Disusun Oleh :
Pembimbing :
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
3. Memenuhi salah satu syarat ujian Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Riau Rumah Sakit
Jiwa Tampan Pekanbaru.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Gangguan mental adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),
kemauan (volition), emosi (affective) dan tindakan (psychomotor). Gangguan
mental menurut Departemen Kesehatan RI adalah suatu perubahan pada fungsi
jiwa yang menyebabkan adanya gangguan jiwa, yang menimbulkan penderitaan
pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Sementara,
gangguan akibat penyalahgunaan zat adalah suatu gangguan jiwa akibat pola
maladaptif yang berhubungan dengan pemakaian zat, sehingga dapat
mempengaruhi susunan saraf pusat dan kemudian menimbulkan hendaya atau
penyimpangan perilaku yang menyebabkan gangguan fungsi sosial.
NAPZA merupakan akronim dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan
Zat Adiktif lainya yang merupakan bahan atau zat yang apabila masuk ke dalam
tubuh dapat mempengaruhi susunan saraf pusat.
2.2 Epidemiologi
Prevalensi penyalahgunaan narkoba di dunia sejak tahun 2006 hingga
2013 mengalami peningkatan. Besaran prevalensi penyalahgunaan di dunia
diestimasi sebesar 4,9% atau 208 juta pengguna di tahun 2006 kemudian
mengalami sedikit penurunan pada tahun 2008 dan 2009 menjadi 4,6% dan 4,8%.
Namun kemudian meningkat kembali menjadi 5,2% di tahun 2011 dan tetap stabil
hingga 2013. Diperkirakan ada sekitar 167 hingga 315 juta orang penyalahguna
dari populasi penduduk dunia yang berumur 15-64 tahun yang menggunakan
narkoba minimal sekali dalam setahun di tahun 2013.
Sekitar 4,2% penduduk usia 15-64 tahun pengguna narkoba, 88% laki-laki
dan 12% perempuan. Data BNN dan UI, sebanyak 1,5% (3,2 juta) dari 200 juta
penduduk indonesia menjadi pelaku penyalahgunaan narkoba pada tahun 2005.
Sekitar 30 hingga 40 orang meninggal setiap hari akibat penyalahgunaan narkoba
di Indonesia, dari perkiraan pengguna narkoba sekitar 3,2 juta jiwa.
4
2.3 Faktor Risiko
Penyebab penyalahgunaan NAPZA sangat kompleks akibat interaksi
antara faktor yang terkait dengan individu, faktor lingkungan dan faktor
tersedianya zat (NAPZA). Tidak terdapat adanya penyebab tunggal (single cause)
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyalagunaan NAPZA adalah
sebagian berikut :
1. Faktor individu
Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terdapat pada masa
remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik
maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk
menyalahgunakan NAPZA.Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai
risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA. Ciri-ciri tersebut antara
lain :
a) Cenderung memberontak dan menolak otoritas
b) Cenderung memiliki gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti depresi,
cemas, psikotik dan kepribadian dissosial
c) Perilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku
d) Rasa kurang percaya diri (low self-confidence), rendah diri dan memiliki
citra diri negatif (negative self-esteem)
e) Sifat mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktif
f) Mudah murung,pemalu, pendiam
g) Mudah merasa bosan dan jenuh
h) Keingintahuan yang besar untuk mencoba atau penasaran
i) Keinginan untuk bersenang-senang (just for fun)
j) Keinginan untuk mengikuti mode,karena dianggap sebagai lambang
keperkasaan dan kehidupan modern
k) Keinginan untuk diterima dalam pergaulan
l) Identitas diri yang kabur, sehingga merasa diri kurang “jantan”
m) Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan sehingga sulit
mengambil keputusan untuk menolak tawaran NAPZA dengan tegas
n) Kemampuan komunikasi rendah
5
o) Melarikan diri dari suatu permasalahan (kebosanan, kegagalan,
kekecewaan, ketidakmampuan, kesepianan kegetiran hidup, malu dan
lain-lain)
p) Putus sekolah
q) Kurang menghayati iman kepercayaannya
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik
disekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor
keluarga,terutama faktor orang tua yang ikut menjadi penyebab seorang anak atau
remaja menjadi penyalahguna NAPZA antara lain adalah :
A. Lingkungan Keluarga
a) Komunikasi orang tua-anak kurang baik/efektif
b) Hubungan dalam keluarga kurang harmonis/disfungsi dalam
keluarga
c) Orang tua bercerai,berselingkuh atau kawin lagi
d) Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh
e) Orang tua otoriter atau serba melarang
f) Orang tua yang serba membolehkan (permisif)
g) Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan
h) Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NAPZA
i) Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah (kurang
konsisten)
j) Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam
keluarga
k) Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahguna
NAPZA
B. Lingkungan Sekolah
a) Sekolah yang kurang disiplin
b) Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA
6
c) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif
d) Adanya murid pengguna NAPZA
D. Lingkungan masyarakat/sosial
a) Lemahnya penegakan hokum
b) Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung
3. Faktor Napza
a) Mudahnya NAPZA didapat dimana-mana dengan harga “terjangkau”
b) Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk
dicoba
c) Khasiat farakologik NAPZA yang menenangkan, menghilangkan nyeri,
menidur-kan, membuateuforia/ fly/stone/high/teler dan lain-lain.
7
b) Narkotika Golongan II
Narkotika yang berfungsi sebagai pengobatan, digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan (Contoh : morfin,petidin)
2.4.2 Psikotropika
Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropik. Yang
dimaksud dengan PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.
8
dengan narkotika atau psikotropika, memperkuat pengaruh obat/zat itu
dalam tubuh manusia.
Ada 3 golongan minuman berakohol, yaitu :
-Golongan A : kadar etanol 1-5% (Bir)
-Golongan B: kadar etanol 5-20% (Berbagai jenis minuman
anggur)
- Golongan C : kadar etanol 20-45 % (Whiskey, Vodca, TKW,
Manson House,Johny Walker, Kamput.)
b) Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut)
Zat ini mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada
berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas
mesin yang sering disalah gunakan, antara lain : Lem, thinner,
penghapus cat kuku, bensin.
c) Tembakau
Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat. Pada upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat,
pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi
bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering
menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang lebih
berbahaya.
9
2. Golongan Stimulan (Upper)
Golongan stimulant adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh
dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi aktif,
segar dan bersemangat. Zat yang termasuk golongan ini adalah : Amfetamin
(shabu,esktasi), Kafein, Kokain.
3. Golongan Halusinogen
Golongan halusinogen adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek
halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan
daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Golongan
ini tidak digunakan dalam terapi medis. Golongan ini termasuk : Kanabis (ganja),
LSD, Mescalin.
2.6 Penatalaksanaan
2.6.1 Tujuan Terapi dan Rehabilitasi
10
3. Memperbaiki fungsi psikologi dan fungsi adaptasi sosial. Dalam kelompok
ini,abstinensia bukan merupakan sasaran utama. Terapi rumatan (maintence)
metadon merupakan pilihan untuk mencapai sasaran terapi golongan ini.
i. Intoksikasi
ii. Overdosis
iii. Sindrom putus NAPZA
iv. Berbagai macam komplikasi medik (fisik dan psikiatrik)
11
Bila perlu beri : Diazepam 10-30 mg oral atau parenteral,
Clobazam 3x10 mg.
Intoksikasi alkohol :
Mandi air dingin bergantian air hangat Minum kopi kental
Aktivitas fisik (sit-up,push-up)
Bila belum lama diminum bisa disuruh muntahkan
12
untuk memberikan cairan. Tambahkan kecepatan sesuai kebutuhan,jika
didapatkan tanda-tanda kemungkinan dehidrasi.
2. Rehabilitasi
13
Apabila pasien menggunakan opieat lagi,ia tidak merasakan efek euforiknya
sehingga dapat terjadi overdosis. Oleh karena itu perlu seleksi dan psikoterapi
untuk membangun motivasi pasien yang kuat sebelum memutuskan pemberian
antagonis. Antagonis opiat diberikan dalam dosis tunggal 50 mg sekali sehari
secara oral, selama 3- 6 bulan. Karena hepatotoksik, perlu tes fungsi hati secara
berkala.
b. Program Metadon
d. Therapeutic Community
Berupa program terstruktur yang diikuti oleh mereka yang tinggal dalam
sutu tempet. Dipimpin oleh bekas penyalahguna yang dinyatakan memenuhi
14
syarat sebagai konselor,setelah melalui pendidikan dan latihan. Tenaga
profesional hanya sebagai konsultan saja.Disini penderita dilatih keterampilan
mengelola waktu dan perilakunya secara efektif serta kehidupannya sehari-hari,
sehingga dapat mengatasi keinginan memakai NAPZA atau sugesti (craving) dan
mencegah relap. Dalam komonitas ini semua ikut aktif dalam proses terapi. Ciri
perbedaan anggota dihilangkan. Mereka bebas menyatakan perasaan dan perilaku
sejauh tidak membahayakan orang lain. Tiap anggota bertanggung jawab terhadap
perbuatannya,ganjaran bagi yang berbuat positif dan hukuman bagi yang
berperilaku negatif diatur oleh mereka sendiri.
Pesantren dan beberapa pendekatan agama lain melakukan trial and error
untuk menyelenggarakan rehabilitasi ketergantungan NAPZA
h. Lain-lain
15
BAB III
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: Grasindo.
STIT Malang
Persada. Jakarta.
17