• Pemberian pelayanan public harus dilaksanakan oleh membantu penguasa, pembatasan campur tangan
pemerintah dalam urusan-urusan local dan pribadi,
administrator yang bertanggungjawab kepada “elected official”
mengutamakan prosedur birokrasi formal dalam
(pejabat/birokrat politik) dan memiliki diskresi yang terbatas
manajemen dan pelayanan public, dikotomi antara
dalam menjalankan tugasnya; politik dan administrasi, perlunya efisiensi dalam
• Administrasi negara bertanggungjawab secara demokratis kepada organisasi publik.
pejabat politik;
• Organisasi publik beroperasi sebagai system tertutup, sehingga
partisipasi warga negara terbatas;
• Peran Administrasi sebagai POSDCORB.
2. New Public Management
(NPM)
New Public Management (NPM) adalah suatu system manajemen desentral dengan
perangkat-perangkat manajemen baru seperti controlling, benchmarking dan lean
management. NPM juga dipahami sebagai privatisasi sejauh mungkin atas aktivitas
pemerintah.
Ciri-ciri prinsip dasar dari NPM menurut (Dernhart dan Dernhart, 2003):
1. Sektor publik menggunakan pendekatan bisnis/ekomomi.
2. Penggunaan terminologi dan mekanisme pasar dimana hubungan antara organisasi publik dan costumer
dipahami sebagaimana transaksi yang terjadi dipasar;
3. Administrator diberikan target dan tantangan untuk berinovasi atas apa yang telah dilakukan oleh
pemerintah;
4. “steer not row” artinya birokrat tidak mesti menjalankan sendiri tugas pelayanan public apabila dimungkinkan
fungsi itu dapat dilimpahkan ke pihak lain melalui system kontrak atau swastanisasi;
5. NPM menekankan akuntabilitas pada customer dan kinerja yang tinggi, restrukturisasi birokrasi, perumusan
kembali misi organisasi perampingan prosedur dan desentralisasi dalam pengambilan kepurusan.
3. NEW PUBLIK SERVICE (NPS)
Pertemunan ke tiga
4. GOOD GOVERNANCE
Governance melibatkan tidak hanya negara (pemerintah) tetapi juga sektor privat dan
masyarakat madani. Kesemuanya merupakan aktor yang memiliki peran sama
penting dalam sebuah penyelenggaraan pemerintahan. Negara (pemerintah) berperan
dalam menciptakan situasi politik dan hukum yang kondusif; sektor privat berperan
dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan; dan masyarakat madani
berperan dalam memfasilitasi interaksi secara sosial dan politik yang memadai bagi
mobilisasi individu atau kelompok-kelompok masyarakat untuk berpartisipasi dalam
aktivitas, ekonomi, politik dan sosial (lihat dalam Tamin, 2002, 18).
PERTEMUAN KE TIGA
Berdasarkan pengertian di atas, good governance memiliki sejumlah ciri sebagai
berikut (Bappenas, 2002, 8-19):
• Akuntabel, artinya pembuatan dan pelaksanaan kebijakan harus disertai pertanggungjawabannya;
• Transparan, artinya. harus tersedia informasi yang memadai kepada masyarakat terhadap proses
pembuatan dan pelaksanaan kebijakan;
• Responsif, artinya dalam proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan harus mampu melayani semua
stakeholder;
• Setara dan inklusif, artinya seluruh anggota masyarakat tanpa terkecuali harus memperoleh kesempatan
dalam proses pembuatan dan pelaksanaan sebuah kebijakan;
• Efektif dan efisien, artinya kebijakan dibuat dan dilaksanakan dengan menggunakan sumberdaya-
sumberdaya yang tersedia dengan cara yang terbaik;
• Mengikuti aturan hukum, artinya dalam proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan membutuhkan
kerangka hukum yang adil dan ditegakan;
• Partisipatif, artinya pembuatan dan pelaksanaan kebijakan harus membuka ruang
bagi keterlibatan banyak aktor;
• Berorientasi pada konsensus (kesepakatan), artinya pembuatan dan pelaksanaan
kebijakan harus merupakan hasil kesepakatan bersama diantara para aktor yang
terlibat. PERTEMUAN KE TIGA
PENGANTAR ILMU TERIM
ADMINISTRASI
PUBLIK A
KASIH
PERTEMUAN KE TIGA