Anda di halaman 1dari 29

Dari Arsip AFIP

Gambaran Tipikal, Atipikal, dan Gambaran Meragukan


pada Meningioma
Michael P. Buetow, MD, Peter C. Buetow, CPT, MC, USA James G. Smirniotopoulos, MD

Meningioma adalah tumor primer nonglial yang paling umum dari sistem saraf
pusat dan neoplasma extraaxial yang paling sering terjadi, yaitu sekitar 15 % dari seluruh
tumor intracranial. Meningioma digolongkan dalam neoplasma jinak berdasarkan
karakteristik patologik dan pencitraan. Namun, ada beberapa jenis histologis penting dari
meningioma ataupun histologi dari meningioma yang khas memiliki gambaran radiologis
yang tidak biasa atau meragukan yang sering tidak dicurigai sebagai meningioma.
Gambaran khas dari meningioma adalah homogen, hemisferik, massa extraaxial terletak
di atas konveksitas otak, di wilayah parasagital dan berasal dari sayap sphenoid.
Meningioma bisa berasal lokasi yang tidak terduga seperti orbital, sinus paranasal,
ventrikel atau sepenuhnya intraosseous (dalam calvaria). Gambaran yang tidak khas
seperti kista meningeal besar, peningkatan cincin dan berbagai perubahan metaplastic
(termasuk transformasi lemak) dapat sangat meragukan penegakan diagnosis. Karena
meningioma begitu umum, ahli radiologi harus lebih berhati-hati jika jarang melihat
gambarannya serta karakteristik dari gambaran yang tidak khas untuk menegakkan
diagnosis pada kasus-kasus yang tidak khas.

Pendahuluan

Meningioma mewakili sekitar 15% dari kasus simptomatik dan sekitar 33% dari
keseluruhan kasus asimtomatik pada neoplasma intrakranial (1,2). Meningioma simptomatik
terjadi dua sampai tiga kali lebih sering pada pasien wanita, terutama pada kelompok usia
pertengahan (40-60 tahun), dan neoplasma jinak yang berasal dari sel-sel meningothelial (1,3).
Meningioma tipikal biasanya terjadi sebagai lesi extraaxial yang melekat pada duramater dan
memperlihatkan “tekuk kortikal” dari otak. Lokasi yang paling sering ialah konveksitas otak,
parasagital, dan daerah sayap sphenoid. Dalam 72% -85% meningioma, computed tomography
(CT) menunjukkan gambaran diagnostik yang khas, massa unilobular berbatas tegas dengan
perlengketan yang luas pada dural. Pada scan obtamed tanpa bahan kontras, massa muncul
sebagai daerah hyperattenuation homogen; setelah pemberian kontras, massa homogen terlihat
lebih jelas (Gambar 1, 2) (3,4). Pada resonansi magnetik (MR), gambaran khas meningioma,
termasuk massa unilobar berbatas tegas dan menginfiltrasi ke gray matter. (5,6). Pada MR tanpa
kontras, gambaran meningioma pada T1 terlihat hipointens sampai isointens, dan pada T2
terlihat isointens hingga hiperintens (Gambar 3) (6). Pada gambar MR diperoleh dengan
gadolindum, massa homogen meningkatkan (5).Meningioma biasanya menunjukkan blush
persisten dan prominen pada angiogram (Gbr 3), dan perubahan calvanial paling sering adalah
hyperostosis tengkorak yang berdekatan, yang mungkin dilihat pada radiografi polos, serta pada
gambaran CT dan MR (Gambar 1, 2)
Namun, 15% atau lebih dari gambaran histologis meningioma jinak atau khas mungkin
menunjukkan gambaran tertentu seperti peningkatan heterogen, kista besar, cincin peningkatan,
perdarahan, dan nilai-nilai redaman lemak (3). Selain itu, meningioma mungkin juga ditemukan
di lokasi yang kurang khas, misalnya jauh dari sinus dural besar dan dasar tengkorak di tempat
paling sering terjadi. Seperti lokasi yang kurang khas meliputi orbit (saraf optic selubung), sinus
paranasal, koroid pleksus (intraventrikular) dan ruang diploic calvaria.
Penting untuk mengenali kedua lokasi atipikal dan gambaran yang tidak biasa pada
neoplasma umum untuk menghindari kesalahan diagnosis. Artikel ini menampilkan beberapa
gambaran tidak khas dari morfologi dan lokasi untuk meningioma, menyajikan temuan
pencitraan yang mungkin menyerupai jenis histologis jinak tertentu dan neoplasma meningeal
ganas, dan temuan pencitraan dan patologis yang berhubungan.
Gambar 1, 2. meningioma khas. (1) CT scan dari seorang pria kulit putih berusia 55 tahun
menunjukkan massa extraaxial di wilayah frontal kiri yang memiliki atenuasi tinggi sebelum
pemberian bahan kontras (a) dan terjadi peningkatan homogen (b). Perhatikan margin tajam dan
hyperostosis terkait tulang atasnya (Panah dalam). (2a) Radiograf dari wanita kulit putih berusia
42 tahun dengan oksipital menonjol, pembesaran menunjukkan ditandai hyperostosis (panah).
(2b) Kontras bahan-ditingkatkan CT scan menggambarkan massa dengan padat enhancement
homogen.

Gambar 3. Vascular meningioma. T1 (a) dan T2 (b) MRI dari wanita putih 34 tahun. Dengan
riwayat 6 minggu sakit kepala dan edema papil mengungkapkan rim-sinyal intensitas rendah
(pseudocapsule) sekitar tumor (panah) yang dapat dihasilkan oleh arteri atau vena di pinggiran
lesi. edema terkait (* di b), dilihat pada gambar T2 dan tumor tersebut menampilkan peningkat
intensitas sinyal. (C) Selektif karotis arteriogram eksternal menunjukkan arteri meningeal tengah
melebar (panah) memasok tumor dan blush on tumor biasa padat. (D) Foto dari spesimen yang
dipotong menunjukkan attachment ke dural (panah). Perdarahan yang segar menunjukkan
hipervaskularisasi tumor.

 Lokasi
Secara histologis, meningioma timbul dari sel meningothelial (arachnoid “cap” sel), dan
tumor lebih sering terjadi dimana terdapat banyak sel tumor tersebut. Granuliasi araknoid atau
villi memiliki sejumlah “cap” sel besar,karena sel tersebut merupakan lokasi asal umumnya
untuk meningioma, terutama dimana vili dipusatkan di sepanjang sinus vena dural. Sumber
lokasi lain termasuk araknoid terkait dengan saraf kranial karena keluar dari tengkorak dan
pleksus koroid (sejak araknoid berpartisipasi dalam pembentukannya ). Faktanya setiap sel
meningothelial, baik intrakranial, tulang belakang, atau ektopik, bisa berpotensi dalam
terbentuknya meningioma.
Tidak termasuk pada tulang belakang, yang mencapai hampir 12% dari keseluruhan
meningioma, intrakranial dan meningioma juxtacranial timbul di lokasi berikut dalam urutan
frekuensi: konveksitas (lateral otak) (20% -34%); parasagittal (medial hemisphere) (18%-22%)
(termasuk meningioma falcine [5% ], yang terletak di bawah sinus sagital superior dan biasanya
meluas ke kedua sisi); sphenoid dan fossa cranial tengah (17% -25%); frontobasal (10%); fossa
posterior (9% -15%), termasuk cerebelli tentorium (2% -4%), konveksitas cerebellar (5%),
cerebellopontine angle (2% -4%), dan clivus (<1%); intraventrikular (2% -5%); orbital (<1%
-2%); dan ektopik (<1%) (4,7).
Karena bedah reseksi lengkap merupakan pengobatan definitif untuk meningioma, maka
yang paling penting dilakukan sebelum melakukan terapi ialah menentukan lokasi tumor, karena
lokasi akan mempengaruhi aksesibilitas bedah. Akibatnya, penting untuk mengenali potensi
lokasi atipikal dari neoplasma ini untuk memastikan diagnosa yang tepat serta pengobatannya.

 Lokasi yang Tidak Biasa


- Meningioma pada cerebellopontine angle
Meningioma merupakan lesi massa paling umum pada cerebellopontine angle, dengan 13%
-18% dari keseluruhan lesi neoplastik di lokasi yang menjadi meningioma (8,9). Kurang dari 5%
dari semua meningioma intrakranial terjadi pada cerebellopontine angle (8,9). Akustik
schwannoma, yang harus dibedakan dengan meningioma pada daerah ini. Meningioma
ukurannya cenderung lebih besar, berbentuk lebih hemisfer dari pada bulat dan terlihat lebih
homogen (Gambar 4). Meningioma dapat dikaitkan dengan hyperostosis. Mereka tidak memiliki
kecenderungan untuk melibatkan internal auditory canal (yang merupakan gambaran yang cukup
khas pada schwannoma) (10).

- Meningioma Orbital
Meningioma orbital merupakan kurang dari 2 % dari meningioma cranial, tetapi merupakan
10% dari semua neoplasma intraonbital ( 5 ). Sebagian besar tumor muncul dari selubung saraf
optik antara globe dan kanal optik (5). Mereka dapat menghasilkan penebalan difus saraf optik,
yang terdefinisi dengan baik dan massa bulat, bahkan lesi eksentrik dengan batas yang tidak tgas
(Gambar 5a). Kalsifikasi sepanjang selubung saraf optik sangat sugestif meningioma (Gambar
Sb).
Gambar 4, 5. (4) cerebellopontine angle meningioma. (A) Enhancement CT scan dari wanita
kulit putih berusia 58 tahun menunjukkan enhancement homogen, massa berbatas tegas di
cerebellopontine angle kiri dan komponen yang lebih kecil kedua di fossa tengah kiri. Ventrikel
keempat (*) terkompresi dan menyimpang dari garis tengah. (b) Gambar Coronal T2- MRI dari
wanita kulit putih umur 66 tahun menunjukkan extraaxial meningioma dan massa efek pada
batang otak. (5) Orbital meningioma. (a) Enhancement CT scan dari wanita kulit putih usia 57
tahun dengan penurunan penglihatan di mata sebelah kiri menunjukkan massa lobular sekitar
saraf optik dan terkait proptosis. Pada operasi, tumor ditemukan lebih dekat, tapi tidak
melibatkan kiasma optikum. (b) CT scan bone-window dari wanita kulit putih usia 47 tahun
dengan progresif perlahan kehilangan penglihatan di mata kirinya, terdapat kalsifikasi dan
penebalan sekitar saraf optik. Selubung saraf optik meningioma terbukti pada operasi.
Gambar 6, 7. Multiple meningioma. (6a) Kontras CT-scan wanita kulit hitam usia 75 tahun,
mengalami kehilangan kesadaran, menunjukkan carpeting dari kiri dalam tengkorak, carpeting
ditunjukkan mulai dari batas dalam tengkorak dan tulang dan tulang petrosa oleh frontoparietal
meningioma. Ini berkaitan hyperostosis (panah) tapi tidak berkaitan dengan edema. Catatan
kecil subfrontal kanan dan kiri meningioma tentorial (*).(6b) pada scan yang lain diperoleh pada
tingkat yang lebih chepalic mengungkapkan batas atas dari tumor terbesar, serta sebagai
meningioma lainnya sepanjang parietal (panah). Perhatikan hyperostosis sisi kiri (panah). (7).
Karotis eksternal selektif artenogram dari seorang wanita kulit putih 30 tahun dengan sakit
kepala menunjukkan tiga meningioma frontoparietal terpisah (panah). Masing-masing memiliki
blush vaskular padat.

Gambar 8. En plaque meningioma. (a) radiografi dari wanita kulit hitam 45 tahun menunjukkan
penebalan yang luas dari calvaria parietal kiri. Penyakit Paget, osteomyelitis kronis, displasia
fibrosa, dan penyakit metastasis adalah semua kemungkinan dalam diferensial diagnosis. (B) CT
scan menunjukkan massa nodular sepanjang meja dalam dari calvaria di sebelah kiri,
menunjukkan lokasi lesi axial. Tanpa scan bone-window, tumor tidak dapat dengan mudah
dibedakan dari hyperostosis.

 Multiple Meningioma
Dalam satu tipe(1 1), CT-scan menunjukkan beberapa tumor dari sekitar 9% dari pasien
dengan meningioma intrakranial (Gambar 6, 7). Mendekati 16% dari banyaknya gambaran yang
ditemukan dalam otopsi (2). Seperti contoh soliter, beberapa meningioma lebih sering terlihat
pada wanita. Meskipun beberapa meningioma terkait dengan neurofibromatosis tipe 2 (“pusat”
neurofibromatosis), mayoritas pasien tidak memiliki ciri-ciri lainnya seperti multiple
schwannomas. Penelitian lebih lanjut dengan tes genetik diperlukan untuk menentukan apakah
beberapa meningioma diwariskan tanpa neunofibromatosis tipe 2. Penyebaran sekunder dari
tumor melalui ruang subarachnoid merupakan penjelasan yang kurang tepat untuk dinyatakan
sebagai multiple meningioma (1).

 En Plaque Meningioma
En Plaque Meningioma dalam tengkorak, dapat menginfiltrat ke dura mater dan tulang yang
mendasarinya. Pada CT scan, terutama yang diperoleh tanpa bahan kontras, mungkin sulit untuk
membedakan tumor itu sendiri dari hyperostosis terkait (Gambar 8). Luasnya hyperostosis
radiografi memiliki sedikit hubungan dengan derajat atau adanya invasi tulang dan dapat terjadi
proses sekunder hingga adanya hypervascularitas lokal (1,5).Jarang disertai dengan adanya
edema peritumoral. Pada MRI didapatkan gambaran dengan enhancement gadolinium,
sehingganya mudah dikenali dari adanya perubahan gambaran tulang. (5,12).
Gambar 9. Intraventnicular meningioma. (A) Enhancement CT scan dengan kontras dari seorang
wanita kulit putih berusia 36 tahun dengan kejang menunjukkan enhancement massa globular
besar padat di wilayah trigonum kiri. Kalsifikasi, sebuah temuan yang sering di meningioma
intraventnicular, tercatat pada CT scan unenhanced (tidak ditampilkan). Sagital T1 (b) dan
coronal T2 (c) MRI jelas menunjukkan intensitas sinyal rendah dari tumor ini (*) di trigonum.
Dikaitkan dengan hidrosefalus, dilatasi entrapped temporal horn dan edema periventnicular. (D)
arteriogram karotis internal kiri menunjukkan pembesaran dari anterior kiri arteri koroid (panah
melengkung) dan blush on tumor ringan di wilayah yang ventrikel trigonum (panah lurus).

Gambar 10-12. meningioma Intradiploic. (10) Radiograf dari pria kulit hitam 34 tahun, yang
mengeluhkan benjolan di kepala dan tekanan pada orbitalnya, mengungkapkan lesi radiolusen
pusat dengan hilangnya sebagian dari garis luar tengkorak (panah) dan dengan ekstensi ke dalam
sinus frontal. Tumor muncul dalam tulang tetapi telah diperpanjang melalui dura mater dan
melibatkan sinus frontal. (11) gambar karotis pada arteriognam eksternal seorang pria 20-tahun
dengan sakit kepala frontal ringan mengungkapkan hyperostosis tulang frontal dan aspek anterior
dari tulang parietal. Ditandai pelebaran ruang diploic dengan spikula tegak lurus (panah). Daerah
radiolusen terbukti pada pemeriksaan mikroskopis untuk menjadi ruang medulla dari tulang
pipih, penuh dengan sel-sel tumor, jaringan fibrosa, dan beberapa osteoklas. (12) CT scan
seorang pria kulit putih 69 tahun, yang mengeluhkan benjolan di kepalanya selama 10 tahun
terakhir, menunjukkan area osteoblastik dalam parietalis tulang kanan dengan ekspansi ringan
dari ruang diploic. Meningioma intraosseous lengkap ditandai reaksi hyperostotic patologis
terkonfirmasi.

 Intraventricular Meningioma
Meningioma Intraventnicular timbul dari tela choroidea atau stroma dari pleksus koroid itu
sendiri. Sekitar 80% timbul dalam ventrikel lateral dengan preferensi ketrigonum kiri (Gambar
9), 15% terjadi pada ventikel ketiga, dan sekitar 5% dalam ventrikel keempat (1, 1 3). Secara
keseluruhan, meningioma intraventnicular terhitung untuk sekitar 2% -5% dari meningioma
intrakranial (4,7). Meningioma adalah massa trigonal intraventrikular paling sering
pada orang dewasa (14).

 Meningioma ektopik
Kurang dari 1% dari meningioma berkembang ke ekstradural (menyebar secara sekunder
dari daerah intrakranial) (15). Meningioma ektopik ini dapat timbul dalam ruang intradiploic,
dari garis luar tengkorak, di kulit di atasnya, di dalam sinus pananasal, di kelenjar parotis, dan
dari ruang parapharyngeal (Gambar 10-16). Teori untuk menjelaskan daerah asal termasuk
derivasi dari arachnoid sekitar selubung saraf kranial atau dari arachnoid sel disebarluaskan
selama pembentukan tengkorak (yaitu, inklusi ektopik). Penghancuran dasar tengkorak dengan
ekstensi intrakranial sekunder terlihat dalam lebih dari sepertiga dari meningioma sinus
paranasal dan nasofaring.
Meningioma juga jarang ditemukan di lokasi yang jauh dari neuraxis termasuk mediastinum,
paru-paru, dan kelenjar adrenal. Penjelasannya yang bias terjadi termasuk sel arachnoid ektopik
dan diferensiasi meningo-thelial dari pluripotensial sel enchymal (1).
Gambar 13. Meningioma ekstrakranial. Seorang pria kulit putih berusia 64 tahun memukul
kepalanya, dan radiografi menunjukkan area titik berbintik-bintik di frontoparietal yang tepat
dengan atasnya spikula dan reaksi peniosteal. Sebuah massa jaringan lunak juga terlihat. (A)
Karotis eksternal kanan arteniogram membantu memastikan perubahan tulang ini dan
menunjukkan rona di kapiler pembuluh darah dipasok terutama dari cabang arteri temporalis
superfisial (panah). CT-scan dengan kontras memperlihatkan meningioma, keterlibatan tulang
yang menonjol dengan penebalan calvaria, serta ekstensi jaringan lunak ekstrakranial. Coronal
T1 (C) d T2 (d) MR gambar menunjukkan perpanjangan cembung tumor, baik intracranial dan
extracranial, yang telah dikonfirmasi secara patologis.

Gambar 14-16. (14) ethmoid meningioma. CT scan dengan kontras dari pria kulit hitam berusia
20 tahun dengan riwayat 1 tahun penurunan ketajaman visual dan proptosis dari mata kanan
menunjukkan massa sinus paranasal dengan infiltrasi dan destruksi sel-sel udara ethmoid.
Terdapat ekstensi melalui dinding orbital medial kanan. Temuan radiologis tidak spesifik, dan
kondisi neoplastik atau inflamasi lainnya mungkin memiliki penampilan yang sama. (15)
Sphenoid dan nasofaring meningioma. CT scan bone-window seorang pria kulit putih 77 tahun
dengan epistaksis spontan menunjukkan massa lobular halus dan sebagian kalsifikasi dalam
kedua kompartemen sinus sphenoid. Tidak ada kerusakan tulang dan tidak ada komponen
intrakranial yang ditemukan. (16) meningioma parapharyngeal. Aksial (a) dan koronal (b) CT
scan dengan kontras seorang gadis muda dengan gangguan pendengaran di telinga kiri
mengungkapkan tumor besar yang meliputi ruang nasofaring kiri, fossa infratemporal, dan fossa
pterygoideus. Tumor juga meluas intracranial melalui tulang sphenoid. Perhatikan remodeling
tulang dan hyperostosis dari dinding sinus maksilaris (panah a). Pada operasi, tumor ditemukan
dalam sinus maksilaris kiri, sel-sel udara ethmoid, dan orbital.

Gambar 17. Meningioma kistik. (A) CT scan Kontras dari seorang wanita 72 tahun dengan sakit
kepala menunjukkan meningioma frontal kanan dan kista ekstratumoral besar. Disebelah sisi
yang dipenuhi cairan, terdapat lesi yang memiliki karakteristik dari meningioma: setengah bulat,
massa berbasis dural-dengan enhancement yang menonjol. (B) CT-scan kontras pasien lain
menunjukkan temuan serupa. Namun, ada peningkatan samar kista rim (panah), yang dapat
berupa reaksi meningeal atau jaringan neoplastik. Evaluasi histologis dari semua enhancement
jaringan mendekati meningioma.
 Gambaran Atipikal
Secara umum, berbagai gambaran pencitraan meningioma mungkin tidak secara akurat
mencerminkan subtipe histologis spesifik umum neoplasma ini, dan secara biologis dan gejala
klinis dari meningioma tidak selalu berkorelasi dengan varian histologis yang berbeda (1,3-5,16).
Oleh karena itu, dari sudut pandang pencitraan, penting untuk mengenali variabel dan gambaran
pleomorfik yang ditunjukkan oleh neoplasma sehingga penegakan diagnosis meningioma tidak
diragukan sebagai massa intracranial lainnya.

 Cystic Meningioma
Istilah kistik meningioma telah digunakan untuk menggambarkan dua morfologi yang
berbeda: gigi berlubang intratumonal dan kista extratumoral atau arachnoid. Oleh karena itu,
kista dapat ditemukan dalam massa tumor, baik terpusat atau eksentrik; diluar dan berbatasan
dengan tepi tumor; dan, kadang-kadang dalam parenkim otak yang berdekatan. Sejatinya
meningioma intratumoral kistik (Gambar 17, 18), dengan kista berisi cairan yang dominan besar,
merupakan jenis yang tidak biasa. Meningioma jinak dengan peningkatan heterogen enhancing
dengan daerah kecil non-enhancing dari area perubahan kistik atau nekrosis yang lebih sering
muncul (sampai 8% -23% dari kasus) (3-5). Sebuah meningioma kistik besar mungkin memiliki
presentasi klinis atipikal, dalam arti bahwa mereka lebih sering terjadi pada laki-laki dan pasien
anak; gejala klinis yang tidak biasa ini sering menyebabkan kesalahan diagnosis dari glioma
kistik atau nekrotik (17).
Berbagai penjelasan untuk pembentukan kista telah difikirkan, termasuk bahwa kista
intratumoral disebabkan nekrosis tumor atau degenerasi. Kista perifer, di sisi lain, mungkin
mewakili degenerasi perifer atau kista arachnoid. Meskipun diferensiasi pencitraan antara perifer
(Neoplastik) kista intratumoral dan extratumoral (reaktif) kista arachnoid dapat disarankan bila
terlihat enhancement cincin mengelilingi kumpulan cairan, histologis analisis menunjukkan yang
sel-sel neoplastik di dinding kista perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi. Selain itu, kista bisa
terjadi akibat sekresi langsung cairan oleh sel-sel tumor, dari penyerapan perdarahan internal
atau dari perpindahan cairan serebrospinal pada jaringan parut dengan atau tanpa berbatasan
dengan meningioma (17).
Gambar 18. Meningioma kistik. Aksial CT-scan kontras enhancement (a), aksial MRI (b),
koronal enhancement MRI (C), dan koronal enhancement CT-scan (d) gambar seorang pria 45-
tahun menunjukkan meningioma dengan apa yang tampaknya menjadi kista extratumoral (*
dalam). Namun, enhancement berupa lengkungan (panah) mencurigakan keterlibatan neoplastik
dari dinding kista. Perhatikan tanda “dural tail” (panah di b), sugestif dari massa extraaxial
seperti meningioma.

Gambar 19. Meningioma Lipoblastic. (A) CT scan Kontras dari seorang wanita kulit putih
berusia 60 tahun dengan 2 minggu riwayat melihat lampu berkedip dan kesulitan dalam
membaca menunjukkan a well-circumscribed low-attenuation lesion. Terjadi enhancement pada
tepi lesi dan terlihat helai intratumoral samar dari enhancement jaringan. Sagittal T1 (b) dan
aksial T2- gambar (c) MRI menunjukkan intensitas sinyal dalam lesi yang mirip dengan lemak
subkutan. (D) spesimen Gross menunjukkan massa baik dibatasi dan warna kekuningan
metaplasia lemak.

 Lipoblastic Meningioma
Meningioma Lipoblastic mewakili jenis di mana ada perubahan metaplastic dari sel
meningothelial menjadi adiposit, melalui penumpukan lemak (sebagian besar trigliserida) di
dalam sitoplasma. (18). Bukti terhadap meningioma lipoblastic mewakili baik lipoma
intrakranial atau “benturan” tumor (antara lemak dan meningioma) yang dikenal sebagai
spektrum sel, mulai dari meningothelial khas sel, melalui yang mengandung berbagai jumlah
lipid intraseluler, sel-sel yang telah berubah menjadi adiposit. (18). meningioma lipoblastic
mungkin memiliki penampilan pencitraan tumor lemak, dengan peredaman rendah negatif pada
CT scan (Gambar 19, 20) dan singkat waktu relaksasi T1 dengan intensitas sinyal tinggi pada
gambar MR T1 (Gambar 19) (19,20). Perubahan Xanthomatous di meningioma dapat dibedakan
secara histologis dari varian lipoblastic; Namun, karena keduanya mengandung kelebihan lipid,
mungkin sulit menemukan perbedaan radiologic. Namun, meningioma lipoblastic dapat dicurigai
saat daerah lemak yang lebih besar, lebih konfluen, dan tidak memiliki bagian lain yang
menonjol (19).
Gambar 20. meningioma Lipoblastic. (A) CT scan Kontras disempurnakan dari seorang wanita
kulit putih berusia 36 tahun dengan progresif kiprah kesulitan menunjukkan massa frontoparietal
kiri dengan sangat rendah-atenuasi (kompatibel dengan lemak) pusat dan peningkatan ketebalan
kulit. Perhatikan gundukan kecil hyperostosis (*) yang mendasari peningkatan nodul pusat
meningioma (panah). (B) karotis arteriogram eksternal kanan menunjukkan pembesaran arteri
meningeal tengah yang memasok tumor. Pola spoke-wheel dari arteriol radial baik adalah
karakteristik dari meningioma. ‘‘lekukan’‘di tengah neovascularitas (panah) terlihat sesuai
dengan gundukan tulang. (C) Foto dari spesimen dipotong menunjukkan lampiran tumor ke dura
mater (panah) dan warna kuning-putih khas meningioma lipoblastic.
Gambar 21. Hemangiopericytoma dari meningen pada seorang pria 73-tahun. (A) enhascement
CT scan Kontras menunjukkan peningkatan homogen, tumor lobular pada lobus parietalis. (B)
spesimen Gross dari pasien yang berbeda menunjukkan karakteristik permukaan tumor lobular.

 Meningeal Hemangiopericytoma
Hemangiopericytoma dari meninges (Gbr2 1) adalah agresif, neoplasma sangat vascular yang
umum dikelompokkan dengan “angioblastic” atau meningioma “ganas” (21,22). Namun,
hemangiopericytoma dari meningen adalah entitas nosologic yang berbeda yang timbul dari
pericytes vaskular bukan dari sel meningothelial; dengan demikian, hemangiopericytoma
bukanlah meningioma (23). Tumor ini biasanya kambuh lebih sering dan lebih awal dari
meningioma, dan mereka memiliki kecenderungan lebih besar untuk metastasis jauh (23,24).
Sebuah studi yang tidak dipublikasikan dari 13 kasus dari Armed Forces Institute of Pathology
dan peninjauan literatur menunjukkan gambaran berikut menjurus (tapi tidak patognomonis) dari
hemangiopenicytoma meningeal: yaitu kontur multilobular, a narrow dunal base atau bentuk
‘‘Jamur’‘, gambaran vascular intratumoral yang kosong pada MRI, beberapa pembuluh ireguler
pada angiogram, dan erosi tulang pada hyperostosis (22,25). Ini juga telah dilaporkan bahwa
edema penitumoral menonjol dan meningkatkan sinyal gambar MRI T2 (Gambar 3) lebih umum
di syncytial dan angioblastic meningioma (kategori yang mencakup hemangiopenicytoma)
dibandingkan dengan jenis lain (I6,26).
 Peritumoral Edema
Edema vasogenik di dalam bagian putih otak adalah lokasi umum dari massa intraaxial
seperti glioma, penyakit metastatik, dan abses. Namun, intraaxial edema vasogenik ringan
hingga menengah juga terlihat di sekitar meningioma (yang merupakan massa extraaxial) pada
hampir 75% kasus (7,27) (Gambar 1-3). Temuan edema dapat menjadi masalah, karena dengan
ditemukannnya edema menjadi tidak sugestif dari lesi intraaxial (misalnya, gliorna). Masalah ini
diperparah ketika meningioma kecil dan edema sekitarnya meluas.
Penyebab intraaxial edema vasogenik penitumoral terkait dengan meningioma adalah
kontroversial. Beberapa teori melibatkan beberapa produksi cairan aktif dengan “aliran” melalui
korteks contiguous menipis (28). Telah disarankan bahwa tumor melukai otak secara mekanis
(dengan cara kompresi langsung) atau iskemia (dari parasitasi arteri contical, kompresi korteks
pembuluh darah, atau keterlibatan faktual terhadap sinus dural). Kemungkinan besar, edema
disebabkan oleh kombinasi dari mekanisme yang berbeda. Laporan tentang pentingnya faktor-
faktor ini memiliki pertentangan (27,29,30). Namun, baru-baru ini studi telah menemukan
korelasi yang lemah antara edema penitumoral dan baik secara vascular pasokan dari
meningioma atau kehadiran serbuan sinus dural (27). Apapun mekanismenya, tingkat edema
penitumoral di meningioma memiliki sedikit korelasi dengan ukuran tumor (5,27).

 Ring Enhancement
Seperti disebutkan, meningioma biasanya terlihat massa homogen, dengan peningkatan
homogen. Namun, mereka mungkin memiliki penampilan khas yaitu berbentuk cincin (Gambar
i7b, 18, 22, 23), daripada terdapat massa yang solid. Lokasi yang tidak biasa ini dapat dilihat di
kedua histologis meningioma yang khas dan dalam beberapa keganasan pada jenis histologis
agresif yang mungkin memiliki pembentukan kista, perdarahan, atau nekrosis. Peningkatan
perifer merupakan pola normal untuk neoplasma meningeal yang sewajarnya, dan pusatnya
adalah daerah avaskular atau nekrotik. Penyebab zona nonenhancing pusat bervariasi, termasuk
tumor infark, nekrosis di histologis agresif varian, dan pembentukan kista jinak dari akumulasi
cairan (lihat di atas) (i7,31). Sebuah meningioma konveksitas dengan peningkatan cincin
mungkin dengan mudah dibingungkan dengan nekrotik pada glioma kistik, metastasis, atau
bahkan abses. Jika meningioma seperti muncul dari cerebri falx, pertumbuhan bilateral bahkan
bisa meniru “kupu-kupu” glioma (Gambar 24), yang biasanya multiforme glioblastoma (kelas 4
astrocytoma).

Gambar 22, 23. (22) Cincin tambahan dengan perubahan kistik. Unenhanced (a) dan enhancment
(b) CT scan dari bayi usia 4 bulan dengan peningkatan lingkar kepala menunjukkan massa yang
besar di fossa posterior dengan kalsifikasi internal (panah dalam) dan atenuasi pusat yang rendah
dengan pinggiran atenuasi yang tinggi. Pusat massa tidak meningkatkan dengan seragam, sesuai
dengan perubahan kistik. Ada perpindahan anterior ventrikel keempat (panah dalam) dan
hidrosefalus terkait. Dalam kelompok usia ini, medulloblastoma nekrotik atau astrocytoma kistik
dapat dipertimbangkan dalam diferensial diagnosis. (23) Cincin enhancement dengan nekrosis.
(a) CT scan dengan kontras dari seorang pria kulit putih berusia 35 tahun yang mengalami
kehilangan kesadaran menunjukkan enhancement berbentuk cincin di meningioma. (b)
permukaan memotong spesimen kotor menggambarkan nekrosis sentral dalam meningioma
secara histologis yang khas.

Gambar 24. “Butterfly” meningioma. CT scan dengan kontras diperoleh pada 25 sekitar Reid
baseline (a) dan enhancement pada MRI diperoleh sejajar dengan dasar Reid (b) menunjukkan
meningioma faix dengan ekstensi bilateral dan kavitasi sentral dari nekrosis pada wanita kulit
putih 73 tahun. Kemunculan ini mirip dengan sebuah ‘‘kupu-kupu’‘glioblastoma multiformis.

 Yang menyerupai Meningioma


Banyak gambaran kotor yang tidak khas dan pencitraan fitur meningioma telah disajikan di
sini. Itu juga harus dikenali bahwa lesi jaringan lunak extraaxial lainnya serta beberapa tumor
superficial intraaxial juga mungkin menunjukkan hubungan yang luas dengan permukaan dural
dan gambaran enhancement homogen dengan kontras pada sesuatu yang menyerupai
meningioma. Sebagai contoh, hematologi neoplasma seperti leukemia atau keterlibatan sekunder
dari sistem saraf pusat oleh limfoma Hodgkin, yang merupakan manifestasi akhir dari penyakit,
biasanya akan melibatkan ruang exxraaxial daripada parenkim otak (Gambar 25) (32). Beberapa
kasus tersebut mungkin sulit untuk dibedakan dari meningioma. Massa dural berbasis lainnya
yang mungkin menyerupai meningioma termasuk metastasis dural dan calvarial dari kanker
payudara dan metastatis neuroblastoma.

Kesimpulan
Meningioma adalah neoplasma non glial utama yang paling umum dari sistem saraf
pusat. Diagnosis meningioma relatif rumit ketika tumor di lokasi khas serta memiliki temuan
radiologis yang khas. Namun, harus diingat bahwa meningioma dapat terjadi di lokasi yang
tidak biasa dan dengan gambaran menyesatkan atau atipikal.
Gambar 25. Yang menyerupai. (a) CT scan dengan kontras dari seorang anak kulit hitam 14
tahun dengan sakit kepala dan ataksia menunjukkan sebuah broad-based, enhancement homogen
dari massa di fossa posterior dan hidrosefalus obstruktif sekunder. Massa memiliki atenuasi
rendah yang seragam pada unenhanced CT scan dan terbukti sebagai granulositik sarcoma
(chloroma). Massa ini dapat dibedakan dari meningioma atau limfoma melibatkan tengkorak
atau dura mater. Unenhanced ( bone-window) (b) dan enhancement kontras (c) coronal CT scans
dari wanita kulit hitam 22 tahun dengan gejala berupa kejang menunjukkan massa extraaxial
dengan lampiran dural berbasis luas. Terdapat enhancement homogen dan hyperostosis terkait.
Biopsi dari getah bening aksila dinyatakan limfoma Hodgkin.

DAFTAR PUSTAKA

1. Russell DS, Rubinstein U. Pathology of tumors of the nervous system. 5th ed. Baltimore:
Williams & Wilkins, 1989; 449-483.
2. Wood MW, White R, KernohanJ. One hundred meningiomas found incidentally at
necropsy. J Neunopathol Exp Neurol 1957; 16:337-340.
3. Russell EJ, George AE, Knicheffll, Budzilovich G. Atypical computed tomographic
features of intracranial meningioma: radiologicalpathological correlation in a series of
131consecutive cases. Radiology 1980; 135:673-682.
4. Rohninger M, Sutherland GR, Louw DF, Sima AAF. Incidence and clinicopathological
featunes of meningioma. J Neurosung 1989; 71: 665-672.
5. Bradac GB, Ferszt R, Kendall BE. Cranial meningiomas. Berlin: Springer-Verlag, 1990;
1-128.
6. Zimmerman RD, Fleming CA, Saint-Louis LA, Lee BCP, ManningJJ, Deck MDF.
Magnetic resonance imaging of meningiomas. AJNR 1985; 6: 149-157.
7. New PFJ, Anonow 5, HesselinkJR. National Cancer Institute study: evaluation of
computed tomography in the diagnosis of intracranial neoplasms. IV. Meningiomas.
Radiology 1980; 136:665-675.
8. Kendall B, Symon L. Investigation of patients presenting with cerebellopontine angle
syndromes. Neuroradiology 1977; 13:65-84.
9. Mikhael MA, Ciric IS, WoIifAP. Diffenentiation of cenebellopontine angle neuromas
and meningiomas with MR imaging. J Comput Assist Tomogn 1985; 9:852-856.
10. Wu E, Tang Y, Zhang Y, Bai R. CT in diagnosis ofacoustic neuromas. AJNR 1986;
7:645- 650.
11 . Lusin JO, Nakagawa H. Multiple meningiomas evaluated by computed tomography.
Neurosurgery i98i; 9:137-141.
12. Bydder GM, Kingsley DPE, BrownJ, Niendorf HP, Young IR. MR imaging of
meningiomas including studies with and without gadolinium- DTPA. J Comput Assist
Tomogr 1985; 9:690-697.
13. Mani RL, Hedgcock MW, Mass SI, Gilmor RI, Enzmann DR, Eisenberg RI.
Radiographic
diagnosis of meningiomas of the lateral yentricle: review of 22 cases. J Neunosung 1978;
49:249-255.
14. JelinekJ, Smirniotopoulos JG, Panisi JE, Kanzen M. Lateral ventricular neoplasms of the
brain: differential diagnosis based on clinical CT and MR findings. AJNR 1990; 11:567-
574.
15. Geoffray A, Lee YY, Jing BS, Wallace S. Extracranial meningiomas of the head and neck.
AJNR 1984; 5:599-604.
16. Elster AD, Calla VR, Gilbert TH, Richardson DN, ContentoJC. Meningiomas: MR and
histopathologic features. Radiology 1989; 170:857-862.
17. Worthington C, CaronJ, Melanson D, Leblanc R. Meningioma cysts. Neurology 1985;
35: 1720-1724.
18. KepesJJ. Meningiomas: biology, pathology, and differential diagnosis. New York:
Masson,
1982; 75-109.
19. LeRoux P, Hope A, Lofton S, Harris AB. Lipomatous meningioma: an uncommon tumor
with distinct radiographic findings. Sung Neurol 1989; 32:360-365.
20. Salibi 55, Nauta HJW, Brem H, Epstein JI, Cho KR. Lipomeningioma: report of three
cases and review of the literature. Neurosurgery, Unich H, Rubinstein U, Montague
21. SR. The angioblastic meningioma: a reappraisal of a nosological problem. J Neurol Sci
1977; 31:387-410.
22. MarcJA, Takei Y, Schecter MM. Intracranial hemangiopenicytomas: angiography,
pathology, and differential diagnosis. AJR 1975; 125: 823-832.
23. Mena H, RibasJL, Pezeshkpour GH, Cowan DN, Panisi JE. Hemangiopericytoma of the
central nervous system: a review of 94 cases. Hum Pathol 1991; 22:84-91.
24. JaaskelainenJ, Serve A, Haltia M, Wahlstrom T, Valtonen S. Intracranial
hemangiopenicytoma: radiology, surgery, radiotherapy, and outcome in 2 1 patients. Sung
Neurol 1985; 23: 227-236.
25. Osborne DE, Dubois P, Drayer B, Sage M, Burger P, Heinz ER. Primary intracranial
meningeal and spinal hemangiopenicytoma: nadiologic manifestations. AJNR 1981;
2:69-74.
26. Smith HP, Challa VR, Moody DM, Kelly DL. Biological features of meningiomas that
detenmine
the production of cerebral edema. Neurosurgery i98i; 8:429-433.
27. Bnadac GB, Ferszt R, Bender A, Schorner W. Penitumoral edema in meningioma: a
radiological
and histological study. Neuroradiology 1986; 28:304-3i2.
28. Philippon J, Foncin JF, Gnov R, Snoun A, Poisson M, Pentuiset BF. Cerebral edema
associated with meningiomas: possible role of a secretory-excretory phenomenon.
Neurosurgery 1984; 14:295-301.
29. StevensJM, Rui.zJS, Kendall BE. Observations on peritumonal oedema in meningioma.I.
Distribution, spread, and resolution of vasogenicoedema seen on computed tomography.
Neuroradiology 1983; 25:71-80.
30. StevensJM, RuizJS, Kendall BE. Observations on penitumoral oedema in meningioma.II.
Mechanisms ofoedema production. Neunonadiology 1983; 25: 125-131.
31. Pullicin P, Wilbur DC, Levy RJ, Eskin TA, Kido DK. Infarction in a meningioma after
candiac arrest: computed tomographic and pathologic findings. Arch Neunol 1983; 40:
456-457.
32. Zimmerman RA. Central nervous system lymphoma. Radiol Clin North Am
1990;28:697-721

Anda mungkin juga menyukai