3, 2017
Benny
E-mail: m31413031@john.petra.ac.id
menjadi acuan bagi semua pihak di dalam keadaan, dan kondisi baru yang timbul
perusahaan serta pihak luar yang terkait searah dengan pertumbuhan masyarakat.
dengan usaha perusahaan dalam
melaksanakan tugas dan pengambilan 2.Etika Utilitarianisme
keputusan dan juga perusahaan akan
mendapatkan reputasi yang baik, Teori utilitarianisme mengatakan bahwa
perlindungan atas tuntutan hukum yang suatu kegiatan bisnis adalah baik jika bisa
mungkin terjadi dan pada akhirnya terwujud memberikan manfaat kepada sebagian besar
kemakmuran dan keberhasilan usaha yang konsumen atau masyarakat. John S.Mill
berkelanjutan. Contohnya yaitu PT. dalam buku yang berjudul “Kamus Filsafat”
Mastrotto Indonesia dimana perusahaan mengatakan bahwa etika utilitarianisme
yang memproduksi jok kulit telah merupakan teori etika yang mengatakan
menerapkan kode etik yang berlaku bagi bahwa hal-hal yang baik merupakan hal
semua karyawan yang bekerja di perusahaan yang bermanfaat, berguna, dan
tersebut seperti perusahaan mempunyai menguntungkan. Sebaliknya hal-hal yang
aturan bahwa jam masuk kerja jam 08.00 jahat dan tidak baik merupakan hal-hal yang
dan dispensasi keterlambatan hanya 5 menit. merugikan, tidak bermanfaat dan tidak
Apabila lebih dari 5 menit akan dikenai menguntungkan, dari karena itu baik atau
sanksi dalam bentuk surat peringatan atau buruknya sesuatu ditentukan berdasarkan
hukuman yang lainnya. Lalu setiap manfaat yang diperoleh, berguna atau tidak
karyawan harus lapor kepada atasan masing- berguna dan menguntungkan atau tidak
masing departemen jika ingin ijin keluar menguntungkan (Bagus, 2000).
kantor sehingga, tidak ada karyawan yang
dapat keluar kantor untuk menyelesaikan 3.Etika Pragmatisme
permasalahan di luar pekerjaan kantor ( Indo
Trading, 2010). Pragmatisme berasal dari kata pragma
(bahasa Yunani) yang berarti tindakan,
1.Etika Evolusionisme perbuatan, dan juga manfaat. Pragmatisme
adalah aliran filsafat yang berpendapat
Etika Evolusionisme adalah suatu konsep
bahwa kriteria kebenaran sesuatu yaitu,
yang merupakan hasil dari suatu evolusi
apakah sesuatu tersebut memiliki kegunaan
(Sunoko, 1992). Salah satu penggagas
bagi kehidupan nyata. Oleh sebab itu
terkenal yaitu Herbert Spencer mengatakan
kebenaran sifatnya menjadi tidak mutlak
bahwa manusia hanya mampu mengenal
( Hamersma, 2008).
suatu gejala, walaupun dibelakang gejala-
gejala tersebut terdapat suatu dasar yang 4.Etika Relativisme
absolut sehingga suatu etika yang
berkembang di suatu tempat merupakan Relativisme berasal dari kata Latin,
suatu evolusi pada tempat tersebut (Bertens, Relativus, yang berarti relatif. Sejalan
2000). Soekanto (1990) mendefinisikan dengan arti katanya, secara umum
evolusi sebagai suatu perubahan kecil secara relativisme berpendapat bahwa perbedaan
pelan-pelan dan kumulatif yang terjadi manusia, budaya, etika, moral, agama,
dengan sendirinya dan memerlukan waktu bukanlah perbedaan dalam hakikat,
yang cukup lama. Evolusi dalam masyarakat melainkan perbedaan karena faktor-faktor di
adalah suatu perubahan yang terjadi karena luarnya. Sebagai paham dan pandangan etis,
usaha-usaha masyarakat tersebut untuk relativisme berpendapat bahwa yang baik
menyesuaikan diri dengan keperluan, dan yang jahat, yang benar dan yang salah
AGORA Vol. 5, No.3, 2017
tergantung pada masing-masing orang dan tanpa adanya suatu motif tertentu dar
budaya masyarakatnya. Ajaran seperti ini perbuatan tersebut, melainkan melakukan
dianut oleh Protagras, Pyrrho, dan pengikut- suatu hal yang merupakan suatu kewajiban.
pengikutnya, maupun oleh kaum Skeptik.
Relativisme dapat dibahas di berbagai Prinsip-Prinsip Etika
bidang. Kesamaan yang dimiliki oleh semua
Menurut White (1997) dalam bukunya yang
bentuk dan sub bentuk relativisme adalah
berjudul “Honetsy, Morality, and
keyakinan bahwa sesuatu misalnya
Conscience” dalam buku tersebut White
pengetahuan dan moralitas) bersifat relatif
menyebutkan ada lima prinsip yang
terhadap prinsip tertentu dan penolakan
mendasari etika yang kita terapkan di dalam
bahwa prinsip itu mutlak.
kehidupan sehari-hari yaitu timbangan yang
5.Etika Deontologi benar, memiliki kejujuran, menjadi teladan
bagi semua orang, memiliki tanggung jawab
pribadi, dan mengambil keuntungan yang
Deontologi berasal dari kata Yunani “Deon”,
wajar.
berarti kewajiban. Suatu tindakan itu dapat
dikatakan baik bukan dilihat dari dinilai dan Berdasarkan prinsip-prinsip etika yang telah
dibenarkan berdasarkan perilaku atau tujuan disebutkan di atas maka peneliti
dari tindakan tersebut, melainkan menggunakan prinsip yang dikemukakan
berdasarkan pada kewajiban yang bertindak oleh White (1997) terutama pada prinsip
kepada orang lain seperti keinginan diri kejujuran, timbangan yang benar, memiliki
sendiri selalu berlaku baik pada diri sendiri tanggung jawab pribadi, dan mengambil
maupun orang lain. keuntungan yang wajar.
Deontologi merupakan teori etika yang Adapun pertimbangan peneliti di dalam
menyatakan bahwa yang menjadi dasar bagi menggunakan prinsip ini karena peneliti
baik buruknya suatu perbuatan adalah melihat adanya suatu hubungan antar prinsip
kewajiban seseorang untuk berbuat baik yang satu dengan yang lainnya.
kepada sesama manusia. Etika deontologi Pertimbangan yang lainnya yaitu prinsip
berbicara mengenai kewajiban pada diri etika yang dikemukakan oleh Jerry White
seseorang yang harus dijalankan dan (1997) juga berkaitan dengan proses bisnis
diterapkan di masyarakat dimana tindakan yang akan diteliti oleh peneliti, yaitu :
yang dilakukan harus sesuai dengan norma
dan moral, tanpa memandang apakah hal 1.Timbangan yang Benar
tersebut menguntungkan atau merugikan
( Bertens, 2010). Inti dari etika deontologi Dalam prinsip ini dijelaskan bahwa para
yaitu sebuah tindakan yang dilakukan tanpa pebisnis harus memiliki rasa tanggung
melihat dan mempertimbangkan hal-hal jawab terhadap kualitas produk yang
yang menguntungkan, melainkan seseorang dihasilkan untuk dijual kepada konsumen
harus melakukan suatu hal yang atau pelanggan. Kualitas produk yang
berhubungan dengan kewajiban. Bertens ditawarkan harus sesuai dengan harga yang
mengutip dari gagasan Immanuel Kant yang diberikan ke pelanggan sehingga, akan
merupakan salah satu tokoh ternama terwujudnya rasa keadilan di dalam
penggagas teori etika deontologi. Inti dari melakukan transaksi jual-beli.Adapun hal-
konsep etika deontologi adalah sebuah hal tertentu yang sebaiknya dibicarakan
tindakan yang dilakukan tanpa adanya terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalah-
pertimbangan hal lain yang menguntungkan , pahaman terhadap pelanggan.
AGORA Vol. 5, No.3, 2017
mengamati dan menganalisa lingkungan butiran-butiran kecil plastik yang siap diolah
kerja pada PT. Pendawa Polysindo Perkasa kembali. Biji plastik daur ulang selain
seperti kebiasaan yang sudah sering tercipta murah juga lebih mudah didapatkan
kesehariannya. Berangkat dari metode mengingat melimpahnya sampah plastik
penelitian kualitatif pada pendekatan yang ada di masyarakat. Produk yang
etnografi ini, peneliti akan melakukan ditawarkan oleh bapak Hans hampir tidak
penelitian dengan terjun ke lapangan dalam mendapat respon yang positif dari beberapa
rangka untuk mengindentifikasi penerapan daerah. Lalu berselang sekitar 3 tahun
etika bisnis pada PT. Pendawa Polysindo produk biji plastik tersebut mendapat respon
Perkasa. dari masyarakat sekitar 5 tahun sehingga
lama kelamaan pemimpin tersebut
Selain itu, peneliti akan menjelaskan dan mempunyai sebuah ide untuk memproduksi
mendeskripsikan sesuai dengan fenomena sendiri biji plastik yang kemudian di olah
dan fakta-fakta yang ada pada PT. Pendawa menjadi kantong plastik.
Polysindo Perkasa. Peneliti berharap adanya
penelitian ini maka dapat memberikan Pada tahun 1990, Hans Koeswanto
makna dan kesimpulan yang disesuaikan meresmikan perusahaan plastik untuk
dengan teori yang digunakan. Sukmadinata pertama kalinya. Berselang 2 tahun
(2009), menyatakan bahwa penelitian kemudian yaitu pada tahun 1992,
deskriptif bertujuan mendefinisikan suatu perusahaan ini sudah mendapat orderan
keadaan atau fenomena secara apa adanya. ratusan karung untuk dikirim ke luar pulau
Berdasarkan uraian di atas dapat seperti Papua dan Bali. Seiring dengan
disimpulkan bahwa jenis penelitian ini berjalannya waktu perusahaan Hans
menggunakan penelitian kualitatif karena Koeswanto memperoleh banyak orderan dari
analisis data yang digunakan berupa kata- berbagai macam daerah. Hal itu masih
kata tertulis atau lisan dan terjadi hingga sekarang. Lokasi perusahaan
mempertimbangkan pendapat orang lain saat ini terletak di jalan Wonoayu Raya, No.
yang bisa disebut dengan narasumber 8-10, Jimbaran Wetan, Wonoayu, Pasuruan,
dengan melakukan proses wawancara di Jawa Timur 61261.
perusahaan yang akan diteliti.
PT. Pendawa Polysindo Perkasa merupakan
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN perusahaan yang berbisnis di bidang
kantong plastik. Sebelum berdirinya PT.
PT. Pendawa Polysindo Perkasa merupakan Pendawa Polysindo Perkasa, pemilik bekerja
perusahaan yang memproduksi kantong sebagai penjual biji plastik selama lebih
plastik dengan berbagai merk yang mulai dari 5 tahun. Namun saat ini pemilik sudah
berdiri pada tahun 1990. Perusahaan ini berhasil membangun perusahaan yang
didirikan oleh Hans Koeswanto yang memproduksi kantong plastik sendiri.
merupakan anak ke lima dari Ny. Melihat perkembangan PT. Pendawa
Lilianawati dan Tn. Teguh. Hans Koeswanto Polysindo Perkasa dari awal berdiri hingga
mendirikan perusahaan plastik ini ketika sekarang ini, maka dapat dikatakan bahwa
berumur 30 tahun. Pada awalnya perusahaan PT. Pendawa mengalami peningkatan dan
ini hanya menjual biji plastik pada tahun kemajuan secara perlahan-lahan.
1980. Pada saat itu biji plastik yang bapak
Hans jual adalah biji plastik yang berasal PT. Pendawa Polysindo Perkasa merupakan
dari sampah plastik yang dihancurkan perusahaan yang memiliki visi untuk
dengan mesin pencacah sehingga menjadi menjadi perusahaan plastik yang melayani
AGORA Vol. 5, No.3, 2017
Hasil dan Pembahasan Sikap Pemimpin tidak dengan cara atau tindakan yang dapat
Terhadap 5 Perspektif Etika Dalam merugikan pelanggan lainnya.
Berbisnis.
Hasil dan Pembahasan Sikap Pemimpin
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka Terhadap 5 Perspektif Etika Dalam
peneliti menemukan bahwa pemimpin PT. Berbisnis.
Pendawa Polysindo Perkasa merupakan
seorang pemimpin perusahaan yang Berdasarkan hasil penelitian di atas maka
menganut etika utilitarianisme yang peneliti menemukan bahwa pemimpin PT.
berhubungan dengan pelanggan. Hal ini Pendawa Polysindo Perkasa merupakan
terbukti dari hasil wawancara dengan seorang pemimpin perusahaan yang
pemimpin, karyawan perusahaan serta menganut etika utilitarianisme yang
pelanggan tetap perusahaan tercermin sangat berhubungan dengan pelanggan. Hal ini
jelas dari pola pikir dan perilaku pemimpin terbukti dari hasil wawancara dengan
PT. Pendawa Polysindo Perkasa yang lebih pemimpin, karyawan perusahaan serta
mengutamakan kepuasan pribadi dalam arti pelanggan tetap perusahaan tercermin
mengutamakan pelanggan mayoritas untuk sangat jelas dari pola pikir dan perilaku
memperoleh keuntungan yang lebih dari pemimpin PT. Pendawa Polysindo Perkasa
pelanggan tersebut. Pemimpin melakukan yang lebih mengutamakan kepuasan pribadi
hal yang tidak adil di dalam berbisnis. dalam arti mengutamakan pelanggan
Karena pemimpin memikirkan hanya untung mayoritas untuk memperoleh keuntungan
dan rugi saja sehingga pelanggan minoritas yang lebih dari pelanggan tersebut.
yang dikorbankan. Dalam hasil penelitian ini Pemimpin melakukan hal yang tidak adil di
peneliti melihat bahwa pola pikir dan dalam berbisnis. Karena pemimpin
perilaku pemimpin yang didapatkan memikirkan hanya untung dan rugi saja
bertentangan dengan prinsip deontologi sehingga pelanggan minoritas yang
dimana etika deontologi mengajarkan dikorbankan. Dalam hasil penelitian ini
kepada kita semua untuk tidak membeda- peneliti melihat bahwa pola pikir dan
bedakan pelanggan entah itu mayoritas atau perilaku pemimpin yang didapatkan
minoritas harus tetap dilayani dengan bertentangan dengan prinsip deontologi
sepenuh hati. Hal ini akan membuat dimana etika deontologi mengajarkan
pelanggan minoritas merasa tidak adil kepada kita semua untuk tidak membeda-
dengan sikap dan perilaku pemimpin karena bedakan pelanggan entah itu mayoritas atau
pelanggan minoritas pasti akan merasa minoritas harus tetap dilayani dengan
tersingkir akibat adanya para penguasa yaitu sepenuh hati. Hal ini akan membuat
pelanggan mayoritas. Memang dalam pelanggan minoritas merasa tidak adil
berbisnis kita sering melihat bahwa orang- dengan sikap dan perilaku pemimpin
orang lebih melayani dengan sepenuh hati karena pelanggan minoritas pasti akan
apabila pelanggan yang datang membeli merasa tersingkir akibat adanya para
dalam jumlah banyak. Akan tetapi, sebelum penguasa yaitu pelanggan mayoritas.
melakukan tindakan tersebut lebih baik Memang dalam berbisnis kita sering
dipikirkan terlebih dahulu dampak yang melihat bahwa orang-orang lebih melayani
akan terjadi pada orang lain. Semua orang dengan sepenuh hati apabila pelanggan
yang berbisnis tentunya menginginkan yang datang membeli dalam jumlah banyak.
sebuah keuntungan yang lebih besar agar Akan tetapi, sebelum melakukan tindakan
usaha tersebut bisa sukses dan berkembang tersebut lebih baik dipikirkan terlebih
secara nasional maupun internasional tetapi dahulu dampak yang akan terjadi pada
AGORA Vol. 5, No.3, 2017
orang lain. Semua orang yang berbisnis yaitu mereka berhak untuk diperlakukan
tentunya menginginkan sebuah keuntungan atau dilayani secara benar dan jujur serta
yang lebih besar agar usaha tersebut bisa tidak diskriminatif.
sukses dan berkembang secara nasional Maka melalui penelitian ini peneliti
maupun internasional tetapi tidak dengan berharap dapat menjadi acuan bagi
cara atau tindakan yang dapat merugikan perusahaan dalam menerapkan prinsip-
pelanggan lainnya. prinsip etika bisnis yang benar sesuai
dengan aturan yang ada dengan tidak hanya
Temuan dan Implikasi Manajerial memikirkan keuntungan saja tetapi
perusahaan juga harus menerapkan prinsip
Setelah melakukan analisa dan pembahasan
keadilan kepada pelanggan minoritas
mengenai sikap dan perilaku pemimpin PT.
maupun pelanggan mayoritas. Bisnis yang
Pendawa Polysindo Perkasa dengan melihat
dijalankan oleh produsen harus sesuai
5 perspektif etika yang berbeda dalam
dengan etika bisnis yang ada. Etika yang
hubungan dengan pemasok, pelanggan, dan
menjadi landasan para produsen
karyawan perusahaan dan juga analisa dan
menjadikan adanya tanggung jawab atas
pembahasan mengenai sikap pemimpin
bisnis yang dikembangkan. Bisnis yang
terhadap 5 perspektif etika tersebut, peneliti
diharapkan dapat diterima oleh masyarakat
menemukan adanya temuan yang menonjol
harus dilandasi dengan moral , jujur,
diantaranya yaitu pemimpin PT. Pendawa
transparan dan bersifat profesional. Apabila
Polysindo Perkasa terbukti menggunakan
empat hal tersebut ditinggalkan maka bisnis
atau menganut paham tentang
pun dapat tidak diterima oleh masyarakat
utilitarianisme. Hal ini terjadi ketika
sendiri dan menimbulkan kerugian bagi
peneliti meneliti tentang hubungan antara
produsen. Jadi, dalam penelitian ini
pemimpin dengan pelanggan di dalam
ditemukan bahwa ada dampak negatif dari
menjalankan bisnisnya. Peneliti
etika utilitarianisme yaitu pelanggaran hak
menemukan adanya ungkapan dari
dan kepentingan kelompok minoritas
pemimpin yang mengatakan bahwa bisnis
dikorbankan demi menguntungkan
itu dijalankan oleh pemimpin dengan
kepentingan kelompok mayoritas.
tujuan agar memperoleh keuntungan namun
hal tersebut bukan berarti bahwa pemimpin IV. Kesimpulan dan Saran
dapat melakukan tindakan yang melanggar
hak-hak para pelanggannya. Kesimpulan
Pada penelitian ini diharapkan perusahaan
untuk dapat mengubah sistem kerja yang Hasil dari Implementasi Etika Bisnis pada
berlaku di perusahaan saat ini sesuai PT. Pendawa Polysindo Perkasa adalah etika
dengan prinsip-prinsip etika deontologi. utilitarianisme pada pelanggan. Peneliti
Hal tersebut sangat penting bagi melihat adanya penggunaan etika
perusahaan karena dengan mengubah utilitarianisme yang dilakukan oleh
sistem kerja maka dapat dipastikan pemimpin pada PT. Pendawa Polysindo
perusahaan akan menjadi lebih baik dan Perkasa yang berhubungan dengan
lebih tertata di dalam menjalankan kegiatan pelanggan dan dalam menjalankan bisnisnya.
bisnisnya. Melalui penelitian ini juga Hal ini terbukti dari beberapa penelitian
diharapkan perusahaan tidak mengabaikan yang dilakukan oleh peneliti kepada
pelanggan minoritas. Hal ini di karenakan pelanggan. Dimana pelanggan mengatakan
pelanggan minoritas juga mempunyai hak bahwa perusahaan dalam menjalankan
yang sama dengan pelanggan mayoritas bisnisnya masih bersikap tidak adil di dalam
AGORA Vol. 5, No.3, 2017
memenuhi hak para pelanggannya yaitu menentukan suatu keputusan dengan tidak
mengorbankan pelanggan minoritas demi mengorbankan pelanggan yang lainnya.
kepentingan pelanggan mayoritas. Lalu Dalam berbisnis kita tidak seharusnya hanya
peneliti juga melihat adanya penerapan etika memikirkan keuntungan dan kerugian saja
deontologi yang dilakukan oleh pemimpin tanpa memandang hal lainnya seperti
perusahaan dalam menjalankan sumber daya dan sebagainya. Berbisnis
hubungannya dengan karyawan dan bukan hanya sekedar memperoleh
distributor. Dimana perilaku pemimpin yang keuntungan saja melainkan bagaimana cara
bertanggung jawab atas pelaporan kepada kita memberikan kontribusi yang baik atau
distributor akibat ketidaksesuaian barang positif terhadap produk atau barang yang
yang dikirim dengan barang yang dipesan telah dibuat oleh perusahaan tersebut
oleh PT. Pendawa Polysindo Perkasa. Hal sehingga bisnis tersebut dapat memberikan
ini terbukti dari tindakan pemimpin yang manfaat bagi diri sendiri serta orang lain.
masih mempunyai tanggung jawab di dalam
menjalankan bisnisnya. Peneliti juga Perusahaan perlu lebih fokus di dalam
menangkap bahwa pemimpin sudah menerapkan perspektif etika deontologi
menerapkan perspektif etika deontologi terutama kepada pelanggan. Memang tidak
yang berhubungan dengan para mudah dalam menerapkan etika deontologi
karyawannya salah satunya adalah maka dari itu, perusahaan perlu perlahan-
memberikan reward atau bonus kepada para lahan untuk menyingkirkan kebiasaan lama
karyawannya yang memberikan keuntungan seperti mengutamakan mayoritas daripada
bagi perusahaan. Selain itu pemimpin juga minoritas karena, dalam berbisnis sudah
tidak pernah menurunkan gaji para seharusnya pelanggan yang memesan
karyawannya walaupun omzet dari terlebih dahulu entah pelanggan itu
perusahaan sedang mengalami penurunan. memesan barang dalam jumlah yang sedikit
Hal ini terbukti dari perkataan Aldo sebagai atau banyak merekalah yang harus kita
manajer marketing dan Lisa sebagai kepala layani terlebih dahulu. Kita harus dapat
gudang. menghargai kepercayaan yang diberikan
oleh pelanggan kepada perusahaan kita.
Sementara itu, peneliti tidak menemukan Pelanggan sudah mempercayai perusahaan
bahwa terdapat penggunaan perspektif pada kita dengan memakai produk kita alangkah
etika evolusionisme, pragmatisme, dan baiknya apabila kita dapat menumbuhkan
relativisme pada PT. Pendawa Polysindo rasa kepercayaan yang dimiliki oleh
Perkasa karena peneliti tidak mendapatkan pelanggan tersebut agar tetap mengambil
fakta dan bukti yang terkait dengan ketiga produk atau barang di perusahaan kita dalam
perspektif etika di atas. jangka waktu yang panjang.
Saran
Bentham, Jeremy (January 2009). An Gustina. (2008). Etika Bisnis Suatu Kajian
Introduction to the Principles of Nilai dan Moral Dalam Bisnis. Jurnal
Morals and Legislation (Dover Ekonomi dan Bisnis Vol 3 nomor 2.
Philosophical Classics). Dover Yogyakarta: Kanisius
Publications Inc. p. 1.
Horton, Paul B. dan Hunt, Chester L.1989.
Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta: Gramedia Sosiologi, Jilid 1 dan 2. Jakarta:
Pustaka Utama. Erlangga.
Bertrand Russell, Sejarah Filsafat Barat Habibi, Don (2001). "Chapter 3, Mill's
pustaka pelajar; Djogjakarta 2007. Moral Philosophy". John Stuart Mill and
the Ethic of Human Growth. Dordrecht:
Budi Hardiman, Filsafat Modern. Jakarta:
Springer Netherlands. pp. 89–90, 112.
PT Gramedia Pustaka Utama, 2007.
Hamersma, Harry.1984. Tokoh-Tokoh
B Miles, Matthew dan Huberman, Michael.
Filsafat Barat Modern. Jakarta: PT
1992. Analisis Data Kualitatif. Penerbit
Gramedia.
UI : Jakarta.
Hadi, Anwar. 2007. Pemahaman dan
Bertens, K.(2000). Pengantar Etika Bisnis.
Penerapan ISO/IEC 17025: 2005.
Yogyakarta : Kanisius.
Jakarta : PT. Gramedia
AGORA Vol. 5, No.3, 2017