Anda di halaman 1dari 4

Velica Kressentia Yunus

41150093
Program Studi Pendidikan Dokter
Dimensi-dimensi Agama

Dalam buku Dimensions of The Sacred : An Anatomy of The World’s Belief’s karangan Ninian
Smart

Dalam buku karangan Ninian Smart ini, Ninian menolak mendefinisikan agama dalam
konteks fokus atau konten yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, ia tidak mengatakan
bahwa agama mengandung kepercayaan, seperti kepercayaan pada Tuhan atau Dewa, karena
pada beberapa agama seperti pada agama Buddha, kepercayaan seperti ini merupakan
kepercayaan sekunder atau bukan merupakan hal yang utama dalam agamanya. Menurut Ninian
tidak penting apakah Wishnu benar-benar ada atau tidak meskipun Wishnu merupakan fokus dari
mimpi dan pemujaan Waishnawa seperti Kristus merupakan fokus dari Ekaristi. Semua itu tidak
dapat mendefiniskan bahwa agama mempunyai suatu fokus.

Tidak adanya fokus pada agama memungkinkan kita dapat membicarakan mengenai
pemujaan dan aktivitas lain secara bermakna tanpa harus mengomentari mengenai validitasnya
atau tanpa harus mengomentari apakah benar Wishnu atau Kristus itu ada. Tetapi hal ini
memungkinkan kita untuk dapat berpikir bahwa Wishnu yang merupakan fokus dalam
kehidupan seseorang yang percaya, memainkan dinamika perasaannya, dan memerintahkan
kesetiaannya. Ini merupakan keuntungan dari mendiskusikan topik yang kontroversial seperti
agama. Bagi orang yang percaya, fokus agama merupakan suatu realita dan kita dapat menerima
ini meskipun kita tidak mau untuk mengatakan bahwa ia (Tuhan) itu ada.

Pada tiap dimensi, Ninian memberikan masing-masing dua istilah untuk membantu
memahami dan memperluas pemahaman kita mengenai dimensinya. Tujuh dimensi pertama
yang diutarakan berasal dari buku Ninian sebelumnya yang berjudul The World’s Religions
ditambah lagi dengan dua dimensi dasar, yaitu dimensi ekonomi dan politik dalam agama.

1. Dimensi ritual atau praktikal. Ini merupakan aspek dari agama yang melibatkan aktivitas
seperti pemujaan, meditasi, pengorbanan, ritus sakramental, dan aktivitas penyembuhan.
2. Dimensi doktrinal atau filosofi. Ini merupakan aspek dari agama yang melibatkan ajaran-
ajaran atau pandangan hidup mengenai suatu agama tertentu.
Velica Kressentia Yunus
41150093
Program Studi Pendidikan Dokter
3. Dimensi mitos atau naratif. Ini merupakan aspek dari agama yang melibatkan cerita atau
perjalanan sejarah dari suatu agama tertentu. Tiap agama punya ceritanya sendiri. Cerita
hidup Kristus, kematian, dan kebangkitannya jelas merupakan pusat dalam kepercayaan
umat Kristiani seperti cerita hidup Sang Buddha masih dianngap vital bagi para penganut
Buddha.
4. Dimensi eksperimental atau emosional. Ini merupakan aspek dari agama yang melibatkan
pengalaman yang berhubungan dengan emosi dalam diri manusia. Sangat jelas bahwa
pengalaman tertentu bisa menjadi hal yang penting dalam sejarah keagamaan, seperti
pencerahan Sang Buddha, visi kenabian dari Muhammad, dan lain-lain.
5. Dimensi etik atau legal. Ini merupakan aspek dari agama yang melibatkan hukum atau
aturan atau tata cara suatu agama tertentu. Shari’a merupakan aturan yang integral bagi
Islam sperti kaum Buddha yang memiliki four great virtues (brahmaviharas).
6. Dimensi organisasi atau komponen social. Ini merupakan aspek dari agama yang
melibatkan peran agama dalam kehidupan social bermasyarakat. Tradisi apapun dalam
agama akan bermanifestasi dalam masyarakat, baik sebegai organisasi terpisah dengan
imam atau spesialis keagamaan lainnya (guru, pengacara, pastor, rabi, imam, dll.),
maupun sebagai organisasi antara masyarakat dengan masyarakat.
7. Dimensi material atau artstik. Ini merupakan aspek dari agama yang Agama yang akan
mengekspresikan dirinya ke dalam kreasi materi, mulai dari kapel hingga katedral, kuil
hingga masjid, dari lambang dan patung hingga buku-buku rohani.

Pandangan dunia mengenai bagaimana dimensi-dimensi ini beroperasi dengan agama


Kristiani sebagai contoh.

1. Secara ritual, gereja telah berevolusi menjadi pola lebih atau kurang berelaborasi dalam
merayakan misa, liturgy, atau ekaristi. Terdapat berbagai macam ritual sacramental mulai
dari baptis sampai ke perkawinan hingga sampai mendoakan yang telah meninggal untuk
dapat menuju ke dunia berikutnya. Terjadi pula evolusi pada budaya Santo, dll. Dalam
dimensi praktikal terdapat yang bertumbuh dalam kehidupan meditasi. Hal ini membantu
untuk meningkatkan doktrin yang berkaitan dengan ineffability of the Divine Being
terutama asumsi dalam liturgy dan mitos bahwa Tuhan adalah laki-laki).
Velica Kressentia Yunus
41150093
Program Studi Pendidikan Dokter
2. Agama telah sukses dalam menggabungkan bersama motif dari tradisi Yahudi dan dari
Neo-Platonism. Jika seperti yang cerita alkitab utarkan, Tuhan merupakan pencipta yang
bereinkarnasi menjadi Yesus dan merupakan inspirator misterius, bagaimana semua ini
dapat reconciled dengan golongan monoteistik Judaisme? Jawabannya adalah doktrin
mengenai trinitas.
3. Naratif utama berasal dari perjanjian lama dan baru, meskipun gereja harus menjelaskan
dirinya secara historical dari waktu itu hingga ke waktu yang sekarang. Meskipun
interpretasi sejarah yang sangat baik telah dituangkan ke dalam buku The City of God
karya Augustine. Mitos-mitos were wedded to the ritual : singkatnya dalam ekaristi re-
enactment dari cerita perjamuan terakhir, atau dalam evolusi dari kalender gereja yang re-
enacted bagian lain dari cerita selama setahun itu dan merayakan para Santo dan para
pahlawan dari sejarah keselamatan.
4. Karya dari jaringan monastic favoured by the cultivation of myticsm yang diperkuat oleh
penyerapan dari Neo-Platonist ideals. Sebagai tambahan, perkembangan dari ritual yang
berwarna bahkan megah mengembangkan lebih banyak emosi dari kehidupan biasa yang
berdevosi.
5. Pengaturan gereja menuju ke organisasi yang lebih teratur membantu pembentukan
formasi dari sistem legal sementara etik Kristiani sudah ada dibangun sebelumnya
melalui sepuluh perintah Allah.
6. Secara organisasi, 2,5 dari gereja pada akhirnya akan terbawa arus dan terpisah meskipun
masing-masing retained struktur aliansi yang baik dengan kekuatan sekuler. Yang paling
ditandai adalah pertumbuhan dari monasteries, merefleksikan jalan baru dalam menjadi
Kristiani setelah agama menjadi fashionable, yang kemudian akan membangkitkan
kebutuhan untuk memperkuat kehidupan spiritual.
7. Sementara gereja telah mengambil alih banyak bangunan megah dari Kerajaan Romawi
dan pergi untuk mengkonstruksi yang baru, memberikan Kristianitas a formidable
dimensi material yang diperkuat melalui teknik melukis yang meningkatkan dekorasi dari
gereja. Lambang di Timur melakukan fungsi penting dari ritual meskipun tradisi non
lambang Judaisme yang begitu luas dimana Kristianitas telah berevolusi.
Velica Kressentia Yunus
41150093
Program Studi Pendidikan Dokter
Analisa dimensional dari Kristianitas dalam nasionalisme US

1. Dimensi mitos dari US terkandung sangat luas dalam sejarah. Bagaimana negara terjadi,
arising perlawanan melawan British (sejarah preevolusi, termasuk sepotong sejarah
British, bagi sebagian untuk memperpanjang pelayanan sebagai perjanjian lama). Dalam
sejarah subsequent, item tertentu mempunyai peran ritual yang signifikan, terutama saat
perang rakyat dan mencerminkan simpati pada Memorial Day.
2. Dimensi doktrinal atau filosofi diekspresikan dalam konstitusi sebagai nilai dari
masyarakat demokratis dan kesetiaan terhadap nilai-nilai ini merupakan tanda yang
penting bagi warga America.
3. Ritual dari US terlihat dalam beragam aktivitas: menghormati bendera, menyanyikan
lagu nasional dalam acara penting seperti permainan baseball, tugas upacara Presiden,
untuk memperingati monument nasional, dan keindahan dari pemandangan Amerika
menggunakan seragam yang pantas, untuk menghormati pahlawan masa lalu seperti
prsiden, pujangga, musisi, dan penulis.
4. Dimensi emosional ditemukan dalam reaksi peringatan nasional yang mengharukan,
untuk merayakan patriotism, hingga sampai pada menyanyikan lagu-lagu tertentu.
5. Dimensi etik merupakan bukti dari nilai demokrasi dan patriotisme.
6. Secara organisasi, terdapat perkembangan dari institusi negara yang dalam fungsi tertentu
memainkan peran kunci. Para imam dari negara mungkin adalah para guru sekolah yang
menginduksi para kaum muda menuju ke dalam mitos nasional; para Santo adalah
pahlawan, dan orang kudus lainnya dalam militer. Terdapat tekanan, orang-orang sering
kritis terhadap presiden sebagai sosok politik. Tapi sebagai pemimpin upacara dari negara
ia seharusnya memerintahkan kesetiaan kita. Dan biasanya agama orang tertentu dapat
menjadi bahan identitas agama dari negaranya.
7. Akhirnya, negara berinkernasi dengan sendirinya di dalam dimensi materi: diatas semua
pemandangan, dengan kefamiliarannya, tetapi juga dalam kenangan dan bangunan dari
Washington dan lokasi kudus lainnya, termasuk medan perang masa revolusi dan perang
rakyat.

Anda mungkin juga menyukai