Anda di halaman 1dari 2

Akuntansi Negara India

India merupakan sebuah negara di Asia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak


kedua di dunia dan merupakan negara terbesar ketujuh berdasarkan ukuran wilayah geografis.
Terletak di Asia Selatan, India merupakan bagian dari rute perdagangan penting, dan
bersejarah. Mayoritas penduduk di India
beragama Hindu, Islam, Kristen, Sikh, Buddha, Jain dan Yahudi.  India dibagi kepada
28 negara bagian (yang kemudian dibagi kepada distrik), enam wilayah persatuan, dan
Wilayah Ibu Kota Nasional Delhi. 
Rupee India adalah mata uang resmi negara India yang setiap satuannya dibagi menjadi
100 paisa. Mata uang ini digunakan pertama kali sejak 1862. Rupee berasal dari bahasa
Sanskerta rūp atau rūpā yang berarti perak. Bendera India menampilkan warna Jingga, putih, dan
hijau yang tersusun secara horizontal. Di bagian tengah bidang berwarna putih terdapat simbol
lingkaran bergaris-garis. Simbol “dharma cakra”.

1.      Perkembangan Akuntansi

     Padatahun 1950-an, lebih dari 50% rakyat India berada dalam kemiskinan. Tetapi selama
dasawarsa yang lalu India mengalami perkembangan ekonomi yang signifikan. Bukan hanya
kemiskinan berkurang, pertumbuhan ekonomi serta berbagai indikator sosial juga membaik,
misalnya harapan hidup. Karena warisan dari Inggris, standar akuntansi India berfokus pada
kebutuhan investor. Pada tahun 1949, Institute of Chartered Accountants in India (ICAI)
dibentuk sebagai organisasi nasional para akuntan terdaftar di India. Kemudian, didirikan
Accounting Standard Board (ASB) untuk merumuskan standar-standar akuntansi dalam
membantu Council of the ICAI dalam menciptakan serta memodifikasi standar-standar
akuntansi di India. ICAI merupakan anggota penuh IFAC dan diharapkan untuk
mempromoikan IFRS agar tercapai konvergensi akuntani. Seperti telah diketahui ASB
memberikan pertimbangan untuk IAS dan IFRS yang diterbitkan oleh IASB serta mencoba
sedapat mungkin untuk mengimplementasikannya ke dalam standar-standar mereka, dengan
mempertimbngkan lingkungan India.
      Perdana menteri India telah mengumumkan bahwa reformasi keuangan harus
dilanjutkan secara cepat. Menanggapi hal itu, Sunil Goyal, Presiden ICAI, berkata, “Ini berita
baik bagi kita karena reformasi sektor keuangan secara tidak langsung menyatakan bias yang
lebih besar dalam akuntabilitas dan transparansi. Sebagai komunitas para profesional
akuntansi, hal ini merupakan tugas kita dan keterampilan khusus kita untuk melaksanakan
akuntabilita dan transparansi. Kedua hal ini menuntut penekanan yang lebih kuat dalam
aplikasi standard dan tingkat etikalitas yang lebih beasr. Ketika reformasi keuangan di India
berlanjut, kita akan melihat bahwa nilai-nilai ini disebarkan melalui Standar Akuntansi India.

2.      Klasifikasi Akuntansi Negara India


 .      Sistem Hukum

Negara India menggunakan sistem hukum common law. Negara yang menggunakan


sistem hukum common law pada umumnyamemiliki karakter berorientasi terhadap
“penyajian wajar”, transparansi dan pengungkapan penuh dan pemisahan antara akuntansi
keuangan dan pajak. Negara India menggunakan pendekatan mikro ekonomi, standar
akuntansi yang berfokus pada kebutuhan investor. Maka laporan keuangan yang dibuat harus
mencerminkan kondisi yang sebenarnya (jujur).
 .      Sistem Pendanaan

Negara India menggunakan operasi pasar modal. India memiliki 22 pasar modal, salah
satu yang tertua adalah Mumbai (Bombay) Stock Exchange, yang didirikan pada 1875 dan
memiliki lebih dari 6.000 perusahaan yang tercatat. Pengawasan terhadap pasar modal
dilakukan oleh Securities and Exchange Board of India (SEBI).
 .      Perpajakan

Sistem akuntansi dan sistem perpajakan di Negara India terpisah seperti di


indonesia sehingga terdapat beberapa perbedaan antara akuntansi keuangan (komersial) dan
akuntansi pajak (fiskal), antara lain : Pengguna Laporan Keuangan, Sifat informasi, Pedoman
penyusunan dan penyajian, dll.

3.      Implementasi IFRS Negara India


Tahun 2006, pemerintah mengumumkan untuk memperkenalkan peratuan baru, yaitu
IFRS dan institusi akuntansi menanggapi kemungkinan tersebut dengan mempelajari
penerapan IFRS secara utuh (penuh) di India. Karena adopsi penuh tersebut, peraturan di
india sebagian besar telah sama dengan IFRS, kecuali untuk pencadangan perataan
penghasilan yang masih diperbolehkan di India.

Di india telah menetapkan peta jalan untuk konvergensi dengan Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (IFRS) terhitung mulai 1 April 2011. Konvergensi dengan standar
IFRS diatur untuk mengubah penyusunan pelaporan keuangan di India.  IFRS merupakan
kerangka akuntansi yang paling umum diterima secara global yang telah diadopsi oleh lebih
dari 100 negara. Dengan pertumbuhan ekonomi di India dan peningkatan integrasi ekonomi
secara global, membuat korporasi India meningkatkan modalnya secara global. Dalam
keadaan seperti ini, akan penting bagi korporasi India untuk mengadopsi IFRS untuk
pelaporan keuangan mereka. Namun dalam proses implementasi IFRS di Negara India
terdapat beberapa peluang maupun tantangan yang akan dihadapi oleh India.

Anda mungkin juga menyukai