TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1
2.1.2
Gangguan menstruasi
Menurut Varney (2006), gangguan menstruasi terdiri dari:
a)
Amenore
Amenore merupakan perubahan umum yang terjadi pada beberapa titik dalam
sebagian besar siklus menstruasi wanita dewasa.
b)
Dismenorhoe
Menoragia
Metroragia
Oligomenore
Oligomenore adalah aliran menstruasi yang tidak sering atau hanya sedikit.
f)
Sindrom pramenstruasi
Nyeri akut
Nyeri kronis
Wanita yang mengalami nyeri panggul kronis adalah orang yang sering kali
mengunjungi pemberi layanan kesehatan dalam jangka waktu yang lama.
3)
Inkontinensia Urine
Pengeluaran urine secara tidak sadar merupakan kondisi yang memuat stres dan
yang tidak dilaporkan karena berbagai alasan, seperti rasa malu, pengingkaran dan adanya
anggapan bahwa satu-satunya pilihan penanganan adalah pembedahan.
4)
Kista ovarium
Berbagai macam massa ovarium jinak dapat ditemukan oleh bidan baik pada saat
pemeriksaan panggul atau dari hasil pemeriksaan ultrasonografi.
5)
Wanita yang didiagnosis mengalami kanker endometrium setiap tahunnya, tiga kali
lipat lebih banyak dibandingkan dengan kanker servik. Kemungkinan terjadi paling sering
pada wanita berusia lebih dari 50 tahun.
6)
2.1.3
1.
Flour Albus adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina bukan merupakan darah.
Menurut Wiknjosastro (2002), Flour Albus adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang
dikeluarkan dari alat-alat genetalia yang tidak berupa darah.
2.
Flour Albus terbagi atas dua macam, yaitu Flour Albus fisiologis (normal) danFlour
Albus patologis (abnormal).
a. Flour Albus fisiologis
Flour Albus fisiologis terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa muskus yang
mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, sedangkan Flour Albus patologis banyak
mengandung leukosit.
Alat kelamin wanita dipengaruhi oleh berbagai hormone yang dihasilkan berbagsi organ
yakni : hipotalamus, hipofisis, ovarium dan adrenal. Estrogen dapat mengakibatkan maturasi epitel
vagina, serviks, proliferasi stroma dan kelenjar sedangkan progesterone akan mengakibatkan fungsi
sekresi. Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, sekitar fase
sekresi antara hari ke 10 16 siklus menstruasi, saat terangsang, hamil, kelelahan, stress dan sedang
mengkonsumsi obat-obat hormonal seperti pil KB. Keputihan ini tidak berwarna atau jernih, tidak
berbau dan tidak menyebabkan rasa gatal.
b.
Merupakan cairan eksudat dan cairan ini mengandung banyak leukosit. Eksudat terjadi akibat
reaksi tubuh terhadap adanya jejas (luka). Jejas ini dapat diakibatkan oleh infeksi mikroorganisme,
benda asing, neoplasma jinak, lesi, prakanker dan neoplasma ganas. Kuman penyakit yang
menginfeksi
vagina
seerti
jamur
Kandida
Albikan,
parasitTricomonas, E.
Coli,
Staphylococcus, Treponema Pallidum, Kondiloma aquiminata dan Herpes serta luka di daerah vagina,
benda asing yang tidak sengaja atau sengaja masuk ke vagina dan kelainan serviks. Akibatnya, timbul
gejala-gejala yang sangat mengganggu, seperti berubahnya cairan yang berwarna jernih menjadi
kekuningan sampai kehijauan, jumlahnya berlebihan, kental, berbau tak sedap, terasa gatal atau panas
dan menimbulkan luka pada mulut vagina (Asri, 2003).
3.
Leukorea atau Flour Albus merupakan gejala dimana terjadinya pengeluaran cairan dari alat
kelamin wanita yang tidak berupa darah. Daam perkembangan, alat kelamin wanita mengalami
berbagai perubahan mulai bayi sampai Menopause. Flour Albus merupakan keadaan yang dapat
terjadi fisiologis dan dapat menjadi Flour Albusyang patologis karena terinfeksi kuman penyakit. Bila
vagina terinfeksi kuman penyakit seperti jamur, parasit, bakteri dan virus maka keseimbangan
ekosistem vagina akan terganggu, yang tadinya bakteri doderlein atau lactobasilus memakan glikogen
yang dihasilkan oleh estrogen pada dinding vagina untuk pertumbuhannya menjadikan pH vagina
menjadi asam, hal ini tidak dapat terjadi bila pH vagina basa. Keadaan pH vagina basa membuat
kuman penyakit berkembang dan hidup subur di dalam vagina.
4.
c.
Rangsangan saat koitus sehingga menjelang persetubuhan seksual menghasilkan sekret,
yang merupakan akibat adanya peleberan pembuluh darah di vagina atau vulva, sekresi kelenjar
serviks yang bertambah sehingga terjadi pengeluaran transudasi dari dinding vagina. Hal ini
diperlukan untuk melancarkan persetubuhan atau koitus.
d.
Adanya peningkatan produksi kelenjar-kelenjar pada mulut rahim saat masa ovulasi.
e.
Mucus serviks yang padat pada masa kehamilan sehingga menutup lumen serviks yang
berfungsi mencegah kuman masuk ke rongga uterus.
Keputihan patologis terjadi karena disebabkan oleh:
a.
Infeksi
Tubuh akan memberikan reaksi terhadap mikroorganisme yang masuk ini dengan
serangkaian reksi redang.
Penyebab infeksi, yakni :
a)
Jamur
Jamur yang sering menyebabkan keputihan ialah Kandida Al-bikan. Penyakit ini
disebut juga Kandidasis genetalia. Jamur Ini merupakan saprofit yang pada keadaan biasa
tidak menimbulkan keluhan gejala, tetapi pada keadaan tertentu menyebabkan gejala infeksi
mulai dari yang ringan hingga berat. Penyakit ini tidak selalu akibat PMS dan dapat timbul
pada wanita yang belum menikah. Ada beberapa factor predisposisi untuk timbulnya
kanidosis genetalis, antara lain :
1)
2)
Kehamilan.
3)
Kontrasepsi hormonal.
4)
5)
6)
Selalu memakai pakaian dalam yang ketat dan terbuat dari bahan yang tidak menyerap
keringat.
Keluhan penyakit ini rasa gatal atau panas pada alat kelamin, keluarnya lender yang kental,
putih dan bergumpal sepeti butiran tepung. Keluarnya cairan terutama pada saat sebelum menstruasi
dan kadang-kadang disertai rasa nyeri pada waktu senggama. Pada pemeriksaan klinis terihat vulva
berwarna merah (eritem) dan sembab, kadang-kadang ada erosi akibat garukan. Terlihat keputihan
yang berwarna putih, kental, bergumpal seperti butiran tepung menempel pada dinding vagina. Pada
pria kelainan yang timbul adalah balanopostitis (radang pada glans penis dan preposium).
b)
Bakteri
1)
Gonokokus
Penyakit ini disebut dengan Gonerrhoe dan penyebab penyakit ini adalah bakteri
Neisseria Gonorrhoe atau gonokokus. Penyakit ini sering terjadi akibat hubungan seksual
(PMS). Kuman ini berbentuk seperti ginjal yang berpasangan disebut diplokokus dalam
sitoplasma sel. Gonukokus yang purulen mempunyai silia yang dapat menempel pada sel
epitel uretra dan mukosa vagina. Pada hari ketiga, bakteri tersebut akan mencapai jaringan
ikat di bawah epitel dan menimbulkan reaksi radang. Gejala yang ditimbulkan adalah
keputihan yang berwarna kekuningan atau nanah, rasa sakit pada waktu berkemih maupun
saat senggama.
2)
Klamidia Trakomatis
Kuman ini sering menjadi penyebab penyakit mata trakoma dan menjadi penyakit
menular seksual. Klamida adalah organism intraselular obligat, pada manusia bakteri ini
umumnya berkoloni secara lokal di permukaan mukosa, termasuk mukosa serviks. Klamida
sering menjadi faktor etiologi pada penyakit radang pelvis, kehamilan di luar kandungan da
infertilitas. Gejala utama yang ditemukan adalah servisitis pada wanita dan uteritis pada pria.
3)
Grandnerella
Menyebabkan peradangan vagina tak spesifik, biasanya mengisi penuh sel-sel epitel
vagina membentuk khas clue cell.Menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi
senyawa amin, bau amis, berwarna keabu-abuan. Gejala klinis yang ditimbulkan ialah flour
albus yang berlebihan dan berbau disertai rasa tidak nyaman di perut bagian bawah.
4)
Treponema Pallidum
Penyebab penyakit kelamin sifilis, ditandai kondilomalata pada vulva dan vagina.
Kuman ini berbentuk spiral, bergerak aktif.
5)
Parasit
Virus
Sering disebabkan oleh Humanpapilloma virus (HPV) dan Herpes simpleks. HPV
sering ditandai dengan kondiloma akuminata, cairan barbau, tanpa rasa gatal.
b.
Adanya fistel vesikovaginalis atau rektovaginalis akibat cacat bawaan, cedera persalinan
dan radiasi kanker genetalia atau kanker itu sendiri.
c.
Benda asing
Kondom yang tertinggal dan pesarium untuk penderita hernia atau prolaps uteri dapat
merangsang secret vagina berlebihan.
d.
Neoplasma jinak
Berbagai tumor jinak yang tumbuh ke dalam lumen, akan mudah mengalami peradangan
sehingga menimbulkan keputihan.
e.
Kanker
Leukorea ditemukan pada neoplasma jinak maupun ganas, apabila tumor itu dengan
permukaannya untuk sebagian atau seluruhnya memasuki lumen saluran alat-alat genetalia. Sel
akan tumbuh sangat cepat secara abnormal dan mudah rusak,, akibat dari pembusukan dan
perdarahan akibat pemecahan pembuluh darah pada hipervaskularisasi. Gejala yang ditimbulkan
ialah cairan yang banyak, berbau busuk disertai darah tak segar.
f.
Fisik
Tampon, trauma dan IUD.
g.
Menopause
Pada Menopause sel-sel dan vagina mengalami hambatan dan dalam pematangan sel
akibat tidak adanya hormon estrogen sehingga vagina kering, sering timbul gatal karena tipisnya
lapisan sel sehingga mudah luka dan timbul infeksi penyerta.
5.
d.
Sekret sedikit atau banyak berupa nanah, rasa sakit dan panas saat berkemih atau terjadi
saat hubungan seksual, kemungkinan disebabkan oleh infeksi gonorhoe.
e.
Sekret kecoklatan (darah) terjadi saat senggama, kemungkinan disebabkan oleh erosi
pada mulut rahim.
f.
Sekret bercampur darah dan disertai bau khas akibat sel-sel mati, kemungkinan adanya
sel-sel kanker pada serviks.
6.
Menurut Manuaba (2009), akibat yang sering ditimbulkan karena keputihan adalah sebagai berikut:
1)
Gangguan psikologis
Vulvitis
Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh bakteri parasit
atau jamur. Infeksi ini sebagian besar terjadi karena hubungan seksual.
Tipe vaginitis yang sering kita jumpai adalah vaginitis candidiasis dan trikomonas
vaginalis. Vaginitis candidiasis merupakan keputihan kental mengumpal, terasa gatal
dan menggangu, pada dinding vagina sering dijumpai membrane putih yang bila
dihapuskan dapat menimbulkan perdarahan. Sedangkan vaginits trikomonas
vaginalis merupakan keputihan encer sampai kental, kekuningan, gatal dan terasa
membakar dan berbau.
c)
Servikalis
Merupakan infeksi dari servik uteri. Infeksi serviks sering terjadi karena luka
bekas persalinan yang tidak dirawat dan infeksi karena hubungan seksaul. keluahan
yang dirasakan terdapat keputihan, mungkin terjadi kontak bleeding saat
berhubungan seksual.
d)
Merupakan infeksi alat genital bagian atas wanita, terjadi akibat hubungan
seksual. penyakit ini dapat bersifat akut atau menahun atau akhirnya akan
menimbulkan berbagai penyakit yang berakhir dengan terjadinya perlekatan sehingga
dapat menyebakan kemandulan.Tanda-tandanya yaitu nyeri yang menusuk-nusuk
bagian bawah prut, mengeluarkan keputihan dan bercampur darah, suhu tubuh
meningkat, nadi meningkat dan pernafasan bertambah serta tekanan darah dalam
batas normal. Penetuan infeksi genitalia ini lebih akurat bila dilakukan pemeriksaan
pap semar untuk memungkinkan keganasan (Manuaba, 2007).
2.1.4
Menurut Essawibawa (2011), manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka
pola pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapakan metode pemecahan masalah secara
sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan dan evaluasi.
Dalam bukunya,Varney (1997) menjelaskan bahwa proses penyelesaian masalah dapat
digunakan dalam manajemen kebidanan, Dalam buku kebidanan yang ditulisnya pada tahun 1987,
proses manajemen kebidanan diselesaikan melalui lima langkah. Namun, setelah menggunakannya,
Varney (1997) melihat ada beberapa hal penting yang harus disempurnakan. Ia menambahkan dua
langkah untuk menyempurkan teori lima langkah yang telah dijelaskan sebelumnya.
Menurut varney, proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah yaitu: manajemen
kebidanan dimulai dari pengumpulan data dasar yang diakhiri dengan evaluasi asuhan kebidanan.
Ke tujuh langkah tersebut terdiri dari keseluruhan dari kerangka kerja yang dapat dipakai
dalam segala situasi.
2.1.4.2
a.
Dalam langkah pertama ini bidan harus mencari dan menggali data maupun fakta baik yang
berasal dari pasien, keluarga, maupun anggota keluarga lainnya, ditambah dengan hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh bidan sendiri.
Proses pengumpulan data dasar ini mencakup data subjektif dan data objektif.
1)
Data subjektif
Keluhan utama
Alasan wanita tersebut mengunjungi tenaga kesehatan di klinik, kantor, kamar gawat
darurat, pusat pelayanan persalinan, rumah sakit, atau rumahnya, seperti yang diungkapkan
dengan kata-katanya sendiri (dapat berhubungan dengan sistem tubuh). Pada kasus Flour
Albus keluhan utama ibu merasa tidak nyaman sehubungan pakaian dalamnya selalu basah
dan keluarnya cairan berupa lender yang kental, berwarna kuning hingga keabu-abuan, gatal
dan berbau dari kelaminnya dalam jumlah yang banyak, ruam pada kulit dan merasa sakit
panas saat berkemih.
c)
Riwayat menstruasi
Disajikan dalam bentuk tabel yang berisi tentang berapa kali ibu hamil, umur
kehamilan selama hamil, tanggal atau tahun lahir bayi, jenis persalinan, tempat persalinan,
penolong persalinan dan penyulit. Keadaan anak dan nifas yang lalu berisi mengenai jenis
kelamin putra-putri ibu, berat badan waktu lahir, panjang badan waktu lahir, keadaan anak
sekrang, riwayat laktasi, perdarahan dan lamanya ibu nifas.
e)
Untuk mengetahui apakah alat kontrasepsi yang pernah digunakan ibu yang mungkin
berpengaruh terhadap penyakitnya. Pada kasus Flour Albus ini biasanya terjadi pada ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi Pil atau IUD.
f)
Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui adakah penyakit lain yang
bisa memperberat keaadan klien seperti batuk, pilek dan demam.
Untuk mengetahui apakah ada keluarga yang menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, HIV/AIDS, kandiloma akuminata, dan penyakit keturunan seperti jantung,
hipertensi dan diabetes mellitus.
Riwayat operasi
Untuk mengetahui apakah ibu pernah mendapat operasi yang berhubungan dengan
kandungan atau tidak.
g)
Untuk mengetahui kebiasaan sehari-hari dalam menjaga kebersihan dirinya dan pola
makan sehari-hari apakah terpenuhi gizinya atau tidak.
h)
Pola nutrisi
: mengetahui seberapa banyak nya asupan nutrisi pada
pasien dengan mengamati adakah penurunan berat badan atau tidak pada
pasein.
Pola eliminasi : dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAK dan BAB.
Pada kasusu Flour Albus terkadang ibu merasa panas pada saat kencing.
Pola istrirahat : untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan berapa
lama ibu tidur malam.
Aktivitas
: untuk mengetahui aktifitas ibu sehari-hari.
Personal hygiene
: untuk mengetahui kebersihan tubuh ibu yang
meliputi frekuensi mandi, gosok gigi, ganti baju atau pakaian dalam, keramas
dan cara membersihkan alat genetlianya. Pada kasus gangguan sistem
reproduksi dengan Flour Albus biasanya sering ditemui pada ibu yang
memiliki kebiasaan personal hygiene yang jelek.
Pola hubungan seksual : untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan
hubungan seksual dalam seminggu dan adfa atau tidaknya keluhan. Pada
kasus gangguan sistem reproduksi Flour Albus biasanya ibu merasa
tidak nyaman dengan keadaanya karena cairan yang keluar dari vaginanya
berlebihan dan terasa gatal .
Data psikologis
Data Objektif
Data Objektif adalah pencatatan yang dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik,
pemeriksaan khusus kebidanan dan data penunjang.
a) Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
: untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, sedang, buruk,
kemudian tingkat kesadaran dan keadaan emosional. Pada kasus gangguan sistem
reproduksi dengan Flour Albus didapatkan keadaan umum ibu sedang.
Kesadaran
: untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu yang terdiri dari kesadaran
composmentis (yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya ,dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya), kesadaran apatis (yaitu keadaan keasadarn
yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh), kesadaran
delirium (yaitu gelisah, disorientasi orang tempat, waktu memberontak, berteriak-teriak,
berhalusinasi, kadang berhayal), kesadaran somnolen (yaitu kesadaran menurun, respon
psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dibangunkan) tetapi jatuh
tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal). Pada kasusu gangguan sistem
reproduksi Flour Albus didapatkan kesadaran ibu Composmentis.
Tanda-tanda vital
Tekanan darah
:untuk
mengetahui
factor
risiko hipertensi/hipotensi dengan
satuan mmHg. Tekanan darah normal 110/80 sampai 140/90 mmHg.
Suhu
: untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan atau tidak. Suhu
tubuh normal 35,6o C sampai 37,6o C.
Nadi : untuk mengetahui denyut nadi pasien dengan menghitung dalam 1 menit adalah
60-100 x/menit .
b)
Kepala
Rambut : untuk mengetahui rambut bersih tidak rontok atau tidak, berketombe tidak.
Muka
: untuk mengetahui ada oedema apa tidak, anemis atau tidak, pucat atau
tidak.
Mata
: untuk mengetahui apakah ada konjungtiva warna merah muda atau anemis
dan sclera warna putih atau ikterik.
Hidung : untuk mengetahui ada polip atau tidak, ada lender atau tidak.
Mulut dan gigi : untuk mengetahui lidah bersih atau kotor, ada stomatitis atau tidak,
apakah gigi bersih atau caries.
Leher
: untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar thyroid dan
pembesaran kelenjar getah bening.
Dada
: untuk mengetahui apakah ada retraksi dada kanan, kiri saat bernafas sama
dan apakah payudara kanan dan kiri simetris atau tidak.
Mammae menurut Varney (2004),
Tumor
: ada benjolan tumor atau tidak.
Simetris
: simetris atau tidak.
Areola
: hyperpigmentasi.
Vulva dan vagina : bentuk genetalia, pengeluaran (warna, bau, jumlah dan karakter)
ada tidaknya varices, ada atau tidaknya kemerahan, nyeri tekan dan pembesaran
kelenjar bartholini. Pada kasus Flour Albus didapatkan hasil pemeriksaan terlihat secret
vagina berwarna putih menggumpal, berwarna kuning hingga putih keabu-abuan.
Pemeriksaan penunjang :
Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan|. Diagnosa kebidanan
sendiri didapat dari data dasr yang terdiri dari data subjektif dan data objektif. Diagnosa yang
ditegakkan adalah Ny.S dengan gangguan sistem reproduksi dengan Flour Albus.
Data dasar :
1.
2.
b)
Ibu mengatakan sudah melahirkan sebanyak 3 kali dan tidak pernah keguguran.
b.
c.
Ibu mengatakan adanya cairan yang kental, berwarna putih keruh dan berbau
yang disertai rasa gatal selama 1 minggu yang lalu.
Data objektif :
a.
b.
Kesadaran : composmentis.
c.
d.
Pengeluaran pervaginam berupa cairan kental berwarna putih keruh dan berbau.
Masalah
Masalah yang timbul berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil
pengkaijan yang menyertai diagnosa. Masalah yang sering timbul pada ibu dengan
gangguan Flour Albus adalah merasa cemas dan gelisah dengan keadaaanya.
c)
Kebutuhan
Kebutuhan yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa maslaah
yang didapatkan dengan melakukan analisa data. Kebutuhan yang diperlukan untuk
penderita Flour Albusadalah dorongan moral dan informasi mengenai Flour Albus.
c.
2.
3.
4.
Jelaskan
bagaiman
cara
membersihkan
genitalianya agar tetap bersih dan kering.
daerah
pribadi
dan
5.
6.
7.
8.
9.
Anjurkan ibu untuk memeriksakan dirinya ke dokter agar ibu dapat memperoleh penanganan
lebih
lanjut secepatnya.
f.
Langkah ini adalah pelaksanaan rencana tindakan. Hal ini mungkin dikerjakan sendiri oleh
bidan atau sebagian dilakukan oleh klien sendiri atau tim anggota kesehatan lainnya. Menurut Varney
(2004), pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima,
dilaksanakan secara efisien dan aman. Pelaksanaan asuhan kebidana gangguan sitem reproduksi
dengan Flour Albus sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat :
1.
2.
3.
4.
Jelaskan
bagaiman
cara
membersihkan
genitalianya agar tetap bersih dan kering.
5.
6.
7.
daerah
pribadi
dan
8.
9.
Anjurkan ibu untuk memeriksakan dirinya ke dokter agar ibu dapat memperoleh penanganan
lebih lanjut secepatnya.
g.
Evaluasi pada kenyataannya adalah cara untuk mengelolah apakah rencana yang telah
dilaksanakan benar memenuhi kebutuhan klien yaitu kebutuhan yang diidentifikasi pada tahap
penentuan diagnosa/masalah.
Pada evaluasi gangguan sistem reproduksi dengan Flour Albusdiharapkan dalam waktu 2
minggu Flour Albus sudah berkurang, tidak ada infeksi lanjut, ibu merasa tidak cemas dan meras
nyaman.
Menurut Abidin (2009), evaluasi asuhan yang diberikan pada gangguan reproduksi
dengan Flour Albus, diantaranya:
1.
2.
Klien sudah mengerti bagiman cara membersihkan daerah pribadi dan genitalianya agar tetap
bersih dan kering.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Caprnito, Lynda Juall. 2006. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Kartono, (2006). Perilaku Manusia. PT Refika Aditama. Bandung
Kusumawati, (2008). Kehamilan dan persalinan. TUGU PUBLISER.Yogyakarta.
Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta. Media Aesculapius.
Manuaba, Ida bagus Gde, (2005). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.
Notoatmodjo,Soekidjo Dr Prof. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. PT
Rineka Cipta.
Prawirohardjo,Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.