Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL (CURRICULUM ELEMENTARY

SCHOOL)

Judul: Presepsi Siswa Sekolah Dasar Tentang Kurikulum Sains dan Teknologi Baru Oleh
Jenis Kelamin)

Penulis: Mehmet Nuri Gomleksiz

A. Pendahuluan
Di Turki, kegiatan penegembangan kurikulum dimulai dengan pendirian Republik
turki modern pada tahun 1923. Turki mengembangkan kurikulum ini dengan alasan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan , dan kurikulum sekolah dasar yang baru, termasuk
sains dan teknologi. Masalah utama yang terdapat dalam jurnal ini adalah kurangnya
minat siswa dasar untuk memahami sains dan teknologi. Karena minat dari sekolah dasar
terdapat perbedaan berdasarkan jenis kelamin. Pernyataan seperti ini telah banyak
ditemukan oleh beberapa peneliti. Dimana dalam penelitian yang ditemukan dalam jurnal
mengatakan bahwa minat dan prestasi laki-laki yang lebih besar daripada siswa
perempuan dalam sains dan teknologi. Pernyataan seperti ini bisa kita simpulkan bahwa
perempuan memandang teknologi ini kurang menarik daripada siswa laki-laki. Perbedaan
minat dan prestasi dari jenis kelamin siswa ini menyebabkan hasil sifat dari lingkungan
kelas itu sendiri juga mempengaruhi kepercayaan dan keberhasilan dari siswa tersebut.
Jadi kenapa siswa siswa gagal dalam belajar sains? Itu karena mereka memiliki gaya
belajar yang berbeda.
Namun pada era saat ini, dapat dilihat dari kemajuan yang ada dibidang sains dan
teknologi di indonesia memiliki tujuan yang sama dengan Turki. Hal ini karena kemajuan
sains dan teknologi merupakan factor utama pendukung suatu Negara akan menjadi maju.
Sekarang dapat dilihat bahwa sejak sekolah dasar, anak-anak dibiasakan untuk mengenal
serta mengaplikasikan sains terhadap kebiasaanya. Hal ini bertujuan untuk agar ketika
menginjak dewasa seseorang tersebut tidak merasa asing dengan perkembangan sains dan
teknologi yang semakin pesat.
Dengan kemampuan anak sekolah dasar yang demikian pesatnya dalam belajar,
berdasarkan kurikulum 2013 sekarang, siswa hanya dengan mengamati serta meniru
mereka dapat melakukan percobaan sederhana. Tetapi sama-sama kita ketahui pendidikan
di Indonesia yang ada di desa hanya menerapkan sistem menghafal dan menerapkan
pembelajaran yang ada dibuku saja. Dari segi sarana dan prasarana yang kurang
memadai.
B. Tujuan dari penelitian jurnal
Tujuan dari kurikulum sains dan teknologi baru adalah untuk menyediakan belajar
yang berpusat pada siswa berdasarkan pada pendekatan pembelajaran kognitif dan
kontruktivitis daipada pendekatan prilaku yang kaku dan ketat. Jadi pada peengembangan
kurikulum ini siswa sekolah dasar diharapkan bisa memperoleh keterampilan yang
sebelumnya belum dimiliki, baik itu berpikir kritis dan kritis, komunikasi, penelitian
ilmiah, dan memecahkan masalah dengan menggunakan teknologi. Jadi siswa bisa melek
sains dan teknologi yang baru.
Selain itu tujuan dari jurnal ini adalah salah satu upaya untuk mengeksplorasikan
pendapat siswa sekolah dasar kelas enam mengenai program sains dan teknologi yang
diterapkan di sekolah dasar. Dan dari penulisan jurnal tersebut bisa dilihat perbedaan
pandangan siswa terhadap pentingnya kebutuhan, lingkungan ilmu penegetahuan dan
teknologi dan strategi mengajar guru dalam hal variable gender.
Tapi di Indonesia pengembangan kurikulum berbasis sains dan teknologi telah
dilakukan pengembangan. Domana salah satunya adalah dengan memberikn literatur
buku yang memberikan wawasan pembeuatan laboratorium yang sederhana untuk
praktek. Salah satu contoh yang ada saat ii adalah dengan menggunakan gelas plastic
bekas minuman dan batang kayu, guru membimbing siswa untuk mengukur kecepatan
angina untuk menjelaskan konsep cuaca. Sehingga tujuan dari pengembangan kurikulum
akan membawa rasa puas dan bangga sehingga terlihat perbedaan dari minat dan bakat
siswa itu sendiri berdasrkan jenis kelamin.
C. Hasil penelitian dari jurnal
Setelah dilakukan penelitian apakah ada perbedaan yang signifikan dari segi
gender, menunjukan bahwa siswa laki-laki memang setuju dengan adanya pengebagan
kurikulum berbasis sains dan teknologi daripada perempuan. Berkenaan dengan
perbedaan gender, tampak dari data yang ada didalam jurnal bahwa memang ada
perbedaan yang signifikan tentng perlunya belajar sains dan teknologi.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi perbedaan disini adalah dengan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas lingkungan belajar juga penting untuk
meningkatkan keefisiensi kondisi belajar. Jika kualitas pembelajaran dilakukan dengan
baik akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi. Dan mereka juga berpendapat
bahwa dengan meningkatkan sarana dan prasaran juga akan menunjang kinerja siswa
tersebut.
Perbedaan dari kelompok gender dalam hal strategi pengajaran yang digunakan
dalam kelas sains dan teknologi. Siswa laki-laki berpendapat bahwa strategi mengajar
lebih efektif dan mencukupi, sementara siswa perempuan merasa tidak cukup. Strategi
pengajaran yang digunakan dalam kelas memiliki pengaruh langsung pada bagaimana
seorang guruvmengelola kelas.jadi guru harus merancang strategi belajar dan mengajar
disekitar minat siswa untuk meningkatkan kualitas lingkungan belajar.
Jika kita lihat dari segi strategi pembelajaran salah satunya adalah inkuiri. Jadi
penekatan berbasis inkuiri dalam sains akan membuat siswa sekolah dasar memahami
sains secara tepat. Jadi pendekatan inkuiri juga akan menghasilkan efek yang positif.

D. Kesimpulan
Turki melakukan evaluasi 20 sekoalh dasar yang berbeda di wilayahnya. Jurnal ini
berkesimpulan bahwa upaya penelitian inib merupakan upaya untuk memahami presepsi
siswa tentang kelas sains dan teknologi dalam hal variable gender. Jadi bisa diketahui
kelemahan dan kekuatan dalam kelas sains dan teknologi sekolah dsar perspektif siswa.
Mata pelajaran yang diajarkan dalam kegiatan harus sesuai dengan usia, minat,
harapan dan lingkungan siswa. Dan siswa diharapkan bisa menerapkan didalam
kehidupan dari pelajaran sains yang didapatkan. Untuk meningkatkan minat perempuan
dalam pembelajaran sains dan teknologi adalah dengan mengadakan kelompok
campuran. Diamana perempuan dan laki-laki dikelompokkan. Jadi gaya belajar dab
motivasi siswa laki-laki dan perempuan bisa dipertimbangkan.
Pengemabangan kurikulum sains dan teknologi disekolah dasar di Turki
membutuhkan perbaikan radikal untuk menarik siswa untuk meningkatkan partisipasi
dalam kelas sains dan teknologi. Tidak jauh berbeda dengan Indonesia, untuk
meningktakan partisipasi siswa itu sendiri adalah dengan adanya peningktan kualitas
guru, fasilitas sekolah, dan motivasi.
Di Indonesia selama ini yang diajarkan dan sususan materi pelajaran sudah
ditentukan secara nasional oleh pusat kurikulum di kantor depdiknas di Jakarta. Dimana
pada saai itu pembuatan kurikulum terdapat suatu consensus diataranya perancangan
tentang topic sains yang harus diajarkan pada tingkatan mana akan diajarkan.
MAKALAH

ANALISIS JURNAL INTERNATIONAL

“PERSEPSI SISWA SEKOLAH DASAR TENTANG KURIKULUM SAINS DAN


TEKNOLOGI OLEH JENIS KELAMIN”

Dosen Pengampu :

Dr. Abna Hidayat, M.pd

Oleh:

Exella Nurfadilah

18004069

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019

Anda mungkin juga menyukai