Disusun oleh :
Kekompok IV (2B)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
(P1337420214011)
(P1337420214026)
(P1337420214040)
(P1337420214055)
(P1337420214070)
(P1337420214085)
(P1337420214100)
(P1337420214114)
II B
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
POLITEKNIK KESEHATAN KEMETRIANKESSEHATAN SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Gangguan
Menstruasi. Penulisan makalah ini sebagai salah satu pemenuhan tugas mata
kuliah Maternitas.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak memperoleh bantuan dari
buku-buku di perpustakaan serta layanan internet. Dan juga kami merasa masih
banyak kekurangan baik dari teknis penulisan maupun materi, mengingat
kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar isi...........................................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................
1
2
3
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
4
5
6
7
7
7
7
7
8
8
13
13
Daftar pustaka...................................................................................................
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bulan, secara periodik, seorang wanita normal akan mengalami peristiwa
reproduksi yaitu menstruasi,meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya telur
matang yang dibuahi oleh sperma peristiwa itu begitu wajar dan alami sehingga dapat
dipastikan bahwa semua wanita yang normal pasti akan mengalami proses tersebut
(Arifin, 2008). Banyak perempuan yang mengalami nyeri sebelum menstruasi atau haid.
Ada yang pusing, mual, pegal-pegal, sakit perut, bahkan ada yang sampai pingsan.
Angka kejadian (prevalensi) nyeri haid berkisar 45%-95% (USA, November 2006) di
kalangan wanita usia produktif. Walaupun pada umumnya tidak berbahaya namun sering
kali dirasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar
gangguan tentu tidak sama untuk setiap wanita.
Tingkat kesuburan seorang wanita dapat dilihat dari ada tidaknya produksi sel
telur dalam tubuh. Seorang wanita dikatakan subur jika ia mampu memproduksi sel telur
sebulan sekali, mematangkan telur, dan mengeluarkan telur yang masih setengah matang
dari indung telur. Pematangan sel telur dan keluarnya sel telur dari indungnya merupakan
kerjasama dari otak, indung telur, dan kelenjar buntu di otak yang disebut sebagai
hipofisis. Hipofisis mengeluarkan hormone gonadoptropin yang terdiri dari hormon FSH
(follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone). Hormon FSH memiliki
fungsi mempercepat pematangan telur, sedangkan LH menyempurnakan proses
pematangan telur hingga dapat mendekati permukaan indung telur untuk dilepas. Jika
tidak terjadi pembuahan dalam waktu 24 jam, sel telur ini akan mati. Sakit perut yang
dirasakan mennjelang atau selama haid sebenarnya disebabkan oleh kontraksi rahim
untuk mengeluarkan endometrium yang juga dipengaruhi oleh hormon prostaglandin.
Kita juga merasa tidak enak karena hormon estrogen dan progesteron mengalami
kekacauan keseimbangan menjelang menstruasi. Jika sakitnya masih bisa ditahan, itu
masih bisa disebut normal.
Gangguan-gangguan haid yang sampai menyebabkan pingsan atau sakit yang luar
biasa, hingga sampai mengganggu aktivitas kita, jangan didiamkan karena dapat
berdampak serius dan harus segera di periksakan. Perbaiki asupan nutrisi dan perbanyak
olahraga akan memperkecil terjadinya gangguan haid.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari
setelah ovulasi (Bobak, 2004).
Menstruasi adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah
uterus melalui liang kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan yang mengandung
darah ini terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia subur dan yang sedang tidak
hamil. Peristiwa ini dimulai dengan adanya pengeluaran selaput lendir rahim di bagian
dalam rahim atau endometrium.
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi
secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam
reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan
menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya
fisiologik (normal) yang datangnya teratur setiap bulan (siklus haid), dan timbulnya
perdarahan tersebut sebagai akibat perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron
(Hawari, 1997).
Haid adalah darah yang keluar dari uterus perempuan sehat :
B. Fisiologi menstruasi
Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk kali pertama
adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun belum juga datang bulan
perlu di waspadai, mungkin ada kelainan.
Menstruasi itu sendiri nantinya akan berhenti saat perempuan memasuki masa
menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum memasuki masa menopause,
haid tetap datang hanya jangka waktunya lebih lama dan prosesnya cepat, paling hanya
2-3 hari. Siklus haid/ menstruasi pada perempuan (reproduksi) normalnya terjadi setiap
23-35 hari sekali dengan lama haid berkisar 5-7 hari. Namun ada sebagian perempuan
yang mengalami haid tidak normal. Diantaranya mulai dari usia haid yang datang
terlambat, darah haid sangat banyak sampai harus berulang kali mengganti pembalut
wanita, nyeri atau sakit saat haid, gejala PMS (pree menstruasi syndrom), siklus haid
yang tidak teratur dan masih banyak lagi.
Gangguan ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak
teratur misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur (infertil).
Gangguan yang terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi selama dua tahun
pertama setelah haid kali pertama. Artinya, bila seorang perempuan telah mendapatakan
haid pertamanya saat berusia 11 tahun, maka hingga usia 13 tahun haidnya masih tidak
teratur. Tapi bila setelah usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur juga, dipastikan ia
mengalami gangguan haid.
Haid Dipengaruhi berbagai hormon:
GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang dikeluarkan oleh hipothalamus
dan memicu hipofisis anterior mengeluarkan hormon FSH. FSH (Folikel Stimulating
Hormon) memicu pematangan folikel diovarium, sehingga terjadi sintesis estrogen
dalam jumlah besar. Estrogen akan mengakibatkan
(penebalan dari endometrium). Estrogen yang tinggi memberi tanda kepada hipofisis
untuk mengeluarkan hormon LH (Luteinizing hormon). LH akan mengakibatkan ovulasi
dan memicu korpus luteum untuk mensintesis progesterone. Progesteron sendiri
menyebabkan perubahan sekretorik pada endometrium sehingga terjadi Fase sekresi /
fase luteal. Fase sekresi selalu tetap 14 hari, meskipun siklus haid bervariasi, yang
berbeda adalah fase proliferasinya, sehingga harus berhati2 untuk menentukan masa
subur.
C. Siklus Menstruasi
Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan
mulainya haid berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai
awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus
menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya 1015%wanita yang memiliki siklus 28 hari. Tetapi variasinya cukup luas, bukan saja
antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama, bahkan kakak beradik
dan saudara kembar jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat
setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.
Lama haid biasanya antara 3 5 hari, ada yang 1 2 hari diikuti darah
sedikit-sedikit kemudian ada yang 7 8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata
+ 16 cc, pada wanita yang lebih tua darah yang keluar lebih banyak begitu juga
dengan wanita yang anemi.
Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa
berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini
adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur. Siklus dan
lamanya menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender dengan
menggunakan kalender tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah
beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantu
anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang. Tandai setiap hari ke-1
dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya dengan demikian
anda dapat mengetahui siklus anda.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai
tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya
kehamilan. Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel
telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii dan di dalam tuba bisa terjadi
pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk kedalam
rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium
akan dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini berlangsung
selama 3 5 hari kadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan
endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.
Siklus ovarium terbagi menjadi 3 fase:
1. Fase Folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi
pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini
terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler,
kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3 30
folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1 folikel yang
terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium
dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan
lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan
menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah
dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3 7 hari, rata-rata
selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28 -283 gram. Darah menstruasi
biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
2. Fase ovulasi
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan
sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16 32 jam setelah terjadi
peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan
ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini
beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri
ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit
sampai beberapa jam.
3. Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari.
Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan
membentuk korpus luteum yang menghasilkan sebagian besar progesteron.
Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase lutuel dan
tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa
digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus
luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi
pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG
(hormone chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum
yang menghasilkan progesterone sampai janin bisa menghasilkan hormonnya
sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.
Siklus endometrium dapat dibedakan 4 fase dalam siklus haid, yaitu :
1. Fase Menstruasi atau dekuamasi
Hipermenore (Menorraghia)
1) Definisi
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari
normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah
sewaktu menstruasi,.
2) Etiologi
a) Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea,
menoragia. Terapi : uterotonika
b) Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika,
roborantia.
c) Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang,
cavum uteri luas, bendungan pembuluh darah balik.
d) Hipertensi
e) Dekompensio cordis
f) Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
g) Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
h) Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili
3) Patofisiologi
Pada
siklus
ovulasi
normal,
hipotalamus
mensekresi
luteum
akan
mensekresi
progesteron.
Progesteron
3) Manifestasi klinis
Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadangkadang hanya berupa spotting.
2. Kelainan siklus
a. Polimenorea (Epimenoragia)
1) Definisi
Siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21
hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari
biasa.
2) Etiologi
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur
korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih
pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau
stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
3) Manifestasi klinis
Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).
b. Oligomenorrhoe
1) Definisi
Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang
lebih dari 35 hari
2) Etiologi
a) Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari
hari ke-5 menstruasi )
b) Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah
ovulasi )
c) Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan
siklus haid.
3) Manifestasi klinis
a) Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali
b) Perdarahan haid biasanya berkurang
c. Amenorea
1) Definisi
progesteron negatif.
pada
aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium.
pembentukan
estrogen
dan
progesteron
akan
amenorrhoea
merupakan
salah
satu
Hal
ini
berarti
bahwa
aksis
2) Klasifikasi
a) Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus,
kehamilan ektopik.
b) Metroragia diluar kehamilan.
3) Etiologi
a) Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang
tidak sembuh; carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis;
peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia,
endometritis haemorrhagia); hormonal.
b) Perdarahan fungsional :
(1) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen,
hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan
kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.
(2) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten,
kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah
dan penyakit akut ataupun kronis.
4) Manifestasi Klinis
Adanya perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya
dengan haid namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai
haid walaupun berupa bercak.
5) Terapi : kuretase dan hormonal.
4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid
a. Pra Menstruasi Syndrom
1) Definisi
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid
bahkan
sampai
menstruasi
berlangsung.
Terjadi
karena
kadar
esterogen
dan
menurunnya
kadar
kepala.
(4) Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari
pertama atau kedua haid.
(5) Jarang ditemukan kelainan genitalia pada pemeriksaan
ginekologis.
(6) Cepat
memberikan
respon
terhadap
pengobatan
medikamentosa.
b) Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya
tidak mengalami dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi,
mioma submucosa, polip corpus uteri, endometriosis, retroflexio
uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR,
tumor ovarium.
3) Etiologi
a) Dismenore Primer
psikis;
(konstitusionil:
anemia,
kelelahan,
TBC);
fisik:
pertimbangkan
kemungkinan
3) Terapi
Penanganan umumnya terdiri atas penerangan pada wanita yang
bersangkutan. Diagnosis dibuat berdasarkan saat terjadinya peristiwa
dan bahwa nyerinya tidak mengejang, tidak menjalar, dan tidak
disertai mual dan muntah.
Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid menurut Bobak (2004) adalah
sebagai berikut:
1 Amenorea Hipogonadotropi
Amenore hipogonadotropi mencerminkan suatu masalah pada kasus
hipotalamus-hipofisin pusat. Pada kasus yang jarang, lesi hipofisi atau
ketidakmampuan genetik untuk memproduksi follicle stimulating hormonon
(FSH) dan luteinizing hormone (LH) mengalami gangguan.
a Tanda dan Gejala
1 stress (dirumah, sekolah atau tempat kerja)
2 Rasio lemak tubuh kritis terhadap tubuh tanpa lemak (berat rendah
untuk tinggi badan, penurunan berat yang cepat, dan gangguan
makan, seperti anorexia nervosa atau bulimia, atau latihan fisik yang
melelahkan, seperti olahraga atletik atau menarik kompetitif,
khususnya balet). Keteraturan menstruasi dapat dicapai dengan
b
E. PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan pada wanita dengan gangguan menstruasi
menurut Manuaba (2004) adalah sebagai berikut:
1 Mencegah stress
2 Pola makan teratur
3 Jangan makan yang asem-asem dan pedes
4 Jangan kecapean/ istirahat teratur
F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi pada wanita dengan gangguan menstruasi
menurut Manuaba (2004) adalah sebagai berikut:
1
2
3
4
5
Infertilitas
Tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat menggangu kompartemen IV
Akibat insufisiensi hormon dapat menyebabkan osteoporosis.
Stress emosional pada penderita
Keganasan pada sistem reproduksi
Kelainan genetik
Kegagalan fungsi hipotalamus-hipofisis
Penyakit stress, obat-obatan, dll
hipogonadotropin
WOC AMENORE
Testikular feminization
Disgenesis gonad
Siklus menstruasi terganggu
Ovarium gagal berkembang
FSH & LH
Testis
menggantikan ovarium
Tidak punya
uterus
Ovarium tidak
terangsang
Tidak dihasilkan
dapat mengalami menstruasi
Estrogen & progesteron tidak
Tidak terjadi menstruasi
Amenore sekunder
MK: ansietas,
Tanda seks sekunder tidak
terjadi nyeri, kerusakan integritas ja
Dismenore sekunder
Nyeri haid
Terbentuk asam arakidonat
Meningkatkan sensitisasi & menurunkan ambang rasa sakit pada ujng saraf aferen nervus p
prostaglandin
PGE 2
MK:nyeri
MK:Intoleran aktivitas
PGF 2
Miometrium terangsang
Meningkatkan kontraksi & disritmia uterus
iskemia
Dismenore primer
MK: nyeri
Nyeri haid
MK: ansietas
Prolaktin
Deficit vit. B6
depresi
acne
Mood labil
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Kaji apakah klien menggunakan alat kontrasepsi IUD karena IUD atau
Intrauterine Device, dulu dikenal sebagai spiral, adalah alat kontrasepsi
hormonal yang dipasang di dalam rahim, dan berfungsi untuk mempengaruhi
kerja sperma dalam membuahi sel telur. Hampir tidak ada efek medik pada
IUD, hanya haid lebih lama 2 hingga 3 hari dari biasanya, dan menstruation
bleeding atau haid lebih banyak. Selain itu, 12% efek samping pemasangan
IUD adalah ibu mengalami perdarahan berupa bercak atau spotting, akibat
pemasangan yang menimbulkan luka jika tenaga medis tidak kompeten
(Djajadilaga, 2012)
Selain mengkaji riwayat penggunaan kontrasepsi, seksual, obsteri,
menstruasi secara terinci, perawat harus menggali persepsi wanita tentang
kondisinya, pengaruh etnik dan budaya, pengalaman dengan tenaga kesehatan
lain, gaya hidup, dan pola koping (lihat pertimbangan budaya). Jumlah nyeri
yang dialami dan efeknya pada aktivitas sehari-hari, obat-obatan dirumah, dan
resep untuk meredakan rasa tidak nyaman, dicatat. Suatu cacatan gejala, yang
memuat rincian catatan gejala emosi, perilaku, fisik, diet, pola latiham dan
pola istirahat, merupakan alat diagnostik yang bermanfaat (Bobak, 2004)
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Bobak (2004) untuk wanita yang mengalami
gangguan menstruasi meliputi :
1
gagguan
Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan diri/ terapi yang
3
4
C. Intervensi
Intervensi keperawatan menurut NIC-NOC edisi 9 (2012) untuk wanita yang
mengalami gangguan menstruasi meliputi
1 Ketidakefektifan koping berhubungan dengan pengetahuan tentang
penyebab gangguan yang tidak memadai / efek psikologis dan emosional
gagguan
NOC : Penerimaan status kesehatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam,
diharapkan
ktidakefektifan
koping
dapat
teratasi,
dengan
indikator:
a
b
c
pengalaman sebelumnya
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan menstruasi
NOC : Citra tubuh
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam,
diharapkan harga diri rendah dapat teratasi, dengan indikator:
a
b
c
tubuh
Kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh
Keinginan untuk menyentuh bagian tubh yang mengalami
gangguan
a
b
perkembangan
Fasilitasi kontak dengan individu yang mengalami perubahan
asuhan
Melatih perilaku yang dapat meningkatkan rasa percaya diri
b
c
pasien
Bantu pasien mengidentifikasi respons positif dari orang lain
Ajarkan ketrampilan untuk bersikap positif melalui bermain
D. Evaluasi
Gangguan yang dikaitkan dengan menstruasi merusak kualitas hidup
wanita yang terkena dan keluarga mereka. Pengkajian bulanan akan
memungkinkan suatu evaluasi dasar dan revisi lebih jauh rencana asuhan
keperawatan. Apabila wanita melaporkan suatu kemajuan dalam kualitas
hidupnya, keterampilan perawatan diri, konsep diri yang positif serta citra
tubuh, makan dapat dikatakan bahwa perawatan yang diberikan efektif
(Bobak, 2004).
BAB III
PENUTUP
1
KESIMPULAN
Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan menstruasi yang
dapat berupa kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya
perdarahan.
Macam-macam gangguan menstruasi menurut Manuaba (2004) adalah
Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid (Hipermenorea/
Menoragia dan Hipomenorea/ kriptomenorrhea), Kelainan siklus (Polimenorea/
Epimenoragia, Oligomenorea dan Amenorea), Perdarahan diluar haid (Metroragia),
dan Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid (Prem Mastalgia atau
Mastodinia, Menstrual Tension/ Tegangan Prahaid/ PMS, Mittelschmerz dan
Dismenorea).
Diagnosa keperawatan menurut Bobak (2004) untuk wanita yang mengalami
gangguan
menstruasi
yaitu
Ketidakefektifan
koping
berhubungan
dengan
pengetahuan tentang penyebab gangguan yang tidak memadai/ efek psikologis dan
emosional gagguan, Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan diri/ terapi
yang tersedia untuk mengatasi gangguan tersebut, Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan gangguan menstruasi, Harga diri rendah situasional
berhubungan dengan persepsi orang lain tentang rasa tidak nyamannya/
ketidakmampuan untuk mengandung dan Nyeri akut berhubungan dengan gangguan
menstruasi
Pokok Bahasan
: Gangguan Menstruasi
Hari/tanggal
Waktu
Sasaran
: Ibu-Ibu PKK
Penyuluh
: Ayu Rozalia W
Tempat
No
1
Kegiatan
Pembukaan :
Member salam dan
perkenalan diri
Menjelaskan tujuan
Kontrak waktu
Penjelasan :
pengertian Menstruasi
Gangguan Menstruasi
Cara penyembuhannya
pembukaan
Penutup :
Tanya jawab
Respon
Waktu
Membalas salam
5 menit
Mendengarkan
Member respon
Mendengarkan
dengan penuh
perhatian
Banyak
yang
menanyakan
hal
yang belum jelas
Mendengarkan dan
aktif dalam saat
menyimpulkan
Membalas salam
15 menit
10 Menit
F. Evaluasi
Mengajukan pertanyaan lisan
1. Apakah yang dimaksud dengan Menstruasi?
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, L.J. 2004. Keperawatan Maternitas edisi 4. Jakarta: EGC
Siti, F. Wahyu. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Manuaba, Ida Bagus Gde.2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : EGC
Aksara: Jakarta.
Wiknjosastro Masland, Robert, dkk. 2004. Apa yang Ingin Diketahui Remaja tentang
Seks. Bumi
, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo: Jakarta.
Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC
Winiastri, Virnye, dkk. 2002. Pengalaman Materi Membantu Remaja Mengatasi Dirinya.
Jakarta : Deputi Bidang KB dan Kespro BKKBN
Djajadilaga.
2012.
IUD
Membuat
Siklus
Haid
Lebih
Lama
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/prakonsepsi/tanya.jawab/iud.membuat.siklus.haid.le
bih.lama/ (Diakses tanggal 13 Maret 2015 pukul 17.05)
Kartika , Unoviana. 2014. Cari Tahu Penyebab Haid Tidak Teratur. PT. Kompas Cyber
Media