PEMBAHASAN
LINGKUNGAN
A. PENGERTIAN LINGKUNGAN
Dalam kegiatan pendidikan, kita melihat adanya unsur pergaulan dan unsur
lingkungan yang keduanya tidak terpisahkan tetapi dapat dibedakan. Dalam pergaulan tidak
selalu berlangsung pendidikan walaupun didalamnya terdapat faktor-faktor yang berdaya
guna untuk mendidik. Pergaulan merupakan unsur lingkungan yang turut serta mendidik
seseorang. Pergaulan seperti itu sering terdapat dalam:
Dalam arti luas lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat
istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Jadi lingkungan ialah segala sesuatu yang
tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Yaitu seluruh yang
ada, baik manusia maupun benda buatan manusia atau alam yang bergerak, kejadian-kejadian
atau hal yang berhubungan dengan seseorang, karena bisa saja merusak perkembangannya.
Kemudian ada lingkungan dengan susah payah baru dapat diubah atau sama sekali
tidak dapat diubah maupun dipengaruhi oleh guru. Misalnya, iklim, tempat tinggal, pakaian
dan status orang tua anak didik.
Para ahli berpendapat bahwa perbaikan lingkungan merupakan syarat yang mutlak
untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. Sebagian dari mereka memberi keterangan,
yang pertama; Guru harus menyadari bahwa perkembangan anak itu ada yang beraturan dan
ada yang kadang-kadang secara tiba-tiba.
Pengetahuan tentang lingkungan, bagi para pendidik merupakan alat untuk dapat
mengertikani, memberikan penjelasan dan mempengaruhi anak secara lebih baik. Misalnya
anak manja berasal dari lingkungan keluarga yang anaknya tunggal, atau anak yang nakal
disekolah umumnya kurang mendapatkan kasih sayang dan memperoleh didikan yang keras
dari orang tua.
1. Keluarga
2. Asrama
Asrama merupakan tempat dimana anak-anak hidup terpisah dengan orang tua atau
keluarga. Asrama yaitu anak-anak hidupatau tinggal dengan teman sebaya. Setiap asrama
mempunyai suasana yang berbeda tergantung pada para pendidik dan dari mana mereka
berasal.
Jenis-jenis asrama yang sesuai dengan kepentingan dan tujuan sebagai suatu
lingkungan pendidikan.Seperti:
3. Perkumpulan remaja
Pada umumnya anak-anak yang diatas umur 12 tahun membutuhkan kumpulan-
kumpulan atau organisasi-organisasi yang dapat menyalurkan dan kegiatan yang meluap-luap
dalam diri mereka. Menjelang umur tiga belasan anak berada pada fase puber, yang mulai
menampakkan perubahan-perubahan dalam bentuk fisik dan mental atau batinnya.
Pada masa ini orang tua, guru, atau pendidik dalam masyarakat amat bararti bagi
mereka. Tokoh-tokoh itu mukin jadi idola dan teladan bagi mereka. Jadi pada masa ini semua
pendidik harus bisa membimbing, mengawasi dan mengerti akan kebutuhan mereka.
4. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan suatu lingkungan yang menuntut berbagai penyesuaian.
Dalam lingkungan itu mereka bergaul dengan orang-orang dewasa yang bebeda dari yang
pernah mereka alami.Dalam pergaulan dengan orang-orang yang sama-sama berbeda dalam
lingkungan kerja terbuka kesempatan untuk saling mempengaruhi, karena segala tingkah laku
orang dewasa sangat berpengaruh atas perkembangan. Pengaruhnya ada yang positif dan ada
yang negatif.
Kehidupan modern dewasa ini menuntut lebih banyak ketahan fisik maupun mental.
Di atas pundak mereka terpikul kewajiban-kewajiban yang lebih berat. Itulah sebabnya maka
masa pendidikan mereka lebih lama dan lebih berbobot dari pendidikan sebelumnya. Baik
dari segi ilmu pengetahuan, akhlak dan bermacam-macam keterampilan.
Perbedaan antara rumah dengan sekolah, baik dari segi suasana, tanggung jawab
maupun kebebasan dan pergaulan.
a) Suasana
Rumah adalah tempat anak lahir dan langsung menjadi anggota baru dalam rumah
tangga. Di rumah anak diasuh oleh orang tuanya dengan penuh kasih sayang, yang
mendorong orang tua untuk mengatasi segala kesukaran. Sebaliknya anak mencurahkan
segala kepercayaannya kepada orang tuanya.
Sekolah adalah tempat anak belajar. Ia berhadapan dengan guruyang tidak dikenalnya.
Guru itu selalu berganti-ganti. Kasih guru kepada murid tidak mendalam seperti kasih orang
tua kepada anaknya, karena guru dan murid tidak terikat tali kekeluargaan.
b) Tanggung jawab
Dirumah anak dibiasakan berbuat baik dan menjauhi dari perbuatan buruk. Dalam
pembentukan rohani dan keagamaan orang tua menjadi teladan bagi anak. Baik dari segi
sikap, perkataan, dan tingkah lakunya diusahakan supaya ditiru oleh anaknya.
c) Kebebasan
Di rumah anak bebas dalam dalm segala hal, selama tidak melanggar kesopanan.
Sedangkan disekolah suasana bebas seperti itu tidak didapat. Di sana ada aturan-aturan
tertentu. Ia harus menyesuiakan diri dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
d) Pergaulan
Di rumah diliputi oleh suasana kasih sayang, saling mengerti dan salinhg membantu,
meskipun dalam rumah ada perkelahian antara adik dan kakak, tapi diluar rumah kakak tetap
mempertahankan adiknya. Sedangkan di sekolah pergaulan antara murid dengan murid lebih
luas. Mereka harus menghormati hak dan kepentingan masing-masing.
3. Apa Yang Dapat Diharapkan Keluarga Dan Masyarakat Beragama Dari Sekolah
Pada dasarnya sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang membantu untuk
tercapainya cita-cita. Lembaga pendidikan yang dapat memenuhi harapan ialah lembaga
pendidikan islam, artinya bukan sekedar lembaga yang di dalamnya diajarkan pendidikan
islam melainkan pendidikan secara keseluruhanya bernapaskan islam. Hal itu hanya mungkin
terwujud jika terdapat keserasian antara rumah dan sekolah dari segi agama.
Anak-anak yang hidup dari keluarga muslim yang bersekolah sesungguhnya secara
serempak hidup dalam tiga lingkungan yaitu keeluarga, masjid dan sekolah. Ketiga unsur
tersebut harus saling mengisidalam membentuk kepribadian anak didik.
Dengan masuknya anak ke sekolah, maka terbentuklah hubungan antara rumah dan
sekolah. Pengaruh sekolah langsung terasa di rumah. Orang tua harus melepaskan anaknya
selama beberapa jam dan menyerahkan kepada pimpinan guru. Orang tua atau ibu harus
menyediakan dan memenuhi segala kebutuhan anak untuk keperluan sekolah. Karena
nantinya anak akan membawa suasana rumah kesekolah dan sebaliknya suasana sekolah akan
di bawa kerumah. Jika terjadi ketempangan dari rumah maka anak tidak obtimal untuk belajar
disekolah, Sehingga tidak tercapai hubungan yang baik antara rumah dengan sekolah.
Dapat dipahami betapa pentingnya kerja sama antara keduanya. Kerja sama itu akan
dapat terbina, apabila kedua belah pihak saling mengenal. Orang tua harus mengenal anaknya
dan guru. Keadan anak biasanya diketahui orang tua melalui daftar nilai, surat peringatan,
kunjungan kepada guru, pertemuan guru-gurudengan orang tua murid, memahami murid-
murid.
D. ALAT PENDIDIKAN
Untuk mencapai tujuan pendidikan memerlukan berbagai alat dan metode. Alat
pendidikan yang dikenal hingga saat ini adalah media pendidikan, Audio Visual Aids (AVA),
alat peraga, dan sarana dan prasarana.
Menurut Roestiyah Nk. ddk menyatakan bahwa media pendidikan merupakan alat,
metode dan teknik pyang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan
interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran disekolah.
Menurut Vernon S. Gerlach dan Donald P. Ely menyatakan bahwa media merupakan
sumber belajar. Secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa
yang membuat kondisi siswa mukin memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Kesimpulan dari pendapat para ahli tersebut yaitu alat atu media pendidikan meliputi
segala sesuatu yang dapat membantu tujuan pendidikan.
A. ORANG TUA
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak menerima pendidikan.
Karena dari orang tua lah anak-anak menerima pendidikan. Pendidikan itu terwujud berkat
adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang
tua dan anak.
Tanggung jawab pendidikan itu pada dasarnya tidak bisa dipikulkan kepada orang
lain, sebab guru atau lembaga pendidikan hanyalah merupakan keikutsertaan. Jadi yang
memegang andil yang paling besar adalah orang tua.
Tanggung jawab pendidikan islam yang menjadi beban orang tua sekurang-kurangnya
harus dilaksanakan dalam ranka:
B. GURU
Guru adalah pendidik yang profesional, karena secara implisit ia telah merelakan
dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab yang terpikul dipundak orang tua.
Orang tua menyerahkan anaknya kesekolah, sekaligus berarti melimpahkan tanggung jawab
pendidikan kepada guru. Hal itu juga menunjukan pula bahwa orang tua tidak mukin
menyerahkan anaknya kesembarangan guru atau sekolah. Karena tidak sembarang orang
yang dapat menjabatjadi guru.
Di negara-negara Timur sejak dahulu kala guru itu sangat dihormati oleh masyarakat.
Orang India menganggap guru itu suci dan sakti. Di Jerman guru itu sebagai pengajar. Dan
banyak negara-negara lainya mempunyai arti yang bebeda tentang guru. Namun arti guru
yang sebenarnya bukan saja sebagai pengajar tapi juga sebagai pendidik.