Anda di halaman 1dari 3

2.

Dasar Pendidikan Islami

Konsep pendidikan dalam islam didasarkan atas sendi ibadat. Ibadat dalam
pengertian pengabdian total kepada Allah Swt. Ibadat dalam pengertian melakukan
segala tindakan dengan tanpa melepaskan ikatan dari Allah. Seseorang yang dididik
oleh Islam akan selalu kontak dengan Allah, berinteraksi bersama Allah, takut kepada
Allah, dan selalu kembali ke dalam sistem yang diakui oleh Allah dalam setiap
keadaannya, baik sedang menyendiri atau bersama masyarakat, dalam beribadat atau
bekerja, dalam berinteraksi di bidang niaga, industri, dan politik, maupun dalam
kedaan damai dan perang, dalam kondisi penuh cinta atau persengketaan. Ibadat
tidaklah berarti menjauhkan diri dari dunia, mengisolasikan diri untuk melakukan
ritual ibadah semata, atau hidup sebagai pendeta, karena Islam menganggap seluruh
perbuatan adalah ibadah apabila hati selama perbuatan itu berlangsung tertuju kepada
Allah.

3. Karakteristik Pendidikan Islami

Pendidikan islami, menurut Muhammad Qutub, memiliki karakteristik tersendiri


yang dapat membedakannya dari sistem-sistem pendidikan yang lainnya.

a. Integralitas Dimensi Jasad

Manusia sebagai subjek pendidikan memiliki tiga dimensi yang saling bertautan,
yaitu dimensi fisik, dimensi akal, dan dimensi roh. Ketiga dimensi pada manusia ini
berhak mendapatkan pendidikan yang semestinya dalam rangka membentuk manusia
yang saleh. Pembentukan manusia yang saleh mestilah melalui pendidikan yang
integral mencakup tiga dimensi yang terdapat dalam diri manusia tersebut.
Pembentukan manusia yang saleh tidak hanya bisa dengan mendidikkan satu segi
saja dari tiga segi tersebut dengan mengabaikan yang lainnya. Oleh karena itu,
pendidikan harus merupakan satu kesatuan yang integral. Roh tidak bisa sendirian
tanpa jasad dan akal, akal tidak bisa sendirian tanpa jasad dan roh, demikian juga
jasad tidak dapat sendirian tanpa akal dan roh. Keterpaduan dari konsep pendidikan
Islami ini akan tampak jelas dalam konsepnya mengenai berbagai aspek kehidupan:
tata cara beribadat, sistem ekonomi, sistem politik, konsep hukum, konsep perang
dan damai, dan sebagainya. Semua konsep ini didasarkan atas suatu konsep dasar
yang kokoh, yaitu akidah.

b. Keseimbangan

Keseimbangan adalah ciri dari individu yang saleh. Oleh sebab itu pendidikan Islami
diarahkan menuju ke keseimbangan dalam diri manusia antara berbagai sisi
kehidupan. Keseimbangan antara potensi fisik, akal, dan roh, keseimbangan antara
kehidupan realitas dan ideal, keseimbangan antara kepercayaan pada yang nyata dan
yang ghaib, antara dunia yang alami dan dunia misteri, keseimbangan antara
kepentingan pribadi dan masyarakat, dan keseimbangan dalam seluruh aspek
kehidupan. Mencapai keseimbangan dalam hal ini bukanlah perkara mudah,
memerlukan usaha yang sungguh-sungguh. Keseimbangan telah dijadikan sebagai
sasaran dari sistem pendidikan Islami dengan berbagai cara.

c. Aktif-Positif

Manusia, sebagaimana dikehendaki oleh Allah Swt., merupakan suatu kekuatan aktif,
direktif, dan aspiratif. Manusia merupakan kekuatan yang mendorong ke depan,
yaitu kekuatan yang mampu menguasai kekuatan material dan mengeksploitasinya
dalam rangka membangun dunia. Pendidikan islami mengarahkan potensi manusia
ke arah yang positif sehingga terbentuk manusia sebagai kekuatan aktif yang
menghindarkan tiranisme, baik tiranisme pada dirinya atau pada yang lainnya. Sifat
aktif-positif adalah ciri dari manusia saleh yang dikehendaki oleh Islam.

d. Realistik-Idealis

Islam memaklumi kondisi manusia dengan realita yang ada padanya. Manusia punya
batas kemampuan dan ia punya tuntutan dan keperluan. Manusia mempunyai
kelemahan dalam menghadapi tipu daya dan menghadapi beban yang ditimpakan.
Oleh karena itu, Islam tidak pernah menuntut dari manusia apa yang diluar
kemampuannya,tetapi tidak membiarkannya tidak mempergunakan semaksimal
mungkin kemampuan yang ada pada dirinya. Pendidikan Islami mengarahkan
manusia untuk memiliki sikap realistis-idealis. Realistis dalam arti menunaikan
kemestian semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada, idealis dalam
arti tidak mengabaikan atau tidak membiarkan potensi yang terpendam dalam dirinya
untuk mencapai sasaran-sasaran yang ideal.

Anda mungkin juga menyukai