Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL 

PERMOHONAN BANTUAN
BUDIDAYA CABE MERAH

Kelompok Tani ‘BARAYA TANI’


Dusun Sukasirna

DESA SUKAJADI KECAMATAN WADO


KABUPATEN SUMEDANG
JAWA BARAT
2021
KELOMPOK TANI “BARAYA TANI”
DUSUN SUKASIRNA DESA SUKAJADI
KECAMATAN WADO KABUPATEN SUMEDANG
 

Nomor        :   1/KTJM/IX/2020                                Sukajadi, 10 Desember 2020


Sifat          :   Penting Kepada :
Lampiran    :   1 bendel Yth. Bapak Mentri Pertanian
Perihal        :   Permohonan Bantuan Dan Ketahanan Pangan RI
                      Budidaya Cabe Merah 
Di

Jakarta  

Bismilahirahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb.                       
                                                                                               
                                                                                        
                Dalam Rangka Mengembangkan ekonomi Kerakyatan serta peningkatan Pemberdayaan
masyarakat indonesia khususnya Petani menuju tercapainya kesejahteraan hidup Petani.
Sehubungan Dengan hal tersebut kami ingin mengajukan permohonan bantuan Bibit cabe merah
dang kelengkapan tanamnyadalam kegiatan peningkatan Produksi dan Produktifitas cabe Merah
Pada tahun 2021. Sebagai bahan pertimbangan Bapak Bersama ini Kami lampirkan :

1. SK kelompok tani Baraya Tani dari Kepala Desa


2. Berita acara Pembentukan Kelompoktani Baraya Tani Beserta Daftar Hadir Anggota
3. SKT Kelompok Baraya Tani

Demikian permohonan ini kami ajukan atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.

Kepala Desa Sukajadi Ketua Kelompok Tani


BARAYA TANI

DEDE SUHENDAR UNDANG.S

Mengetahui
Kepala UPTD Pertanian Dan Ketahanan Pangan
Wilayah Wado

CECEP SAEPUDIN,S.Pt.MM
NIP: 19660923 199503 1 002

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tanaman Cabai Merah


Cabai merah (capsicum annuum spp.) merupakan salah satu jenis sayuran komersial
yang sejak lama telah dibudidayakan di Indonesia, karena produk ini memiliki nilai
ekonomi yang tinggi. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tanggasehari-hari, cabai
banyak digunakansebagai bahan baku industri pangan dan farmasi. Pemasaran cabai dapat
dilakukan dalam bentuk segar, kering, bubuk sebagai bahan dasar industri maupun dalam
bentuk pasta cabe.
Meskipun harga pasar cabai sering berfluktuasi cukup tajam, namun halini tidak
menurunkan minat petani dan pengusaha untuk membudidayakannya. Sentra produksi
cabai di Indonesia adalah pulau Jawa, dan mulai dikembangkan di daerah di luar pulau
Jawa. Luas areal panen cabai pada tahun 1997 mencapai 161.602 Ha dengan produksi
801.832 ton. Data tahun 1992 menunjukkan bahwa ekspor cabai segar pada tahun tersebut
hanya mencapai 90.320 kg, dengan tujuan ekspor ke negara Malaysia dan Singapura.
Jumlah ini merupakan kontribusi yang sangat kecil jika dibandingkan dengan volume
cabai yang diperdagangkan di pasaran internasional mencapai 30.000 - 40.000 ton per
tahun (Santika, 1999).Negara-negara pengekspor cabai yang utama adalah India, Pakistan,
Bangladesh, Cina, dan Singapura. Hal ini menunjukkan bahwa cabai mempunyai potensi
pemasaran baik untuk tujuan domestik maupun tujuan ekspor.
Peluang ekspor cabai ini telah banyak dimanfaatkan antara lain oleh beberapa
pengusaha di Sukabumi. Di wilayah ini komoditi cabai dibudidayakan dalam hamparan
luas dengan tujuan pasar ekspor. Bisnis ini melibatkan banyak petani setempat di bawah
manajemen yang profesional. Usaha ini terbukti dapat menjadi alternatif bagi
pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani
setempat di satu sisi dan masuknya modal/investasi dari daerah lain. Dalam skala makro
bisnis ini juga menyumbang devisa yang cukup besar bagi negara dan pendapatan bagi
pemerintah setempat, di samping terbukanya peluang kerja baru bagi masyarakat di
daerah, menunjang pengembangan agribisnis serta melestarikan sumberdaya alam.

3
B. Tujuan Pembuatan proposal
Adapun tujuan pembuauan ini di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi Kebutuhan Cabai di pasaran dan di masyarakat
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang budidaya tanaman Cabai merah
3. Menambah Penghasilan Para Petani Cabai Merah khususnya Anggota kelompok Tani
Baraya Tani.

4
BAB II
PELAKSANAAN

Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai
dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan
unsur, serangan hama dan penyakit, dll. PT. Kelompok Tani Baraya Tani berupaya membantu
penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabai secara kuantitas,
kualitas dan kelestarian ( K-3 ), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas.

A. FASE PRATANAM
1. Pengolahan Lahan
 Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
 Diluku kemudian digaru (biarkan+ 1 minggu)
 Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2
 Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm
 Super Nasa : 1 btl dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air
tambahkan200 cc larutan induk.
 Atau 1 gembor ( + 10 liter ) diberi1 sendok makan peres Pupuk Cair dan siramkan ke
bedengan+ 5-10 m.
 Obat Cair : 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 2-4 tutup siramkan ke bedengan
sepanjang+ 5 – 10 meter.
 Campurkan GLIO 100 – 200 gr ( 1 – 2 bungkus ) dengan 50 – 100 kg pupuk
kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.
 Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig
zag ( biarkan + 1– 2 minggu ).
2. Benih
 Kebutuhan per 1000 m2 1 – 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural
CS-20, CB-30
 Biji direndam dengan POC N dosis 0,5 – 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam
semalam.

5
B. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)
1. Persiapan Persemaian
 Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
 Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah
disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO
100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media
dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang. 2. Penyemaian
 Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk
kandang matang yang telah disaring
 Semprot POC dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS
 Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban
3. Pengamatan Hama & Penyakit
a. Penyakit
 Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk,
disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian:
tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan
mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok
makan (± 10 gr) per 10 literair.
 Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun
atau kotil yg disebabkan cendawan Peronosporaparasitica. Cara mengatasi seperti
penyakit rebah semai.
 Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau
pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara
mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau
PESTONA.
b. H a m a
 Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagianbawah atau lipatan
pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari
koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
 Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena
cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti
tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore
hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR
atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.

6
 Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning
kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk
menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda,
bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti
pada Aphis dan Thrip
 Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur.
Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang
hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan
dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI
 Ulat Grayak ( Spodoptera litura &S. exigua ), Ciri ulat yang baru menetas / masih
kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat
bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva
memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-
bintil ataulubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal
ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di
sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA,
VIREXI atau PESTONA.
 Bekicot/siput. Memakan tanaman,terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar
pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.
C. FASE TANAM

1. Pemilihan Bibit
 Pilih bibit seragam, sehat, kuat dantumbuh mulus
 Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur21 – 30 hari)

2. Cara Tanam
 Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
 Plastik polibag dilepas
 Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4
tutup/ tangki. 3. Pengamatan Hama
D. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)
 Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanamanatau penggenangan
(dilep) jika dirasa kering.
 Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran
merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : = (250 : 250 :

7
250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 – 4minggu dosis 250
cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP :
KCl : =(500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.
 Penyemprotan POC ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20,
kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.
 Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 – 30 hr.

D. FASE PANEN DAN PASCA PANEN


1. Pemanenan
 Panen pertama sekitar umur 60-75hari
 Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali
atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
 Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC + Hormonik dan dipupuk dengan
perbandinganseperti diatas, dosis 500 cc/ph
2. Cara panen :
 Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
 Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering
 Penyortiran dilakukan sejak di lahan
 Simpan ditempat yang teduh

8
BAB III
PERHITUNGAN BIAYA DAN RUGI LABA

 Analisa Perhitungan Input Produksi Komoditi Cabai (Intensif) luas lahan 4 hektar
(populasi ± 8000 pohon)
1) Biaya tetap
- Sewa tanah 4 Ha x 2.000.000 / tahun = Rp.8.000.000,-
- Sewa traktor 20 hari x 100.000 = Rp. 2.000.000,-
- Drum untuk mencampur pestisida 8 bh @ Rp.150.000,- = Rp. 1.200.000,-
- Hand sprayer 20 buah @ Rp. 250.000 / 5 th / 4 tanam = Rp. 5.000.000,-
- Gembor untuk menyebor 10 Rp. 40.000,- = Rp. 400.000,-
- Jumlah =Rp.16.600.000,-
2) Biaya variabel
a. Persiapan lahan
- Pengolahan tanah 1200 HKP @ Rp. 20.000 / 2 = Rp.12.000.000,
- Pupuk kandang 60 ton @ Rp. 250,-/kg =Rp.15.000.000,-
- Dolomit 8 ton @ Rp. 150,-/kg = Rp. 1.200.000,-
- Mulsa plastik 60 rol @ Rp. 350.000,-/ 2 =Rp.10.500.000,-
- Pupuk anorganik :
a. Urea 800 kg @ Rp. 1.200,- = Rp. 960.000,-
b. SP-36 600 kg @ Rp. 1.700,- = Rp. 1.020.000,-
c. KCl 400 kg @ Rp. 2.000,- = Rp. 800.000,-
d. Pupuk ZA 28 kg @ 2.000 = Rp. 56.000.-
e. Pupuk NPK 16 kg @ 1800 = Rp. 28.000,-
f. Pupuk pelengkap cair 20 ltr @ 20.000 = Rp. 400.000
- Bambu untuk mulsa 80 bt @ Rp. 10.000,- = Rp. 800.000,-
Jumlah =Rp 42.764.000,-
b. Penanaman dan pemeliharaan
- Benih 240 pack @ Rp. 40.000,- = Rp.9.600.000,-
- Pembuatan lubang tanam 20 HKP @ Rp. 20.000,- = Rp. 400.000,-
- Penanaman 32 HKW @ Rp. 15.000,- = Rp. 480.000,-
- Penyulaman 16 HKW @ Rp. 17.000,- = Rp. 272.000,-
- Ajir 80.000 bt @ Rp. 120,- / 3 = Rp. 3.200.000,-

9
- Tali rapia 40 rol @ 2500 = Rp. 100.000,-
- Pemasangan ajir 80 HKP @ Rp. 24.000,- = Rp. 1.920.000,-
- Pemasangan tali 12 x 40 HKW @ Rp. 15.000,- =Rp. 7.200.000,-
- Tenaga pemupukan susulan 12 x 40 HKW @ Rp.18.000,- = Rp 8.640.000,-
- Pupuk susulan :
a. Urea 900 kg @ Rp. 3.500,- = Rp. 3.150.000,-
b. KCl 200 kg @ Rp. 2.400,- = Rp. 480.000,-
c. KNO3 320 kg @ Rp. 28.000,- = Rp. 8.960.000,-
d. NPK Phonska 2.000 kg @ Rp. 1.500,- = Rp. 3.000.000,-
- Tenaga penyemprotan 40 x 20 HKP @ Rp. 20.000,- =Rp.16.000.000,-
- Pestisida :
a. Matador zeon 1.000 ml = Rp. 240.000,-
b. Ridomil 1.800 gr @ Rp. 50.000,-/500 gr =Rp. 1.800.000,-
c. Agrimec 1.200 ml @ Rp. 100.000,-/100 ml =Rp. 1.200.000,-
d. Amistartop 1.000 ml @ Rp. 125.000,-/250 ml =Rp. 1.000.000,-
e. Pertisida, ZPT = Rp. 1.500.000,-
f. Actara 1.600 gr @ Rp. 20.000,-/10 gr =Rp. 3.200.000,-
- Penyiangan 12 x 40 HKP @ Rp. 28.000,- =Rp. 13.440.000,-
- Pengairan 40 x 12 HKP @ Rp. 24.000,- =Rp.11.520.000,-
Jumlah = Rp.97.302.000,-
c. Panen, penyortiran dan pengepakan :
 800 HKW @ Rp. 18.000,- =Rp.14.000.000,-
 160 HKP @ Rp. 26.500,- = Rp. 4.240.000,-
 Jumlah =Rp.18.240.000,-
 Grand Total Biaya (GTB) =Rp. 174.906.000,-
3) Keuntungan
8000 pohon x 1 kg/phn = 8000 kg @ Rp. 30.000,-
(harga cabai 1 th lalu) = Rp.240.000.000,-
Jadi keuntungan bersihnya yaitu =
Rp. 240.000.000,-" Rp. 174.906.000,- = Rp. 64.906.000,-
KETERANGAN : HKP = hari kerja pria HKW = hari kerja Wanita

10
BAB IV
KESIMPULAN

Cabai merah (capsicum annuum spp.) merupakan salah satu jenis sayuran komersial
yang sejak lama telah dibudidayakan di Indonesia, karena produk ini memiliki nilai ekonomi
yang tinggi. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tanggasehari-hari, cabai banyak
digunakansebagai bahan baku industri pangan dan farmasi. Pemasaran cabai dapat dilakukan
dalam bentuk segar, kering, bubuk sebagai bahan dasar industri maupun dalam bentuk pasta
cabe.
Tahapan pelaksanaan adalah sebagai berikut :
A. Fase Pratanam
B. Fase persemaian ( 0-30 hari)
C. fase tanam
D. Fase pengelolaan tanaman (7-70 hst)
D. Fase panen dan pasca panen
 Analisa Perhitungan Input Produksi Komoditi Cabai (Intensif) luas lahan 4 hektar
(populasi ± 8000 pohon) keuntungan bersihnya yaitu = Rp. 240.000.000,-" Rp.
174.906.000,- = Rp. 65.094.000,-

A. Saran
Di bawah ini akan sampaikan beberapa saran yang sifatnya membangun dan penulis
berharap semoga saran tersebut bermanfaat dalam budidaya tanaman jagung. Maka penulis
memberikan saran sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh bibit yang berkualitas tinggi sebaiknya memilih / membeli benih
yang bermutu tinggi di toko-toko yang menjual benih-benih bermerek yang
berkualitas dan sudah teruji, atau juga bisa dengan menanyakan ke pakar pertanian.
2. Dalam pengolahan tanah sebelum menanam benih, sebaiknya melakukan pengolahan
tanah sempurna .

Sukajadi 10 Desember 2020


Ketua Kelompok

UNDANG.S

11
DAFTAR CALON PETANI CALON LOKASI
Yang Memohon Bantuan Bibit Cabe Merah
Nama Kelompok Tani : Baraya Tani
Desa : Sukajadi

KEBUTUHAN
NO NAMA LUAS TANAM
BIBIT

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

12
25

13

Anda mungkin juga menyukai