Anda di halaman 1dari 11

Resolusi Konflik dalam Bidang Pertambangan : Semen Indonesia dengan Masyarakat

Pegunungan Kendeng
Muhammad Zakky Ilham Supriyanto (201710030311067)
Jurusan Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang

ABSTRAK
Lingkungan hidup di sekitar kita merupakan sebuah ekosistem yang harus saling kita
hormati karena hubungan manusia dengan lingkungan saling bergantung satu dengan yang
lain. Hal ini dijelaskan lebih lanjut pada Undang-Undang tentang Perlindungan dan
Pengelolahan Lingkungan Hidup. Adanya sifat saling bergantungan satu dengan yang lain
membuat manusia membutuhkan lingkungan hidup lebih dalam. Sumber Daya Alam (SDA)
merupakan bagian dari lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya hayati dan nonhayati
dan membentuk kesatuan ekosistem. Konflik lingkungan terjadi karena tidak adanya
kesepakatan atau pemahaman bersama mengenai suatu isu lingkungan. Sumber daya ini akan
habis jika terus menerus digunakan dan dikeruk habis oleh pihak yang berkuasa, baik
perusahaan maupun pemerintah.
Kata Kunci : Ekosistem, Sumber Daya Alam (SDA), Peran Aparatur

PENDAHULUAN
Konflik pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah, bermula
dari rencana pembangunan pabrik semen dari PT Semen Indonesia (Persero) di Sukolilo, Pati
Utara, Jawa Tengah. Warga Desa Sukolilo merasa dengan adanya pembangunan pabrik
semen akan merusak lingkungan sekitar. Maka dari itu, masyarakat Desa Sukolilo menggelar
aksi demonstrasi dan menggugat PT Semen Indonesia (Persero) tentang menolak
pembangunan pabrik semen. Pada tahun 2009, warga Desa Sukolilo memenangkan gugatan
di Mahkamah Agung (MA) dan PT Semen Indonesia (Persero) angkat kaki dari wilayah
tersebut (Farida, 2014).1
Pada tahun 2009, PT Semen Indonesia (Persero) mengubah rancangan wilayah
pembangunan pabrik semen ke wilayah Rembang, Jawa Tengah. Tepatnya di Kecamatan
Gunem, Pegunungan Kendeng, Rembang. Pada tanggal 14 Oktober 2010, Pemerintah daerah

1
https://www.kompasiana.com/nadiaprilia14/58e5b257c223bddd33c941fb/konflik-pembangunan-
pabrik-semen-di-pegunungan-kendeng?page=all (diakses 4 Mei 2020)
memberikan ijin pembangunan pabrik semen dengan mengeluarkan Keputusan Bupati
Nomor 545/68/2010 mengenai Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP). Surat keputusan
ini diikuti dengan adanya Pemberian Izin Lokasi Eksplorasi untuk pembangunan pabrik
semen, lahan tambang bahan baku, dan sarana pendukung lainnya dengan nomor
591/40/2011 (Kandi, 2016).2
Pada tahun 2014, terjadi bentrok antara PT Semen Indonesia (Persero) dengan warga
Kendeng saat agenda peletakan batu pertama tambang semen. Warga Kendeng mengatakan
bahwa mereka tidak diberikan informasi mengenai pembangunan pabrik semen di wilayah
desa mereka. Sosialisasi hanya dilakukan oleh kepala daerah terkait tanpa memberitahu
warga Kendeng. Dokumen AMDAL juga tidak disampaikan kepada warga Kendeng. Oleh
karena itu, dampak-dampak negatif akibat pembangunan pabrik semen tidak diketahui oleh
masyarakat. Pembangunan pabrik semen ini juga menyalahgunakan peraturan yang sudah ada
diantaranya :
Penggunaan kawasan cekungan air tanah Watuputih sebagai area penambangan
batuan kapur untuk bahan baku pabrik semen melanggar Perda Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 pasal 63 yang menetapkan area ini
sebagai kawasan lindung imbuhan air dan Perda RTRW Kabupaten Rembang Nomor 14
Tahun 2011 pasal 19 yang menetapkan area ini sebagai kawasan lindung geologi.
Kemudian, penebangan kawasan hutan tidak sesuai dengan Persetujuan prinsip tukar
menukar kawasan hutan oleh Menteri Kehutanan, surat Nomor S. 279/Menhut-II/2013
tertanggal 22 April 2013, dalam surat tersebut menyatakan bahwa kawasan yang diizinkan
untuk ditebang adalah kawasan hutan KHP Mantingan yang secara administrasi
Pemerintahan terletak pada Desa Kajar dan Desa Pasucen kecamatan Gunem
Kabupaten Rembang provinsi Jawa Tengah. Namun fakta di lapangan, Semen Indonesia
menebang kawasan hutan Kadiwono kecamatan Bulu seluas kurang lebih 21,13 hektar untuk
tapak pabrik. Perlu diketahui dalam Perda nomor 14 tahun 2011 tentang RTRW
Kabupaten Rembang Kecamatan Bulu tidak diperuntukkan sebagai kawasan industri besar
(Widianto, 2014).3

2
https://www.kompasiana.com/nadiaprilia14/58e5b257c223bddd33c941fb/konflik-pembangunan-
pabrik-semen-di-pegunungan-kendeng?page=all (diakses 4 Mei 2020)
3
https://www.kompasiana.com/yelinrahmatwati/58e336fac223bdff0d177295/konflik-dan-
kerusakan-lingkungan-pembangunan-pabrik-semen-di-rembang?page=all (diakses 4 Mei 2020)
Warga Kendeng yang menolak pembangunan pabrik semen ini menggugat PT Semen
Indonesia (Persero) atas penerbitan izin lingkungan kegiatan penambangan karst dan
pembangunan pabrik semen ke Mahkamah Agung (MA). Kasus ini berawal dari gugatan
petani Kendeng bersama Yayasan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) ke Pengadilan Tata
Usaha Negara (PTUN) Semarang. Namun gugatan tersebut ditolak dengan alasan
kedaluwarsa. Lalu mereka kembali mengajukan banding ke PT TUN Surabaya. Tetapi
banding juga ditolak. Setelah kedua pernolakan tersebut, petani Kendeng dan Walhi
mengajukan kasasi ke MA dan kembali ditolak. Akhirnya pada tanggal 2 Agustus 2016,
petani Kendeng dan Walhi menemukan bukti baru yang dibawa untuk memberatkan
Gubernur Jawa Tengah dan PT Semen Indonesia (Persero) dan MA mengabulkan
permohonan yang mereka ajukan (Ihsanuddin, 2016).
Setelah melakukan demonstrasi di depan Istana Negara, Jakarta, Presiden Joko
Widodo meminta agar melakukan pembuatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
oleh Kantor Staf Kepresidenan di Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah. Menurut Undang-
Undang No 32 tahun 2009, pasal 15 dan pasal 16 mengatakan KLHS meliputi kapasitas daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan, perkiraan mengenai
dampak dan risiko lingkungan hidup, kinerja layanan/jasa ekosistem, efisiensi pemanfaatan
sumber daya alam, tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim, dan
tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati (Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, 2009). Pada bulan Oktober 2016, lewat keputusan
Mahkamah Agung, memutuskan memenangkan petani Kendang dan Yayasan Wahana
Lingkungan Hidup (Walhi) dan membatalkan izin lingkungan tersebut. Artinya, surat
keputusan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, terhadap PT Semen Indonesia harus
dibatalkan.
Setelah disahkannya keputusan Mahkamah Agung, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar
Pranowo mengeluarkan izin pembangunan baru kepada PT Semen Indonesia (Persero)
dengan mengatakan bahwa izin lingkungan dapat dilaksanakan apabila PT Semen Indonesia
(Persero) melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi. Hal ini tidak tepat dengan keputusan
Mahkamah Agung yang mengatakan bahwa membatalkan ijin pembangunan pabrik semen
oleh PT Semen Indonesia (Persero) dan tidak ada perintah untuk diperbaiki. Sedangkan
perbaikan dan penyempurnaan izin lingkungan hanya tercantum dalam pertimbangan hakim,
bukan keputusan final dari Mahkamah Konstitusi (Erdiyanto, 2017).
Penanyangan konten mengenai konflik pembangunan pabrik semen di Pegunungan
Kendang kerap mewarnai layar kaca Indonesia, terutama pada acara berita. Konten yang
disajikan berupa aksi demonstrasi warga Kendeng baik di wilayah Jawa Tengah maupun di
Jakarta. Aksi demonstrasi warga Kendeng yang dilakukan dengan cara merendam kaki pada
semen mampu membuat masyarakat Indonesia terkejut mengenai isu ini. Demonstrasi ini
juga telah menelan korban. Salah satu petani dari warga Kendang meninggal akibat kelelahan
saat ikut melakukan demonstrasi tersebut. Hal ini tentu mengagetkan banyak pihak terutama
pemerintah pusat. Presiden Joko Widodo turut mengucapkan bela sungkawa nya kepada
warga Kendang dan akan segera mengatasi masalah ini secara tuntas.
Media berperan penting dalam kasus ini. Seperti halnya kasus Brent Spar yang terjadi
di Inggis. Dalam kasus tersebut, media lebih condong mendukung kaum yang lemah
yaitu Greenpeace dan cenderung menyalahkan pihak Shell dan Pemerintahan Inggris karena
keputusannya membuang platform minyak di kedalaman air laut. Media lebih banyak
memberitakan berita mengenai kondisi lingkungan yang ada di Kendang, dampak lingkungan
yang terjadi akibat pembangunan pabrik semen di Kendang, upaya warga Kendang dalam
menyuarakan pendapat, dan sebagainya. 4

KAJIAN TEORI
A. Pengertian tentang Konflik
Beberapa pengertian Konflik oleh para ahli yang diantaranya sebagai berikut :
a. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977) Konflik merupakan warisan
kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada
berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua
pihak atau lebih pihak secara berterusan.
b. Menurut Gibson, et al (1997: 437) Hubungan selain dapat menciptakan kerjasama,
hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika
masing-masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri –
sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
c. Menurut Robbin (1996) Keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi
ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya
konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada.

4
https://www.kompasiana.com/nadiaprilia14/58e5b257c223bddd33c941fb/konflik-pembangunan-
pabrik-semen-di-pegunungan-kendeng?page=all (diakses 4 Mei 2020)
Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik
maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik berlangsung dengan
melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang saling bertentangan. Dalam bentuk
ekstrimnya, konflik dilangsungkan tidak hanya sekadar untuk mempertahankan hidup dan
eksistensi. Konflik juga bertujuan sampai tahap pembinasaan eksistensi orang atau kelompok
lain yang dipandang sebagai lawan atau saingannya. 5

B. Penyebab Konflik
Menurut Thomas Santoso (2001:65) bahwa penyebab terjadinya konflik adalah
sebagai berikut:
a. Struktur
Dalam konteks ini digunakan dalam artian yang mencakup ukuran (kelompok),
derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi
(wilayah kerja), kecocokan antara tujuan anggota dengan tujuan kelompok, gaya
kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan antara kelompok.
Penelitian menunjukkan bahwa ukuran kelompok dan derajat spesialisasi merupakan
variabel yang mendorong terjadinya konflik. Makin besar kelompok, dan makin
terspesialisasi kegiatannya, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya konflik.
b. Variabel Pribadi
Faktor pribadi ini meliputi sistem nilai yang dimiliki tiap-tiap individu, karakteristik
kepribadian yang menyebabkan individu memiliki keunikan (idiosyncrasies) dan
berbeda dengan individu yang lain. Jika salah satu dari kondisi tersebut terjadi dalam
kelompok dan para karyawan menyadari akan hal tersebut, maka muncullah persepsi
bahwa di dalam kelompok terjadi konflik. Keadaan ini disebut dengan konflik yang
dipersepsikan (perceived conflict). Kemudian jika individu terlibat secara emosional,
dan mereka merasa cemas, tegang, frustrasi, atau muncul sikap bermusuhan, maka
konflik berubah menjadi konflik yang dirasakan (felt conflict).
c. Komunikasi Yang Buruk
Dalam arti komunikasi yang menimbulkan kesalahpahaman antara pihak-pihak yang
terlibat, dapat menjadi sumber konflik. Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa

5
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-konflik-menurut-para-ahli/ (diakses 4 Mei 2020)
kesulitan semantik, pertukaran informasi yang tidak cukup, dan gangguan dalam
saluran komunikasi merupakan penghalang terhadap komunikasi.
d. Perbedaan Individu
Konflik ini meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah
individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang
berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal
atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik social dalam
menjalani hubungan sosial.
e. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Konflik ini terjadi sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang
sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian
kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan
menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
f. Perbedaan Kepentingan Antara Individu atau Kelompok
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang
berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masingmasing orang atau
kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat
melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
g. Perubahan Nilai yang Cepat dan Mendadak dalam Masyarakat
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami
proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-
nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat
berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti
nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang
disesuaikan menurut jenis pekerjaannya.

Berdasarkan beberapa penyebab konflik diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa


konflik dapat terjadi bila mana terdapat perbedaan kebudayaan, adanya perubahan-perubahan
nilai yang begitu cepat, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial, dan
adanya perbedaan individu. Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang
memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan
pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor
penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu
sejalan dengan kelompoknya.6

C. Tipe-tipe Konflik
Menurut Soerjono Soekanto (1998:87) bahwa tipe-tipe konflik adalah sebagai berikut:
a. Konflik pribadi merupakan pertentangan yang terjadi antara orang perorang.
b. Konflik rasial merupakan pertentangan kelompok ras yang berbeda karena
kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan.
c. Konflik politik merupakan merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut
ketidaknyamanan atau ketidaktenangan dalam masyarakat.
d. Konflik antar kelas sosial merupakan pertentangan antara dua kelas sosial.
e. Konflik internasional merupakan pertentangan yang melibatkan beberapa kelompok
negara karena perbedaan kepentingan.
f. Konflik antar kelompok merupakan konflik yang terjadi karena persaingan dalam
mendapatkan mata pencaharian hidup yang sama atau karena pemaksaan unsur-unsur
budaya asing. Selain itu, karena ada pemaksaan agama, dominasi politik, atau adanya
konflik tradisional yang terpendam.
g. Konflik fungsional merupakan sebuah konflik yang mendukung pencapaian tujuan
kelompok, dan memperbaiki kinerja kelompok. Sedangkan konflik disfungsional
adalah konflik yang merintangi pencapaian tujuan kelompok.
h. Konflik disfungsional merupakan konflik yang merintangi pencapaian tujuan
kelompok.
i. Konflik vertikal merupakan konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki
kedudukan yang tidak sama dalam organisasi. Misalnya, antara atasan dan bawahan.
j. Konflik horizontal merupakan konflik yang terjandi antara mereka yang memiliki
kedudukan yang sama atau setingkat dalam organisasi. Misalnya, konflik antar
karyawan, atau antar departemen yang setingkat.
k. Konflik peran merupakan konflik yang terjadi karena seseorang mengemban lebih
dari satu peran yang saling bertentangan. Di samping klasifikasi tersebut di atas, ada
juga klasifikasi lain.

6
http://digilib.unila.ac.id/925/9/BAB%20II.pdf hal 9 (diakses 4 Mei 2020)
Berdasarkan tipe-tipe konflik diatas dapat disimpulkan bahwa tipe konflik dalam hal
ini terdiri dari konflik antar agama, konflik antara kelompok-kelompok sosial, konflik
antarkelas sosial, konflik pribadi, konflik fungsional dan konflik disfungsional serta salah
satu kriteria untuk membedakan apakah suatu konflik fungsional atau disfungsional adalah
dampak konflik tersebut terhadap kinerja kelompok, bukan pada kinerja individu. Jika
konflik tersebut dapat meningkatkan kinerja kelompok, walaupun kurang memuaskan bagi
individu, maka konflik tersebut dikatakan fungsional. Pada konflik ini, tipe konfliknya adalah
tipe konflik horizontal.7

D. Strategi Penyelesaian Konflik


Menurut Hugh Miall (2002:65) bahwa penyelesaian konflik dapat dibedakan sebagai
berikut:
a. Strategi kompetisi merupakan penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak
mengalahkan atau mengorbankan yang lain.
b. Strategi akomodasi merupakan penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi
bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain
tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri.
c. Strategi kolaborasi merupakan bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan
kedua belah pihak.
d. Strategi penghindaran menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah
yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak
seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi
yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri.
e. Strategi kompromi atau negoisasi masing-masing memberikan dan menawarkan
sesuatu pada waktu yang bersamaan dan saling member serta menerima, serta
meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.8

PEMBAHASAN
Dari beberapa teori yang telah dipaparkan, menurut saya pembangunan pabrik semen
di Pegunungan Kendang, Rembang, Jawa Tengah menimbulkan konflik yang
berkepanjangan. Di satu sisi, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memberikan izin
pembangunan pabrik semen yang sudah diputuskan untuk dibatalkan. Hal ini menimbulkan

7
http://digilib.unila.ac.id/925/9/BAB%20II.pdf hal 12 (diakses 4 Mei 2020)
8
Ibid hal 15 (diakses 4 Mei 2020)
kontriversi di kalangan masyarakat. Di satu sisi, ada masyarakat yang merasa dirugikan dari
keputusan Gubernur Jawa Tengah karena tidak memperhatikan kebutuhan dan kesengsaraan
rakyat. Penebangan hutan secara besar-besaran, pencemaran air, dan tidak ada imirasi
merupakan permasalahan yang timbul karena keputusan tersebut. Tetapi di satu sisi lain,
masyarakat merasa perlu terciptanya ekonomi yang stabil di wilayahnya dengan ladang
pencarian pekerjaan yang luas. Dengan adanya pembangunan pabrik semen, secara ekonomi,
masyarakat menjadi lebih stabil dari sebelumnya.
Pendapat dari berbagai kalangan ini seharusnya dapat dibuat ruang publik untuk
membantu penyelesaian konflik. Tidak adanya tempat diskusi yang adil membuat masing-
masing pihak bersikeras mempertahankan pendapatnya masing-masing. Bisa dilihat dalam
penjelasan latar belakang bahwa Gubernur Jawa Tengah tetap mengeluarkan keputusan
bahwa PT Semen Indonesia (Persero) bisa meneruskan pembangunan dengan cara
melengkapi ketetapan-ketetapan yang sudah ditentukan. Masyarakat Kendeng juga tetap
melakukan demonstrasi yang bisa merugikan kesehatan mereka. Demonstrasi yang mereka
lakukan dengan cara memberikan semen pada kaki mereka terlalu berbahaya. Terbukti
dengan jatuhnya korban demonstrasi tersebut.9
Pemerintah pusat seharusnya memperhatikan kondisi dan fenomena yang terjadi di
tengah masyarakat. Seperti kasus Brent Spar, Shell dan Pemerintahan Inggris hanya berdiam
diri mendengarkan demonstrasi besar-besaran yang terjadi tanpa memberikan penyataan
apapun. Penyataan resmi lebih tepatnya harus dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.
Penggalakan pembuatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) harus terus dilakukan.
Dengan adanya KLHS, Presiden Joko Widodo dapat memberikan penyataan resmi terkait
kasus ini. Gubernur Jawa Tengah juga harus memberikan pernyataannya kepada masyarakat
Kendeng. Adanya sosialisasi secara menyeluruh dengan seluruh masyarakat Kendeng
diharapkan dapat membantu meredam konflik yang terjadi. PT Semen Indonesia juga harus
menyuarakan pendapatnya mengenai konflik ini. Pabrik semen tidak akan merugikan
masyarakat Kendeng jika PT Semen Indonesia melakukan sosialisasi, diskusi, dan press
releasekepada khalayak. Hal ini dilakukan agar tidak ada kesalahpahaman antara pihak-pihak
yang berkepentingan.
Penanyangan berita di media juga tidak luput dari peran penting framing. Dengan
menonjolkan aspek-aspek tertentu pada realitas, masyarakat merasa bahwa masyarakat

9
https://www.kompasiana.com/yelinrahmatwati/58e336fac223bdff0d177295/konflik-dan-
kerusakan-lingkungan-pembangunan-pabrik-semen-di-rembang?page=all (diakses 4 Mei 2020)
Kendeng yang dirugikan atas konflik ini. Penanyangan berita mengenai demonstrasi petani
Kendeng membuat masyarakat percaya bahwa dampak lingkungan yang ditimbulkan dari
pembangunan pabrik semen sangat banyak.10

KESIMPULAN
Konflik pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng akan berlarut-larut jika
tidak adanya ruang publik yang dijadikan tempat diskusi dua arah mengenai masalah-masalah
lingkungan. Selain itu, penanyangan berita mengenai konflik ini berkaitan erat dengan
framing oleh media. Framing yang dipilih dan dibentuk oleh media akan menggiring persepsi
masyarakat mengenai masalah lingkungan. Dalam hal ini, framing yang dipilih oleh media
adalah perjuangan masyarakat Kendeng melawan perusahaan milik negara yaitu PT Semen
Indonesia dan pemerintahan daerah yaitu Gubernur Jawa Tengah. Hal ini membentuk
persepsi masyarakat bahwa masyarakat Kendeng yang dirugikan. Akibatnya, penanyangan
berita mengenai konflik ini semakin banyak.

SARAN
Penulis berharap dengan adanya analisis ini Gubernur Jawa Tengah dapat
memberikan pernyataan terbuka dan sosialisasi mengenai keputusan perpanjangan izin
pembangunan pabrik semen. Penulis juga berharap media dapat menjunjung tinggi Kode Etik
Jurnalisik dengan memberitakan berita secara adil dan seimbang.

10
https://www.kompasiana.com/nadiaprilia14/58e5b257c223bddd33c941fb/konflik-pembangunan-
pabrik-semen-di-pegunungan-kendeng?page=all (diakses 4 Mei 2020)
DAFTAR PUSTAKA
https://akademisi12.blogspot.com/2017/01/teori-konflik-dan-teori-resolusi-konflik.html
(diakses 4 Mei 2020)

https://guruppkn.com/contoh-konflik-sosial-dalam-masyarakat (diakses 4 Mei 2020)

https://brainly.co.id/tugas/13009180 (diakses 4 Mei 2020)

https://kelasips.com/konflik-sosial/ (diakses 4 Mei 2020)

https://www.kompasiana.com/nadiaprilia14/58e5b257c223bddd33c941fb/konflik-
pembangunan-pabrik-semen-di-pegunungan-kendeng?page=all (diakses 4 Mei 2020)

https://www.kompasiana.com/yelinrahmatwati/58e336fac223bdff0d177295/konflik-dan-
kerusakan-lingkungan-pembangunan-pabrik-semen-di-rembang?page=all (diakses 4 Mei
2020)

https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-konflik-menurut-para-ahli/ (diakses 4 Mei


2020)

https://duniapendidikan.co.id/pengertian-konflik/ (diakses 4 Mei 2020)

http://digilib.unila.ac.id/925/9/BAB%20II.pdf (diakses 4 Mei 2020)

Anda mungkin juga menyukai