Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

LINGKUNGAN

A. PENGERTIAN LINGKUNGAN

Dalam kegiatan pendidikan, kita melihat adanya unsur pergaulan dan unsur
lingkungan yang keduanya tidak terpisahkan tetapi dapat dibedakan. Dalam pergaulan tidak
selalu berlangsung pendidikan walaupun didalamnya terdapat faktor-faktor yang berdaya
guna untuk mendidik. Pergaulan merupakan unsur lingkungan yang turut serta mendidik
seseorang. Pergaulan seperti itu sering terdapat dalam:

a. Hidup bersama orang tua


b. Berkumpul dengan teman sebaya
c. Bertempat tinggal dalam suatu lingkungan yang baik

Dalam arti luas lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat
istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Jadi lingkungan ialah segala sesuatu yang
tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Yaitu seluruh yang
ada, baik manusia maupun benda buatan manusia atau alam yang bergerak, kejadian-kejadian
atau hal yang berhubungan dengan seseorang, karena bisa saja merusak perkembangannya.

Di samping itu dapat pula dikemukakan “ lingkungan pribadi” yang membentuk


suasana diri, suatu suasana yang lebih bersifat pribadi. Suasana pribadi tampak pada diri
seseorang sekalipun tanpa bergaul.

Kemudian ada lingkungan dengan susah payah baru dapat diubah atau sama sekali
tidak dapat diubah maupun dipengaruhi oleh guru. Misalnya, iklim, tempat tinggal, pakaian
dan status orang tua anak didik.

Para ahli berpendapat bahwa perbaikan lingkungan merupakan syarat yang mutlak
untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. Sebagian dari mereka memberi keterangan,
yang pertama; Guru harus menyadari bahwa perkembangan anak itu ada yang beraturan dan
ada yang kadang-kadang secara tiba-tiba.
Pengetahuan tentang lingkungan, bagi para pendidik merupakan alat untuk dapat
mengertikani, memberikan penjelasan dan mempengaruhi anak secara lebih baik. Misalnya
anak manja berasal dari lingkungan keluarga yang anaknya tunggal, atau anak yang nakal
disekolah umumnya kurang mendapatkan kasih sayang dan memperoleh didikan yang keras
dari orang tua.

B. BEBERAPA LINGKUNGAN PENDIDIKAN DI LUAR SEKOLAH

1. Keluarga

Keluarga merupakan masyarakat alamiah yang pergaulannya bersifat khas. Dalam


lingkungan ini terletak dasar-dasar pendidikan melalui kasih sayang dan penuh kecintaan,
kebutuhan akan kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan. Semua itu berlangsung secara pribadi
dan wajar, maka penghayatan terhadapnya mempunyai arti yang amat penting. Keluarga
merupakan pendidikan awal yang diperoleh oleh anak dan lingkungan yang sangat
mempengaruhi kepribadian anak.

2. Asrama

Asrama merupakan tempat dimana anak-anak hidup terpisah dengan orang tua atau
keluarga. Asrama yaitu anak-anak hidupatau tinggal dengan teman sebaya. Setiap asrama
mempunyai suasana yang berbeda tergantung pada para pendidik dan dari mana mereka
berasal.

Jenis-jenis asrama yang sesuai dengan kepentingan dan tujuan sebagai suatu
lingkungan pendidikan.Seperti:

a. Asrama santunan yatim piatu


b. Asrama tumpangan
c. Asrama untuk anak nakal
d. Asrama yang didirikan untuk tujuan-tujuan tertentu
e. Asrama yang dibutuhkan untuk menunjang ketercapaian suatu tujuan

3. Perkumpulan remaja
Pada umumnya anak-anak yang diatas umur 12 tahun membutuhkan kumpulan-
kumpulan atau organisasi-organisasi yang dapat menyalurkan dan kegiatan yang meluap-luap
dalam diri mereka. Menjelang umur tiga belasan anak berada pada fase puber, yang mulai
menampakkan perubahan-perubahan dalam bentuk fisik dan mental atau batinnya.

Pada masa ini orang tua, guru, atau pendidik dalam masyarakat amat bararti bagi
mereka. Tokoh-tokoh itu mukin jadi idola dan teladan bagi mereka. Jadi pada masa ini semua
pendidik harus bisa membimbing, mengawasi dan mengerti akan kebutuhan mereka.

Keluarga, masjid dan sekolah sebagai suatu lingkungan pendidikan kadang-kadang


kurang memberikan peluang terhadap dorongan anak untuk mengembangkan diri secara
sendiri. Anak muda itu selalu ingin tahu dan mencoba segala sesuatu untuk membuktikan
kebolehanny dengan pandangan sendiri atau kelompok.

Disinilah letak kjesempatanyang baik bagi perkumpulan-perkumpulan remaja untuk


mengorganisir dirinya dan menyalurkan segala kehendak hati, keinginan dan angan-angan
bahwa mereka patut : mendapat pengakuan dari masyarakat dan lingkungan sekitar.

4. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan suatu lingkungan yang menuntut berbagai penyesuaian.
Dalam lingkungan itu mereka bergaul dengan orang-orang dewasa yang bebeda dari yang
pernah mereka alami.Dalam pergaulan dengan orang-orang yang sama-sama berbeda dalam
lingkungan kerja terbuka kesempatan untuk saling mempengaruhi, karena segala tingkah laku
orang dewasa sangat berpengaruh atas perkembangan. Pengaruhnya ada yang positif dan ada
yang negatif.
Kehidupan modern dewasa ini menuntut lebih banyak ketahan fisik maupun mental.
Di atas pundak mereka terpikul kewajiban-kewajiban yang lebih berat. Itulah sebabnya maka
masa pendidikan mereka lebih lama dan lebih berbobot dari pendidikan sebelumnya. Baik
dari segi ilmu pengetahuan, akhlak dan bermacam-macam keterampilan.

C. SEKOLAH SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN


1. Perbedaan antara rumah dengan sekolah

Perbedaan antara rumah dengan sekolah, baik dari segi suasana, tanggung jawab
maupun kebebasan dan pergaulan.

a) Suasana
Rumah adalah tempat anak lahir dan langsung menjadi anggota baru dalam rumah
tangga. Di rumah anak diasuh oleh orang tuanya dengan penuh kasih sayang, yang
mendorong orang tua untuk mengatasi segala kesukaran. Sebaliknya anak mencurahkan
segala kepercayaannya kepada orang tuanya.

Sekolah adalah tempat anak belajar. Ia berhadapan dengan guruyang tidak dikenalnya.
Guru itu selalu berganti-ganti. Kasih guru kepada murid tidak mendalam seperti kasih orang
tua kepada anaknya, karena guru dan murid tidak terikat tali kekeluargaan.

b) Tanggung jawab

Dirumah anak dibiasakan berbuat baik dan menjauhi dari perbuatan buruk. Dalam
pembentukan rohani dan keagamaan orang tua menjadi teladan bagi anak. Baik dari segi
sikap, perkataan, dan tingkah lakunya diusahakan supaya ditiru oleh anaknya.

Di guru merasa bertanggung jawab terutamaterhadap pendidikan otak murid-


muridnya. Guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik. Ia sendiri harus memberikan
contoh dan menjadi teladan bagi murid-muridnya dan dalam segala mata pelajaran ia harur
mampu menanamkan rasa keimanan dan akhlak sesuai dengan ajaran islam. Bahkan diluar
sekolahpun ia harus bertindak sebagai pendidik.

c) Kebebasan

Di rumah anak bebas dalam dalm segala hal, selama tidak melanggar kesopanan.
Sedangkan disekolah suasana bebas seperti itu tidak didapat. Di sana ada aturan-aturan
tertentu. Ia harus menyesuiakan diri dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.

d) Pergaulan

Di rumah diliputi oleh suasana kasih sayang, saling mengerti dan salinhg membantu,
meskipun dalam rumah ada perkelahian antara adik dan kakak, tapi diluar rumah kakak tetap
mempertahankan adiknya. Sedangkan di sekolah pergaulan antara murid dengan murid lebih
luas. Mereka harus menghormati hak dan kepentingan masing-masing.

2. Pengaruh Rumah Terhadap Sekolah

Keadaan rumah tangga yang berbeda-beda cukup berpengaruh terhadap sekolah.


Suasana dalam rumah termasuk faktor yang lebih penting terhadap pendidikan anak. Buruk
baiknya suasana rumah tangga tergantung pada hubungan antara ibu dan bapak. Kerukunan
antara ibu dan bapak akan bedampak positf pada anak. Seringkali terjadi kemunduran pada
anak disebabkan oleh hubungan antara orang tua yang tidak baik, terjadi perceraian antara
orang tua, atau salah satu dari orang tua meninggal. Oleh sebab itu guru hendaknya
memandang anak didik tidak sebagai murid semata, tetapi juga sebagai anak dalam rumah
tangga.

3. Apa Yang Dapat Diharapkan Keluarga Dan Masyarakat Beragama Dari Sekolah

Pada dasarnya sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang membantu untuk
tercapainya cita-cita. Lembaga pendidikan yang dapat memenuhi harapan ialah lembaga
pendidikan islam, artinya bukan sekedar lembaga yang di dalamnya diajarkan pendidikan
islam melainkan pendidikan secara keseluruhanya bernapaskan islam. Hal itu hanya mungkin
terwujud jika terdapat keserasian antara rumah dan sekolah dari segi agama.

Anak-anak yang hidup dari keluarga muslim yang bersekolah sesungguhnya secara
serempak hidup dalam tiga lingkungan yaitu keeluarga, masjid dan sekolah. Ketiga unsur
tersebut harus saling mengisidalam membentuk kepribadian anak didik.

4. Membina Hubungan Antara Rumah dan Sekolah

Dengan masuknya anak ke sekolah, maka terbentuklah hubungan antara rumah dan
sekolah. Pengaruh sekolah langsung terasa di rumah. Orang tua harus melepaskan anaknya
selama beberapa jam dan menyerahkan kepada pimpinan guru. Orang tua atau ibu harus
menyediakan dan memenuhi segala kebutuhan anak untuk keperluan sekolah. Karena
nantinya anak akan membawa suasana rumah kesekolah dan sebaliknya suasana sekolah akan
di bawa kerumah. Jika terjadi ketempangan dari rumah maka anak tidak obtimal untuk belajar
disekolah, Sehingga tidak tercapai hubungan yang baik antara rumah dengan sekolah.

Dapat dipahami betapa pentingnya kerja sama antara keduanya. Kerja sama itu akan
dapat terbina, apabila kedua belah pihak saling mengenal. Orang tua harus mengenal anaknya
dan guru. Keadan anak biasanya diketahui orang tua melalui daftar nilai, surat peringatan,
kunjungan kepada guru, pertemuan guru-gurudengan orang tua murid, memahami murid-
murid.

D. ALAT PENDIDIKAN
Untuk mencapai tujuan pendidikan memerlukan berbagai alat dan metode. Alat
pendidikan yang dikenal hingga saat ini adalah media pendidikan, Audio Visual Aids (AVA),
alat peraga, dan sarana dan prasarana.

Menurut Roestiyah Nk. ddk menyatakan bahwa media pendidikan merupakan alat,
metode dan teknik pyang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan
interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran disekolah.

Menurut Vernon S. Gerlach dan Donald P. Ely menyatakan bahwa media merupakan
sumber belajar. Secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa
yang membuat kondisi siswa mukin memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Kesimpulan dari pendapat para ahli tersebut yaitu alat atu media pendidikan meliputi
segala sesuatu yang dapat membantu tujuan pendidikan.

TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN DALAM ISLAM

A. ORANG TUA

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak menerima pendidikan.
Karena dari orang tua lah anak-anak menerima pendidikan. Pendidikan itu terwujud berkat
adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang
tua dan anak.

Tanggung jawab pendidikan itu pada dasarnya tidak bisa dipikulkan kepada orang
lain, sebab guru atau lembaga pendidikan hanyalah merupakan keikutsertaan. Jadi yang
memegang andil yang paling besar adalah orang tua.

Tanggung jawab pendidikan islam yang menjadi beban orang tua sekurang-kurangnya
harus dilaksanakan dalam ranka:

1. Memelihara dan membesarkan anak


2. Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmaniah maupun rohaniah.
3. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang untuk
memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mukin yang dapat
dicapainya.
4. Membahagiakan anak, baik dunia maupaun akhirat, sesuai dengan pandangan dan
tujuan hidup muslim
Melihat tanggung jawab pendidikan islam yang meliputi kehidupan dunia dan akhirat
dalam arti yang luas dapatlah diperkirakan bahwa orang tua tidak mukin dapat memikulnya
sendiri secara sempurna. Maka disanalah orang tua membutuhkan lembaga pendidikan dan
lingkungan seperti sekolah, guru, dan masyarakat.

B. GURU

Guru adalah pendidik yang profesional, karena secara implisit ia telah merelakan
dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab yang terpikul dipundak orang tua.
Orang tua menyerahkan anaknya kesekolah, sekaligus berarti melimpahkan tanggung jawab
pendidikan kepada guru. Hal itu juga menunjukan pula bahwa orang tua tidak mukin
menyerahkan anaknya kesembarangan guru atau sekolah. Karena tidak sembarang orang
yang dapat menjabatjadi guru.

Di negara-negara Timur sejak dahulu kala guru itu sangat dihormati oleh masyarakat.
Orang India menganggap guru itu suci dan sakti. Di Jerman guru itu sebagai pengajar. Dan
banyak negara-negara lainya mempunyai arti yang bebeda tentang guru. Namun arti guru
yang sebenarnya bukan saja sebagai pengajar tapi juga sebagai pendidik.

Syarat Untuk Menjadi Guru

1. Takwa kepada Allah


2. Berilmu dan terampil
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Berlaku baik atau beakhlak baik

Di antara akhlak guru diantaranya;

a) Mencintai jabatanya sebagai guru.


b) Bersikap adil terhadap semua muridnya
c) Berlaku sabar dan tenang
d) Guru harus bewibawa
e) Guru harus gembira
f) Guru harus bersikap manusiawi
g) Bekerjasama dengan guru-guru lain
h) Berkeja sama dengan masyarakat
C. MASYARAKAT
Masayarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap pendidikan anak,
terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada didalamnya. Di pundak mereka
terpikul keikutsertaan membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak. Itu artinya
pemimpin dan penguasa dari masyarakat ikut bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
pendidikan. Sebab tanggung jawab pendidikan pada hakikatnya merupakan tanggung jawab
moral dari setiap orang dewasa baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok sosial.
Islam tidak membebaskan manusia dari tanggung jawab tentang apa yang berlaku
pada masyarakatnya dan apa yang terjadi di sekelilingnya atau terjadi dari orang lain.
Terutama jika orang lain termasuk orang yang berada di bawah perintah dan pengawasannya
seperti istri, anak dan lain-lain.
Tanggung jawab dalam Islam bersifat perseorangan dan sosial sekaligus. Siapa yang
memiliki syarat-syarat tanggung jawab ini tidak hanya bertanggung jawab terhadap
perbuatannya dan perbaikan dirinya, tetapi juga bertanggung jawab terhadap perbuatan
orang-orang yang berada di bawah perintah, pengawasan, tanggungannya dan perbaikan
masyarakatnya. Ini berlaku atas diri pribadi, istri, bapak, guru, golongan, lembaga-lembaga
pendidikan dan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai