Anda di halaman 1dari 13

Tugas Kelompok 2

Konsep Budi Pekerti, Etika Moral, dan Moral


Mata Kuliah: Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti Luhur

Disusun oleh:
-Felisa Nadia Anggraini (P1337424522006)
-Kartika Ratna Ningrum (P1337424522007)
-Hilwa Alya Dalilah (P1337424522008)
-Taqiyya Elysia Hasna (P1337424522009)

Dosen Pembimbing:
Mundarti, S.Pd, S.SiT, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KAMPUS V


PRODI KEBIDANAN MAGELANG DAN PROFESI
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makalah Konsep Budi
Pekerti, Etika Moral, dan Moral” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Pendidikan Karakter dan
Budi pekerti luhur. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai
karakter dan moral dalam praktik kebidanan bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mundarti S.Pd.S.SiT.M.Kes, selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Karakter dan Budi pekerti luhur yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Magelang, 12 Agustus 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
Latar Belakang...................................................................................................................................4
Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
Tujuan................................................................................................................................................4
BAB 2.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
Budi Pekerti.......................................................................................................................................5
Adapun pengertian budi pekerti menurut para ahli diantaranya yaitu:........................................5
Contoh Budi pekerti dalam lingkungan masyarakat......................................................................5
Moral.................................................................................................................................................6
Ciri – ciri dari nilai moral................................................................................................................6
Jenis-jenis Moral............................................................................................................................7
Moralitas Sebagai Ciri Khas Manusia.................................................................................................7
Fungsi Etika dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan...............................................................7
A. CONTOH STUDI KASUS MENGENAI ISSU ETIK MORAL...............................................................9
BAB 3...................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
Kesimpulan......................................................................................................................................10
Saran................................................................................................................................................10
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Etika adalah ilmu pengetahuan tentang sesuatu perilaku atau perbuatan manusia yang
dilihat dari sisi baik dan buruknya suatu tindakan seseorang tersebut yang dapat dijadikan
pedoman dalam berperilaku di masyarakat. Kunci yang utama dalam penerapan etika yaitu
dengan cara memperlihatkan sikap sopan santun tehadap orang lain, sikap hormat kepada
siapapun ataupun kepada orang yang lebih tua, Dengan penerapan etika ini dimana harus
mematuhi peraturan atau tata krama yang berlaku pada lingkungan tempat tinggal kita.
Dengan beretika, berperilaku yang baik tentu saja Hal ini ditujukan agar manusia lebih
menggunakan hati nuraninya dalam melihat beberapa hal dilingkungannya berkaitan dengan
yang baik atau buruk. Betapa pentingnya beretika dalam kehidupan sehari-hari. dengan hal
ini etika lah yang mengatur dalam pergaulan seseorang dalam suatu bermasyarat. Dalam
bersosialisasi di masyarakat, manusia memerlukan etika sebagai pedoman dalam berkata dan
berpikir sehingga hala ini tentunya suatu kebiasaan yang baik yang dianut sehingga dapat
diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan etika ini sangat membantu dalam
menginterprestasikan ajaran agama yang saling bertentangan. dengan beretika juga dapat
menyoroti secara rasional terhadap sesuatu yang dinilai.
Rumusan Masalah
1.Apa pengertian dari budi pekerti?
2.Sebutkan contoh budi pekerti dilingkungan masyarakat?
3.Apa itu moral?
4.Sebutkan ciri-ciri dari nilai moral?
5.Sebutkan jenis-jenis moral?
6.Menyebutkan contoh moralitas sebagai ciri khas manusia?
7.Apa saja fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan?
Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai penjelasan tentang
budi pekerti, mengetahui apa saja contoh budi pekerti dilingkungan masyarakat,
mengetahui pengertian dari moral, memahami ciri-ciri dari nilai moral, jenis-jenis
moral, contoh moralitas sebagai ciri khas manusia, mengetahui fungsi etika dan
moralitas dalam pelayanan kebidanan.

4
BAB 2
PEMBAHASAN
Budi Pekerti
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) istilah budi pekerti diartikan sebagai
tingkah laku, perangai, akhlak dan watak. Kemudian dalam bahasa Arab, budi pekerti disebut
dengan akhlak. Lalu dalam kosa kata latin dikenal dengan istilah etika, dan dalam bahasa
Inggris disebut ethics.
Adapun pengertian budi pekerti menurut para ahli diantaranya yaitu:
1. Menurut Ki Sugeng Subagya “2010”.
Menurut Ki Sugeng Subagya, Budi Pekerti ialah perbuatan yang dibimbing oleh
pikiran, perbuatan yang merupakan realisasi dari isi pikiran atau perbuatan yang dikendalikan
oleh pikiran.
2. Menurut Ensiklopedia Pendidikan
Menurut Ensiklopedia Pendidikan, Budi Pekerti ialah kesusilaan yang mencakup segi-
segi kejiwaan dan perbuatan manusia, sedangkan manusia susila ialah manusia yang sikap
lahiriyah dan batiniyahnya sesuai dengan norma etik dan moral.
3. Menurut Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional “1997”.
Menurut Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional, Budi Pekerti ialah sikap dan
perilaku sehari-hari, baik individu, keluarga, masyarakat, maupun bangsa yang mengandung
nilai-nilai yang berlaku dan dianut dalam bentuk jati diri, nilai persatuan dan kesatuan,
integritas dan kesinambungan masa depan dalam suatu sistem moral dan yang menjadi
pedoman prilaku manusia Indonesia untuk bermasyarakat berbangsa dan bernegara dengan
bersumber pada falsafah Pancasila dan diilhami oleh ajaran agama serta budaya Indonesia.
4. Menurut Haidar “2004”
Menurut Haidar, Budi Pekerti ialah usaha sadar yang dilakukan dalam rangka
menanamkan atau menginternalisasikan nilai-nilai moral ke dalam sikap dan prilaku peserta
didik agar memiliki sikap dan prilaku yang luhur “berakhlakul karimah” dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama manusia maupun dengan
alam/lingkungan.
Contoh Budi pekerti dalam lingkungan masyarakat.
1. Hormat dan patuh kepada orang tua.
2. Membantu orang tua.
3. Menolong sesama teman.
4. Saling menghormati antara umat beragama
5. Meminta maaf ketika salah dan tidak mengulanginya.
6. Mengucapkan terima kasih jika sudah dibantu
5
7. Meminta izin jika ingin masuk rumah atau kamar orang lain.
8. Berbagi pengetahuan sesama teman.
9. Menjalin silaturrahmi antar tetangga.
10. Dll.

Moral
Moral adalah baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan
sebagainya. Moral merupakan standar perilaku yang memungkinkan setiap orang untuk dapat
hidup secara kooperatif dalam suatu kelompok.
Ciri – ciri dari nilai moral (Bertens K, 1993: 26-27) yaitu :
1. Berkaitan dengan tanggung jawab.
Nilai – nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia, namun lebih spesifik lagi berkaitan
dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai moral mengakibatkan seseorang
bersalah atau tidak bersalah, karena dia bertanggung jawab. Sebagai contoh, seoranganak
yang tidak mempunyai inteligensi tinggi atau tidak cantik,bisa saja disesali, namun atas
keadaan tersebut, dia dan orang tuanya tidak bertanggung jawab. Nilai dalam contoh tersebut
bukan nilai moral. Sedangkan nilai moral hanya dan diwujudkan dalam perbuatan –
perbuatan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang itu sendiri. Dalam nilai moral,
mensyaratkan adanya kebebasan dan tanggung jawab.
2. Berkaitan dengan hati nurani
Semua nilai minta untuk diakui dan diwujudkan khusus, pada nilai moral tuntutannya
lebih mendesak dan lebih serius. Mewujudkan nilai moral merupakan semacam imbauan dari
hati nurani. Ciri khas nilai moral adalah hanya nilai inilah yang menimbulkan suara dari hati
nurani, baik yang menuduh, karena orang meremehkan atau menentang nilai – nilai moral
atau memuji bila orang mewujudkan nilai – nilai moralnya.
3. Mewajibkan
Nilai moral mewajibkan secara absolut dan tak bisa ditawar-tawar. Sebagai contoh adalah
bila seseorang memiliki nilai estetis, maka dia akan menghargai lukisan yang bermutu,
sebaliknya orang lain boleh saja tidak menghargai lukisan tersebut. Namun pada nilai moral,
orang harus mengakui dan harus merealisasikan. Imanuel Kant membedakan antara
imperatife hipotesis dan imperatife kategoris. Nilai moral mengandung imperative (perintah)
kategoris, sedang nilai-nilai lain berkait dengan imperatife hipotesis.
Kewajiban absolute melekat pada nilai-nilai moral, karena nilai-nilai ini berlaku bagi
manusia sebagai manusia. Nilai moral menyangkut pribadi manusia sebagai suatu totalitas.
Bila seseorang gagal dalam bidang moral, hal ini berarti kegagalan total sebagai manusia,
bukan menurut sebagai sutau aspek saja.
4. Bersifat formal
6
Max Scheler menyatakan bahwa nilai-nilai moral membonceng pada nilai-nilai lain. Hal
ini berarti dalam merealisasikan nilai-nilai moral seseorang mengikut sertakan nilai-nilai lain
dalam suatu tingkah laku moral. Tidak ada nilai moral yang murni, terlepas dari nilai-nilai
lain.

Jenis-jenis Moral.
a. Moralitas objektif.
Moralitas objektif adalah moralitas yang memandang perbuatansebagai suatu perbuatan
yang telah dikerjakan, bebas dari pengaruh-pengaruh pihak pelaku.
b. Moralitas subyektif
Moralitas subyektif adalah moralitas yang memandang perbuatansebagai perbuatan yang
dipengaruhi pengertian dan persetujuan si pelaku sebagai individu, dalam hal ini dipengaruhi
latar belakang,kondisi pendidikan dan sifat pribadi.
c. Moralitas intrinsik
Moralitas intrinsik adalah moralitas yang memandang perbuatan menurut hakikatnya
bebas dari setiap bentuk hukum positif.
d. Moralitas ekstrinsik
Moralitas ekstrinsik adalah moralitas yang memandang perbuatan sebagai sesuatu yang
diperintahkan atau dilarang oleh seseorang yang berkuasa atau hukum positif, baik dari
manusia atau dari Tuhan.

Moralitas Sebagai Ciri Khas Manusia


Nilai moral tidak terpisahkan dari nilai – nilai jenis lainnya. Setiap nilai dapat
memperoleh suatu bobot moral, bila diikut sertakan dalam tingkah laku moral. Sebagai
contoh adalah kejujuran, merupakan suatu nilai moral, namun kejujuran menjadi kosong
apabila tidak diterapkan pada nilai lain, misalnya adalah nilai ekonomis. Nilai moral
meskipun Nampak menumpang pada nilai – nilai lain, namun tampak sebagai suatu nilai baru
bahkan sebagai nilai yang paling tinggi. Moralitas bisa dikatakan sebagai salah satu ciri khas
manusia berwujud kesadaran manusia akan tentang baik dan buruk, tentang yang boleh
dilakukan dan dilarang, serta tentang yang harus dilakukan dan tidak pantas dilakukan.
Fungsi Etika dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan
1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien.
2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan dan mencegah tindakan yang
merugikan/membahayakan orang lain.
3.Menjaga privasi setiap individu.
4. Manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya.
7
5. Dengan etik kita mengetahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa tentang.
6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu
masalah.
7. Mencerminkan tindakan yang benar
8. Mendapatkan informasi tentang halyang sebenarnya.
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku / perilaku manusia antara
baik,buruk,benar atau salah sesuai dengan moral yang berlaku pada umumnya.
10.Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrakak.
11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik.
12. Hal-hal yang bersifat praktik.
13. Tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakatmaupun tata cara di dalam
organisasi profesi.
14. Sikap sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yang biasa
disebut kode etik profesi
Terlebih lagi di Indonesia, Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) telah menetapkan bahwa
salah satu area kompetensi dokter dan tenaga kesehatan pada umumnya adalah aspek Etika,
Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien. Oleh karena itu,
dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang saat ini diterapkan oleh sebagian besar
Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Kesehatan di Indonesia, aspek profesionalisme harus
menjadi perhatian baik dalam proses pembelajaran maupun dalam sistem penilaian .
Sehingga moral dan etika ini wajib dimiiki oleh seorang bidan.
Moral dan etika bidan juga diperlukan untuk mewujudkan konsep seorang bidan menurut
Ditjen dikti kemdikbud (2011) yaitu menggambarkan keunikan seorang bidan dalam
mempromosikan kesehatan perempuan dan keluarganya.
Selain itu, dalam praktiknya bidan juga kerap dihadapakan pada beberapa masalah yang
dilematis, maksudnya situasi pengambilan keputusan yang sulit dan berkaitan dengan etis.
Jika seorang bidan tidak bertika dan bermoral, ketika mereka dihadapkan masalah tersebut
tentunya mereka tidak akan dapat menyelesaikannya sebagai seorang bidan yang
professional. Itulah mengapa, etika dan moral sangatlah penting bagi seorang bidan disisi
kepentingan keterampilannya.
Dalam konsep pengembangan diri bidan, ada poin penting yang perlu diperkuat untuk
menjadi bidan professional. Poin tersebut adalah elemen kompetensi landasan kepribadian.
ELemen ini merupakan konsep dasar awal untuk menjadi bidan yang beretika dan bermoral.
Sehingga jika seorang bidan tidak memiliki etika dan moral yang baik, bidan tersebut belum
bisa memenuhi konsep pengembangan diri seorang bidan
8
Landasan Etika memiliki beberapa faktor, diantaranya:
1. Nilai, merupakan sesuatu yang memiliki konotasi positif.
2. Norma, aturan atau kaidah yang mengikat warga dalam suatu komunitas dan
digunakan sebagai acuan, tatanan, panduan dan pengendali perilaku yang dianggap
sesuai dan dapat diterima.
3. Sosial budaya, muncul dan berkembang melalui konstruksi sosial dalam suatu
komunitas dan juga dipengaruhi oleh kondisi perkembangan IPTEK.
4. Religius, memiliki muatan ajaran moral yang dijadikan pegangan oleh penganutnya
dan sekaligus dan sekaligus menjadi motivasi kuat pembentuk moral dan etik.
5. Kebijakan, pengaruh dan political will dari pemerintah juga turrut memberi arah dan
mewarnai berkembangnya etika.

A. CONTOH STUDI KASUS MENGENAI ISSU ETIK MORAL :


Studi kasus 1
Pada tanggal 13 november 2010 jam 07.00 WIB, Ny ”X” datang ke BPS Bidan “S”
dengan keluhan perut kenceng-kenceng, mules-mules, serta mengeluarkan darah segar pada
jalan lahir. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata Ny”X” sudah mengalami pembukaan 7
dan bagianterendah janin adalah letak kepala. Bidan mendiagnosa bahwa Ny ”X”mengalami
plasenta previa. Segera bidan melakukan pertolongan pertama pada Ny’X” dan bayinya. Lalu
Bidan memberi saran pada keluarga Ny ”X” untuk merujuk Ny ”X”. karena kondisi bahaya
NY "X’'.
Kelurga menyetujui, dan akhirnya segera Bidan merujuk Ny”x” dengan menggunakan
mobil Bidan. Diperjalanan Ny”X” mengalami pembukaan lengkap. sehingga mau tidak mau
bidan harus melakukan pertolongan persalinan untuk Ny ”X” dalam mobil. beberapa saat
kemudian bayi Ny ”X”dapat lahir tetapi Ny ”X” mengalami HPP. Bidan sudah melakukan
pertolongan pada Ny ”X” tapi Ny ”X” tidak dapat diselamatkan. Keluarga Ny ”x” meminta
pertanggung jawaban Bidan karena nyawa Ny ”X” tidakbisa diselamatkan. Keluarga Ny “X”
menganggap Bidan tidak mempunyai keahlian di dalam bidang kebidanan. Mendengar hal
ini, warga disekitar BPS Bidan “S” menuntut agar bidan “S”di pindahkan dari lingkungan
mereka supaya tidak terjadi hal yang sama untuk ke dua kalinya. para warga tersebut sudah
tidak mempunyai kepercayaan lagi pada bidan “S”untuk menolong persalinan.Dan pada
akhirnya kasus ini di bawa ke meja hijau oleh keluarga Ny ”X”. Pada kasus ini, kesalahan
tidak sepenuhnya terletak pada Bidan “S” karena Bidan telah memberikan pertolongan
semaksimal mungkin pada Ny ”X” dan bayinya. Keluarga Ny ”x” pun tidak terlalu tanggap
dengan keadaan Ny ”x”. Mereka telat membawa Ny ”x”untuk ke BPS.
Sudi Kasus 2
Di sebuah desa seorang ibu mengalami pendarahan setelah melahirkan bayinya yang
pertama di rumah. Ibu tersebut menolak untuk diberikan suntikan uterotonika. Bila ditinjau
dari hak pasien atas keputusan yang menyangkut dirinya maka bidan bisa saja tidak suntikkan
karena kemauan pasien. Tetapi bidan ak an menangani masalah yang lebih rumit bila terjadi
pendarahan hebat dan harus berusaha membantu untuk merujuk pasien, dan yang lebih fatal
lagi bila pasien akhirnya meninggal karena pendarahan. Dalam hal ini bisa dikatakan tidak
melaksanakan implementasi dengan baik. Walapun bidan harus memaksa pasiennya untuk
disuntik mungkin itulah keputusan yang terbaik yang harus ia lakukan (dentologi).

9
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Dengan beretika, berperilaku yang baik tentu saja Hal ini ditujukan agar manusia
lebih menggunakan hati nuraninya dalam melihat beberapa hal di lingkungannya terkait
dengan yang baik atau buruk. Dalam bersosialisasi di masyarakat, manusia memerlukan etika
sebagai pedoman dalam berkata dan berpikir sehingga hal ini tentunya suatu kebiasaan yang
dianut sehingga dapat menciptakan baik dari generasi. Tujuan Untuk mengetahui dan
memahami lebih dalam mengenai pengertian budi pekerti, mengetahui apa saja contoh budi
pekerti di lingkungan masyarakat, mengetahui pengertian dari moral, memahami ciri-ciri dari
moral nilai, jenis-jenis moral, contoh moralitas sebagai ciri khas manusia, mengetahui fungsi
etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan. Budi Pekerti Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1989) istilah budi pekerti diartikan sebagai tingkah laku, perangai, akhlak dan
watak.

Menurut Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional, Budi Pekerti adalah sikap dan
perilaku sehari-hari, baik individu, keluarga, masyarakat, maupun bangsa yang mengandung
nilai-nilai yang berlaku dan dianut dalam bentuk jati diri, nilai persatuan dan kesatuan,
integritas dan kesinambungan masa depan dalam suatu sistem moral dan yang menjadi
pedoman perilaku manusia Indonesia untuk bermasyarakat berbangsa dan bernegara dengan
bersumber pada falsafah Pancasila dan diilhami oleh ajaran agama serta budaya Indonesia.
Nilai - nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia, namun lebih spesifik lagi berkaitan
dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab.

Saran
Dari makalah tersebut apabila pembaca masih merasa kurang dengan materi yang
sudah ada maka pembaca dapat mencari reverensi dari sumber-sumber yang lain. Agar
memperoleh informasi dengan lebih mendetil. Selain itu apabila pembaca sudah merasa puas
dengan meteri tersebut maka pembaca juga dapat melanjutkan makah ini, misalnya dengan
judul fungsi etika dan moralitas,sumber etika, dan masih banyak lagi.
10
Daftar Pustaka

1. https://www.researchgate.net/deref/https%3A%2F%2Fbooks.google.co.id
%2Fbooks%3Fid%3D2K-vp4lYPpAC%26printsec%3Dfrontcover%26dq
%3Dbuku%2Bpendidikan%2Bagama%2Bislam%2Buntuk%2Bperguruan
%2Btinggi%2Bpenerbit%2Bgrasindo%26hl%3Did%26sa%3DX%26ved
%3D0ahUKEwiAmP_Ph7ThAhXEWisKHcs_DhMQ6AEILDAB%23v
%3Donepage%26q%3Dbuku%2520pendidikan%2520agama%2520islam
%2520untuk%2520perguruan%2520tinggi%2520penerbit%2520grasindo
%26f%3Dfalse
2. https://www.researchgate.net/deref/http%3A%2F
%2Fwww.tugasku4u.com%2F2013%2F07%2Fmakalah-etika-moral-dan-
akhlak.html
3. https://dosenpintar.com/budi-pekerti/
4. Retna, R., & Sumanti, R. (2018). IMPLEMENTASI METODE MULTI SOURCE
FEEDBACK (MSF) DALAM PENILAIAN PERILAKU PROFESIONAL
MAHASISWA KEBIDANAN PADA PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN
FISIOLOGIS. Jurnal Ilmiah Medsains, 4(1), 8-13.
5. Medika, T. K. B. (2022). Uji Kompetensi Bidan Indonesia. Bumi Medika.
6. Ristica, O. D., & Widya Juliarti, S. K. M. (2015). Prinsip Etika dan Moralitas dalam
Pelayanan Kebidanan. Deepublish.
7. Safrudin, S. K. M., Mulyati, S., Rosni Lubis, S. S. T., & Keb, M.
(2019). Pengembangan Kepribadian Dan Profesionalisme Bidan. WINEKA MEDIA
8. Sudra, R. I., Rani, D. M., Alim, N., Lakhmudien, L., Yanti, I., Nurdiana, A., ... &
Marlina, R. (2021). Etika Profesi dan Hukum Kesehatan dalam Praktik Kebidanan.
Yayasan Kita Menulis.
11

Anda mungkin juga menyukai