Anda di halaman 1dari 11

Pertemuan 4

PENGANTAR
ILMU ADMINISTRASI
PUBLIK
Moh. Fadly Binolombangan, S.Pd, M.Si

FAKULTAS ADMINISTRASI DAN ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS BINA TARUNA GORONTALO
Paradigma  Administrasi Publik adalah Administrasi Publik,
Administrasi bukan merupakan bagian dan berbeda dari Ilmu
Publik Administrasi maupun Ilmu Politik.
Sebagai
 Fokus Administrasi Publik adalah Teori
Administrasi Organisasi, Teori Manajemen, dan Kebijakan
Publik Publik.
(1970 - )
 Lokus Administrai Publik adalah masalah –
masalah dan kepentingan – kepentingan publik.
 Merupakan reaksi terhadap ketidakpuasan kinerja dan sikap
administrasi publik dan birokrasi di Amerika Serikat.
 Melontarkan kritik, antara lain:
• Adm Publik AS mengabaikan isu-isu kontemporer.
• Adm Publik terlalu fokus pada pendekatan deduktif
(teoritis)/tidak aplikabel.
New Public  Kepercayaan diri yang berlebihan, menilai diri dari sudut pandang
Administration sendiri, sehingga tidak peka terhadap perubahan yang terjadi.
(NPA)  Mengabaikan interaksi antara administrasi publik dengan
lingkungannya, memandang hubungan birokrasi dengan masyarakat
(1960-1970) sebagai hubungan searah.
 Dimensi Keadilan Sosial menekankan pentingnya perbaikan
kesejahteraan kelompok yang paling miskin atau paling lemah.
 Keadilan sosial tidak dapat tercapai tanpa demokratisasi sebagai
fondasinya.
 Manajemen dan organisasi adalah instrumen yang bila dikelola dengan
demokratis akan meningkatkan/ memperbaiki keadilan sosial.
Latar belakang paradigma manajemen terdahulu kurang efektif
dalam memecahkan masalah dalam memberikan pelayanan
kepada publik.
NPM secara umum dipandang sebagai suatu pendekatan dalam
administrasi publik yang menerapkan pengetahuan dan
pengalaman yang diperoleh dari dunia manajemen bisnis dan
New Public disiplin lain untuk memperbaiki efisiensi, efektivitas, dan kinerja
Management pelayanan publik pada birokrasi modern.
(NPM)
TUJUH PRINSIP NPM
(1960-1970)
1. Pemanfaatan manajemen professional dalam sector publik
2. Penggunaan indikator kinerja
3. Penekanan yang lebih besar pada kontrol output
4. Pergeseran perhatian ke unit-unit yang lebih kecil
5. Pergeseran ke kompetisi yang lebih tinggi
6. Penekanan gaya sektor swasta pada penerapan manajemen
7. Penekanan pada disiplin & penghematan yang lebih tinggi
dalam penggunaan sumber daya
• Pemerintah harus bersifat katalis;
 Sebagai pembuat kebijakan; harus menjadi pengarah
daripada pelaksana.
 Sebagai milik masyarakat; harus lebih memberdayakan
daripada terus-menerus melayani.
Reiventing
Government • Pemerintahan yang kompetitif;
(David Osborne & Harus menyuntikkan semangat persaingan kepada
T. Gaebler) masyarakat untuk mengembangkan dirinya dengan
menghadirkan swasta dalam menangani urusan-urusan
yang bisanya domonopoli pemerintah.

• Pemerintah yang digerakkan oleh misi;


Mengubah organisasi yang selalu digerakkan oleh
peraturan.
Lanjutan… • Pemerintahan yang berorientasi pada hasil;

• Pemerintahan yang berorientasi pada pelanggan;


Harus lebih mementingkan kepuasan pelanggan.

Reiventing • Pemerintahan wirausaha;


Harus lebih menekankan pada mencari uang daripada
Government membelanjakannya.
(David Osborne &
T. Gaebler) • Pemerintahan antisipatif;
Menekankan pada aspek pencegahan daripada menanggulangi.

• Pemerintahan yang desentralisasi ;


Menggeser pola kerja hirarki ke pola kerja partisipatif dan
kerja sama.

• Pemerintahan yg berorientasi pasar;


Mendongkrak perubahan lewat penguasaan mekanisme pasar.
PRINSIP-PRINSIP:

New Public  Serve Citizen,


Service (NPS)  Not customers,
(Denhardt)  Seek the public interest,
(2023)  Value Citizenship over entrepreneurship,
 Think strategically,
 Act democratically,
 Recognize that accountability is not sample,
 Serve rather than steer,
 Value people,
 Not just productivity.
Paradigma ini punya sebutan Administrasi Negara
Tradisional atau Klasik.

Berkembang pada awal kelahiran ilmu administrasi


negara yang ditandai dengan terbitnya buku The Study
of Administration (1887) oleh Woodrow Wilson.
Old Public
Dalam Paradigma OPA, gerakan untuk melakukan
Administration
perubahan yang lebih baik telah diprakarsai oleh
Woodrow Wilson. Ia menyarankan agar administrasi
publik harus dipisahkan dari dunia politik.

Berdasarkan pendapat tersebut, Negara terlalu


memberi peluang bagi para administrator untuk
memperaktekkan spoil system dan nepotisme.
Good Public Governance atau Good Governance menunjuk
pada pengertian;bahwa kekuasaan tidak lagi semata-mata
dimiliki atau menjadi urusan pemerintah.

Governance menekankan pada pelaksanaan fungsi


governing secara bersama-sama oleh pemerintah dan
Paradigma
institusi lain, yaitu ; lsm, perusahaan swasta maupun
Good warga negara.
Governance
Bahkan institusi non-pemerintah ini dapat saja memegang
peran dominan dalam governance tersebut, atau bahkan
lebih dari itu pemerintah tidak mengambil peran apapun
“governance without government”
Konsepsi “Good” dalam Good Governance :

Pertama, Nilai-nilai yang menjujung tinggi


keinginan/kehendak rakyat, dan nilai-nilai
yang dapat meningkatkan kemampuan
rakyat yang dalam pencapaian tujuan
Paradigma (nasional) kemandirian, pembangunan
Good berkelanjutan dan keadilan sosial;
Governance
Kedua, Aspek-aspek fungsional dari pemerintahan
yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan
tugasnya untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut.
Peta Perkembangan dan Pergeseran Paradigma Ilmu Administrasi Negara/Publik

Anda mungkin juga menyukai