Anda di halaman 1dari 5

LKK 2 BLOK XII

ANAMESIS, PEMERIKSAAN GULA DARAH DAN


KONSELING DIABETES MELITUS

ANAMNESIS PENYAKIT DIABETES MELITUS

A. SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu:

1. Melakukan anamnesis penyakit DM:


a. Keluhan utama
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat penyakit lainnya
e. Riwayat keluarga
f. Pola aktivitas
g. Pola Makan
h. Latar belakang sosial dan pekerjaan
i. Kebiasaan
2. Melakukan komunikasi dengan pasien baik secara verbal maupun non verbal:
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menanyakan indentitas pasien
d. Memohon izin untuk melakukan anamnesis

B. PELAKSANAAN

1. PANDUAN BELAJAR ANAMNESIS PENYAKIT DIABETES MELITUS

1.1 Landasan Teori

Diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat defek
pada kerja insulin atau defek pada sekresi insulin, atau kedua-duanya.
Dari anamnesis, akan ditemukan gejala-gejala khas pada DM misalnya: poliuria, polidipsia, polifagia, dan
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Selain itu ada juga keluhan-keluhan yang tidak khas
namun menyertai penyakit DM. Perlu juga ditanyakan mengenai ada tidaknya faktor risiko DM lewat anamnesa
yang teliti.

1.2 Media Pembelajaran

1. Penuntun LKK 2 Blok XII FK UMP

2. Pasien simulasi

3. Ruang periksa dokter

1.3 Langkah Kerja

1. Mengucapkan salam kepada pasien.


2. Memperkenalkan diri sebagai dokter yang bertugas.
3. Menanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan).
4. Menjelaskan tujuan dan meminta izin pasien.
5. Menanyakan keluhan utama yang sering pada kasus Diabetes Mellitus.
a. Cepat lelah
b. Badan lebih kurus
c. Luka yang sulit sembuh / fokal infeksi
d. Kesemutan pada ujung-ujung jari tangan atau kaki
e. Gatal-gatal pada lipat paha dan lipatan kulit lainnya
6. Menanyakan riwayat penyakit sekarang.
a. Pola makan (polifagi)
b. Pola minum (polidipsi)
c. Pola BAK (poliuri, terutama malam hari) Menanyakan lebih dalam tentang warna, kekeruhan dan
nyeri saat BAK untuk menyingkirkan diagnosa lain.
7. Menanyakan riwayat penyakit dahulu : DM, Hipertensi, TBC.
8. Menanyakan riwayat pengobatan sebelumnya : Pernahkah didiagnosa DM, jika ya, oleh siapa, sejak kapan,
terkontrol atau tidak, konsumsi obat
9. Menanyakan riwayat penyakit lainnya : Penyakit jantung koroner
10. Menanyakan gejala komplikasi DM : mata kabur, gangguan ereksi, luka sulit sembuh, kesemutan dan lain-
lain
11. Menanyakan riwayat keluarga : Ayah/ibu/nenek/paman penderita Diabetes Mellitus.
12. Menanyakan latar belakang sosial dan pekerjaan pasien.
13. Menanyakan pola aktivitas dan kebiasaan hidup sehari-hari pasien.

1.4 Kesimpulan

Mahasiswa menyimpulkan hasil yang didapat dari anamnesis kepada pasien: apakah mengarah ke penyakit
Diabetes Melitus atau tidak.

Contoh Kasus 1

Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke poliklinik anda dengan keluhan cepat lelah sejak 2 bulan yang lalu,
lakukanlah anamnesis pada pasien ini !

Contoh Kasus 2

Seorang laki-laki berusia 53 tahun datang ke poliklinik anda dengan keluhan baal dan kesemutan pada ujung jari kaki
dan tangan sejak 1 bulan ini, lakukanlah anamnesis pada pasien ini

Contoh Kasus 3

Seorang perempuan berusia 60 tahun dibawa ke UGD RSMP oleh keluarga karena tidak sadarkan diri sejak 10 menit
yang lalu. Setelah dilakukan penanganan awal pada pasien, lakukanlah alloanamnesis pada keluarga pasien ini!
PEMERIKSAAN GULA DARAH

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu:

1. Melakukan pemeriksaan gula darah menggunakan glukometer


2. Menginterpretasi hasil pemeriksaan gula darah.

B. PELAKSANAAN
1. PANDUAN BELAJAR PEMERIKSAAN GULA DARAH

1.1 Landasan Teori


Pemeriksaan kadar gula darah diperlukan untuk memantau status glikemik seseorang (terutama penderita
diabetes melitus). Pemeriksaan ini dapat dilakukan di laboratorium rumah sakit atau di rumah. Oleh karena itu
dikembangkan suatu alat yang dapat dipakai oleh penderita sendiri yang disebut glukometer. Banyak alat
dikembangkan dengan berbagai bentuk, ukuran, dan metode. Sebagian besar glukometer memiliki prosedur yang
sederhana, namun perlu diperhatikan kontrol dan kalibrasi alat serta prosedur pemeriksaan. Penentuan status glikemik
terutama berguna untuk diagnosis diabetes melitus, deteksi pradiabetes serta pemantauan pengobatan. Pemeriksaan
laboratorium terhadap kadar glukosa darah terdiri dari pemeriksaan skrining dan lanjutan/konfirmasi. Saat ini
dikembangkan alat yang dapat digunakan sendiri oleh penderita (glukometer). Alat ini direkomendasikan terutama
bagi pasien-pasien dengan tujuan:
1. Menjaga kadar glukosa pada kadar yang dianjurkan
2. Mengenal dan mencegah keadaankeadaan darurat seperti hipoglikemi asimptomatik
3. atau hiperglikemi yang berat
4. Mendidik diri sendiri bagaimana mengatur kadar glukosa darahnya
Interpretasi hasil:
Normal: Kadar glukosa darah puasa: 60-100 mg/dL
Kadar glukosa darah sewaktu: < 200 mg/dL
1.2 Media Pembelajaran
1. Penuntun LKK 2 Blok XII FK UMP
2. Ruang periksa dokter
3. Glukometer
4. Lanceting devise
5. Blood lancet
6. Kapas alcohol
7. Kapas kering

1.3 Langkah Kerja


1. Mengucapkan salam kepada pasien.
2. Memperkenalkan diri sebagai dokter yang bertugas.
3. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
4. Meminta izin pasien untuk melakukan tindakan.
5. Pasien dipersiapkan untuk dilakukan pemeriksaan (GDP, GD 2JPP, GDS)
6. Persiapkan glukometer dengan memasang strip di ujung alat glukometer
7. Pastikan strip yang digunakan sesuai nomor serinya dengan yang tertera dalam glukometer
8. Persiapkan lanceting device yang telah dipasang blood lancet, aturlah kedalaman penusukan dengan
memutar ujung lanceting device
9. Usap salah satu ujung jari tangan pasien (kecuali jari I dan V) dengan kapas alkohol
10. Tunggu beberapa detik, hingga alkohol mengering
11. Tusuk dengan lanceting devise bagian yang telah steril tersebut
12. Usap tetesan pertama darah yang keluar dengan kapas kering
13. Teteskan pada strip tetesan darah berikutnya
14. Tunggu beberapa detik
15. Bacalah hasil yang tertera dalam monitor
16. Lakukan interpretasi hasil.
KONSELING DM/MENGENAL FAKTOR-FAKTOR RISIKO DIABETES

A. SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu:

1. Melakukan komunikasi dengan pasien baik secara verbal maupun non verbal
- Mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
- Menanyakan identitas pasien
- Meminta izin pasien
2. Melakukan identifikasi faktor risiko/penyebab masalah pasien.
3. Melakukan edukasi untuk upaya promotif pasien.
4. Melakukan edukasi untuk upaya preventif.
5. Melakukan edukasi untuk upaya kuratif.
6. Melakukan edukasi untuk upaya rehabilitatif penyakit pasien.
7. Memberi kesempatan kepada pasien/orang tua/keluarga untuk bertanya.

B. PELAKSANAAN

1. PANDUAN BELAJAR KONSELING DM/MENGENAL FAKTOR-FAKTOR RISIKO DIABETES


MELITUS

1.1 Landasan Teori

Penyakit Diabetes Melitusakan menimbulkan banyak komplikasi bila berlangsung lama dan tanpa
penanganan yang baik. Oleh karena itu, edukasi pada penderita obesitas dan DM sangatlah penting dalam
mencapai hasil terbaik bagi kesembuhannya.

Edukasi sebaiknya meliputi pemahaman tentang:

- Pengertian dan faktor penyebab timbulnya penyakit DM


- Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM
- Penyulit DM yang mungkin timbul selama perjalanan penyakit.
- Intervensi farmakologis (obat) dan non-farmakologis (Pola hidup, diet, olahraga).
- Hipoglikemia dan hiperglikemia yang ditimbulkannya pada pasien DM dan komplikasi yang akan timbul.
- Masalah khusus yang dihadapi.
- Cara pengembangan sistem pendukung dan mengajarkan keterampilan pemeriksaan kadar gula darah
(profil harian) pada penderita DM.
- Cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan.

1.2 Media Pembelajaran

1. Penuntun LKK 3 Blok XII FK UMP

2. Pasien simulasi

3. Ruang periksa dokter

1.3 Langkah Kerja


1. Mengucapkan salam kepada pasien.
2. Memperkenalkan diri sebagai dokter yang bertugas.
3. Menanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan).
4. Menjelaskan tujuan dan meminta izin pasien/orang tua pasien.
5. Setelah pasien mengizinkan, lakukanlah konseling DM
6. Menjelaskan definisi DM.
7. Menggali informasi dan mengidentifikasi faktor risiko atau penyebab masalah pasien melalui riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat keluarga, riwayat makanan, riwayat kehamilan.
8. Menjelaskan penyulit/komplikasi yang mungkin timbul selama perjalanan penyakit.
9. Melakukan edukasi untuk upaya promotif pasien
10. Melakukan edukasi untuk upaya preventif agar tidak lagi menderita anemia defesiensi besi.
11. Melakukan edukasi untuk upaya kuratif penyakit, untuk mengendalikan penyakit dan mencegah komplikasi.
12. Menanyakan kepada pasien apakah ada hal-hal yang kurang jelas dan apakah ada yang ingin ditanyakan oleh
pasien.
13. Memberikan penekanan kembali tentang perlunya pasien dan orang tua mengikuti nasihat dokter
14. Mengucap salam pada saat mengakhiri edukasi.

Skenario : (sama dengan skenario anamnesis)


Seorang laki-laki berusia 53 tahun datang ke poliklinik anda dengan keluhan baal dan kesemutan pada ujung jari kaki
dan tangan sejak 1 bulan ini, lakukanlah anamnesis pada pasien ini

1.4 Kesimpulan

Pasien dapat mengerti apa yang telah dijelaskan dan dapat melakukan saran yang telah disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai