Anda di halaman 1dari 40

KONSEP DASAR MANAJEMEN

DALAM PARADIGMA KEPERAWATAN


Bayu A. Pramesona, Ns, MMR, PhD
Kuliah Umpri 21/9/2019
BIODATA

Bayu Anggileo Pramesona, Ns, MMR, PhD


KONTRAK BELAJAR
IDENTITAS MATA AJAR
Mata Ajar : Manajemen Keperawatan
Kode Mata Ajar : IK 430
Program/Semester : S1 Keperawatan Konversi Smt 3
Bobot SKS : 2 SKS (satu SKS teori , satu SKS Presentasi / Praktikum
/Laboratorium)
UTS : Kls III A dan III B: 3 - 4 Januari 2020 (blok B)
Kls III C dan III D: 18 – 19 Oktober 2019 (blok A)
UAS : Kls III A dan III B: 7 – 8 Februari 2020 (blok B)
Kls III C dan III D: 22 – 23 November 2019 (blok A)
KONTRAK BELAJAR
Evaluasi:
Tugas : 30 % (Nilai Penugasan 15%; Sikap 15%)
Ujian Harian/Kuis: 20%
UTS : 20 %
UAS : 30 %
Koordinator : Ns. Fitra Pringgayuda, M.Kep
Tim Pengajar :
1. Ns. Fitra Pringgayuda, M.Kep (3A dan 3B)
2. Ns. Bayu Anggileo Pramesona, S.Kep, M.M.R. PhD (3D)
3. Ns. Cikwanto, M.Kep (3A,B,C,D)
4. Ns. Dini Velyana, M.M.R, (3C)
REFERENSI BACAAN
 Andre,H.A, et.al. (1997). Organitazional tranzformation in healt care : A
work in progress. California : Jossey – Bass Publisher
 Depkes RI, (1995). Pedoman Akreditasi Rumah Sakit Indonesia. Jakarta :
Depkes RI
 Gillies. D.A. (1994). Nursing Manajemen : A systems approach. (3rd ed)
Philadelphia : WB Saunders company
 Grohar-Murray, M.E.& Dicroce, H.R (1997) Leadership and managemen in
nursing. Stanford, CT : Apleton and Lange
 Marquis,B.L& Huston, C.J (1996). Leadership role & Managemen functions
in nursing : Theory & application. Philadelphia. J.B. Lippincott
 Rocchiccioli, J.T. & Tilbury, MS (1998). Clinical leadership in nursing.
Philadelphia : WB Saunder company
 Swanburg, R. C (1996). Managemen & Leadership for nurse manager. (2
nd. Ed) Boston : Jonesbartlett Publishers.
 Swanburg, R.C & swanburg, R.J. (1996). Introductory managemen &
leadership for nurses & interactife text. Boston : Jonesbartlett Publishers.
PENGERTIAN MANAJEMEN:
Menurut Gillies (1986) Manajemen = suatu proses dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Manajemen dari kata yang berarti “tangan”.
Manajer memegang kendali sehari-hari “ untuk mencapai
hasil yang diinginkan”.
Organisasi yang sukses membutuhkan kepemimpinan dan
manajemen.
Manajemen dapat mendorong ketepatan dan menaiki
tangga kesuksesan, kepemimpinan, menentukan apakah
tangga yang dinaiki bersandar pada dinding yang kokoh
(Covey, 1989)
Manajemen berfokus pada cara untuk meningkatkan
produktivitas tenaga kerja melalui berbagai pendekatan
manajemen.(Frederick Taylor,1800)
PENGERTIAN MANAJEMEN (LANJ)
Manajemen secara umum didefinisikan:
Sebagai upaya-upaya yang dilaksanakan
untuk mencapai suatu tujuan melalui orang
lain.

Yang perlu diketahui : Tujuan, Bagaimana


upaya dan melibatkan sekelompok orang.
MENURUT GILLIES (1994) :
Manajemen Keperawatan adalah suatu proses bekerja
melalui upaya anggota staf keperawatan untuk
memberikan pelayanan keperawatan, pengobatan dan
bantuan kepada para pasien.
Tugas manajer keperawatan adalah merencanakan,
mengorganisir, memimpin serta mengontrol keuangan,
material, dan sumber daya manusia yang ada untuk
memberikan pelayanan keperawatan seefektif mungkin
bagi setiap kelompok pasien dan keluarga mereka.
PERAN DAN FUNGSI MANKEP
1. Planning : misi, visi, tujuan, kebijakan, prosedur, dan
peraturan-peraturan dalam pelayanan
keperawatan, perkiraan proyeksi jangka
pendek&panjang serta menentukan jumlah biaya
dan mengatur adanya perubahan berencana.
2. Organizing : struktur organisasi, model penugasan
keperawatan, Job descriptions dan memahami serta
menggunakan kekuasaan dan otoritas yang sesuai.
3. Staffing : kegiatan yang berhubungan dengan
kepegawaian :> rekruitmen, wawancara,
mengorientasikan staf, menjadwalkan dan
mengsosialisasikan pegawai baru serta
pengembangan staf.
4. Directing :pemberian motivasi, supervisi, mengatasi
adanya konflik, pendelegasian, cara berkomunikasi
dan fasilitasi untuk kolaborasi..
5. Controlling :pelaksanaan penilaian kinerja staf,
pertanggungjawaban keuangan, pengendalian
mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta
pengendalian profesionalisme asuhan keperawatan.
PRINSIP DASAR MANAJEMEN (FAYOL):
Prinsip manajemen secara umum:
1. Division of working (pembagian pekerjaan).
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga
pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan
karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place.
Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang
didasarkan atas dasar like and dislike.
Dengan adanya prinsip the right man in the right place akan memberikan
jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja.

2. Authority and responsibility (kewenangan dan tanggungjawab).


Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility) harus seimbang.
Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai
dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula
pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Setiap karyawan dilengkapi
dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat
atau diikuti pertanggungjawaban.
3. Dicipline (disiplin).
Disiplin (Discipline) merupakan perasaan taat dan patuh
terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab.
Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila
wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka
disiplin akan hilang. Pemegang wewenang harus dapat
menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga
mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai
dengan wewenang yang ada padanya.

4. Unity of command (kesatuan komando).


Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung
jawab sesui dengan wewenang yang diperolehnya. Dalam
melakasanakan pekerjaan, karyawan harus
memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga
pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.
5. Unity of direction (Kesatuan arah).
Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion)tidak dapat terlepas dari
Pembagian kerja (Division of work), Wewenang dan tanggung jawab (Authority
and responsibility), Disiplin (Discipline), serta Kesatuan perintah (Unity of
command). Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan
mendapat wewenang untuk pelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia
harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi
kesalahan. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya,
karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya.

6. Subordination of individual to generate interent (kepentingan


individu tunduk pada kepentingan umum).
Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi dapat
terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga
memiliki disiplin yang tinggi. Setiap karyawan dapat mengabdikan kepentingan
pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa
kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya
kepentingan organisasi.
7. Renumeration of personal (penghasilan pegawai).
Prinsip more pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih),
dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan
sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan ketidak disiplinan
dan kemalasan dalam bekerja. Gaji atau upah bagi karyawan
merupakan kompensasi yang menentukan tercapainya tujuan dan
keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dalam prinsip penggajian
dipikirkan cara agar karyawan dapat bekerja dengan tenang,
menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja.

8. Decentralization (desentralisasi).
Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan
wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiurang
wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga tidak
menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority).
Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab
dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang
yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak.
9. Scala of hierarchy (jenjang hirarki).
Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan
seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap
karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan
dari siapa ia mendapat perintah. Pembagian kerja menimbulkan adanya
atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas
akan menimbulkan hirarki.

10. Order (ketertiban)


Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan,
baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu,
ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan. Ketertiban
dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada
dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau
tegang.
11. Stability of tunnure personal (stabilitas jabatan pegawai).
Sebagai makhluk sosial manusia yang berbudaya memiliki keinginan,
perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi,
perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan
goncangan dalam bekerja. Dalam setiap kegiatan kestabilan
karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan
berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena
adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam
kegiatan.

12. Equity (keadilan).


Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak
dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari
atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Keadilan
dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
13. Inisiative (inisiatif)
Prakarsa (inisiative) mengandung arti menghargai orang lain, karena
itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Prakarsa timbul dari
dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa
menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi
penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Dalam prakarsa
terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman
seseorang. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan
merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Manajer
yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa
yang dilahirkan karyawannya.

14. Esprit de corps (Kesetiakawanan korps).


Semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai
kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan
karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki
kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de
corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara
yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp)
dan membawa bencana. Karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu
rasa senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja
sama yang baik.
PRINSIP MANAJEMEN KEPERAWATAN
Berlandaskan perencanaan.
Dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.
Melibatkan pengambilan keputusan.
Fokus:memenuhi kebutuhan askep pasien
Terorganisir.
Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen
keperawatan.
Motivasi.
Komunikasi yang efektif.
Pengembangan Staf penting dilaksanakan.
Pengendalian .
PERAN MANAJEMEN DALAM
KEPERAWATAN;

1. Peran Interpersonal (Interpersonal Role)


2. Peran Informasional (Informational Role)
3. Peran Pengambilan Keputusan (Decisional
Role)
PERAN MANAJEMEN DALAM
KEPERAWATAN; PERAN INTERPERSONAL
(INTERPERSONAL ROLE)
1. Peran sebagai yang dituakan (Figurehead Role)
Karena posisinya sebagai pemimpin suatu unit organisasi, pemimpin
harus melaksanakan tugas-tugas seremonial seperti menyambut tamu
penting, menghadiri pernikahan anak buahnya, atau menjamu makan
siang pelanggan atau kolega.
Kegiatan yang terkait dengan peran interpersonal sering bersifat
rutin, tanpa adanya komunikasi ataupun keputusan penting.
Kegiatan itu penting untuk memperlancar fungsi organisasi dan tidak
dapat diabaikan oleh seorang pemimpin.
PERAN INTERPERSONAL (INTERPERSONAL
ROLE) (2)
2. Peran sebagai pemimpin (Leader Role)
Seorang pemimpin bertanggungjawab atas hasil kerja orang-orang
dalam unit organisasi yang dipimpinnya. Kegiatan yang terkait
dengan itu berhubungan dengan kepemimpinan secara langsung dan
tidak langsung. Yang berkaitan dengan kepemimpinan secara
langsung antara lain menyangkut rekrutmen dan training bagi
stafnya. Sedang yang berkaitan secara tidak langsung antara lain
seorang pemimpin harus memberi motivasi dan mendorong anak
buahnya. Pengaruh seorang pemimpin jelas terlihat pada perannya
dalam memimpin. Otoritas formal memberi seorang pemimpin
kekuasaan potensial yang besar; tetapi kepemimpinanlah yang
menentukan seberapa jauh potensi tersebut bisa direalisasikan.
PERAN INTERPERSONAL (INTERPERSONAL
ROLE) (3)
3. Peran sebagai Penghubung (Liaison Role)
Literatur manajemen selalu mengakui peran sebagai pemimpin,
terutama aspek yang berkaitan dengan motivasi. Peran sebagai
penghubung, di mana pemimpin menjalin kontak di luar rantai
komando vertikal, mulai muncul.
Pemimpin menghabiskan waktunya bersama teman sejawat dan orang
lain dari luar unitnya sama banyak dengan waktu yang dihabiskan
dengan anak buahnya. Pemimpin menumbuhkan dan memelihara
kontak tersebut biasanya dalam rangka mencari informasi. Akibatnya,
peran sebagai penghubung sering secara khusus diperuntukkan bagi
pengembangan sistem informasi eksternalnya sendiri yang bersifat
informal, privat, verbal, tetapi efektif.
PERAN MANAJEMEN DALAM
KEPERAWATAN; PERAN INFORMASIONAL
(INFORMATIONAL ROLE)
1. Peran sebagai monitor (Monitor Role)
Sebagai yang memonitor, seorang pemimpin secara terus
menerus memonitor lingkungannya untuk memperoleh
informasi, dia juga seringkali harus ’menginterogasi’
kontak serta anak buahnya, dan kadangkala menerima
informasi gratis, sebagian besar merupakan hasil jaringan
kontak personal yang sudah dikembangkannya. Perlu
diingat, bahwa sebagian besar informasi yang diperoleh
pemimpin dalam perannya sebagai monitor datang
dalam bentuk verbal, kadang berupa gosip, sassus, dan
spekulasi yang masih membutuhkan konfirmasi dan
verifikasi lebih lanjut.
2. Peran sebagai disseminator (Disseminator
role)
Sebagian besar informasi yang diperoleh pemimpin harus
dimanfaatkan bersama (sharing) dan didistribusikan
kepada anak buah yang membutuhkan. Di samping itu
ketika anak buahnya tidak bisa saling kontak dengan
mudah, pemimpinlah yang kadang-kadang harus
meneruskan informasi dari anak buah yang satu kepada
yang lainnya.
3. Peran sebagai Juru bicara (Spokesman Role)
Sebagai juru bicara seorang pemimpin mempunyai hak
untuk menyampaikan informasi yang dimilikinya ke orang
di luar unit organisasinya.
PERAN MANAJEMEN DALAM
KEPERAWATAN; PERAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN (DECISIONAL ROLE)
1. Peran sebagai wirausaha (Entrepreneur Role)
Sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus berupaya
untuk selalu memperbaiki kinerja unitnya dan beradaptasi
dengan perubahan lingkungan di mana organisasi
tersebut eksis. Dalam perannya sebagai wirausaha,
seorang pemimpin harus selalu mencari ide-ide baru dan
berupaya menerapkan ide tersebut jika dianggap baik
bagi perkembangan organisasi yang dipimpinnya.
PERAN MANAJEMEN DALAM
KEPERAWATAN; PERAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN (DECISIONAL ROLE) (2):
2. Peran sebagai pengendali gangguan
(Disturbance handler Role)
Peran sebagai pengendali gangguan memotret keharusan pemimpin untuk
merespon tekanan-tekanan yang dihadapi organisasinya. Di sini
perubahan merupakan sesuatu di luar kendali pemimpin. Dia harus
bertindak karena adanya tekanan situasi yang kuat sehingga tidak bisa
diabaikan. Pemimpin seringkali harus menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk merespon gangguan yang menekan tersebut. Tidak ada
organisasi yang berfungsi begitu mulus, begitu terstandardisasi, yaitu
telah memperhitungkan sejak awal semua situasi lingkungan yang penuh
ketidakpastian. Gangguan timbul bukan saja karena pemimpin bodoh
mengabaikan situasi hingga situasi tersebut mencapai posisi kritis, tetapi
juga karena pemimpin yang baik tidak mungkin mengantisipasi semua
konsekuensi dari setiap tindakannya.
PERAN MANAJEMEN DALAM
KEPERAWATAN; PERAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN (DECISIONAL ROLE) (3):
3. Peran sebagai yang mengalokasikan
sumberdaya (Resource allocator Role)
Pada diri pemimpinlah terletak tanggung jawab
memutuskan siapa akan menerima apa dalam unit
organisasinya. Mungkin, sumberdaya terpenting yang
dialokasikan seorang pemimpin adalah waktunya. Perlu
diingat bahwa bagi seseorang yang memiliki akses ke
pemimpin berarti dia bersinggungan dengan pusat syaraf
unit organisasi dan pengambil keputusan. Pemimpin juga
bertugas untuk mendesain struktur organisasi, pola
hubungan formal, pembagian kerja dan koordinasi dalam
unit yang dipimpinnya.
PERAN MANAJEMEN DALAM
KEPERAWATAN; PERAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN (DECISIONAL ROLE) (4):
4. Peran sebagai negosiator (Negotiator Role)
Banyak studi mengenai kerja manajerial mengindikasikan bahwa
pemimpin menghabiskan cukup banyak waktunya dalam negosiasi.
Sebagaimana dikemukakan Leonard Sayles, negosiasi
merupakan way of life dari seorang pemimpin yang canggih.
Negosiasi merupakan kewajiban seorang pemimpin, mungkin rutin,
tetapi tidak boleh dihindari.
Negosiasi merupakan bagian integral dari tugas pemimpin, karena
hanya dia yang memiliki otoritas untuk bisa memberikan komitmen
sumberdaya organisasi, dan hanya dia yang memiliki pusat syaraf
informasi yang dibutuhkan dalam melakukan negosiasi penting.
RUANG LINGKUP MANKEP
Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri
besar yang melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan.
Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling
mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan
kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya
perbaikan menyeluruh sistem yang ada.
Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian
besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang
terdapat didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer
keperawatan yang efektif seyogyanya memahami hal ini
dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana.
RUANG LINGKUP MANKEP (LANJ)
1. Manajemen Operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang
terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
A. Manajemen puncak
Manajer bertaggungjawab atas pengaruh yang ditmbulkan dari keputusan-
keputusan manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal: Direktur, wakil
direktur, direktur utama. Keahlian yang dimiliki para manajer tinggkat puncak
adalah konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan mmerumuskan konsep
untuk dilaksanakan oleh tingkatan manajer dibawahnya.
B. Manajemen menengah
Manajemen menengah harus memeiliki keahlian interpersonal/manusiawi,
artinya keahlian untuk berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain.
Manajer bertanggungjawab melaksanakan reana dan memastikan tercapainya
suatu tujuan. Misal: manajer wilayah, kepala divisi, direktur produk.
MANAJEMEN OPERASIONAL (LANJ):

C. Managemen bawah
Manager bertanggung jawab menyelesaikan
rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh
para manajer yang lebih tinggi. Pada tingkatan
ini juga memiliki keahlian yaitu keahlian teknis,
atrinya keahlian yang mencakup prosedur, teknik,
pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus.
Misal: supervisor/pengawas produksi, mandor.
FAKTOR YANG PERLU DIMILIKI OLEH
MANAGER AGAR PENATALAKSANAANNYA
BERHASIL.
 Kemampuan menerapkan pengetahuan
 Ketrampilan kepemimpinan.
 Kemampuan menjalankan peran sebagai
pemimpin.
 Kemampuan melaksakan fungsi manajemen.
2. MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
Lingkup manajemen asuhan keperawatan dalam
manajemen keperawatan adalah terlaksananya asuhan
keperawatan yang berkualitas kepada klien.
Keberhasilan asuhan keperawatan sangat ditunjang oleh
sumber daya tenaga keperawatan dan sumber daya
lainnya.
Tenaga keperawatan yang bertanggung jawab dalam
menyediakan perawat pasien yang berkualitas adalah
perawat pelaksana.
Sebagai kunci keterampilan dalam keperawatan pasien
adalah komunikasi, koordinasi, konsultasi, pengawasan
dan pendelegasian (Loveridge & Cumming, 1996).
2. MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
(LANJ):
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses
keperawatan yang menggunakan konsep-konsep
manajemen didalamnya seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau
evaluasi.
Proses keperawatan adalah proses pemecahan masalah
yang menekankan pada pengambilan keputusan tentang
keterlibatan perawat yang dibutuhkan pasien.
2. MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
(LANJ):
1. Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses
keperawatan yang mengharuskan perawat menentukan
setepat mungkin pengalaman masa lalu pasien,
pengetahuan yang dimiliki, perasaan dan harapan
kesehatan dimasa mendatang.
Pengkajian ini meliputi proses pengumpulan data,
memvalidasi, menginterpretasikan informasi tentang
pasien sebagai individu yang unik.
2. Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan
aktual dan potensial dimana berdasarkan
pengalamannya, dia mampu dan mempunyai wewenang
untuk memberikan tindakan keperawatan. Perawat
menganalisa data pengkajian untuk merumuskan
diagnosa keperawatan
2. MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
(LANJ):
3. Perencanaan intervensi keperawatan dibuat setelah
perawat mampu memformulasikan diagnosa keperawatan
4. Pelaksanaan merupakan penerapan rencana
intervensi keperawatan merupakan langkah berikut
dalam proses keperawatan
5. Evaluasi merupakan pertimbangan sistematis dari
standart dan tujuan yang dipilih sebelumnya
dibandingkan dengan penerapan praktek yang aktual
dan tingkat asuhan yang diberikan.
Kelima langkah dalam proses keperawatan ini
berlangsung terus menerus dilakukan oleh perawat
melalui metode penugasan yang telah ditetapkan oleh
para manajer keperawatan sebelumnya.
Dengan mengetahui proses, peran, fungsi manajemen
pelayanan keperawatan dan prinsip-prinsip yang
mendasari, penerapan manajemen keperawatan oleh
para pengelola pelayanan keperawatan yang sesuai
dengan yang diharapkan akan dapat mengoptimalkan
mutu pelayanan keperawatan yang diterima oleh
masyarakat sebagai komsumen.
KESIMPULAN
Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses
pelaksanaan pelayana keperawatan melalui upaya staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman
kepada pasien atau keluarga serta masyarakat (Gillies, 1985).

Kerangka dasar manajemen keperawatan adalah manajemen


partisipatif yang berlandaskan pada paradigma keperawatan yang
terdiri atas manusia, perawat atau keperawatan, kesehatan dan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, Montague. 1997. Manajemen Perawatan Kesehatan. Jakarta :
EGC
Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan.
Yogyakarta : Nuha Medika
Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan. Jakarta
: Erlangga
Swansburg,Russel C.2000. Pengantar kepemimpinan dan manajemen
keperawatan.jakarta:EGC
GROUP DISCUSSION
BAGAIMANAKAH PELAKSANAAN MANAJEMEN
KEPERAWATAN DITEMPAT SAUDARA MELAKSANAKAN
PRAKTEK KLINIK?

Anda mungkin juga menyukai