Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbagai macam permasalahan di negeri ini sangatlah dominan dalam hal
perekonomian. Sebagai bukti nyata pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini
membutuhkan sumber daya manusia berkompeten dan mempunyai kompetensi spritual yang
baik. Terjadinya kasus-kasus korupsi dan penggelapan uang yang akhir-akhir ini sedang
marak merupakan akibat ketidakseimbangan antara ketrampilan dan jiwa religi pelaku.
Sumber daya manusia yang mempunyai ketrampilan dan jiwa religi tinggi dapat mencegah
kecurangan atau resiko timbulnya kejahatan ekonomi. Untuk membentuknya dibutuhkan
lembaga pendidikan yang dapat menyatukan kedua aspek tersebut. Lembaga apa yang
mampu dan kopenten dalam mewujudkan hal ini ?
Jawaban paling tepat dari pertanyaan tersebut adalah Lembaga Pondok Pesantren.
Pesantren mempunyai potensi dalam pembangunan ekonomi melalui anak didiknya. Secara
kelembagaan pesantren telah memberikan tauladan, contoh nyata, dengan mengaktualisasikan
semangat kemandirian melalui usaha-usaha yang konkrit, dibuktikan dengan berdirinya
beberapa unit usaha mandiri pesantren. Secara umum pengembangan berbagai usaha
ekonomi dipesantren dimaksudkan untuk memperkuat pendanaan pesantren, media latihan
bagi para santri, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Perubahan dan pengembangan pesantren terus dilakukan, termasuk dalam menerapkan
manajemen yang profesional dan aplikatif dalam penyelenggaraanya. Karena istilah
manajemen telah membaur ke seluruh sektor kehidupan manusia, diantara pengembangan
yang harus dilakukan pesantren adalah pengembangan sumber daya manusia pesantren,
pengembangan komunikasi pesantren, pengembangan ekonomi pesantren, dan
pengembangan teknologi dan informasi pesantren.
Pesantren mempunyai peran penting dalam setiap proses pembangunan sosial baik
melalui potensi pendidikan maupun potensi pengembangan masyarakat yang dimilikinya.
Seperti halnya, untuk membangun jiwa wirausaha santri. Peran penting yang membuat nilai
lebih dalam berwirausaha dilingkungan pesantren adalah karena mereka tidak hanya
mendapatkan ilmu-ilmu dalam membangun wirausaha akan tetapi juga mendapatkan nilai-
nilai keislaman serta suri tauladan yang didapat selama menjadi santri dipondok pesantren.
Hal tersebut dapat menjadi modal bagi para santri untuk membangun wirausaha baik
dilingkungan pondok maupun kelak setelah mondok.

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 1


Kegiatan wirausaha santri sangat berbeda dengan komponen masyarakat yang lainnya,
karena mereka menjadikan agama sebagai landasan kerja. Dengan demikian, wirausaha santri
akan memiliki sifat yang mendorong pribadi-pribadi yang jujur, amanah, kreatif, dan handal
dalam menjalankan usahanya.
Dalam meyikapi hal tersebut, Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung mampu
membangun dan mengembangkan kegiatan wirausaha. Selain itu, dalam kurikulum
pendidikannya tidak hanya mementingkan pendidikan non formal seperti mengajarkan kitab-
kitab kuning dan al Qur’an, akan tetapi juga sangat mementingkan pendidikan formal yang
lembaga pendidikannya masih satu yayasan dengan pesantren. Pesantren ini memiliki
pendidikan formal dari jenjang RA (Raudhatul Atfal, MI (Madrasah Ibtidaiyyah), MTs
(Madrasah Tsanawiyah) dan MA (Madrasah Aliyah)
Ketrampilan yang diajarkan di pesantren ini berkaitan dengan agrobisnis. Para santri
salaf ikut bekerja baik di kebun, pengemasan ataupun di bagian pemasaran yang bertugas
mengantarkan barang hasil agrobisnis ke supermarket, pasar ataupun ke tempat-tempat lain
seperti rumah sakit hotel daan restaurant. Sebagian santri juga ada yang ditugaskan sebgaia
pengurus pondok, mengajar di pondok dan mengajar di madrasah formal baik di RA, MI,
MTs ataupun di MA. Selain Agrobisnis Pesantren al-Ittifaq juga memiliki peternakan mulai
dari ayam, ikan, sapi dan kambing, sehingga hasil produksi lahan yang tidak layak bisa
dijadikan makan ternak dan sebaliknya hasil kotoran hewan ternak bisa dijadikan pupuk
untuk ladang.
Dari kegiatan wirausaha ini, Pesantren al-Ittifaq mempunyai harapan dapat
meningkatkan ketrampilan para santri serta menumbuhkan jiwa wirausaha mereka. Dengan
membangun jiwa kewirausahaan mereka dan memberi berbagai bekal ketrampilan,
diharapkan pada akhirnya akan terbentuk para wirausahawan muda potensial yang agamis.
Artinya santri diharapkan mempunyai pengalaman dan keahlian praktis tertentu yang
nantinya dijadikan modal untuk mencari pendapatan hidup ketika keluar dari pesantren.

B. Tujuan
Adapun tujuan dalam kegiatan magang ini di antaranya:
1. Mengetahui menejemen kepembinaan santri
2. Mengetahui aktifitas santri dan pembina
3. Mengetahui keunggulan lembaga tempat magang
4.

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 2


C. Manfaat
Kegiatan magang ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan peserta dalam hal kepembinaan dan
pelayanan terhadap santri.
2. Hasil penelitian dari kegiatan magang ini akan dijadikan bahan masukan untuk
peningkatkan mutu pengelolaan khususnya kepembinaan santri Pesanhen
Tebuireng.

D. Fokus Penelitian
1. Manajemen sistem kepembinaan santri
2. Kegiatan harian santri dan Pembina
3. Profil kepembinaan secara utuh.
4. Standar Operational Prosedur (SOP)
5. Potret nilai keunggulan pesanten:
a. Nilai Pesanten
b. Pendidikan dan keorganisasian
c. Ubudiyah
d. Kedisiplinan
e. Budaya
f. Bahasa asing
g. Keterampilan
h. Kewirausaan (unit usaha)
i. Komunikasi dan kemasyarakatan

E. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif dengan metode
pendekatan yuridis empiris dan praktis aplikatif. Data yang digunakan adalah data
primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan dengan cara wawancara, dan
observasi langsung dilapangan, serta data sekunder yang diperoleh dengan metode studi
pustaka. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif yang penarikan
kesimpulannya secara deduktif dan deskriptif.
Penelitian ini tidak hanya studi obeservasi, namun juga turut terjun praktik
membantu dalam proses produksi di lahan milik pesantren dan terlibat langsung dengan

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 3


pihak-pihak yang terkait. Oleh sebab itu data yang diperoleh tidak hanya dalam tulisan
namun juga kegiatan yang praktis dan aplikatif.

F. Sistematika Pembahasan
Bab I : Pendahuluan, tediri dari Latar belakang penelitian, manfaat
dilakukannya penelitian, fokus penelitian, metode penelitian dan sistematika
pembahasan laporan penelitian
Bab II : Profil Lembaga, terdiri dari Sejarah berdirinya lembaga, Visi dan
Misi Pesantren, Struktur Organisasi, Sumber Daya Manusia, Fasilitas dan Aset
Pesantren, Kegiatan Santri, Wirausaha
Bab III : Temuan-temuan
Bab IV : Rekomendasi-rekomendasi, terdiri dari Rekomendasi program yang
belum ada dan mungkin dilaksanakan di Pesantren Tebuireng
Bab V : Penutup.

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 4


BAB II
PROFIL LEMBAGA

A. Sejarah Berdirinya Lembaga


Pondok Pesantren Al-Ittifaq terletak di sebelah selatan kota Bandung tepatnya di
kampung Ciburial Rt. 02/10 Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung,
Provinsi Jawa Barat. Jarak pondok pesantren ke kecamatan ± 7 km, ke kabupaten (pendopo
Pemda) ± 29 km dan Kota Bandung ± 40 km. Pondok Pesantren Al-Ittifaq berada di daerah
Gunung Patuha dengan ketinggian 1.250 dpl. Luas wilayah administratif Desa Alam Endah
sekitar 506,6 ha. Pondok Pesantren Al- Ittifaq didirikan pada tanggal 1 Februari 1934 (16
syawal 1302) oleh KH. Mansyur atas restu Kanjeng Dalem Wiranata Kusumah. Pada
awalnya Pondok Pesantren Al-Ittifaq tergolong ke dalam jenis pondok pesantren Salafiyah
(tradisional/non sekolah). Sistem pendidikan yang diterapkan pada waktu itu cukup kolot
yaitu para santri diharamkan untuk belajar menulis latin, tidak boleh kenal dengan pejabat
pemerintah karena dianggap penjajah, tidak diperbolehkan membuat rumah dari tembok,
tidak boleh terdapatalat elektronik (mic, radio, TV dan sebagainya) dan tidak diperbolehkan
membuat toilet di dalam rumah.
Pada tahun 1953 kepemimpinan diteruskan oleh H. Rifai hingga wafatnya pada tahun
1970, dan pada tahun 1970 sampai sekarang kepemimpinan dipegang oleh KH Fuad Affandi
(cucu dari KH Mansyur). Pengelolaan pendidikan yang seadanya menyebabkan
perkembangannya amat sangat lamban, bahkan cenderung berjalan di tempat. Selain itu,
keengganan untuk membuka diri dan kurangnya pengetahuan mengenai potensi daerah.
Pondok Pesantren Al-Ittifaq mempunyai prinsip-prinsip kelembagaan dalam upaya untuk
menjaga kesesuai eksternal yaitu meyakinkan, menggalang, menggerakkan, memantau, dan
melindungi.
Tahun 1970 KH Fuad Affandi mencoba memadukan antara kegiatan keagamaan
dengan kegiatan usaha pertanian (agribisnis) di pondok pesantrennya karena sesuai dengan
potensi alam yang ada di sekitar pesantren. Kegiatan usaha pertanian (agribisnis)
berlangsung hingga sekarang, bahkan menjadi tulang punggung kegiatan pesantren. Selain
itu, ada dua alasan Pondok Pesantren Al Ittifaq menerapkan pendidikan di sektor pertanian
dikarenakan oleh:
1. Hampir 90% santri Al-Ittifaq adalah santri kurang mampu, saat ini ada dua sistem
pendidikan yaitu khalafiyah dan salafiyah.

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 5


2. 100% santri yang masuk ke pondok pesantren tidak mungkin secara keseluruhan
keluar akan menjadi ulama. Adanya pelatihan di sektor pertanian diharapkan
mampu mendorong santri untuk mengembangkan karir di bidang wirausaha karena
skill yang telah dilatih selama santri belajar di pondok. Santri didorong untuk
mandiri dan belajar tauhid sehingga diharapkan mampu mengajarkan ilmu agama
yang diimbagi dengan berkarya.
Pelaksanakan pengembangan agribisnis Pondok Pesantren Al-Ittifaq didasarkan kepada
prinsip INPEKBI (Ilahi, Negeri, Pribadi, Ekonomi, Keluarga, Birahi, Ilmihi) yang artinya
bahwa dalam melaksanakan pengembangan agribisnis maka harus diridhoi oleh Allah SWT,
diakui oleh pemerintah (negeri), berdasarkan atas kepribadian yang luhur, usaha secara
ekonomis harus menghasilkan keuntungan.
Pondok Pesantren Al-Ittifaq saat ini dijadikan sebagai tempat magang atau pelatihan
agribisnis dari santri, mahasiswa, dan petani yang berasal dari berbagai daerah bahkan dari
luar negeri.Kegiatan agribisnis yang dilakukan pesantren ini mempunyai multiple effect
terhadap kelangsungan proses pendidikan di Pondok Pesantren Al-Ittifaq. Hasil dari kegiatan
agribisnis dapat digunakan sebagai sarana untuk pemenuhan kebutuhan warga pesantren
sehingga dapat menekan biaya produksi. Produk yang dihasilkan dari kegiatan agribisnis
mempunyai nilai keunggulan kompetitif dan komparatif sehingga Pondok Pesantren Al Ittifaq
dijadikan sebagai laboratorium dalam menumbuhkembangkan jiwa mandiri dan wirausaha
santri. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan oleh Pondok Pesantren Al-
Ittifaq, yaitu mencetak santri yang berakhlak mulia, mandiri dan berjiwa wirausaha.

B. Visi dan Misi Pesantren


1. Visi
“Membentuk santri yang berakhlaq mulia, ‘alim dan peduli lingkungan”.
2. Misi
a. Menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkepribadian islami dan
berakhlaq mulia.
b. Menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang menguasai ilmu agama, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
c. Menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keterampilan dan
kemandirian.
d. Menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berdaya juang tinggi, kreatif,
inovatif, serta mampu mencintai, memelihara dan melindungi lingkungannya.

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 6


e. Menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengimplementasikan
semboyan pondok: tidak boleh ada sedetik waktu yang nganggur, tidak boleh ada
sejengkal tanah yang tidur dan tidak boleh ada sehelai sampah yang ngawur.

C. Struktur Organisasi
Secara garis struktural Pondok Pesantren Al-Ittifaq dipimpin oleh generasi ketiga
pesantren yaitu KH. Fuad Affandi yang sekaligus sebagai sesepuh/ dewan pendiri yayasan
Al-Ittifaq. Berikut struktur organisasi Pondok Pesantren Al-Ittifaq.
Tugas dan wewenang masing-masing bagian di Pondok Pesantren Al-Ittifaq adalah
sebagai berikut.
Rois
1. Mengorganisir Pondok Pesantren.
2. Bertanggung jawab atas semua kegiatan dan semua urusan pondok pesantren.
3. Meningkatkan kualitas, kuantitas, dan aktifitas pondok pesantren.
4. Menentukan sidang/rapat dan mempersiapkan materi bersama dengan sekretaris
5. Menandatangani surat.
6. Menyusun program pondok dan menentukan arah kebijaksaannya.
7. Mengevaluasi seksi-seksi.
8. Mengontrol/ mengawasi kerja semua seksi.
9. Mengkoordinir seluruh kegiatan seksi-seksi.
10. Melaporkan aktifitas pondok pesantren kepada Dewan Pembina.
11. Memimpin rapat.
12. Menandatangani surat izin.
13. Menjalin silaturahmi dan kemitraan dengan stake holder pesantren.
14. Bertanggung jawab terhadap Dewan Pembina.

Sekretaris
1. Mengelola administrasi pondok pesantren.
2. Bertanggung jawab atas adiministrasi pondok pesantren.
3. Mempersiapkan materi rapat bersama dengan Rois dan seksi-seksi.
4. Mempersiapkan tempat rapat dan notulensi rapat.
5. Mengkonsep surat bersama dengan ketua.
6. Mendokumentasikan surat keluar dan surat masuk.

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 7


7. Menerima dan mencatat pendaftaran santri baru sesuai rekomendasi rois dan seksi
terkait.
8. Menerima dan mencatat pembayaran IPP santri.
9. Menyetor uang terhadap bendahara.
10. Memegang surat izin sekolah.
11. Menginventarisi barang-barang pondok pesantren.
12. Membantu menyusun LPJ (laporan pertanggung jawaban).
13. Bertanggung jawab terhadap rois.
14. Membuat kartu santri.

Tata Usaha
1. Mengelola keuangan pondok pesantren putra dan administrasinya.
2. Bersama ketua menyusun RAPB.
3. Menerima seluruh pemasukan pondok pesantren.

D. Sumber Daya Manusia


Pondok Pesantren Al-Ittifaq terdiri dari 40 asatidz/ pengajar yang merupakan alumni
dari pondok. Masing-masing pengajar memberikan pembelajaran yang berbeda-beda kepada
santri meliputi sholat, tauhid, sholawat, tahfihz qur’an, dan amalan sunnah. Jumlah
keseluruhan santri sebanyak 420 santri mulai dari santri tingkat SD/MI hingga tingkat
SMA/MA.
Saat ini pondok juga telah bekerjasama dengan instansi pemerintah dan BUMN berupa
kerjasama di bidang pengembangan SDM, bantuan permodalan dan pengembangan sarana
prasarana. Selain itu, pondok juga melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan dalam
rangka pengembangan teknologi pertanian melalui penelitian dan magang. Lembaga
pendidikan yang menjalin kerjasama dengan Pondok Pesantren Al-Ittifaq adalah Institut
Pertanian Bogor, Universitas Padjajaran Bandung, Universitas Winaya Mukti Bandung,
Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Institut Teknologi Bandung, Institut Manajemen
Koperasi Indonesia Sumedang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Universitas Brawijaya Malang, dan Universitas Satyagama Jakarta.
Mandor kebun di Pondok Pesantren Al-Ittifaq sebanyak 36 orang. Mandor kebun
merupakan alumni dari pondok yang memiliki tanggung jawab membimbing santri salafi.
Pada umumnya setiap mandor membimbing 1-20 santri salafi untuk belajar mengenai
pertanian (budidaya, pasca panen, pemasaran).

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 8


E. Fasilitas dan Aset Pesantren
Fasilitas merupakan sarana yang digunakan untuk mempermudah dalam melakukan
pekerjaan. Adapun fasilitas yang diberikan oleh Pondok Pesantren Al Ittifaq dalam
mendukung proses belajar santri dan masyarakat di sekitarnya dibedakan menjadi dua, yaitu
fasilitas untuk kegiatan umum dan kegiatan agribisinis. Fasilitas kegiatan umum digunakan
untuk mendukung kegiatan keseharian santri, pembelajaran agama, pengembangan
pengetahuan dan teknologi. Fasilitas kegiatan agribisnis digunakan untuk menunjang
pengetahuan dan keterampilan santri dalam kegiatan agribisnis mulai dari peternakan,
budidaya, penanganan pasca panen, pengolahan limbah, dan keuangan.
Lahan pertanian yang olah pondok diterapkan dengan sistem mandor. Mandor adalah
pemimpin pengelolaan usaha tani dimana sarana produksi dan modal masih berasal dari
Pondok Pesantren Al-Ittifaq. Seorang mandor yang mampu berdiri sendiri, mereka akan
membentuk kelompok tani dan menjadi pengusaha. Saat ini Al-Ittifaq sudah membentuk
banyak mandor yang sudah menjadi pengusaha dan menjadi ketua kelompok tani.
Kandang ternak digunakan sebagai tempat untuk pembelajaran peternakan seperti sapi,
ayam dan kambing. Ruang pengemasan terdiri dari dua tempat yaitu pengemasan untuk
pengiriman sayuran ke Jakarta dan Bandung. Pengolahan sampah dan pengolahan kompos
merupakan fasilitas yang

F. Kegiatan Santri
1. Kegiatan Harian
a. Pengajian
Kegiatan menggali ilmu agama yang dilakukan setelah melakukan sholat
berjamaah.
b. Tandzif
Kegiatan membersihkan lingkungan pondok pesantren yang dilakukan di pagi
hari pukul 06.00-06.30.
c. Sholat berjamaah
Sholat yang dilakukan secara bersama-sama di masjid pondok pesantren.
2. Kegiatan Mingguan
a. Muhadloroh
Kegiatan untuk melatih public speaking santri yang dilakukan setiap malam
Kamis secara berkelompok dan bergiliran.
b. Pengajian umum

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 9


Kegiatan menggali ilmu agama yang diikuti oleh santri dan masyarakat di
sekitaran pondok pesantren setiap Hari Senin malam.
c. Olahraga
Kegiatan untuk menjaga kesehatan santri yang dilakukan setiap hari Jumat dan
Minggu. Contohnya: futsal, bola basket, bola voli, tenis meja, badminton.
d. Debaan Lanjutan
Kegiatan dibaan ini dilakukan setiap kamis malam, dibagi dalam dua waktu,
sehabis maghrib yang dilaksanakan oleh masing-masing santri putra ataupun santri
putri dan sehabis isya yang dilaksankan bersama-sama di Aula PP Al Ittfaq. Untuk
kegiatan melantunkan shalawat dilakukan bersama setiap hari sebelum dan sesudah
sholat berjamaah
e. Tahfidz qur’an
Kamis malam. Kegiatan setoran hafalan al-qur’an setiap santri dilakukan pada
Hari Jum’at sampai Minggu.
3. Jadwal Kegiatan Santri

Hari/Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Ahad


03.30-04.15 TARHIMAN BERGILIR
04.15-04.40 SHOLAT SUBUH BERJAMAAH
Ngaji Sesuai
Ngaji
05.30-06.00 Ngaji sesuai kelas masing-masing Kemasyarakataqn kelas masing-
Mocopat
masing
06.00-06.20 TANDZIF Jum’at Bersih TANDZIF
06.20-07.00 Makan dan persiapan berangkat sekolah
07.00-11.45 Sekolah formal (santri kholaf), membantu usaha (santri salaf) Kekebun
11.45-12.00 Pujian sebelum masuk waktu sholat dzuhur (Petugas=Petugas Tarhim)
SHOLAT DZUHUR BERJAMA’AH AWAL WAKTU (Sholat Jum’at khusus hari
12.00-12.25
jum’at)
12.25-13.00 Istirahat
13.00-14.30 Sekolah formal (santri kholaf), Ngaji sorogan (santri salaf)
14.30-14.45 Istirahat
14.45-15.00 Pujian sebelum masuk waktu sholat asar (Petugas=Petugas Tarhim)
15.00-15.25 SHOLAT ASHAR BERJAMA’AH AWAL WAKTU
15.25-16.30 Sholawatan Ngaji sesuai kelas masing-masing

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 10


16.30-17.30 Istirahat, makan, mandi
17.30-17.45 Pujian sebelum masuk waktu sholat maghrib (Petugas=Petugas Tarhim)
17.45-18.15 SHOLAT MAGHRIB BERJAMA’AH AWAL WAKTU
Seni Baca Ngaji Al-
18.15-18.45 Kemasyarakatan
al-Qur’an kelas Barzanji
18.45-19.10 SHOLAT ISYA BERJAMA’AH AWAL WAKTU
19.10-19.30 Istirahat dan Persiapan Ngaji
Ngaji Ngaji Sholawat
19.30-21.00 Muhadzoroh Ngaji kelas
Umum kelas Diba’
21.00-03.30 Istirahat

G. Wirausaha
Kegiatan wirausaha di PP. Al-Ittifaq di handle oleh lembaga koperasi yang di pimpin
oleh Bapak Setia Irawan dan Ibu Evi (putri ke 5 dari pengasuh). Sejak tahun 2013 mereka
mendorong koperasi hingga menjadi lebih efektiv dan modern setelah sebelumnya
mengalami stagnasi, bahkan penurunan.
Lembaga koperasi ini membawahi beberapa lembaga usaha, yaitu produksi, paska
panen, pemasaran, peternakan dan simpan pinjam. Berikut rincian masing-masing lembaga:
 Produksi

Pondok pesantren Al-Ittifaq mensuplai sekitar 100 lebih produk pertanian ke


supermarket. Untuk mensuplai barang (hasil pertanian) ke supermarket, pondok pesantren Al-
Ittifaq sebagai supplier barang dituntut untuk memenuhi 3K, yaitu kualitas, kuantitas, dan
kontinuitas. Kualitas barang ada 4 macam:
A: untuk barang bagus secara ukuran dan keadaan tanpa cacat
B: untuk barang bagus secara ukuran namun sedikit cacat
C: barang yang kurang bagus secara ukuran/cacat
D: barang yang jelek
Barang yang dikirim ke supermarket harus barang dengan kualitas A, atau minimal B.
Kuantitas barang yang dikirim harus mampu memenuhi permintaan supermarket, tidak boleh
kurang, dan kontinuitas dalam mensuplai barang harus terjaga.
Untuk memenuhi 3K ini -terutama kontinuitas- pondok pesantren al-Ittifaq menerapkan
sistem pola tanam dengan membuat jejaring dari para alumni pesantren untuk membentuk

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 11


kelompok tani. Kelompok tani adalah wadah bagi para petani -baik dalam maupun luar
daerah pesantren- yang bekerjasama dengan pesantren untuk mensuplai barang. Ada 9
kelompok tani dengan masing-masing kelompok beranggotakan 30-an orang. Satu kelompok
tani bisa meng-handle sekitar 10-an jenis sayur/barang. Dengan adanya kelompok tani ini,
pesantren mem-pola sistem penanaman bibit dan pemanenan sayur sehingga tercipta regulasi
pertanian yang berkelanjutan, mereka menyebutnya “Tiada hari tanpa tanam, dan tiada hari
tanpa panen”.
Disamping itu petani juga di kategorikan menjadi 3 macam:
 Kategori A: yaitu petani yang mampu memilah dan mengelola hasil pertanian sendiri.
Produk kualitas A/B untuk disetorkan ke gudang pesantren dalam keadaan sudah
dikemas dan siap kirim ke supermarket, dan kualitas C untuk di jual sendiri di pasar.
 Kategori B: yaitu petani yang hanya mampu memilah barang. Jadi dia menyetorkan
barang dalam keadaan sudah dipilah antara barang kategori A/B/C/D.
 Kategori C: yaitu petani yang menyetorkan barang apa adanya, tanpa dikemas dan
tanpa dipilah.
Selain itu pondok pesantren Al-Ittifaq juga bekerjasama dengan pondok lain yang
mempunyai lahan yang luas untuk memproduksi barang.
Dalam menghasilkan produk yang bagus dan unggul, Al-Ittifaq bekerjasama dengan
Jayca Jepang dan PUM Belanda. Bantuan dari mereka bisa berupa jasa seperti pelatihan, atau
berupa barang seperti alat pencuci wortel dll.

 Paska Panen

Yang dimaksud dengan paska panen adalah pengolahan/pengemasan barang hasil panen
sebelum di kirim ke supermarket atau tempat lain. Ada 2 tempat paska panen di PP. Al-Ittifaq
yang berfungsi sebagai supplier supermarket, yaitu gudang Bandung dan gudang Jakarta.
Para petani baik petani dari pondok maupun dari kelompok tani akan menyetorkan barang ke
gudang ini.
Kegiatan utama di gudang paska panen ini adalah pengemasan barang yang akan
dikirimkan ke supermarket. Setiap barang mempunyai SOP yang berbeda dalam
pengemasannya, tergantung juga dengan permintaan pemesan. Kegiatan di gudang ini
meliputi pembersihan, pengemasan, labelling –baik label produsen maupun barcode produk-
dan pembagian barang ke masing-masing supermarket.

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 12


Selain mengemas langsung produk hasil panen secara individu, paska panen juga
membuat produk mix, seperti paket sayur lodeh, paket sayur sop, dll.
Dalam menjalankan paska panen ini, pesantren mempekerjakan beberapa pegawai,
sebagian besar adalah lulusan dari SMA pesantren. Mereka digaji sesuai dengan pengalaman
dan kinerjanya mulai dari 600/bulan – 1.500.000/bulan. Selain alumni pesantren, ada juga
pegawai yang berasal dari pesantren lain dan tenaga ahli.

 Pemasaran

Setelah barang dikemas dan dibagi/dipisah sesuai tempat pemesan, barang akan dikirim.
Waktu pengiriman barang ada 2 kali, pagi setelah subuh dan sore setelah asar.
Secara umum ada 3 macam target pemasaran produk Al-Ittifaq saat ini, yaitu
supermarket, cookfood, dan pasar tradisional. Untuk pengiriman ke supermarket, kualitas
barang harus kategori A untuk barang yang di kemas individu, dan minimal kategori B untuk
barang yang di mix. Sedangkan untuk pengiriman ke cookfood minimal barang kategori B,
dan pasar tradisional kategori C.
Supermarket menjadi objek pemasaran Al-Ittifaq yang paling banyak, total ada 18
supermarket dengan rincian; 9 Super Indo, 2 AEON, 1 Hero, 3 Yogya, 1 Belibu (online), 1
Blibli (online), dan 1 Sayur Box (online). Sedangkan untuk cookfood ada 10 tempat.
Dalam 1 minggu, Al-Ittifaq menerima pembayaran sebesar sekitar 45 juta dari 9 Super
Indo, belum dari supermarket yang lain. Pembayaran dari Super Indo 2 kali dalam satu bulan,
sama halnya dengan AEON dan Yogya, untuk cookfood 1 kali seminggu, sedangkan untuk
toko online alur pembayarannya lewat aplikasi.

 Peternakan

Pesantren Al-Ittifaq mempunyai 4 macam peternakan, yaitu peternakan sapi, kambing,


ayam, dan ikan. Namun yang dipasarkan hanya kambing, sedangkan ayam dan ikan hanya
untuk pribadi, dan sapi husus untuk hari raya idul adha. Rincian masing-masing hewan ternak
sebagai berikut:
- Sapi: 13 ekor
- Kambing:
- Ayam: 11 ekor
- Ikan: a) Kolam ikan nila, b) Kolam ikan lele.

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 13


BAB III
HASIL TEMUAN
A. Hasil Temuan Di Bidang Pendidikan
1. Madrasah Alif Al-Ittifaq
Berawal dari keinginan kuat kyai Fuad Affandi untuk mendirikan sekolah formal, maka
beliau mulai merintis berdirinya madrasah tsanawiyah pada tahun 2003. Beliau membangun
madrasah diatas area persawahan yang masih terdapat banyak bebatuan besar. Dengan gigih
beliau bersama dengan para santri meratakan tanah dan memecahkan bebatuan tersebut setiap
malam hari. Pada awal pendiriannya banyak mendapatkan tentangan dari masyarakat sekitar
yang masih menganggap aneh dengan didirikannya madrasah didesa tersebut. Setelah sekian
lama madrasah berdiri dan jumlah murid yang setiap tahunnya semakin meningkat,
kepercayaan masyarakat perlahan-lahan menjadi baik.
Pada perkembangannya kyai Fuad menambah beberapa unit pendidikan, yaitu
Madrasah Aliyah yang mulai dirintis pada tahun 2006 ditempat yang sama dengan madrasah
tsanawiyah. Kemudian disusul dengan didirikannya RA/TK dan madrasah ibtidaiyah.
Jumlah siswa – siswi madrasah setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Untuk
saat ini, jumlah siswa Madrasah Aliyah sebanyak 327 siswa dengan dua jurusan yaitu IPA
dan IPS, dan Madrasah Tsanawiyah sebanyak 419 siswa. Sedangkan jumlah pengajar yang
ada di MA dan MTs sebanyak kurang lebih 40 ustadz.

Visi : ALIF : Agamis, Lingkungan , Inovatif, Futuristik


Misi :
1. Mengembangkan kehidupan islami dengan motto terpuji dalam akhlaq, teruji dalam
prestasi, dan ikhlas dalam beramal.
2. Memelihara nilai-nilai agama dan budaya lama yang masih relevan.
3. Menumbuhkembangkan sikap inovatif menuju pembaruan dengan prinsip 3 UR
(Tidak ada sehelai sampah yang ngawur, tidak ada sejengkal tanah yang tidur, tidak
ada sedetikpun waktu yang nganggur).
4. Mengembangkan sikap sportif yang dilandasi intelektualitas religious.
5. Mengembangkan pendidikan humanistikyang mengskan pemberdayaan kepribadian
peserta didik, kecerdasan emosional, nilai-nilai moral, spiritual dan religious.
6. Mengembangkan sikap yang logis dalam berpikir sehingga melahirkan sikap cerdas
dalam bertindak.
7. Melaksanakan tupoksi berlandaskan semangat kebersamaan yang demokratis.

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 14


8. Meningkatkan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tujuan :
1. Terlaksananya pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAIKEM), dan kekompakan (team teaching)>
2. Penerapan evaluasi atau penilaian hasil belajar(ulangan blok dua kali dalam satu
semester dan ulangan blok bersama akhir semester) secara konsisten dan
berkesinambungan.
3. Optimalisasi pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan.
4. Memotivasi dan membantu peserta didikuntuk pengembangan diri dalam mengenali
potensi diri dan minat melalui program bimbingan konseling sehingga setiap siswa
dapat berkembang secara optimal.
5. Optimalisasi pelayanan terhadap peserta didik dengan melengkapi sarana dan
prasarana penunjang proses pembelajaran.
6. Optimalisasi pengembangan diri dalam hal minat dan bakat siswa melalui
kepesantrenan, agribisnis dan wirausaha, program bimbingan konseling dan
ekstrakurikuler (pramuka, paskibra, seni, olahraga, Ju-Jitsu, karate dan keterampilan
lainnya).

2. Beasiswa bagi santri Salaf

Santri salaf yaitu para santri yang hanya mesantren tanpa mengenyam pendidikan
formal, di Pesantren al-Ittifaq ini tidak dikenai biaya. Fasilitas mulai dari pendidikan informal
berupa ngaji kitab ke kyai dan ustad, kebutuhan-kebutuhan hidup mulai dari makan,
kebersihan seperti sabun semua ditanggung oleh Pesantren. Sebagai ganti dari fasilitas
tersebut para santri diharuskan membantu pondok, sesai dengan apa yang diminta kyai.
Sebagian ada yang membantu di kebun, pengemasan,
Dalam perjalananya sebagian santri salaf banyak yang mesantren dengan kurun waktu
yang cukup lama ada yang mencapai 12 tahun, sehingga di kenal dengan santri senior.
Sebutan ini sebab proses pembelajaran di Pesantren al-Ittifaq hanya membutuhkan waktu 6
tahun. Para santri salaf yang sudah menyelesaikan pedidikan tersebut dan masih betah di
Pesantren, maka kegiatan kesehaarian mereka adalaah pengabdian dengan lebih
memfokuskan diri di bidang-bidang usaha. Para santri senior ini, oleh pihak pesantren diberi
fasilitas tambahan selian fasilitas-fasilitas yang disebutkan sebelumnya. Fasilitas berupa

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 15


honor yang ditentukan oleh pihak pesantren dengan memperhatikan beberapa aspek,
khususnya kinerja dari santri tersebut. Honor tersebut tidak langsung diberikan kepada para
santri melainkan dimasukan ke tabungan santri tersebut.
3. Muatan Lokal tentang Agrobisnis di Madrasah Aliyah ALIF
Agrobisnis sebagai nilai plus dalam pesantren Al-Ittifaq juga juga menjadi muatan lokal
dalam Madrasah Aliyah ALIF Al-Ittifaq. Hal ini tentu saja untuk membekali para murid
tentang ilmu agrobisnis, sehingga setelah selesai dari madrasah aliyah, para murid tidak “nol”
dalam pengetahuan agro.
4. Hifdz Hadis dan al-Qur’an
Santri menghafalkan hadis dan al-Qur’an yang diterjemahkan dalam bahasa sunda dengan
cara melagukannua, hadis dan al-Qur’an ini selanjutnya disebut “Pangandika Allah dan
Pangandika Rasul”.
5. Belajar sambil Mengamalkan
Belajar efektiv adalah dengan mengamalkan hasil pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti do’a, sholat-sholat sunnah, dan sunnah-sunnah lainnya.
B. Hasil Temuan Di Bidang Ubudiyah
1. Sholat jam’ah awal waktu
Program ini berawal dari hasil sowan pimpinan Pesantren al-Ittifaq KH Fuad Affandi
(Mang Haji Tonggoh) kepada Bu Nyai, Istri Mbah Ma’sum Lasem karena pada waktu itu
Mbah Ma’sum sudah wafat. Hal ini dilakukan setelah usaha Pesantren mengalami musibah
karena terkena penipuan dari oknum-oknum kurang bertanggungjawab, yang menyebabkan
usaha Pesantren hampir mengalami gulung tikar. Sesampainya di Lasem, mang haji di
sambut dengan senyuman dari Bu nyai sembari beliau berkata dengan bahasa jawa, yang
artinya kurang lebih: “Anda itu lucu yai, sudah jadi kyai besar, punya pesantren besar,
masalah seperti ini saja masih bingung. Sebenarnya sudah tahu solusinya, tapi mungkin lupa.
Kalau anda bisa melakukan empat hal ini, jangankan usaha sampah aja bisa jadi uang. Anda
buka lagi dalil-dalilnya, resapi, dipikir, ditelaah. Empat hal ini adalah Sholat Awal Waktu
Berjama’ah di Masjid”.
Setelah itu beliau langsung pulang dan langsung merombak total sistem yang ada di
Pesantren dengan menyesuaikan waktu sholat. Mulai dari ngaji, sekolah, pekerjaan di kebun
gudang dan segala kegiatan yang ada di Pesantren. 15 menit sebelum masuk waktu sholat
semua kegiatan harus dihentikan untuk mempersiapkan sholat. Ngaji yang dulunya berjam-
jam diganti dengan dilakukan setiap setelah sholat dengan waktu yang singkat. Semenjak

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 16


program ini diterapkan usaha dan kehidupan Pesantren berangsur-angsur membaik, sampaik
pada saat ini mampu menjadi salah satu pesantren paling mandiri dan produktif.

2. Anjuran sholat rowatib


Sholat Rowatib merupakan sholat yang mengiringi pelaksanaan sholat lima waktu.
Sholat ini bersifat sunnah, adakalanya bersifat sunnah muakkad ataupun ghoir muakkad. Tapi
berbeda di Pesantern al-Ittifaq, sholat rowatib ini diwajibkan untuk setiap santri. Bahkan
bukan hanya santri yang mukim di Pesntren, anak-anak Madrasah Ibtidaiyyah di bawah
yayasan Pesntren yang melakukan sholat dzuhur di Masjid pun sudah di ajarakan untuk selalu
melukan sholat Rowatib ini.

3. Sholat witir berjamaah


Sholat witir merupakan sholat berbilangan ganjil, yang dilakukan setelah sholat isya
sampai sebelum terbitnya fajar. Sholat ini bersifat sunnah dan dilakukan secara munfarid atau
sendiri-sendiri. Tapi berbeda dengan yang ada di Pesnatren al-Ittifaq, sholat ini diwajibkan
untuk setiap santri dan pelaksanaanya pun dilaksankan secara berjamaah. Ini dilakukan
sebagai bentuk pembelajaran bagi santri agar terbiasa melakukan sholat sunnah ini.

4. Praktek Sujud Tilawah


Sujud tilawah dilakukan ketika di tengah-tengah bacaan surat setelah al-Fatihah
terdapat ayat sajjadah yang berjumalah 15 ayat di al-Qur’an. Pembahasan sujud ini dapat
ditemukan diberlbagai kitab fiqih, tetapi prakteknya di Indonesia khususnya sangat jarang di
temukan, karena beberapa penyebab. Di pesantren al-Ittifaq sujud Tilawah ini dilakukan
setiap sholat subuh di Hari juma’at, sebagai bentuk mengamalkan ilmu yang telah didapat
dan pembiasaan santri untuk mengamlakan semua ilmu yang telah didapatkan.

C. Hasil Temuan Di Bidang Budaya


1. Tarkhiman bergilir
Tarkhiman merupakan salah satu bentuk pujian/ wirid khusus yang dibaca sebelum
dikumandangkan sholat subuh, sebagai pengingat dan media membangunkan masyarakat,
untuk melaksankan sholat malam atau melakukan sahur bagi yang akan melaksankan puasa.

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 17


2. Pujian sebelum adzan
Sholawat yang beriringan dengan sholat atau sering dikenal dengan nama pujian
memiliki beberapa fungsi utama, yaitu: sebagai bentuk syi’ar agar masyarakat mendengar
kalimat-kalimat toyyibah, amalan sembari menunggu jama’ah, dan juga sebagai salah satu
media yang menunjukan masuknya waktu sholat
Budaya pujian sebelum adzan ini sebenarnya masih ada hubunganya dengan masalah
sholat berjamaah awal waktu. Dimana umumnya pujian dimanapun, pujian di Pesantren al-
Ittifaq dulunya juga dilaksanakan setelah dikumandangkan adzan. Baru setelah diterpakanya
Sholat berjamaah awal waktu, pujian ini pun dilaksanakan sebelum adzan dikumandangkan.
Tujuanya adalah supaya program sholat jamaah awal waktu dilaksanakan tanpa
menghilangkan budaya pujian ini.

D. Hasil Temuan Di Bidang Pengabdian Masyarakat


1. Pengajian Umum malam selasa
Pengajian umum di pondok pesantren Al-Ittifaq merupakan agenda rutin yang
dilaksanakan setiap malam selasa ba’da isya’ dan bertempat di masjid pondok pesantren Al-
Ittifaq. Pengajian ini diasuh oleh KH, Apep Saefudin (Mang haji lebak) dengan membacakan
kitab Minhajul Abidin dan juga oleh H. Dandan M dengan membacakan kitab Inarot ad-duja
fi syarh Safinah an-Naja. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh santri putra dan putri serta
masyarakat umum. Sebelum pengajian dimulai, biasanya dibuka dengan pembacaan puji-
pujian dan sholawat kepada nabi Muhammad SAW. Dengan adanya pengajian ini ilmu
agama semakin tersebar luas, tidak hanya dikalangan para santri tetapi sampai dikalangan
masyarakat juga. Selain itu dapat mempererat tali silaturahim antara pondok pesantren
dengan masyarakat luas. Kegiatan pengajian ini dikemas dengan menarik sehingga membuat
para jamaah merasa senang dalam mengaji dan tentunya lebih mudah dalam mendapatkan
ilmunya. Diawali dengan pembacaan puji-pujian kepada Rosululloh SAW secara bersama-
sama, kemudian pembacaan kitab dan tanya jawab. Disini terdapat hal menarik yaitu kitab
yang dikaji oleh kyai sudah diterjemahkan kedalam bahasa Sunda. Sehingga para santri dan
masyarakat lebih mudah dalam mempelajari dan mendapatkan ilmunya. Ditengah-tengah
pengajian terdapat hal unik lainya yaitu adanya “gelar sorban”. Gelar sorban adalah istilah
untuk penarikan sumbangan amal dari masyarakat. Yang nantinya akan ditashorufkan untuk
pembangunan maupun kegiatan masyarakat lainya. Semua santri dan masyarakat sangat

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 18


antusias mengikuti pengajian ini sampai selesai. Pengajian biasanya diakhiri pada pukul
22.00 WIB.

2. Pengajian Akbar di Hari-hari Besar Islam


Sepertihalnya pondok pesantren pada umumnya, Al-Ittifaq juga mengadakan pengajian
di hari-hari besar islam seperti maulid nabi, isra’ mi’raj, dan lain-lain.
3. DKM
Diantara cita-cita KH. Fuad Affandi adalah mengangkat derajat santri menjadi seorang
juragan agribisnis sekaligus menjadi imam masjid dan guru ngaji. Cita-cita itu tercapai
terutama setelah tahun 2000 an. Bahkan diantara para alumninya ada yang telah mendirikan
pesantren sendiri didaerah asalnya. Sejumlah alumni pondok pesantren Al-Ittifaq yang
ditempatkan di beberapa desa di wilayah kecamatan Rancabali dan Ciwidey telah hidup lebih
dari layak dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari jaringan pesantren. Kini pesantren
Al-Ittifaq memiliki 36 DKM yang sekaligus merupakan kelompok–kelompok tani. Mereka
telah berhasil menjadi juragan tani, sebagai petani sekaligus pengepul dan pemasar produk-
produk pertanian meliputi sayur-mayur dan buah-buahan.
Awal mula dibentuknya DKM adalah berawal dari kekhawatiran seorang kyai karena
adanya perpecahan dikalangan masyarakat. Pada saat itu, sekitar tahun 2000 an terdapat
banyak masyarakat desa yang terpecah belah baik dari segi keagamaan maupun
perekonomian. Hal ini disebabkan karena adanya krisis moneter pada waktu itu. Kemiskinan
dan perpecahan terjadi dimana-mana. Banyak masyarakat yang kehilangan keyakinan pada
agama, sehingga masyarakat menjadi jauh dari agama. Perekonomian masyarakat juga sangat
melemah. Banyak dari mereka yang mendapatkan iming-iming berupa harta yang banyak
secara instan, masyarakat akhirnya menjual aset-aset mereka dengan harapan ditukar dengan
harta yang lebih banyak secara instan kepada oknum tertentu. Padahal semua itu hanyalah
penipuan belaka. Puncak adanya perpecahan dikalangan masyarakat ini yaitu terjadi pada
tahun 2002.
Setelah melihat maraknya kejadian tersebut, kyai Fuad tidak tinggal diam. Beliau
menyuruh kepada beberapa santri senior untuk dikirim ke daerah-daerah guna membantu
mengatasi masalah tersebut. Ada yang langsung ditunjukkan oleh kyai dimana kampung yang
akan menjadi tempat bertugas, ada pula yang permintaan dari masyarakat. Jaringan santri ini
kemudian disebut dengan DKM ( Dewan Kemakmuran Masjid ). Total DKM saat ini
berjumlah 36 dan setiap satu DKM memiliki sekitar 100 murid.

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 19


Program-program DKM

1. Khitanan masal

Program khitanan masal ini dilakukan setiap tahun sekali. Dengan jumlah 120 anak
setiap tahunnya yang diambil dari daerah Bandung dan beberapa kabupaten sekitarnya seperti
Cianjur, Garut, Sukabumi, dll

2. Nikahan masal

Program ini dilaksanakan setiap bulan Maulud. Setiap tahun menyelenggarakan


nikahan masal 5-8 pasang pengantin. Ada yang santri dengan santri, maupun santri dengan
warga.

3. Umroh

Program umroh ini diberikan terhadap para anggota DKM yang memiliki peran cukup
besar dalam perkembangan pondok dan bagi masyarakatnya. Setiap tahun selalu mengalami
peningkatan dalam memberangkatkan umroh. Saat ini akan memberangkatkan 12 orang
DKM menuju tanah suci untuk menunaikan ibadah umroh.

4. Mengadakan Khitanan Masal

Khitanan Masal juga menjadi salah satu program DKM. Program ini dilaksanakan
setiap satu tahun sekali.

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 20


BAB VI
REKOMENDASI
Beberapa program/kegiatan PP. Al-Ittifaq yang mungkin bisa diterapkan di Tebuireng
1. Sholat jama’ah awal waktu di Masjid.
Jika kita mengaca pada Al-Ittifaq, kegiatan sholat jama’ah awal waktu bisa terlaksana
karena adanya beberapa program pendukung, yaitu pujian sebelum adzan dan tarhim
bergilir. Kedua program tersebut menjadi pendukung terciptanya sholat jama’ah awal
waktu.
Jika coba kita asumsikan penerapan sholat jama’ah awal waktu ini di Tebuireng,
maka Tebuireng harus merombak kegiatan-kegiatan dan menyesuaikannya dengan
jadwal awal waktu sholat. Kemudian jika sudah sesuai, kita jalankan program
pendukung, yakni “woro-woro” bahwasanya sholat akan dilaksanakan. Woro-woro ini
bisa berupa pujian atau yang lain.

2. Sholat witir berjama’ah.


Sholat witir berjama’ah ini dilaksanakan setiap ba’da isyak, dengan dipimpin oleh
seorang imam (berjama’ah). Hal ini dilakukan sebagai bentuk tarbiyah kepada santri
untuk melaksanakan sholat witir.

3. DKM.
Kami yakin Tebuireng telah mempunyai ikatan alumni yang kuat. Kami hanya
memberi saran agar ikatan Tebuireng ini bisa lebih improv terkait apa yang bisa
mereka kembangkan/berikan di Tebuireng sebagai seorang alumni.

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 21


BAB V
PENUTUP

Alhamdulillahirabbil alamin. Dengan ucapan ini kami meng-akhiri laporan


magang eksternal yang telah kami susun ini. Secara husus, kami harap laporan ini
dapat memenuhi nilai kami dengan baik, sebagai nilai KKN di Ma’had Aly Hasyim
Asy’ari Tebuireng Jombang. Dan secara umum kami harap laporan ini mampu
menjad sedikit tambahan wawasan kepada semua orang yang membacanya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Pondok Pesantren Tebuireng yang
telah memfasilitasi kegiatan kami dari awal hingga akhir. Juga kepada PP. Al-Ittifaq
Bandung yang telah berkenan menjadi tempat magang kami, dan memenuhi
kebutuhan kami selama disana. Sekian.
Wallahul hadi ila sabilil huda.

Laporan Magang di Pesantren al-Ittifaq Ciwidey Bandung | 22

Anda mungkin juga menyukai