Anda di halaman 1dari 27

Program Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Rembang
Disusun untuk memenuhi tugas geografi
Guru pengampu: Lukman Darul Fuadi, S.Pd.Gr

Disusun oleh :
1. Fatih Daffa Nurma Saputra (09)
2. Indah Darinnasywa Nabila (13)
3. Katon Para Bahia (16)
4. Maria Rosi Pratiwi (19)
5. Meyla Rusna Syauvika (22)
6. Muhammad Bagas Setiawan (24)

XI MIPA 2

SMA 1 KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

Kabupaten Rembang yang ber-Semboyan: Rembang BANGKIT (Bahagia, Aman,


Nyaman, Gotong-royong, Kerja keras, Iman, Takwa) , adalah sebuah kabupaten di Provinsi
Jawa Tengah yang berbatasan dengan Teluk Rembang (Laut Jawa) di utara, Kabupaten
Tuban (Jawa Timur) di timur, Kabupaten Blora di selatan, serta Kabupaten Pati di barat.

Kabupaten Rembang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Timur, sehingga menjadi
gerbang sebelah timur Provinsi Jawa Tengah. Daerah perbatasan dengan Jawa Timur
(seperti di Kecamatan Sarang.Bagian selatan wilayah Kabupaten Rembang merupakan
daerah perbukitan, bagian dari Pegunungan Kapur Utara, dengan puncaknya Gunung
Butak (679 meter).Sebagian wilayah utara, terdapat perbukitan dengan puncaknya Gunung
Lasem (ketinggian 806 meter). Kawasan tersebut kini dilindungi dalam Cagar Alam
Gunung Butak.

Kabupaten Rembang dengan luas 101.408 hektar terdiri atas lahan sawah sebesar 29.058
hektar (28,65 %), lahan bukan sawah sebesar 39.938 hektar (39,38 %) dan bukan lahan
pertanian sebesar 32.412 hektar (31,96 %). Menurut luas penggunaan lahan, lahan terbesar
adalah tegalan sebesar 32,94 persen, hutan 23,45 persen dan sawah tadah hujan sebesar
20,08 persen.
1. Letak Astronomis

Secara astronomis Kabupaten Rembang terletak pada 111 00” - 111 30 “ BT dan 06
30” - 07 00” LS.

2. Letak Geografis

Secara geografis terletak di ujung timur laut Provinsi Jawa Tengah dan dilalui Jalan
Pantai Utara Jawa (Jalur Pantura). Wilayah Kabupaten Rembang berbatasan dengan Laut
Jawa di sebelah utara, Kabupaten Tuban di sebelah timur, Kabupaten Pati di sebelah
barat, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Blora.
BAB II

PEMBAHASAN

A. INDUSTRI PABRIK SEMEN

1. Tata Guna Lahan

Tata guna lahan merupakan upaya untuk mengatur penggunaan lahan secara
rasional agar tercipta keteraturan dalam penggunaan tanah berdasarkan pengaturan
kelembagaan yang berkaitan dengan pemanfaatan tanah demi sistem yang adil untuk
masyarakat.

Berdasarkan UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, peran penatagunaan


lahan memiliki peran yang amat penting, tidak hanya sebagai ruang fungsional sebagai
tempat berlangsungnya segala macam kegiatan namun juga sebagai wujud teritori atau
wilayah yang berdaulat secara politik. Lahan merupakan sebuah objek yang memiliki
peran penting, sebab ialah input atau masukan dan juga produk dari proses perencanaan.
Input di sini artinya modal dasar dari pembentukan ruang sebagai tempat dari aktivitas
yang mempunyai nilai ekonomi penting untuk pembentukan sebuah pemukiman yang
kompleks. Lahan sebagai produk artinya kegiatan perencanaan menghasilkan sistem tata
ruang serta pengelolaannya menghasilkan lahan yang tertata.

Lokasi pabrik semen Rembang sendiri berada pada daerah pegunungan karst
tandus dan sebagian area persawahan, tepatnya berada di area sawah dan ladang Desa
Kajar Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang, yang pada dasarnya sangat sepi
penduduk.maka dari itu untuk memaksimalkan potensi pegunungan kapur yang terdapat
pada daerah tersebut dibangunlah pabrik semen, yang mampu memberikan lapangan
pekerjaan warga sekitar dan meningkatkan perekonomian daerah.

Pada pabrik semen Rembang ini sendiri merupakan lahan budidaya karena
termasuk dalam penambangan bahan alam seperti kapur dan tanah liat, pada penggunaan
lahan ini pabrik semen Rembang sudah memenuhi kriteria, yaitu jauh dari
pemukiman,berada pada klasifikasi lahan yang sesuai yaitu pegunungan karst/kapur dan
juga dekat dengan sumber air, menjadikan tempat produksi semen rembang ini sudah
memenuhi syarat tata guna lahan.

2. Fungsi Lahan Dapat Memenuhi Bahan Baku (Strategis)

Pegunungan kapur menambah potensi SDA yang dimiliki kabupaten Rembang


khususnya bahan galian golongan C yang merupakan bahan galian yang digunakan untuk
industry. Pengunungan gamping di Rembang termasuk dalam kawasan karst muda
berupa batuan massif, padat, dan tidak mengandung air sehingga dapat dikelola untuk
kegiatan penambangan pabrik semen.

Batu gamping yang potensial air tanah adalah batu gamping yang banyak
mengandung rongga yang saling berhubungan, sehingga dapat membentuk saluran air di
bawah permukaan. Proses kartstifikasi di Rembang masih bersifat awal atau muda, dan
proses pembentukan rongga-rongga bawah permukaan belum berkembang. Jadi tidak ada
masalah dalam membangun pabrik semen di Rembang.

Secara umum, batu gamping sebagai lapisan air yang buruk. Dalam hal ini, batuan
tersebut tidak banyak mengandung air tanah karena sifatnya yang tidak porus. Selain itu,
batu gamping di Rembang, adalah batu gamping yang tidak memiliki pori-pori.

Secara sosial, pembangunan Pabrik Semen di Rembang akan menimbulkan


dampak positif yang sangat signifikan. Masyarakat bisa bekerja di Pabrik, sehingga
angka pengangguran di Kota Rembang sendiri akan berkurang dikarenakan
masyarakatnya bekerja dan menerima hasilnya untuk mereka sendiri.

Namun, Pemerintah Pusat maupun Daerah harus mempertimbangkan lagi


pengoperasian tambang dan pabrik semen di kawasan Karst terutama di daerah Kendeng.
Keselamatan dan ruang hidup rakyat juga harus diutamakan, tidak hanya mementingkan
masuknya investasi pertambangan di suatu wilayah dan mengorbankan rakyatnya.

Di sepanjang pegunungan Kendeng, pertanian warga ditopang dari air yang


mengalir dari kawasan ini. Jaringan goa-nya menyimpan air dan mendistribusikan air ke
masyarakat. Salah mengurus karst dapat juga berdampak pada meningkatnya resiko
bencana dan krisis pangan yang dihadapi masyarakat.

Kawasan karst di Rembang tidak termasuk dalam bentangan alam karst yang
dilindungi. Kawasan karst Rembang termasuk dalam katagori karst muda sehingga di
lokasi itu dapat dilakukan pengelolaan atau budidaya apapun termasuk penambangan.
Kawasan karst, atau pegunungan kapur dapat ditanami atau reklamasi setelah dilakukan
penambangan.

3. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) Pabrik Semen Rembang

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai


Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting
untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Dalam kajian AMDAL akan dilakukan atas dampak positif dan negatif dari suatu
rencana kegiatan/proyek yag digunakan Pemerintah dalam memutuskan apakah suatu
kegiatan/proyek layak atau tidak layak lingkungan. Pertimbangan yang digunakan dalam
melakukan penilaian mulai dari aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial budaya
dan juga kesehatan. Apabila dampak negatif yang ditimbulkan tidak dapat ditanggulangi
oleh teknologi maka kegiatan/proyek dinyatakan tidak layak lingkungan.

“Putusan Mahkamah Agung yang memerintahkan izin lingkungan batal


tampaknya tak bisa menghentikan operasi pabrik dan tambang semen PT Semen
Indonesia di Rembang. Mengapa begitu? Rapat Komisi Penilai Amdal menyatakan,
Amdal perubahan PT Semen Indonesia layak. Komisi akan memberikan rekomendasi
kelayakan dokumen Amdal ini kepada Gubernur Jateng untuk pengambilan keputusan
izin lingkungan.”
Kutipan diatas diambil dari kutipan berita tempo.com yang menerangkan
bahwasannya AMDAL dari pabrik semen Indonesia sudah memnuhi kelayakan yang
dihasilkan dari keputusan Rapat Komisi Penilai AMDAL, namun berbanding terbalik
dengan putusan MA yang menyatakan bahwa AMDAL PT Semen Indonesia Rembang
tidak memenuhi kelayakan.

Sidang komisi amdal langsung menetapkan sebuah keputusan kepada industri


semen pelat merah tersebut yaitu layak dan direkomendasikan terbitnya izin lingkungan.
Sebanyak 12 pakar dari berbagai perguruan tinggi dan disiplin ilmu pengetahuan, seperti
hukum, lingkungan, teknologi, kesehatan dan ekonomi dilibatkan pada uji dokumen
amdal pabrik Semen Indonesia Rembang. Guru Besar Ilmu Hukum sekaligus Ketua
Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Adji Samekto menilai, pada
kesimpulan sidang komisi amdal, rencana tata ruang pabrik Semen Indonesia Rembang
telah sesuai ketentuan peraturan undang-undang yang berlaku.

Pembangunan berkelanjutan harus memnuhi pertimbangan, aspek lingkungan,


aspek ekonomi, aspek sosial. Dari ketiga aspek tersebut, Adji menganggap berdasarkan
sisi lokasi, kegiatan penambangan pabrik Semen Indonesia Rembang telah sesuai dengan
peruntukan ruang dalam Perda Nomor 14 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten
Rembang Tahun 2011-2031.

Sistem teknologi modern yang dikembangkan pabrik Semen Rembang adalah


proses kering. Teknologi proses kering mempunyai keunggulan efisiensi energi tinggi,
kebutuhan air sedikit serta memerlukan tanur pembakaran yang amat pendek.
Kelemahannya, debu yang timbul lebih besar, namun dapat diatasi dengan teknologi
pemisah debu yaitu EP (electrostatic precipitation) dan pengering kantong (bag filter).
Dan juga penambangan bahan baku dan pengoperasian pabrik Semen Rembang kurang
berdampak pada sumber daya air jika dilakukan pada batugamping masif di areal tidak
jenuh air serta tidak mencapai akuifer.

Pada keseluruhan penggunaan teknologi di Pabrik semen Rembang menggunakan


konsep green technology, yang menjadikan udara di Rembang di klaim lebih bersih dari
Jakarta. Pada peralatan sendir pabrik semen Rembang memiliki sisi heat consumption
730 kcal per kg clinker ( bahan setengah jadi semen ). Sementara pabrik pabrik lain
berada diatas 800 kcal. Dan juga Lime Stone Crusher yang berfungsi menghancurkan
batu kapur sampai ukuran 70 mm, yang kemudian dibawa melalui downhill longbelt
conveyor sejauh 40 km lebih dan tidak perlu menggunakan truk angkut yang menghemat
listrik hingga 20 persen listrik.

Dan peralatan canggih lainnya antara lain Main Storage dan Clay Crusher mampu
menghancurkan 40 ribu ton tanah liat sampai ukuran 70 mm. Sementara Lime Stone
Storage berfungsi mencampur batu kapur dan tanah liat. Ada juga Vertical Raw Mill yang
berfungsi menggiling bahan baku sampai kehalusan 90 mikron sebagai umpan poses
final. Main Back House Filter yang berfungsi menyaring debu hingga 30 mg per meter
kubik udara. Pre Heater dan Blending Silo. Mainset Pre Heater mampu menghemat 2.000
ton batubara per tahun dan 30 persen air per menit. Rotary Fillen mampu memproduksi
8.000 ton clinker atau bahan setengah jadi semen per hari. Kapasitas penyimpanan 80
ribu ton clinker. Korektif dan additive storage yang menghemat konsumsi dari alat berat.
Kapasitas 2 x 254 per jam dan menghemat 30 persen konsumsi listrik.

Semen silo berkapasitas 20.000 ton per silo. Semen packing dilengkapi empat
rotary packing berkapasitas 2.400 per jam per set. Cool storage dilengkapi total reclaimer
yang mampu menghemat 250 ton batubara per jam. Cool branding vertical mill dengan
kapasitas 80 ton per jam. Water treatment dan oil central control room. Kita nggak pakai
air tanah, tapi pakai air tadah hujan untuk pendinginan. Kami sudah membangun embung
tadah hujan yang berkapasitas 21 ribu meter kubik.

Dengan berbagai peralatan tadi, emisi gas rumah kaca berkurang sebesar 80 ribu
ton per tahun. Jadi menghemat pemakaian air, listrik dan bahan bakar yang disebut pabrik
green technology

Dari penjelasan diatas menjelaskan bahwasanya AMDAL dari pabrik semen di


rembang sudahlah memenuhi dari berbagai aspek mulai dari aspek fisik, kimia, biologi,
sosial-ekonomi, sosial budaya dan juga kesehatan. Hal itu dibuktikan dengan beberapa
artikel yang membahas bahwa para ahli telah menyatakan bahwa operasinya pabrik
semen tersebut sudahlah memenuhi AMDAL yang semestinya. Seperti kekhawatiran
sumber daya air yang akan terancam dapat teratasi dengan teknologi kering, dan juga
debu yang dikeluarkan dapat diatasi dengan teknologi pemisah debu yaitu EP
(electrostatic precipitation) dan pengering kantong (bag filter).

Untuk sosial budaya sendiri sudah dapat teratasi demgan memberikan lapangan
pekerjaan terhadap penduduk sekitar, dan memberikan beasiswa terhadap anak anak di
sekitar pabrik yang kemudian setelah mereka lulus akan diberikan lapangan pekerjaan.
Sehingga tidak perlu dikhawatirkan lagi tentang permasalahan AMDAL pabrik semen
tersebut.

Walaupun Mahkamah Agung telah memberikan larangan tentang operasinya


pabrik semen tersebut, namun pihak PT Semen Indonesia Rembang tetap kekeh untuk
melaksanakan operasi perusahaan karena AMDAL yang diputuskan oleh para ahli telah
menyatakan bahwa AMDAL telah memnuhi kelayakan. Dan sekarang pabrik semen
tersebut sudah berjalan kurang lebih 2 tahun dengan 3 juta ton semen/tahun.

4) Jauh dari Area Pemukiman atau Lahan Pertanian (Polusi udara, Darat, dan Air)

Kegiatan pertambangan memang seharusnya dilakukan di tempat yang benar serta


jauh dari pemukiman warga. Seperti pabrik semen di daerah rembang yang berdiri paling
dekat 4 km dari pemukiman warga. Hal tersebut dilakukan agar kegiatan pertambangan
tidak mengganggu aktivitas warga dan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

a) Dampak terhadap kuantitas dan kualitas air

Sumber daya air dapat terkena dampak dari pembangunan itu sendiri. Perubahan
kondisi lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan dapat berdampak pada sumber
daya air, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dengan memperhatikan daur hidrologi
serta proses hidrologi yang mengalami perubahan dapat dikaji dampak-dampak negatif
yang mungkin timbul yang disebabkan oleh proses pembangunan.
Menurut Koordinator Jaringan Masyarakat Pegunungan Kendeng (Mingming)
bahwa pendirian pabrik semen di karst Watu Putih mengancam lingkungan dengan
merusak mata air dan gua Watu Putih. Di Kabupaten Rembang memang tidak dapat
dipungkiri bahwa memang disana terdapat beberapa mata air dan goa basah yang menurut
hakikatnya merupakan kawasan lindung dan tidak dapat diperuntukkan untuk kegiatan-
kegiatan yang merubah bentang alam. Akan tetapi, berdasarkan Izin Usaha Pertambangan
(IUP) Operasi Produksi yang telah dipegang oleh PT Semen Indonesia, wilayah yang
termasuk daripadanya sebesar 520 Ha tidak terdapat sama sekali mata air dan goa basah.
Pada Cekungan Watu Putih, Kabupaten Rembang, meskipun pada IUP Operasi Produksi
tertera sebesar 520 Ha, hanya 487 Ha yang akan ditambang dan sisanya untuk
kepentingan lingkungan. Rembang dipilih karena keterdapatan bahan baku untuk semen,
bukan air. Teknologi semen modern tidak menggunakan air tanah dalam produksinya
selain sebagai pendingin mesin dan sanitasi. Pemerintah melakukan pemantauan berkala
Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan dalam ‘izin lingkungan’ mempublikasikan
seluas-luasnya, terutama kepada masyarakat sekitar bahwa wilayah perusahaan aman dari
keterdapatan mata air dan goa basah.

b) Dampak terhadap udara

Efek Rumah Kaca (Green House Effect) disebabkan oleh perubahan kondisi udara
(iklim) karena CO2 dan Gas Rumah Kaca yang lain, Pencemaran Atmosfir, dan
Kerusakan Lapisan Ozon.

Polusi debu dan getaran yang disebabkan aktivitas pertambangan (termasuk


peledakan). Mengenai peledakan yang dapat menghasilkan getaran besar dan merusak.
Truk yang lalu lalang akan menyebabkan getaran yang lebih besar dan dapat merusak
jalan. Sementara itu, penambangan di Rembang menggunakan alat angkut belt conveyor
untuk mengangkut hasil tambangnya dan bukan truk. Tambang itu mahal karena tambang
dibuat sedemikian rupa agar berbasis lingkungan, misalnya saja untuk bahan peledak
digunakan bahan peledak emulsi yang meskipun lebih mahal tetapi lebih berbasis
lingkungan. Bila tambang tidak dibuat sedemikian rupa agar berbasis lingkungan, maka
tambang tersebut tidak akan tahan lama karena reputasinya akan hancur. Akademisi,
pemerintah, dan perusahaan harus memastikan dan melakukan pemantauan secara
berkelanjutan terhadap komplain masyarakat terkait debu dan getaran. Kemudian
membuat masyarakat yakin tidak terkena dampak negatif dengan upaya-upaya yang
dilakukan. Masyarakat yang tidak tahu menahu mengenai teknis pertambangan tidak
dapat sepenuhnya disalahkan karena ketidak tahuan tersebut.

Teknologi terbaru di pabrik semen juga diambil manajemen perusahaan produsen


plat merah itu dengan teknologi Bag Filter Technology, yang dapat menurunkan emisi
debu hingga kurang dari 30mg/m3. Tak hanya mencegah polusi udara, dari hitungan
ekonomi perusahaan terhindar dari kerugian yang ditimbulkan oleh keluarnya debu
tersebut, pasalnya debu yang keluar dari pabrik sama saja menghambur-hamburkan
semen dengan percuma.

c) Dampak terhadap tanah

Kerusakan tanah terjadi sebagai akibat eksplorasi lahan yang tidak terkontrol dan
kurang memperhatikan unsur lingkungan guna mendukung jalannya pembangunan.
Pembangunan dalam realitanya sering kali lebih mengutamakan nilai ekonomis dan
mengabaikan aspek lingkungan. Secara lebih lanjut pembangunan berjalan ekspansif,
diantaranya menyangkut segi pemanfaatan ruang / lahan. Dalam pemanfaatannya sering
kali aspek tata guna lahan yang sesuai dan seimbang terabaikan sehingga pada akhirnya
akan menimbulkan terganggunya kestabilan ekosistem alam dan permasalahan
lingkungan, diantaranya kerusakan dan pencemaran tanah.

Proses produksi semen merusak agrarian. Dengan dirampasnya tanah bertani


menjadi wilayah pertambangan, menyebabkan beberapa warga kehilangan pekerjaan.
Lahan Pabrik PT. Semen Indonesia di Rembang merupakan tanah dengan tumbuhan yang
minim dan kawasan dengan tumbuhan rumput dan padi gogo. Bila mengerjakan satu
orang maka bisa dikerjakan selama 96 hari sedangkan umur padi biasanya 100 hari.
Sementara itu tidak mungkin jumlah orang di atas setiap hari melakukan pekerjaan yang
sama apabila total hari yang dibutuhkan sudah dilewati. Misalnya, tidak mungkin satu
sampai dengan dua orang (1 traktor) melakukan kegiatan pertanian membajak lebih dari
dua hari. Masyarakat dan lembaga-lembaga yang mengaku peduli seharusnya juga
melakukan penghitungan lebih detail di lapangan. Akademisi sebaiknya menyampaikan
pengetahuan ini secara jelas dan dapat dimengerti oleh masyarakat setempat.
Buffer zone atau zona penyanggah adalah suatu kawasan tepian hutan lindung
yang berbatasan antara zona inti (sanctuary zone) dengan zona pemanfaatan yang
dimukimi penduduk lokal. Menurut peraturan yang berlaku, dalam setiap wilayah izin
usaha pertambangan operasi produksi, harus ada buffer zone minimal sepanjang 5 meter.
Akan tetapi menurut perencanaan tambang di Kabupaten Rembang ini, disediakan
kawasan buffer zone sebesar 50 meter (10x lipat). Tujuan daripada dibuatnya kawasan ini
adalah agar penduduk sekitar masih dapat bekerja disana dan dipakai untuk keperluan
bercocok tanam.

5) Tenaga Ahli

Para karyawan yang terlibat dalam operasional pabrik Semen Rembang mayoritas
warga Rembang sendiri. Terdapat total 967 karyawan pabrik dimana 70% dari karyawan
tersebut merupakan warga lokal. Dari total karyawan tersebut terbagi menjadi dua.
Pertama, 137 karyawan organik dari PT Semen Gresik (PTSG) untuk pengoperasian
pabrik. Yang kedua, 830 karyawan supporting untuk mendukung operasi pabrik dari
berbagai lini, seperti pendukung operasional dan perawatan pabrik, operasional
administrasi, CSR, kehumasan, pengemudi, cleaning services, hingga security.

Sumber daya manusia organik dari PT Semen Gresik Rembang tetap diperlukan
untuk memastikan berputarnya mesin pabrik yang menggunakan teknologi modern dan
juga mengisi posisi posisi kunci di berbagai lini. Mereka juga diharapkan dapat
melakukan transfer ilmu ke tenaga kerja lokal Rembang yang mayoritas sudah direkrut
sejak pembangunan pabrik pada tahun 2013. Dari total karyawan inti PT Semen Gresik
Rembang yang berjumlah 137, hanya sekitar 5% yang merupakan warga Rembang
sendiri. Sementara dari total 830 tenaga supporting, hampir 80% atau sekitar 663
karyawan yang merupakan warga Rembang.

Para tenaga lokal ini minimal berpendidikan SMU atau SMK. Mereka menerima
gaji di atas Upah Minimum Rembang (UMR) yaitu sebesar Rp 1.400.000,00. Sementara
mereka yang alumni D-3 atau sarjana berpenghasilan sekitar Rp 3.000.000,00.
6) Peningkatan IPTEK

Proses produksi semen oleh PT Semen Gresik Rembang berbeda engan pabrik
semen plat merah lainya. Pasalnya pabrik semen di Rembang milik negara tersebut
menggunakan teknologi yang ramah lingkungan. Konsep pengelolaan ramah lingkungan
yang dilakukan oleh Semen Indonesia dengan membangun Stasiun Klimatologi. Sarana
ini berguna untuk mengukur intensitas cahaya, kecepatan angin, kelembaban dan
temperature sebagai salah satu bentuk upaya dalam rangka laboratorium sustainable
mining di pabrik Rembang. Adapun untuk system monitoring sumber daya air dibuat
sumbur pantau.Teknologi pada penggerak konveyor yang digunakan pabrik semen di
Wilayah Gunung Bokong di Kecamatan Gunem-Rembang tersebut mampu menghemat
konsumsi listrik hingga 20 persen. Selain itu, teknologi filternya juga mampu
menurunkan emisi debu sampai dengan kurang dari 30 miligram per kubik.

Namun, hingga saat ini hasil produksinya belum ada peningkatan yang
dikarenakan persaingan pasar semen di Indonesia semakin ketat. Pabrik semen milik PT
Semen Gresik di Rembang sendiri menelan investasi sebesar Rp 4,9 triliun, dengan
kapasitas produksi mencapai tiga juta ton per tahun. Sama seperti pabrik semen yang di
Indarung, Sumatera Barat milik PT Semen Padang, kapasitas produksinya juga tiga juta
ton per tahun dengan nilai investasi sebesar RP3,8 triliun.

Maka dari itu, upaya penambangan yang dilakukan nantinya akan ramah
lingkungan dengan menggunakan metode kombinasi “Single Continous Bench” dan
“Block System”. Hal ini dilakukan dalam rangka menjaga sekaligus meningkatkan
ketersediaan air tanah. Reklamasi akan dilakukan pada area bekas tambang batu kapur.
Direncanakan sawah akan berada disekitar area pabrik dan embung hasil pemanfaatan
area bekas tambang tanah liat bisa menjadi danau buatan dan usaha perikanan. Embung
bermanfaat untuk recycle air untuk operasi pabrik dan menampung air hujan sebagai
pengendalian banjir. Embung ini akan memiliki luasan 4135 m2 dengan kedalaman 13 m
dan mampu menampung air sebanyak 30.000 m3. Embung bermanfaat menjadi solusi
bagi penduduk sekitar sehingga mengurangi kebutuhan air tanah dalam pengairan / irigasi
bagi pertanian tanaman holtikultura,palawija dan buah. Embung ini sangat berguna bagi
daerah berbatu kapur sehingai kesulitan air pada musim kemarau akan teratasi.

7) Pasar

Pabrik Semen Rembang adalah upaya memperkuat dominasi pasar di Pulau Jawa
sekaligus jadi ancaman persaingan bisnis semen dengan industri asing dan swasta. Semen
Rembang menargetkan dua aspek dengan keberadaannya di Jawa Tengah. Pertama,
menjadi penguasa pasar semen nasional dan kedua, memberdayakan sosial
kemasyarakatan serta mendongkrak perekonomian warga.

PT Semen Indonesia Rembang sendiri dibangun untuk memnuhi kebutuhan


semen nasional untuk pembangunan infrastruktur dan lainnya. Kapasitas yang dihasilkan
dari pabrik ini mampu mencapai lebih dari 3 juta ton pertahun. Pembangunan pabrik
semen di Rembang ini merupakan salah satu atrategi dari PT Semen Indonesia untuk
menjadi penguasa semen di Indonesia dengan lebih dari 50% berada di tangan PT Semen
Indonesia yang setiap tahunnya mampu memproduksi lebih dari 40 juta ton semen,
sehingga mampu menghentikan dominas pabrik asing dan swasta dalam industri semen
ini.

Untuk pasar internasional sendiri PT Semen Indonesia memiliki induk perusahaan


yang berada di Vietnam dengan nama Thang Long Cement Company. Menjadikan PT
Semen Indonesia sendiri merupakan salah satu perusahaan semen terbesar se-Asia
Tenggara dengan beberapa induk perusahaan seperti PT Semen Gresik, PT Semen
Padang, PT Semen Tonasa, PT Semen Rembang, dan Thang Long Cement Company
yang berada di Vietnam.

8) Aksesibilitas

a. Jaringan Jalan

Untuk pabrik semen rembang sendiri jaringan jalan nya sudah sangat
memadahi dengan memiliki akses jalan yang mengarah langsung ke perketoaan yang
khusus untuk dilalui oleh mobil mobil pengangkut semen, jadi tidak menimbulkan
kemacetan sehingga pendistribusian semen akan menjadi lebih efektif dan mampu
meningkatkan produksi setiap tahunnya.

b. Listrik

Selain menggunakan sumber listrik yang bersumber dari PLN, PT Semen


Indonesia Rembang juga membuat pembangkit listrik yang yang memanfaatkan gas
buang (Waste Heat Recovery Power Generation /WHRPG). Teknologi ini pada
penggunannya sudah menhemat 152 juta kWh pertahun dengan penghematan biaya
listrik sekitar 120 miliar pertahun. Konsumsi listrik pabrik di Rembang juga
menghemat lebih dari 40 persen dari desain standar yang tentunya juga akan
menghemat penggunaan batubara. Konsumsi listrik pabrik semen rembang sendiri
lebih hemat dibandingkan pabrik semen tuban, dimana pabrik semen tuban mencapai
total konsumsi 110 Kwh/ton, sedangkan pabrik semen rembang hanya 90 Kwh/ton.

c. Internet dan Telepon

Untuk penggunaan internet dan telepon sendir pabrik semen gresik sudah
terintegrasi dengan baik dengan menggunakan peralatan yang canggih sehingga
untuk internet dan telepon sudah sangat layak untuk operasional perusahaan.

9) Sosialisasi Produksi Ramah Lingkungan

PT Semen Gresik sudah menerapkan prinsip-prinsip industri hijau. Sistem


manajemen lingkungan dan penggunaan teknologi ramah lingkungan juga sudah
diterapkan dalam beragam aktivitas perusahaan. PT Semen Gresik Pabrik Rembang baru-
baru ini juga menggelar kegiatan sosialisasi industri hijau yang dipandu jajaran
Kementerian Perindustrian. Kegiatan yang dihadiri Kepala Bidang Standarisasi dan
Kelembagaan Industri Hijau Radison Silalahi dan sejumlah narasumber lain ini, diikuti
oleh jajaran eselon III lintas unit lingkup Semen Gresik Pabrik Rembang.
Kepala Departemen Komunikasi dan Hukum PT Semen Gresik Gatot Mardiana
menegaskan, pihaknya berkomitmen aktivitas produksi harus seiring sejalan dengan
langkah menjaga keberlangsungan pengelolaan lingkungan yang efektif dan efisien.
Proses pengangkutan bahan baku (raw material) misalnya, tidak lagi dilakukan secara
manual. Namun dengan menggunakan down hill long belt conveyor. Penerapan teknologi
ini mampu menghemat konsumsi energi listrik hingga 20 persen. Selain itu, teknologi
main bag filter yang berfungsi sebagai alat penangkap debu mampu menangkap debu 30
mg/m3 di udara. Sehingga udara tetap terjaga bersih dari polusi. Teknologi ini, juga
mampu menghemat konsumsi energi panas sebesar 20 Kcal (kilogram clinker)atau setara
10.000 ton batubara per tahun.

Untuk proses penggiling anak hir, juga mengadopsi teknologi vertical cement mill
yang mampu menghemat 30 persen konsumsi energi listrik dibandingkan dengan
horizontal cement mill. Semen Gresik juga melakukan penghematan pemakaian air pada
gas conditioning tower dengan memanfaatkan resirkulasi air proses. Upaya ini diperkuat
dengan pembangunan bozem serta unit pengolahan air yang mampu menampung
limpasan air hujan. Dengan pengurangan konsumsi batu bara, bahan bakar, air, dan
energi listrik, maka proses produksi Semen Gresik Pabrik Rembang mampu mengurangi
emisi gas rumah kaca hingga 80.000 ton Co2 per tahun.

Kepala Bidang Standarisasi dan Kelembagaan Industri Hijau Kementerian


Perindustrian Radison Silalahi mengatakan, penerapan prinsip-prinsip energi hijau akan
berimbas positif bagi perusahaan. Selain biaya produksi lebih hemat, perusahaan juga
bisa meningkatkan daya saing dan sekaligus berkontribusi bagi pembangunan
berkelanjutan.

Data dari Kementrian Perindustrian menunjukkan, 143 perusahaan penerima


Penghargaan Industri Hijau tahun 2018 ternyata mampu melakukan penghematan energi
hingga Rp1,8 triliun. Sedangkan penghematan untuk air mencapai Rp 27 miliar.

”Makanya kami rajin menggelar sosialisasi tentang industri hijau. Upaya itu sinergis
dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang memang sudah menjadi agenda
global 2030,” tandas Radison.
10) Peningkatan Fungsi Lahan

Lokasi tambang Semen Indonesia di Rembang terletak di kawasan CAT


Watuputih, Pegunungan Kendeng Utara. Kawasan ini ditetapkan sebagai CAT
berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 26/2011 tentang Penetapan CAT.
CAT seluas 31 kilometer persegi ini memiliki potensi suplai air yang sangat besar bagi 14
kecamatan di Rembang. Berdasarkan Pasal 25 Undang-Undang (UU) Nomor 7/2004
tentang Sumber Daya Air, CAT merupakan kawasan konservasi yang perlu dilindungi
dan dikelola.

CAT Watuputih sebagaian besar wilayahnya merupakan daerah imbuhan air


tanah, untuk menjaga daya dukung dan fungsi daerah imbuhan air tanah dilakukan
dengan cara melarang melakukan kegiatan pengeboran, penggalian atau kegiatan lain
dalam radius 200 meter darilokasi kemunculan mata air, sebagaimana amanat Pasal 40
ayat 1 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43/2008 tentang Air Tanah.

Untuk menjaga daya dukung akuiver dilakukan dengan mengendalikan kegiatan


yang mengganggu, antara lain kegiatan penambangan batuan. untuk menjaga kelestarian
akuiver CAT Watuputih, maka tidak ada kegiatan penambangan di batugamping tersebut.

Mantan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) Surono mengingatkan kemungkinan risiko kerusakan sumber air akibat
penambangan dan meminta agar kegiatan terkait perlindungan air tanah mengikuti
ketentuan yang berlaku.

Surono juga merinci tujuh hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan
penambangan di CAT Watuputih yaitu melakukan kajian teknis imbuhan air tanah;
mempertahankan daya dukung dan fungsi daerah imbuhan; melakukan upaya pemulihan
kondisi dan lingkungan air tanah pada daerah yang telah dieksploitasi melalui tahapan
reklamasi.

Selanjutnya membangun sumur monitoring untuk memantau perkembangan


fluktuasi muka air tanah dan membangun alat monitoring debit mata air; perlu
pengelolaan, pemantauan, dan analisis mengenai dampak lingkungan untuk menjaga daya
dukung akuiver kegiatan penambangan. Dilarang melakukan penambangan dalam radius
200 meter dari lokasi pemunculan mata air dan untuk wilayah penambangan di sempadan
mata air agar memerhatikan pemanfaatan ruang terbuka hijau dan pelarangan kegiatan
yang menimbulkan pencemaran terhadap mata air.

Pengelolaan potensi pegunungan kapur di Rembang perlu ditinjau lebih dalam


agar optimal. Tindakan yang perlu dilaksanakan dalam proses pengembangan fungsi
lahan diantaranya:

a. Pembangunan pabrik semen

Pembangunan pabrik semen sendiri dapat memanfaatkan fungsi lahan


yang tersedia, tetapi pemanfaatannya perlu dibatasi agar potensi SDA yang
ada bisa dimanfaatkan untuk kedepannya. Selain itu, pembangunan pabrik
semen juga dapat membawa dampak positif bagi masyarakat. Pembangunan
pabrik semen menjadi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dan dapat
mengurangi jumlah pengangguran. Namun, pembagunan pabrik semen ini
perlu dilakukan sosialisasi lebih lanjut.

b. Reboisasi di pegunungan karst yang telah di tambang

Penambangan yang dilakukan terus menerus dapat merusak


keseimbangan ekosistem. Untuk meminimalisir kerusakan tersebut, dapat
dilakukan penanaman setelah penambangan. Lahan karst yang sukar terhadap
air tampaknya tidak cocok untuk pertanian apalagi kaitannya dengan tanaman
pangan. Tetapi tidak dengan tanaman perkebunan dan tanaman hias. Karst
yang sudah ditambang dapat ditanami tumbuhan seperti pohon Jabon dan
bunga Amaryllis atau bunga Lily.

c. Menetapkan karst sebagai kawasan lindung

Kawasan karst di Rembang tidak termasuk dalam bentangan alam


karst yang dilindungi. Sehingga, eksploitasi dan penambangan illegal dapat
terjadi. Maka dari itu, pemerintah perlu melakukan tindak lanjut terkait
perlindungan kawasan karst tersebut.

B. PANTAI

1) Potensi Laut

Perikanan laut Kabupaten Rembang belum dikelola secara optimal. Melihat


tingkat kemiskinan yang tinggi di Kabupaten Rembang, diperlukan perencanaan
khusus untuk pengembangan perikanan laut. Kabupaten Rembang memiliki
komoditas potensial ikan di beberapa kecamatan diantaranya :

 Kecamatan Sarang memiliki komoditas potensial ikan terbang,


 Kecamatan Kragan memiliki komoditas potensial ikan bawal hitam, ikan tengiri,
dan cumi-cumi,
 Kecamatan Kaliori memiliki komoditas potensial ikan teri,
 Kecamatan Sluke memiliki komoditas potensial ikan bawal hitam dan ikan teri.

Kecamatan yang merekomendasikan diri untuk menjadi pusat manufaktur


adalah Kecamatan Rembang dan Kaliori. Komoditas perikanan laut yang memiliki
keunggulan komparatif dan kompetitif di setiap kecamatan dapat digunakan sebagai
acuan bagi pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pembangunan ekonomi.

Dengan perencanaan pengembangan subsektor perikanan laut, diharapkan


dapat membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Rembang dalam mengoptimalkan
perikanan laut berdasarkan potensi masing-masing kecamatan.
2) Potensi Garam

Tabel 1menunjukkan bahwapenghasil garam tertinggi dari adalah Kabupaten


Pati dengan produksi 381.704ton pada 2015. Rembang adalah kabupaten penghasil
garam terbesar kedua di Jawa Tengah yang menyumbangkan 218.491tonpada 2015.
Jumlah produksi tersebut membuat Kabupaten Rembang menjadi produsen garam
utama di Jawatengah selain Kabupaten Pati. Menurut (KKP, 2015) Kabupaten
Rembang termasuk dalam daerah sentra penghasil garam dengan kualitas dan
teknologi pergaraman yang baik di Indonesia. Kabupaten Rembang memiliki 14
Kecamatan dan terdapat 5 kecamatan penghasil garam. Hal inidikarenakan5
kecamatantersebut berbatasanlangsungdenganlaut

Tabel 2menjelaskan bahwa petani garam di Kabupaten Rembang sebanyak


1.097 petani. Jumlah produksi garamtertinggi diKabupaten Rembang berasal dari
Kecamatan Kaliori yaitu sebesar 135.268 ton pada tahun2015. Kecamatan ini
merupakansentra produksi garam terbesar di Kabupaten Rembang dengan jumlah
petani sebanyak 572 orang.
3) Pengelolaan Potensi Laut

a. TPI (Tempat Pelelangan Ikan)


TPI atau Tempat pelelangan Ikan adalah tempat yang secara khusus
disediakan oleh Pemerintah Kota untuk melakukan pelelangan ikan termasuk jasa
pelelangan bongkar muat dan pasar ikan beserta fasilitas lainnya yang disediakan
ditempat pelelangan termasuk dalam pengertian tempat pelelangan adalah tempat
yang dikontrak oleh Pemerintah Kota dari pihak lain untuk dipakai sebagai tempat
pelelangan.

Keberadaan TPI sangat mendukung kegiatan perikanan tangkap untuk


mengeksploitasi salah satu potensi sumberdaya alam di wilayah laut berupa ikan.
Demi meningkatkan potensi perikanan tangkap ikan, maka diperlukan adanya
peningkatan fasilitas penunjang kegiatan perikanan dari sarana dan prasarana. Terkait
dengan adanya potensi perikanan tangkap (laut) ini, maka sektor kegiatan yang
mungkin dikembangkan dan mempunyai prospek di masa mendatang adalah sektor
industri kecil pengolahan ikan.

Bagi Pemerintah, ikan merupakan sumber daya potensial untuk pembiayaan


pembangunan. Pemerintah di tingkat regional dan lokal dapat memperolehnya
melalui pungutan pajak/retribusi atas transaksi perdagangan ikan di TPI. Di dalam
TPI pula, vatiasi dan banyaknya kelompok kepentingan atas ikan tampak jelas. TPI
selalu ramai dan disibukkan dengan kegiatan transaksi perdagangan ikan dengan
corak kehidupan ekonomi-politik dan dinamika yang khas. TPI juga melaksanakan
fungsi proteksi terhadap pelaku-pelaku di dalamnya. TPI mendorong mekanisme
pasar yang adil dengan penentuan batas atas dan batas bawah harga ikan, yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Dalam penerapannya seharusnya TPI di Kabupaten Rembang harus berada


sekitar 100 sampai 200 meter dari pantai, hal ini bertujuan agar kegiatan tangkap
ikan dan kegiatan pelelangan tidak tercampur sehingga terjadi stabilitas antar
kegiatan penangkapan dengan kegiatan penjualan.

b. Industri Kelautan

Yang dimaksud industri kelautan disini ialah kegitan perikanannya antaranya


perikanan, rumputlaut, tambak, garam, dan lain lain. Industry kelautan di Kabpaten
Rembang sendiri yang paling banyak ialah perikannanya mulai dari ikan tongkol,
kerapu, dan masih banyak lagi. Dengan industry kelautannya yang luar biasa tersebut
harusnya pemerintah juga memberikan perhatian yang tinggi juga kepada industry
tersbut dengan memberikan subsidi peralatan kepada para nelayan. Dan juga
memberikan saran penjualan yang layak seperti TPI yang juga harus diperhatikan
agar para nelayan dapat menjual hasil tangkapannya dengan baik dan mampu
mendapatkan keuntungan yang memuaskan dan terhindar dari para preman.

4) Peningkatan Komoditas Sumberdaya Laut

Potensi-potensi yang dimiliki Indonesia tentunya harus dijaga agar dapat terlindungi
dan tidak rusak. Sehingga, pengembangan potensi kelautan harus dilakukan dengan cara
yang berkelanjutan, terpadu, serta tidak berpusat di satu lokasi. Agar hal tersebut bisa
tercapai, tentunya pemerintah membutuhkan kerja sama internasional dan partisipasi
masyarakat, yaitu dengan meningkatkan komoditas laut yang meliputi:

a) Biota Laut
Kita harus bersyukur karena Indonesia punya wilayah laut yang luas, jadi kita bisa
puas makan banyak jenis ikan. Jumlah ikan yang banyak ini perlu dikelola dengan baik, agar
cucu kita juga tetap bisa merasakan ikan yang banyak seperti kita sekarang. Meski kita
membutuhkan ikan untuk dikonsumsi, penangkapan ikan yang berlebihan harus dihindari
karena dapat mengancam keberadaan ikan-ikan di laut. Salah satu cara mengelolanya adalah
dengan menangkap ikan layak konsumsi yang memiliki tingkat regenerasi tinggi dan tidak
termasuk dalam hewan terancam punah.
Cara lainnya adalah dengan melakukan budi daya, seperti ikan kakap dan kerapu.
Selain ikan, ada juga budi daya moluska (kerang-kerangan, mutiara dan teripang), budi daya
rumput laut, dan pengelola juga dapat menaburkan benih di laut agar komoditas ikan
menjadi semakin banyak.

Adanya potensi yang besar tersebut juga perlu didukung adanya perhatian lebih dari
pemerintah kabupaten rembang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sector
perikanan karena mengingat bahwa sector tersebut memiliki potensi yang cukup besar dan
belum dikelola secara maksimal. Beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu memberikan
sanksi tegas untuk illegal fishing guna upaya pencegahan dan over fishing

b) Pertambangan dan Energi


Seluruh perairan Indonesia punya potensi mineral laut yang sangat besar. 70% potensi
minyak bumi dan gas bumi milik Indonesia terletak di wilayah pesisir dan lepas pantai.
Wilayah laut Indonesia juga kaya akan mineral seperti emas, perak, timah, mangan, pasir
kuarsa, monazite, zircon, nodul-mangan, kromit, dan bijih besi. Selain mineral-mineral
tersebut, di laut Indonesia juga terdapat potensi nonmigas yang tinggi. Arus laut, gelombang,
pasang surut, hingga suhu dapat digunakan sebagai energi terbarukan dan ramah lingkungan.
Salah satu contoh penggunaannya adalah ocean thermal energy conversion (OTEC).
Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengurangi eksploitasi pada bahan tambang yang menjadi
potensi laut agar dapat bertahan lama.

C. PENINGKATAN LAUT BIDANG PARIWISATA

a) Memaksimalkan Potensi

Perkembangan pariwisata di daerah rembang ini tertinggal dari daerah-daerah lain


walaupun sebenarnya banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan diantaranya adalah
Taman Rekreasi Pantai Kartini.
Taman Rekreasi Pantai Kartini yang terletak di tepi jalan Pantura merupakan tempat
wisata yang dapat digunakan sebagai lokasi pengembangan kawasan wisata. Terdapat
beberapa faktor yang dapat menunjang pengembangan kawasan tersebut antara lain :24

Lataknya yang strategis di pusat kota Rembang dengan jarak sekitar 500 m
Jaringan transportasi darat yang memadai karena lokasinya yang berada di pusat kota
Pantainya masih alami dan belum dikelola dengan baik
Keadaan pantainya yang stabil dan tidak mudah tererosi

Pada saat sekarang ini Taman Rekreasi Pantai Kartini telah ramai dikunjungi
wisatawan terutama pada hari libur dan mencapai puncaknya pada saat sepekan setelah
lebaran, karena terdapat acara rutin yaitu Lomban. Pada kawasan ini sudah ada beberapa
fasilitas pendukung seperti mushola, kantor pengelola, warung makan pos retribusi dan lain-
lain. Untuk dapat lebih meningkatkan pariwisata di daerah ini perlu adanya pengembangan
dengan mempertahankan bangunan konservasi yang terdapat pada eksisting untuk menggali
dan mengembangkan potensi alam yang telah ada.Dari uraian di atas diketahui bahwa Taman
Rekreasi Pantai Kartini Rembang perlu atau di pandang cukup layak untuk dijadikan
pengembangan obyek wisata pantai dan dibutuhkan adanya penataan kawasan dan
penambahan fasilitas penunjang. 24

Potensi-potensi yang dimiliki Pantai Kartini Rembang, dikaitkan dengan kebijakan


pemerintah yang ada untuk dijadikan landasan dalam perencanaan dan perancangan
pengembangan Taman Rekreasi Pantai Kartini sebagai pantai wisata regional dengan
menambah berbagai fasilitas yang belum ada sehingga diharapkan Taman Rekreasi Pantai
Kartini ini dapat menjadi transit point ke obyek wisata lain di wilayah pantura, dan untuk
mewujudkan visi pengembangan kawasan sebagai kawasan historis sekaligus wisata alam
dan budaya.24

b) Pengelolaan Keamanan

Pengelolaan keamanan merupakan upaya yang dilakukan oleh pihak pengelola


maupun pemerintah untuk menjaga kawasan pariwisata. Pengelolaan dapat dilakukan dengan
membuat peraturan untuk menjaga kenyamanan objek wisata dan pembuatan batas zona
aman di wilayah pantai bagi pengunjung. Upaya tersebut dapat diperkuat dengan undang –
undang agar masyarakat mau menghiraukan.

Selain itu dapat dilakukan dengan menambah petugas keamanan dan penjaga di setiap
sudut pantai untuk memastikan kondisi aman dan hal itu juga dapat menjadi jaminan keaman
agar tidak ada wisatawan yang takut.

Untuk meminimalisir terjadinya abrasi di daerah pariwisata pantai dan meminimalisir


bahaya banjir akibat limpasan gelombang dapat dilakukan dengan pembangunan tembok
beton di sekitar pantai.

c) Pengelolaan Lingkungan

Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan,


pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan
hidup.Pengelolaan kawasan pantai di Kabupaten Rembang sudah seharusnya menjadi perhatian
penting, selain untuk menjaga lingkungan namun juga untuk keberlangsungan dari generasi guna
menjaga kelestariannya dari kerusakan.

Hal itu dapat terwujud dengan pemberian sosialisasi tentang pentingnya keberlangsungan
lingkungan dengan cara pengelolaan lingkungan yang baik, meliputi penggunaan alat tangkap
ikan ramah lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, eksploitasi laut sewajarnya,
menjaga trumbu karang, dan melestrikan keberlangsungan ekosistem sekitar pantai.

d) Pengeloaan Tempat Oleh-Oleh

Penataan tempat oleh-oleh di Pantai Karang Jahe dinilai masih kurang efisien. Karena
letaknya yang terlalu dekat dengan bibir pantai, seperti tempat makan dan toko souvenir. Kondisi
ini juga diperburuk dengan kurangnya tempat sampah di daerah sekitar pantai. Untuk tempat
sampah saat ini di pantai Karang Jahe hanya terdapat beberapa sampah kecil. Kondisi tersebut
dinilai sangat kurang jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung yang mencapai ribuan per
harinya.

e) Daya Dukung Lingkungan


Kawasan mangrove, terumbu karang, dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Rembang sangat
berpotensial untuk di kembangkan menjadi pariwisata bahari terpadu dan juga dapat berfungsi
sebagai pendapatan ekonomi daerah. Berikut adalah objek wisata yang terdapat di Kabupaten
Rembang:

 Hutan Mangrove Jembatan Merah


 Pantai Karang Jahe, Kecamatan Lasem
 Pantai Caruban, Kecamatan Lasem
 Pulau Gede wates, Kecamatan Kaliori
 Pantai Jatisari, Kecamatan Sluke
 Pantai Binangun, Kecamatan Lasem

Pantai kartini memiliki fasilitas yang cukup memadai, sayangnya kondisi lautnya kurang
terawat dengan baik. Maka dari itu, daya dukung lingkungan yang ada harus dirawat dan
dilindungi dengan baik.

Pemerintah Kabupaten Rembang berencana menggabungkan wisata religi Bonang, Pantai


Caruban Lasem, Pantai Karangjahe Rembang, dan Kawasan Pecinan Lasem menjadi kawasan
pariwisata maju. Hal yang harus disiapkan terlebih dahulu adalah sumber daya manusia. Selain
itu, infrastruktur pendukung onjek wisata perlu dilakukan penataan yang lebih baik agar
wisatawan merasa lebih nyaman.

Obyek wisata laut di Kecamatan Lasem Rembang yang mempunyai potensi tertinggi
adalah Pantai Binangun Indah dan Pantai Caruban yang berpotensi sedang. Pengembangan
pantai dapat dilakukan dengan

 Pengembangan pantai untuk pusat wisata kuliner Sea Food, contohnya di Pantai
Binangun
 Promosi objek melalui segala macam alat publikasi, seperti media cetak, media audio,
audio visual, dan internet.
 Penambahan atraksi wisata berupa kegiatan-kegiatan tertentu untuk menarik
wisatawan.
 Penambahan papan atau plangkat obyek wisata untuk lebih memperkuat status obyek
sebagai obyek wisata.
 Penambahan pihak pengelola yang jelas, sehingga obyek wisata dapat terawat dan
terinventaris dengan baik.
 Penambahan fasilitas pendukung wisata berupa toilet yang memadai, tempat parkir
yang memadai, tempat ibadah, toko suvenir, warung makan, taman terbuka.

f) Kontribusi Pemerintah dan Masyarakat

Kabupaten Rembang memiliki banyak destinasi wisata, mulai dari pantai, karst,
agrowisata, dan masih banyak lagi. Namun yang paling banyak untuk dikunjungi ialah wisata
pantainya, hal ini dikarenakan Rembang memiliki banyak sekali pantai, seperti pantai
karangjahe dll. Pengelolaan nya pun belum sepenuhnya memuaskan, terkadang masih
ditemukan sampah sampah disekitar pantai dan pedagang yang tidak tertib.

Untuk itu diperlukan kontribusi langsung dari pemerintah dan masyarakat setempat untuk
meningkatkan potensi wisata pantai tersebut. Beberapa kontribusi yang harus dilakukan oleh
pemerintah daerah ialah:

 Memberikan fasilitas kepada warga sekitar untuk mengembangkan potensi pantainya


 Memberikan anggaran yang sesuai untuk pengembangan pantainya
 Dan membuat destinasi wisata dengan inovasi inovasi baru di area pantai.
 Meningkatkan keamanan di sekitar pantai.

Untuk masyarakat sendiri memiliki kontribusi:

 Merawat area sekitar pantai dari sampah dan lainnya yang mengganggu kenyamanan
turis.
 Bersikap ramah kepada turis
 Ikut menjaga keamanan
 Memperindah pantai dengan keterampilan mereka

Anda mungkin juga menyukai