Anda di halaman 1dari 9

Nama Ponpes : AL-ITTIFAQ

Alamat : Jl. Patengan KM. 7 Kp. Ciburial Ds.


Alamendah Rt. 02/10

Kec. Rancabali Kab. Bandung.

Pendiri : KH. Mansyur

Tahun berdiri : 1934

Jumlah santri putra/putrid : 320 orang

Jumlah Ustadz/dzah : 50 orang

Lembaga Pendidikan : Salafiyah dan Khalafiyah (TKA, MI, MTs


dan MA)

Kajian Utama Ponpes : Agribisnis Pertanian

Telepon/Fax : 022-5928320 / 022-85920526

A. Latar Belakang Sejarah Pondok Pesantren Al-Ittifaq

Pondok Pesantren Al- Ittifaq berada dibawah Yayasan Al- Ittifaq,


yang saat ini dipimpin oleh KH. Fuad Affandi. Letak pondok pesantren
ini berada di sebelah selatan kota Bandung tepatnya di kampung
Ciburial Rt. 02/10 Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali Kabupaten
Bandung, Propinsi Jawa Barat. Jarak pondok pesantren ke kota
Kecamatan +7 km, ke kota Kabupaten (pondopo Pemda) +29 km dan ke
kota Bandung +40 km.

Pondok Pesantren Al- Ittifaq didirikan pada tanggal 1 Februari


1934 (16 syawal 1302) oleh KH. Mansyur atas restu Kangjeng Dalem
Wiranata Kusumah. Pada awalnya pondok pesantren Al-Ittifaq tergolong
ke dalam jenis pondok pesantren Salafiyah (Tradisional/non sekolah).
Sistem pendidikan yang diterapkan pada waktu itu cukup kolot yaitu
para santri diharamkan untuk belajar menulis latin, tidak boleh kenal
dengan pejabat pemerintah karena dianggap penjajah, tidak
diperbolehkan membuat rumah dari tembok, tidak boleh ada alat
elektronik (Mic, radio, TV dan sebagainya) dan tidak diperbolehkan
membuat toilet di dalam rumah.

Pada tahun 1953 kepemimpinan diteruskan oleh H. Rifai hingga


wafatnya pada tahun 1970, dan pada tahun 1970 sampai sekarang
kepemimpinan dipegang oleh KH Fuad Affandi (cucu dari KH Mansyur).
Pengelolaan pendidikan yang seadanya, menyebabkan
perkembangannya amat sangat lamban, bahkan cenderung berjalan di
tempat, ditambah dengan keengganan untuk membuka diridan
kurangnya pengetahuan mengenai potensi daerah.

Pondok pesantren Al-Ittifaq sebagai sebuah lembaga pendidikan


memiliki visi, yaitu “Ikhlas dalam pelayanan untuk menegakkan syi ’ar
Islam melalui da’wah bil hal”. Serta misi “Membentuk pribadi dan
masyarakat yang berakhlak mulia melalui pengamalan nilai-nilai Islam.
Mengembangkan program pelayanan yang terpadu, terarah dan
berkesinambungan. Membentuk perilaku berprestasi, berfikir strategis
serta bertindak efektif, efisien melalui pengembangan pendidikan yang
komprehensif bagi kelayakan.”

Dalam upaya untuk menjaga kesesuai eksternal, Pondok


Pesantren Al-Ittifaq mempunyai prinsip-prinsip kelembagaan yaitu
sebagai berikut:

1. Meyakinkan

2. Menggalang

3. Menggerakan

4. Memantau, dan

5. Melindungi.

B. Latar Belakang dan Perkembangan Unit Usaha Agribisnis di Pondok


Pesantren Al-Ittifaq

Sejak tahun 1970 KH Fuad Affandi, mencoba untuk memadukan


antara kegiatan keagamaan dengan kegiatan usaha pertanian
(Agribisnis) di pondok pesantrennya, sesuai dengan potensi alam yang
ada di sekitar pesantren. Kegiatan usaha pertanian (Agribisnis)
berlangsung hingga saat ini, bahkan menjadi tulang punggung kegiatan
pesantren.

Dalam menjalani pendidikannya, santri Pondok Pesantren Al-


Ittifaq yang datang dari berbagai pelosok nusantara, yang mayoritas
berasal dari golongan ekonomi rendah, fakir miskin dan anak yatim
piatu, dan mereka sama sekali tidak dipungut biaya. Bahkan untuk
keperluan makan, kesehatan, dan kebutuhan sehari-harinya pun
dipenuhi oleh pondok pesantren, hasil dari usaha pertanian yang
dikelola oleh santri.

Dalam melaksanakan pengembangan agribisnis, pondok


pesantren Al-Ittifaq mendasarkannya kepada prinsip INPEKBI (Ilahi,
Negeri, Pribadi, Ekonomi, Keluarga, Birahi, Ilmihi) yang artinya, bahwa
dalam melaksanakan pengembangan agribisnis maka harus diridhoi
oleh Allah SWT, diakui oleh pemerintah (negeri), berdasarkan atas
kepribadian yang luhur, usaha secara ekonomis harus menghasilkan
keuntungan. Serta kegiatan tersebut harus berdasarkan asas
kekeluargaan, dan bila sudah dewasa santri siap untuk dinikahkan dan
diberi tempat tinggal. Karena di pondok pesantren ini tidak ada batasan
waktu bagi santri untuk berlatih dan mondok di pesantren Al-Ittifaq ini,
serta menerapkan ilmu atau teknologi yang berkembang untuk
meningkatkan produksi.

Pondok pesantren Al-Ittifaq dalam melaksanakan kegiatan


agribisnisnya melibatkan para santri. Sehingga para santri selain
dibekali ilmu agama, juga dibekali ilmu agribisnisnya. Oleh karena itu
banyak alumni santri juga yang melakukan usaha pada bidang
agribisnis dan umumnya berhasil. Pondok pesantren Al-Ittifaq saat ini
merupakan tempat magang atau pelatihan agribisnis dari santri-santri
di luar daerah, mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi, dan petani
dari berbagai daerah, baik dalam maupun luar negeri.

Kegiatan usaha yang dilakukan pesantren ini mempunyai multiple


effect terhadap kelangsungan proses pendidikan di PP. Al-Ittifaq. Selain
sebagai sarana untuk pemenuhan kebutuhan warga pesantren, juga
dapat menekan biaya produksi sehingga produk yang dihasilkan dapat
mempunyai nilai keunggulan kompetitif dan komparatif serta menjadi
laboratorium bagi penumbuhkembangan jiwa mandiri dan wirausaha
santri. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan oleh
PP. Al-Ittifaq, yaitu Mencetak santri yang berahkhlak mulia, mandiri
dan berjiwa wirausaha.
Salah satu bukti keberhasilan yang dicapai oleh pondok pesantren
Al- Ittifaq adalah dengan banyaknya para alumni pondok pesantren Al
Ittifaq Ciburial yang telah menjadi guru mengaji, pedagang dan ada
pula yang membuka pesantren baru di daerah asalnya. Dan tidak
kurang dari +36 DKM (Dewan Kemakmuran Mesjid) yang ada di daerah
Rancabali, Lebak Muncang dan Ciwidey merupakan alumni santri
pondok pesantren Al-Ittifaq.

Sekarang ini pondok pesantren Al-Ittifaq telah resmi sebagai Unit


Klinik Konsultasi Agribisnis diantaranya :

1) Pusat Inkubator Agribisnis, merupakan tempat inkubasi untuk


meningkatkan kemandirian usaha kecil sebagai pemula menjadi
usaha yang lebih mandiri.
2) Tempat pelatihan agribisnis bagi para santri dan masyarakat tani
sekitarnya juga para petani/ UKM dari beberapa daerah dan dinas
pemerintahan.
Adanya kegiatan agribisnis di Pondok Pesantren Al- Ittifaq ini,
tidak hanya menguntungkan dan menigkatkan kesejahteraan bagi para
pengelola dan santri, tapi juga menguntungkan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Hal ini disebabkan karena usaha
dari pondok pesantren Al- Ittifaq selain melibatkan para santri juga
melibatkan masyarakat setempat, baik dalam produksi suatu komoditi
maupun dalam perkembangan koperasi pondok pesantren.

Adapun Agribisnis yang sekarang dilakukan oleh pondok


pesantren Al-Ittifaq mencakup berbagai bidang usaha yaitu sebagai
berikut :

a. Memproduksi sayuran dataran tinggi untuk memenuhi permintaan


pasar tradisional maupun pasar-pasar modern dan supermarket
(pasar swalayan). Jumlah komoditi yang di produksi Al-Ittifaq +25
jenis sayuran yaitu Buncis, Kentang, Daun Bawang, Tomat, Cabe
Keriting, Cabe Hijau, Paprika, Sawi Putih, Jeruk Limau, Kol Putih,
Kol Merah, Daun Mint, Lobak, Labu Parang, Pucuk Labu, Kapri,
Jagung Semi, Bawang Ganda, Bawang Kucai, Labu Siam, Daikon,
Seledri, Kacang Merah, Kacang Endul, dan Wortel dan Jamur Tiram.
b. Memproduksi komoditi sayuran yang siap untuk konsumen pasar
swalayan dan pasar modern melalui sortasi, grading, packing,
wrifing dan Labeling sesuai dengan permintaan pasar tradisional
atau pasar swalayan.
c. Membuat dan mengembangkan bahan dasar pembuatan kompos
untuk pupuk tanaman (pangan, hortikultura) yang siap dipakai dan
dapat mematangkan kompos dalam tempo satu minggu. Bahan dasar
ini telah diperdagangkan secara meluas dengan kode perdagangan
MFA (Mikroorganisme Fermentasi Alami). Sekarang lokasi
pembuatan (pabrik) MFA ditempatkan di Garut.
d. Mengembangkan usaha penggemukan sapi dan domba. Fungsi
ternak disamping kotorannya dipergunakan untuk kompos.
Komoditi utama pertanian di Pondok Pesantren Al-Ittifaq adalah
komoditi sayuran dataran tinggi. Dari usaha agrobisnis ini ternyata
berkembang usaha peternakan, industri kompos, perikanan dan
kelembagaan koperasi yang melakukan fungsinya sebagai penyedia
modal, sarana produksi, pengolahan (processing) dan pemasaran hasil.

Unit-unit usaha untuk mendukung kelompok tani terdiri dari unit


pelayanan sarana produksi, unit produksi, unit pemasaran, unit
pengendalian hama dan penyakit, unit kendaraan dan unit pemanfaatan
hasil.

Untuk lebih meningkatkan kinerja dan hasil usaha santri, PP. Al-
Ittifaq juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam bentuk
kemitraan, diantaranya dengan:

1. Masyarakat dan petani sekitar pesantren, berupa pembinaan dan


penyaluran hasil produksi masyarakat oleh pesantren.

2. Instansi pemerintah terkait dan BUMN, berupa kerjasama


dibidang pengembangan SDM, bantuan permodalan dan
pengembangan sarana prasana.

3. Lembaga pendidikan, berupa kerjasama pengembangan teknologi


pertanian melalui penelitian, magang dsb. Diantaranya lembaga
pendidikan yang menjalin kerjasama dengan PP. Al-Ittifaq adalah
IPB Bogor, UNPAD Bandung, UNSIL Tasikmalaya, ITB Bandung,
IKOPIN Sumedang, UMY Yogyakarta, UNS Solo, UNBRAW
Malang, UIN Bandung, UIN Jakarta, UPI Bandung dll.

4. Lembaga keuangan dan lembaga usaha.

5. Pihak-pihak lain yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi


pengembangan usaha dan pendidikan dalam rangka penegakkan
syi’ar Islam dan peningkatan kesejahteraan umat.

Komoditi yang ditanamkan di Pondok Pesantren Al-Ittifaq dan


sekitarnya adalah komoditi-komoditi yang diminta pasar, baik pasar
tradisional maupun pasar modern dan supermarket (pasar swalayan).
Dalam proses pelaksanaan pengolahan pertanian, dilaksanakan secara
terpadu, hal ini sangat penting dilakukan mengingat prioritas
kebutuhan pasar atas komoditi yang dibudidayakan berpedoman dasar
pada:

1) Kualitas
2) Kuantitas
3) Kontinuitas
Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan suatu metode yaitu
akurasi perangkat teknis di lapangan dalam mengatur mekanisme
pekerjaan, sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan jaringan kerja
pada beberapa jenis pekerjaan yang berbeda namun mempunyai kaitan
erat satu sama lain.

Dalam upaya meminta permintaan pasar yang sesuai dengan


kontrak kerjasama antara Pondok Pesantren dengan pengusaha, telah
dilakukan koordinasi dengan kelompok tani lainnya yang bernaung
dalam wadah Kopontren.

Dalam mengelola agribisnis, para santri dibagi ke dalam


kelompok-kelompok disesuaikan dengan minat, tingkat pendidikan dan
ketrampilan khusus yang dimiliki para santrinya. Secara umum
pembagian tugas para guru santri tersebut adalah:

1. Pengurus inti organisasi agrobisnis


2. Keskretariatan
3. Mandor kebun
4. Pengemasan
5. Pemasaran
6. Pekerja lapangan
7. Pengadaan
Pengelolaan budidaya sayuran menggunakan sistem rotasi dan
tumpang sari dengan pola tanam yang teratur, sehingga bisa
menghasilkan produk yang kontinyu dan kualitas yang terjaga. Khusus
kelompok tani Al-Ittifaq, pengelolaan budidaya dan pengolahan produk
dilakukan oleh sumber daya manusia para santri yang telah terdidik
dan terlatih sehingga merupakan tenaga-tenaga terampil. Luas lahan
pertanian yang diusahakan langsung oleh Pondok Pesantren adalah 14
Ha,

Sejak tahun 1993 Pondok Pesantren Al-Ittifaq telah mengadakan


kontrak kerja jangka panjang dengan perusahaan mitra yaitu Hero
(Sekarang Giant) dan Makro (Sekarang Lottemart), serta supermaket
(pasar swalayan) yang ada di Bandung yaitu Yogya Departemen Store,
Griya dan Superindo. Pesanan sayuran dari Pondok Pesantren Al-Ittifaq
untuk pasar swalayan setiap harinya (pada bulan Juni 1998) tidak
kurang dari 3-4 ton.

Sesuai dengan kontrak kerja, Pondok Pesantren dan kelompok


tani di bawah Kopontren harus mengirimkan barang sendiri, yang
sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diinginkan pasar. Oleh
karena itu, apabila masih ada kekurangan, pondok pesantren harus
menjalin kerjasama dengan kelompok lain diluar kecamatan Ciwidey,
bahkan bila masih kurang harus mencari ke pasar-pasar termasuk
pasar induk Caringin. Barang ini kemudian dikemas oleh Kopontren
sesuai dengan permintaan pasar.

Pada awal tahun 1993 pondok pesantren Al-Ittifaq dalam rangka


memenuhi kebutuhan pasar swalayan Hero Jakarta, dilakukan sesuai
dengan kesepakatan antara Hero dengan KUD pasir jambu dan
kesepakatan antara KUD Pasir Jambu dengan Pondok Pesantren Al-
Ittifaq yaitu sebagai berikut:

1. Untuk pengiriman barang-barang ke Hero, Pondok Pesantren Al-


Ittifaq mengirimkannya kepada KUD Pasir Jambu dan selanjutnya
dari KUD Pasir Jambu ke Hero Jakarta.
2. Pembayaran untuk barang-barang diatas oleh Hero di transfer ke
KUD dari KUD dibayar kepada pesantren Al-Ittifaq dengan cek
sesuai kontrak bon.
3. Harga setiap jenis barang terdapat pada kontrak perjanjian dan
untuk perubahan harga tetap diajukan seminggu sebelum
pengiriman.
4. Kualitas barang yang dikirimkan adalah grade 1 (terbaik).
Sejak tahun 1997 untuk lebih meningkatkan kualitas usaha
pertaniannya, PP. Al-Ittifaq mendirikan Koperasi Pondok Pesantren Al-
Ittifaq (Kopontren ALIF). Melalui Kopontren ALIF, produk sayuran yang
dihasilkan oleh santri dan masyarakat, dipasarkan ke berbagai
supermarket di Bandung dan Jakarta, diantaranya Hero, Yogya,
Superindo, Makro dan Diamond.
Selain membentuk koperasi dan bermitra dengan perusahaan/
pengusaha swasta, pondok pesantren Al-Ittifaq juga sering mengirim
santrinya untuk mengikuti berbagai macam pelatihan yang diadakan
oleh dinas pemerintahan maupun swasta.

Kopontren ALIF mulai berbadan hukum pada tahun 1997.


Kopontren ini berkembang dengan cukup pesat, di mana dalam jangka
waktu seminggu saja jumlah simpanan sukarela tidak kurang dari 1,5
jut rupiah.

Pemasaran dengan pasar swalayan yang ada di kota Bandung


seperti Superindo, Yogya dan Griya dilakukan berdasarkan kerjasama
langsung antara Kopontren dengan pasar swalayannya secara
langsung. Inti dari kesepakatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pengiriman barang tergantung dari pesanan yang jumlah


permintaannya dapat berubah setiap harinya.
2. Pengajuan harga dari suatu komoditi diajukan oleh pondok
pesantren.
3. Perubahan harga dapat berubah setiap satu minggu sekali.
4. Pengiriman barang langsung dari Pondok Pesantren ke Swalayan.
5. Pembayaran dilakukan dengan giro atau cek.
6. Cara pemberdayaan masyarakat
Adanya kegiatan agribisnis di Pondok Pesantren Al-Ittifaq ini,
tidak saja menguntungkan dan meningkatkan kesejahteraan bagi para
pengelola dan santri-santri di pondok pesantren tetapi juga
menguntungkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
sekitarnya. Hal ini disebabkan karena usaha di Pondok Pesantren Al-
Ittifaq melibatkan masyarakat setempat baik dalam memproduksi suatu
komoditi maupun dalam pengembangan kelembagaan koperasi Pondok
Pesantren dan Balai Mandiri Terpadu.

Para santri yang terjun dalam bidang pertanian setelah keluar


dari pondok pesantren, disarankan untuk dapat membentuk kelompok
tani, yang selanjutnya hasil dari pertaniannya dikirimkan ke pihak
pondok pesantren Al-Ittifaq. Selain itu banyak diantara petani yang
berasal alumnus santri Al- Ittifaq yang berhasil, menarik santri alumnus
untuk bekerja di lahan usaha agribisnisnya.

Anda mungkin juga menyukai