Anda di halaman 1dari 13

Pharmacoscript Volume 2 No.

2 Februari 2020 P-ISSN 2622-4941


E-ISSN 2685-1121

Kusuma., et al./Pharmacoscript, Volume 2, No, 2,Februari 2020,

IDENTIFIKASI POTENSI DRUG INTERACTION PADA PASIEN STROKE DI RSUD


MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Ikhwan Yuda Kusuma1*, Desy Nawangsari1


1
Jurusan Farmasi Universitas Harapan Bangsa
*Email: ikhwanyudakusuma@uhb.ac.id

ABSTRAK

Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit
neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Pasien stroke sering memperoleh lebih
dari dua macam obat sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi obat. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui potensi interaksi obat (farmakokinetik dan farmakodinamik),
severity (keparahan) dan management penanganan kejadian drug interaction sehingga dengan
penelitian ini mampu meminimalisir kejadian drug interaction pada pasien stroke di RSUD
Margono Soekarjo dengan pemberian terapi yang rasional. Metode penelitian ini adalah
observasional retrospektif (1-30 Juli 2019). Data dianalisis secara deskriptif menggunakan
Stockley’s Drug Interaction, Drug Interaction Facts, www.drugs.com database dan Medscape
Drug Interactions Checker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 27 pasien stroke terdapat
77,78% pasien yang mengalami interaksi obat. persentase jenis interaksi obat dengan mekanisme
farmakodinamik lebih tinggi sebanyak 36 jenis (61,40%) dibandingkan dengan jenis interaksi
obat dengan mekanisme farmakokinetik sebanyak 21 jenis (38,60%) dan tingkat keparahan
terbanyak adalah moderate (63,16%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan interaksi
obat secara farmakodinamik lebih potensial dibandingkan dengan interaksi obat secara
farmakokinetik dengan tingkat keparahan paling potensial di tingkat moderate.
Kata kunci : Stroke, Potensi Interaksi Obat, Farmakodinamik, Farmakokinetik, Rumah Sakit.

ABSTRACT

Stroke is a disease or functional brain disorder in the form of nerve paralysis (neurologic
deficit) due to obstruction of blood flow to the brain. Stroke patients often get more than two
kinds of drugs thereby increasing the possibility of drug interactions. This study aims to
determine the potential for drug interactions (pharmacokinetics and pharmacodynamics),
severity (severity) and management of drug interaction events so that this research is able to
minimize the incidence of drug interaction in stroke patients in Margono Soekarjo Regional
Hospital by providing rational therapy. This research method is a retrospective observational
(1-30 July 2019). Data were analyzed descriptively using Stockley's Drug Interaction, Drug
Interaction Facts, www.drugs.com database and Medscape Drug Interactions Checker. The
results showed that of 27 stroke patients there were 77.78% of patients who experienced drug
interactions. the percentage of drug interactions with pharmacodynamic mechanisms was higher
by 36 types (61.40%) compared to 21 types of drug interactions with pharmacokinetic
54
Kusuma, et.al.; Identifikasi Potensi…..Pharmacoscript Volume 2 No. 2, Februari 2020

mechanisms (38.60%) and the highest severity was moderate (63.16%). Based on the results of
the study it can be concluded that pharmacodynamic drug interactions are more potential than
pharmacokinetic drug interactions with the most potential severity at moderate levels.
Keywords: Stroke, Potential Drug Interaction, Pharmacodynamics, Pharmacokinetics, Hospital.

55
Pharmacoscript Volume 2 No. 2 Februari 2020

PENDAHULUAN mengoptimalkan untuk pasien (Kemekes,


Stroke adalah penyakit atau gangguan 2018).
fungsional otak berupa kelumpuhan saraf Faktor-faktor yang dapat
(defisit neurologis) karena obstruksi aliran menyebabkan stroke dibagi menjadi faktor
darah ke otak, yang terdiri dari tanda-tanda risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan
atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf. faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Faktor
Stroke dapat menyebabkan gejala dan sebab risiko yang tidak dapat dimodifikasi
dan akibat. Gejala-gejala yang disebabkan mencakup peningkatan usia dan jenis
berlangsung lebih dari 24 jam dan kelamin laki-laki. faktor risiko yang dapat
menyebabkan kematian, selain dimodifikasi termasuk hipertensi, diabetes
menyebabkan kematian akibat stroke juga mellitus, dan dislipidemia. Berbagai jenis
akan berdampak pada kehidupan(Junaidi, faktor risiko untuk stroke harus diselesaikan
2011). untuk meningkatkan kualitas dan
American Stroke Association 2018, mempertahankan hidup pasien. Namun,
menyatakan bahwa di Amerika Serikat jumlah obat yang digunakan untuk terapi
sekitar 795.000 orang mengalami stroke juga dapat menyebabkan hal-hal yang tidak
setiap tahun, yang 610.000 memiliki stroke bisa dihindari seperti kemungkinan
untuk pertama kalinya dan 185.000 orang pengobatan yang tidak sesuai dengan
memiliki stroke berulang. Dari jumlah harapan. Penggunaan banyak obat sangat
tersebut lebih dari 133.000 orang meninggal berisiko untuk menyebabkan interaksi antara
setiap tahun. Data menunjukkan bahwa obat meskipun semua pemberian obat secara
setiap 3 menit 45 detik satu orang klinis ditunjukkan(Terrie, 2004).
meninggal dari stroke(Benjamin, 2018). Di
Interaksi obat adalah salah satu faktor
Indonesia stroke yang menempati posisi yang mempengaruhi respon tubuh terhadap
ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. pengobatan dan dianggap penting secara
Sebanyak 28,5% dari pasien meninggal dan klinis jika mereka menyebabkan keracunan
sisanya menderita kelumpuhan parsial atau dan / atau mengurangi efektivitas obat yang
total. Hanya 15% dapat pulih sepenuhnya berinteraksi sehingga terjadi perubahan
dari stroke dan kecacatan(Neny, 2014). dalam efek terapi. Mekanisme interaksi obat
Prevalensi stroke di Indonesia didasarkan dapat dibagi menjadi interaksi yang
pada Indonesia Riset Kesehatan Dasar 2018 melibatkan aspek farmakokinetik obat dan
telah meningkat dari 7% (2013) menjadi interaksi yang mempengaruhi respon
10,9% (2018) sehingga perlu terapi
56
Kusuma, et.al.; Identifikasi Potensi…..Pharmacoscript Volume 2 No. 2, Februari 2020

farmakodinamik dari obat(Baxter, 2008). 2. Semua lembar rekam medik


Tingginya insiden interaksi obat terkait pasien stroke dalam keadaan baik
dengan jumlah obat yang dikonsumsi dan tidak cacat (robek atau basah).
sehingga diperlukan penelitian untuk Kriteria eksklusi adalah karakteristik
mengidentifikasi potensi interaksi obat, dari anggota populasi yang tidak dapat
terutama melalui mekanisme dicicipi(Notoatmodjo, 2010). Kriteria
farmakodinamik pada pasien stroke yang Eksklusi :
dirawat di rumah sakit. Diharapkan 1. Lembar rekam medik pasien stroke
penelitian ini akan dapat meminimalkan yang sulit dibaca atau cacat (rusak,
resep obat yang menyebabkan interaksi obat robek)
yang dapat membahayakan pasien. 2. Lembar rekam medik pasien
stroke yang tidak memuat
METODE PENELITIAN penatalaksanaan penyakit stroke
Desain penelitian ini merupakan secara lengkap seperti jenis obat
penelitian deskriptif dengan pendekatan yang tidak ada dan dosis obat
cross sectional. Sumber data penelitian yang tidak ada.
adalah pengumpulan data retrospektif Lembar rekam medis yang berisi dua
diperoleh dari catatan medis pasien stroke kuantitas obat (resep) kemudian akan
yang dirawat di rumah sakit. Data yang diidentifikasi melalui literatur dipercaya
diperoleh dengan metode total sampling dari Stockley ini Interaksi Obat, Fakta Interaksi
27 pasien. Catatan medis diambil pada 01- Obat, www.drug.com basis data dan
30 Juni, 2019. Sebelum pengumpulan data, Medscape Interaksi Obat Checker dari data
kriteria inklusi dan eksklusi harus kemudian dikelompokkan berdasarkan
ditentukan. Kriteria inklusi adalah mekanisme farmakodinamik dan
karakteristik yang harus dipenuhi oleh farmakokinetik interaksi yang terjadi.
masing-masing anggota populasi yang bisa HASIL DAN PEMBAHASAN
diambil sebagai sampel. Penelitian ini dilakukan dengan
Kriteria inklusi : metode retrospektif dengan melihat
1. Semua lembar rekam medik langsung lembar observasi pasien stroke di
pasien stroke yang terdapat pada instalasi rawat inap RSUD Margono
tanggal 1-30 Juni 2019. Soekarjo pada tanggal 1-30 Juni 2019
sebanyak 27 pasien. Berdasarkan kriteria
57
Pharmacoscript Volume 2 No. 2 Februari 2020

inklusi dan ekslusi pada penelitian ini, maka kelamin lebih banyak prevalensi stroke pada
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: laki–laki (62,96%) dibandingkan dengan
A. Karakteristik Pasien Berdasarkan perempuan (37,04%). Beberapa faktor risiko
Jenis Kelamin stroke tertentu diketahui mempengaruhi
Sebelum digunakan untuk masing-masing jenis kelamin. Hal ini
pengambilan data, dilakukan identifikasi menunjukkan bahwa penyakit stroke lebih
dengan melihat berdasarkan jenis kelamin banyak diderita oleh laki-laki dibandingkan
pada resep pasien. perempuan. Kebiasaan merokok dan riwayat
Dari data tabel I terlihat bahwa mengkonsumsi alkohol ditemukan lebih
karakteristik pasien berdasarkan jenis dominan pada laki-laki (Watila, 2011).

Tabel I. Karakteristik pasien stroke berdasarkan jenis kelamin


Karakteristik Pasien Jumlah Pasien Persentase
(%)
Jenis Kelamin Laki-laki 17 62,96
Perempuan 10 37,04
Total 27 100
B. Karakteristik pasien berdasarkan umur berhubungan dengan proses penuaan,
umur dimana semua organ tubuh mengalami
Selanjutnya dilakukan pengambilan kemunduran fungsi termasuk pembuluh
data untuk identifikasi dengan melihat darah otak. Pembuluh darah menjadi tidak
berdasarkan umur pada rekam medik pasien. elastis terutama bagian endotel yang
Dari data tabel II menunjukkan pasien mengalami penebalan pada bagian intima,
stroke paling banyak terjadi pada usia 61-70 sehingga mengakibatkan lumen pembuluh
tahun yaitu sebesar 66,67% pasien, disusul darah semakin sempit dan berdampak pada
usia 51-60 tahun (22,22%), kemudian usia penurunan aliran darah otak (Kristiyawati,
41-50 tahun sebesar 11,11%. Peningkatan 2009).
frekuensi stroke seiring dengan peningkatan

Tabel II. Karakteristik pasien stroke berdasarkan umur

Karakteristik Pasien Jumlah Pasien Persentase (%)


Umur 41-50 3 11,11
51-60 6 22,22
61-70 18 66,67
Total 27 100
58
Kusuma, et.al.; Identifikasi Potensi…..Pharmacoscript Volume 2 No. 2, Februari 2020

C. Jumlah kejadian interaksi obat Dalam potensi interaksi obat dibagi menjadi
berdasarkan jumlah rekam medik dua komponen yaitu menurut tingkat
yang berinteraksi keparahan dan makanisme interaksi obat.
Pengambilan data interaksi dilihat dari Hasil dalam penelitian ini dapat dikatakan
kejadian interaksi obat yang cukup tinggi, data terbaru untuk potensi interaksi obat di
hal ini perlu mendapat perhatian farmasis. instalasi rawat inap RSUD Margono
Interaksi obat pada data rekam medik Soekarjo.
yang diambil diidentifikasi menggunakan Dari data tabel III dilihat bahwa
Stockley’s Drug Interaction, Drug persentase jumlah rekam medik yang
Interaction Facts, www.drug.com data base berinteraksi sebanyak 21 rekam medik
dan Medscape Drug Interactions Checker. (77,78%) dan 6 rekam medik (22,22%) tidak
Berdasarkan hasil pengamatan pada terapi mengalami interaksi obat. Sehingga dapat
yang diterima oleh 27 pasien stroke, 21 dilihat bahwa jumlah rekam medik yang
pasien memiliki potensi interaksi obat. berinteraksi lebih banyak dibandingkan
Interaksi obat yang dapat diamati dalam dengan jumlah rekam medik yang tidak
penelitian ini adalah interaksi obat potensial terjadi interaksi obat. Semakin banyak obat
yaitu interaksi obat dengan obat yang yang digunakan oleh pasien, semakin
mungkin dapat terjadi pada pasien setelah meningkatkan kemungkinan terjadinya
mengkonsumsinya. Interaksi obat yang interaksi obat.
teridentifikasi sebanyak 34 kombinasi.

Tabel III. Potensi interaksi obat pada pasien stroke berdasarkan jumlah rekam medik yang
berinteraksi
Jumlah Rekam
Kejadian Interaksi Persentase (%)
Medik
Terjadi Interaksi 21 77,78
Tidak Terjadi Interaksi 6 22,22
Total 27 100
D. Jenis Interaksi Obat (10,56%); aspirin dan amlodipine sebanyak
Dari data tabel IV menunjukkan hasil 5 kejadian interaksi obat (8,80%);
57 interaksi obat yang sudah teridentifikasi, mecobalamin dan omeprazole sebanyak 4
terdapat 3 jenis interaksi obat yang terbesar kejadian interaksi obat (7,03%). Salah satu
yaitu interaksi obat antara mecobalamin dan terapi yang digunakan untuk penderita
ranitidine sebanyak 6 kejadian interaksi obat stroke adalah antiplatelet.
59
Pharmacoscript Volume 2 No. 2 Februari 2020

Tabel IV. Jenis interaksi obat yang terjadi pada pasien stroke
No Interaksi Obat Jumlah Persentase (%)
1. Amitriptyline X Diazepam 1 1,75
2. Amitriptyline X Alprazolam 1 1,75
3. Amlodipin X Methylprednisolon 2 3,51
4. Amlodipine X Diklofenak 1 1,75
5. Amlodipine X Captopril 1 1,75
6. Aspirin X Amlodipine 5 8,80
7. Aspirin X Valsartan 1 1,75
8. Aspirin X Dexamethasone 2 3,51
9. Aspirin X Insulin glargine 1 1,75
10. Aspirin X Insulin aspart 1 1,75
11. Aspirin X Insulin detemir 1 1,75
12. Aspirin X Clopidogrel 2 3,51
13. Aspirin X Candesartan 2 3,51
14. Aspirin X Ketorolak 2 3,51
15. Aspirin X Nitroglyserin 2 3,51
16. Aspirin X Furosemide 2 3,51
17. Aspirin X Omeprazole 2 3,51
18. Captopril X Ferosulfat 2 3,51
19. Ciprofloxacin X Furosemide 1 1,75
20. Dexamethasone X Insulin aspart 1 1,75
21. Fenofibrat X Insulin detemir 1 1,75
22. Furosemide X Ketorolak 1 1,75
23. Ketorolak X Candesartan 1 1,75
24. Ketorolak X Ranitidine 1 1,75
25. Mecobalamin X Ranitidine 6 10,56
No Interaksi Obat Jumlah Persentase (%)
26. Mecobalamin X Omeprazole 4 7,03
27. Omeprazole X Ferro sulfat 2 3,51
28. Phenytoin X Amlodipine 1 1,75
29. Phenytoin X Alprazolam 1 1,75
30. Phenytoin X Amitriptyline 1 1,75
31. Phenytoin X Diazepam 1 1,75
32. Phenytoin X Paracetamol 1 1,75
33. Simvastatin X Fenofibrat 1 1,75
34. Warfarin X Paracetamol 2 3,51
Total 57 100
Antiplatelet adalah obat yang aktivitas dari platelet dengan cara
menghambat agregasi trombosit sehingga menghambat COX-1 (cyclooxygenase)
dapat menghambat pembentukan thrombus secara irreversible untuk menghambat
pada sistem arteri. Berdasarkan data pada produksi TXA2 dan mengakibatkan
tabel tersebut, didapatkan obat golongan menurunnya sintesis tromboksan dimana
antiplatelet yang sering digunakan adalah tromboksan dibutuhkan untuk dapat
aspirin. Aspirin bekerja dengan mereduksi memfasilitasi agregasi platelet serta
60
Kusuma, et.al.; Identifikasi Potensi…..Pharmacoscript Volume 2 No. 2, Februari 2020

menstimulasi aktivitas platelet (Dinata et al., obat yang sering digunakan pada golongan
2013). ini. Mecobalamin merupakan bentuk
Penggunaan obat golongan proton vitamin B12 dengan gugus metil aktif yang
pump inhibitor dan antagonis reseptor H2 berperan dalam transmetilasi dan merupakan
sering digunakan untuk mencegah faktor bentuk paling aktif dibandingkan dengan
resiko pendarahan pada gastrointestinal homolog vitamin B12. Hal ini berkaitan
sebagai efek samping penggunaan obat. dengan metabolisme asam nukleat, protein,
Faktor penggunaan omeprazole dan dan lemak dimana mecobalamin dapat
ranitidine dapat dikarenakan adanya pasien meningkatkan metabolisme asam nukleat,
yang mengalami stress ulcer selama protein, dan lemak (Praja, 2013).
perawatan memiliki masalah pada lambung, E. Kategori Interaksi Berdasarkan
serta untuk mengurangi risiko luka pada Tingkat Keparahan
lambung akibat pemakaian antiplatelet dan Dari data tabel V dilihat persentase
obat non-steroid atau NSAID (Abraham et kelompok interaksi berdasarkan tingkat
al., 2010). keparahan terjadi untuk kelompok major
Penggunaan amlodipine sering sebanyak 3 kejadian interaksi obat (5,26%),
digunakan pada pasien stroke karena dapat minor sebanyak 18 kejadian interaksi obat
menurunkan kejadian stroke berulang (31,58%) dan moderate sebanyak 36
sebesar 23%. Amlodipine merupakan kejadian interaksi obat (63,16%). Interaksi
golongan CCB (Calsium Chanel Blocker). obat terbanyak dalam penelitian ini yaitu
Obat antihipertensi dari golongan CCB pada kategori moderate. Interaksi moderate
selain untuk menurunkan tekanan darah, cukup signifikan secara klinis, biasanya
juga berguna dalam mencegah stroke tipe menghindari kombinasi obat yang diminum
atherotrombotik pada arteri besar di otak. secara bersamaan dan menggunakannya
CCB terbukti memberikan proteksi yang hanya dalam keadaan khusus. Dari tingkat
lebih baik dibandingkan beta blocker, keparahan ini dapat disimpukan bahwa
diuretik, ACEI (Ravenni et al., 2011). penggunaan kombinasi obat pada pasien
Selain itu, Nootropik dan neurotropik stroke rawat inap di RSUD Margono
merupakan golongan obat yang memiliki Soekarjo perlu diperhatikan lagi, karena
fungsi sebagai pemicu kerja otak serta dapat tingkat keparahan moderate
membantu memperbaiki fungsi otak akibat mengindikasikan bahwa obat tersebut
penurunan kesadaran. Mecobalamin adalah potensial membahayakan pasien dan
61
Pharmacoscript Volume 2 No. 2 Februari 2020

beberapa jenis intervensi/monitoring harus dilakukan (Barliana et al., 2013).

Tabel V. Persentase kategori interaksi obat pada pasien stroke berdasarkan tingkat keparahan

Tingkat Keparahan Jumlah Jenis Interaksi Persentase (%)


Major 3 5,26
Moderate 36 63,16
Minor 18 31,58
Total 57 100
F. Kategori interaksi berdasarkan rawat inap di RSUD Margono Soekarjo
mekanisme interaksi kemungkinan mengalami interaksi obat dan
Pengambilan data jenis interaksi obat jenis interaksi yang paling banyak terjadi
dilakukan untuk mengetahui mekanisme adalah interaksi farmakodinamik.
interaksi obat, sehingga farmasis dapat Identifikasi Interaksi Obat dapat dilihat
menentukan langkah yang tepat dalam dalam tabel VII dan VIII.
pengatasan masalah tersebut. Pada tabel VII diketahui bahwa
Dari data tabel VI. terlihat bahwa interaki obat yang paling sering terjadi yaitu
persentase jenis interaksi obat dengan mecobalamin dan ranitidin sejumlah 6
mekanisme farmakodinamik lebih tinggi kejadian interaksi obat. Penggunaan
sebanyak 36 jenis (61,40%) dibandingkan mecobalamin dan ranitidin secara
dengan jenis interaksi obat dengan bersamaan mengganggu penyerapan vitamin
mekanisme farmakokinetik sebanyak 21 B12. Ranitidin merupakan antagonis
jenis (38,60%). Interaksi obat berdasarkan reseptor H2 yang mengganggu penyerapan
mekanisme farmakokinetik adalah interaksi vitamin B12 oleh pencernaan, suatu proses
yang terjadi apabila satu obat mengubah yang bergantung pada keberadaan asam
absorpsi, distribusi, metabolisme dan lambung dan pepsin. Studi klinis telah
ekskresi obat lain. Interaksi farmakodinamik menunjukkan bahwa malabsorpsi vitamin
terjadi ditingkat reseptor dan mengakibatkan B12 dapat terjadi selama pengobatan dengan
berubahnya efek salah satu obat, yang agen ini (ranitidin) (Drugs.com, 2019; Tatro,
bersifat sinergis bila efeknya menguatkan 2009).
atau antagonis bila efeknya mengurangi
(Tatro, 2009).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa hampir sebagian besar pasien stroke

62
Kusuma, et.al.; Identifikasi Potensi…..Pharmacoscript Volume 2 No. 2, Februari 2020

Tabel VI. Persentase kategori interaksi obat pada pasien stroke berdasarkan mekanisme
interaksi
Mekanisme Interaksi Jumlah Jenis Interaksi Persentase (%)
Farmakokinetik 21 38.60
Farmakodinamik 36 61,40
Total 57 100

Tabel VII. Identifikasi interaksi obat farmakokinetik berdasarkan jumlah 3 terbesar

Obat A Obat B Tingkat Jumlah Efek Interaksi


Keparahan
Mecobalamin Ranitidine Minor 6 Ranitidin mengganggu
penyerapan vitamin B12
(Drugs.com, 2019).
Mecobalamin Omeprazole Minor 4 Omeprazole mengganggu
penyerapan vitamin B12
(Drugs.com, 2019).
Omeprazole Ferro sulfat Moderate 2 Omeprazole mengganggu
penyerapan
gastrointestinal dari zat
besi non-heme
(Drugs.com, 2019).

Tabel VIII. Identifikasi interaksi obat farmakodinamik berdasarkan jumlah 3 terbesar

Obat A Obat B Tingkat Jumlah Efek Interaksi


Keparahan
Aspirin Amlodipine Moderate 5 Aspilet dapat menurunkan efek
antihipertensi (Drugs.com,
2019).
Methyl Amlodipine Moderate 2 Methylprednisolone dapat
prednisolone menurunkan efek obat
antihipertensi dengan
menginduksi natrium dan
retensi cairan (Drugs.com,
2019)
Warfarin Paracetamol Moderate 2 Paracetamol meningkatkan
efek antitrombotik dari
antikoagulan (Tatro, 2009).

63
Pharmacoscript Volume 2 No. 2 Februari 2020

Pada tabel VIII diketahui bahwa Berdasarkan persentase jenis interaksi obat,
interaki obat yang paling sering terjadi yaitu persentase jenis interaksi obat dengan
aspirin dan amlodipine sejumlah 5 kejadian mekanisme farmakodinamik yang lebih
interaksi obat. Penggunaan aspirin dan tinggi sebanyak 36 jenis (61,40%)
amlodipine secara bersamaan menurunkan dibandingkan dengan jenis interaksi obat
efek antihipertensi dari beberapa dengan mekanisme farmakokinetik
penghambat saluran kalsium. Mekanisme ini sebanyak 21 jenis (38,60%). Interaksi
terkait dengan perubahan tonus pembuluh farmakodinamik yang paling sering terjadi
darah, yang tergantung pada prostasiklin yaitu aspirin dan amlodipine sejumlah 5
dan prostanoid vasodilatori lainnya. Ketika kejadian interaksi obat. Penggunaan aspirin
obat aspirin ditambahkan ke rejimen pasien dan amlodipine secara bersamaan
yang sudah menggunakan amlodipine menurunkan efek antihipertensi dari
menyebabkan peningkatan tekanan darah beberapa penghambat saluran kalsium.
(Drugs.com, 2019). Interaksi aspirin dan Manajemen yang perlu dilakukan adalah
amlodipine menyebabkan menyebabkan memantau tekanan darah.
peningkatan tekanan darah melalui interaksi
farmakodinamik sehingga menurunkan DAFTAR PUSTAKA
efektifitas amlodipine sebagai obat anti Abdollahpour N., Asoodeh A., Saberi, M.R.,
hipertensi golongan Ca Channel Blocker Chamani, J.K., 2011. Separate and
(Abdollahpour, et.al, 2011). simultaneous binding effects of aspirin
and amlodipine to human serum
KESIMPULAN albumin based on fluorescence
Simpulan penelitian ini ialah spectroscopic and molecular modeling
persentase kelompok keparahan interaksi characterizations: A mechanistic
obat terjadi pada kelompok major sebanyak insight for determining usage drugs
3 rekam medik (5,26%), minor sebanyak 18 doses. Journal of Luminescence
rekam medik (31,58%) dan moderate (131).1885–1899
sebanyak 36 (63,16%). Interaksi obat Barliana, M. I., Sari, D. R., & Faturrahman,
terbanyak dalam penelitian ini yaitu M. 2013. Analisis Potensi Interaksi
moderate. Interaksi moderate yang paling Obat dan Manifestasi Klinik Resep
banyak terjadi yaitu aspirin dan amlodipine. Anak di Apotek Bandung. Jurnal
64
Kusuma, et.al.; Identifikasi Potensi…..Pharmacoscript Volume 2 No. 2, Februari 2020

Farmasi Klinik Indonesia, 2(3), 121– 2018. Kementerian Kesehatan RI.


126. Jakarta.
Baxter, K. 2008. Stockley’s Drug Khairunnisa, N. dan F. 2014. Hemiparese
Interactions Eighth Edition. London. Sinistra, Parese Nervus VII, IX, X,
Pharmaceutical Press, XII e.c Stroke Non-Hemorrhagic,
Baxter, K. 2010. Stockley’s Drug 2(3), 52–59.
Interactions Pocket Companion. Kristiyawati, S. P. D. I. T. S. H. 2009.
Pharmaceutical Press, London. Faktor Risiko yang Berhubungan
Benjamin EJ, Virani SS, Callaway CW, C. dengan Kejadian Stroke di Rumah
A. 2018. Heart Disease and Stroke Sakit Panti Wilasa Citarum
Statistics 2018 At-a-Glance. Semarang.
https://doi.org/10.1161/CIR.00000000 Mendes-netto, R. S., Silva, C. Q. V, Filho,
00000558. A. D. O., Rocha, C. E., & Lyra-junior,
Dinata, C. A., Safrita, Y., & Sastri, S. 2013. D. P. 2011. Assessment of drug
Gambaran Faktor Risiko dan Tipe interactions in elderly patients of a
Stroke pada Pasien Rawat Inap di family health care unit in Aracaju
Bagian Penyakit Dalam RSUD (Brazil): A pilot study, 5(July), 812–
Kabupaten Solok Selatan Periode 1 818.
Januari 2010 - 31 Juni 2012, 2(2), https://doi.org/10.5897/AJPP10.299
57–61. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Drugs.com. 2019. Drug interactions Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
checker. Retrieved July 27, 2019, Cipta.
from Ravenni, R., Jabre, J. F., Casiglia, E.,
https://www.drugs.com/interaction/list Mazza, A., Hospital, M., & Hospital,
/?drug_list= M. 2011. Primary stroke prevention
Junaidi, I. 2011. Stroke Waspadai and hypertension treatment : which is
Ancamannya. Yogyakarta : Andi the first-line strategy ?, 3.
Offset. https://doi.org/10.4081/ni.2011.e12
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Tatro, D. S. 2009. Drug Interaction Facts.
2018. Laporan Nasional RISKESDAS A Wolters Kluwer Company.
65
Pharmacoscript Volume 2 No. 2 Februari 2020

Terrie, Y. 2004. Understanding and


Managing Polypharmacy in the
Elderly. Retrieved from
https://www.pharmacytimes.com/publ
ications/issue/2004/2004-12/2004-12-
9094
Watila, M. M., Nyandaiti, Y. W., Bwala, S.
A., & Ibrahim, A. 2011. Gender
variation in risk factors and clinical
presentation of acute stroke,
Northeastern Nigeria, 3(March), 38–
43.

66

Anda mungkin juga menyukai