Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................i
PRAKATA ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................2
1.3 Tujuan ................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian ..........................................................................3
2.2 Rentanf Respon ..................................................................3
2.3 Faktor Predisposisi dan Faktor prespitasi ..........................4
2.4 Tanda dan Gejala ..............................................................5
2.5 Psiopatologi ……………………………………………...6
2.6 Diagnosa Keperawatan dan Diagnosa Medis ....................7
2.6.1 Diagnosa Keperawatan ………………………..7
2.6.2 Diagnosa Medis …………………………………….7
2.7 Penatalaksanaan
2.7.1 Penatalaksanaan Medis ............................................8
2.7.2 Penatalaksanaan Keperawatan ..................................10
2.7 Askep ...............................................................................10
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................16
3.2 Saran .................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................17
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Posisi Indonesia hampir mendekati negara-negara bunuh diri, seperti Jepang, dengan
tingkat bunuh diri mencapai lebih dari 30.000 orang per tahun dan China yang mencapai 250.000
per tahun.
Pada tahun 2005, tingkat bunuh diri di Indonesia dinilai masih cukup tinggi. Berdasarkan
data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2005, sedikitnya 50.000 orang Indonesia
melakukan tindak bunuh diri tiap tahunnya. Dengan demikian, diperkirakan 1.500 orang
Indonesia melakukan bunuh diri per harinya. Namun laporan di Jakarta menyebutkan sekitar 1,2
per 100.000 penduduk dan kejadian bunuh diri tertinggi di Indonesia adalah Gunung Kidul,
Yogyakarta mencapai 9 kasus per 100.000 penduduk.
Adapun kejadian bunuh diri tertinggi berada pada kelompok usia remaja dan dewasa muda
(15 – 24 tahun), untuk jenis kelamin, perempuan melakukan percobaan bunuh diri (attemp
suicide) empat kali lebih banyak dari laki laki. Cara yang populer untuk mencoba bunuh diri
pada kalangan perempuan adalah menelan pil, biasanya obat tidur, sedangkan kaum lelaki lebih
letal atau mematikan seperti menggantung diri.
Kelompok yang beresiko tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri adalah mahasiswa,
penderita depresi, para lansia, pecandu alcohol, orang-orang yang berpisah atau becerai dengan
pasangan hidupnya, orang-orang yang hidup sebatang kara, kaum pendatang, para penghuni
daerah kumu dan miskin, kelompok professional tetentu, seperti dokter, pengacara, dan psikolog.
Ada 4 hal yang krusial yang perlu diperhatikan oleh perawat selaku tim kesehatan
diantaranya adalah : pertama, suicide merupakan perilaku yang bisa mematikan dalam seting
rawat inap di rumah sakit jiwa, Kedua, faktor – faktor yang berhubungan dengan staf antara lain :
kurang adekuatnya pengkajian pasien yang dilakukan oleh perawat, komunikasi staf yang lemah,
kurangnya orientasi dan training dan tidak adekuatnya informasi tentang pasien. Ketiga,
pengkajian suicide seharusnya dilakukan secara kontinyu selama di rawat di rumah sakit baik
saat masuk, pulang maupun setiap perubahan pengobatan atau treatmen lainnya. Keempat,
hubungan saling percaya antara perawat dan pasien serta kesadaran diri perawat terhadap cues
perilaku pasien yang mendukung terjadinya resiko bunuh diri adalah hal yang penting dalam
menurunkan angka suicide di rumah sakit.
Oleh karena itu suicide pada pasien rawat inap merupakan masalah yang perlu penanganan
yang cepat dan akurat. Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai faktor resiko terjadinya
bunuh diri, instrument pengkajian dan managemen keperawatannya dengan pendekatan proses
keperawatanya.
Ambivelensi tentang kematian Kurangnya respon positif
Bunuh diri
2.6 Diagnosa keperawatan dan Diagnosa medis
2.6.1 Diagnosa keperawatan
Risiko bunuh diri
2.6.2 Diagnosa medis
Frustasi
1. Identitas Klien
individu secara sadar berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati. Prilaku bunuh
diri meliputi isyarat-isyarat, percobaan dan ancaman verbal yang akan mengakibatkan kematian,
3.2 Saran
Bagi tenaga kesehatan dan keluarga korban supaya lebih memahami tanda dan gejala
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................i
PRAKATA ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................2
1.3 Tujuan ................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian ..........................................................................3
2.2 Rentanf Respon ..................................................................3
2.3 Faktor Predisposisi dan Faktor prespitasi ..........................4
2.4 Tanda dan Gejala ..............................................................5
2.5 Psiopatologi ……………………………………………...6
2.6 Diagnosa Keperawatan dan Diagnosa Medis ....................7
2.6.1 Diagnosa Keperawatan ………………………..7
2.6.2 Diagnosa Medis …………………………………….7
2.7 Penatalaksanaan
2.7.1 Penatalaksanaan Medis ............................................8
2.7.2 Penatalaksanaan Keperawatan ..................................10
2.7 Askep ...............................................................................10
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................16
3.2 Saran .................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................17
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Posisi Indonesia hampir mendekati negara-negara bunuh diri, seperti Jepang, dengan
tingkat bunuh diri mencapai lebih dari 30.000 orang per tahun dan China yang mencapai
250.000 per tahun.
Pada tahun 2005, tingkat bunuh diri di Indonesia dinilai masih cukup tinggi.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2005, sedikitnya 50.000 orang
Indonesia melakukan tindak bunuh diri tiap tahunnya. Dengan demikian, diperkirakan 1.500
orang Indonesia melakukan bunuh diri per harinya. Namun laporan di Jakarta menyebutkan
sekitar 1,2 per 100.000 penduduk dan kejadian bunuh diri tertinggi di Indonesia adalah
Gunung Kidul, Yogyakarta mencapai 9 kasus per 100.000 penduduk.
Adapun kejadian bunuh diri tertinggi berada pada kelompok usia remaja dan dewasa
muda (15 – 24 tahun), untuk jenis kelamin, perempuan melakukan percobaan bunuh diri
(attemp suicide) empat kali lebih banyak dari laki laki. Cara yang populer untuk mencoba
bunuh diri pada kalangan perempuan adalah menelan pil, biasanya obat