Akuntansi Publik
Bab1
AKUNTANSI PUBLIK
Sasaran Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan mampu:
1. Memahami Sektor Akuntansi Publik di Indonesia.
2. Memahami Tata Kelola Akuntansi Pemerintah yang Baik
(Good Governance Accountability).
3. Memahami 8 Karakteristik Good Governance menurut UND.
4. Membedakan Perbedaan Akuntansi Publik dengan Akuntansi Komersil
5. Memahami Penerapan Akuntansi Publik
Dewasa ini ilmu akuntansi tidak lagi didominasi pada dunia komersil. Sejalan dengan
perkembangan dunia organisasi nirlaba, maka ilmu akuntansi juga diharuskan diterapkan
pada jenis organisasi tersebut. Penerapan ilmu akuntansi pada organisasi nirlaba agar
kepercayaan masyarakat atas organisasi semakin tinggi. Oleh sebab itu, akuntansi sektor
publik dapat disebut sebagai organisasi nirlaba atau organisasi non profit sebagai organisasi
yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal untuk menarik perhatian
publik dengan tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat
mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba mencakup; negara, rumah ibadah, pendidikan,
rumah sakit, yayasan sosial, organisasi politik, lembaga bantuan masyarakat, serikat buruh,
asosiasi profesional, institut riset, museum, dan berbagai organisasi penyayang binatang dan
lingkungan hidup.
American Accounting Association (Glynn: 1993) menyatakan bahwa tujuan organisasi
publik adalah untuk:
• Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien dan
ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada
organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian manajemen (management
control).
• Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan
pelaksanaan tanggungjawab mengelola secara tepat dan efektif program dan
penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya; dan memungkinkan
pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi
pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan akuntabilitas
(accoutability).
Mulai tahun 1950-an s/d tahun 1960-an sektor publik memainkan peran utama sebagai
pembuat dan pelaksana strategi pembangunan pada suatu negara. Istilah "sektor publik"
(sektor pemerintahan) mulai dipakai pertama kali tahun 1952 (Mardiasmo: 2002), Waktu itu
sektor publik sering dikaitkan sebagai bagian dari ekonomi makro yang terkait dengan
pembangunan dan pelaksana pembangunan.
2
Akuntansi Publik
Pada tahun 1970-an kritikan yang berkesan mempertanyakan kembali peran sector
public dalam pembangunan, apakah benar sektor publik dapat menggerakkan dan
mempertahankan pembangunan? Sektor publik dianggap tidak efisien dan tertinggal dengan
kemajuan dan perkembangan sektor swasta/komersil. Kebijakan publik semakin lemah
karena orientasi pembangunan diarahkan pada sektor swasta dan cenderung mengabaikan
sektor publik. Baru pada tahun 1980-an reformasi sektor publik dilakukan di negara-negara
industri, seperti Amerika, Jerman, Inggris, Jepang, dan berbagai negara maju lainnya.
Berbagai perubahan dilakukan, misalnya dengan mengadopsi New Public Management
(NPM) dan reinventing government dibanyak negara terutama Negara yang menganut Anglo
Saxon, seperti Amerika Serikat. NPM berakar dari teori manajemen yang beranggapan bahwa
praktik bisnis manajemen sektor swasta lebih baik dibandingkan dengan praktik bisnis sektor
publik. Oleh karenan itu, sistem manajemen sektor swasta dapat diadopsi seperti mekanisme
pasar, kompetisi tender (Compulsory Competitive Tendering-CCT) dan privatisasi perusahaan
publik.
Tips 1.1: Perlunya ‘Reinventing Government’ Dalam Demokratisasi Informasi
Oleh: ERNI HERAWATI, Dosen Business of Law BINUS
Dalam demokratisasi informasi di Indonesia, pemerintah bertugas untuk menjaga agar tujuan negara
berjalan sesuai yang diamanatkan oleh Konstitusi negara Indonesia. Peran pemerintah diperlukan
untuk menjaga keseimbangan antara para pemangku kepentingan terkait informasi, yaitu masyarakat,
pemerintah dan swasta. Pihak swasta meliputi pengusaha media, penyedia layanan informasi, dan juga
para pengusaha yang menjual produknya melalui iklan di media. Kewenangan Negara dijalankan oleh
pejabat pemerintah (eksekutif). Mandat yang diberikan rakyat kepada negara meliputi perbuatan: 1)
pembuatan kebijakan; 2) tindakan pengurusan; 3) Pengaturan; 4) Pengelolaan; 5) Pengawasan.
Sesuai dengan perkembangan konsep menjalankan pemerintahan, maka berkaitan dengan fungsi
negara untuk menjaga ketertiban, memberikan kemakmuran dan memberikan layanan kepada
masyarakat, maka ketersediaan regulasi dan aturan hukum dalam bidang informasi beserta bagaimana
pemerintah bertindak sebagai pelaksana pengendalian ketertiban umum atas informasi, pada akhirnya
memerlukan suatu cara pandang baru agar masyarakat turut dilibatkan dalam penciptaan ketertiban itu
sendiri. Pada masa Orde Baru, pemerintah bertindak sebagai pihak yang paling tahu tentang informasi
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Selanjutnya diimplementasikan dalam tindakan-tindakan
pemerintah untuk mengontrol informasi-informasi yang boleh disampaikan kepada masyarakat dan
yang tidak. Mereka para pengusaha media akan terkena sanksi jika tidak mematuhi rambu-rambu
yang telah dibuat oleh pemerintah tentang bagaimana produk informasi yang diperbolehkan.
Pada perkembangannya, masyarakat tidak lagi dapat diperlakukan lagi sebagai pihak yang dianggap
tidak tahu. Pemerintah sendiri tidak lagi dapat bertindak sebagai pemerintahan yang otoritarian.
Sebuah sistem sosial bagaimanapun harus berubah sesuai dengan perkembangan masyarakatnya,
demikian juga Pemerintahan Indonesia. Paradigma baru kemudian disosialisasikan bahwa pemerintah
harus berubah dalam mencapai tujuan negara, yaitu dengan reinventing government yang terdiri dari
sepuluh prinsip, antara lain yaitu : [1] 1) Pemerintahan katalis; 2) Pemerintah adalah milik rakyat; 3)
Pemerintahan yang kompetitif; 4) Pemerintahan yang diarahkan oleh misi; 5) Pemerintah yang
berorientasi pada hasil; 6) Pemerintah yang berorientasi pada pelanggan, bukan birokrasi; 7)
Pemerintah dengan jiwa wirausaha; 8) Pemerintah yang antisipatif; 9) Pemerintah yang
terdesentralisasi; 10) Pemerintah yang berorientasi pasar.
Beberapa pertimbangan perlunya suatu reinventing government menurut Osborne dan Gaebler antara
lain adalah:
1. Pemerintah adalah suatu mekanisme dimana digunakan oleh masyarakat untuk membuat
keputusan bersama (komunal);
2. Kepercayaan bahwa masyarakat sosial tidak akan dapat berfungsi secara efektif tanpa adanya
pemerintahan;
3. Kepercayaan bahwa orang yang bekerja pada pemerintahan bukanlah suatu masalah, sistem-
3
Akuntansi Publik
REFERENSI:
[1] David Osborne & Ted Gaebler. (1993). Reinventing Government: How The Entrepreneural Spirit
is Transforming The Public Sector. Plume. Hlm. xviii-xix.
yang selalu berorientasi pada masa yang akan datang, pemecahan masalah tidak berjangka
pendek.
9. Pemerintahan desentralisasi. Birokrasi yang mempunyai kedekatan dengan masyarakat,
mengurangi jalur birokrasi sehingga dapat mengurangi biaya tinggi.
10. Pemerintahan yang berorientasi pada pasar. Melakukan perubahan melalui pasar, sehingga
pemerintah tidak selalu memonopoli pelayanan yang diberikan atau mengurangi captive
market.
Sumber:
http://irend.wordpress.com/2008/10/07/sinergitas-good-governance-demokrasi-dan-
reinventing-government-dalam-menyejahterakan-masyarakat/ Tulisan Endang Wirjatmi
“Reinventing Government”
Daerah masing-masing, sehingga kompetensi pegawai bublik sangat rendah. Ketiga, sulitnya
mencapai efisiensi dalam sektor publik karena penyediaan layanan yang beraneka ragam.
Walaupun awal tahun 2015 Indonesia telah mencanangkan basis akrual secara penuh untuk
seluruh pemerintah daerah, akan tetapi hal itupun belum dapat tercapai.
Accrual basis untuk Laporan Operasional berarti bahwa pendapatan diakui pada saat
hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening
Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban
yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum
dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Sedangkan,
accrual basis untuk Neraca berarti bahwa semua aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan
dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar.
tercatat. Berbeda dengan basis kas dimana pencatatan dilakukan hanya pada saat terjadi transaksi
yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran kas. Selain itu pihak yang pro dengan akrual basis
berpendapat bahwa basis akrual telah banyak diterapkan di berbagai negara. Bahkan Australia dan
Selandia Baru menjadi pelopor penerapan basis akrual bagi sektor publik. Kedua negara tersebut telah
menerapkan basis akrual sejak tahun 1990-an.
Akuntansi Berbasis Akrual di Inggris dan Selandia Baru
Banyak pihak menganggap bahwa kebijakan akuntansi berbasis akrual ini adalah kebijakan ekonomi
yang berafiliasi pada salah satu ideologi ilmu ekonomi. Ideologi ilmu ekonomi yang dimaksud di sini
adalah neo-liberalisme. Langkah awal reformasi neo-liberalisme adalah upaya privatisasi yang
sebelumnya sudah dilakukan oleh pemerintah Inggris dan Selandia Baru. Privatisasi ini melibatkan
banyak industri termasuk industri berbasis infrastruktur dan bertujuan untuk mengurangi hutang yang
dimiliki oleh pemerintah. Pada awalnya kebijakan privatisasi ini masih ditoleransi tetapi semakin
lama juga menjadi perdebatan. Tentu saja kebijakan privatisasi ini didukung dengan penerapan
akuntansi berbasis akrual yang telah berkembang di Selandia baru dan Inggris. Dengan basis akrual,
kontrol fiskal dan proses penganggaran dapat digunakan untuk melakukan pemotongan dan
pengurangan sumber daya keuangan dari sektor publik.
mencatat transaksi berdasarkan kas yang diterima/dikeluarkan. Pihak yang menentang ini juga
meragukan basis akrual apakah lebih baik daripada basis kas jika diterapkan dalam sektor publik,
mengingat basis akrual identik dengan akuntansi sektor privat.
Jika ditinjau lebih jauh pada sisi regulasi akuntansi internasional, maka dapat dilihat dengan jelas
bahwa IPSAS mendorong pelaksanaan akuntansi berbasis akrual. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan adanya “Transition to the Accrual Basis of Accounting: Guidance for Public Sector Entities”
yang diterbitkan oleh IPSAS. IPSAS merupakan standar akuntansi internasional bagi sektor publik
yang telah banyak diadopsi oleh negara-negara di seluruh dunia. Jadi dapat disimpulkan bahwa
banyak negara telah bergeser pada akuntansi berbasis akrual.
Prinsip akuntansi, adalah sekumpulan guideline, panduan atau petunjuk yang harus diikuti saat
melakukan pencatatan dan pelaporan transaksi akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan.
Dalam akuntansi istilah prinsip akuntansi sering digantikan dengan istilah konsep dan asumsi
akuntansi. Sebagai contoh, salah satu prinsip akuntansi adalah going concern, sering ditulis sebagai:
• going concern principle,
• going concern concept, atau
• going concern assumptions.
Penggunaan ketiga istilah tersebut mungkin menyebabkan kerancuan dan kebingungan bagi orang
8
Akuntansi Publik
yang sedang belajar akuntansi. Menurut saya, yang perlu dicatat adalah bahwa sebuah prinsip atau
konsep dalam ilmu pengetahuan, bisa berasal dari asumsi-asumsi. Sehingga, kita bisa menggunakan
ketiga istilah tersebut.
Untuk membantu Anda dalam memahami pembahasan ini, prinsip-prinsip akuntansi tersebut dibagi
kedalam dua kelompok yaitu prinsip akuntansi yang terdapat pada laporan neraca (laporan posisi
keuangan) dan prinsip akuntansi yang terdapat pada laporan laba rugi.
Konsep atau Prinsip Akunatansi yang terdapat pada Laporan Posisi Keuangan yaitu sebagai berikut:
• Economic entity atau Entitas Ekonomi. Contoh entitas ekonomi adalah rumah sakit,
perusahaan, pemerintahan kota, dan negara bagian.
Prinsip ini menyatakan bahwa akuntansi untuk entitas (perusahaan) harus terpisah dari akuntansi
pemilik entitas tersebut. Dengan asumsi ini, sumber daya dan kewajiban ekonomi yang disajikan
pada laporan posisi keuangan, sumber daya dan kewajiban ekonomi milik pengguna bisa dibedakan
dari milik perusahaan.
• Going Concern atau Berkelanjutan
Prinsip ini menyatakan bahwa sebuah bisnis atau perusahaan akan beroperasi seumur hidup, selama
tidak ada bukti kuat yang menyatakan bahwa perusahaan akan mengalami pailit atau bangkrut.
Prinsip ini berdampak pada prosedur akuntansi lain, misalnya penyusutan, pengakuan pendapatan
dan revaluasi aset berdasarkan arus kas yang akan datang.
• Historical cost atau Biaya Historis
Prinsip ini merupakan dasar dalam melakukan valuasi aset dan liabilitas, dimana aset dan liabilitas
harus dicatat pertama kali dan dilaporkan pada harga perolehan atau nilai asli aset atau liabilitas
tersebut (historical cost).
• Monetary unit atau Satuan Moneter
Prinsip ini menyatakan bahwa akuntansi hanya mencatat transaksi bisnis yang bisa dinyatakan
dalam satuan moneter atau uang.
Konsep atau Prinsip Akuntansi yang terdapat pada Laporan Laba/Rugi yaitu sebagai berikut:
• Periodicity atau Periode Waktu
Prinsip ini menyatakan bahwa laporan keuangan yang merupakan ukuran aktivitas perusahaan
disusun berdasarkan periode waktu tertentu, biasanya dalam sebulan dan setahun. Hal ini karena
pengguna akuntansi membutuhkan laporan keuangan secara periodik untuk mengetahui bagaimana
perusahaan tersebut dijalankan.
• Accrual Accounting atau Akuntansi Akrual. Contoh penjualan kredit untuk tenggang waktu
30 hari kemudian baru diterima uang hasil penjualan, tapi sudah dicatat transaksi tersebut
sebagai pendapat, yaitu (D) Piutang Usaha, (K) Pendapatan, (K) Persediaan
Prinsip ini menyatakan bahwa dampak ekonomi dari transaksi harus dicatat pada saat terjadi bukan
pada saat kas diterima. Prinsip akuntansi akrual merupakan konsep akuntansi paling fundamental
yang tidak hanya berlaku pada laporan keuangan tetapi pada prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Prinspi akuntansi akrual sering disebut dengan Prinsip Akuntansi I.
• Revenue recognition atau Pengakuan Pendapatan
Prinsip ini menyatakan bahwa pendapatan atau penghasilan dari menjual barang atau jasa harus
dicatat jika jumlah dan waktu bisa ditentukan dengan jelas dan kapan kapan penghasilan tersebut
selesai diterima.
• Matching atau Berpasangan
Prinsip ini menyatakan bahwa beban atau biaya yang terjadi atau timbul pada proses pengiriman,
9
Akuntansi Publik
produksi dan penyampain barang atau jasa dicatat pada periode yang sama dengan pendapatan yang
berkaitan dengan biaya tersebut.
• Conservatism atau Konservatif
Prinsip ini menyatakan bahwa laporan keuangan harus bisa mengasumsikan bahwa nilai yang dicatat
pada laporan keuangan merupakan hasil perhitungan yang konservatif agar tidak overstated (lebih
dari nilai sebenarnya) dan misleading.
• Full Disclosure atau Pengungkapan Penuh
Prinsip ini menyatakan bahwa laporan keuangan dan catatan yang berhubungan dengan laporan
keuangan harus memasukkan apapun informasi yang cukup signifikan untuk pengambilan keputusan
pengguna laporan keuangan. Dengan kata lain, prinsip ini menyatakan bahwa informasi yang
berkaitan diungkapkan semuanya dan tidak ada yang disembunyikan.
kelanjutan proyek tahap I. Tahun 1999 baru dilakukan sistem implementasi, walaupun masih
banyak hambatan.
Paket bantuan IMF tahun 1997/1998 berisi persyaratan Good Governance, yang
mereformasi manajemen keuangan pemerintah dan sistem akuntansi pemerintah. Khusus
reformasi akuntansi pemerintah, diberlakukan dengan diumumkannya undang-undang nomor
17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, undang-undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara. Dengan keluarnya undang-undang
tersebut mendesak perlunya Standar Akuntansi Pemerintahan sebagai basis penyusunan dan
audit laporan keuangan instansi pemerintah. Tanpa standar akuntansi pemerintahan, Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai eksternal audit yang diamantkan undang-undang tidak
dapat menerbitkan opini audit. Karena standar akuntansi pemerintahan tersebut sebagai tolok
ukur oponi audit. Perangkat-perangkat aturan dan pedomannya disiapkan oleh pemerintah,
untuk keperluan pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban.
Konsultatif bertugas memberi konsultasi dan/atau pendapat dalam rangka perumusan konsep
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang SAP. Sedangkan Komite Kerja bertugas
mempersiapkan, merumuskan, dan menyusun konsep Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang SAP.
Penyusunan SAP dilakukan melalui suatu proses yang sistematis (due process) yang
biasa dilakukan oleh lembaga penyusun standar akuntansi, seperti Dewan Standar Akuntansi
IAI, International Accounting Standards Board, dan lain-lain. Tahapan ini dimulai dari
pengidentifikasian topik untuk dikembangkan menjadi draf SAP sampai dengan pengusulan
SAP untuk ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Termasuk dalam tahapan tersebut
adalah dengar pendapat publik dan permintaan pertimbangan kepada Badan Pemeriksa
Keuangan.
Salah satu prasyarat dari keberhasilan suatu komite standar, seperti disebutkan dalam
Pasal 57 UU No. 1 tahun 2004 adalah independensi dalam penyusunan standar akuntansi
pemerintahan. Apalagi seperti disebutkan sebelumnya bahwa akuntansi berbasis akrual
membuka peluang akan alternatif penilaian, pengakuan, dan pelaporan, yang dapat
mendorong pihak yang mempunyai kepentingan untuk melakukan tekanan untuk penyusunan
standar yang sesuai dengan kepentingan masing-masing.
Dengan kata lain, Komite Standar diharapkan dapat berdiri di atas semua kepentingan
dan lebih mengutamakan kepentingan publik dalam menjalankan tugasnya mengembangkan
dan menyusun standar akuntansi pemerintahan. Sampai dengan saat ini nampaknya kondisi
seperti ini masih dapat dipertahankan. Diskusi dalam rapat KSAP dapat menjadi hangat
apabila sedang membahas isu yang kontroversial. Pengambilan keputusan dalam rapat KSAP
diusahakan untuk dilakukan secara konsensus, namun juga dimungkinkan untuk mengambil
keputusan dengan cara pemungutan suara.
Dalam penyusunan standar akuntansi pemerintahan, KSAP mengacu kepada praktik-
terbaik internasional, diantaranya dengan mengadaptasi International Public Sector
Accounting Standards (IPSAS) yang diterbitkan oleh International Federation of Accountants
(IFAC). Strategi adaptasi memiliki pengertian bahwa prinsip pengembangan SAP
berorientasi pada IPSAS, namun disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, antara lain dengan
memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku, praktik-praktik keuangan yang ada,
serta kesiapan sumber daya para pengguna SAP.
Dalam menyusun SAP, KSAP menggunakan materi/referensi yang dikeluarkan oleh:
a. International Federation of Accountants,
b. International Accounting Standards Board,
c. International Monetary Fund,
d. Ikatan Akuntan Indonesia,
e. Financial Accounting Standards Board,
f. Governmental Accounting Standards Board
g. Pemerintah Indonesia, berupa peraturan peraturan-peraturan keuangan di
bidang keuangan negara,
h. Organisasi profesi lainnya di berbagai negara yang membidangi pelaporan
keuangan, akuntansi, dan audit pemerintahan.
12
Akuntansi Publik
Sampai saat ini, KSAP telah berhasil menyusun Kerangka Konseptual dan 11 draf
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP). Ke sebelas SAP tersebut adalah:
1. PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan
2. PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran
3. PSAP 03 Laporan Arus Kas
4. PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan
5. PSAP 05 Akuntansi Persediaan
6. PSAP 06 Akuntansi Investasi
7. PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap
8. PSAP 08 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan
9. PSAP 09 Akuntansi Kewajiban
10. PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Peristiwa
Luar Biasa
11. PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian.
Selain PSAP, untuk memfasilitasi penerapan PSAP tersebut, KSAP juga akan
mengeluarkan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) yang
dimaksudkan untuk menjelaskan lebih lanjut topik tertentu guna menghindari salah tafsir
pengguna PSAP. Selain IPSAP, KSAP juga berencana untuk mengeluarkan Buletin Teknis
yang merupakan arahan/pedoman untuk penerapan PSAP maupun IPSAP.
Atau dengan kata lain entitas adalah setiap individu dan/atau organisasi yang berbadan hukum.
Berdasarkan Konsep Ekonomi Pengertian Entitas adalah:
13
Akuntansi Publik
setiap unit ekonomi yang menjalankan atau kegiatan finansial untuk kepentingan diri sendiri.
Unit ekonomi terdiri dari:
Suatu kesatuan akuntansi bisa berupa suatu kegiatan atau fungsi saja, seperti misalnya : fungsi
pengelasan dari suatu perusahaan karoseri, atau fungsi pengkreditan pada sebuah bank. Sebaliknya
suatu kesatuan akuntansi atau entitas bias meliputi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh suatu badan
atau perusahaan raksasa, seperti umumnya perusahaan multinasional
Berdasarkan Konsep Fiskal Pengertian Entitas adalah :
Subjek pajak dan/atau wajib pajak.
Dalam undang-undang perpajakan suatu entitas dapat mempunyai status badan hukum maupun tidak
mempunyai status sebagai badan hukum.
Referensi :
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Akuntansi Pajak (Harnanto)
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
terhadap badan usaha non-pemerintah yaitu dengan lahirnya Good Corporate Governance.
Dengan landasan yang kuat diharapkan akan membawa bangsa Indonesia kedalam suatu
pemerintahan yang bersih dan amanah.
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai hasil yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui
media pertanggungjawaban yang dikerjakan secara berkala.
Jenis-jenis Akuntabilitas
Menurut Mardiasmo, akuntabilitas dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu akuntabilitas vertikal
dan akuntabilitas horizontal.
Akuntabilitas Vertikal, merupakan akuntabilitas berupa pertanggungjawaban yang dilakukan
kepada atasan.
Akuntabilitas Horizontal, merupakan akuntabilitas berupa pertanggungjawaban yang
dilakukan kepada orang ataupun lembaga yang setara.
Menurut Mahmudi, akuntabilitas dalam lembaga publik dapat dibagi menjadi lima bagian
1. Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran
Akuntabilitas ini merupakan pertanggungjawaban yang berkaitan dengan aktivitas
penegakan hukum dan juga norma kejujuran yang ditunjukkan dengan tidak melakukan
berbagai macam penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang yang dimiliki.
2. Akuntabilitas Manajerial
Akuntabilitas ini merupakan pertanggungjawaban yang berhubungan dengan pola kerja
manajerial yang harus dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
3. Akuntabilitas Program
Akuntabilitas ini merupakan pertanggungjawaban yang berhubungan dengan setiap
program yang akan dijalankan. Orang yang berwenang dalam program ini harus bisa
menunjukkan jika program yang akan dibangun dapat berjalan dengan baik atau tidak dan
apa saja upaya yang dapat dilakukan agar program yang akan direncanakan dapat berjalan
dengan optimal.
4. Akuntabilitas Kebijakan
Akuntabilitas ini merupakan akuntabilitas yang berkaitan dengan pertanggungjawaban
lembaga publik terhadap berbagai macam kebijakan dan keputusan yang telah diputuskan
ataupun diambil. Dalam hal ini, orang yang berperan dalam lembaga publik harus bisa
mempertanggungjawabkan setiap kebijakan yang telah ditetapkan baik itu dari segi tujuan,
alasan pengambilan kebijakan, manfaat yang ditimbulkan, hingga berbagai macam hal
negatif yang mungkin ditimbulkan dari setiap kebijakan yang akan atau telah diambil.
5. Akuntabilitas Finansial
Akuntabilitas ini berkaitan erat dengan pertanggungjawaban lembaga publik terhadap
setiap uang yang disetorkan oleh masyarakat kepada pemerintahan. Lembaga publik harus
bisa menerangkan bagaimana uang tersebut didapatkan, kemana uang tersebut
dibelanjakan, dan berbagai macam pertanggungjawaban lainnya.
17
Akuntansi Publik
Masyarakat
(Public)
Public Sector
Organization
REFORMASI PUBLIK
Adapun akuntabilitas yang mesti dipenuhi organisasi sektor publik (Ellwood, 1993).
Accountability for probity and legality, akuntabilitas kejujuran dan hukum. Akuntabilitas
kejujuran terkait dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan (abuse of power), sedangkan
akuntabilitas hukum terkait dengan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
ditetapkan.
1. Process accountability, akuntabilitas proses. Akuntabilitas proses terkait dengan
apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik
dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen dan
prosedur administrasi. Dimanifestasikan melalui pemberian pelayanan publik yang
cepat, responsif, dan murah biaya (ekonomis). Pengawasan dan pemeriksaan dapat
dilakukan tehadap akuntabilitas proses, untuk dapat menghindari kolusi, korupsi dan
nepotisme.
18
Akuntansi Publik
Anggaran menjabarkan rencana yang mendetail atas pendapatan dan pengeluaran organisasi
agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa
anggaran, organisasi tidak dapat mengendalikan pemborosan pengeluaran.
Kesuksesan pelaksanaan anggaran ditentukan oleh tiga faktor,
1. kebijakan keuangan secara menyeluruh ditentukan oleh lembaga setingkat departemen
atau lembaga pelaksana tertinggi,
2. ditentukan oleh dukungan politis berbagai lembaga, dan
3. akurasi perencanaan, terutama penganggaran, dipengaruhi oleh teknik review atas
prakiraan anggaran.
jujur tentang posisi keuangan, hasil operasi, kinerja dan aliran kas yang disesuaikan dengan
prinsip akuntansi.
Sebagai suatu proses, audit berhubungan dengan prinsip dan prosedur akuntansi yang
digunakan oleh organisasi. Bagi auditor dan pengawas, memahami terlebih dahulu sistem
akuntansi yang dipakai oleh organisasi publik merupakan hal yang penting. Agar
pemeriksaan lebih efisien, efektif dan ekonomis, organisasi publik juga harus memahami
bagaimana mempersiapkan segala sesuatu terkait dengan audit yang akan dilakukan oleh
auditor.
Pertanggungjawaban Publik
Dalam organisasi sektor publik, pertanggungjawaban atau akuntabilitas adalah
pertanggungjawaban atas tindakan dan keputusan dari para pemimpin atau pengelola
organisasi sektor publik kepada pihak yang memiliki kepentingan (stakeholder) berdasarkan
sistem pemerintahan yang berlaku.
Laporan keuangan sektor publik merupakan bagian penting dari proses akuntabilitas
publik. Akuntabilitas publik hendaknya dipahami bukan sekedar akuntabilitas finansial saja,
akan tetapi juga akuntabilitas value for money, akuntanbilitas managerial, akuntabilitas
hukum, dan akuntabilitas politik.
Pengembangan akuntansi sektor publik dilakukan untuk memperbaiki praktik saat ini guna
meningkatkan laporan keuangan sektor publik agar mampu menyajikan informasi yang
relevan dan dapat diandalkan (reliable).
Tips 1.6: Apa itu Value for Money (VfM)?
Tuntutan baru (transparansi dan akuntabilitas) dalam organisasi sektor publik harus memperhatikan
value for money (VfM) dalam menjalankan aktivitasnya. VfM merupakan konsep pengelolaan
organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas.
Ekonomi, merupakan perolehan masukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu dengan harga
terendah. Ekonomi merupakan perbandingan antara masukan (yang terjadi) dengan nilai masukan
(yang seharusnya). Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir
sumber daya yang digunakan, dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif.
Efisiensi, merupakan pencapaian keluaran yang maksimum dengan masukan tertentu atau
penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan
keluaran/masukan yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.
Efektivitas, merupakan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara
sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output. Ketiga hal tersebut
merupakan elemen pokok VfM, sedangkan tambahannya, dua elemen lain yaitu keadilan (equity).
21
Akuntansi Publik
Akuntansi berbasis akrual adalah akuntansi yang mengakui dan mencatat transaksi atau
kejadian keuangan pada saat terjadi atau pada saat perolehan. Fokus sistem akuntansi ini pada
pengukuran sumber daya ekonomis dan perubahan sumber daya pada suatu entitas. Sistem
akuntansi ini merupakan sistem yang paling modest. Keberhasilan New Zealand menerapkan
akuntansi akrual telah menyebabkan berbagai perubahan dalam manajemen sektor
publik.Dalam akuntansi akrual, informasi yang dihasilkan jauh lebih lengkap dan
menyediakan informasi yang rinci mengenai aktiva dan kewajiban. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, telah
mewajibkan Laporan Keuangan Pemerintah menggunakan basis akrual.
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah, yaitu basis kas untuk
pengakuan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, sedangkan basis akrual digunakan
untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
Perbedaan antara Basis Kas (Cash Basis) dengan Basis Akrual (Accrual Basis) dapat
dilihat dari ilustrasi berikut ini. Sebuah pemerintahan “x” memiliki saldo kas awal tahun 2018
sebesar Rp20.000.000,- tanpa memiliki kekayaan lainnya. Pada Neraca awal baik berbasis
kas maupun berbasis akrual, akan terlihat sama.
Pemerintah “X”
Neraca
Jan, 1. 2018
Aset Jumlah Rp Kewajiban + Ekuitas Dana Jumlah Rp
Kas 20.000.000,- Ekuitas 20.000.000,-
Misalnya terjadi transaksi pembelian kendaraan selama periode tahun 2018 senilai
Rp3.000.000,-; maka neraca setelah transaksi tersebut akan menunjukkan berbeda di tiap-tiap
basis. Pada basis kas, pembelian kendaraan tersebut dianggap sebagai belanja (biaya).
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Pada akhir periode, semua akun belanja (biaya) akan ditutup dan mengurangi nilai
ekuitas dana. Sehingga yang akan muncul di neraca pada basis kas tetap akun KAS saja di
sisi aktiva, karena fokus pengukuran basis kas hanya pada KAS.
25
Akuntansi Publik
Pemerintah “X”
Dec, 31. 2018
Aset Jumlah (Rp) Kewajiban + Ekuitas Dana Jumlah (Rp)
Kas 17.000.000,- Ekuitas 17.000.000,-
Karena fokus pengukuran pada basis akrual adalah semua sumber daya yang dimiliki, maka
transaksi pembelian kendaraan tersebut akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Dengan demikian, neraca pada basis akrual akan menunjukkan akun Kendaraan (Aset
Tetap) selain Kas di sisi aktiva, sedangkan Ekuitas di sisi pasiva tetap Rp20.000.000,-. Hal
tersebut menunjukkan fokus pengukuran basis akrual yang melaporkan semua perubahan
kekayaan sehingga transaksi tersebut dianggap sebagai penambahan aset tetap.
Pemerintah “X”
Neraca
Dec., 31. 2018
Aset Jumlah (Rp) Kewajiban + Ekuitas Dana Jumlah (Rp)
Kas 17.000.000,- Ekuitas 20.000.000,-
Kenderaan 3.000.000,-
Jumlah Aset 20.000.000,- Jumlah Hutang + Ekuitas 20.000.000,-
Dana
Terlihat terjadi perbedaan dalam kedua neraca tersebut sebagai akibat dari satu
kejadian transaksi yang sama. Dalam neraca berbasis akrual terdapat akun kenderaan, dimana
pada pada basis kas tidak diakui adanya akun kenderaan. Oleh sebab itu, yang lebih penting
untuk diperhatikan adalah dari transaksi yang sama kedua neraca tersebut menghasilkan nilai
ekuitas dana yang berlainan (Rp17.000.000,- pada neraca berbasis kas dan Rp20.000.000,-
pada neraca berbasis akrual).
Ketika sebuah entitas pemerintah harus memilih salah satu dari kedua basis tersebut,
pertanyaannya adalah, informasi ekuitas dana yang mana yang lebih baik? Informasi tentang
ekuitas dana yang disampaikan oleh neraca berbasis akrual diyakini memberikan informasi yang lebih
komprehensif karena merepresentasikan seluruh sumber daya yang dimiliki pemerintah. Akan tetapi,
banyak pihak juga menghendaki pelaporan ekuitas dana seperti yang tercantum dalam neraca berbasis
kas, karena benar-benar menunjukkan jumlah ketersediaan kas yang dimiliki pemerintah, sebuah
informasi yang berguna dalam pengendalian anggaran sekaligus menunjukkan kemampuan keuangan
pemerintah dalam mengeksekusi program-program jangka pendeknya.
Basis kas modifikasi adalah sebuah pendekatan yang mencoba menampilkan
informasi yang dihasilkan basis kas sekaligus juga menyajikan informasi yang hanya bisa
26
Akuntansi Publik
dimunculkan oleh basis akrual. Dengan basis kas modifikasi, transaksi-transaksi dicatat
berdasarkan kas yang diterima atau dibayarkan, sehingga neraca yang dihasilkan akan seperti
neraca berbasis kas. Perbedaannya, basis kas modifikasi menggunakan fokus pengukuran atas
semua sumber daya (all resources).
Dengan menggunakan data ilustrasi transaksi yang sama, transaksi pembelian
kendaraan dalam basis kas modifikasi akan dicatat sebagai transaksi belanja dan mengurangi
ekuitas dana menjadi Rp17.000.000,-.
Jurnal 1 saat belanja Kenderaan
Keterangan Pr Debet Kredit
Kendaraan 3.000.000,-
Kas 3.000.000,-
Sehingga basis kas modifikasi jika ditunjukkan pada posisi keuangan (neraca) akhir akan
nampak seperti di bawah ini.
Pemerintah “X”
Neraca
Dec., 31. 2018
Aset Jumlah
Aset Lancar:
Kas 17.000.000,-
Aset Tetap:
Kenderaan 3.000.000,-
Jumlah Aset 20.000.000,-
Kewajiban + Equitas Dana:
Kewajiban ----
Equitas Dana Lancar 17.000.000,-
Equitas Dana Investasi:
Diinvestasikan dalam Aktiva Tetap 3.000.000,-
Jumlah Kewajiban + Equitas 20.000.000,-
27
Akuntansi Publik
berpengaruh pada keuangan pemerintah tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar.
1. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban dan ekuitas
pemerintah;
2. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi , kewajiban,
dan ekuitas pemerintah;
3. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
ekonomi;
4. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;
5. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya;
6. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan
kegiatan pemerintah;
7. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan
dalam mendanai aktivitasnya.
Selain secara spesifik, tujuan laporan keuangan juga dapat dilihat dari tujuan umum
yang mempunyai peranan prediktif dan prospektif , menyediakan informasi yang berguna
untuk memprediksi besarnya sumber daya yang dihasilkan dari operasi yang berkelanjutan,
serta resiko dan ketidakpastian yang terkait. Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi
bagi pengguna mengenai:
29
Akuntansi Publik
1. Indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran,
dan
2. Indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan,
termasuk batas anggaran yang ditetapkan oleh DPR/DPRD.
Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah
dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan
terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
1. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan
yang dipercaya kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara periodik.
2. Manajeman
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas
pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan,
pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah
untuk kepentingan masyarakat.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara
terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalampengelolaan
sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan
perundang-undangan.
4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
30
Akuntansi Publik
Tabel 1.2: Perbedaan Laporan Keuangan Publik dengan Laporan Keuangan Komersil
Pada umumnya tujuan akuntansi pemerintah adalah menyajikan informasi bagi para
pengambil keputusan tentang kejadian-kejadian ekonomi yang penting dan mendasar serta
membantu mempersiapkan informasi tentang bagaimana cara mereka mengalokasikan
sumber-sumber yang serba terbatas seperti modal, tenaga kerja, tanah dan bahan baku guna
mencapai tujuan yang diinginkan oleh pemerintah.
Pada Akuntansi Pemerintah tidak digunakan perkataan "Art" walaupun demikian akuntansi
pemerintahan tetap menggunakan prinsip-prinsip dan standar akuntansi yang berterima
umum.
Akuntansi Keuangan Pemerintah sebagaimana diatur di Pasal 51 Undang-undang
Republik Indonesia nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menyebutkan,
sebagai berikut:
1. Menteri Keuangan/Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum
Negara/Daerah menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan
ekuitas dana, termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungannya.
2. Menteri/pimpinan lembaga/kepala satuan kerja perangkat daerah selaku Pengguna
Anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas
dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja, yang berada dalam tanggung
jawabnya.
3. Akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) digunakan untuk menyusun
laporan keuangan Pemerintah Pusat/Daerah sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan
Secara umum, tujuan akuntansi pemerintah adalah memberi jasa dan pelayanan
kepada masyarakat. Sementara menurut Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntansi Pemerintah
Pusat (SAPP) bertujuan untuk;
a. Menjaga aset pemerintah pusat dan instansi-instansinya melalui pencatatan, pemrosesan
dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar dan praktek
akuntansi yang diterima secara umum;
b. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan
keuangan pemerintah pusat, baik secara nasional maupun instansi yang berguna sebagai
dasar penilaian\kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan untuk
tujuan akuntabilitas;
c. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu instansi dan
pemerintah pusat secara keseluruhan;
33
Akuntansi Publik
Struktur Pemerintahan
Struktur Pemerintahan, diperlukan untuk melindungi dan melayani kebutuhan warga
negaranya. Pada pemerintahan demokratis, Struktur pemerintahan biasanya berdasarkan
sistem : "checks and balances", yang biasanya dilakukan dengan pemisahan fungsi oleh
eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Disektor swasta, fokus perhatian hanya pada
maksimalisasi laba, sedangkan kesuksesan pemerintahan, diukur dari mutu pelayanan dan
efisiensi penggunaan dana.
Proses Politik
Rakyat melalui wakil-wakilnya dapat mempengaruhi eksekutif untuk memberikan jasa yang
maksimum dengan jumlah pembayaran pajak yang minimum.Pemerintah menginvestasikan
sumber daya kedalam aset yang tidak secara langsung menghasilkan laba (non-revenue
producing assets).
a. Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem ekonomi dan masyarakat.
b. Harus secara cermat dan berhati-hati dalam memanfaatkan sumber-sumber keuangan
yang terbatas.
c. Memandang bahwa manajemen keuangan yang baik merupakan hal yang sangat
penting, sistem informasi serta data keuangan harus betul-betul menyatakan jumlah
atau maksud serta harus didukung bukti-bukti yang benar, tepat, lengkap, dan tidak
lewat waktu.
d. Mempunyai atau mengikuti proses dan siklus akuntansi yang sama. Jadi kedua-
duanya harus mempunyai bukti-bukti transaksi, sebagai dasar pencatatan pembukuan,
mulai dari jurnal, buku besar, buku besar pembantu, sampai pada laporan keuangan.
e. Memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengendalian, dan umpan balik, beserta semua aspek-aspeknya.
f. Kadang-kadang menyelenggarakan kegiatan yang sejenis, seperti membantu korban
bencana alam, dan kegiatan-kegiatan amal lainnya yang tidak menghasilkan
keuntungan.
g. Laporan keuangannya sama-sama perlu diaudit secara independen.
Persamaan dan perbedaan organisasi di atas, merupakan inventarisasi secara garis besar. Jika
diteliti lebih lanjut, persamaan dan perbedaannya akan banyak ditemukan.
Ruang lingkup Peraturan Menteri Keuangan (PMK) ini berlaku untuk seluruh unit organisasi
Pemerintah Pusat dan unit akuntansi pada Pemerintah Daerah dalam rangka Dekonsentrasi
dan/atau Tugas Pembantuan serta pelaksanaan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan, sebagaimana disebutkan dalam Bagian Keempat Pasal 55 UU RI No.1
Tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara adalah sebagai berikut:
1. Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat untuk disampaikan kepada Presiden dalam rangka memenuhi petanggungjawaban
pelaksanaan APBN di hadapan Legeslatif;
37
Akuntansi Publik
Larry P. Bailley, dalam bukunya "Governmental GAAP Guide”:1990 melihat sasaran laporan
keuangan pemerintah dari sisi pemakai laporan sebagai berikut:
• Pelaporan keuangan sebaiknya membantu pemerintah agar dapat
mempertanggungjawabkan keuangan negara dan memungkinkan pemakai laporan
keuangan menilai akuntabilitasnya.
• Pelaporan keuangan sebaiknya dapat membantu pemakai dalam menilai hasil
operasi entitas pemerintah dalam satu periode.
• Pelaporan keuangan sebaiknya dapat membantu pemakai dalam menilai tingkat
pelayanan yang dapat diberikan entitas pemerintah dan kemampuan untuk
memenuhi kewajiban sebagaimana mestinya, Peraturan-peraturan dasar Akuntansi
Pemerintahan Republik Indonesia yaitu;
Pasal 1 ayat (1) UU RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyebutkan;
"Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barangyang dapat dijadikan
milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut".
Pusat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (Pusat AKLAP) dan Pusat Akuntansi Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan (Pusat AKBIA).
Untuk memahami akuntansi dengan baik, kita terlebih dahulu harus memahami terminologi dasar atau
istilah-istilah dalam akuntansi. Berikut ini adalah daftar istilah akuntansi yang wajib diketahui bagi
Anda yang ingin mempelajari dan memahami dengan baik ilmu akuntansi.
Entitas. Entitas atau entitas akuntansi adalah sebuah unit pelaporan yang membuat laporan akuntansi.
Entitas adalah sebuah obyek yang menjadi pusat disusunnya laporan akuntansi. Sebuah entitas
akuntansi bisa berupa perusahaan, anak perusahaan, cabang, unit kegiatan, proyek, atau pun sebuah
organisasi nirlaba.
Transaksi. Transaksi yaitu suatu kejadian yang melibatkan dua pihak atau lebih yang memiliki
dampaj ekonomi dan keuangan terhadap entitas akuntansi. Contoh transaksi misalnya jual beli, pinjam
meminjam, sewa menyewa, dll. Untuk tujuan proses akuntansi, transaksi digolongkan berdasarkan
kegiatan usaha yang lazim dilakukan pada suatu jenis usaha tertentu. Sebagai contoh, pada sebuah
perusahaan dagang, transaksi yang terjadi antara lain: pembelian, penjualan, penerimaan uang,
pengeluaran uang, dll.
Kejadian. Yaitu istilah akuntansi yang menunjukan suatu peristiwa yang terjadi pada internal entitas
yang memiliki dampak ekonomi dan keuangan. Misalnya proses produksi, penurunan nilai aset,
perubahan kurs atau nilai tukar, dll.
Akun. Yaitu pos atau wadah untuk mencatat setiap transaksi atau kejadian. Pada umumnya, ada 5
jenis akun dalam akuntansi yaitu aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban. Akun tersusun secara
sistematis dan diberikan kode dalam sebuah daftar akun (chart of account).
Bisa dikatakan, akun merupakan bagian terkecil yang membuat organ laporan akuntansi. Beberapa
contoh akun misalnya kas, bank, persediaan, aset tetap, liabilitas, pendapatan usaha, gaji, dll.
Berdasarkan posisinya terhadap laporan keuangan, akun bisa dikelompokkan menjadi akun posisi
keuangan/neraca, akun labar rugi, akun laba rugi komprehensif, dan akun penghasilan komprehensif
lain.
Jurnal. Yaitu catatan awal atau wadah untuk mencatat semua kejadian atau transaksi. Jurnal sering
disebut juga sebagai Buku Harian sebuah entitas atau perusahaan, sebelum dilanjutkan ke buku besar
dan buku tambahan. Jurnal sering juga disebut kegiatan pembukuan paling dasar yang dilakukan oleh
sebuah entitas terhadap transaksi atau kejadian yang terjadi. Dalam sistem pembukan berpasangan
(double entry system), jurnal dilakukan dengan mendebet dan mengkredit pasangan akun tertentu
dengan jumlah yang tepat sama atau seimbang (balance).
Jurnal Penyesuaian. Yaitu jurnal yang dilakukan pada saat penutupan buku dengan cara
memutkahirkan data laporan keuangan. Hal ini bertujuan agar laporan keuangan yang dibuat lebih
akurat sesuai dengan kondisi pada periode pelaporan.
Jurnal Koreksi. Yaitu jurnal yang dilakukan untuk mengkoreksi atau memperbaiki suatu kesalahan
pembukuan yang telat dibuat. Kesalahan pencatatan biasanya terjadi pada saat pembukuan yaitu
kesalahan jumlah dan kesalahan akun.
Jurnal Penutup. Yaitu jurnal yang dilakukan untuk menutup semua akun laba rugi dalam proses
perhitungan laba rugi selama satu periode tertentu. Dengan demikian, semua akun laba rugi pada
periode tersebut akan bersaldo nol dan siap untuk membukukan pendapatan dan beban pada periode
yang baru.
41
Akuntansi Publik
Buku Besar. Yaitu kumpulan akun aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban. Sebuah buku besar
bisa berupa buku, kumpulan kartu ataupun data maupun cetakan computer.
Buku Tambahan. Yaitu suatu media baik berupa buku, kumpulan kartu maupun data atau cetakan
computer untuk memperinci suatu akun tertentu pada buku besar. Sebagai contoh, utang usaha pada
buku besar diperinci pada buku tambahan untuk masing-masing kreditur misalnya kreditur A, B, C,
dan seterusnya.
Neraca Percobaan. Yaitu sebuah kertas kerja yang berisi semua akun dalam posisi yang seimbang
(balance) antara debet dan kredit yang disusun dari nilai angka yang ada pada buku besar.
Neraca Percobaan Setelah Disesuaikan. Yaitu neraca percobaan yang disusun kembali setelah
dilakukan ayat jurnal penyesuaian.
Neraca Percobaan Setelah Ayat Jurnal Penutup. Yaitu neraca percobaan yang disusun kembali
setelah dilakukan ayat jurnal penutup.
Laporan Keuangan. Yaitu laporan yang dihasilkan dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan
sebuah entitas biasanya meliputi laporan posisi keuangan/neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas,
laporan perubahan ekuitas, dll.
Kata-kata kunci
LATIHAN
4. Tahun 2003, Indonesia telah melakukan reformasi manajemen keuangan pemerintah dan
reformasi akuntansi keuangan pemerintah. Sebutkan tiga undang-undang yang menandai
dimulainya reformasi keuangan negara di Indonesia.
5. Jelaskan yang dimaksud dengan pengertiangood governance menurut World Bank.
6. Jelaskan juga pengertian good governance manurut UNDP (United Nation Development
Program).
7. Ada delapan (8) karakteristik good governance menurut UNDP.
8. Jelaskan pengertian akuntabilitas publik, dan apa yng dimaksud dengan akuntabilitas
vertikal, dan akuntabilitas horizontal.
9. Jelaskan pengertian tentang akuntabilitas kejujuran (accountability for probity), dan
akuntabilitas hukum (accountability for legality).
10. Akuntasi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu: penyediaan informasi,
pengendalian manajemen, dan akuntabilitas; jelaskan pengertian ketiga pokok hal
tersebut.
11. Menurut Mardiasmo (2002:143), dalam bukunya teori akuntansi sector public, teori
memiliki tiga karakteristik dasar, sebutkan ketiga krakteristik tersebut dan jelaskan
pengertiannya.
12. Teknik-teknik Akuntansi Sektor Publik yang dapat diadopsi oleh Akuntansi Sektor Publik
adalah: Akuntasi Anggaran, Akuntansi Komitmen, Akuntansi Dana, Akuntansi Kas dan
Akuntansi Akrual; Jelaskan pengertian masing-masing teknik akuntansi tersebut.
13. Sesuai Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara, laporan
keuangan sektor publik/pemerintahan sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan
APBN/APBD setidak-tidaknya ada empat (4) macam, sebutkan, dan apa isinya masing-
masing laporan tersebut.
14. Sebutkan tujuan umum akuntasi dan laporan keuangan organisasi sektor publik.
15. Pada dasarnya publik mempunyai hak-hak dasar terhadap pemerintah. Yaitu: (1) right to
know, (2) right to be inform, dan (3) right to be hear and to be listened to; jelaskan
pengertian hak-hak tersebut.
16. Prinsip-prinsip akuntansi pemerintahan harus sesuai dengan prinsip dan standar yang
berlaku umum, sebutkan sesuai dengan SAP.
17. Siapa yang memegang kekuasaan BUN pada pemerintah, dan siapa pemegang kekuasaan
BUD pada daerah, sebutkan dan berikan sedikit penjelasanya.Akuntansi pemerintahan
mencatat dan melaporkan transaksi kegiatan anggaran dalam Pendapatan (revenues).
Belanja (expenditures) dan Pembiayaan (financing), jelaskan pengertiannya masing-
masing. Sebutkan ciri-ciri utama akuntansi pemerintahan.
18. Siapa saja yang harus menyelenggarakan akuntansi pemerintahan, jelaskan secara
singkat.
19. Pemerintah Kota ZZ mempunyai informasi keuangannya sbb:
1 Jan. 2019 Kas Rp50 m
10 Jan melakukan pembayaran kas: Rp10 jt untuk pembayaran PLN, Rp5 jt telepon, dan
Rp8 juta Air Pam
15 Jan melakukan Pembayaran Penyewaan truk pengangkut sampah dari perusahaan PT
Truk Bersih MM Rp50 jt. Bendaharawan memotong PPh 23
43
Akuntansi Publik
20 Jan Membeli dan membayar tunai sebuah Genset buatan Jerman Rp 400 jt. Genset
ditaksir dapat dipakai utk 5 tahun, bendaharawan memotong PPh 22
25 Dibeli sebidang Tanah untuk pembangunan Gedung Perkantoran Rp15 m pelunasan
13 M lagi bulan februari 20.
25 Menerima Kas dari Restribusi Parkir Rp500 ribu
Pertanyaan: a) Catat dalam jurnal transaksi di atas dengan menggunakan Basis Kas,
Basis Kas modifikasi, dan Basis Akrual.
b) Sajikan Neraca akhir bulan Januari, sebelumnya buat penyesuaian untuk
bulan januari yang dibutuhkan dan jurnal penutup.