0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan5 halaman
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1) Rheumatoid arthritis adalah penyakit reumatik autoimun kronis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan sendi permanen, menimbulkan nyeri dan kekakuan otot
2) Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kompres hangat rebusan serai terhadap intensitas nyeri rheumatoid arthritis pada lansia di Puskesmas Marga I
3) Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan kompres hang
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1) Rheumatoid arthritis adalah penyakit reumatik autoimun kronis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan sendi permanen, menimbulkan nyeri dan kekakuan otot
2) Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kompres hangat rebusan serai terhadap intensitas nyeri rheumatoid arthritis pada lansia di Puskesmas Marga I
3) Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan kompres hang
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1) Rheumatoid arthritis adalah penyakit reumatik autoimun kronis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan sendi permanen, menimbulkan nyeri dan kekakuan otot
2) Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kompres hangat rebusan serai terhadap intensitas nyeri rheumatoid arthritis pada lansia di Puskesmas Marga I
3) Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan kompres hang
Rheumatoid arthritis (RA) merupakan penyakit reumatik autoimun yang paling sering terjadi pada usia lanjut dan merupakan penyakit dengan inflamasi kronik yang progresif serta menimbulkan kerusakan sendi yang permanen. Gangguan sistem muskuloskletal ini merupakan salah satu faktor penyakit kronis dan kemunduran sistem motorik pada lansia. (Yurida Olivianin, 2020). Penyakit rheumatoid arthritis merupakan penyakit degeneratif yang menyebabkan peradangan kronis dan menimbulkan berbagai macam keluhan seperti nyeri, kekakuan dan kelemahan otot sehingga mengakibatkan fungsi tubuh menurun dan keluhan nyeri biasanya timbul ketika melakukan aktivitas fisik, nyeri juga timbul ketika istirahat yang tidak ada hubunganya dengan masa gerakan, atau pada pagi hari ketika bangun tidur. (Anne Rufaridah et al., 2020) Rheumatoid arthritis (RA) pada umumnya sering terjadi di tangan, sendi siku, kaki, pergelangan kaki dan lutut. Nyeri dan bengkak pada sendi dapat berlangsung dalam waktu terus-menerus dan semakin lama gejala keluhannya akan semakin berat. Keadaan tertentu, gejala hanya berlangsung selama beberapa hari dan kemudian sembuh dengan melakukan pengobatan. Rasa nyeri pada persendian berupa pembengkakan, panas, eritema dan gangguan fungsi merupakan gambaran klinis yang klasik untuk rheumatoid arthritis. (Chabib et al., 2016). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa 20%, penduduk dunia terserang penyakit arthritis rheumatoid.Dimana 5-10%adalah merekayang berusia 5-20 tahun dan 20% mereka yang berusia 55 tahun. sebanyak kurang lebih 7 miliar jiwa. Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan mengalami kelumpuhan. (Maita Sarah,2018) Berdasarkan World Health Organization (WHO) (2016) memperkirakan bahwa 335 juta penduduk di seluruh dunia mengalami rheumatoid arthritis. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, Prevelensi penyakit sendi termasuk Rheumatoid Arthritis berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan di Indonesia sebesar 11,9% sedangkan berdasarkan gejala atau diagnosis sebesar 24,7%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2017 penyakit Arthritis dikelompokan kedalam penyakit otot dan jaringan pengikat yang merupakan bagian dari sepuluh pola penyakit terbanyak pada pasien di puskesmas dengan jumlah 29.889 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2017). Pada tahun 2020 di Kabupaten Tabanan jumlah penderita rheumatoid arthritis sebanyak 4.136 dari semua kasus yang ada jumlah penderita laki-laki sebanyak 2.097 dan jumlah penderita perempuan sebanyak 2.241 (Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, 2020) Jumlah penderita rheumatoid arthritis di Kabupaten Tabanan terbanyak berada di Wilayah Kerja Puskesmas Marga I sebanyak 416 kasus. Penyakit rheumatoid arthritis (RA) merupakan penyakit peradangan dengan gejala kekakuan serta nyeri pada sendi rasa nyeri serta kelemahan biasa dirasakan pada anggota tubuh yaitu tangan, kaki, lutut dan bahu. Keluhan nyeri yang dirasakan seperti kram dan kesemutan merupakan keluhan sensorik agar rasa nyeri persendian berkurang lansia mengatasi dengan cara farmakologi dan tindakan secara nonfarmakologi. Tindakan nonfarmakologi yang dapat dilakukan yaitu dengan kompres hangat dengan handuk. Terapi kompres hangat dapat melebarkan pembuluh darah dan akan terjadi penurunan ketengangan otot, kekauan sehingga rasa nyeri yang dirasakan akan berkurang. Terapi kompres hangat tersebut dapat dikombinasikan dengan herbal yaitu air rebusan serei. (Amelia Sarma,2020) Tanaman serei (Cymbopogon nardus) sendiri memiliki banyak kandungan kimia yaitu mengandung 0,7% minyak atsiri dengan tiga komponen penting seperti sitronelal, geraniol (20%) dan sitronelol. Serai merupakan tanaman semak yang memiliki akar serabut besar dan berimpang pendek Serai ini dapat menurunkan nyeri sendi, dengan pemberian minyak atsiri yang terkandung enzim siklo-oksigenase dalam serai tersebut yang dapat mengurangi peradangan yang diserap melalui kulit pada daerah yang meradang/ bengkak, selain itu serei juga memiliki efek farmokologis yaitu rasa pedas yang bersifat hangat, efek hangat ini akan menyebabkan aliran darah ke setiap jaringan khususnya yang mengalami radang dan nyeri bertambah, sehingga terjadi penurunan nyeri sendi pada jaringan yang meradang. Oleh sebab itu kompres serai perlu diberikan pada pasien yang mengalami nyeri khususnya penderita Rheumatoid Arthrtitis sebagai salah satu intervensi terapi nyeri non farmakologi yang aman. (Nurfitriani 2020) Pemberian kompres hangat rebusan air serai berpengaruh terhadap penurunan nyeri Rheumatoid Arthrtitis pada lansia dibuktikan oleh (Yurida Olivianin, 2020) yang meneliti tentang ‘’ Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Air Serai Terhadap Penurunan Nyeri Arthritis Rheumatoid Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan’’. Hasil penelitian di dapat ada pengaruh kompres serai terhadap penurunan intensitas nyeri Arthritis Rheumatoid pada lansia dengan nilai n p value sebesar 0,000 nilai tersebut secara statistik bermakna (p<0,05). Efektifitas pemberian kompres hangat rebusan air serai terhadap penurunan nyeri Rheumatoid Arthrtitis dibuktikan oleh (Ridha Hidayat,2020) yang meneliti tentang ‘’ Efektifitas Kompres Serei Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Arthritis Rheumatoid Pada Lansia Di Desa Naumbai Wilayah Kerja Puskesmas Kampar’’. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan secara bermakna antara skala nyeri responden setelah diberikan kompres serai hangat dengan nilai p-value (0,000) < α (0,05). maka dapat disimpulkan ada perbedaan antara yang signifikan rata-rata antara skala nyeri sebelum dan sesudah melakukan kompres serei hangat.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ‘’apakah ada pengaruh kompres hangat rebusan air serai terhadap intensitas nyeri pada lansia penderita Rheumatoid Arthritis di Puskesmas Marga I, Tabanan ?
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Air Serai Terhadap Intensitas Skala Nyeri pada Lansia penderita Rheumatoid Arthritis di Puskesmas Marga I. 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Mengidentifikasi frekuensi lansia yang menderita penyakit Rheumatoid Arthritis di wilayah kerja puskesmas Marga I 2) Mengidentifikasi skala nyeri Rheumatoid Arthritis pada lansia di wilayah kerja puskesmas Marga I 3) Menganalisis pengaruh kompers hangat terhadap intensitas skala nyeri Rheumatoid Arthritis pada Lansia di Puskesmas Marga I.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah informasi dan bahan pertimbangan dalam memberikan pelayanan keperawatan Gerontik yaitu dalam mengatasi masalah nyeri Rheumatoid Arthritis pada lansia. 1.4.2 Manfaat praktis Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah : 1) Bagi peneliti Menambah wawasan dibidang muskuloskeletal khusunya untuk penyakit Reumathoid Atritis serta dapat menambah pengalaman serta ilmu pada penulis saat menyusun skripsi. 2) Bagi tempat penelitian Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi di Puskesmas Marga I khususnya bagi lansia untuk mengatasi masalah nyeri pada lansia yang mengalami Rheumatoid Arthritis. 1.5 Keaslian Penelitian Adapun penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.5.1 Rihda Hidayat (2020), dengan judul Efektifitas Kompres Hangat Rebusan Air Serai Terhadap Penurunan Skala Nyeri Arthritis Rheumatoid Pada Lansia Di Desa Naumbai Wilayah Kerja Puskesmas Kampar. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dalam satu kelompok (one group pre test-pos test design). Populasi adalah seluruh pasien Rheumatoid Arthritis di Desa Naumbai dengan jumlah 127 orang. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan secara bermakna antara skala nyeri responden setelah diberikan kompres hangat dengan nilai p-value (0,000) < α (0,05). Diharapkan penderita arthritis rheumatoid dengan nyeri dapat mengaplikasikan kompres hangat untuk penurunan skala nyeri. 1.5.2 Anne Rufaridah (2020), Pengaruh Kompres Serai Hangat Terhadap Penurunan Intesitas Nyeri Rhematoid Arthritis. Jenis penelitian ini quasy eksperimen dengan rangcangan pre test dan post test control grup design. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli tahun 2018. Sampel 10 orang pada kelompok intervensi dan 10 orang pada kelompok kontrol. Intensitas nyeri responden sebelum dilakukan kompres serai hangat dengan nyeri sedang 80% dan mengalami penurunan menjadi nyeri ringan 70%. Hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat pengaruh kompres serai hangat terhadap penurunan intensitas nyeri Rheumatoid arthritis. Diharapkan bagi petugas Kesehatan agar dapat mensosialisasikan kepada masyarakat tentang penatalaksanaan untuk mengurangi intensitas nyeri Rheumatoid arthritis secara non farmakologi yaitu dengan kompres serai hangat. 1.5.3 Marlina Andriani (2018), Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Air Serai Terhadap Penurunan Intesitas Nyeri Rhematoid Arthritis Kelurahan Parak Laweh Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung Tahun 2018. Jenis penelitian ini quasy eksperimen dengan rangcangan pre test dan post test control grup design. Hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat pengaruh kompres hangat terhadap penurunan intensitas nyeri Rheumatoid arthritis. Diharapkan bagi petugas Kesehatan agar dapat mensosialisasikan kepada masyarakat tentang penatalaksanaan untuk mengurangi intensitas nyeri Rheumatoid arthritis secara non farmakologi yaitu dengan kompres hangat.