Anda di halaman 1dari 14

Paradigma

Administrasi Negara
Kelompok 1 :
Agis Suprihatin (41121002)
Febrianty Simatupang (41121015)
Lyly Henriana (41121027)
Rifdziky Alfalfa (41121042)
Tegar Juni Farhan (41121051)

Program Studi Ilmu Administrasi Negara


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNSERA
Paradigma adalah...
Secara etimologis, “Paradigms”
Paradigma administrasi negara adalah berasal dari bahasan Yunani
suatu cara pandang, nilai-nilai, metode- “Paradeigma” yang berarti pola
metode, prinsip dasar, atau cara yang (Pattern) atau contoh (example).
diterapkan untuk memahami Diperkenalkan dan di populerkan
fenomena atau memecahkan masalah oleh Thomas Khun (1962)
dalam administrasi negara, yang dianut Menurutnya : “cara pandang
untuk mengetahui realitas sosial
oleh suatu masyarakat ilmiah pada tertentu secara spesifik”.
masa tertentu.

George Ritzer (1980) menyatakan :


Paradigma sangat diperlukan oleh peneliti dan
“Paradigma sebagai pandangan yang
ilmuwan bukan untuk sekedar mencari model
mendasar dari suatu disiplin ilmu
pemecahan masalah tetapi juga digunakan
tentang apa yang menjadi pokok
dalam menanggapi keilmuan.
persoalan yang semestinya dipelajari
Paradigma bukanlah teori, tetapi cara berpikir
dalam salah satu cabang disiplin ilmu
atau cara memandang (Gege, 1986)
pengetahuan”.
Perkembangan Paradigma Administrasi Negara
Krisis akan timbul apabila suatu permasalahan yang dihadapi masyarakat tidak dapat
dijelaskan atau tidak dapat dipecahkan secara memuaskan dengan menggunakan
pendekatan suatu paradigma (Thomas Kuhn)

Administrasi Negara Lama/Tradisional (1800- Administrasi Negara Baru (awal 1970)


1950)
Ide pokok :
Ide pokok :
• Dikotomi Politik-Administrasi • Kinerja adm publik tidak hanya dinilai dari
pencapaian nilai ekonomi (efisiensi, dan
• Birokrasi Rasional (Weberian) VS efektivitas), tapi juga pada nilai “social
• Prinsip-Prinsip Manajemen (manajemen ilmiah) equity”
Nilai utama : Nilai utama :
• Orientasi ekonomi : Efisiensi dan Efektivitas (2 • Tiga pilar AN : Efisiensi, efektivitas dan
pilar AN) social equity
Perbandingan Isu-Isu Old Public administration dan New Public
Administration

Administrasi Publik Administrasi Publik Baru (New


Lama/Tradisional/Klasik Public Administration)
Dikotomi Politik & Adm : Kontinum Politik – Adm :
* Netralitas Birokrasi • Adm.Publik tidak bisa lepas dari
* Adm.Publik yg apolitis politik dan sama sekali tidak
* Adm. Publik yg bebas nilai bebas nilai

Orientasi pada parameter ekonomis • Pentingnya nilai “social equity”


* Prinsip-prinsip manajemen (politik) selain nilai efisiensi dan
* Rasionalitas birokrasi efektivitas (ekonomi)
* Efisiensi
* Efektivitas

Peran utama adm.publik adl peran • Pentingnya peran sosial politik


manajemen/administrasi internal: administrator publik
* Pentingnya prinsip2 manajemen
Paradigma New Public Management
• Akhir tahun 1980 -1990an
• Prinsip : Run government like a business , Market as solution to the ills in public
sector
• Fokus : hasil (kinerja, output, outcome)
• Tujuan organisasi dan individu pegawai ditetapkan secara jelas dan menjadi dasar
penilaian hasil dan indikator kinerja (Manajemen Berbasis Kinerja)
• Perubahan dari birokrasi klasik /AN Lama ke birokrasi yang lebih fleksibel dan
berorientasi pasar (market-based)
• Fungsi pemerintah (AN) lebih ramah pada pasar (market-friendly state), lebih
bersifat mengarahkan dan menfasilitasi (steering) daripada menjalankan atau
melaksanakan pelayanan publik secara langsung (rowing)
• kecenderungan mengurangi fungsi-fungsi pemerintah melalui privatisasi
Perbedaan Old Public Administration dan New Public
Management
OLD PUBLIC ADMINISTRATION : NEW PUBLIC MANAGEMENT
• Program publik dilaksanakan • Menekankan akuntabilitas
melalui organisasi birokratis pada customer (
hirarkis, dengan manajer yang mengutamakan kepuasan
menjalankan kontrol dari puncak masyarakat
organisasi  akuntabilitas )
hirarkis
• Nilai utama : legal and political • Nilai utama : economic and
standard dan nilai ekonomi market standard
(efisiensi dan efektivitas)
Old Public Administration New Public Management

• Administrasi publik sebagai • Steer not Row, birokrasi dapat


penyedia layanan. melimpahkan tugas pelayanan publik ke
Negara sebagai aktor utama pihak lain melalui sistem kontrak atau
swastanisasi (Public -Private Partnership
)
Rowing
• Publik sebagai “customer”. Relasi
birokrasi dan pengguna jasa dipahami
• Publik dianggap sebagai ‘client” sebagaimana transaksi bisnis.
Paradigma New Public Service

• 1990 an : Konsep yang dimunculkan dalam tulisan Janet V.


Dernhart dan Robert B. Dernhart berjudul “ The New Public Service
: Serving, not Steering”.
• Tujuan :
Meng’counter’ paradigma administrasi yang menjadi arus utama
(mainstream) saat ini - New Public Management
• Prinsip :

Government shouldn’t be run like a business,


it should be run like a democracy
New Public Service

• Fokus utama manajemen publik : best serve the citizenry bukan meet the
need of the customer
• Tujuan manajemen publik : pursuit of public interest
• Hakekat pelayanan publik : Citizenship bukan sekedar entrepreneurship
• Democratic principles and processes is the key to sound strategic
thinking.
• Manajer publik yang baik = servant manager

• Tujuan akhir manajer publik = respect the people who he serves rather than
focusing on output and productivity measures.
Relasi Birokrasi dan Publik/Masyarakat
Old Public Administration Publik sbg “client” = dependent/
follower yang menerima layanan

New Public Management Publik = “customer”


Relasi = sukarela

New Public Service Publik = “citizen” (warga negara) dgn


hak dan kewajiban yg sama.
Citizen adalah pengguna layanan
publik dan juga subyek berbagai
kewajiban publik.
Relasi = paksaan
Paradigma AN di Era Digital
Dynamic Governance Agile Governance
Ide pokok : Ide pokok :
• Administrasi Negara yang • Administrasi negara yang gesit dan lincah
dinamis untuk beradaptasi
dengan perubahan tehnologi • Kemampuan organisasi untuk merespon secara cepat
yang sangat cepat (Era Disruptif) perubahan yang tak terduga
• Thinking Ahead (berpikir ke • Menemukan cara untuk beradaptasi secara terus-
depan) menerus ke lingkungan baru yang cepat berubah
• Thinking Again (berpikir ulang) • Perlu berkolaborasi erat dengan bisnis dan masyarakat
• Thinking Across (berpikir lintas) sipil untuk membentuk transformasi
• Pembuatan kebijakan yang adaptif, berpusat pada
manusia, inklusif dan berkelanjutan, yang mengakui
bahwa pengembangan kebijakan tidak lagi terbatas pada
pemerintah tetapi lebih merupakan upaya multi-
stakeholder
Fenomena Paradigma Administrasi Negara Dalam
Masyarakat
 Ekspose Hasil Kajian dan Inovasi LAN 2021 Hasilkan 25 Judul Karya, Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi
Suryanto mengatakan, pihaknya mengadakan Ekspose Kajian dan Inovasi LAN 2021 untuk memastikan hasil kajian dan
inovasi yang dilakukan bermanfaat dalam perbaikan birokrasi sesuai karakteristik kelompok kerja (pokja). Karakteristik
yang dimaksud meliputi pelayanan publik serta kebijakan dan manajemen aparatur sipil negara (ASN). Dalam kegiatan
tersebut, terdapat 25 judul karya yang dihasilkan oleh pokja yang masing-masing dibagi dalam tiga tema, yaitu manajemen
ASN dan kajian kebijakan, inovasi administrasi negara dan pelayanan publik serta sistem dan formulasi kebijakan.

 Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto dan Direktur Eksekutif Pijar Foundation Ferro Ferizka
menandatangani nota kesepahaman (MoU) antara LAN dengan Pijar Foundation tentang Konsep Digitalisasi Birokrasi di
Indonesia yang digelar secara hybri. Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto dan Direktur Eksekutif
Pijar Foundation Ferro Ferizka saling menyerahkan cinderamata sebagai simbolis telah dimulainya kerja sama antara LAN
dengan Pijar Foundation tentang Konsep Digitalisasi Birokrasi di Indonesia yang digelar secara hybrid.
Menurut Pendapat Kelompok
• Menurut pendapat kelompok kami Periode pertama paradigma administrasi ini adalah memberikan
penekanan pada locus atau tempat administrasi publik harus berada, sedangkan apabila dihubungkan
dengan kwartet teori Baily, jelas administrasi publik berorientasi pada aspek normatifnya. Alasan-alasan
adanya paridigma ini lahir karena adanya dikotomi antara politik-administrasi. Para ahli yang berperan
pada paradigma ini adalah Woodrow Wilson, Frank J. Goodnow, Leonald White. Periode kedua paradigma
ini ditandai penekanan pada fokus yaitu teori organisasi dan prinsip-prinsip administrasi. Namun tidak ada
jelas tentang penekanan pada lokus. Alasan lahirnya karena administrasi membutuhkan administratif dan
praktik selain ada kritik tajam dari Herbert Simon. Tokoh dalam paradigma ini antara lain : Marry Parker
Follet, Henrry Fayol, James D. Mooney, Luther Gullick dan Lyndall Urwick. Periode ketiga ini ditandai
penekanan kembali pada locus yaitu birokrasi pemerintahan, sedangkan fokusnya tidak jelas. Alasan
lahirnya paradigma ini adalah usaha untuk menetapkan kembali hubungan negara konseptual antara
administrasi dengan ilmu politik. Tokoh-tokohnya antara lain: Herbert Simon, Dwight Waldo.
SEKIAN DARI KELOMPOK KAMI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai