Anda di halaman 1dari 22

Ketua : Muhammad Hanni Ramli Caniago 1102011177

Sekretaris : Putri Adnyani 1102011211


Anggota : Rinto Nugroho Putra Daya 1102010244
Rizka Metya 1102010250
Muhammad Fathan Adrianto1102011175
Muhammad Darmawan Saputra 1102011174
Pria Dinda Tri Utama 1102011210
Putri Mutiara Sari 1102011212
Putri Nisrina Hamdan 1102011213
ZulfaVinanta 1102011302
Seorang wanita berusia 28 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan bercak merah dan gatal terutama bila berkeringat di selangkangan
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan beruntus dan kulit yang
menebal berwarna gelap. Kelainan ini hilang timbul selama 6 bulan, hilang
apabila diobati dan timbul saat menstruasi atau menggunakan celana
berlapis. Riwayat keputihan disangkal. Kelainan ini dirasakan setelah berat
badan penderita bertambah.
Pada pemeriksaan generalis: dalam batas normal
Pada pemeriksaan dermatologis: regioner, bilateral pada kedua sisi
medial paha atas tampak lesi multiple, berbatas tegas, bentuk beraturan,
ukuran bervariasi dari diameter 0,03cm sampai 0,1cm , kering, permukaan
halus dengan efloresensi berupa plak eritem, sebagian likhenifikasi yang
hiperpigmentasi, pada bagian tengah tampak central healing dengan
ditutupi skuama halus.
Setelah mendapatkan terapi, penderita diminta untuk kontrol rutin
dan menjaga serta memelihara kesehatan kulit sesuai tuntunan ajaran Islam.
LO. 1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikroskopik dan Fisiologi Kulit.
LO.2 Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Kulit
LI.1 Fungsi kulit
LI.2 Sistem Pertahanan Kulit
LO.3 Memahami dan Menjelaskan Dermatofitosis
LI. 1 Definisi
LI. 2 Etiologi
LI. 3 Epidemiologi
LI. 4 Klasifikasi
LI. 5 Patogenesis
LI.6 Manifestasi Klinis
LI. 7 Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang
LI. 8 Diagnosis Banding
LI. 9 Tatalaksana
LI. 10 Komplikasi
LI. 11 Pencegahan
LI. 12 Prognosis
LO. 4 Memahami dan Menjelaskan Memelihara Kesehatan Kulit Menurut Islam
Integumen atau kulit merupakan jaringan yang
menutupi permukaan tubuh, yang terdiri atas 2 lapisan :
1. Epitel yang disebut epidermis
2. Jaringan pengikat yang disebut dermisatau corium
Fungsi kulit
Kulit sebagai pelindung
Kulit memiliki lapisan kulit yang berfungsi sebagai
pelindung tubuh dari tiap bagian lapisan kulit
terdalam sampai luar
Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap
material larut-lipid seperti vitamin A, D, E, dan K,
obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida.
Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi sebagai tempat pembuangan
suatu cairan yang keluar dari dalam tubuh berupa
keringat dengan perantara 2 kelenjar keringat yang
dimiliki, yakni kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
Fungsi persepsi
Kulit mngandung ujung-ujung
syaraf sensorik di dermis
dan subkutis.
Fungsi sebagai pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi)
Fungsi pembentukan vitamin D
Dermatofitosis adalah penyakit jamur
pada jaringan yang mengandung zat tanduk,
seperti kuku, rambut, dan stratum korneum
pada epidermis, yang disebabkan oleh jamur
golongan dermatofita.
Dermatofitosis termasuk kelas Fungi
imperfecti, yang terbagi dalam 3 genus, yaitu
Microsporum, Trichophyton dan
Epidermophyton.
Penularan langsung dapat secara fomitis,
epitel, rambut yang mengandung jamur baik
dari manusia, binatang, atau tanah
Penularan tidak langsung dapat melalui
tanaman, kayu yang dihinggapi jamur,
pakaian debu. Agen penyebab juga dapat
ditularkan melalui kontaminasi dengan
pakaian, handuk atau sprei penderita atau
autoinokulasi dari tinea pedis, tinea inguium,
dan tinea manum.
Jamur ini menghasilkan keratinase yang
mencerna keratin, sehingga dapat memudahkan
invasi ke stratum korneum. Infeksi dimulai
dengan kolonisasi hifa atau cabang-cabangnya
didalam jaringan keratin yang mati.
Hifa ini menghasilkan enzim keratolitik yang
berdifusi ke jaringan epidermis dan
menimbulkan reaksi peradangan.
Pertumbuhannya dengan pola radial di stratum
korneum menyebabkan timbulnya lesi kulit
dengan batas yang jelas dan meninggi
(ringworm).
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya kelainan di kulit
adalah:
A. Faktor virulensi dari dermatofita
Virulensi ini bergantung pada afinitas jamur apakah jamur
antropofilik, zoofilik, geofilik. Selain afinitas ini massing-masing jamur
berbeda pula satu dengan yang lain dalam hal afinitas terhadap manusia
maupun bagian-bagian dari tubuh misalnya: Trichopyhton rubrum jarang
menyerang rambut, Epidermophython fluccosum paling sering menyerang
liapt paha bagian dalam.
B .Faktor trauma
Kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil lebih susah untuk terserang
jamur.
C. Faktor suhu dan kelembapan
Kedua faktor ini jelas sangat berpengaruh terhadap infeksi jamur,
tampak pada lokalisasi atau lokal, dimana banyak keringat seperti pada lipat
paha, sela-sela jari paling sering terserang penyakit jamur.
D. Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan
Faktor ini memegang peranan penting pada infeksi jamur dimana
terlihat insiden penyakit jamur pada golongan sosial dan ekonomi yang
lebih rendah sering ditemukan daripada golongan ekonomi yang baik
E. Faktor umur dan jenis kelamin
(Boel, Trelia.Drg. M.Kes.2003)
1. Makula eritematus dengan central healing di lipatan inguinal,
distal lipat paha, dan proksimal dari abdomen bawah dan pubis
2. Daerah bersisik
3. Pada infeksi akut, bercak-bercak mungkin basah dan eksudatif
4. Pada infeksi kronis makula hiperpigmentasi dengan skuama
diatasnya dan disertai likenifikasi
5. Area sentral biasanya hiperpigmentasi dan terdiri atas papula
eritematus yang tersebar dan sedikit skuama
6. Penis dan skrotum jarang atau tidak terkena
7. Perubahan sekunder dari ekskoriasi, likenifikasi, dan
impetiginasi mungkin muncul karena garukan
8. Infeksi kronis bisa oleh karena pemakaian kortikosteroid
topikal sehingga tampak kulit eritematus, sedikit berskuama,
dan mungkin terdapat pustula folikuler
9. Hampir setengah penderita tinea cruris berhubungan dengan
tinea pedis (Wiederkehr, Michael. 2008).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran
klinis, pemeriksaan dengan lampu Wood, dan
pemeriksaan mikroskopis rambut langsung
dengan KOH. Pada pemeriksaan mikroskopis,
akan terlihat spora di luar rambut (ectotrics)
atau di dalam rambut (endotrics).
Tinea kapitis sering dikelirukan dengan
berbagai penyakit, seperti psoariasis vulgaris,
dermatitis seboroik dan alopesia areata.
Komplikasi
Tinea kruris dapat terinfeksi sekunder oleh
candida atau bakteri yang lain. Pada infeksi
jamur yang kronis dapat terjadi likenifikasi dan
hiperpigmentasi kulit.
Prognosis
Prognosis penyakit ini baik dengan diagnosis
dan terapi yang tepat asalkan kelembapan dan
kebersihan kulit selalu dijaga.
Edukasi kepada pasien di rumah :
1. Anjurkan agar menjaga daerah lesi tetap kering
2. Bila gatal, jangan digaruk karena garukan dapat
menyebabkan infeksi.
3. Jaga kebersihan kulit dan kaki bila berkeringat
keringkan dengan handuk dan mengganti
pakaian yang lembab
4. Gunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang
dapat menyerap keringat seperti katun, tidak
ketat dan ganti setiap hari.
5. Untuk menghindari penularan penyakit, pakaian
dan handuk yang digunakan penderita harus
segera dicuci dan direndam air panas.
Nabi Muhammad SAW selalu dalam keadaan
suci karena selalu berwudhu. Berwudhu dapat
menjaga kulit kita, rongga hidung, mata,
telinga, tangan, rambut, kaki yang terbuka
dan sering terkena paparan dapat dibersihkan
dengan air yang merupakan pembersih dan
juga dapat menjaga kulit tetap bersih dan
bisa menghindari dari penyakit kulit
Diwajibkan menutup aurat . Dikarenakan
sesuatu yang mengaibkan dan wajib ditutup
bagi muslimin dan muslimah
Djuanda. A, Hamzah. M, Aisah. S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima,
cetakan kelima, Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2010.
Jack L Lesher Jr, MD Chief, Professor. Tinea Corporis. Medical College of Georgia.
Available at www.emedicine.com. 2009.
Siregar RS. Atlas berwarna. Saripati Penyakit Kulit. Edisi kedua. Jakarta EGC. 2002
Michael Wiederkehr, MD. Tinea Cruris. Livingston Dermatology Associates.
Available at www.emedicine.com. 2009.
Price, Sylvia A. dan Wilson, Lorraine M. Patofisiologi Edisi 6 Volume I. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC: 2006.
Pitriasis Rosea. Available at www.medicastore.com. 15 Oktober 2011.
Jamur. Available at http://www.adipedia.com/2011/04/ciri-ciri-umum-jamur-
dan-klasifikasi.html. 15 Oktober 2011.
Sodikin. Dermatomikosis (Mikosis Superfisial). Available at
http://www.sodiycxacun.web.id/2010/05/dermatomikosis-mikosis-
superfisial.html#axzz1aydb8MPK. 15 Oktober 2011.
Cholis, M. Penatalaksanaan Tinea Glabrosa dan Perkembangan Obat Anti Jamur
Baru. Available at www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_130_kulit_dan_kelamin.pdf.
15 Oktober 2011.
Mansjoer, A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Jilid 2. Media
Aesculapsius Fakultas Kedokteran Indonesia. Jakarta. 2000.

Anda mungkin juga menyukai