Anda di halaman 1dari 47

VAGINITIS

Kenty Regina
1840312455

Pembimbing :
dr. Firman Abdullah, Sp.OG
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Perubahan
Genitalia struktur Tanda dan
sehat  dan Vaginitis
keturunan komposisi gejala
genitalia

Host &  Usia  Infeksi / perubahan  Discharge


mikrooganisme   Menarche hormonal
 Siklus  Vaginosis
abnormal
homeostasis organ  Rasa tidak
menstruasi bakterialis (40-
genitalia  Kehamilan 45%)
Flora vagina
nyaman
 Infeksi  kandidiasis vagina
dominan   Persalinan (20-25%)
vulvovaginal
mempertahankan pH  Aktivitas  trikomoniasis (15-
vagina seksual 20%)
 Obat  Undiagnosed (7-
 hygiene 72% )
• Definisi, etiologi, faktor resiko,epidemiologi, patogenesis, patofisiologi, pencegahan,
Batasan dan penatalaksanaan vaginitis
masalah

• meningkatkan pemahaman mengenai definisi, etiologi, faktor resiko, epidemiologi,


Tujuan patogenesis, patofisiologi, pencegahan, dan penatalaksanaan vaginitis
Penulisan

• berdasarkan tinjauan kepustakaan yang merujuk pada berbagai literatur


Metode
Penulisan
TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi Vagina
Fisiologi Vagina

- Vagina normal  aerobik


- Sekresi  gl. sebasea, gl.
- Dominan  Lactobacillus
keringat, gl. Bartolini, gl.
Skene (vulva), transudat, - Mikrobiologi dipengaruhi : pH

exfoliated cell, mukus vagina dan ketersediaan


glukosa
serviks, cairan
endometrium dan oviduk, - Sekresi vagina  floccular,
putih, dan di fornix post, >>
dan mikroorganisme serta
superficial cell, << leukosit dan
produk metabolik
clue cells
Vaginitis

peradangan pada mukosa vagina yang dapat disebabkan oleh


definisi mekanisme infeksi maupun non infeksi akibat perubahan
hormonal.

sindrom klinik akibat pergantian Lactobacillus Spp penghasil


hidrogen peroksida (H2O2) yang merupakan flora normal
vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi
Epidemiologi

Vaginosis
Bakterialis
Kandidiasis
Vulvovaginal
trikomoniasis

 Thailand 33 %
 Afrika-Amerika 22,7%
 London 21%
 Indonesia 17%
 Jepang 14%
 Swedia 14%
 Helsinki 12%
4,9 – 36% di negara berkembang
Etiologi

1. Gardnerella vaginalis
• Fakultatif, anaerob obligat
• Produksi akhir  asam
asetat, laktat, format
• berinteraksi dengan bakteri
anaerob dan hominis 
vaginitis
Etiologi

2. Mycoplasma hominis
• Pertumbuhannya distimulasi
putrescine (amin yang
konsentrasinya ↑pada
vaginitis)
Etiologi

3. Bakteri Anaerob

• Bacteroides sp
• Mobilincus sp
Faktor Resiko

Berhubungan Kontrasepsi douching Penggunaan Stress kronik


sex usia dini hormonal antibiotic
yang tidak
sesuai
Klasifikasi

1. Vaginitis Atrophic  Sel parabasal ↑


 peradangan akibat  >> leukosit
berkurangnya efek  Terapi  1 g krim
estrogen estrogen terkonjugasi
 Ada/tidak ↑ sekret
intravaginal setiap hari
yang purulen
 dyspareunia selama 1 sampai 2
 Post coital bleeding minggu umumnya
akibat atrofi epitel memberikan respon
vagina dan vulva
 Atrofi genitalia luar,
hilangnya rugae
vagina
Klasifikasi

2. Vaginitis Inflamatorik Descuamative


 Terapi awal  krim
 vaginitis eksudatif clindamycin 2%,
yang menyebar satu aplikator
 pengelupasan kulit penuh (5 g)
epitel
intravaginal satu
 cairan vagina purulen
yang terkumpul kali sehari selama 7
 vulvovagina rasa hari
terbakar atau iritasi  krim klindamisin
 Dispareunia
intravagina 2%
 Pruritus vagina, eritema
vulvovagina, bintik selama 2 minggu
vulvovagina, kolpitis
macularis
 pH > 4,5
3. Vaginosis Bakterial
(non Spesifik)
• perubahan flora bakteri vagina normal
• ↓ jumlah dan konsentrasi hidrogen

Definisi peroksida
• ↑ bakteri patogen anaerob
Epidemiologi Etiologi Faktor Resiko

• Penyebab • Gardnerella • Pemakaian


tersering vaginalis IUD
vaginitis dan bakteri
(40-45%) anaerob
Patogenesis
Lactobacillus  flora normal >> di sekret vagina normal  menjaga pH vagina
(produksi asam laktat) dan menghambat bakteri patogen lain

H2O2 (rx enzimatik ion H2 dengan O2) dan bacteriocins (antimicrobial


spesific) sebagai sistem pertahanan

Ketidakseimbangan flora normal vagina  pH terganggu sehingga


lactobacillus kalah jumlah dengan bakteri anaerob
Produksi enzim proteolitic decarboxylase  hancur peptida di vagina menjadi
amin yang sangat mudah menguap  bau tidak sedap

meningkatkan transudat vagina dan eksfoliasi sel epitel squamous

simptomatis
Manifestasi Klinis
Vulvovaginal
discomfort

dyspareunia
Tanda dan Gejala
Keputihan tipis
warna putih abu-abu
yang amis

Fishy odor
discharge
Pruritus dan
iritasi vulva
Diagnosis

Sekret vagina warna


Bau vagina yang abu-abu dan tipis pH sekret lebih
mencurigakan melapisi dinding tinggi dari 4,5
vagina

>> 20% sel epitel 


Kultur G. Vaginalis 
sel clue Test Whift (+) spesifisitas rendah
Leukosit (-)

Pewarnaan gram  penurunan jumlah


Lactobacillus dan peningkatan jumlah
bakteri anaerob
Terapi
Metronidazole

• Dosis 500 mg yang diberikan secara oral 2x/hari selama 7 hari harus digunakan.
• Metronidazol gel 0,75% satu kali aplikasi (5 gram) intravaginal 1-2x/hari selama
5 hari. Tingkat kesembuhan keseluruhan berkisar antara 75-84%.
• Metronidazol suppos, pervaginal, dua kali sehari selama 5 hari.

Klindamisin

• Klindamisin krim 2%, satu aplikasi penuh (5 gram) intravaginal pada waktu tidur
selama 7 hari.
• Klindamisin 300 mg oral 2x/hari selama 7 hari
Komplikasi

01 02 03 04

Pelvic  Preterm Labor korioamnionitis endometritis


Inflammatory  Premature
Placenta
Disease Rupture
Membrane
4. Trikomoniasis
• Infeksi yang disebabkan oleh

Definisi
protozoa Trichomonas vaginalis
yangditularkan secara seksual
Epidemiologi Etiologi

• >> di usia remaja • penyebab 25%


dan dewasa infeksi vagina
• Tingkat transmisi • Masa inkubasi
tinggi berkisar 4 sampai 28
• Perempuan (14-49 hari
tahun)  85%
wanita mengalami
trikomoniasis asx
Manifestasi Klinis
Vaginal
itchy/burn
sensation

Dyspareunia
dan
berdarah Tanda dan Gejala
Cairan vagina 
berbuih, tipis, bau,
banyak, warna abu-abu,
putih, kuning kehijauan

Disuria dan
↑frekuensi urinasi
Eritem dan udem
vulvovagina
servix eritem dan rapuh
Pemeriksaan Inspekulo

Colpitis macularis atau strawberry cervix

Discharge purulen berwarna kuning kehijauan


berbuih, berbau busuk berjumlah banyak

Erithema pada vagina

Eritema serviks dan rapuh


Diagnosis

Cairan vagina yang


Cairan berwarna abu-abu,
banyak, purulen, berbuih, Sekret dapat memancar
putih, atau kuning
bau busuk, disertai dari vagina
kehijauan
dengan pruritus vulva

eritema vagina dan pH sekret vagina


colpitis macularis biasanya lebih tinggi ↑ jumlah leukosit
(“strawberry” cervix) dari 5,0 (5,0-7,0)

Mikroskopis sekret  protozoa fusiformis


uniseluler yang sedikit lebih besar di banding
leukosit, flagel (+) dan motil
Terapi
Metronidazole

• Regimen dosis tunggal (2 gr p.o)


• Metronidazol 500 mg, dua kali sehari selama 7 hari.
• Jika pengobatan berulang tidak efektif, pasien harus diobati dengan dosis
metronidazol 2-gr 1x1 selama 5 hari atau tinidazol, 2 gr, dalam dosis tunggal
selama 5 hari

Rujuk, jika :

• Tidak respon pengobatan ulang dengan metronidazol atau tinidazol


• Kemungkinan reinfeksi
Komplikasi

01 02 03 04

selulitis pasca  Preterm Labor Resiko STD lain Resiko infeksi


operasi setelah  Premature seperti Neisseria
Placenta gonorhoe,
sifilis dan HIV
histerektomi Rupture Chlamydia
Membrane Trachomatis
5. Kandidiasis
Vulvovaginalis (KKV)
• infeksi mukosa vagina dan vulva (epitel
tidak berkeratin) yang disebabkan oleh

Definisi spesies Candida


• infeksi yang mengalami kekambuhan 4
kali atau lebih dalam setahun
Epidemiologi Etiologi Faktor Resiko
•Imunodefisiensi/imunosupresi
• Penyebab >> di • kolonisasi yang •diabetes mellitus
antara infeksi berlebihan dari •perubahan hormonal
vagina (iklim •terapi antibiotika spektrum
spesies Candida luas jangka panjang
subtropis dan iklim
(spahrofite) •obesitas.
tropis) •lingkungan yang hangat dan

• 70-75% perempuan
• 80-90%  lembab

1x, 40-50% candida albicans •pakaian rapat dan ketat


•pemakaian kontrasepsi
rekurensi •kortikosteroid

• perempuan dengan •pemakaian pembersih vagina


•penyakit infeksi
status sosial
•stress
ekonomi rendah •reaksi alergi
dan masa •keganasan

kehamilan
Patogenesis
Candida terdapat dalam 2 bentuk yaitu bentuk sel (spora) dan bentuk miselia
(hifa). Miselia  patogen

perlekatan sel Candida pada epitel vagina dan selanjutnya menjadi bentuk miselia. Hifa Candida
kemudian tumbuh dan berkolonisasi pada permukaan vagina  dipengaruhi estrogen

produksi enzim protease yang bekerja optimal pada pH normal vagina  mendukung
pertumbuhan jamur  merusak epitel vagina  vaginitis
Manifestasi Klinis
Pruritus akut
dan fluor
albus sedikit,
pruritus vulva

Iritasi vagina
Tanda dan Gejala
Dyspareunia
disuria

Vaginal trush
Cairan vagina putih
Spt susu, kental,
bau (-)
Cair /tebal homogen
Diagnosis

Pemeriksaan Laboratorium

1. Mikroskopis  sel budding yang


khas, pseudohifa dan kadang-
kadang hifa sejati

2. Pembiakan, dengan :
Sesuai gejala klinis
- media kultur Sabouraud Dextrose
Agar (SDA) tanpa sikloheksimid

- media Cornmeal-Tween
80/Nickerson Polysacharide Trypan
Blue
Terapi

• Eliminasi faktor predisposisi sebagai penyebab

• Pemilihan regimen antijamur yang tepat hingga keluhan menghilang dan


pemeriksaan mikroskopis dan kultur negatif

• infeksi rekuren sebaiknya selalu dilakukan kultur dan uji sensitivitas antijamur
Nama obat Formulasi Dosis

Ketokonazole 200mg oral tablet 2 x 1 tab, selama 5-7 hari

Flukonazole 150 mg oral tablet Dosis tunggal Mikonazole 2% krim 5 g, selama 1-7 hari

50 mg oral tablet 1 x 1 tab, selama 7 hari


100 mg vag supp 1 tab vag, selama 7 hari
Itrakonazole 100 mg oral kapsul 2 x 1 cap, selama 2 hari
200 mg vag supp 1 tab vag, selama 1-7 hari
2 x 2 cap, 1 hariselang 8 jam

1200 mg vag supp 1 tab vag, selama 1 hari

Klotrimazole 1%krim intravagina 5 g, selama 7-14 hari

2% krim intravagina 5 g, selama 3 hari

Nystatin 100.000 u tab vag 1 x 1 tab, selama 12 hari


100 mg tab vag 1 tab vag, selama 7 hari
Amphoterisin B 50 mg tab vag 1 x 1 tab, selama 7-12 hari
2 tab vag/hari, selama 3 hari

100 mg cap
200 mg tab vag 1 tab vag, selama 3 hari

500 mg tab vag 1 tab vag, 1 hari


Fisiologis Kandidiasis Vulvovaginalis Trikomoniasis Vaginosis Bakterialis

Gejala - Pruritus, Iritasi Duh banyak, iritasi, bau busuk, Sedikit duh. Berbau amis
Berbusa
Tampilan secret Sedikit Sedikit, putih& kental Banyak, hijau/ abu-abu Putih/abu-abu, homogen, encer

“cheese-like” “ Strawberry appearance”

Ph ±4.5 < 4.5 >5.0 >4.5


Whiff test - - + ++++
Keluhan Utama Tidak ada Gatal/kepanasan, keputihan Keputihan berbuih, bau busuk, Keputihan, bau busuk (tidak enak setelah
pruritus vulva, disuria senggama), kadang gatal

Pemeriksaan Fisik Normal Vulva yang meradang Edema, eritema, peradanagn Peradangan minimal
vulva
Mikroskopis Sel epitel normal, Leukosit 80% ditemukan Dari forniks posterior: Sedikit leukosit, clue cell +
Lactobacillus + pseudohifa dan blastospora Trikomonas 70-80%

Kultur - Agar Sabaraud dekstrosa Media Feinberg/ Kupferberg Tidak begitu mendukung

Terapi - Flukonazol 150mg (PO) Metronidazol 2x500mg (7hari) Metronidazol 2x500mg (7hari)

Single dose Atau Atau

Metronidazol 2gr dosis tunggal Metronidazol 2gr dosis tunggal


PENUTUP
Kesimpulan

Vaginitis  peradangan pada mukosa vagina yang dapat disebabkan oleh mekanisme infeksi
atau non infeksi

diagnostik vaginitis didasarkan pada gejala klinis yang muncul, faktor risiko yang
mempengaruhi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang baik

Tatalaksana vaginitis berdasarkan penyebabnya, bakterial vaginosis dapat digunakan terapi metronidazol dan
klindamisin baik oral maupun topikal, untuk trikomoniasis dapat diberikan metronidazol dan antijamur untuk
kandidosis vulvovaginalis. Pada IMS, obati juga pasangan pasien.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai