ABSTRAK
Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit
neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Pasien stroke sering memperoleh lebih
dari dua macam obat sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi obat. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui potensi interaksi obat (farmakokinetik dan farmakodinamik),
severity (keparahan) dan management penanganan kejadian drug interaction sehingga dengan
penelitian ini mampu meminimalisir kejadian drug interaction pada pasien stroke di RSUD
Margono Soekarjo dengan pemberian terapi yang rasional. Metode penelitian ini adalah
observasional retrospektif (1-30 Juli 2019). Data dianalisis secara deskriptif menggunakan
Stockley’s Drug Interaction, Drug Interaction Facts, www.drugs.com database dan Medscape
Drug Interactions Checker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 27 pasien stroke terdapat
77,78% pasien yang mengalami interaksi obat. persentase jenis interaksi obat dengan mekanisme
farmakodinamik lebih tinggi sebanyak 36 jenis (61,40%) dibandingkan dengan jenis interaksi
obat dengan mekanisme farmakokinetik sebanyak 21 jenis (38,60%) dan tingkat keparahan
terbanyak adalah moderate (63,16%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan interaksi
obat secara farmakodinamik lebih potensial dibandingkan dengan interaksi obat secara
farmakokinetik dengan tingkat keparahan paling potensial di tingkat moderate.
Kata kunci : Stroke, Potensi Interaksi Obat, Farmakodinamik, Farmakokinetik, Rumah Sakit.
ABSTRACT
Stroke is a disease or functional brain disorder in the form of nerve paralysis (neurologic
deficit) due to obstruction of blood flow to the brain. Stroke patients often get more than two
kinds of drugs thereby increasing the possibility of drug interactions. This study aims to
determine the potential for drug interactions (pharmacokinetics and pharmacodynamics),
severity (severity) and management of drug interaction events so that this research is able to
minimize the incidence of drug interaction in stroke patients in Margono Soekarjo Regional
Hospital by providing rational therapy. This research method is a retrospective observational
(1-30 July 2019). Data were analyzed descriptively using Stockley's Drug Interaction, Drug
Interaction Facts, www.drugs.com database and Medscape Drug Interactions Checker. The
results showed that of 27 stroke patients there were 77.78% of patients who experienced drug
interactions. the percentage of drug interactions with pharmacodynamic mechanisms was higher
by 36 types (61.40%) compared to 21 types of drug interactions with pharmacokinetic
54
Kusuma, et.al.; Identifikasi Potensi…..Pharmacoscript Volume 2 No. 2, Februari 2020
mechanisms (38.60%) and the highest severity was moderate (63.16%). Based on the results of
the study it can be concluded that pharmacodynamic drug interactions are more potential than
pharmacokinetic drug interactions with the most potential severity at moderate levels.
Keywords: Stroke, Potential Drug Interaction, Pharmacodynamics, Pharmacokinetics, Hospital.
55
Pharmacoscript Volume 2 No. 2 Februari 2020
inklusi dan ekslusi pada penelitian ini, maka kelamin lebih banyak prevalensi stroke pada
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: laki–laki (62,96%) dibandingkan dengan
A. Karakteristik Pasien Berdasarkan perempuan (37,04%). Beberapa faktor risiko
Jenis Kelamin stroke tertentu diketahui mempengaruhi
Sebelum digunakan untuk masing-masing jenis kelamin. Hal ini
pengambilan data, dilakukan identifikasi menunjukkan bahwa penyakit stroke lebih
dengan melihat berdasarkan jenis kelamin banyak diderita oleh laki-laki dibandingkan
pada resep pasien. perempuan. Kebiasaan merokok dan riwayat
Dari data tabel I terlihat bahwa mengkonsumsi alkohol ditemukan lebih
karakteristik pasien berdasarkan jenis dominan pada laki-laki (Watila, 2011).
C. Jumlah kejadian interaksi obat Dalam potensi interaksi obat dibagi menjadi
berdasarkan jumlah rekam medik dua komponen yaitu menurut tingkat
yang berinteraksi keparahan dan makanisme interaksi obat.
Pengambilan data interaksi dilihat dari Hasil dalam penelitian ini dapat dikatakan
kejadian interaksi obat yang cukup tinggi, data terbaru untuk potensi interaksi obat di
hal ini perlu mendapat perhatian farmasis. instalasi rawat inap RSUD Margono
Interaksi obat pada data rekam medik Soekarjo.
yang diambil diidentifikasi menggunakan Dari data tabel III dilihat bahwa
Stockley’s Drug Interaction, Drug persentase jumlah rekam medik yang
Interaction Facts, www.drug.com data base berinteraksi sebanyak 21 rekam medik
dan Medscape Drug Interactions Checker. (77,78%) dan 6 rekam medik (22,22%) tidak
Berdasarkan hasil pengamatan pada terapi mengalami interaksi obat. Sehingga dapat
yang diterima oleh 27 pasien stroke, 21 dilihat bahwa jumlah rekam medik yang
pasien memiliki potensi interaksi obat. berinteraksi lebih banyak dibandingkan
Interaksi obat yang dapat diamati dalam dengan jumlah rekam medik yang tidak
penelitian ini adalah interaksi obat potensial terjadi interaksi obat. Semakin banyak obat
yaitu interaksi obat dengan obat yang yang digunakan oleh pasien, semakin
mungkin dapat terjadi pada pasien setelah meningkatkan kemungkinan terjadinya
mengkonsumsinya. Interaksi obat yang interaksi obat.
teridentifikasi sebanyak 34 kombinasi.
Tabel III. Potensi interaksi obat pada pasien stroke berdasarkan jumlah rekam medik yang
berinteraksi
Jumlah Rekam
Kejadian Interaksi Persentase (%)
Medik
Terjadi Interaksi 21 77,78
Tidak Terjadi Interaksi 6 22,22
Total 27 100
D. Jenis Interaksi Obat (10,56%); aspirin dan amlodipine sebanyak
Dari data tabel IV menunjukkan hasil 5 kejadian interaksi obat (8,80%);
57 interaksi obat yang sudah teridentifikasi, mecobalamin dan omeprazole sebanyak 4
terdapat 3 jenis interaksi obat yang terbesar kejadian interaksi obat (7,03%). Salah satu
yaitu interaksi obat antara mecobalamin dan terapi yang digunakan untuk penderita
ranitidine sebanyak 6 kejadian interaksi obat stroke adalah antiplatelet.
59
Pharmacoscript Volume 2 No. 2 Februari 2020
Tabel IV. Jenis interaksi obat yang terjadi pada pasien stroke
No Interaksi Obat Jumlah Persentase (%)
1. Amitriptyline X Diazepam 1 1,75
2. Amitriptyline X Alprazolam 1 1,75
3. Amlodipin X Methylprednisolon 2 3,51
4. Amlodipine X Diklofenak 1 1,75
5. Amlodipine X Captopril 1 1,75
6. Aspirin X Amlodipine 5 8,80
7. Aspirin X Valsartan 1 1,75
8. Aspirin X Dexamethasone 2 3,51
9. Aspirin X Insulin glargine 1 1,75
10. Aspirin X Insulin aspart 1 1,75
11. Aspirin X Insulin detemir 1 1,75
12. Aspirin X Clopidogrel 2 3,51
13. Aspirin X Candesartan 2 3,51
14. Aspirin X Ketorolak 2 3,51
15. Aspirin X Nitroglyserin 2 3,51
16. Aspirin X Furosemide 2 3,51
17. Aspirin X Omeprazole 2 3,51
18. Captopril X Ferosulfat 2 3,51
19. Ciprofloxacin X Furosemide 1 1,75
20. Dexamethasone X Insulin aspart 1 1,75
21. Fenofibrat X Insulin detemir 1 1,75
22. Furosemide X Ketorolak 1 1,75
23. Ketorolak X Candesartan 1 1,75
24. Ketorolak X Ranitidine 1 1,75
25. Mecobalamin X Ranitidine 6 10,56
No Interaksi Obat Jumlah Persentase (%)
26. Mecobalamin X Omeprazole 4 7,03
27. Omeprazole X Ferro sulfat 2 3,51
28. Phenytoin X Amlodipine 1 1,75
29. Phenytoin X Alprazolam 1 1,75
30. Phenytoin X Amitriptyline 1 1,75
31. Phenytoin X Diazepam 1 1,75
32. Phenytoin X Paracetamol 1 1,75
33. Simvastatin X Fenofibrat 1 1,75
34. Warfarin X Paracetamol 2 3,51
Total 57 100
Antiplatelet adalah obat yang aktivitas dari platelet dengan cara
menghambat agregasi trombosit sehingga menghambat COX-1 (cyclooxygenase)
dapat menghambat pembentukan thrombus secara irreversible untuk menghambat
pada sistem arteri. Berdasarkan data pada produksi TXA2 dan mengakibatkan
tabel tersebut, didapatkan obat golongan menurunnya sintesis tromboksan dimana
antiplatelet yang sering digunakan adalah tromboksan dibutuhkan untuk dapat
aspirin. Aspirin bekerja dengan mereduksi memfasilitasi agregasi platelet serta
60
Kusuma, et.al.; Identifikasi Potensi…..Pharmacoscript Volume 2 No. 2, Februari 2020
menstimulasi aktivitas platelet (Dinata et al., obat yang sering digunakan pada golongan
2013). ini. Mecobalamin merupakan bentuk
Penggunaan obat golongan proton vitamin B12 dengan gugus metil aktif yang
pump inhibitor dan antagonis reseptor H2 berperan dalam transmetilasi dan merupakan
sering digunakan untuk mencegah faktor bentuk paling aktif dibandingkan dengan
resiko pendarahan pada gastrointestinal homolog vitamin B12. Hal ini berkaitan
sebagai efek samping penggunaan obat. dengan metabolisme asam nukleat, protein,
Faktor penggunaan omeprazole dan dan lemak dimana mecobalamin dapat
ranitidine dapat dikarenakan adanya pasien meningkatkan metabolisme asam nukleat,
yang mengalami stress ulcer selama protein, dan lemak (Praja, 2013).
perawatan memiliki masalah pada lambung, E. Kategori Interaksi Berdasarkan
serta untuk mengurangi risiko luka pada Tingkat Keparahan
lambung akibat pemakaian antiplatelet dan Dari data tabel V dilihat persentase
obat non-steroid atau NSAID (Abraham et kelompok interaksi berdasarkan tingkat
al., 2010). keparahan terjadi untuk kelompok major
Penggunaan amlodipine sering sebanyak 3 kejadian interaksi obat (5,26%),
digunakan pada pasien stroke karena dapat minor sebanyak 18 kejadian interaksi obat
menurunkan kejadian stroke berulang (31,58%) dan moderate sebanyak 36
sebesar 23%. Amlodipine merupakan kejadian interaksi obat (63,16%). Interaksi
golongan CCB (Calsium Chanel Blocker). obat terbanyak dalam penelitian ini yaitu
Obat antihipertensi dari golongan CCB pada kategori moderate. Interaksi moderate
selain untuk menurunkan tekanan darah, cukup signifikan secara klinis, biasanya
juga berguna dalam mencegah stroke tipe menghindari kombinasi obat yang diminum
atherotrombotik pada arteri besar di otak. secara bersamaan dan menggunakannya
CCB terbukti memberikan proteksi yang hanya dalam keadaan khusus. Dari tingkat
lebih baik dibandingkan beta blocker, keparahan ini dapat disimpukan bahwa
diuretik, ACEI (Ravenni et al., 2011). penggunaan kombinasi obat pada pasien
Selain itu, Nootropik dan neurotropik stroke rawat inap di RSUD Margono
merupakan golongan obat yang memiliki Soekarjo perlu diperhatikan lagi, karena
fungsi sebagai pemicu kerja otak serta dapat tingkat keparahan moderate
membantu memperbaiki fungsi otak akibat mengindikasikan bahwa obat tersebut
penurunan kesadaran. Mecobalamin adalah potensial membahayakan pasien dan
61
Pharmacoscript Volume 2 No. 2 Februari 2020
Tabel V. Persentase kategori interaksi obat pada pasien stroke berdasarkan tingkat keparahan
62
Kusuma, et.al.; Identifikasi Potensi…..Pharmacoscript Volume 2 No. 2, Februari 2020
Tabel VI. Persentase kategori interaksi obat pada pasien stroke berdasarkan mekanisme
interaksi
Mekanisme Interaksi Jumlah Jenis Interaksi Persentase (%)
Farmakokinetik 21 38.60
Farmakodinamik 36 61,40
Total 57 100
63
Pharmacoscript Volume 2 No. 2 Februari 2020
Pada tabel VIII diketahui bahwa Berdasarkan persentase jenis interaksi obat,
interaki obat yang paling sering terjadi yaitu persentase jenis interaksi obat dengan
aspirin dan amlodipine sejumlah 5 kejadian mekanisme farmakodinamik yang lebih
interaksi obat. Penggunaan aspirin dan tinggi sebanyak 36 jenis (61,40%)
amlodipine secara bersamaan menurunkan dibandingkan dengan jenis interaksi obat
efek antihipertensi dari beberapa dengan mekanisme farmakokinetik
penghambat saluran kalsium. Mekanisme ini sebanyak 21 jenis (38,60%). Interaksi
terkait dengan perubahan tonus pembuluh farmakodinamik yang paling sering terjadi
darah, yang tergantung pada prostasiklin yaitu aspirin dan amlodipine sejumlah 5
dan prostanoid vasodilatori lainnya. Ketika kejadian interaksi obat. Penggunaan aspirin
obat aspirin ditambahkan ke rejimen pasien dan amlodipine secara bersamaan
yang sudah menggunakan amlodipine menurunkan efek antihipertensi dari
menyebabkan peningkatan tekanan darah beberapa penghambat saluran kalsium.
(Drugs.com, 2019). Interaksi aspirin dan Manajemen yang perlu dilakukan adalah
amlodipine menyebabkan menyebabkan memantau tekanan darah.
peningkatan tekanan darah melalui interaksi
farmakodinamik sehingga menurunkan DAFTAR PUSTAKA
efektifitas amlodipine sebagai obat anti Abdollahpour N., Asoodeh A., Saberi, M.R.,
hipertensi golongan Ca Channel Blocker Chamani, J.K., 2011. Separate and
(Abdollahpour, et.al, 2011). simultaneous binding effects of aspirin
and amlodipine to human serum
KESIMPULAN albumin based on fluorescence
Simpulan penelitian ini ialah spectroscopic and molecular modeling
persentase kelompok keparahan interaksi characterizations: A mechanistic
obat terjadi pada kelompok major sebanyak insight for determining usage drugs
3 rekam medik (5,26%), minor sebanyak 18 doses. Journal of Luminescence
rekam medik (31,58%) dan moderate (131).1885–1899
sebanyak 36 (63,16%). Interaksi obat Barliana, M. I., Sari, D. R., & Faturrahman,
terbanyak dalam penelitian ini yaitu M. 2013. Analisis Potensi Interaksi
moderate. Interaksi moderate yang paling Obat dan Manifestasi Klinik Resep
banyak terjadi yaitu aspirin dan amlodipine. Anak di Apotek Bandung. Jurnal
64
Kusuma, et.al.; Identifikasi Potensi…..Pharmacoscript Volume 2 No. 2, Februari 2020
66