PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai macam permasalahan di negeri ini sangatlah dominan dalam hal
perekonomian. Sebagai bukti nyata pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini
membutuhkan sumber daya manusia berkompeten dan mempunyai kompetensi spritual yang
baik. Terjadinya kasus-kasus korupsi dan penggelapan uang yang akhir-akhir ini sedang
marak merupakan akibat ketidakseimbangan antara ketrampilan dan jiwa religi pelaku.
Sumber daya manusia yang mempunyai ketrampilan dan jiwa religi tinggi dapat mencegah
kecurangan atau resiko timbulnya kejahatan ekonomi. Untuk membentuknya dibutuhkan
lembaga pendidikan yang dapat menyatukan kedua aspek tersebut. Lembaga apa yang
mampu dan kopenten dalam mewujudkan hal ini ?
Jawaban paling tepat dari pertanyaan tersebut adalah Lembaga Pondok Pesantren.
Pesantren mempunyai potensi dalam pembangunan ekonomi melalui anak didiknya. Secara
kelembagaan pesantren telah memberikan tauladan, contoh nyata, dengan mengaktualisasikan
semangat kemandirian melalui usaha-usaha yang konkrit, dibuktikan dengan berdirinya
beberapa unit usaha mandiri pesantren. Secara umum pengembangan berbagai usaha
ekonomi dipesantren dimaksudkan untuk memperkuat pendanaan pesantren, media latihan
bagi para santri, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Perubahan dan pengembangan pesantren terus dilakukan, termasuk dalam menerapkan
manajemen yang profesional dan aplikatif dalam penyelenggaraanya. Karena istilah
manajemen telah membaur ke seluruh sektor kehidupan manusia, diantara pengembangan
yang harus dilakukan pesantren adalah pengembangan sumber daya manusia pesantren,
pengembangan komunikasi pesantren, pengembangan ekonomi pesantren, dan
pengembangan teknologi dan informasi pesantren.
Pesantren mempunyai peran penting dalam setiap proses pembangunan sosial baik
melalui potensi pendidikan maupun potensi pengembangan masyarakat yang dimilikinya.
Seperti halnya, untuk membangun jiwa wirausaha santri. Peran penting yang membuat nilai
lebih dalam berwirausaha dilingkungan pesantren adalah karena mereka tidak hanya
mendapatkan ilmu-ilmu dalam membangun wirausaha akan tetapi juga mendapatkan nilai-
nilai keislaman serta suri tauladan yang didapat selama menjadi santri dipondok pesantren.
Hal tersebut dapat menjadi modal bagi para santri untuk membangun wirausaha baik
dilingkungan pondok maupun kelak setelah mondok.
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam kegiatan magang ini di antaranya:
1. Mengetahui menejemen kepembinaan santri
2. Mengetahui aktifitas santri dan pembina
3. Mengetahui keunggulan lembaga tempat magang
4.
D. Fokus Penelitian
1. Manajemen sistem kepembinaan santri
2. Kegiatan harian santri dan Pembina
3. Profil kepembinaan secara utuh.
4. Standar Operational Prosedur (SOP)
5. Potret nilai keunggulan pesanten:
a. Nilai Pesanten
b. Pendidikan dan keorganisasian
c. Ubudiyah
d. Kedisiplinan
e. Budaya
f. Bahasa asing
g. Keterampilan
h. Kewirausaan (unit usaha)
i. Komunikasi dan kemasyarakatan
E. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif dengan metode
pendekatan yuridis empiris dan praktis aplikatif. Data yang digunakan adalah data
primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan dengan cara wawancara, dan
observasi langsung dilapangan, serta data sekunder yang diperoleh dengan metode studi
pustaka. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif yang penarikan
kesimpulannya secara deduktif dan deskriptif.
Penelitian ini tidak hanya studi obeservasi, namun juga turut terjun praktik
membantu dalam proses produksi di lahan milik pesantren dan terlibat langsung dengan
F. Sistematika Pembahasan
Bab I : Pendahuluan, tediri dari Latar belakang penelitian, manfaat
dilakukannya penelitian, fokus penelitian, metode penelitian dan sistematika
pembahasan laporan penelitian
Bab II : Profil Lembaga, terdiri dari Sejarah berdirinya lembaga, Visi dan
Misi Pesantren, Struktur Organisasi, Sumber Daya Manusia, Fasilitas dan Aset
Pesantren, Kegiatan Santri, Wirausaha
Bab III : Temuan-temuan
Bab IV : Rekomendasi-rekomendasi, terdiri dari Rekomendasi program yang
belum ada dan mungkin dilaksanakan di Pesantren Tebuireng
Bab V : Penutup.
C. Struktur Organisasi
Secara garis struktural Pondok Pesantren Al-Ittifaq dipimpin oleh generasi ketiga
pesantren yaitu KH. Fuad Affandi yang sekaligus sebagai sesepuh/ dewan pendiri yayasan
Al-Ittifaq. Berikut struktur organisasi Pondok Pesantren Al-Ittifaq.
Tugas dan wewenang masing-masing bagian di Pondok Pesantren Al-Ittifaq adalah
sebagai berikut.
Rois
1. Mengorganisir Pondok Pesantren.
2. Bertanggung jawab atas semua kegiatan dan semua urusan pondok pesantren.
3. Meningkatkan kualitas, kuantitas, dan aktifitas pondok pesantren.
4. Menentukan sidang/rapat dan mempersiapkan materi bersama dengan sekretaris
5. Menandatangani surat.
6. Menyusun program pondok dan menentukan arah kebijaksaannya.
7. Mengevaluasi seksi-seksi.
8. Mengontrol/ mengawasi kerja semua seksi.
9. Mengkoordinir seluruh kegiatan seksi-seksi.
10. Melaporkan aktifitas pondok pesantren kepada Dewan Pembina.
11. Memimpin rapat.
12. Menandatangani surat izin.
13. Menjalin silaturahmi dan kemitraan dengan stake holder pesantren.
14. Bertanggung jawab terhadap Dewan Pembina.
Sekretaris
1. Mengelola administrasi pondok pesantren.
2. Bertanggung jawab atas adiministrasi pondok pesantren.
3. Mempersiapkan materi rapat bersama dengan Rois dan seksi-seksi.
4. Mempersiapkan tempat rapat dan notulensi rapat.
5. Mengkonsep surat bersama dengan ketua.
6. Mendokumentasikan surat keluar dan surat masuk.
Tata Usaha
1. Mengelola keuangan pondok pesantren putra dan administrasinya.
2. Bersama ketua menyusun RAPB.
3. Menerima seluruh pemasukan pondok pesantren.
F. Kegiatan Santri
1. Kegiatan Harian
a. Pengajian
Kegiatan menggali ilmu agama yang dilakukan setelah melakukan sholat
berjamaah.
b. Tandzif
Kegiatan membersihkan lingkungan pondok pesantren yang dilakukan di pagi
hari pukul 06.00-06.30.
c. Sholat berjamaah
Sholat yang dilakukan secara bersama-sama di masjid pondok pesantren.
2. Kegiatan Mingguan
a. Muhadloroh
Kegiatan untuk melatih public speaking santri yang dilakukan setiap malam
Kamis secara berkelompok dan bergiliran.
b. Pengajian umum
G. Wirausaha
Kegiatan wirausaha di PP. Al-Ittifaq di handle oleh lembaga koperasi yang di pimpin
oleh Bapak Setia Irawan dan Ibu Evi (putri ke 5 dari pengasuh). Sejak tahun 2013 mereka
mendorong koperasi hingga menjadi lebih efektiv dan modern setelah sebelumnya
mengalami stagnasi, bahkan penurunan.
Lembaga koperasi ini membawahi beberapa lembaga usaha, yaitu produksi, paska
panen, pemasaran, peternakan dan simpan pinjam. Berikut rincian masing-masing lembaga:
Produksi
Paska Panen
Yang dimaksud dengan paska panen adalah pengolahan/pengemasan barang hasil panen
sebelum di kirim ke supermarket atau tempat lain. Ada 2 tempat paska panen di PP. Al-Ittifaq
yang berfungsi sebagai supplier supermarket, yaitu gudang Bandung dan gudang Jakarta.
Para petani baik petani dari pondok maupun dari kelompok tani akan menyetorkan barang ke
gudang ini.
Kegiatan utama di gudang paska panen ini adalah pengemasan barang yang akan
dikirimkan ke supermarket. Setiap barang mempunyai SOP yang berbeda dalam
pengemasannya, tergantung juga dengan permintaan pemesan. Kegiatan di gudang ini
meliputi pembersihan, pengemasan, labelling –baik label produsen maupun barcode produk-
dan pembagian barang ke masing-masing supermarket.
Pemasaran
Setelah barang dikemas dan dibagi/dipisah sesuai tempat pemesan, barang akan dikirim.
Waktu pengiriman barang ada 2 kali, pagi setelah subuh dan sore setelah asar.
Secara umum ada 3 macam target pemasaran produk Al-Ittifaq saat ini, yaitu
supermarket, cookfood, dan pasar tradisional. Untuk pengiriman ke supermarket, kualitas
barang harus kategori A untuk barang yang di kemas individu, dan minimal kategori B untuk
barang yang di mix. Sedangkan untuk pengiriman ke cookfood minimal barang kategori B,
dan pasar tradisional kategori C.
Supermarket menjadi objek pemasaran Al-Ittifaq yang paling banyak, total ada 18
supermarket dengan rincian; 9 Super Indo, 2 AEON, 1 Hero, 3 Yogya, 1 Belibu (online), 1
Blibli (online), dan 1 Sayur Box (online). Sedangkan untuk cookfood ada 10 tempat.
Dalam 1 minggu, Al-Ittifaq menerima pembayaran sebesar sekitar 45 juta dari 9 Super
Indo, belum dari supermarket yang lain. Pembayaran dari Super Indo 2 kali dalam satu bulan,
sama halnya dengan AEON dan Yogya, untuk cookfood 1 kali seminggu, sedangkan untuk
toko online alur pembayarannya lewat aplikasi.
Peternakan
Tujuan :
1. Terlaksananya pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAIKEM), dan kekompakan (team teaching)>
2. Penerapan evaluasi atau penilaian hasil belajar(ulangan blok dua kali dalam satu
semester dan ulangan blok bersama akhir semester) secara konsisten dan
berkesinambungan.
3. Optimalisasi pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan.
4. Memotivasi dan membantu peserta didikuntuk pengembangan diri dalam mengenali
potensi diri dan minat melalui program bimbingan konseling sehingga setiap siswa
dapat berkembang secara optimal.
5. Optimalisasi pelayanan terhadap peserta didik dengan melengkapi sarana dan
prasarana penunjang proses pembelajaran.
6. Optimalisasi pengembangan diri dalam hal minat dan bakat siswa melalui
kepesantrenan, agribisnis dan wirausaha, program bimbingan konseling dan
ekstrakurikuler (pramuka, paskibra, seni, olahraga, Ju-Jitsu, karate dan keterampilan
lainnya).
Santri salaf yaitu para santri yang hanya mesantren tanpa mengenyam pendidikan
formal, di Pesantren al-Ittifaq ini tidak dikenai biaya. Fasilitas mulai dari pendidikan informal
berupa ngaji kitab ke kyai dan ustad, kebutuhan-kebutuhan hidup mulai dari makan,
kebersihan seperti sabun semua ditanggung oleh Pesantren. Sebagai ganti dari fasilitas
tersebut para santri diharuskan membantu pondok, sesai dengan apa yang diminta kyai.
Sebagian ada yang membantu di kebun, pengemasan,
Dalam perjalananya sebagian santri salaf banyak yang mesantren dengan kurun waktu
yang cukup lama ada yang mencapai 12 tahun, sehingga di kenal dengan santri senior.
Sebutan ini sebab proses pembelajaran di Pesantren al-Ittifaq hanya membutuhkan waktu 6
tahun. Para santri salaf yang sudah menyelesaikan pedidikan tersebut dan masih betah di
Pesantren, maka kegiatan kesehaarian mereka adalaah pengabdian dengan lebih
memfokuskan diri di bidang-bidang usaha. Para santri senior ini, oleh pihak pesantren diberi
fasilitas tambahan selian fasilitas-fasilitas yang disebutkan sebelumnya. Fasilitas berupa
1. Khitanan masal
Program khitanan masal ini dilakukan setiap tahun sekali. Dengan jumlah 120 anak
setiap tahunnya yang diambil dari daerah Bandung dan beberapa kabupaten sekitarnya seperti
Cianjur, Garut, Sukabumi, dll
2. Nikahan masal
3. Umroh
Program umroh ini diberikan terhadap para anggota DKM yang memiliki peran cukup
besar dalam perkembangan pondok dan bagi masyarakatnya. Setiap tahun selalu mengalami
peningkatan dalam memberangkatkan umroh. Saat ini akan memberangkatkan 12 orang
DKM menuju tanah suci untuk menunaikan ibadah umroh.
Khitanan Masal juga menjadi salah satu program DKM. Program ini dilaksanakan
setiap satu tahun sekali.
3. DKM.
Kami yakin Tebuireng telah mempunyai ikatan alumni yang kuat. Kami hanya
memberi saran agar ikatan Tebuireng ini bisa lebih improv terkait apa yang bisa
mereka kembangkan/berikan di Tebuireng sebagai seorang alumni.