KELOMPOK PBL A - 1
PANCA INDERA
KELOMPOK A - 1
Sekertaris
Anggota :
(1102013015)
: Bening Irhamna
(1102013057)
(1102013022)
Intan Marsela
(1102013136)
Lathifa Nabilahsari
Luvianti
(1102013081)
(1102013154)
(1102013158)
SASARAN BELAJAR
SASARAN BELAJAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
LI 1 Anatomi kulit
Kulit
Berdasarkan tebal tipisnya lapisan epidermis :
Epidermis
Mempunyai 4 macam sel :Keratinosit, melanosit, sel langhans dan sel merkel
Lapisan
epidermis
Disusun oleh
Protoplasma
Stratum
korneum
Stratum
lusidum
Lapisan
sel Berubah
gepeng tanpa inti menjadi protein
(eleiden)
Stratum
granulosum
Stratum
spinosum
Terdiri
dari sel Protoplasmanya +
polygonal, berinti jernih
karena
mengandung
glikogen
Mitosis
-
Dermis
Lapisan
dermis
Letak
Kandungan
Stratum
papilare
Stratum
retikulare
Menonjol ke serabut-serabut
penunjang
subkutan
(kolagen, elastin, retikulin),
matiks (cairan kental asam
hialuronat
dan
kondroitin
sulfat serta fibroblas)
Folikel rambut
2.
Kelenjar keringat
Kelenjar merokrin
.
Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh.
Kelenjar Apokrin
.
Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan bermuara pada folikel rambut
Kelenjar ininaktif pada masa pubertas,pada wani a akan membesar dan berkurang pada siklus
haid
3. Kelenjar sebacea
Berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut
yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak
Hipodermis
Suatu
Rambut
Mrpkn benang keratin
Berasal dari invaginasi epidermis
Terdapat pada seluruh tubuh, kecuali : Telapak tangan dan kaki,
Permukaan dorsal falang distal, Sisi jari tangan dan kaki, Merah
bibir, Glans penis, Lubang dubur, Klitoris, Labia minor, Permukaan
dalam labia mayor
Rambut
Medula
2.
Korteks
3.
kutikula
2.
Absorbsi
3.
Eksreksi
4.
Persepsi
5.
6.
Pembentukan pigmen
7.
Keratinisasi
8.
Mikosis :
1.Profunda
2.Superficial
mikosis profunda : adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur dengan
gejala klinis tertentu di bawah kulit misalnya traktus intestinalis, traktus
respiratorius, traktusurogenital, susunan kardiovaskular, susunan saraf
sentral, otot, tulang, dan kadang kulit
mikosis superficial : adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh jamur
yang hanya menginvasi jaringan superfisialis yang terkeratinisasi (kulit,
rambut dan kuku) dan tidak ke jaringan yang lebih dalam, dan mempunyai
dua golongan yaitu dermatofitosis dan non-dermatofitosis, dermatofitosis
mempunyai enzim yang dapat mencerna keratin.
Mikosis profunda :
1. misetoma : disebabkan oleh jamur Acitnomycetes dan Nocardia.
2. Sporotrikosis : disebabkan oleh jamur Sporotrichium schenkii.
3. Kromomikosis : disebabkan oleh jamur yang berwarna.
4. Zigomikosis, Fikomikosis, Mukormikosis : Penyakit jamur ini
terdiri atas berbagai
infeksi yang disebabkan oleh bermacam-macam
jamur pula yang
taksonominya dan peranannya masih
didiskusikan.Zygomycetes meliputi
banyak genera yaitu:Mucor,
Rhizopus, Absidia,Mortierella, dan Cunninghamella.
Mikosis Superficial
A. NON DERMATOFITOSIS :
TINEA VERSICOLOR
Tinea versikolor/Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi disebabkan oleh
Malasezia furfur.
PIEDRA
Merupakan infeksi jamur pada rambut sepanjang corong rambut yang memberikan benjolan-benjolan
di luar permukaan rambut tersebut.
Terdiri dari dua macam :
Piedra putih : penyebabnya adalah Piedraia beigeli .
Piedra hitam : penyebabnya adalah Piedraia horlal.
OTOMIKOSIS
Otomikosis adalah infeksi jamur pada liang telinga bagian luar. Penyebab biasanya jamur
kontaminasi yaitu Aspergillus, sp Mukor dan Penisilium.
TINEA NIGRA
Tinea nigra ialah infeksi jamur superfisialis yang biasanya menyerang kulit telapak kaki dan tangan
dengan memberikan warna hitam sampai coklat pada kulit yang terserang.Penyebabnya adalah
Kladosporium wemeki dan jamur ini banyak menyerang anak-anak dengan higiene kurang baik dan
orang-orang yang banyak berkeringat.
B. DERMATOFITOSIS :
Dermatofitosis disebabkan jamur golongan dermatofita yang terdiri dari tiga genus
yaitu genus: Mikrosporon, Trikofiton dan Epidermofiton
pembagian dermatofitosis sebagai berikut :
1. Tinea kapitis : bila menyerang kulit kepala clan rambut .
2. Tinea korporis : bila menyerang kulit tubuh yang berambut (globrous skin).
3. Tinea kruris : bila menyerang kulit lipat paha, perineum, sekitar anus dapat meluas sampai ke
daerahgluteus, perut bagian bawah .
4. Tinea manus dan tinea pedis : Bila menyerang daerah kaki dan tangan, terutama telapak tangan
dan kaki serta sela-selajari.
5. Tinea Unguium : bila menyerang kuku .
6. Tinea Barbae : bila menyerang daerah dagu, jenggot, jambang dan kumis.
7. Tinea Imbrikata : bila menyerang seluruh tubuh dengan memberi gambaran klinik yang khas.
PATOFISIOLOGI
Cara penularan jamur dapat secara angsung maupun tidak langsung.
Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut yang mengandung jamur baik dari manusia,
binatang, atau tanah.Penularan tidak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur,
pakaian debu.Agen penyebabjuga dapat ditularkan melalui kontaminasi dengan pakaian, handuk atau
sprei penderita atau autoinokulasi dari tinea pedis, tinea inguium, dan tinea manum.
1. Jamur ini menghasilkan keratinase yang mencerna keratin, sehingga dapat memudahkan invasi ke
stratum korneum.
2. Infeksi dimulai dengan kolonisasi hifa atau cabang-cabangnya didalam jaringan keratin yang mati.
3. Hifa ini menghasilkan enzim keratolitik yang berdifusi ke jaringan epidermis dan menimbulkan
reaksi peradangan.
4. Pertumbuhannya dengan pola radial di stratum korneum menyebabkan timbulnya lesi kulit dengan
batas yang jelas dan meninggi (ringworm).
5. Reaksi kulit semula berbentuk papula yang berkembang menjadi suatu reaksi peradangan.
Tinea barbae
1.
2.
3.
4.
Tinea unguium
Tinea kruris
Tinea pedis
et manum
Tinea Korporis
1. lesi bulat atau lonjong dengan tepi yang aktif kearah luar,
bercak-bercak
dapatmelebar
memberi
gambaran
yang
polisiklik,arsinar,dan sirsinar.
2. Pada bagian pinggir ditemukan lesi yang aktif yang ditandai
dengan eritema, adanya papul atau vesikel, pada bagian tengah
lesi relatif lebih tenang
3. Gejala subyektif yaitu gatal, dan terutama jika berkeringat dan
kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan
VII.DIAGNOSIS BANDING
vCandidosis intertriginosa
Kandidosis adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh spesies Candida biasanya oleh Candida
albicans. Lesi pada penyakit yang akut mula-mula kecil berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik,
basah, dan kemerahan. Kemudian meluas, berupa lenting-lenting yang dapat berisi nanah berdinding
tipis, ukuran 2-4 mm, bercak kemerahan, batas tegas,
vErytrasma
Erytrasma adalah penyakit bakteri kronik pada stratum korneum yang disebabkan oleh
Corynebacterium minitussismum, ditandai lesi berupa eritema dan skuama halus terutama di daerah
ketiak dan lipat paha
vPsoriasis
Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan
adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan
transparan, disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner. Tempat predileksi pada skalp,
perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas ekstensor terutama siku serta lutut dan daerah
lumbosakral.
vDermatitis Seboroik
Dermatitis Seboroik merupakan penyakit inflamasi konis yang mengenai daerah kepala dan badan.
Kelainan kulit berupa eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan dengan batas kurang
Pengambilan sampe
Pembuatan sediaan
Pemeriksaan
BIOPSI
Dapat digunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis namun sensitifitasnya
dan spesifisitasnya rendah.
Pengecatan dengan Peridoc AcidSchiff
Pengecatan dengan (hematoxylin and eosin
stain , jamur akan tampak merah muda atau
menggunakan pengecatan methenamin
silver, jamur akan tampak coklat atau hitam
(Wiederkehr, Michael.2008).
Dengan menyuntikan secara intrakutan semacam antigen yang dibuat dari koloni jamur,
reaksi (+) berarti infeksi oleh jamur (+), misalnya:
a. Reaksi trikofitin
Antigen yang dibuat dari pembiakan trikofitosis. Bila (+) berarti ada
Infeksi trikofiton.
b. Reaksi histoplasmin
Antigen yang dibuat dari pembiakan Histoplasma. Bila (+) berarti infeksi
Histoplasma (+)
c. Reaksi sporotrikin
Antigen dibuat dari koloni Sporotricium schenkii. Bila (+) berarti infeksi
sporotrikum
oleh spesies
Farmakologi
Etiologi: -Topikal
- Oral
Topikal
Ketokonazol
Sediaan krim 2% dan sampo 2%
Mikonazol
Indikasi: dermatofitosis, tinea versikolor dan kandidiasis mukokutan
Sediaan krim 2% dan bedak tabur digunakan 2x1 selama 2-4 minggu
Krim 2% untuk penggunaan intravaginal 1x1 pada malam hari selama 1 minggu
Gel 2% untuk kandidiasis oral
Oral
Non-farmakologi
Komplikasi
Pada penderita Tinea kruris dapat terjadi komplikasi
infeksi sekunder oleh organisme candida atau bakteri.
Pemberian obat steroid topikal dapat mengakibatkan
eksaserbasi jamur sehingga menyebabkan penyakit
menyebar (Wiederkehr, 2012).
Prognosis
Perkembangan penyakit dermatofitosis dipengaruhi
oleh bentuk klinik dan penyebab penyakitnya
disamping faktor-faktor yang memperberat atau
memperingan penyakit. Apabila faktor-faktor yang
memperberat penyakit dapat dihilangkan, umumnya
penyakit ini dapat hilang sempurna.
Islam telah menggariskan batasan aurat pada lelaki dan wanita.Aurat asas pada lelaki adalah
menutup antara pusat dan lutut. Manakala aurat wanita pula adalah menutup seluruh badan
kecuali muka dan tapak tangan.
1. Aurat Ketika Sembahyang
Aurat wanita ketika sembahyang adalah menutup seluruh badan kecuali muka dan tapak
tangan.
2. Aurat Ketika Sendirian
Aurat wanita ketika mereka bersendirian adalah bahagian anggota pusat dan lutut. Ini bererti
bahagian tubuh yang tidak boleh dilihat antara pusat dan lutut.
3. Aurat Ketika Bersama Mahram
Pada asasnya aurat seseorang wanita dengan mahramnya adalah antara pusat dan lutut. Walau
pun begitu wanita dituntut agar menutup mana-mana bahagian tubuh badan yang boleh
menaikkan syahwat lelaki walaupun mahram sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Baligni K, Vardi VL, Barzegar MR et al. Extensive tinea corporis with photosensivity.: case report.
Indian J. Dermatol 2009,54:57-59
Budimulja, Unandar. 2010. Mikosis (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.6 p.89-105). Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Bennet, J.E.: Antumicrobial agents; in: Goodman & Gilmans. Brunton, L.L: Lazo, J.S. and Parker, K.L:
The Pharmacological Basis of Therapeutics; 11th ed.pp. 1232 (McGraw-Hill, Medical Publishing
Division, New York 2006)
Nasution MA, Muis Kamaliah, Juwono, dkk. Diagnosis dan penatalaksanaan dermatofitosis. Cermin
Dunia Kedokteran, edisi khusus 1992, 80:116-118
Siregar, R.S,Sp.KK. 2002. Penyakit Jamur Kulit Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
http://www.bekamhijamah.com/index.php?
Sehat_secara_Islam_dengan_dr.Aldjoefrie:Menjaga_kesehatan_kulit_badan_dan_wajah_dengan_siste
m_Islam