Anda di halaman 1dari 22

Treatment patterns of

antipsychotics and
clinical features for
treating patients with
schizophrenia at the
teaching hospital in
Jakarta, Indonesia
Pendahuluan

Skizofrenia adalah salah satu gangguan kejiwaan yang


serius dengan profil gejala heterogen yang ditandai
dengan adanya gejala positif dan negatif, seperti
agitasi, halusinasi, delusi, dan kurangnya emosi.

Berdasarkan guidelines kombinasi antara antipsikotik


dengan psikoterapi yang adekuat merupakan kunci
tatalaksana skizofrenia.
Tidak ada data yang dipublikasikan
mengenai pola dan penggunaan rasional
antipsikotik di Indonesia Bila digunakan
secara tidak tepatmeningkatkan
insidensi efek samping dan interaksi dari
obat  meningkatkan kekambuhan dan
menurunkan tingkat pemulihan.
Metode

Studi desain dan durasi


• Studi retrospective
• Subjek : pasien yang dirawat
inap di RSCM Jakarta
• Periode : Juli 2014- Juni 2015
Kriteria inklusi dan eksklusi
Inklusi Kriteria eksklusi
• Didiagnosis gangguan • Pasien skizofrenia yang
psikotik F20-F29 dirawat kurang dari sama
• Umur 16-65 tahun yang dengan 3 hari
menerima antipsikotik • Pasien yang dirujuk
kembali ke unit
• Rekam medis yang tidak
terbaca dan tidak dapat
untuk dilacak
Teknik sampling dan jumlah
sampel

Teknik Jumlah
sampling sampel
• Consecutive • Jumlah
sampling sampel 97
Pengumpulan data dan
instrument penelitian

Data rekam medis


• Jenis kelamin
• Usia
• Status pernikahan
• Okupasi
• Asuransi kesehatan
• Diagnosa
• Lama rawat inap dan menderita skizofrenia
• Hasil klinis sementara pasien dipulangkan
• Resep dicatat di bangsal psikiatri
Evaluasi penggunaan
rasional antipsikotik

Evaluasi
• Indikasi yang sesuai, obat, pasien, dosis obat, dan
frekuensi obat dalam skizofrenia pasien sesuai dengan
standar pelayanan medis di RSUP Departemen Psikiatri
di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo atau sesuai
dengan pedoman / konsensus
Penilaian
• Positive and Negative Syndrome Scale (PANSS)
indikator outcome pengobatan antipsikotik
Analisis Data

Analisis data
• SPSS
• Menggunakan statistik deskriptif
Hasil

– 113 rekam medis yang dikoleksi.


Diskusi
Kesimpulan

Peneliti menyimpulkan terapi di RSCM tidak bagus


karena
• Pengobatan kombinasi yang diinduksi risiko tinggi interaksi obat yang relevan
secara klinis terutama dengan obat-obatan psikotropika
• Lebih dari 40% resep antipsikotik diberikan tanpa indikasi yang sesuai dan sebagian
besar ditemukan pada pasien dengan indikasi untuk pengobatan clozapine
termasuk gejala ide bunuh diri atau perilaku bersama dengan skor tinggi evaluasi
risiko bunuh diri, tetapi obat itu tidak diberikan
• Lebih dari 50% pasien rawat inap menerima dua atau lebih antipsikotik bersamaan.
Checklist CASP

Anda mungkin juga menyukai