Anda di halaman 1dari 40

HASIL DISKUSI ONLINE

SOSIALISASI AKBAR IMABKIN JABAR BANTEN

02 JANUARI 2020

Oleh :

AHMAD ROY ROHMADI

(KETUA PENGURUS PUSAT PERIODE 2018-2020)

MUHAMAD RAI

(KETUA PENGURUS WILAYAH II PERIODE 2019-2021)

FERDY ALFIANSYAH HUSNAIN

(KETUA PENGURUS DAERAH JABAR BANTEN PERIODE 2018-2020)

IKATAN MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA

DAERAH JABAR DAN BANTEN

2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................................2
AHMAD ROY ROHMADI.................................................................................................................3
(KETUA PENGURUS PUSAT PERIODE 2018-2020)...........................................................................3
A. SEJARAH BERDIRINYA IMABKIN ...................................................................................5
B. PENGALAMAN DI IMABKIN .............................................................................................7
C. APA PENTINGNYA IMABKIN............................................................................................8
Pertanyaan yang dijawab ketum Roy .............................................................................................. 11
MUHAMAD RAI............................................................................................................................. 13
(KETUA PENGURUS WILAYAH II PERIODE 2019-2021)................................................................. 13
A. Peran IMABKIN. .................................................................................................................... 14
B. Pengalaman di IMABKIN. ...................................................................................................... 14
C. Apa pentingnya IMABKIN bagi diri sendiri.............................................................................. 15
Pertanyaan yang Dijawab Ketum Rai ......................................................................................... 17
FERDY ALFIANSYAH HUSNAIN .................................................................................................. 19
(KETUA PENGURUS DAERAH JABAR BANTEN PERIODE 2018-2020)....................................... 19
APA PENTINGNYA IMABKIN? ................................................................................................. 20
MASALAH DALAM IMABKIN .................................................................................................. 27
PELUANG IMABKIN.................................................................................................................. 33
Pertanyaan yang di jawab oleh ketum Alfin .................................................................................... 38

2
AHMAD ROY ROHMADI

(KETUA PENGURUS PUSAT PERIODE 2018-2020)

3
Bismillahirrohmanirrohim,

Assalamu’alaikum wr wb

Salam Perjuangan, Perjuangan atas nama cinta

Salam mahasiswa, untuk sebuah pergerakan

HIDUP MAHASISWA,

HIDUP MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA,

HIDUP PENDIDIKAN INDONESIA,

Salam sejahtera bagi kita semua. Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah swt, Tuhan
YME. Yang dengan rahmat-NYA dan Hidayah-NYA dapat menyatukan kami dan melimpahkan
semangat kami dalam keluarga ikatan mahasiswa Bimbingan dan konseling Indonesia. Shalawat
dan salam tak lupa kami haturkan kepada teladan terbaik dalam kehidupan kami, nabi terakhir
umat Islam, Nabi Agung Muhammad saw. Beserta keluarga dan para sahabatnya yang terus
berkomitmen berjuang di jalan Islam hingga akhir hayat mereka dan semoga kita kelak di akui
sebagai umatnya agar mendapat syafa’at di kehidupan selanjutnya, Aamiin.

Salam hormat kepada para senior atas segala bentuk perjuangan dan pengorbanan yang
telah mendirikan, membangun dan membesarkan organisasi kita ini. Jasa dan pengorbananmu
semoga mendapat keberkahan dan balasan dari Yang Maha Kuasa dan ini semua harus kami
teruskan, akan selalu kita perjuangkan bersama demi kejayaan dan Kebermanfaatan Ikatan
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Indonesia.

Salam cinta untuk kita semua yang selalu membersamai dan yang akan selalu menjadi
garda terdepan untuk meraih eksistensi serta martabat organisasi ini. Mari kita bersama-sama,
saling bahu-membahu, saling mengingatkan, saling melengkapi dan mulai dari diri sendiri untuk
memberikan kontribusi yang nyata, bukan hanya sekedar kata, bukan sekedar eksistensi belaka,
namun untuk subtansi yg lebih progresif agar nantinya semua bisa tercapai sesuai dengan asa dan
cita organisasi ini.

4
Ucapan terimakasih dan apresiasi kami sampaikan kepada segenap Pengurus Daerah
Ikatan mahasiswa Bimbingan dan Konseling Indonesia Jabar-Banten dan panitia Penyelenggara
Kegiatan ini yang telah berkontribusi dan mengabdi untuk imabkin selama ini.

A. SEJARAH BERDIRINYA IMABKIN

Dalam dunia yang penuh risiko, yang sangat dinamis, dan yang semakin banyak
tantangan, karena kita nantinya sebagai seorang konselor berhadapan langsung dengan karakter
peserta didik, kita harus terus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru. Jangan sampai
kita terjebak dalam rutinitas yang monoton.

Mahasiswa adalah aset bangsa yang memiliki potensi untuk menjadi pilar pembangunan
bangsa ini. Keberadaan mahasiswa harus diakui sebagai proses pengkaderan untuk menggagas
peran dan tanggung jawab mahasiswa yang dirasa cukup memiliki potensi sumber daya manusia
yang memadai, tinggal bagaimana mengelola dan memberdayakannya. Ikatan Mahasiswa
Bimbingan dan Konseling Indonesia (IMABKIN) adalah suatu organisasi mahasiswa bimbingan
dan konseling satu-satunya di Indonesia yang sudah terdaftar secara resmi di DIKTI.

Sebagai organisasi mahasiswa yang homogen dalam konsentrasi keilmuan yang


dipelajari, IMABKIN merupakan suatu forum silaturrahim mahasiswa Bimbingan dan
Konseling seluruh Indonesia yang berfungsi sebagai wadah untuk bertukar informasi dan
pengalaman agar semakin memperkaya keilmuan tentang Bimbingan dan Konseling dan isu-isu
terkait di masyarakat dan sebagai wadah aspirasi perjuangan mahasiswa Bimbingan dan
Konseling di Indonesia.

IMABKIN terbentuk berdasarkan rancangan para aktvis nan cerdas yang tak lain juga
mahasiswa Bimbingan dan Konseling. Berawal dari pra kongres di UPI-Bandung pada tanggal
16-17 Juni 2007, kini IMABKIN telah menjadi sebuah ikatan mahasiswa Bimbingan dan
Konseling dalam berjuang bersama memperjuangkan aspirasi dan membuktikan eksistensi
mahasiswa di dunia pendidikan khususnya dan dunia kemanusiaan pada umumnya. Kongres
pertama IMABKIN diselenggarakan pada tanggal 7-9 Desember 2007 yang diselenggarakan oleh
panitia dari mahasiswa BK UNJ di kawasan lebak bulus jakarta. Kongres ini menghasilkan

5
Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD ART) dan perangkat-perangkatnya beserta
DEKLARASI IMABKIN yang diwakili oleh mahasiswa dari 17 perguruan tinggi di Indonesia.
Dan memilih saudari Nunu Karlina sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat IMABKIN.

IMABKIN berstatus independen yang merupakan satu-satunya organisasi


kemahasiswaan Bimbingan dan Konseling yang berorientasi kepada pendidikan ditingkat
nasional

Semenjak di deklarasikannya, IMABKIN telah melaksanakan regenerasi kepengurusan


dari periode ke periode yang diketuai oleh :

1. Nunu Karlina (2007/2009)/ Uiversitas Negeri Jakarta

2. Wizurai Wirawan (2009-2011) / Universitas Negeri Makasar

3. Syahril Ramadhan (2011-2013) / Universitas Pendidikan Indonesia {IMABKIN MATI SURI}

4. Agung tri Prasetya (2013-2015) Universitas Negeri Padang {mengundurkan diri}

5. Muh Taslim Taswin (2014-2016) Universitas Negeri Makasar (PAW)

6. Rizqi Lestari (2016-2018) Universitas Negeri Yogyakarta

7. Ahmad Roy Rohmadi (2018-2020) Universitas Nusantara PGRI Kediri

Pengurus IMABKIN merupakan perwakilan mahasiswa Bimbingan Dan Konseling


secara struktural di Indonesia. Dengan masa jabatan 2 (dua) tahun sejak dipilih dan disahkan
oleh Forum yang berwenang di IMABKIN, dalam IMABKIN sendiri terdapat beberapa unsur
tingkat kepengurusan

1. Pengurus Pusat
Pengurus pusat ditingkat nasional
2. Pengurus Wilayah
Pengurus wilayah di bagi menjadi empat wilayah :
a. Wilayah I Sumatera
b. Wilayah II Jawa, Bali , Nusa
c. Wilayah III Kalimantan
6
d. Wilayah IV Sulawesi , Maluku dan Papua
3. Pengurus Daerah
Pengurus Daerah bertempat di propinsi yang terdapat Perguruan Tinggi program
studi Bimbingan dan Konseling minimal 2 perguruan tinggi.

Apabila dikaitkan dengan fungsi IMABKIN yang tertuang dalam Anggaran Dasar Bab III
Pasal 7 IMABKIN berfungsi sebagai wadah aspirasi dan aktualisasi perjuangan mahasiswa
Bimbingan dan Konseling. IMABKIN berfungsi sebagai forum silaturahmi mahasiswa
Bimbingan dan Konseling se-Indonesia, tentu disana jarak antar perguruan tinggi menjadi sebuah
tantangan dan hambatan tersendiri untuk IMABKIN dalam merealisasikan fungsinya tersebut.
Namun itu semua tidak menghalangi dan menyurutkan semangat teman-teman pengurus dalam
mengemban amanah ini, mengingat kegiatan dan program kerja IMABKIN bukan sekedar
musyawarah dan kegiatan formal semata, banyak kegiatan yang telah dilaksanakan diantaranya
kegiatan musyawarah dan rapat seperti Kongres di UPI Bandung pada tanggal 7-9 September
2018, Rapat Pimpinan Nasional di Universitas Tadulako Palu pada tanggal 24-26 Oktober 2019
dan Musyawarah disetiap wilayah, serta kegiatan sosial diantaranya penggalangan dana ketika
ada bencana, pengabdian dan lain-lain.

B. PENGALAMAN DI IMABKIN

Pengalaman ini mungkin tidak seberapa, namun tergantung dari mana dan bagaimana kita
mampu dan mau memanfaatkannya untuk proses perjalanan kehidupan.

Cerita berawal ketika saya masih berada disemester 2 yang kebetulan kampus kami
Universitas Nusantara PGRI Kediri menjadi tuan rumah kegiatan Musyawarah Wilayah 2
(Muswil 2) pada tanggal 7-9 April 2017, dari kegiatan itulah saya masuk dan menjadi salah satu
pengurus IMABKIN Wilayah 2 lebih tepatnya anggota bidang infokom, karena untuk menjadi
pengurus IMABKIN ada beberapa persyaratan salah satunya menjadi peserta pada kegiatan
musyawarah. Waktu berlalu, kegiatan demi kegiatan telah saya ikuti diantaranya Rapat Kerja
Wilayah (Rakerwil 2) dan Musda Imabkin PD Bali pada tanggal 20-22 Juli 2017 di Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja Bali, Musyawarah Daerah Imabkin Jawa Timur di UNIKAMA

7
Kanjuruhan Malang, Pelantikan dan Rakerda Imabkin PD Jatim di UNIPA Surabaya, P2M PW 2
IMABKIN di Bantul D.I.Y dan kegiatan lainnya.

Hingga pada tanggal 7-9 September 2018 dilaksanakannya KONGRES IMABKIN ke-VII di
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, dari kongres ini menjadikan saya lebih termotivasi
dan bersemangat dalam berorganisasi dan mungkin menjadi salah satu kegiatan yang bersejarah
karena tanggung jawab besar diberikan di pundak saya untuk mengemban amanah sebagai Ketua
Pengurus Pusat IMABKIN periode 2018-2020, kehidupan harus terus berjalan, kaki tetap harus
melangkah ke depan, hati mulai dimantapkan untuk menapaki langkah demi langkah perjalanan.
Proses pembelajaran untuk menjadi seorang pemimpin dan organisator yang baik.

Seuasai Kongres ada Beberapa kegiatan yang dilaksanakan diantaranya Rapat Kerja Nasional
(RAKERNAS) di UNMUL Samarinda, Muswil 2 Di IAIN Madura, Rakerwil 2 di IAIN Salatiga,
Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) Di UNTAD Palu, Musda PD Jateng, Family Gathering
PW II di Batu Jatim, dan yang masih hangat telah terlaksan MUSWILUB III & MUSWIL III di
UNISKA Banjarmasin KalSel Serta Kunjungan Ke perguruan tinggi dan Pengurus Daerah.

Kita menyadari masih banyak kekurangan dan rintangan pada organisasi ini untuk mencapai
puncak kejayaannya. Maka dari itu, kami mengajak agar semua turut serta berkontribusi nyata
dengan memulai dari bagian utama, yaitu diri sendiri.

Himpunan ahasiswa BK ataupun komisariat di masing-masing perguruan tinggi se-Indonesia


menjadi bagian terpenting yang sangat berpengaruh untuk memberi ruang dan waktu untuk
mensosialisasikan organisasi kita ini.

C. APA PENTINGNYA IMABKIN

IMABKIN adalah rumah yang besar, tercatat ada ribuan keanggotannya se-Indonesia.
Jelaslah IMABKIN Rumah besar yang menaungi beragam ide dan gagasan penghuninya.
Bilamana jika masing-masing kita mahasiswa ataupun alumni yang menaruh satu saja
kepedulian untuk organisasi ini, maka akan ada ribuan gerakan yang bisa diwujudkan, gerakan
yang berpondasi kuat.

8
Oleh karena itu, pada mari kita mulai dari sekarang dan awali dari diri kita sendiri untuk
berbuat 3 Hal berikut :

1. Bergerak

Yg artinya berpindah dr tempat atau kedudukan, tidak hanya berdiam

2. Mengabdi

Yg memiliki makna berbakti, berjanji akan benar-benar mengabdi kepada organisasi,


almamater, pendidikan, nusa dan bangsa'

3. Menginspirasi

Yg artinya adalah menimbulkan inspirasi, mampu memberikan nilai motivasi baru, dalam
keadaan dan kondisi apapun,

Banyak yang bilang IMABKIN berbeda dengan organisasi kemahasiswaan lain, meskipun
terpisahkan oleh jarak, ruang dan waktu masing-masing namun semua tidak terasa, karena rasa
kekeluargaan, kebersamaan, kedekatan emosional didalamnya, tidak memandang berasal dari
daerah mana, berangkat dari perguruan tinggi apa swasta maupun negeri, sederhana ataupun
elite, menepiskan gengsi dan kepentingan pribadi, semua sama melebur menjadi satu dalam satu
ikatan untuk menebarkan kebaikan dan kebermanfaatan.

Banyak hal tentunya yang bisa kita dapatkan selain relasi dari berbagai perguruan tinggi, kita
mampu berinteraksi dengan mereka yang berasal dari daerah yang berbeda dan dari segala
penjuru Indonesia, ini yang nantinya akan bermanfaat dikemudian hari.

Dalam kesempatan ini saya mengajak kepada seluruh teman-teman, mari kita bersama-sama,
saling bahu-membahu mulai dr jajaran mahasiswa BK, HMJ, PD, PW dan Pengurus pusat
memberikan kontribusi yang nyata, bukan hanya sekedar kata, bukan sekedar eksistensi belaka,
namun untuk subtansi yg lebih progresif agar nantinya semua bisa tercapai sesuai dengan asa dan
cita organisasi ini

Jika kegagalan IMABKIN bukanlah pilihan atau bahkan tujuan. Maka kita semua adalah
bagian dari sejarah yang akan menjawab tantangan keberhasilan itu. Kita yang akan mengukir
kebanggaan dan kemenangan pada rumah kita bersama ini.

9
pada akhir kesempatan ini, saya mengajak kepada seluruh teman-teman untuk berkomitmen

Bergerak, Mengabdi, menginspirasi

Sekian akhirnya saya sampaikan permohonan maaf bila ada salah kata dan kekurangan,
karena kesempurnaan Hanya milik Allah SWT

PANJANG UMUR PERJUANGAN

JAYALAH IMABKIN

IMABKIN BERGERAK, MENGABDI, MENGINSPIRASI

IMABKIN JAYA!!!

Wassalamu’alaikum wr.wb

10
Pertanyaan yang dijawab ketum Roy

1. Dari Sahira Anggita (UMTAS) :


“1) Apa yang menjadi kendala selama mengikuti organisasi IMABKIN dan bagaimana
cara mengatasinya ???
2) Adakah hal yang paling sulit selama menjadi kepengurusan IMABKIN dan bagaimana
cara mengatasinya ??? ”
Jawaban:
“tentu banyak kendala yang kita hadapi, dan sudah disampaikan juga oleh
pemateri-pemateri yang lain. Yang ingin saya tambakan tentang kendala ini adalah
Waktu dan Prioritas, serta yang pailing penting anggaran dana. Masalah waktu dan
prioritas dari teman-teman dikarenakan organisasi ni perjuangan, tidak ada imbalan,
sehingga organisasi ini sering di-duakan.
Untuk mengatasinya, kita meminta kepada teman-teman untuk meluangkan waktu
untuk membahas perihal IMABKIN, seminggu atau dua minggu sekali. Kemudian untuk
dana inilah yang paling vital, karena tanpa dana kita tidak bisa kemana-mana. Tapi
organisasi ini merupakan organisasi kekeluargaan, jadi kalau tidak ada dana untuk
penginapan, kita diberi tempat oleh penyelnggara kegiatan, bertempat dirumah atau
dikosan secara sukarela. Dan dengan itulah kita bisa terusjalan di organisasi ini”

2. Dari Rivan Kurniawan (UMTAS):


“apa rencana/inovasi untuk IMABKIN kedepannya ? dan pengaruhnya IMABKIN untuk
negara kita ?”
Jawaban:
“rancangan/inovasi yang ingin kita laksanakan yaitu adalah Jambore untuk
mahasiswa BK seluruh indonesia, yang In Syaa Allah dilaksanakan dalam waktu dekat.
Diharapkan untuk setiap universitas mengirimkan perwakilannya. Rangkaian kegiatannya
ada: 1) Seminar Penelitian/ Workshop, 2) Pengabdian dan 3)Perlombaan. Disini kita bisa
sharing. Untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh temen-temen mahasiswa BK agar
IMABKIN bisa bermanfaat bagi seluruh Mahasiswa BK se-Indonesia.

11
Inovasi yang ingin kita laksanakan yaitu pembuatan Aplikasi yang didalamnya
bisa memberi materi-materi tentang ke-BK an atau materi-materi yang berkaitan dengan
profesi BK itu sendiri.”

3. Dari Abdul Mutholib (STIT BPC):


“langkah konkret apa yang bisa di lakukan agar kita sesama jurusan bk saling
bersinergi satu sama lain walaupun terkendala jarak waktu dll”
Jawaban:
“ya, mungkin ini permasalahan yang paling besar. Untuk masalah jarak, wilayah 2
mungkin masih bisa terjangkau karena masih ada kendaraan atau transportasi umum yang
memadai, tapi untuk Wilayah 1 dll sudah sulit sekali transportasi umum tersedia. Maka
disini, yang bisa dilakukan adalah menyamakan dan menyatukan pandangan terhadap
organisasi ini, bagai mana caranya IMABKIN bisa bermanfaat bagi seluruh mahasiswa
BK. Misalnya, kita bisa mendukung atau memotivasi kesesama teman (Mahasiswa BK).
Membantu kawan yang membutuhkan materi. Atau juga, ketika ada bencana alam kita
bisa memberikan trauma healing. Semua bisa kita lakukan tanpa memandang dari daerah
mana, atau kampus mana, yang penting untuk IMABKIN bisa kita satukan langkah agar
bermanfaat bagi orang lain (masyarakat).”

12
MUHAMAD RAI

(KETUA PENGURUS WILAYAH II PERIODE 2019-2021)

13
MATERI SOSIALISASI AKBAR IMABKIN ONLINE

PD JABAR-BANTEN

A. Peran IMABKIN.
Untuk peran dari IMABKIN sendiri sesuai dengan apa yang tertuang di AD ART yaitu:
BAB III
FUNGSI DAN TUJUAN
Pasal7
FUNGSI
1. IMABKIN berfungsi sebagai wadah aspirasi dan aktualisasi perjuangan mahasiswa Bimbingan
dan Konseling.
2. IMABKIN berfungsi sebagai forum silaturahmi mahasiswa Bimbingan dan Konseling se-
Indonesia.
Pasal 8
TUJUAN
1. Mewujudkan komunikasi dan koordinasi antar mahasiswa Bimbingan dan Konseling se-
Indonesia.
2. Menumbuhkan eksistensi Ikatan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Indonesia sebagai
Lembaga yang aspiratif, dinamis, dan proaktif.
3. Meningkatkan peranan mahasiswa bimbingan dan konseling dalam upaya mensukseskan
dan mengembangkan kreatifitas profesi bimbingan dan konseling serta mengambil peranan
dalam upaya mengawal kebijakan pemerintah dan organisasi profesi bimbingan dan
konseling.

B. Pengalaman di IMABKIN.
Sejauh ini saya belum memiliki pengalaman yang begitu banyak, masih kalah banyak
apabila dibandingkan dengan senior-senior di Pengurus Daerah JABAR-Banten, namun jika harus
bercerita tentang keseruan bergabung di IMABKIN maka tentu banyak hal yang bisa saya
bagikan. Dimulai dari pertama kali tahu IMABKIN adalah ketika ketua pengurus pusat sebelum
mas Roy 2018-2020 yaitu Rizki Lestari (The Uut) 2016-2018 melakukan sosialisasi IMABKIN di

14
kampus, trus lanjut mengikuti MUSWIL di Madura tahun 2019, di forum itu banyak sekali
perguruan tinggi yang datang dimulai dari ujung barat pulau jawa (Banten) sampai kampus -
kampus di Madura, bahkan ada yang dari Lampung, Padang, dan juga Tarakan, sehingga selain
bisa merasakan dinamika forum yang berisi berbagai macam pemikiran dan latar belakang
kampus yang berbeda, tentu saja relasi menjadi semakin luas.
MUSWIL, menjadi titik balik saya menyadari bahwa IMABKIN merupakan organisasi yang
luar biasa, mampu menampung berbagai perbedaan. Setelah MUSWIL itupula, saya menjadi
lebih kenal dengan berbagai orang di berbagai perguruan tinggi, apalagi jika kita mengikuti
setiap kegiatan yang dibuat baik itu PD, PW, maupun PP pasti akan selalu ada wajah baru yang
harus kita hapal.
Kegiatan yang sudah saya ikuti sejauh ini yaitu musyawarah wilayah (MUSWIL) di
Madura, rapat kerja wilayah (RAKERWIL) di Salatiga, Family Gathering PW II di Malang, lalu rapat
pimpinan nasional (RAPIMNAS) di Palu dan momen ini menjadi semakin terasa luar biasa karena
ini pertama kalinya saya menaiki pesawat dan juga pergi ke luar jawa. Disetiap tempat yang saya
singgahi pasti banyak hal baru yang bisa dipelajari, dimulai dari keadaan sosial -budaya yang ada
hingga ke sejarah daerah-daerah tersebut.

C. Apa pentingnya IMABKIN bagi diri sendiri.


Jika ditanya tentang seberapa pentingnya IMABKIN bagi saya, tentu saya akan berani
menjawab sangat penting, tentu teman-teman semuanya pasti ada yang berpikiran “alah paling
gara-gara sekarang jadi ketua makanya jawab gitu, kalo bukan ketua pasti jawabannya
berbeda”, justru itu salah satu alasan saya mengapa bersedia menjadi ketua adalah ingin
membuat IMABKIN bergerak ke arah yang lebih progresif lagi, saya bersedia menghibahkan diri
saya sendiri ke organisasi ini, pun ketika saya tidak menjadi ketua saya akan tetap membawa
prinsip itu, perlu dipahami bersama bahwa untuk berkontribusi di suatu organisasi ataupun
untuk merasakan pentingnya suatu organisasi tidak perlu menunggu jabatan fungsional di
dalamnya, namun anggota biasa pun bisa merasakannya, yang paling penting adalah apakah kita
semua mau berkontribusi atau tidak.
Ada beberapa hal yang menjadi alasan kenapa IMABKIN menjadi organisasi yang sangat
saya sukai. Pertama IMABKIN merupakan organisasi yang dinamis, benar-benar terasa dinamika
dalam organisasinya meskipun dasar dari organisasi ini yaitu organisasi jarak jauh (LDR
Organization) namun saya tetap bisa merasakan dinamika dan keseruan berorganisasi.

15
Kedua, dengan menjadi pengurus IMABKIN, relasi saya menjadi tambah luas, baik itu PD,
PW, maupun PP pasti yang paling terasa adalah relasi. Saya berkeyakinan bahwa saat ini relasi
jauh lebih penting dari apapun bahkan uang, di dunia global sendiri terdapat pergeseran nilai
yang awalnya setiap pekerjaan bisa diselesaikan dengan cara invidividual namun sekarang sudah
berubah menjadi mengutamakan kolaborasi. Dengan hal itulah menjadikan IMABKIN dan juga
kegiatan-kegiatan yang dibuat oleh iMABKIN sangat worth it untuk diikuti.

16
Pertanyaan yang Dijawab Ketum Rai

1. Dari Sri Wahyuni (UMTAS):


“1) mengenai pembagian waktu, bagaimana cara kakak-kakak untuk lebih
memprioritaskan organisasi Imabkin dibanding hal yg lainnya? Terkadang kan banyak
tugas dari beberapa dosen, dan di satu waktu kakak-kakak itu harus bertanggung jawab
atas semua kegiatan atau apapun yg ada di Imabkin.
2) Selain itu, adakah pertemuan yg terselenggara di Imabkin? Karena sesuai tadi yg
sudah dikatakan, bahwasannya organisasi ini termasuk LDR Organization. ”

Jawaban:
“Yang penting dalam hal berorganisasi kan harus punya 3 dasar, manajemen hati
(jangan baperan), manajemen fikiran, dan manajemen waktu. Sering yg menjadi
kendala itu tentang manajemen waktu, selama kita memang berniat untuk berkontribusi
di IMABKIN pasti masalah ini bisa terselesaikan, yg paling penting juga adalah
komunikasi antara kita dengan teman satu staff yg lain.

Pertemuan di IMABKIN ? Banyak kok, salah satu proker yg dimiliki PW II yg


mengharuskan tatap muka yaitu, Rapat kerja Wilayah di Salatiga (Sudah terlaksana),
family Gathering di Malang (sudah terlaksana), Rapat Pimpinan Wilayah (nanti bulan
April In Syaa Allah), P2M (2020)”

2. Dari Rizka Sefta (IKIP Siliwangi):


“Apakah untuk menjadi pengurus IMABKIN harus dari anggota HIMA?”

Jawaban:
“Kalo maksudnya adalah pengurus yaitu, tidak harus menjadi pengurus dulu
untuk menjadi pengurus IMABKIN”.

3. Dari Hanni Nurwahidanh (UMTAS):

17
“Berdasarkan materi yang telah dipaparkan oleh Ketua pengurus Wil II, saya ingin
bertanya tentang fungsi yang tertuang di AD/ADART Bab III pasal 7 ayat 1 bahwa
IMABKIN berperan sebagai wadah aspirasi dan aktualisasi perjuangan mahasiswa BK .
Pertanyaannya adalah
Bagaimana cara kita menyampaikan aspirasi kepada IMABKIN dan bagaimana
IMABKIN bisa menyampaikan informasi kepada univ yang tidak mempunyai delegasi?.”

Jawaban:
“Kalo untuk penyampaikan aspirasi di PW II sendiri akan ada form yg berisi
tentang aspirasi-aspirasi dari mahasiswa BK seluruh Wilayah II, contohnya ketika kami
merumuskan proker yg akan kami laksanakan 2 tahun kedepan, apa yg memang
sekiranya dibutuhkan oleh teman-teman mahasiswa BK di wilayah II.
Lalu forum penyampaian aspirasi bisa pada saat dilaksanakannya Rapat Pimpinan
Wilayah yg terdiri dari Pengurus Wilayah, ketua Pengurus Daerah (JABAR-Banten, DKI,
DIY, JATENG, JATIM, Bali, Nusa Tenggara), serta ketua-ketua Himpunan dan para
mahasiswa BK seluruh wilayah II.

Untuk menyampaikan informasi kepada Perguruan tinggi yang tidak mempunyai


delegasi, nanti akan kami share ke ketua himpunan yg bersangkutan ataupun melalui
sosial media (IG).”

18
FERDY ALFIANSYAH HUSNAIN

(KETUA PENGURUS DAERAH JABAR BANTEN PERIODE 2018-2020)

19
(Gambar: saat Field Trip Muswil PW 2 IMABKIN 2017, di UN PGRI Kediri)

APA PENTINGNYA IMABKIN?

Saya menemukan ada 2 faktor kunci yang membuat para partisipan IMABKIN lainnya
bertahan di IMABKIN. Dan 2 kunci inilah yang membuat IMABKIN penting bagi seluruh
Mahasiswa BK, yaitu :

1. kunci 1: Lingkungan

Ada kisah Fabel yang menarik dan sangat relevan diambil hikmahnya disini..

Pada Suatu hari, terdapat singa dewasa dan buas masuk memburu kawanan domba.
Domba-domba berlarian panik. Semua ketakutan. Termasuk salah satu kawanan domba
tersebut, yaitu anak singa. Anak singa itu mengembik dan juga berlari ketakutan. Saat singa
dewasa hendak menerkam kawanan domba itu, singa itu terkejut dan tertegun. Ia heran
kenapa anak singa itu ikut lari mengikuti domba, dan berperilaku layaknya domba? Ia pun
mengejar anak singa dan berkata, “Hai kamu jangan lari! Kamu anak singa, bukan domba!
Aku takkan memangsa anak singa!”

20
Namun anak singa itu terus lari dan lari. Singa dewasa terus mengejar. Ia tidak jadi
mengejar kawanan domba, tapi malah mengejar anak singa. Akhirnya anak singa tertangkap.
Anak singa itu ketakutan,

“Jangan bunuh aku, ammpuun!”

“Kau anak singa, bukan anak domba. Aku tidak membunuh anak singa!”

Sang singa dewasa heran bukan main. Bagaimana mungkin ada anak singa bermental
domba. Dengan geram ia menyeret anak singa itu ke danau. Ia harus menunjukkan siapa
sebenarnya anak singa itu. Begitu sampai di danau yang jernih airnya, ia meminta anak singa
itu melihat bayangan dirinya sendiri.Begitu melihat bayangan dirinya, anak singa itu
terkejut, “Oh, rupa dan bentukku sama dengan kamu. Sama dengan singa, si raja hutan!”

“Ya, karena kamu sebenarnya anak singa. Bukan anak domba!” Tegas singa dewasa.

“Ya kamu adalah seekor singa, raja hutan yang berwibawa dan ditakuti oleh seluruh isi
hutan! Ayo aku ajari bagaimana menjadi seekor raja hutan!” Kata sang singa dewasa. (ESQ
Yogyakarta, 2016).

Coba kita hayati kisah diatas. Jangan-jangan anak singa diatas itu terjadi pada kehidupan
kita sebagai mahasiswa BK di seluruh Indonesia?. Bagaimana kalau IMABKIN adalah Singa
Dewasa tersebut?. Dan kita adalah Mahasiswa BK yang masih mencari jati diri di Jurusan kita
sendiri?. Bagaimana kalau IMABKIN merupakan jatidiri Bimbingan dan Konseling? Ya,
memang itulah kenyataanya. Barangsiapa yang ingin menemukan mahasiswa Bimbingan dan
Konseling yang sesungguhnya, maka temukanlah jati diri itu di IMABKIN. Seperti dalam
Anggaran Dasar IMABKIN; “IMABKIN berstatus independen yang merupakan satu-satunya
organisasi kemahasiswaan Bimbingan dan Konseling yang berorientasi kepada pendidikan di
tingkat nasional” (AD/ART IMABKIN, 2018-2020, hal. STATUS, BAB II, Pasal 6)

Daniel Coyle (Coyle, 2009) pernah berkata bahwa “kenapa para pemain bola terhebat
didunia banyak dilahirkan di Brazil? Faktor terbesar mereka menjadi hebat adalah iklim atau
lingkungan. Mereka (para pemain bola terhebat didunia itu) tiggal dan terbiasa bersama orang-
orang yang mencintai permainan sepakbola.”. Maka disinilah peran IMABKIN yang sangat
penting bagi seluruh Mahasiswa BK, IMABKIN memberi Kunci: lingkungan. Lingkungan dan
iklim yang tepat bagi seluruh mahasisw BK untuk berkembang dan belajar mengenai dunia

21
Bimbingan dan Konseling. Sehingga kita menjadi lebih mencintai jurusan Bimbingan dan
Konseling lebihdaripada sebelumnya.

Inilah yang terjadi pada kehidupan saya pribadi.

Awal menjadi mahasiswa BK angkatan 2016, saya begitu polos, masuk kuliah kadang-
kadang dan jarang aktif dikelas, saya plonga plongo ketika teman atau dosen menjadi presentator
di kelas. Adapun keaktifan saya dikelas tidak pernah memberi kejelasan. Ngomong jarang
nyambung, entah ketika ngobrol biasa atau presentasi dikelas. Teman-teman selalu bilang saya
“gak jelas”, bahkan mereka enggan untuk memerhatikan materi apapun yang saya berikan.

Acara IMABKIN yang pertama kali saya ikuti yaitu Muswil PW 2 di Universitas PGRI
Kediri, sekaligus pemilihan kang Asep Amat Sopian menjadi ketua PW 2 IMABKIN periode
2017-2019. Namun pada ada acara pertama tersebut belum memberi efek yang berarti bagi
kehidupan saya menjadi mahasiswa BK. Kalau ditanya, “kenapa masuk jurusan BK?”, saya
masih menjawab "karena Saya gak mau jadi guru Matematika".

Kadang saya juga suka mengeluhkan keberadaan saya di Jurusan BK.

"apaan nih, kuliah pake celana bahan, buat apa bawa celana jeans ke kosan"

"formal banget, sedikit-sedikit disinggung, rambut panjang disinggung, kelakuan selengean dikit
disinggung, di tuntut untuk peka."

"Pembelajaran ya gitu gitu aja. Mengoptimalkan peserta didik/ konseli. Membantu


perkembangan konseli sesuai SKPD, Memiliki pribadi konselor sesuai rambu-rambu dan POP
BK"

Namun keluhan berakhir setelah saya menjadi ketua Pengurus Daerah Jabar Banten,
sebab mengikuti berbagai kegiatan dan proses yang ada di IMABKIN. Rasa cinta kian lama
semakin tumbuh, tidak Cuma pada IMABKIN, tapi juga pada jurusan BK. Gairah saya jadi
semakin besar untuk mengikuti acara IMABKIN dimanapun berada karena efeknya yang begitu
besar yang dirasakan terhadap kehidupan saya sebagai mahasiswa jurusan BK. Sampai sayapun
terheran-heran dengan perubahan yang terjadi. mengapa saya tiba-tiba mengikuti acara
kompetisi-kompetisi yang ada di BK secara sukarela.

1. Akang Eteh Konselor di BK Untirta (2018)

22
2. Lomba essai di UHAMKA dan UNMUL (2018)
3. Lomba Cerpen Islami di UNTIRTA dan di UPI (2018)
4. Mahasiwa berprestasi FKIP UNTIRTA (2019)
5. Program Kreativitas Mahasiswa UNTIRTA. (2018)

Kompetisi-kompetisi ini sebelumnya tidak pernah saya hiraukan, namun kini? sertifikat
peserta kegiatan-kegiatan tersebut ada ditangan. Awalnya saya memang heran, tapi lama-lama
saya menyadari dan mengakui bahwa setelah aktif berpartisipasi pada acara-acara IMABKINlah
perubahan itu muncul (tahun kegiatan membuktikan). Jurusan yang awalnya saya keluhkan kisi
sangat menggairahkan dan membuat diri berkembang. Jurusan yang tadinya dikeluhkan kini
di‘elu-elukan’. Saya termeyakini benar kata Robby Afrizan (Saputra & Dkk, 2018) "minat
berbanding lurus Dengan produktivitas. Semakin besar minat kita di bidang yang digeluti,
maka semakin besar pula rasa ingin memproduksi sesuatu dalam bidang tersebut".

Ternyata semua tentang Bimbingan dan Konseling gak seperti yang saya bayangkan di
dalam kampus. Tidak pernah terdengar satu katapun yang terucap oleh para partisipan di
IMABKIN yang mengandung keputusasaan karena salah masuk jurusan. Tidak seperti di
lingkungan kampus. Justru para partisipan IMABKIN mencintai jurusannya melebihi apapun.
Mereka buas dan haus akan ilmu yang ada di Jurusan Bimbingan dan Konseling!. Mereka
merasa menjadi Konselor Adalah Passion mereka!.

Saya betul-betul merasakan pengaruh lingkungan itu. Salah satu contohnya setelah masuk
grup besar Forum Komunikasi IMABKIN, dimana info apapun tentang BK bisa saya dapatkan.
Saya pernah bertanya “apakah ada yang pernah melaksanakan layanan BK di masyarakat?,
karena saat ini angkatan 2016 UNTIRTA sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN),
mungkin apabila layanan BK diterapkan waktu KKN bisa menambah eksistensi BK?” tanya
saya. Lalu dijawab dengan pemberian program salah satu mahasiswa BK Universitas Jambi,
yaitu layanan BK di masyarakan dengan sangat rinci. Wow, terimakasih banget.

Kunci lingkungan inilah yang membuat saya mencintai Jurusan Bimbingan dan Konseling
dan IMABKIN!, di IMABKIN saya bersama dengan orang-orang yang mencintai ilmu ke-BK-
an. Dari IMABKIN saya meyakini betapa kerennya menjadi konselor. Dari sini saya tahu,
bahwa:

23
 Kurikulum 2013 menempatkan Konselor di sekolah sebagai Human Capacity
Development (HCD) bukan cuma Human Resources Departement (HRD) (Kemendikbud,
2014).
 UNESCO bilang bahwa BK adalah konten terpenting di sekolah apalagi dalam bidang
karir (Kemendikbud, 2014).
 Walter Isaacsson (Isaacson, 2015) berkata bahwa para innovator yang kini merubah
dunia ternyata adalah orang yang gak cuma ahli teknologi, tapi juga ahli Humaniora.
katanya "para innovator bisa menjadi innovator bukan cuma karena ia tahu masalah
teknologi, tapi ia tahu kebutuhan manusia". kita semua tahu bahwa belajar di
BK=belajar mengenai kebutuhan Manusia. ya, para ahli di bidang BK memiliki peran
penting di muka bumi dan berpeluang menjadi innovator.
 Dalam Rambu-Rambu BK (ABKIN, 2008), dijelaskan bahwa BK di Sekolah
“menyelenggarakan pembelajaran dan merancang program pembelajaran yang
memfasilitasi penumbuhan karakter serta softskill”. Kita semua tahu bahwa kunci ke
suksesan seseorang saat ini sudah tidak tergantung NIM/IPK lagi, melainkan softskill
(Neff & J M, 2001). Bimbingan dan Konseling adalah satu-satunya komponen di sekolah
yang hanya perfokus pada pengembangan softskill dan karakter peserta didik.

Pengertian-pengertian ini saya dapatkan setelah saya aktif berpartisipasi di IMABKIN.


Sebetulnya masih banyak pengertian BK yang belum ditelusuri, namun dari sini saja sudah
membuat saya sangat bergairah dan antusias banget di jurusan ini. dan pengertian ini tidak bisa
didapat dengan sendirinya, perlu proses dan kesediaan kita untuk mencari tahu, karena
IMABKIN adalah wadah yang menyediakan berbagai ilmu tentang BK, untuk mendapatkan ilmu
itu, kita harus ‘benar-benar menyelam’ dan bersedia ‘basah kuyup’ di IMABKIN, tidak begitu
saja didapat, kita perlu bertanya.“if opportunity doesn’t knock, build a door” Milton Berle
(Kasali, 2017)

Selain itu, dengan kunci lingkungan, di IMABKIN kita diberi worth rivals. IMABKIN
membawa kita pada lingkungan penuh persaingan dan perbandingan yang membuat kita terbuka
untuk menjadi lebih baik dan berkembang menjadi mahasiswa BK. Dengan Perbandingan ini
kita jadi lebih terbuka terhadap ilmu-ilmu baru di BK. Perbandingan ini saya kira perlu
dilakukan, namun bukan dalam rangka menjatuhkan, melainkan untuk membangun pembelajaran

24
Bimbingan Konseling yang lebih efektif. Praktik dan teori yang disampaikan di kampus satu,
dibandingkan dengan praktik dan teori yang disampaikan oleh kampus lain yang juga peserta
IMABKIN, hal ini untuk mengetahui mana yang lebih efektif, dan mencapai kebenaran dalam
ilmu yang seharusnya diterapkan.

“membandingkan diri dengan orang lain itu baik kalau niatnya untuk pengembangan diri”
Muhammad Assad~. (Assad, 2011)

2. Kunci-2: Akses

Melanjutkan kata Milton Berle tadi, maka akses ini adalah Pintu. Pintu untuk menuju
lingkungan diatas. IMABKIN berfungsi sebagai akses mahasiswa BK untuk mendapatkan
pembelajaran dan keilmuan yang layak di dunia Bimbingan dan Konseling.

Semua Mahasiswa BK yang aktif di IMABKIN saya menjawab pertanyaan yang sama
ketika ditanya, mengapa betah di IMABKIN? Emang dapet apa di IMABKIN?. Mereka semua
menjawab “dapet banyak, tapi yang paling kerasa dan penting itu relasi”. Maka, Relasi ini
adalah Akses. Dengan akses mereka tahu harus berbuat apa untuk meningkatkan ilmu mereka
dan meningkatkan nama besar Jurusan Bimbingan dan Konseling. Dengan Akses kita tahu harus
menuju ke arah mana, ke pintu mana, ke lingkungan mana. Dengan Akses, kita bisa mendapakan
Lingkungan di IMABKIN.

Kampus saya mungkin tidak ada apa-apanya dibanding kampus-kampus ternama di


IMABKIN. Tapi dengan IMABKIN saya bisa mencapai kualitas para mahasiswa-mahasiswa
kampus-kampus ternama itu, bahkan lebih, karena saya mempunyai akses. Di IMABKIN saya
belajar banyak dari mereka.

Ingat kata Rhenald Kasali (Kasali, 2017) bahwa “sekarang tak penting untuk memiliki
sesuatu. Yang penting saat ini adalah kepuyaan akses terhadap sesuatu yang telah tersedia dan
semangat saling menghidupi”. Tidak peduli seberapa besar background kita, background tidak
mempengaruhi kesuksesan kita, karena yang terpenting saat ini adalah seberapa besar relasi, ilmu
dan referensi yang kita punya, semuanya terkait Akses. “the foundation to overcome this era to
our succesfull is making the most avalable resource”.

25
Dari 2 kunci tersebutlah IMABKIN bisa penting bagi seluruh mahasiswa BK. Namun yang
masih diherankan sampai saat ini adalah, mengapa kampus tempat kita tinggal, masih kurang
mengapresiasi mahasiswa-mahasiswa partisipan IMABKIN?, mengapa ‘mereka’ kurang
mengapresiasi mahasiswa delegasi? padahal mereka telah memberikan banyak kontribusi pada
kampus? bukankah seharusnya kampus bangga mempunyai mahasiswa seperti mereka?.

Para mahasiswa delegasi adalah duta. Mereka mewakili kampus, mereka utusan
kampus. Apakah karena kita belum mendapatkan manfaat atau belum tahu apa kerjaan
mereka dalam pendelegasian itu kita bisa menganggap mereka tidak penting?. Seharusnya
kampus memperhitungkan keberadaan mahasiswa delegasi, karena dari mata merekalah
perubahan diciptakan.

“perubahan justru diciptakan oleh orang-orang yang sering berpergian dan bergaul dengan
pihak luar”

(Rhenald Kasali)

ABKIN. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor Dan Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam
Jalur Pendidikan Formal. Bandung: ABKIN.

AD/ART IMABKIN. (2018-2020). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Mahasiswa
Bimbingan dan Konseling Indonesia. IMABKIN.

Assad, M. (2011). Notes From Qatar. Jakarta: PT. Elex Media Koputindo.

Coyle, D. (2009). The Talent Code. New York: Bantam Dell.

ESQ Yogyakarta. (2016, November 14). Kisah Anak Singa Bemental Domba!!! Dipetik Januari 6, 2020,
dari Facebook.com: https://www.facebook.com/Nofel.ESQYogya/

Isaacson, W. (2015). The Innovator. Jakarta : Bentang Pustaka.

Kasali, R. (2017). Disruption: Tak Ada yang Tak Bisa Diubah Sebelum Dihadapi, Motivasi Saja Tidak
Cukup. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013: SMA/SMK Bimbingan dan
Konseling.

Neff, T., & J M, C. (2001). Lesson from The Top. New York: Doubleday Business.

Saputra , R. A., & Dkk. (2018). Jangan Pernah Lelah Melangkah. Jakarta: Elex Media Komputindo.

26
(Gambar: Saat Pelantikan PD IMABKIN JABAR BANTEN Periode 2018-2020, di UNWIR Indramayu)

MASALAH DALAM IMABKIN

*masalah dibawah beserta dialognya benar-benar terjadi dan dapat dipertanggungjawabkan

Disamping kelebihan yang dimilik IMABKIN, tentu terdapat juga kekurangan yang dimiliki
IMABKIN. Kekurangan ini bisa berasal dari persepsi para oknum mengenai IMABKIN, bisa
juga karena kurang efektifnya sistem yang ada di IMABKIN. Kekurangan ini kita sebut
permasalahan bersama. Permasalahan ini didapat dari Pengurus Daerah. Tetapi tidak bisa
dipungkiri permasalahan serupa mungkin juga ditemui oleh kepengurusan wilayah hingga
pusat. Diantara permasalahn-permasalahan ini yaitu...

1. Hilangnya beberapa pengurus.


Bahkan diawal kepengurusan PD IMABKIN JABAR BANTEN periode saya, ada
salah satu ketua devisi yang ingin mengundurkan diri. Ia mengajukan pengunduran diri
beserta alasan-alasannya. Walaupun kelihatannya memang logis dan rasional, tapi saya

27
kira dia hanya berkelakar, karena ucapannya terasa menjatuhkan IMABKIN. Saya kira ia
hanya mau agar dirinya terbebas dari tanggung jawab di kepengurusan. ia bilang
“kurang jelasnya visi dan misi IMABKIN”
“kurang jelasnya arah kegiatan IMABKIN”
“sebetulnya IMABKIN itu apa?!”
“saya kurang berminat mengikuti kegiatan yang kurang jelas arahnya”
Bagaimana kalau salah satu anggota kita, yang sudah kita percayai dari awal,
sudah pernah bertemu dan bercanda, tiba-tiba menyerang anda dan organisasi yang anda
bawa? Gimana gak kepikiran?!. Begitupun saya yang waktu itu baru menjabat sebagai
ketua, masih belum bisa memberi pengertian apa-apa. Saya gak tahu harus jawab apa!!.
Akhirnya ketua devisi ini saya lepaskan, apa boleh buat, karena dia menang
perdebatan dan saya belum bisa menjawab pertanyaannya. Inilah permasalahan krusial
dari masa-ke-masa. Bahwa kebanyakan dari pengurus IMABKIN masih menganggap
bahwa IMABKIN adalah organisasi penuh beban. Kami bertahan di IMABKIN hanya
karena amanah dan tanggung jawab, tetapi belum mencintai organisasi ini.
Beberapa bulan menjelang hilangnya ketua devisi tadi, lalu muncul lagi ketua
devisi yang ingin mengajukan pengunduran diri. Lagi?!!, iya lagi!. Tetapi saat ini
kasusnya beda, namun esensinya sama. Pengunduran diri kali ini adalah benar-benar
karena beban yang—kita sebut saja ketua devisi 2—ketua devisi 2 rasakan di IMABKIN
begitu berat. Ketua devisi 2 ini berkata,
“kang, saya kemarin konseling dikampus, karena saya betul-betul mengalami burn out”
“devisi yang saya pegang betul-betul fakum, saya gak kuat megang beban di devisi ini
lagi”
“konselor saya juga bilang, katanya ‘lepasin aja tanggung jawab yang terlalu berat
menurut kamu’”
“siapa tahu setelah keluarnya saya, teman-teman pada aktif” dia bilang
Dari sini, saya betul-betul sadar, bahwa memang IMABKIN kurang dicintai dan
diminati. Para pengurus masih menjadikan IMABKIN sebagai beban. Pertanyaannya
mengapa?, mengapa mereka ikut berpartisipasi pada acara MUSDA, RAKERDA dan lain
lain? Mengapa mereka bersedia menjadi pengurus, tetapi akhirnya minat mereka pun
hilang terhadap IMABKIN? Mengapa?...

28
2. Pengurus Menjadi Silent Readers
Kasus ini hampir serupa dengan kasus diatas. Ketika kepengurusan IMABKIN
berjalan 3 bulan lebih, biasanya banyak para pengurus menjadi Silent Readers di grup.
Para Silent Readers ini adalah mereka yang diam saja ketika ada kejadian apapun di grup
pengurus. Mereka tahu bahwa pengurus lainnya sedang mendiskusikan sesuatu di grup,
tetapi mereka tidak pernah muncul. Para silent readers sebetulnya membaca—kadang-
kadang—pesan-pesan yang ada di grup, tetapi belum mau merespon.
Para Silent Readers ini seakan-akan membiarkan pengurus lainnya aktif di grup,
dan mereka mengikuti apapun keputusan forum. Seakan mengisyaratkan bahwa mereka
tidak bertanggung jawab atas apapun yang dilaksanakan oleh organisasi. ya, mereka
hanya tahu tetapi tidak pernah terlibat dan berkontribusi untuk organisasi. Dan mirisnya,
Para pengurus yang aktif digrup bisa dihitung dengan jari, dan bisa ditebak orang-
orangnya siapa aja, sedangkan silent readers menjalar dan kadang-kadang susah ditebak
siapa berikutnya.
Yah, mungkin kasus serupa kerap terjadi pada organisasi lainnya, mereka yang
Silent Readers adalah yang terlihat kurang betah di organisasi. tetapi yang aneh disini,
kenyataan yang kita alami adalah, bahwa mereka yang menjadi Silent Readers digrup
IMABKIN adalah para penggagas. Mereka adalah manusia-manusia yang aktif di awal
kepengurusan. Mereka menggagas ide, merancang program kerja, dan menyalakan api
semangat pengurus lainnya untuk eksistensi organisasi tercinta. Namun sayangnya,
semangat mereka muncul disaat pertama kali bertemu, namun, semakin lama semakin
redup, diterpa oleh waktu. Program kerja yang mereka gagas pun begitu, hilang bersama
semangat mereka.
Ya!, saya tahu, minat mereka terhadap IMABKIN lama-lama kian menghilang.
Lagi-lagi pertanyaannya, Mengapa?!!.

3. Kurangnya apresiasi dari para stakeholder kampus


Awal saya ingin mengajukan dana untuk acara IMABKIN yaitu disaat Rakerda
PD IMABKIN Jabar Banten di UNWIR Indramayu. Sebelum kegiatan tersebut, saya
meminta arahan dari para senior dikampus, para rekan, dan juga para dosen untuk

29
memberi informasi terkait pengajuan proposal dana keikutsertaan kegiatan pendelegasian
ini. Namun sayangnya, diantara 5 orang yang saya tanya, hanya satu yang mau
mengarahkan saya untuk membuat proposal ini. 4 diantaranya berkata dengan sinis,
“acara seperti IMABKIN yah?, setau saya ya, acara kayak gitu gak bisa diajukan
ke fakultas, biasanya fakultas hanya menerima acara yang mengandung unsur lomba”
kata senior. Bahkan diantara dosen dan senior ada yang berkata,
“kalau acara pendelegasian gitu mah fakultas gak nerima fin, kalau mau dapet
dana, kamu ikut lomba, atau bagaimana caranya, cantumkan disitu kamu mengikuti
lomba di acara tersebut”. (semua percakapan ini benar-benar terjadi)
Semuanya hampir satu suara berkata bahwa mustahil untuk meminta dana ke
fakultas selain dalam rangka perlombaan. Mau dari dosen, senior, bahkan sebelumnya
rekanpun meragukan hal ini. Namun, ada satu dosen yang mau mengarahkan saya, saat
ini beliau menjadi ketua Abkin Banten, ia berkata “ajukan saja fin, tulis kalau kamu
menjadi ketua pengurus dan acara ini penting bagi universitas”. setelah saya coba tanpa
ada unsur memanipulasi, ternyata berhasil, pengajuan kami tembus, 700 ribu rupiah,
untuk 9 orang, ya, cukup buat makan dan transport dari Serang ke stasiun Senen dan
Stasiun Senen ke Serang, selebihnya? Ya bayar sendiri. Mau gak mau harus bersyukur
‘alhamdulillah masih diberi’. Tapi tetap, Wakil Dekan pesan ke saya “nanti bilang, sama
pihak penyelenggara ya, kalau mengadakan acara lagi, yang ada lombanya gitu”.
Terakhir saya mengajukan dana ke fakultas dan tembus adalah saat acara Kongres
IMABKIN di Bandung, kami mendapat dana 600 rb untuk 3 orang. Cukup untuk
transport, sisanya, biaya registrasi yaitu 500 rb per-orang, kami menombok pakai uang
pribadi dan hampir selalu begitu. Padahal acara-acara seperti ini untuk nama baik
universitas. Dan universitas sesungguhnya meyediakan dana untuk pendelegasian, tapi
sampai saat ini, belum ada transparansi sama sekali. Terakhir kali kami mengajukan
proposal keikutsertaan kegiatan IMABKIN, Pihak fakultas malah mengoper ke HIMA
dan berkata bahwa semua dana delegasi telah dialokasikan ke HIMA. Namun HIMA
katanya tidak mendapat perincian dana tersebut. Maka apa boleh buat kalau kami tidak
mendapat dana dari Universitas, kerja sambilan-lah jalan keluarnya, pontang-panting para
mahsiswa delegasi mencari dana untuk mengikuti kegiatan IMABKIN.

30
Sekali lagi dengan pertanyaan yang sama muncul “Mengapa semua ini
terjadi?!”. Mengapa mereka kurang mengapresiasi kegiatan para mahasiswa
delegasi??. Padahal Para mahasiswa delegasi adalah duta. Mereka mewakili kampus,
mereka utusan kampus. Tetapi mengapa para stakeholder di kampus kurang berminat
membantu mahasiswa delegasi untuk menjalankan tugasnya?. Apakah karena kita tidak
memberi feedback yang nyata seperti peserta lomba?
Mengapa?
Apabila pertanyaan ini tidak bisa dijawab, maka sangat kecil kemungkinan
IMABKIN akan maju. Sebab pokok permasalahan di IMABKIN kebanyakan muncul dari
3 persoalan diatas. Yang bermuara pada satu pertanyaan “mengapa?”
“Mengapa IMABKIN kurang di minati dan dicintai?”
“Mengapa IMABKIN kurang di apresiasi?”
“Mengapa IMABKIN hanya menjadi beban bagi sebagian orang?”

Sebetulnya apa manfaat IMABKIN?

Teringat kata-kata motivasi yang akhir-akhir ini sering muncul. “orang tidak
peduli seberapa hebat kita, orang tidak peduli seberapa kaya kita, orang juga tidak
peduli seberapa pintar kita, yang mereka pedulikan hanya satu, apakah keberadaan kita
memberikan manfaat untuk mereka” dr. Gamal Albinsaid (Albinsaid, 2016).
Bagi saya, kata-kata tersebut tidak hiperbolis bila disebut sebagai pencerah atas
persoalan yang ada diatas. Apabila kata-kata tadi diartikan dalam konteks masalah-
masalah tersebut, maka jadinya akan membentuk sebuah jawaban, bahwa “semua
mahasiswa BK, para senior, para dosen-dosen, para pemangku kekuasaan dan
semua yang ada di kampus tidak ada yang peduli sebarapa banyak acara yang kita
ikuti, seberapa jauh daerah yang kita singgahi, seberapa besar eksistensi kita di
luar kampus, dan seberapa besar manfaat secara personal para peserta kegiatan
IMABKIN, intinya, selama tidak bermanfaat bagi mereka, percuma saja, tidak
akan ada yang berminat pada IMABKIN”. Klise memang, tapi saya juga mau
katakan, ‘apakah sampai sini paham?’.

31
IMABKIN kurang diminati karena belum adanya feedback nyata yang diberikan
IMABKIN. Para stakeholder mungkin bertanya-tanya “kalau kami berikan dana kepada
mahasiswa delegasi seperti IMABKIN, apa untungnya buat kami?”. Para mahasiswa BK
juga bertanya “apa sih IMABKIN itu? ada tapi tak berwujud, selalu dibicarakan tetapi
kami belum tahu apa manfaatnya untuk kami?”.
Mungkin suara hati para sesepuh IMABKIN akan menanggapi “mereka belum
tahu, mereka belum merasakan” dan saya sepakati itu. Tetapi kita harus akui bersama,
bahwa memang IMABKIN ada, bisa dirasakan keberadaanya namun secara empiris
belum memberikan dampak yang berarti bagi mahasiswa BK secara keseluruhan. Padahal
Peluang IMABKIN untuk bisa memberi manfaat pada mahsiswa BK, para stakeholder
kampus dan bahkan pada dunia amat begitu besar.

Albinsaid, G. (2016, Juni 06). Bimillah. Dipetik Desember 06, 2020, dari Facebook:
https://www.facebook.com/GamalAlbinsaid/photos/bismillahorang-tidak-peduli-seberapa-
hebat-kita-orang-juga-tidak-peduli-seberapa/1060886450616415/

32
(Gambar: saat diskusi mahasiswa BK Untirta mengenai teknik CBT dan REBT)

PELUANG IMABKIN

Berdasarkan pada masalah diatas, maka sesungguhnya apa yang bisa


dilakukan IMABKIN saat ini?
Inti dalam Pembahasan kali ini yaitu bahwa kegiatan IMABKIN memiliki ruang
lingkup yang amat luas. Tidak terbatas pada koridor birokratis saja. Seperti yang kita
sadari hingga saat ini bahwa icon eksistensi IMABKIN hanyalah kegiatan Musyawarah,
Rapat Kerja, atau Pelantikan dari Pengurus Daerah, Pengurus Wilayah hingga Pengurus
Pusat saja. Acara yang didalamnya melibatkan perberdebatan, rapat-rapat dan
mewacanakan sesuatu. Bagaimana nasib mahasiswa BK selain Pengurus dalam
IMABKIN kalau begitu?. Apa yang mereka dapat dari IMABKIN?. Mengapa
IMABKIN ada dan di sosialisasikan?. Apa bedanya IMABKIN dengan organisasi
lainnya kalau fokus kegiatannya hanya bersifat birokratis seperti itu?

33
Dari sini mari kita mulai dengan tujuan adanya IMABKIN (terdapat dalam
AD/ART IMABKIN, Pasal 8).
4. Mewujudkan komunikasi dan koordinasi antar mahasiswa Bimbingan dan Konseling
se-Indonesia.
5. Menumbuhkan eksistensi Ikatan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Indonesia
sebagai Lembaga yang aspiratif, dinamis, dan proaktif.
6. Meningkatkan peranan mahasiswa bimbingan dan konseling dalam upaya
mensukseskan dan mengembangkan kreatifitas profesi bimbingan dan konseling
serta mengambil peranan dalam upaya mengawal kebijakan pemerintah dan
organisasi profesi bimbingan dan konseling.

Berdasarkan tujuan IMABKIN diatas, maka sesungguhnya peluang IMABKIN


untuk memberi manfaat pada para mahasiswa BK, Para Dosen, Stakeholder kampus
bahkan dunia amatlah besar, diantaranya yakni :

1. Forum Advokasi dan Diskusi Mahasiswa BK


Forum advokasi adalah forum yang paling terkenal dilakukan oleh IMABKIN.
IMABKIN hampir selalu membahas hal-hal yang bersifat advokasional. Seperti
pembahasan mengenai ranah kinerja profesi bimbingan dan konseling yang direbut oleh
ahli lain, bahasan tentang segala sesuatu yang tidak sesuai dengan perudang-undangan
Bimbingan dan Konseling, atau semacamnya. Kita sering ramai ketika membahas isu-isu
yang menyinggung keprofesian Bimbingan dan Konseling.
Memang dapat dimaklumi apabila diskusi di IMABKIN melulu bersifat
Advokasional mengingat banyaknya masalah yang ada di dunia Bimbingan dan
Konseling. Namun bukan berarti IMABKIN seharusnya hanya berfokus pada kegiatan ini
terus, ya kan?. Kegiatan Advokasi menuntut kita untuk mengkritisi dan ber-unek-unek.
Jiwa yang ‘peka’ merupakan landasan kegiatan ini. Namun kenyataanya, karakter para
mahasiswa kini sudah kurang layak kalau diekspetasikan agar ‘peka’ atau ‘kritis’ dalam
mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah apalagi tentang Bimbingan dan Konseling
seperti tadi. Bahkan, Saat ini malah banyak yang membuktikan bahwa tingkat kepedulian

34
mahasiswa pada keadaan masyarakat dan lingkungan sekitar mulai terdegradasi bahkan
para mahasiswa saat ini cenderung apatis (Zakia, 2019).
Kegiatan Advokasi akan sangat efektif bila diiringi dengan paradigma bahwa
kegiatan ini bisa dijadikan sebagai pijakan Mahasiswa untuk berkreasi dan mencari solusi
baru. Karena tujuan adanya IMABKIN tidak sebatas sebagai lembaga aspiratif yang
bersifat advokatif birokratis saja, kan?.
Pembahasan tentang keprofesian dalam Bimbingan dan Konseling lebih tepat bila
dijelaskan oleh Prof Mungin “Konseling merupakan profesi yang dinamis, selalu
berkembang, dan menyenangkan, karena bekerja dengan banyak orang. Profesi ini
berhubungan dengan eksplorasi, pemberdayaan, perubahan, dukungan terhadap krisis,
dan remediasi di dunia yang semakin kompleks. (Tidak lupa) bahwa konseling juga
merupakan sebuah aktivitas interdisiplin yang mencakup berbagai tradisi dan mazhab
pemikiran, serta bersifat terbuka bagi wacana teori, riset, dan praktik”. (Wibowo,
2018, hal. V)
Maka dapat disimpulkan bahwa organisasi keprofesian seperti IMABKIN bisa
menjadi wadah diskusi Mahasiswa BK mengenai apapun, yang berkaitan dengan dunia
Bimbingan dan Konseling atau setidaknya bisa bermanfaat bagi Mahasiswa Bimbingan
dan Konseling. Diskusi yang diadakan bisa berfungsi sebagai wadah mahasiswa BK
bereksplorasi, berinovasi, berkembang serta belajar.
Banyak para mahasiswa BK yang ingin tahu Informasi lebih tentang jurusannya,
banyak juga para mahasiswa BK yang ingin menyampaikan informasi berkaitan dengan
jurusannya, banyak para mahasiswa BK yang ingin memanfaatkan atau memberi manfaat
dari informasi tentang Bimbingan dan Konseling, namun sayangnya, mereka belum
memiliki wadah tersebut. belum ada wadah yang mumpuni bagi mahiswa BK untuk
diskusi, untuk menyampaikan dan mengambil informasi tentang BK. Maka, IMABKIN
adalah wadah. wadah mahasiswa BK untuk berdiskusi, wadah untuk meningkatkan
peranan mahasiswa BK dalam upaya mensukseskan dan mengembangkan
kreatifitas profesi bimbingan dan konseling.
“semakin banyak orang menerima informasi, semakin mudah kreatifitas
menghampiri” (Setiadi, Boediprasetya, Nurani, & Amaliawiati, 2015)

35
2. Forum untuk mempraktikkan pembelajaran
Seberapa besar para mahasiswa mempraktekkan pembelajarannya di kelas?
Manfaat pembelajaran dikelas sangatlah besar tentunya. Tetapi kita tidak bisa
mengandalkan kelas sebagai tempat kita berkembang sesuai yang kita mau. Belajar
dikelas hanya membawa kita pada pembelajaran yang ditentukan. Andrea Hirata juga
mengakui bahwa “memang sekolah tidak bisa mengajarkan kita untuk berfikir sesuai
yang kita mau, tetapi sekolah mengajarkan kita cara berfikir”. Begitupun ruang kuliah,
sebetulnya tidak mengajrkan kita untuk mengembangkan ilmu sesuai yang kita mau. Di
ruang kuliah kita hanya diajarkan untuk mengembangkan cara berpikir.
Apa yang bisa dihasilkandi ruang kuliah?, Mungkin nilai ujian atau kelulusan kita
dari kampus?. Tapi apakah itu cukup untuk mengembangkan keterampilan kita di bidang
bimbingan konseling? “nilai ujian dan ukuran prestasi mungkin mengungkapkan posisi
kita saat ini, tetapi tidak mengungkapkan kemana akhirnya kita menuju” Carol S. Dweck
(Dweck, 2019).
Maka dari itu, dalam rangka mengembangkan keterampilan akademis dan
profesional mahasiswa BK, seharusnya IMABKIN bisa menjadi wadah. Dalam wadah ini
mahasiswa BK bisa belajar, misalkan menerapkan teknik sosiodrama atau psikodrama
yang notabene belum pernah dipraktikan dikelas. Atau dari sini mahasiswa BK bisa
belajar membuat essai, paper atau karya ilmiah, yang belum pernah diajarkan oleh dosen.
Dan masih banyak pembelajaran yang belum pernah dilakukan di ruang kuliah namun
bisa dilakukan disini. Siapa tahu follow up dari forum ini bisa dikompetisikan dan
dilombakan untuk memberi manfaat bagi seluruh pihak di kampus.

“sebuah tindakan nyata walau hanya beberapa detik jauh lebih bermanfaat
daripada ratusan pengamatan” Robert A. Bjork (Coyle, 2009).

Sebetulnya masih banyak peluang IMABKIN menjadi wadah belajar lainnya bagi
mahasiswa BK, apapun itu tidak jadi masalah selama untuk kepentingan mahasisswa BK.
Seperti kata CEO General Electric, Jack Welch mari kita jadikan organisasi ini sebagai
“organisasi yang berkaitan dengan perkembangan, bukan kepentingan diri”. Adapun
kepentingan yang seharusnya ada IMABKIN adalah;

36
1. Kepentingan untuk ilmu pengetahuan, dan
2. Kepentingan untuk seluruh mahasiswa Bimbingan dan Konseling.

Maka kita kira yang bisa dijanjikan IMABKIN hanyalah Pembelajaran dan
perkembangan.
“mahasiswa sukses adalah mahasiswa yang tujuan utamanya mengembangkan
pengetahuan dan cara berpikir tentang dunia serta cara mereka meneliti dunia. Mereka
tidak melihat nilai/peringkat sebagai tujuan akhir, tetapi sebagai jalan untuk
berkembang”
(Carrol S. Dweck (Dweck, 2019))

Coyle, D. (2009). The Talent Code. New York: Bantam Dell.

Dweck, C. S. (2019). Mindset: Mengubah Pola Berpikir untuk Perubahan Besar dalam Hidup Anda. (T. P.
Baca, Penerj.) Tangerang Selatan: Penerbit BACA.

Setiadi, N. J., Boediprasetya, A., Nurani, N., & Amaliawiati, L. (2015). Membangun Karakter Orang-Orang
yang Sangat Kreatif. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Wibowo, M. E. (2018). Profesi Konseling Abad 21. Semarang: Unnes Press.

Zakia, A. (2019, Maret 4). Dialektika Mahasiswa: Antara Kritis dan Apatis. Dipetik 12 28, 2019, dari
Kopasiana.com:
https://www.kompasiana.com/asfira18190022/5c7d462dc112fe7a866def35/dialektika-
mahasiswa-antara-kritis-dan-apatis

37
Pertanyaan yang di jawab oleh ketum Alfin

1. Dari Yunia Shinta Dewi (IKIP Siliwangi):


“Apakah (IMABKIN) sudah memberikan peraturan yg tegas utk pengurus yg silent
readers? Karena jika tidak salah (mohon dikoreksi) ketika ada suatu keputusan atau hal
lain itu hrs d musyawarahkan secara keseluruhan dan jika dlm sidang itu hrs setengah
lebih dr satu suara. Nah bukannya pengurus itu sudah d sumpah untuk berkontribusi
aktif thd suatu organisasi, lalu mengapa hal itu bisa terjadi?”

Jawaban:
“tentu ada sanksi seperti itu di IMABKIN. Namun tentunya sangat sulit di
eksekusi. Saya pribadi ada di Serang, misalkan yang bermasalah di Jawa Barat
bagaimana? Jauh kan?. Masa iya jauh jauh kita Cuma untuk memberi sanksi?, dan gak
mungkin mereka yang lari dari tanggung jawab it pergi menemui saya, kan?.
IMABKIN didirikan dan berjalan atas asas kesukarelaan. Para peserta IMABKIN
susah untuk dipaksa untuk bertanggung jawab. mereka mengikuti IMABKIN karena
mereka mau, bukan karena mereka Harus”

2. Dari Abdul Mutholib (STIT BPC:)


“bagaimana cara nya agar imabkin bukan hanya sekadar organisasi/ perkumpulan
mahasiswa bk melainkan untuk kemajuan pada profesi BK itu sendiri”

Jawaban:
“IMABKIN dan Bimbingan dan Konseling merupakan satu hal yang gak bisa
dipisahkan. IMABKIN merupakan organisasi keprofesian dalam bimbingan dan
Konseling. Saya mulai mecintai jurusan ini juga disebabkan karena IMABKIN. Saya
sampe bilang ketemen-temen darah saya warnanya biru konselor, karena BKmerupakan
passion saya.
Maka dari minat inilah produktifitaas dan kontribusi bisa diberikan. Seperti kata
robby afrizan di atas)”

38
3. Dari Riska Hidayat (IKIP Siliwangi):
“Benar seperti yang d tulis oleh akang mengenai blm ada nya rasa kepemilikan serta
rasa cinta terhadap organisasi tsb dalam hal ini khususnya IMABKIN, dan juga d
karenaka belum adanya dampak yang begitu terasa bagi mahasiswa BK yang bukan
pengurus IMABKIN sehingga minat untuk gabung dalam IMABKIN ini ckp kurang gt..
Nah pertanyaan nya ehe.. Bagaimana nih cara untuk peran dan fungsi dr IMABKIN ini
terasa oleh kami mahasiswa BK, agar kami pun turut mencintai dan ada rasa
kepemilikan trhadap imabkin sehingga mungkin kami bisa menjadi bagian dr penguris
imabkin itu sndiri?”

Jawaban:
“kita semua sebetulnya tahu bahwa IMABKIN sudah mulai diminati oleh seluruh
mahasiswa BK. Namun kita semua terbatas oleh Dana dan Jarak, betul?. Sebenernya
solusinya gampang (untuk dikatakan). Bagaimana kalau IMABKIN tersedia disetiap
kampus dan berfungsi untuk seluruh mahasiswa BK?. Dengan kinerja yang sudah saya
sebutkan di bab Peluang IMABKIN?. Bukan kah dengan begitu IMABKIN bisa
dinikmati dan bermanfaat bagi seluruh mahasiswa BK?”.

39
PRESENTED BY:

PANITIA PELAKSANA

Ketua Pelaksana dan Moderator

Sulis Fuji Awaliyah (IKIP Siliwangi)

Dokumentasi

Muhammad Fauzi Ridwan (UMTAS)

Admin

Lussy Nuranisa (UMTAS)

Kusmiatun (UNWIR)

Aji Zulhakim (UNTIRTA)

Noer Moch Adam (UNTIRTA)

40

Anda mungkin juga menyukai