Anda di halaman 1dari 32

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


MALANG
JALAN BESAR IJEN NO. 77C MALANGTELP. 0341-566075, 571388 FAX 0341556746
Website :

http://www.kepk.poltekkesmalang.ac.id

Email : kepk.poltekkesmalang@yahoo.com
NO. Reg : 08/KNEPK/2008

Form: 001

FORMULIR PROTOKOL PENELITIAN


UNTUK PENGAJUAN ETHICAL
CLEARANCEPENELITIAN

Judul Penelitian:
- KEPATUHAN SCRUB NURSE DALAM PENGELOLAAN INSTRUMEN
BEDAH SESUAI SOP PADA PASCA OPERASI SECTIO CESAREA DI
RS.LAVALETTE MALANG
- COMPLIANCE SCRUB NURSE IN THE MANAGEMENT OF SURGICAL
INSTRUMENTS IN ACCORDANCE WITH THE SOP ON POS-OPERATIVE
SECTIO CESAREA IN HOSPITAL LAVALETTE MALANG.
Nama Peneliti/Tim peneliti (tuliskan daftar tim peneliti beserta
keahlian/spesialisasinya, termasuk konsultan bila ada):
1. ALDIA PALMA YUDASTA, A.Md. Kep
2. Status peneliti utama :
Mahasiswa :
DIII
DIV
S1
S2

S3
Dosen
Lain-lain, sebutkan: .....................
Asal

Poltekkes Malang
Di luar Poltekkes Malang, sebutkan Poltekkes Jakarta III

Subyek penelitian :

Pasien
Non pasien, sebutkan:
Hewan

Uraikan perkiraan waktu penelitian yang dapat diselesaikan


untuk tiap subyek
Waktu yang dibutuhkan setiap subjek 1-2 jam
Protokol penelitian :
a. Masalah /Latar Belakang
Sectio cesarea merupakan proses melahirkan janin, plasenta dan selaput ketuban
melalui dinding perut dengan cara membuat irisan pada dinding perut dan rahim. Sectio
cesarea dapat dilaksanakan bila ibu tidak dapat melahirkan melalui proses alami. Operasi

dilakukan dengan tujuan agar keselamatan ibu dan bayi dapat tertangani dengan baik.
Oleh karena itu banyak pasien yang percaya, bahwa melahirkan dengan operasi caesar
akan lebih baik bagi ibu dan bayi dari pada proses melahirkan secara normal (Williams,
2002).
Sectio cesarea dilakukan atas indikasi yang terbatas pada panggul sempit dan
plasenta previa. Meningkatnya angka kejadian Sectio cesarea pada waktu sekarang ini
justru antara lain disebabkan karena berkembangnya indikasi dan makin kecilnya resiko
dan mortalitas pada Sectio cesarea karena kemajuan tehnik operasi dan anastesi, serta
ampuhnya antibiotika (Mochtar, 2002).
Saat ini Sectio cesarea bukan lagi hanya indikasi medis, tetapi banyak faktor yang
bukan medis yang dapat mempengaruhi, misalnya faktor ekonomi, kepercayaan atau adat
istiadat mengenai tanggal kelahiran anak dan lain lain (Gondo, 2005). Selain itu,
kehamilan diatas usia 35 tahun beresiko 3 kali lebih besar menjalani persalinan dengan
Sectio cesarea dibandingkan dengan usia di bawah 35 tahun.
Menurut World Health Organization (WHO), standart rata rata Sectio Cesaria
disebuah negara adalah sekitar 5% - 15% per 1000 kelahiran di dunia, rumah sakit
pemerintah rata rata 11%, sementara di rumah sakit swasta bisa lebih dari 30%
(Gibbons, 2010).
Angka kejadian Sectio Cesaria di Indonesia menurut data survey nasional pada
tahun 2007 adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh
persalinan (Rasjidi, 2009). Menurut penelitian Sumana (2004) angka Sectio Cesaria di
rumah Sakit Santa Elizabeth Medan sebesar 27,76 % dan sebesar 13,88% diantaraya
merupakan Sectio Cesaria tanpa indikasi medis yaitu atas permintaan ibu bersalin itu
sendiri (Sarmana, 2004).
Dari pengambilan data yang telah dilakukan pada tanggal 3 Desember 2015,
didapatkan bahwa jumlah kasus sectio cesarea dari tanggal 1 Januari 2015 sampai 2
Desember 2015, berjumlah 151 kasus sectio cesarea. Pada data pengelolaan instrumen
pada set sectio cesarea, didapatakan beberapa alat aus dan memiliki umur yang lama.
Kemungkinan yang terjadi bahwa, proses pengelolaan instrumen bedah pasca operasi
sectio cesarea yang dilakukan oleh scrub nurse, kurang atau tidak patuh terhadap sop,
sehingga ada beberapa alat yang aus.

Dalam Kepmenkes No. 004 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi
desentralisasi bidang kesehatan disebutkan salah satu tujuan strategis adalah upaya
penataan manajemen kesehatan diera desentralisasi. Salah satu langkah kunci dalam
tujuan tersebut adalah mengembangkan sub sistem pemeliharaan dan optimalisasi
pemanfaatan sarana dan alat kesehatan. Dalam langkah 28 kepmenkes tersebut di atas
menyatakan bahwa keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit
atau fasilitas pelayanan dapat tercapai bila tersedia biaya operasional dan pemeliharaan
alat kesehatan yang memadai dan untuk itu haruslah disusun suatu petunjuk teknis dan
Standart Operasional Prosedure (SOP) tentang pemeliharaan dan optimalisasi
pemanfaatan sarana rumah sakit dan alat kesehatan (Depkes RI, 2003).
Dalam pengelolaan instrumen bedah, scrub nurse melakukan beberapa tahap
dalam pengelolaan instrumen. Peran dari scrub nurse yaitu bertanggung jawab untuk
menutup atau menyelesaikan lapangan steril dan mempersiapkan instrumen untuk
pengelolaan ulang. Hal tersebut harus dilakukan oleh scrub nurse untuk menjaga agar
pengelolaan instrumen bedah pasca operasi dapat dilakukan dengan baik, tanpa merusak
dari bagian instrumen yang akan dikelola ulang setelah penggunaan pada operasi tersebut.
Tahap tahap tersebut di mulai dari batasi dan tahan, dekontaminasi instrumen, lubrikasi,
pemasangan kembali instrumen, sterilisasi, pengemasan, dan penyimpanan (J.
Gundermann, 2006).
American Society for Healthcare Engineering of the Hospital Association (1996),
menyatakan bahwa pemeliharaan alat serta sarana dapat terlaksana dengan baik, apabila
direncanakan, dilaksanakan, serta dikendalikan dengan tepat, sehingga menghasilkan
kegiatan pemeliharaan alat yang aman, efektif dan efisien.
Manajemen kinerja perawat instrument yang kurang baik pernah dibuktikan oleh
Dwi Puji Lestari dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh Work Valve Perawat
Kamar Operasi terhadap Kinerja Pengelolaan Instrumen Set Kamar Operasi GBT RSU.
Dr. Soetomo Surabaya bahwa data instrumen pada tahun 2008 menunjukan jumlah
kerusakan alat sebesar 35% dan kehilangan instrumen sebesar 20%. Sementara di tahun
2009 diketahui bahwa kerusakan sebesar 40% dan kehilangan sebesar 20% (Khusnul,
2011). Hal ini menunjukan bahwa adanya pengelolaan instrumen yang kurang sesuai
ataupun tidak sesuai standart operasional prosedur yang dapat merugikan rumah sakit
apabila kejadian tersebut terjadi berulang, contohnya meningkatnya anggaran rumah sakit

untuk membeli alat kesehatan yang baru. Proses pengelolaan instrumen yang sesuai
standart operasional prosedur harus dilakukan guna mencapai pengelolaan instrumen yang
baik dan memperpanjang umur dari alat kesehatan itu sendiri.
Dalam setiap tindakan operasi, kesterilan instrumen bedah sangat diperhatikan
guna kesuksesan operasi dan mencegah infeksi. Raizha Ananda menyebutkan bahwa,
salah satu sumber penularan infeksi melalui peralatan operasi yang terkontaminasi atau
tidak steril. Oleh karena itu, upaya maksimal yang dilakukan dalam pengelolaan
instrumen harus dilakukan untuk mengurangi resiko infeksi yang berasal dari instrumen
yang akan digunakan pada operasi. Namun instrumen yang tidak bebas dari infeksi dapat
meningkatkan potensi terjadi infeksi nosokomial pada saat berjalannya suatu operasi. Hal
ini harus memperhatikan bagaimana proses pengelolaan instrumen pasca operasi
dilakukan. Sterilisasi merupakan tindakan untuk membunuh dan menghilangkan segala
bentuk mikroorganisme termasuk spora dengan prosedur fisik atau kimia. Salah satu
tujuan sterilisasi di bidang kesehatan adalah untuk mencegah terjadinya infeksi silang
(Affdas, 2012).
Dari yang telah di uraikan diatas, menarik minat peneliti untuk melakukan pengamatan
pada perawat dalam pengelolaan instrumen sesuai SOP yang berlaku, dengan menyusun
skripsi yang berjudul Kepatuhan scrub nurse dalam pengelolaan Instrument Bedah sesuai
SOP pada Pasca Operasi Sectio Cesaria di RS Lavalete Kota Malang.
b. Rumusan Masalah
Bagaimanakah kepatuhan scrub nurse dalam pengelolaan instrumen sesuai SOP
pada pasca operasi Sectio Cesaria?

c. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui kepatuhan scrub nurse dalam pengelolaan instrumen sesuai SOP pada
pasca operasi Sectio Cesaria di Rumah Sakit Lavalete Malang.
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengelolaan instrumen pada tahap batasi dan tahan.

2. Mengidentifikasi pengelolaan instrumen pada tahap dekontaminasi.


3. Mengidentifikasi pengelolaan instrumen pada tahap lubrikasi.
4. Mengidentifikasi pengelolaan instrumen pada tahap pemasangan kembali
5.
6.
7.
8.

instrumen.
Mengidentifikasi pengelolaan instrumen pada tahap sterilisasi.
Mengidentifikasi pengelolaan instrumen pada tahap pengemasan.
Mengidentifikasi pengelolaan instrumen pada tahap penyimpanan.
Mengidentifikasi kepatuhan scrub nurse dalam melakukan pengelolaan
instrumen.

d. Manfaat Penelitian
Bagi Petugas
Dapat menghindari kerusakan alat saat pengelolaan instrumen bedah dan dapat
mengurangi anggaran alat bedah rumah sakit.
Bagi Institusi Rumah Sakit
Sebagai tinjauan ulang dalam melakukan pengelolaan instrumen pada post operasi
Sectio Cesaria.
Bagi Institusi Keperawatan
Memberikan bahan dokumentasi ilmiah dalam pengembangan keperawatan
perioperatif khususnya dalam pelaksaan pengelolaan instrumen pada post operasi
Sectio Cesaria.

e. Kerangka Konsep

Pasca Operasi Sectio


Caesarea
Pengelolaan instrumen bedah
oleh scrub nurse
Pemasangan
Sterilisasi
Pengepakan
Penyimpanan
Lubrikasi
Batasi
Dekontaminasi
dan Tahan
kembali

Pasien

Perawatan
pasien pasca
operasi di
recovery room

Pemindahan pasien
dari Recovery
Room menuju ruang
perawatan

Pengelolaan instrumen sesuai


dengan Standart Operasional
Prosedure

Scrub nurse Patuh sesuai SOP

Keterangan : Diteliti :

Scrub nurse tidak patuh sesuai


SOP

tidak diteliti :

f. Metode Penelitian :
1. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa
sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Desain
penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan

penelitian, serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk mencapau tujuan tersebut
(Setiadi, 2013).
Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian
deskriptif observatif yang dimaksud adalah suatu pengamatan yang dilakukan dengan
tujuan untuk membuat gambaran suatu keadaan secara objektif terhadap prosedur
tindakan yang dilakukan oleh orang lain dan atau peneleliti yang dilaporkan secara
lengkap tentang keadaan atau kondisi yang menjadi fokus studi (Arikunto, 202).
Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah langkah pengumpulan data,
klasifikasi, pengolahan, membuat kesimpulan dan laporan.
Penelitian deskriptif observatif ini untuk mengetahui Mengetahui kepatuhan scrub
nurse dalam pengelolaan instrumen sesuai SOP pada pasca operasi Sectio Cesaria di
Rumah Sakit Lavalete Malang.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kamar operasi RS. Lavelette Malang, yang akan
dilaksanakan pada bulan April Mei 2016.
3. Populasi, Sampel dan Kriteria Sampel
a) Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi
juga objek dan benda benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang
ada pada objek atau subjek yang dipelajari, akan tetapi meliputi seluruh karakteristik atau
sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh scrub nurse di kamar operasi RS
Lavallete Malang, yang bertugas dalam mengelola instrumen bedah pasca operasi sectio
cesarea dan berjumlah 12 orang.
b) Sampel
Sampel penelitian adalah keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi. Dengan kata lain, sampel adalah elemen elemen populasi yang dipilih

berdasarkan kemampuan mewakilinya. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 12 sampel yang merupakan scrub nurse di kamar operasi RS. Lavalette
Malang, yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
c) Kriteria Sampel
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target dan
terjangkau yang akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman dalam
menentukan kriteria inklusi. Adapun kriteria inklusi yaitu :
1. Seluruh scrub nurse yang bekerja di kamar operasi RS. Lavalete Malang.
2. Scrub nurse kamar operasi RS. Lavalette Malang yang bersedia menjadi
responden.
3. Scrub nurse yang bertugas dalam pengelolaan instrumen bedah pada pasca
operasi sectio cesarea.
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang
memenuhi kriteria inklusi dan studi karena berbagai sebab antara lain terdapat keadaan
atau penyakit yang mengganggu, terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan
pelaksanaan, seperti subyek yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap, hambatan etis
dan subyek menolak berpartisipasi. Adapun kriteria eksklusi yaitu :
1. Scrub nurse yang pada hari dilakukan penelitian mengambil cuti.
2. Scrub nurse yang pada
hari dilakukan penelitian masuk kerja tetapi tidak melakukan pengelolaan
instrumen bedah pada pasca operasi sectio cesarea di kamar operasi RS.
Lavalette Malang.
4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
a) Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi niali
dan merupakan operasionaisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau
ditentukan tingkatannya. Variabel dalam penelitian ini adalah kepatuhan perawat dalam
pengelolaan instrumen bedah.
b) Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya


menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga definisi operasional ini
merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin
menggunakan variabel yang sama (Setiadi, 2007).
Variabel

Definisi

Parameter

Alat

Opersional
Kepatuhan

Kepatuhan

Ukur
Ketepatan

Lembar

scrub

nurse scrub

nurse scrub

dalam

dalam

dalam

atau

pengelolaan

melakukan

melakukan

Check

instrumen

setiap tahapan setiap tahapan list.

bedah
pasca

pada pengelolaan
operasi instrumen

sectio cesarea.

bedah

Skor

nurse observasi

proses

Setiap langkah
diberi

skor

1:dilakukan
0:tidak
dilakukan

pengelolaan
pasca instrumen

operasi sectio bedah


cesarea

pasca

di operasi sectio

Tahapan dalam kamar operasi cesar

yang

Kriteria skor :

Patuh

80%

pengelolaan

sesuai dengan meliputi

instrumen

standart

persiapan alat,

bedah yaitu :

operasional

persiapan

prosedur.

lingkungan

79

dan langkah

dilakukan

1. Batasi dan
Tahan.
2. Dekontami
nasi.
3. Lubrikasi.
4. Pemasanga
n

kembali

Instrumen.
5. Pengepakan

100%
dilakukan
Tidak patuh :
%

langkah, sesuai
dengan
standart
operasional
prosedure
yang berlaku.

.
6. Sterilisasi
7. Penyimpan
an.
5. Instrument
Penelitian

Penelitian/Alat Untuk Mengambil Data/Bahan

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam,
2008). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi yang dilakukan
dengan menggunakan instrumen berupa check list. Dalam penelitian ini, check list berisi
tentang persiapan alat, persiapan lingkungan, dan langkah langkah dalam pengelolaan
instrumen bedah pasca operasi. Check list tersebut bertujuan untuk memperoleh informasi
mengenai gambaran proses pengelolaan instrumen bedah yang dilakukan pasca operasi di
kamar operasi. Pengamat tinggal memberikan tanda check (v) pada daftar tersebut yang
menunjukan adanya gejala atau ciri dari sasaran pengamatan (Notoatmodjo, 2010).
Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Mengajukan surat ijin penelitian ke RS. Lavalette Malang atas rekomendasi
dari Poltekkes Kemenkes Malang.
2. Meminta ijin dan persetujuan penelitian kepada kepala instalasi bedah sentral
di RS. Lavalette Malang.
3. Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk pengambilan data.
4. Datang langsung ke kamar operasi RS. Lavalette Malang.
5. Melakukan observasi dengan mengikuti setiap kegiatan pengelolaan
instrumen pasca operasi sectio caesarea, dimulai dari persiapan alat,
persiapan lingkungan dan langkah langkah dalam melakukan pengelolaan
instrumen.
6. Melakukan observasi tersebut kepada seluruh scrub nurse yang melakukan
pengelolaan instrumen bedah pada pasca operasi sectio cesarea.
7. Mencatat hasil observasi pada lembar observasi yang telah disiapkan.
8. Semua data yang diperoleh dikumpulkan.
9. Kemudian data diolah sesuai dengan tahapan pengelolaan data.
6. Procedur Penelitian
Cara pengelolaan data dengan menggunakan teknik non statistik, yakni
pengolahan data dengan tidak menggunakan analisa statistik, melainkan dengan analisa
kualitatif. Dalam penelitian ini hanya menggunakan scrub nurse yang melakukan proses
pengelolaan instrumen bedah pada pasca operasi sectio cesarea. Dalam pengelolaan data
pada penelitian ini akan menggunakan skoring lalu akan di interpretasikan nilai dalam 2
bagian.. Yaitu dengan menghitung pada setiap tahap pengelolaan instrumen yang meliputi
persiapan alat, persiapan lingkungan serta langkah langkah yang dilakukan pada
pengelolaan instrumen pasca operasi sectio caesarea, dan juga pada seluruh tahap

pengelolaan instrumen. Setelah data terkumpul kemudian ditabulasi. Setiap jawaban


responden dari masing masing pertanyaan diberi skor 1 dan tidak dilakukan diberi skor
0. Kemudian dikembalikan 100%.
Data yang diperoleh pada lembar check list yang telah diberi tanda check (v), akan
dihitung sesuai dengan skor yang telah ditentukan, yaitu :
1 : Dilakukan
0 : Tidak dilakukan
7. Cara Pencatatan Selama Penelitian
Pencatatan dilakukan dengan memberikan tandah check pada lembar observasi

8. Rencana Analisis Data


Hasil yang didapat kemudian dijumlah dan diinterpretasikan dengan menggunakan
kriteria kualitatif yaitu :

Patuh = apabila persentase yang didapat oleh responden sebesar 80% - 100 %.
Tidak patuh = apabila persentase yang didapat oleh responden 79 %.

Uraikan masalah etik dalam penelitian ini (nyatakan pendapat anda


tentang masalah etik yang mungkin dihadapi)
Masalah etik yang mungkin dihadapi adalah peneliti tidak boleh
melakukan intervensi apabila ada tindakan yang belum dilakukan.
Jelaskan faktor risiko: bahaya potensial yang langsung atau tidak
langsung, segera atau kemudian dan cara untuk mencegah atau
mengatasi kejadian (termasuk rasa nyeri dan keluhan lain)
Apabila pengelolaan instrumen pasca operasi tidak dilakukan dengan
baik dan sesuai SOP akan memperbesar resiko infeksi nosokomial. Hal
tersebut akan merugikan pihak pasien.
Jelaskan tentang tanggung jawab pasca penelitian dan ganti rugi
apabila diperlukan
Apabila pasca penelitian ditemukan kejanggalan sehingga
mengharuskan ganti rugi saya siap melakukan ganti rugi sebagai rasa
tanggung jawab.

Lampirkan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Curriculum vitae peneliti


Keterangan pembiayaan berikut garis besar perinciannya termasuk
kompensasi yang diberikan kepada subyek (undue-inducement)
Ethical clearance dari institusi lain bila sudah ada
Lembar informed consent beserta daftar penjelasan (PSP) yang
disampaikan kepada partisipan
Instrumen penelitian
Jadwal penelitian

FORM 001.A

SURAT PERMOHONAN
Nomor
:
Malang, 21 Maret 2016
Lampiran
:
Perihal
: Permohonan Persetujuan Etik/Ethical Clearance
Kepada Yth.
Ketua Komite Etik Penelitian
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
di- Malang
Dengan Hormat,
Dengan ini kami bermaksud mengajukan permohonan untuk mendapatkan
Persetujuan Etik/ Ethical Clearance untuk protokol penelitian terlampir sebagai
berikut :
Judul Penelitian

: Pelaksanaan Surgical Safety Checklist pada

Pasien dengan

Jenis Pembedahan

Emergency di RSUD Dr. SAIFUL ANWAR


MALANG
Peneliti Utama

: Aldia Palma Yudasta, A.Md. Kep

Pendidikan/Pekerjaan
Jenjang

: Mahasiswa DIV Keperawatan Alih

Contact Person

: 082338747647

Nomor Telepon Kantor/Fax/Hp/e-mail

: 082338747647

Sumber Dana

: Mandiri

Demikian Surat Permohonan ini kami sampaikan,


kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.

atas

perhatian

dan

Hormat Kami,
Pemohon

Aldia
A.Md. Kep

Palma

Yudasta,

FORM 001.B

PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN UNTUK MENGIKUTI


PENELITIAN
(PSP)
1. Saya adalah Aldia Palma Yudasta, A.Md. Kep berasal dari Prodi DIV Keperawatan Alih
Jenjang Minat Perioperatif Poltekkes Kemenkes Malang dengan ini meminta anda untuk
berpartisipasi dengan sukarela dalam

penelitian yang berjudul Kepatuhan Scrub

Nurse dalam Pengelolaan Instrumen Bedah Sesuai Sop pada Pasca Operasi Sectio
Cesarea di Rs.Lavalette Malang.
2. Tujuan dari penelitian ini Mengetahui kepatuhan scrub nurse dalam pengelolaan
instrumen sesuai SOP pada pasca operasi Sectio Cesaria di Rumah Sakit Lavalete
Malang yang dapat memberi manfaat berupa Dapat menghindari kerusakan alat saat
pengelolaan instrumen bedah dan dapat mengurangi anggaran alat bedah rumah sakit,
Penelitian ini akan berlangsung selama 1 bulan dan sampel penelitian ini adalah 12
responden yang merupakan 12 atau seluruh perawat instrumen yang ada di Rumah Sakit
Lavalette Malang yang akan diambil dengan cara observasi.
3. Prosedure pengambilan bahan penelitian/data dengan cara observasi Cara ini mungkin
menyebabkan ketidak nyamanan yaitu pengawasan terhadap tindakan yang anda lakukan
tetapi anda tidak perlu khawatir karena subjek tidak akan dicantumkan namanya.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini adalah dapat
mengetahui bagaimana pengelolaan instrumen pasca operasi pada pasien sectio cesarea,
sehingga apabila ada kekurangan dapat diperbaiki untuk kedepannya.
5.

Seandainya anda tidak menyetujui cara ini maka anda dapat memilih cara lain yaitu
menolak untuk dilakukan observasi atau anda boleh tidak mengikuti penelitian ini sama
sekali. Untuk itu anda tidak akan dikenakan sanksi apapun.

6. Nama dan jati diri anda akan tetap dirahasiakan


7. Kalau saudara memerlukan informasi/bantuan yang terkait dengan penelitian ini,
silahkan menghubungi saya (Aldia Palma Yudasta, A.Md. Kep) atau nomor telepon
082338747647 sebagai peneliti utama
PENELITI

FORM 001.C

INFORMED CONSENT
(Surat Persetujuan Setelah Penjelasan)
Setelah mendapat penjelasan serta mengetahui tujuan penelitian yang berjudul Kepatuhan
Scrub Nurse Dalam Pengelolaan Instrumen Bedah Sesuai Sop Pada Pasca Operasi Sectio Cesarea Di
Rs.Lavalette Malang.

Dengan ini menyatakan bahwa:


Nama

Umur

Alamat

Jabatan

menyatakan (setuju / tidak setuju)* diikut sertakan dalam penelitian dengan catatan
apabila sewaktu-waktu dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan ini, saya
percaya informasi yang saya berikan dijamin kerahasiaannya.

Malang, 2016
Peneliti

Aldia Palma Yudasta


HP : 082338747647
*) Coret yang tidak perlu

Responden

.
HP :

FORM 001.D

CURRICULUM VITAE
JUDUL PENELITIAN

Kepatuhan Scrub Nurse Dalam Pengelolaan Instrumen Bedah Sesuai


Sop Pada Pasca Operasi Sectio Cesarea Di Rs.Lavalette Malang

DATA PENELITI

1.
2.
3.
4.
5.

Nama Lengkap ( Full Name )


: Aldia Palma Yudasta, A.Md. Kep
Tempat,Tanggal Lahir (Place,Date of Birth) : Bondowoso, 06 November 1993
Jenis Kelamin ( Gender )
: Laki-laki
Kewarganegaraan ( Nationality )
: Indonesia (WNI)
Agama ( Religion )
: Islam
6. Alamat ( Address ) :
Perumahan
Kembang Permai Blok NN 16
Kecamatan Bondowoso, Kabupaten
Bondowoso
7. Status Perkawinan ( Marriage Status )
: Belum menikah
8. Tinggi / Berat badan
: 170 cm / 59 kg
9. Pendidikan terakhir
: D3 Keperawatan Poltekkes Malang
10. Hobi (Hobby)
: Olahraga
11. Telepon ( Hp )
: 082338747647
12. E-mail
: aldiayudasta.061193@gmail.com

FORM 001.E
RENCANA ANGGARAN BIAYA PENELITIAN ( Disesuaikan )
1
2

Biaya Pengiriman EC
Peralatan Penelitian
a Penggandaan angket dan kuesioner
b Bingkisan
c ATK

= Rp. 50.000
= Rp 50.000
= Rp 20.000

Lain lain

=Rp 30.000

Total Biaya

= Rp. 175.000

= Rp 325.000

FORM 001.F

JADWAL RENCANA PELAKSANAAN PENELITIAN


N
o
I

Kegiatan

Mencari
Referensi
Mengumpulkan Literatur
Menyusun
BAB I
Menyusun
BAB II
Menyusun
BAB III dan
Instrumen
Ujian
proposal
Perbaikan
Proposal

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

xx
xxx
xxx xxxx
x xxxx
xxxx xx
xx xxxx

xxx

x
xxxx

xx

Tahap
Pelaksanaan
Mengajukan
Informed
Concent
Mengumpulkan data

Okt

Tahap
Perencanaan
Konsultasi
Judul

Bulan

xx

xxxx

xx

Analisis Data

xx

Penyajian
Data

xx

Tahap Akhir
Mengkomuni
kasikan hasil

xx

Menyusun
BAB IV

xx

Menyusun
BAB V
Ujian skripsi

xx
x

Perbaikan
skripsi
4

xx

Konsultasi
Pembimbing

Form 001.G

INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN INSTRUMEN

Petunjuk pengisian
a. Berilah tanda () sesuai hasil pengamatan terhadap subjek penelitian.
b. Penialaian skor:

Jika, Dilakukan diberi nilai 1, sedangkan Tidak Dilakukan diberi nilai 0


c. Interpretasi hasil:
1.Patuh

: 80% - 100 %

2.Tidak Patuh

: 79%

LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN INSTRUMEN


RS. LAVALETTE

Tanggal Observasi :

Observer :

Nama Inisial :
Umur

Jabatan

Pendidikan

Pengalaman

Motivasi

1. Batasi dan Tahan.


Hasil Observasi
No

Tindakan

Persiapan Alat
1.

Handscoon

2.

Instrumen

3.

Baskom

4.

Kereta Dorong (Trolly)

Persiapan Lingkungan
1.

Pastikan pembatasan antara area instrumen


yang belum di pakai (steril) dengan instrumen
yang telah dipakai (on).

Langkah Langkah Batasi dan Tahan


1.

Memisahkan alat yang telah dipakai (on) dan

Dilakuka
n

Tidak
Dilakuka
n

alat yang belum dipakai (steril).


2.

Membatasi mobilisasi instrumen steril sebatas


meja mayo.

3.

Memindahkan instrumen yang telah dipakai ke


baskom dan di transfer menggunakan trolly
untuk dekontaminasi.

4.

Pastikan instrumen tidak jatuh saat di transfer


ke ruang pegelolaan instrumen untuk
dekontaminasi.

LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN INSTRUMEN


RS. LAVALETTE

Tanggal Observasi :

Observer :

Nama Inisial :
Umur

Jabatan

Pendidikan

Pengalaman

Motivasi

2. Dekontaminasi Instrumen.
Hasil Observasi
No

Tindakan

Dilakuka
n

Persiapan Alat
1.

Sarung tangan

2.

Skort plastic

3.

Kacamata gogle

4.

Sepatu bot

5.

Siapkan
larutan
dekontaminasi

6.

Siapkan
cairan
(cidezyme, savlon)

7.

Siapkan 2 waskon untuk larutan dekontaminan


dan cidezyme

8.

Pastikan adanya air mengalir dari kran

9.

Siapkan handuk pengering instrument

10.

Siapkan meja untuk inventaris instrument

11.

Siapkan linen pembungkus instrumen

dekontaminan
pembersih

untuk

instrument

Persiapan Lingkungan
1.

Siapkan
tempat/lokasi
untuk
dekontaminasi,cleaning dan pengeringan

2.

Pastikan lingkungan tidak terkontaminasi saat


dekontaminasi,cleaning dan pengeringan.

Langkah Langkah Dekontaminasi


1.

Pakailah alat pelindung diri

2.

Rendamlah instrument termasuk selang suction


yang habis dipakai operasi kedalam larutan
dekontaminan (proses dekontaminasi) selama
10-15 menit, tanpa dibilas air terlebih dahulu.

3.

Cucilah instrument dengan cairan pembersih

Tidak
Dilakuka
n

(gigazyme, savlon).
4.

Bilaslah instrument dengan air mengalir

5.

Keringkan instrument dengan handuk kering

6.

Hitunglah instrument dan rapikan dalam bak


instrument.

7.

Bungkuslah instrument dengan linen sebanyak


2 lapis

8.

Proses selanjutnya adalah sterilisasi

LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN INSTRUMEN


RS. LAVALETTE

Tanggal Observasi :

Observer :

Nama Inisial :
Umur
Jabatan

:
:

Pendidikan

Pengalaman

Motivasi

3. Lubrikasi.
Hasil Observasi
No

Tindakan

Dilakuka
n

Tidak
Dilakuka
n

Persiapan Alat
1.

Handscoon

2.

Pelumas (Paravin)

3.

Kassa

4.

Linen (1)

Persiapan Lingkungan
1.

Memastikan instrumen yang akan dilubrikasi


dalam keadaan kering.

Langkah Langkah Lubrikasi.


1.

Pakailah alat pelindung diri

2.

Memberikan pelumas (Paravin) pada bagian


sela sela atau engsel instrumen.

3.

Lakukan cek fungsi intrumen berulang kali


agar pelumas dapat melumasi secara rata pada
bagian sela sela atau engsel instrumen.

4.

Bersihkan dengan kassa pada bagian instrumen


yang telah diberikan pelumas.

5.

Letakkan instrumen pada linen yang akan


digunakan pada pengemasan.

LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN INSTRUMEN


RS. LAVALETTE

Tanggal Observasi :

Observer :

Nama Inisial :
Umur

Jabatan
Pendidikan

:
:

Pengalaman

Motivasi

4. Pemasangan Kembali.
Hasil Observasi
No

Tindakan

Dilakuka
n

Tidak
Dilakuka
n

Persiapan Alat
1.

Handscoon.

2.

Instrumen yang akan dipasangkan kembali.

3.

Linen.

Persiapan Lingkungan.
1.

Pastikan instrumen yang akan dipasagkan


kembali telah dilubrikasi.

Langkah Langkah Pemasangan Kembali instrumen.


1.

Ambil Instrumen yang akan dipasangkan


kembali.

2.

Lakukan pemasangan instrumen, sesuai dengan


strukturnya.

3.

Lakukan pengecekan pada fungsi instrumen


setelah pemasangan kembali.

4.

Letakkan instrumen pada linen.

LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN INSTRUMEN


RS. LAVALETTE

Tanggal Observasi :

Observer :

Nama Inisial :
Umur

Jabatan
Pendidikan

:
:

Pengalaman

Motivasi

5. Pengepakan.
Hasil Observasi
No

Tindakan

Dilakuka
n

Tidak
Dilakuka
n

Persiapan Alat
1.

Siapkan kertas pembungkus (Sterigreen 2


lembar )

2.

Siapkan bak instrument

3.

Siapkan label/indicator sterilisasi

4.

Siapkan spidol permanent/stampel.

Persiapan Lingkungan atau Petugas


1.

Siapkan tempat
instrument.

/lokasi

untuk

packing

2.

Periksa pengatur
dibutuhkan

waktu pengeringan yang

Langkah Langkah Pengepakan Instrumen.


1.

Hitunglah instrument yang akan di packing


(jumlah dan jenis)

2.

Masukkan kedalam bak instrument.

3.

Bungkuslah
bak
instrument
dengan
pembungkus pertama kemudian bungkus
dengan kain pembungkus kedua kemudian di
fiksasi.

4.

Berilah label atau indicator sterilisasi dan


cantumkan waktunya.

Instrument siap di steril.

LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN INSTRUMEN


RS. LAVALETTE

Tanggal Observasi :

Observer :

Nama Inisial :
Umur
Jabatan

:
:

Pendidikan

Pengalaman

Motivasi

6. Sterilisasi Menggunakan Sterilisator kering .


Hasil Observasi
No

Tindakan

Dilakuka
n

Persiapan Alat
1.

Siapkan alat dan bahan yang tahan panas tinggi

2.

Alat dan bahan dilakukan pengepakan dengan


bahan tahan panas

Persiapan Mesin
1.

Mesin sterilisasi kering.

Langkah Langkah Sterilisasi Menggunakan Sterilisator kering.


1.

Pastikan
terhubung

kabel listrik mesin sterilisator

2.

Periksa indicator pengisian air sampai batas


yang telah ditentukan.

3.

Periksa posisi pengaturan suhu panas yang


diinginkan dan waktu penyeterilan
yang
diperlukan

4.

Periksa pengatur
dibutuhkan

5.

Buka pintu sterilisator dan masukkan alat dan


bahan yang akan disterilkan.

6.

Tutuplah pintu sterilisator dengan erat

7.

Tekanlah tombol power on dan start untuk


memulai proses sterilisasi

8.

Tekanlah tombol OFF pada sterilisator setelah


tanda end.

9.

Bukalah pintu sterilisator dengan perlahan dan


rapikan peralatan, simpan alat yang sudah steril
di tempat yang sudah disediakan.

waktu pengeringan yang

Tidak
Dilakuka
n

LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN INSTRUMEN


RS. LAVALETTE

Tanggal Observasi :

Observer :

Nama Inisial :
Umur

Jabatan

Pendidikan

Pengalaman

Motivasi

7. Penyimpanan.

Hasil Observasi
No

Tindakan

Dilakuka
n

Persiapan Alat
1.

Instrumen yang telah disterilkan.

2.

Troli.

3.

Lemari penyimpanan instrumen.

Persiapan Lingkungan.
1.

Pastikan lantai tidak licin dan troli berfungsi


dengan baik.

Langkah Langkah Penyimpanan.


1.

Ambil instrumen
sterilisator.

yang

telah

steril

dari

2.

Cek kesesuaian instrumen dengan label yang


tertera pada kertas bungkus.

3.

Letakkan instrumen pada troli yang telah


disiapkan.

4.

Letakkan instrumen yang telah disterilkan pada


tempat
penyimpanan,
sesuai
dengan
penggolongan set instrumen.

Tidak
Dilakuka
n

Anda mungkin juga menyukai