Anda di halaman 1dari 3

Tugas dr. Alida Widiawaty, M. Biomed, Sp.

KK

Nama : Andriyani

NIM : 1608437590

1. Untuk mendapatkan hasil yang efektif, terapi antiviral harus sudah diberikan dalam waktu
kurang dari 72 jam sejak timbulnya ruam dilanjutkan selama 7-10 hari. Pada herpes zoster
(shingles), terapi sistemik antiviral dapat mengurangi tingkat keparahan dan lamanya nyeri,
mengurangi komplikasi dan mengurangi viral shedding. Tanpa mengindahkan kondisi
ketahanan tubuh dan penggunaan imunoglobulin, neonatus yang mendapat penyakit cacar
air (chickenpox) harus diobati dengan antivirus parenteral untuk mencegah memburuknya
penyakit. Namun, cacar air pada anak sehat usia 1 bulan hingga 12 tahun biasanya ringan
dan tidak memerlukan terapi antivirus. Penyakit cacar air pada orang dewasa dan remaja
lebih parah daripada anak. Terapi antivirus yang dimulai dalam 24 jam setelah muncul ruam
dapat mengurangi tingkat keparahan dan lamanya gejala pada penderita dewasa dan
remaja. Terapi antivirus direkomendasikan pada orang yang immunocompromised dan
mereka yang memiliki faktor risiko (gangguan jantung berat, penyakit saluran nafas atau
gangguan kulit kronis). Terapi diberikan selama 10 hari dengan minimal 7 hari merupakan
terapi parenteral.

2. Asiklovir topikal digunakan untuk keratitis herpetik dalam bentuk krim ophtalmic 3% dan
krim 5% untuk herpes labialis. Asiklovir lokal untuk mengatasi infeksi herpes simpleks pada
kulit dan membran mukosa. Salep mata asiklovir digunakan untuk infeksi herpes simpleks
pada mata, yang dikombinasikan dengan terapi sistemik untuk zoster optalmik.Agen
antivirus topikal tidak terbukti bermanfaatuntuk terapi varisela.

3. Asiklovir aman pada ibu hamil. Asiklovir dapat melewati plasenta dan ditemukan pada
jaringan janin, darah tali pusat, juga dalam cairan amnion.Sehingga dianggap dapat
menghambat replikasi virus selama periode maternal viremia dan menghambat transportasi
VZV melalui plasenta.Hingga saat ini pencatatan prospektif yang masih terus berjalan pada
ibu hamil yang diberikan asiklovir, tidak didapatkan adanya peningkatan risiko malformasi
dibandingan dengan populasi umum. Asiklovir termasuk obat kategori B berdasarkan
klasifikasi obat dalam kehamilan menurut Food and Drug Administration (FDA). Wanita

1
hamil yang menderita cacar air berat dapat mengalami komplikasi, terutama pneumonia
varisela.

Pengobatan varisela idealnya segera diberikan jika pasien telah didiagnosis dalam 24
jam dari timbulnya ruam atau segera sesudahnya. Terapi antivirus diberikan asiklovir oral20
mg/kg/dosis diberikan 5 dosis terbagi selama 5 - 7 hari (maksimal 800 mg diberikan per oral
5 kali per hari, selama 5 hingga 7 hari). Pemberian asiklovir intravena (dan rawat inap)
diindikasikan untuk penderita dengan penurunan daya tahan tubuh dan pasien dengan
komplikasi yang berat seperti varisela pneumonia dan ensefalitis. Dosis asiklovir intravena
adalah 10 mg/Kg yang diberikan setiap 8 jam selama 7 hingga 10 hari.

4. Masa inkubasi varisela berkisar antara 11 -20 hari, masa ini bisa lebih pendek atau lebih
panjang. lnfeksi varisela dimulai dengan masuknya virus ke mukosa saluran pemafasan, yang
ditularkan melalui sekresi pemafasan atau melalui kontak langsung. lnokulasi diikuti dengan
masa inkubasi, di mana pada saat tersebut penyebaran virus terjadi secara subklinis. Virus
masuk melalui mukosa saluran pemafasan dan berkembang biak pada jaringan kelenjar
regional. Empat sampai enam hari setelah infeksi viremia ringan terjadi, diikuti dengan virus
menginfeksi dan berkembang biak di organ seperti hati, limpa dan kemungkinan organ lain.
Lebih kurang 10 - 12 hari setelah infeksi terjadi viremia kedua di mana pada saat tersebut
virus bisa mencapai kulit. Rash muncul sesudah 14 hari infeksi.. Penularan ini dapat dimulai
pada saat 24 - 49 jam sebelum timbulnya rash dan terbentuknya vesikel, biasanya 3 - 7 hari.

Perjalanan varisela meliputi tahap prepatogenesis, tahap subklinis, tahap klinis,


tahap penyakit lanjut dan tahap terminal. Pada tahap peka/ rentan/ prepatogenesis
(Stage of Susceptibility) sebenarnya telah terjadi interaksi antara virus-pejamu-
lingkungan, tetapi interaksi ini masih di luar tubuh, dalam arti virus cacar belum
masuk kedalam tubuh pejamu. Pejamu sudah terkena varisela atau cacar namun daya
tahan tubuh masih kuat. Varisela ditularkan melalui kontak langsung dan droplet.

Kemudian virus memperbanyak dirinya pada kelenjar getah bening regional


sebelum terjadi viremia primer subklinis.Pada viremia primer yang terjadi pada hari
ke 4-6 setelah infeksi ini, virus menyebar melalui peredaran darah dan sistem getah
bening ke hepar, sistim retikuloendothelial, dan berkumpul terutama dalam
monosit/makrofag, disana virus bereplikasi lebih lanjut.Kemudian terjadi fase

2
viremia sekunder sekitar 14 hari setelah infeksi (antara hari ke 10-21).Pada fase
viremia sekunder, virus menyebar ke mukosa, terutama mukosa nasofaringeal, dan ke
kulit, menyebabkan timbul gejala dan diikuti ruam makulopapular-vesikular sesuai
dengan lesi varisela pada akhir fase tersebut

Anda mungkin juga menyukai