Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MOH ARSYIH DWI PUTRA

NIM : B1A119197
KELAS : E/2019
MATA KULIAH : FARMASI KLINIK
TUGAS : REVIEW JURNAL

Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat Neuroprotektif pada Pasien Stroke Iskemik di


Rumah Sakit Stroke Nasional Bukit tinggi
Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 8 No. 2 Agustus 2021
Dita Permatasari, Dian Ayu Juwita, Rahmi Yosmar, Julio Fajar Rahmat Illahi

Dijelaskan dalam jurnal tersebut, bahwa stroke adalah suatu penyakit yang
menyebabkan gangguan fisik atau disabilitas. Dimana bagian-bagian tubuh tertentu, tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Ketidakmampuan ini disebabkan oleh kerusakan sel-sel
otak akibat stroke, akibatnya terjadi kecacatan fungsi, seperti fungsi kognitif. Gangguan
fungsi kognitif yang muncul pada umumnya, yaitu kelainan persepsi, atensi, bahasa, memori,
dan fungsi eksekutif. Untuk mengatasi gangguan kognitif tersebut, dipergunakanlah obat-obat
neuroprotektif. Tujuan dari terapi neuroprotektif adalah untuk mengurangi kerusakan saraf
yang disebabkan oleh serangan stroke iskemik.
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang disinggung sedikit dalam jurnal ini,
yakni penelitian mengenai ketidaktepatan indikasi penggunaan obat neuroprotektif. Dimana
obat neuroprotektif, diberikan kepada pasien gangguan stroke hemoragik sedangkan obat
neuroprotektif seharusnya diperuntukkan kepada pasien-pasien penderita stroke iskemik.
Selain itu, sempat dibahas juga dalam jurnal, mengenai ditemukannya ketidaktepatan dosis
obat neuroprotektif pada pasien stroke iskemik yang mencapai 35%. Hal ini sedikit
menurunkan nilai dari salah satu bentuk pelayanan farmasi klinik yang menjadi tanggung
jawab seorang apoteker yaitu evaluasi penggunaan obat (EPO), dimana salah satu yang perlu
dievaluasi yaitu kerasionalan penggunaan obat guna memberikan terapi yang efektif, efisien
dan aman bagi pasien.
Hasil penelitian sebelumnya dan penjelasan mengenai tanggung jawab seorang
apoteker dalam evaluasi penggunaan obat (EPO), menjadi poin penting yang
melaterbelakangi penelitian ini. Sehingga terbentuklah tujuan dari penelitian.
Tujuan penelitian yang dibahas dalam jurnal kali ini adalah untuk mengetahui
karakteristik demografi pasien stroke iskemik, mengetahui pola penggunaan obat
neuroprotektif, dan mengetahui rasionalitas penggunaan obat neuroprotektif yang meliputi
ketepatan indikasi, obat, pasien, dosis, serta frekuensi pemberian obat pada pasien stroke
iskemik.
Dijelaskan dalam jurnal, metode penelitian yang mereka gunakan adalah
observasional dengan membandingkan data yang diperoleh dengan standar pengobatan yang
telah ditetapkan. Data diambil secara restrospektif. Data yang diambil yaitu data rekam medis
di Instalasi Rawat Inap RSSN Bukit tinggi pasien stroke iskemik tahun 2019 sebanyak 280
pasien dengan menggunakan metode systematic random sampling.
Untuk pengambilan datanya sendiri, dijelaskan bahwa data yang diambil berupa, data
demografi (jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan), data klinik (diagnosa,
riwayat penyakit, dan penyakit penyerta pasien) dan data penggunaan obat neuroprotektif
(nama obat, dosis, frekuensi dan rute pemberian obat).
Dijelaskan juga bahwa ada kriteria penderita yang menjadi subjek penelitian tersebut,
yaitu kriteria inklusi dan kriteria enklusi. Dimana perbedaan dari kriteria tersebut terletak
pada rekam mediknya. Kriteria inklusi memiliki rekam medik yang jelas sedangkan kriteria
enklusi memiliki rekam medik yang tidak jelas atau tidak lengkap. Persamaan dari kedua
kriteria tesebut, mereka sama-sama pasien yang telah di diagnosa menderita gangguan stroke
iskemik.
Dalam jurnal ini, dibahas juga mengenai penetapan standar penggunaan obat dalam
metode penelitiannya. Kriteria pasien dikatakan sudah mendapatkan terapi obat
neuroprotektif secara rasional apabila memenuhi indikator tepat indikasi, obat, pasien, dosis
dan frekuensi. Standar pemenuhan indikator tersebut, dilihat dari beberapa literatur yang
menjadi rujukan dalam penelitian ini.
Semua data yang telah dikumpulkan, dianalisis secara deskriptif. Kemudian data
ditabulasikan dan dibandingkan terhadap standar pengobatan yang telah ditetapkan. Hasil
analisis akan menunjukkan persentase rasionalitas.
Setelah semua tahapan metode penelitian dilakukan, didapatkan hasil persentase
evaluasi rasionalitas penggunaan obat neuroprotektif pada rumah sakit tersebut. Hasil yang
diuraikan dalam jurnal tersebut antara lain, tepat indikasi 100%, tepat pasien 99,3%, tepat
obat 100%, tepat dosis 97,9%, dan tepat frekuensi pemberian obat 99,3%.
Dari hasil evaluasi yang didapatkan, masih terdapat beberapa pasien yang mengalami
kejadian terapi obat yang tidak rasional pada indikator tepat pasien, tepat dosis dan tepat
frekuensi pemberian obat. Bahkan disebutkan juga dalam jurnal, bahwa ada dua pasien yang
mengalami dua kejadian terapi tidak rasional sekaligus.

Anda mungkin juga menyukai