupun yang memberikan layanan tidak
pemerintah.
5. NPM berlandaskan pada “market based institutional reform”, sedangkan
governance lebih pada upaya partnership atau jaringan kemitraan bersama non
sektor pemerintah.
Paradigma administrasi
pembangunan
Paradigma Strukturalis
Fokus utama paradigma ini adalah politik dan ekonomi. Paradigma strukturalis
perkotaan, dan lebih bervariasi, serta memiliki sektor industri manufaktur dan sektor
Dalam Model Pembangunan Lewis, perekonomian dianggap terdiri dari dua sektor:
1) Sektor Tradisional
Yaitu sektor dengan ciri-ciri di pedesaan, subsistem, kelebihan tenaga kerja dan
2) Sektor Modern
Sektor modern meiliki ciri-ciri perkotaan, industri, produktivitasnya tinggi, sebagai tempat
penampungan tenaga kerja yang ditransfer sedikit demi sedikit dari Sektor Tradisional.
Model ini memfokuskan pada terjadinya proses pengalihan tenaga kerja dan pertumbuhan
ekonomi serta kesempatan kerja di Sektor Modern, yang dimungkinkan dengan adanya
Model ini dikembangkan oleh Hollis Chenery yang menyarankan adanya perubahan struktur
produksi, yaitu pergeseran dari produksi barang pertanian ke produksi barang industri pada
saat pendapatan per kapita meningkat. Model ini menyatakan bahwa peningkatan tabungan
dan investasi perlu tetapi tidak harus cukup (necessary but not sufficient condition) untuk
memungkinkan terjadinya pertumbuhan ekonomi. Pola ini juga menyaratkan bahwa selain
akumulasi modal fisik dan manusia, diperlukan pula himpunan perubahan yang saling
dari sistem ekonomi tradisional kesistem ekonomi modern. Perubahan struktur ini
melibatkan seluruh fungsi ekonomi termasuk tranformasi produksi dan perubahan dalam
Sehingga lebih menekankan kepada nilai-nilai kemanusiaan dalam pembangunan. Implikasinya, pada persoalan
Paradigma Humanis lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat
kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan
bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme
biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif disini
erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah
karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme. Tokoh-tokoh penting
dalam paradigma ini antara lain adalah Arthur Combs, Abraham Maslow, Carl Ransom Rogers, Aldous Huxley,
Kaum humanis cenderung menekankan perlunya menghilangkan atau mengatasi berbagai pembatasan tatanan
sosial yang ada. Mereka beranggapan bahwa kesadaran manusia telah dikuasai atau dibelenggu oleh struktur
idiologis yang berasal dari luar dirinya. Sehingga dia tidak lagi menjadi dirinya sendiri. Oleh belenggu itu,
membuat pemisah antara dirinya dengan kesadarannya yang murni (alienasi), atau membuatnya dalam
kesadaran palsu (false consciousness) yang menghalanginya mencapai pemenuhan dirinya sebagai manusia
sejati.
Karena itu, fokus utama dari paradigma ini adalah memahami kesulitan manusia dalam membebaskan dirinya dari
semua bentuk tatanan sosial yang menghambat perkembangan dirinya sebagai manusia. Untuk itu mereka ingin
memecahkan masalah bagaimana manusia bisa memutuskan belenggu-belenggu yang mengikat mereka dalam pola-
Bertolak dari paparan di atas, terungkap bahwa paradigma humanisasi adalah suatu kebutuhan pembangunan yang lebih
menekankan nilai-nilai kemanusiaan. Pembangunan yang bermuara pada pendekatan humanis adalah suatu proses
pembangunan yang memberikan perhatian terhadap persoalan peningkatan martabat kemanusiaan. Implikasinya, pada
persoalan etika, dan moralitas sebagai landasan dan tujuan pembangunan. Artinya, sebagai Landasan Pembangunan,
dalam melaksanakannya ada etika yang harus diperhatikan. Sedangkan Sebagai Tujuan Pembangunan, Etika
pembangunan tersebut harus menjadi arah dan sasaran pembangunan. Dengan demikian maka akan tercapainya
perpaduan antara tatanan negara yang demokratisdengan sikap dan perilaku masyarakat yang manusiawi.
Menurut Magnis Suseno paradigma Pembangunan Humanis memiliki 3 prinsip etis yaitu:
2) Harus demokratis
merencanakan, memutuskan dan mengelola sumberdaya lokal, sehingga pada akhirnya mereka memiliki
kemampuan (daya) dan kemandirian secara ekonomi, ekologi, dan sosial. [Subejo dan Supriyanto (2004)].
Konsep pemberdayaan mulai menjadi tema sentral dalam teori atau pendekatan pembangunan sekarang ini,
terutama di negara-negara dunia ketiga. Munculnya pendekatan pemberdayaan dalam teori pembangunan
modern merupakan akibat dari gagalnya pembangunan ala barat yang mengandalkan pertumbuhan ekonomi
dan bertumpu pada sektor industri dan padat modal. Hal ini dinilai sangat kontradiksi dengan metode
pembangunan di negara-negara dunia ketiga yang mengandalkan sektor pertanian dan padat karya serta
meletakkan manusia sebagai subjek atau utama dalam pembangunan. pendekatan pembangunan yang
berorientasi pada pertumbuhan ekonomi ala barat dinilai telah mengakibatkan berbagai bentuk ketimpangan
social dan menimbulkan berbagai persoalan lain seperti timbulnya akumulasi nilai-nilai hedonistik, ketidak