Anda di halaman 1dari 17

BAB III

DESKRIPSI LEMBAGA

Yayasan Al-Ittifaq merupakan pengelola Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq yang

bertugas menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam rangka mewujudkan misi dan

visi pondok pesantren. Yayasan yang didirikan pada tahun 1993 itu ditujukan untuk

meningkatkan kinerja pengurus pesantren agar, meskipun dalam suatu pesantren itu

kyai merupakan tokoh sentral, segala sesuatu tidak bergantung pada kyai. Dalam hal

ini K.H. Fuad Affandi sebagai pimpinan pondok pesantren berupaya mengembangkan

kemandirian bagi orang-orang di bawahnya dan juga bagi masyarakat sekitar yang

ada di lingkungan Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq. Deskripsi dan gambaran

lengkap tentang mengenai Yayasan Pesantren Hijau Al– Ittifaq akan dibahas dalam

bab ini, meeliputi profil, prosedur pelayanan, pendanaan, program, kegiatan, sarana

dan prasarana serta jaringgan kerja.

3.1. Profil Yayasan Pesantren Hijau Al–Ittifaq

Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq merupakan yayasan pondok pesantren

yang tidak hanya berkonsentrasi pada pendidikan keagamaan namun juga pada

bidang agrikultur. Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq saat ini menampung dua jenis

santri untuk dibina yaitu jenis santri Salafiyah dan jenis santri khalafiyah. Santri

Salafiyah merupakan santri yang hanya mempelajari ilmu agama di malam hari dan

melakukan aktivitas pertanian di siang hari. Sedangkan jenis santri khalafiyah

40
41

merupakan jenis santri yang melakukan pendidikan formal disiang hari dan

mempelajari ilmu agama di malam hari.

Gambar 3.1 Logo Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq


Sumber: Profil Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq

Dalam melaksanakan pengembangan agribisnis, Yayasan Pesantren Hijau Al-

Ittifaq mendasarkannya kepada prinsip INPEKBI (Ilahi, Negeri, Pribadi, Ekonomi,

Keluarga, Birahi, Ilmihi) yang artinya, bahwa dalam melaksanakan pengembangan

agribisnis maka harus diridhoi oleh Allah SWT, diakui oleh pemerintah (negeri),

berdasarkan atas kepribadian yang luhur, usaha secara ekonomis harus menghasilkan

keuntungan. Serta kegiatan tersebut harus berdasarkan asas kekeluargaan, dan bila

sudah dewasa santri siap untuk dinikahkan dan diberi tempat tinggal. Karena di

pondok pesantren ini tidak ada batasan waktu bagi santri untuk berlatih dan mondok

di pesantren Al-Ittifaq ini, serta menerapkan ilmu atau teknologi yang berkembang

untuk meningkatkan produksi.


42

Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq dalam melaksanakan kegiatan

agribisnisnya melibatkan para santri. Sehingga para santri selain dibekali ilmu agama,

juga dibekali ilmu agribisnisnya. Oleh karena itu banyak alumni santri juga yang

melakukan usaha pada bidang agribisnis dan umumnya berhasil. Yayasan Pesantren

Hijau Al-Ittifaq saat ini merupakan tempat magang atau pelatihan agribisnis dari

santri-santri di luar daerah, mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi, dan petani dari

berbagai daerah, baik dalam maupun luar negeri.

Kegiatan usaha yang dilakukan pesantren ini mempunyai multiple effect

terhadap masyarakat disekitar lingkungan Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq itu

sendiri. Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq melakukan banyak pemberdayaan bagi

masyarakat sekitar yang membutuhkan. Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq

melakukan pemberdayaan yang berhubungan bidang agrikultur yang dilakukan oleh

Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq tersebut. Profil dari Yayasan Pesantren Hijau Al-

Ittifaq dapat diuraikan sebagai berikut:

3.1.1. Nama Lembaga

Nama lembaga yaitu Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq.

3.1.2. Alamat Lembaga

Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq beralamatkan di kampung Ciburial RT. 002/RW

010 Desa Alamendah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa

Barat.
43

Gambar 3.2 Lokasi Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq


Sumber: Google Maps

3.1.3. Sejarah Berdirinya Lembaga

Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq terletak di sebelah selatan kota Bandung

tepatnya di kampung Ciburial Rt. 02/10 Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali

Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Jarak pondok pesantren ke kecamatan ± 7

km, ke kabupaten (pendopo Pemda) ± 29 km dan Kota Bandung ± 40 km. Yayasan

Pesantren Hijau Al-Ittifaq berada di daerah Gunung Patuha dengan ketinggian 1.250

dpl. Luas wilayah administratif Desa Alam Endah sekitar 506,6 ha dan dihuni sekitar

22.673 jiwa. Yayasan Pesantren Hijau Al- Ittifaq didirikan pada tanggal 1 Februari

1934 (16 syawal 1302) oleh KH. Mansyur atas restu Kanjeng Dalem Wiranata

Kusumah. Pada awalnya Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq tergolong ke dalam jenis

pondok pesantren Salafiyah (tradisional/non sekolah). Sistem pendidikan yang


44

diterapkan pada waktu itu cukup kolot yaitu para santri diharamkan untuk belajar

menulis latin, tidak boleh kenal dengan pejabat pemerintah karena dianggap penjajah,

tidak diperbolehkan membuat rumah dari tembok, tidak boleh terdapatalat elektronik

(mic, radio, TV dan sebagainya) dan tidak diperbolehkan membuat toilet di dalam

rumah. Pada tahun 1953 kepemimpinan diteruskan oleh H. Rifai hingga wafatnya

pada tahun 1970, dan pada tahun 1970 sampai sekarang kepemimpinan dipegang oleh

KH Fuad Affandi (cucu dari KH Mansyur). Pengelolaan pendidikan yang seadanya

menyebabkan perkembangannya amat sangat lamban, bahkan cenderung berjalan di

tempat ditambah dengan keengganan untuk membuka diri dan kurangnya

pengetahuan mengenai potensi daerah.

Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq mempunyai prinsip-prinsip kelembagaan

dalam upaya untuk menjaga kesesuai eksternal yaitu meyakinkan, menggalang,

menggerakkan, memantau, dan melindungi. Tahun 1970 KH Fuad Affandi mencoba

memadukan antara kegiatan keagamaan dengan kegiatan usaha pertanian (agribisnis)

di pondok pesantrennya karena sesuai dengan potensi alam yang ada di sekitar

pesantren. Kegiatan usaha pertanian (agribisnis) berlangsung hingga sekarang,

bahkan menjadi tulang punggung kegiatan pesantren. Selain itu, ada dua alasan

Pesantren Hijau Al-Ittifaq menerapkan pendidikan di sektor pertanian dikarenakan

hampir 90% santri Al-Ittifaq adalah santri kurang mampu, saat ini ada dua sistem

pendidikan yaitu khalafiyah dan salafiyah. Adanya pelatihan di sektor pertanian

diharapkan mampu mendorong santri untuk mengembangkan karir di bidang

wirausaha karena skill yang telah dilatih selama santri belajar di yayasan. Santri
45

didorong untuk mandiri dan belajar tauhid sehingga diharapkan mampu mengajarkan

ilmu agama yang diimbagi dengan berkarya. Pelaksanakan pengembangan agribisnis

Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq didasarkan kepada prinsip INPEKBI (Ilahi,

Negeri, Pribadi, Ekonomi, Keluarga, Birahi, Ilmihi) yang artinya bahwa dalam

melaksanakan pengembangan agribisnis maka harus diridhoi oleh Allah SWT, diakui

oleh pemerintah (negeri), berdasarkan atas kepribadian yang luhur, usaha secara

ekonomis.

Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq saat ini dijadikan sebagai tempat magang

atau pelatihan agribisnis dari santri, mahasiswa, dan petani yang berasal dari berbagai

daerah bahkan dari luar negeri. Hasil dari kegiatan agribisnis dapat digunakan sebagai

sarana untuk pemenuhan kebutuhan warga pesantren sehingga dapat menekan biaya

produksi. Produk yang dihasilkan dari kegiatan agribisnis mempunyai nilai

keunggulan kompetitif dan komparatif sehingga Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq

dijadikan sebagai laboratorium dalam menumbuhkembangkan jiwa mandiri dan

wirausaha santri.

3.1.4. Jangkauan Kerja

Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq merupakan sebuah pondok pesantren yang

memiliki lngkupa atau jangkauan kerja berskala nasional. Namun yang saat ini

sedang digencarkan oleh pondok pesantren yaitu bidang agribisnis khususnya di

daerah Jawa Barat. hal tersebut didiukung oleh banyaknya kerja sama yang telah

dijalin antara pondok pesantren dengan para petani yang tersebar di Jawa Barat
46

seperti di Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten

Tasikmalaya, dan Kabupaten Sukabumi.

3.1.5. Visi dan Misi

1. Visi:

“Membentuk santri yang berakhlaq mulia, ‘alim dan peduli lingkungan”.

2. Misi:

1) Menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkepribadian islami dan

berakhlaq mulia.

2) Menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang menguasai ilmu agama, ilmu

pengetahuan dan teknologi. Salah satu implementasi dalam mewujudkan misi

ini adalah membuat dan mengembangkan bahan dasar pembuatan kompos

untuk pupuk tanaman (pangan, hortikultura) yang siap dipakai dan dapat

mematangkan kompos dalam tempo satu minggu. Bahan dasar ini telah

diperdagangkan secara meluas dengan kode perdagangan MFA

(Mikroorganisme Fermentasi Alami), sekarang lokasi pembuatan (pabrik)

MFA ditempatkan di Garut.

3) Menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keterampilan dan

kemandirian.

4) Menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berdaya juang tinggi, kreatif,

inovatif, serta mampu mencintai, memelihara dan melindungi lingkungannya.

Kegiatan yang dilakukan yaitu mengembangkan usaha penggemukan sapi dan


47

domba. Fungsi ternak disamping kotorannya dipergunakan untuk kompos

juga dipergunakan untuk biogas.

5) Menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang mampu

mengimplementasikan semboyan pondok: tidak boleh ada sedetik waktu yang

nganggur, tidak boleh ada sejengkal tanah yang tidur dan tidak boleh ada

sehelai sampah yang ngawur.

3.1.6. Tujuan

1. Terwujudnya sumber daya manusia (SDM) yang berkepribadian islami dan

berakhlaq mulia.

2. Terwujudnya sumber daya manusia (SDM) yang menguasai ilmu agama, ilmu

pengetahuan dan teknologi. Salah satu implementasi dalam mewujudkan misi ini

adalah membuat dan mengembangkan bahan dasar pembuatan kompos untuk

pupuk tanaman (pangan, hortikultura) yang siap dipakai dan dapat mematangkan

kompos dalam tempo satu minggu. Bahan dasar ini telah diperdagangkan secara

meluas dengan kode perdagangan MFA (Mikroorganisme Fermentasi Alami),

sekarang lokasi pembuatan (pabrik) MFA ditempatkan di Garut.

3. Terwujudnya sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keterampilan dan

kemandirian.

4. Terwujudnya sumber daya manusia (SDM) yang berdaya juang tinggi, kreatif,

inovatif, serta mampu mencintai, memelihara dan melindungi lingkungannya.

Kegiatan yang dilakukan yaitu mengembangkan usaha penggemukan sapi dan


48

domba. Fungsi ternak disamping kotorannya dipergunakan untuk kompos juga

dipergunakan untuk biogas.

5. Terwujudnya sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengimplementasikan

semboyan pondok: tidak boleh ada sedetik waktu yang nganggur, tidak boleh ada

sejengkal tanah yang tidur dan tidak boleh ada sehelai sampah yang ngawur.

3.1.7. Sasaran

Sasaran pelayanan dari Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq adalah:

1. Anak-anak dari keluarga miskin

2. Anak-anak yang mengikuti pendidikan formal

3. Petani sekitar lingkungan Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq

3.1.8. Struktur Organisasi


Secara garis struktural Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq dipimpin oleh generasi

ketiga pesantren yaitu KH. Fuad Affandi yang sekaligus sebagai sesepuh/ dewan

pendiri yayasan Al-Ittifaq


49

Gambar 3.3 Struktur Kelembagaan Yayasan Pesantren Hijau Al Ittifaq


Sumber: Profil Yayasan Pesantren Agrikultur Al-Ittifaq Tahun 2019
Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq terdiri dari 32 asatidz/ pengajar yang

merupakan alumni dari pondok. Masing-masing pengajar memberikan pembelajaran

yang berbeda-beda kepada santri meliputi sholat, tauhid, sholawat, tahfihz qur’an, dan

amalan sunnah. Jumlah keseluruhan santri sebanyak 326 santri mulai dari santri

tingkat SD/MI hingga tingkat SMA/MA.

Saat ini pondok juga telah bekerjasama dengan instansi pemerintah dan

BUMN berupa kerjasama di bidang pengembangan SDM, bantuan permodalan dan

pengembangan sarana prasarana. Selain itu, pondok juga melakukan kerjasama

dengan lembaga pendidikan dalam rangka pengembangan teknologi pertanian melalui

penelitian dan magang. Lembaga pendidikan yang menjalin kerjasama dengan

Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq adalah Institut Pertanian Bogor, Universitas

Padjajaran Bandung, Universitas Winaya Mukti, dll.

Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq aat ini memiliki lebih dari lima orang

ketua kelompok yang menaungi para masyarakat yang diberdayakan oleh pesantren

al-ittifaq dalam bidang agrikultur. Hal tersebut merupakan sebuah pemberdayaan

yang dilakukan kepada masyarakat sekitar al ittifaq yang masih tergolong kurang

mampu agar lebih berdaya dalam meelakukan kehidupannya.

3.2. Prosedur Pelayanan

Pelayanan yang diberikan oleh Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq meliputi

pelayanan di bidang pendidikan formal yaitu Khalafiyyah dan pendidikan non formal
50

yaitu Salafiyyah serta dalam bidang agribisnis melalui koperasi yang didalamnya

memberdayakan petani yang ada di sekitar Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq.

Prosedur pelayanan yang diberikan oleh pihak agribisnis kepada petani yang sudah

bekerjasama dengan koperasi memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Merupakan anggota dari kelompok tani di bawah Yayasan Pesantren Hijau Al-

Ittifaq

2. Petani dan peternak yang bersedia dan berkomitmen untuk mensupplai barang

setiap hari ke koperasi dengan kuantitas barang yang telah ditentukan

3. Secara mental dan fisik mampu didik dan mampu latih

4. Berkomitmen untuk mematuhi segala peraturan dari koperasi

Setelah memenuhi kriteria yang disebutkan tersebut, kemudian para petani

yang selanjutnya akan diberdayakan akan melalui beberapa proses pelayanan

pemberdayaan sosial sebagai berikut:

1. Tahap Penerimaan

1) Registrasi, yaitu kegiatan pengumpulan data administrasi dan

penandatanganan MoU antara petani dan peternak dengan pihak Yayasan

Pesantren Hijau Al-Ittifaq.

2) Pembagian tugas pembibitan pada petani sesuai dengan kuantitas produk

yang diperlukan oleh Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq.

2. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan petani dan peternak diberikan kegiatan sosialisasi dan

penyuluhan mengenai cara bertani dan beternak yang baik dan benar guna
51

menghasilkan produk unggulan. Kemudian setelah mengikuti pelatihan yang

diselenggarakan oleh bidang Balai Latihan Kerja atau BLK milik Yayasan

Pesantren Hijau Al-Ittifaq, petani dan peternak diberikan modal awal berupa bibit

tanaman dan hewan ternak.

3. Proses Pemberdayaan

Proses ini dapat juga disebut sebagai kegiatan intervensi yang dilakukan oleh

pihak Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq yaitu melalui kegiatan agribisnis,

dimana setiap petani yang telah melalui dua tahapan sebelumnya dipersilahkan

untuk melakukan kegiatan pertanian yang mana selanjutnya hasil dari pertanian

tersebut telah memiliki pasar tetap yaitu koperasi Yayasan Pesantren Hijau Al-

Ittifaq yang akan menampung komoditi yang dihasilkan oleh para petani setiap

harinya.

4. Monitoring

Kegiatan ini dilakukan untuk terus memantau hasil dan proses dari kegiatan

pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq kepada

para petani. Kegiatan monitoring ini dilakukan setiap bulan pada malam kamis

kliwon dimana seluruh anggota tani yang diberdayakan oleh Yayasan Pesantren

Hijau Al-Ittifaq dikumpulkan di Aula Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq untuk

membahas setiap masalah dan hasil yang didapatka oleh masing masing petani

yang ada. Kegiatan monitoring tersebut biasa dikenal dengan nama kliwonan.
52

3.3. Pendanaan

Sumber anggaran utama Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq berasal dari hasil

agribisnis yang dilakukan oleh Koperasi Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq yang

dinaungi oleh Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq itu sendiri. Selain dari hasil

agribisnis, anggaran Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq didapatkan dari bidang

pendidikan yang dilakukan yaitu Khalafiyyah. Dana tersebut dialokasikan untuk hal-

hal yang berkaitan dengan pelayanan yang dilakukan oleh Yayasan Pesantren Hijau

Al-Ittifaq seperti untuk akomodasi santri, makan santri, bibit tanaman bagi para

petani yang diberdayakan dan juga pelatihan pelatihan yang dilakukan untuk para

petani yang diberdayakan oleh Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq.

3.4. Program dan Kegiatan yang Dilakukan

Program dan kegiatan yang dilakukan yang dilakukan di Yayasan Pesantren Hijau Al-

Ittifaq meliputi:

1. Pendidikan salafiyyah

1) Bimbingan keagamaan

2) Bimbingan etika dan budi pekerti

3) Pendidikan kitab kuning

4) Pelatihan pertanian

5) Pelatihan peternakan

6) Pelatihan pengemasan
53

7) Pelatihan usaha

2. Pendidikan Khalafiyyah

1) Bimbingan keagamaan

2) Bimbingan etika dan budi pekerti

3) Pendidikan formal

3. Pemberdayaan Petani

1) Pelatihan pertanian

2) Pelatihan peternakan

3) Pelatihan pengemasan

4) Pelatihan usaha

5) Penyuluhan pembibitan

6) Penyuluhan kompos

7) Monitoring rutin

3.5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq meliputi:

3.5.1 Sarana

1. Kantor yayasan :1

2. Kantor pondok pesantren :1

3. Kantor koperasi :1

4. Aula :1

5. Ruang kelas :8
54

6. Asrama : 25

7. Masjid :1

8. Lahan pertanian :4

9. Ruang pengemasan :2

10. Kandang ternak : 15

11. Pengolahan sampah :2

12. Pengolahan kompos :1

13. Gedung Balai Pelatihan Kerja :1

14. Perpustakaan :1

3.5.2 Prasarana

1. Peralatan kantor

2. Peralatan pendidikan

3. Peralatan pertanian

4. Peralatan peternakan

5. Peralatan pengemasan

6. Kendaraan pengiriman

7. Peralatan listrik

8. Air jet pump

Lahan pertanian yang dimiliki pondok diterapkan dengan sistem mandor.

Mandor adalah pemimpin pengelolaan usaha tani dimana sarana produksi dan modal

masih berasal dari Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq. Seorang mandor yang mampu
55

berdiri sendiri, mereka akan membentuk kelompok tani dan menjadi pengusaha. Saat

ini Al-Ittifaq sudah membentuk banyak mandor yang sudah menjadi pengusaha dan

menjadi ketua kelompok tani. Selain itu, terdapat sekitar 15 mandor yang dibina dan

diharapkan lepas dalam waktu dekat dari Al-Ittifaq.

Mandor ini kelak diharapkan mampu menjadi pengusaha mandiri dan

mempunyai kelompok tani sendiri. Kandang ternak digunakan sebagai tempat untuk

pembelajaran peternakan seperti sapi, ayam, kelinci, dan kambing. Ruang

pengemasan terdiri dari dua tempat yaitu pengemasan untuk pengiriman sayuran ke

Jakarta dan Bandung. Pengolahan sampah dan pengolahan kompos merupakan

fasilitas yang mendukung untuk mengolah sisa-sisa produk pertanian yang sudah

tidak bisa dimanfaatkan untuk manusia dan hewan. Koperasi digunakan sebagai

tempat pembelajaran santri mengenai admisintrasi usaha.

3.6. Jaringan Kerja

Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq memiliki jaringan kerja dengan beberapa dinas

atau instansi diantaranya:

1. Kementrian Sosial Republik Indonesia, yakni melakukan koordinasi dan

pelatihan-pelatihan mengenai pemberdayaan masyarakat dan juga mengenai

lembaga-lembaga kesejahteraan sosial seperti pelatihan bagi karang taruna.

2. Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, yakni bekerjasama dalam bidang pertanian

dimana bekerjasama dalam pelaksanaan pelatihan dan penyuluhan yang

berkaitan dengan pertanian.


56

3. Dinas Peternakan Kabupaten Bandung, yakni bekerjasama dalam bidang

peternakan dimana bekerjasama dalam pelaksanaan pelatihan dan penyuluhan

yang berkaitan dengan peternakan.

4. Dinas Perindustrian Kabupaten Bandung, yakni bekerjasama dalam pelaksanaan

penyuluhan dan pelatihan tentang perindustrian.

5. Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, bekerjasama di bidang kesehatan dan

tenaga medis. Bekerjasama juga dalam hal urusan Khitanan Massal untuk

masyarakat sekitar.

6. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Rancabali, bekerjasama dalam hal

urusan pernikahan massal untuk para santri dan masyarakat sekitar.

7. Majelis Ulama Indonesia (MUI), bekerjasama dalam hal urusan keagamaan dan

acara acara yang berkaitan dengan agama.

8. Yayasan Pesantren Hijau Al-Ittifaq juga bekerjasama dengan pihak swasta di

bidang pemasaran agribisnis yaitu beberapa supermarket di DKI Jakarta dan

Kota Bandung.

Anda mungkin juga menyukai