Kabupaten Rembang
Disusun untuk memenuhi tugas geografi
Guru pengampu: Lukman Darul Fuadi, S.Pd.Gr
Disusun oleh :
1. Fatih Daffa Nurma Saputra (09)
2. Indah Darinnasywa Nabila (13)
3. Katon Para Bahia (16)
4. Maria Rosi Pratiwi (19)
5. Meyla Rusna Syauvika (22)
6. Muhammad Bagas Setiawan (24)
XI MIPA 2
SMA 1 KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
Kabupaten Rembang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Timur, sehingga menjadi
gerbang sebelah timur Provinsi Jawa Tengah. Daerah perbatasan dengan Jawa Timur
(seperti di Kecamatan Sarang.Bagian selatan wilayah Kabupaten Rembang merupakan
daerah perbukitan, bagian dari Pegunungan Kapur Utara, dengan puncaknya Gunung
Butak (679 meter).Sebagian wilayah utara, terdapat perbukitan dengan puncaknya Gunung
Lasem (ketinggian 806 meter). Kawasan tersebut kini dilindungi dalam Cagar Alam
Gunung Butak.
Kabupaten Rembang dengan luas 101.408 hektar terdiri atas lahan sawah sebesar 29.058
hektar (28,65 %), lahan bukan sawah sebesar 39.938 hektar (39,38 %) dan bukan lahan
pertanian sebesar 32.412 hektar (31,96 %). Menurut luas penggunaan lahan, lahan terbesar
adalah tegalan sebesar 32,94 persen, hutan 23,45 persen dan sawah tadah hujan sebesar
20,08 persen.
1. Letak Astronomis
Secara astronomis Kabupaten Rembang terletak pada 111 00” - 111 30 “ BT dan 06
30” - 07 00” LS.
2. Letak Geografis
Secara geografis terletak di ujung timur laut Provinsi Jawa Tengah dan dilalui Jalan
Pantai Utara Jawa (Jalur Pantura). Wilayah Kabupaten Rembang berbatasan dengan Laut
Jawa di sebelah utara, Kabupaten Tuban di sebelah timur, Kabupaten Pati di sebelah
barat, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Blora.
BAB II
PEMBAHASAN
Tata guna lahan merupakan upaya untuk mengatur penggunaan lahan secara
rasional agar tercipta keteraturan dalam penggunaan tanah berdasarkan pengaturan
kelembagaan yang berkaitan dengan pemanfaatan tanah demi sistem yang adil untuk
masyarakat.
Lokasi pabrik semen Rembang sendiri berada pada daerah pegunungan karst
tandus dan sebagian area persawahan, tepatnya berada di area sawah dan ladang Desa
Kajar Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang, yang pada dasarnya sangat sepi
penduduk.maka dari itu untuk memaksimalkan potensi pegunungan kapur yang terdapat
pada daerah tersebut dibangunlah pabrik semen, yang mampu memberikan lapangan
pekerjaan warga sekitar dan meningkatkan perekonomian daerah.
Pada pabrik semen Rembang ini sendiri merupakan lahan budidaya karena
termasuk dalam penambangan bahan alam seperti kapur dan tanah liat, pada penggunaan
lahan ini pabrik semen Rembang sudah memenuhi kriteria, yaitu jauh dari
pemukiman,berada pada klasifikasi lahan yang sesuai yaitu pegunungan karst/kapur dan
juga dekat dengan sumber air, menjadikan tempat produksi semen rembang ini sudah
memenuhi syarat tata guna lahan.
Batu gamping yang potensial air tanah adalah batu gamping yang banyak
mengandung rongga yang saling berhubungan, sehingga dapat membentuk saluran air di
bawah permukaan. Proses kartstifikasi di Rembang masih bersifat awal atau muda, dan
proses pembentukan rongga-rongga bawah permukaan belum berkembang. Jadi tidak ada
masalah dalam membangun pabrik semen di Rembang.
Secara umum, batu gamping sebagai lapisan air yang buruk. Dalam hal ini, batuan
tersebut tidak banyak mengandung air tanah karena sifatnya yang tidak porus. Selain itu,
batu gamping di Rembang, adalah batu gamping yang tidak memiliki pori-pori.
Kawasan karst di Rembang tidak termasuk dalam bentangan alam karst yang
dilindungi. Kawasan karst Rembang termasuk dalam katagori karst muda sehingga di
lokasi itu dapat dilakukan pengelolaan atau budidaya apapun termasuk penambangan.
Kawasan karst, atau pegunungan kapur dapat ditanami atau reklamasi setelah dilakukan
penambangan.
Dalam kajian AMDAL akan dilakukan atas dampak positif dan negatif dari suatu
rencana kegiatan/proyek yag digunakan Pemerintah dalam memutuskan apakah suatu
kegiatan/proyek layak atau tidak layak lingkungan. Pertimbangan yang digunakan dalam
melakukan penilaian mulai dari aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial budaya
dan juga kesehatan. Apabila dampak negatif yang ditimbulkan tidak dapat ditanggulangi
oleh teknologi maka kegiatan/proyek dinyatakan tidak layak lingkungan.
Dan peralatan canggih lainnya antara lain Main Storage dan Clay Crusher mampu
menghancurkan 40 ribu ton tanah liat sampai ukuran 70 mm. Sementara Lime Stone
Storage berfungsi mencampur batu kapur dan tanah liat. Ada juga Vertical Raw Mill yang
berfungsi menggiling bahan baku sampai kehalusan 90 mikron sebagai umpan poses
final. Main Back House Filter yang berfungsi menyaring debu hingga 30 mg per meter
kubik udara. Pre Heater dan Blending Silo. Mainset Pre Heater mampu menghemat 2.000
ton batubara per tahun dan 30 persen air per menit. Rotary Fillen mampu memproduksi
8.000 ton clinker atau bahan setengah jadi semen per hari. Kapasitas penyimpanan 80
ribu ton clinker. Korektif dan additive storage yang menghemat konsumsi dari alat berat.
Kapasitas 2 x 254 per jam dan menghemat 30 persen konsumsi listrik.
Semen silo berkapasitas 20.000 ton per silo. Semen packing dilengkapi empat
rotary packing berkapasitas 2.400 per jam per set. Cool storage dilengkapi total reclaimer
yang mampu menghemat 250 ton batubara per jam. Cool branding vertical mill dengan
kapasitas 80 ton per jam. Water treatment dan oil central control room. Kita nggak pakai
air tanah, tapi pakai air tadah hujan untuk pendinginan. Kami sudah membangun embung
tadah hujan yang berkapasitas 21 ribu meter kubik.
Dengan berbagai peralatan tadi, emisi gas rumah kaca berkurang sebesar 80 ribu
ton per tahun. Jadi menghemat pemakaian air, listrik dan bahan bakar yang disebut pabrik
green technology
Untuk sosial budaya sendiri sudah dapat teratasi demgan memberikan lapangan
pekerjaan terhadap penduduk sekitar, dan memberikan beasiswa terhadap anak anak di
sekitar pabrik yang kemudian setelah mereka lulus akan diberikan lapangan pekerjaan.
Sehingga tidak perlu dikhawatirkan lagi tentang permasalahan AMDAL pabrik semen
tersebut.
4) Jauh dari Area Pemukiman atau Lahan Pertanian (Polusi udara, Darat, dan Air)
Sumber daya air dapat terkena dampak dari pembangunan itu sendiri. Perubahan
kondisi lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan dapat berdampak pada sumber
daya air, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dengan memperhatikan daur hidrologi
serta proses hidrologi yang mengalami perubahan dapat dikaji dampak-dampak negatif
yang mungkin timbul yang disebabkan oleh proses pembangunan.
Menurut Koordinator Jaringan Masyarakat Pegunungan Kendeng (Mingming)
bahwa pendirian pabrik semen di karst Watu Putih mengancam lingkungan dengan
merusak mata air dan gua Watu Putih. Di Kabupaten Rembang memang tidak dapat
dipungkiri bahwa memang disana terdapat beberapa mata air dan goa basah yang menurut
hakikatnya merupakan kawasan lindung dan tidak dapat diperuntukkan untuk kegiatan-
kegiatan yang merubah bentang alam. Akan tetapi, berdasarkan Izin Usaha Pertambangan
(IUP) Operasi Produksi yang telah dipegang oleh PT Semen Indonesia, wilayah yang
termasuk daripadanya sebesar 520 Ha tidak terdapat sama sekali mata air dan goa basah.
Pada Cekungan Watu Putih, Kabupaten Rembang, meskipun pada IUP Operasi Produksi
tertera sebesar 520 Ha, hanya 487 Ha yang akan ditambang dan sisanya untuk
kepentingan lingkungan. Rembang dipilih karena keterdapatan bahan baku untuk semen,
bukan air. Teknologi semen modern tidak menggunakan air tanah dalam produksinya
selain sebagai pendingin mesin dan sanitasi. Pemerintah melakukan pemantauan berkala
Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan dalam ‘izin lingkungan’ mempublikasikan
seluas-luasnya, terutama kepada masyarakat sekitar bahwa wilayah perusahaan aman dari
keterdapatan mata air dan goa basah.
Efek Rumah Kaca (Green House Effect) disebabkan oleh perubahan kondisi udara
(iklim) karena CO2 dan Gas Rumah Kaca yang lain, Pencemaran Atmosfir, dan
Kerusakan Lapisan Ozon.
Kerusakan tanah terjadi sebagai akibat eksplorasi lahan yang tidak terkontrol dan
kurang memperhatikan unsur lingkungan guna mendukung jalannya pembangunan.
Pembangunan dalam realitanya sering kali lebih mengutamakan nilai ekonomis dan
mengabaikan aspek lingkungan. Secara lebih lanjut pembangunan berjalan ekspansif,
diantaranya menyangkut segi pemanfaatan ruang / lahan. Dalam pemanfaatannya sering
kali aspek tata guna lahan yang sesuai dan seimbang terabaikan sehingga pada akhirnya
akan menimbulkan terganggunya kestabilan ekosistem alam dan permasalahan
lingkungan, diantaranya kerusakan dan pencemaran tanah.
5) Tenaga Ahli
Para karyawan yang terlibat dalam operasional pabrik Semen Rembang mayoritas
warga Rembang sendiri. Terdapat total 967 karyawan pabrik dimana 70% dari karyawan
tersebut merupakan warga lokal. Dari total karyawan tersebut terbagi menjadi dua.
Pertama, 137 karyawan organik dari PT Semen Gresik (PTSG) untuk pengoperasian
pabrik. Yang kedua, 830 karyawan supporting untuk mendukung operasi pabrik dari
berbagai lini, seperti pendukung operasional dan perawatan pabrik, operasional
administrasi, CSR, kehumasan, pengemudi, cleaning services, hingga security.
Sumber daya manusia organik dari PT Semen Gresik Rembang tetap diperlukan
untuk memastikan berputarnya mesin pabrik yang menggunakan teknologi modern dan
juga mengisi posisi posisi kunci di berbagai lini. Mereka juga diharapkan dapat
melakukan transfer ilmu ke tenaga kerja lokal Rembang yang mayoritas sudah direkrut
sejak pembangunan pabrik pada tahun 2013. Dari total karyawan inti PT Semen Gresik
Rembang yang berjumlah 137, hanya sekitar 5% yang merupakan warga Rembang
sendiri. Sementara dari total 830 tenaga supporting, hampir 80% atau sekitar 663
karyawan yang merupakan warga Rembang.
Para tenaga lokal ini minimal berpendidikan SMU atau SMK. Mereka menerima
gaji di atas Upah Minimum Rembang (UMR) yaitu sebesar Rp 1.400.000,00. Sementara
mereka yang alumni D-3 atau sarjana berpenghasilan sekitar Rp 3.000.000,00.
6) Peningkatan IPTEK
Proses produksi semen oleh PT Semen Gresik Rembang berbeda engan pabrik
semen plat merah lainya. Pasalnya pabrik semen di Rembang milik negara tersebut
menggunakan teknologi yang ramah lingkungan. Konsep pengelolaan ramah lingkungan
yang dilakukan oleh Semen Indonesia dengan membangun Stasiun Klimatologi. Sarana
ini berguna untuk mengukur intensitas cahaya, kecepatan angin, kelembaban dan
temperature sebagai salah satu bentuk upaya dalam rangka laboratorium sustainable
mining di pabrik Rembang. Adapun untuk system monitoring sumber daya air dibuat
sumbur pantau.Teknologi pada penggerak konveyor yang digunakan pabrik semen di
Wilayah Gunung Bokong di Kecamatan Gunem-Rembang tersebut mampu menghemat
konsumsi listrik hingga 20 persen. Selain itu, teknologi filternya juga mampu
menurunkan emisi debu sampai dengan kurang dari 30 miligram per kubik.
Namun, hingga saat ini hasil produksinya belum ada peningkatan yang
dikarenakan persaingan pasar semen di Indonesia semakin ketat. Pabrik semen milik PT
Semen Gresik di Rembang sendiri menelan investasi sebesar Rp 4,9 triliun, dengan
kapasitas produksi mencapai tiga juta ton per tahun. Sama seperti pabrik semen yang di
Indarung, Sumatera Barat milik PT Semen Padang, kapasitas produksinya juga tiga juta
ton per tahun dengan nilai investasi sebesar RP3,8 triliun.
Maka dari itu, upaya penambangan yang dilakukan nantinya akan ramah
lingkungan dengan menggunakan metode kombinasi “Single Continous Bench” dan
“Block System”. Hal ini dilakukan dalam rangka menjaga sekaligus meningkatkan
ketersediaan air tanah. Reklamasi akan dilakukan pada area bekas tambang batu kapur.
Direncanakan sawah akan berada disekitar area pabrik dan embung hasil pemanfaatan
area bekas tambang tanah liat bisa menjadi danau buatan dan usaha perikanan. Embung
bermanfaat untuk recycle air untuk operasi pabrik dan menampung air hujan sebagai
pengendalian banjir. Embung ini akan memiliki luasan 4135 m2 dengan kedalaman 13 m
dan mampu menampung air sebanyak 30.000 m3. Embung bermanfaat menjadi solusi
bagi penduduk sekitar sehingga mengurangi kebutuhan air tanah dalam pengairan / irigasi
bagi pertanian tanaman holtikultura,palawija dan buah. Embung ini sangat berguna bagi
daerah berbatu kapur sehingai kesulitan air pada musim kemarau akan teratasi.
7) Pasar
Pabrik Semen Rembang adalah upaya memperkuat dominasi pasar di Pulau Jawa
sekaligus jadi ancaman persaingan bisnis semen dengan industri asing dan swasta. Semen
Rembang menargetkan dua aspek dengan keberadaannya di Jawa Tengah. Pertama,
menjadi penguasa pasar semen nasional dan kedua, memberdayakan sosial
kemasyarakatan serta mendongkrak perekonomian warga.
8) Aksesibilitas
a. Jaringan Jalan
Untuk pabrik semen rembang sendiri jaringan jalan nya sudah sangat
memadahi dengan memiliki akses jalan yang mengarah langsung ke perketoaan yang
khusus untuk dilalui oleh mobil mobil pengangkut semen, jadi tidak menimbulkan
kemacetan sehingga pendistribusian semen akan menjadi lebih efektif dan mampu
meningkatkan produksi setiap tahunnya.
b. Listrik
Untuk penggunaan internet dan telepon sendir pabrik semen gresik sudah
terintegrasi dengan baik dengan menggunakan peralatan yang canggih sehingga
untuk internet dan telepon sudah sangat layak untuk operasional perusahaan.
Untuk proses penggiling anak hir, juga mengadopsi teknologi vertical cement mill
yang mampu menghemat 30 persen konsumsi energi listrik dibandingkan dengan
horizontal cement mill. Semen Gresik juga melakukan penghematan pemakaian air pada
gas conditioning tower dengan memanfaatkan resirkulasi air proses. Upaya ini diperkuat
dengan pembangunan bozem serta unit pengolahan air yang mampu menampung
limpasan air hujan. Dengan pengurangan konsumsi batu bara, bahan bakar, air, dan
energi listrik, maka proses produksi Semen Gresik Pabrik Rembang mampu mengurangi
emisi gas rumah kaca hingga 80.000 ton Co2 per tahun.
”Makanya kami rajin menggelar sosialisasi tentang industri hijau. Upaya itu sinergis
dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang memang sudah menjadi agenda
global 2030,” tandas Radison.
10) Peningkatan Fungsi Lahan
Mantan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) Surono mengingatkan kemungkinan risiko kerusakan sumber air akibat
penambangan dan meminta agar kegiatan terkait perlindungan air tanah mengikuti
ketentuan yang berlaku.
Surono juga merinci tujuh hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan
penambangan di CAT Watuputih yaitu melakukan kajian teknis imbuhan air tanah;
mempertahankan daya dukung dan fungsi daerah imbuhan; melakukan upaya pemulihan
kondisi dan lingkungan air tanah pada daerah yang telah dieksploitasi melalui tahapan
reklamasi.
B. PANTAI
1) Potensi Laut
b. Industri Kelautan
Potensi-potensi yang dimiliki Indonesia tentunya harus dijaga agar dapat terlindungi
dan tidak rusak. Sehingga, pengembangan potensi kelautan harus dilakukan dengan cara
yang berkelanjutan, terpadu, serta tidak berpusat di satu lokasi. Agar hal tersebut bisa
tercapai, tentunya pemerintah membutuhkan kerja sama internasional dan partisipasi
masyarakat, yaitu dengan meningkatkan komoditas laut yang meliputi:
a) Biota Laut
Kita harus bersyukur karena Indonesia punya wilayah laut yang luas, jadi kita bisa
puas makan banyak jenis ikan. Jumlah ikan yang banyak ini perlu dikelola dengan baik, agar
cucu kita juga tetap bisa merasakan ikan yang banyak seperti kita sekarang. Meski kita
membutuhkan ikan untuk dikonsumsi, penangkapan ikan yang berlebihan harus dihindari
karena dapat mengancam keberadaan ikan-ikan di laut. Salah satu cara mengelolanya adalah
dengan menangkap ikan layak konsumsi yang memiliki tingkat regenerasi tinggi dan tidak
termasuk dalam hewan terancam punah.
Cara lainnya adalah dengan melakukan budi daya, seperti ikan kakap dan kerapu.
Selain ikan, ada juga budi daya moluska (kerang-kerangan, mutiara dan teripang), budi daya
rumput laut, dan pengelola juga dapat menaburkan benih di laut agar komoditas ikan
menjadi semakin banyak.
Adanya potensi yang besar tersebut juga perlu didukung adanya perhatian lebih dari
pemerintah kabupaten rembang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sector
perikanan karena mengingat bahwa sector tersebut memiliki potensi yang cukup besar dan
belum dikelola secara maksimal. Beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu memberikan
sanksi tegas untuk illegal fishing guna upaya pencegahan dan over fishing
a) Memaksimalkan Potensi
Lataknya yang strategis di pusat kota Rembang dengan jarak sekitar 500 m
Jaringan transportasi darat yang memadai karena lokasinya yang berada di pusat kota
Pantainya masih alami dan belum dikelola dengan baik
Keadaan pantainya yang stabil dan tidak mudah tererosi
Pada saat sekarang ini Taman Rekreasi Pantai Kartini telah ramai dikunjungi
wisatawan terutama pada hari libur dan mencapai puncaknya pada saat sepekan setelah
lebaran, karena terdapat acara rutin yaitu Lomban. Pada kawasan ini sudah ada beberapa
fasilitas pendukung seperti mushola, kantor pengelola, warung makan pos retribusi dan lain-
lain. Untuk dapat lebih meningkatkan pariwisata di daerah ini perlu adanya pengembangan
dengan mempertahankan bangunan konservasi yang terdapat pada eksisting untuk menggali
dan mengembangkan potensi alam yang telah ada.Dari uraian di atas diketahui bahwa Taman
Rekreasi Pantai Kartini Rembang perlu atau di pandang cukup layak untuk dijadikan
pengembangan obyek wisata pantai dan dibutuhkan adanya penataan kawasan dan
penambahan fasilitas penunjang. 24
b) Pengelolaan Keamanan
Selain itu dapat dilakukan dengan menambah petugas keamanan dan penjaga di setiap
sudut pantai untuk memastikan kondisi aman dan hal itu juga dapat menjadi jaminan keaman
agar tidak ada wisatawan yang takut.
c) Pengelolaan Lingkungan
Hal itu dapat terwujud dengan pemberian sosialisasi tentang pentingnya keberlangsungan
lingkungan dengan cara pengelolaan lingkungan yang baik, meliputi penggunaan alat tangkap
ikan ramah lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, eksploitasi laut sewajarnya,
menjaga trumbu karang, dan melestrikan keberlangsungan ekosistem sekitar pantai.
Penataan tempat oleh-oleh di Pantai Karang Jahe dinilai masih kurang efisien. Karena
letaknya yang terlalu dekat dengan bibir pantai, seperti tempat makan dan toko souvenir. Kondisi
ini juga diperburuk dengan kurangnya tempat sampah di daerah sekitar pantai. Untuk tempat
sampah saat ini di pantai Karang Jahe hanya terdapat beberapa sampah kecil. Kondisi tersebut
dinilai sangat kurang jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung yang mencapai ribuan per
harinya.
Pantai kartini memiliki fasilitas yang cukup memadai, sayangnya kondisi lautnya kurang
terawat dengan baik. Maka dari itu, daya dukung lingkungan yang ada harus dirawat dan
dilindungi dengan baik.
Obyek wisata laut di Kecamatan Lasem Rembang yang mempunyai potensi tertinggi
adalah Pantai Binangun Indah dan Pantai Caruban yang berpotensi sedang. Pengembangan
pantai dapat dilakukan dengan
Pengembangan pantai untuk pusat wisata kuliner Sea Food, contohnya di Pantai
Binangun
Promosi objek melalui segala macam alat publikasi, seperti media cetak, media audio,
audio visual, dan internet.
Penambahan atraksi wisata berupa kegiatan-kegiatan tertentu untuk menarik
wisatawan.
Penambahan papan atau plangkat obyek wisata untuk lebih memperkuat status obyek
sebagai obyek wisata.
Penambahan pihak pengelola yang jelas, sehingga obyek wisata dapat terawat dan
terinventaris dengan baik.
Penambahan fasilitas pendukung wisata berupa toilet yang memadai, tempat parkir
yang memadai, tempat ibadah, toko suvenir, warung makan, taman terbuka.
Kabupaten Rembang memiliki banyak destinasi wisata, mulai dari pantai, karst,
agrowisata, dan masih banyak lagi. Namun yang paling banyak untuk dikunjungi ialah wisata
pantainya, hal ini dikarenakan Rembang memiliki banyak sekali pantai, seperti pantai
karangjahe dll. Pengelolaan nya pun belum sepenuhnya memuaskan, terkadang masih
ditemukan sampah sampah disekitar pantai dan pedagang yang tidak tertib.
Untuk itu diperlukan kontribusi langsung dari pemerintah dan masyarakat setempat untuk
meningkatkan potensi wisata pantai tersebut. Beberapa kontribusi yang harus dilakukan oleh
pemerintah daerah ialah:
Merawat area sekitar pantai dari sampah dan lainnya yang mengganggu kenyamanan
turis.
Bersikap ramah kepada turis
Ikut menjaga keamanan
Memperindah pantai dengan keterampilan mereka