PRAGMATISME
Cutrizamaulina00@gmail.com
Abstrak
Philosophy according to language derived from Griek (Greek) comes from the
words Pilos (love), Sophos (wisdom), ‚Mahabatul Hikmah‛ lovers of science. Philosophy
according to the term: deep curious (love for wisdom). Pythagoras said that knowledge in its
complete meaning is not suitable for humans. each person who experiences difficulties in
obtaining it and despite spending all his age, but he will not reach the edge. So knowledge is
a matter that we are looking for and we take part of it without including it all. Therefore, we
are not experts in knowledge, but seekers and lovers of knowledge. According to the term,
philosophy is a thought that is profound and free and aims to seek only the nature of truth
about the universe, the human world and behind nature.
Filsafat menurut bahasa berasal dari Griek (Yunani) berasal dari kata Pilos (cinta),
Sophos (kebijaksanaan), ‚Mahabatul Hikmah‛ pecinta ilmu pengetahuan. Filsafat menurut
term: ingin tahu dengan mendalam (cinta pada kebijaksanaan). Phytagoras mengatakan
bahwa pengetahuan dalam artinya yang lengkap tidak sesuai untuk manusia . tiap-tiap orang
yang mengalami kesukaran-kesukaran dalam memperolehnya dan meskipun menghabiskan
seluruh umurnya, namun ia tidak akan mencapai tepinya. Jadi pengetahuan adalah perkara
yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa mencakup keseluruhannya. Oleh
karena itu, maka kita bukan ahli pengetahuan, melainkan pencari dan pencinta pengetahuan.
Menurut istilah,filsafat ialah pemikiran yang sedalam-dalamnya yang bebas dan teliti
bertujuan hanya mencari hakikat kebenaran tentang alam semesta, alam manusia dan dibalik
alam.
Filsafat kontemporer yang mempunyai minat besar terhadap science of linguistic ini
adalah pragmatisme. Pragmatisme pada dasarnya merupakan gerakan filsafat Amerika yang
sangat dominan selama satu abad terakhir dan mencerminkan sifat-sifat kehidupan Amerika.
pragmatisme merupakan gerakan yang berasal dari Amerika yang memiliki pengaruh
mendalam bagi kehidupan intelektual di Amerika. Pertanyaan tentang kebenaran, asal dan
tujuan, hakikat serta hal-hal metafisis bagi mayoritas orang Amerika menjadi pokok
pembahasan dalam filsafat Barat hanya bersifat teoretis.
Pendahuluan
Secara umum filsafat berarti upaya manusia untuk memahami segala sesuatu secara
sistematis, radikal, dan kritis. Orang Yunani senang akan kebijaksanaan yang selalu
diarahkan kepada kepandaian secara teoretis dan praktis. Kepandaian yang bersifat teoretis
adalah upaya manusia mencari pengetahuan yang penuh dengan gagasan dan ide yang
tentunya sejalan dengan cara pikir mereka. Kepandaian yang bersifat praktis adalah upaya
mencari pengetahuan yang diarahkan untuk menemukan kegunaan pengetahuan itu.
Berbicara mengenai ilmu maka tidak akan terlepas dari filsafat. Semua ilmu, baik
ilmu alam maupun ilmu sosial bertolak dari pengembangannya sebagai filsafat. Aliran-aliran
terpenting yang berkembang dan berpengaruh pada abad 20 adalah pragmatisme, vitalisme,
fenomenologi, eksistensialisme, filsafat analitis, strukturalisme, postmodernisme, dan
semiotika.
Pembahasan
Filsafat berasal dari Griek (Yunani) berasal dari kata Pilos (cinta), Sophos
(kebijaksanaan), ‚Mahabatul Hikmah‛ pecinta ilmu pengetahuan.
a.Menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan
bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalamdalamnya sehingga
sampai ke dasar-dasar persoalan.
1
b. Menurut Plato( 427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang
ada.
c.Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan filsafat
menyelidiki sebab dan asas segala benda.
d. Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah
pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya.
e.Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina menyatakan filsafat
adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki
hakekatnya yang sebenarnya.
f. Immanuel kant (1724 – 1804) menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pokok dan
pangkal segala pengetahuan yang mencakup didalamnya 4 persoalan : yaitu (1) apakah
yang dapat kita ketahui (dijawab dengan Metafisika) ,(2) Apakah yang boleh kita
kerjakan (dijawab dengan etika), (3) Sampai dimanakah pengharapan kita (dijawab
dengan agama) (4) Apakah yang dinamakan manusia (dijawab dengan antropologi).
g. Harold H.Titus mengemukakan 4 pengertian filsafat. adalah :
(1) satu sikap tentang hidup dan tentang alam semesta (Philosophy is an attitude
toward life and the universe).
(4) Fissafat ialah satu perangkat teori atau isi pikiran (philosophy is a group of system
of thouhg.
h. Al- Farabi mengatakan; bahwa filsafat adalah mengetahui semua yang wujud karena
ia wujud.(al-ilm bil maujudat bimahiya maujudah). Tujuan terpenting mempelajari
filsafat adalah mengetahui tuhan, bahwa ia esa dan tidak bergerak, bahwa ia memjadi
sebab yang aktif bagi semua yang ada , bahwa ia mengatur alam ini dengan kemurahan,
kebijaksanaan dan keadilan-Nya, Seorang filosof atau al hakim adalah orang yang
mempunyai pengetahuan tentang zat yang ada dengan sendirinya (al-wajibli-dzatihi),
Wujud selain Allah , yaitu mahluk adalah wujud yang tidak sempurna.
i. Ikwanushafa bagi golongan ini, filsafat itu bertingkat-tingkat , pertama cinta kepada
ilmu, kemudian mengetahui hakikat wujud-wujud, menurut kesanggupan manusia dan
yang terakhir ialah berkata dan berbuat sesuai ilmu. Mengenai lapangan filsafat
diketahui ada 4 yaitu matematika, logika, fisika dan ilmu ketuhanan. Sedang ilmu
ketuhanan mempunyai bagian:
1. mengenal Tuhan,
2. ilmu kerohanian yaitu malaikat,
3. ilmu kejiwaan
4. Ilmu politik (politik kenabian, politij pemerintahan, politik umum, politik khusus)
5. ilmu akherat.
J.IBNU SINA Pembagian filsafat bagi Ibnu sina pada pokoknya tidak berbeda dengan
pembagian yang sebelumnya, filsafat teori dan filsafat amalan. Filsafat ketuhanan
menurut Ibnu Sina adalah: 1. ilmu tentang turunnya wahyu dan mahluk-mahluk rohani
yang membawa wahyu itu, dengan demikian pula bagaimana cara wahyu itu
disampaikan, dati sesuatu yang bersifat rohani kepada sesuatu yang dapat dilihat dan
didengar. 2. ilmu akherat (Ma’ad) antara lain memperkenalkan kepada kita bahwa
manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya, maka rohnya yang abadi itu akan
mengalami siksa dan kesenangan.
Setelah kita mengetahui filsafat secara bahasa seperti pada penjabaran tersebut
diatas yang artinya kebijaksanaan maka secara ringkas filsafat disebut ‚cinta
kebijaksanaan atau Mahabatul Hikmah.
hakikat kebenaran tentang alam semesta, alam manusia dan dibalik alam.
Selanjutnya mengenai pragmatisme, didalam kamus ilmiah adalah paham yang
menekankan pengalaman, penyelidikan, eksperimen, serta kebenaran yang mempunyai
akibat-kibatnya yang memuaskan.sedang secara istilah luas, Pragmatisme adalah suatu
aliran yang mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai
benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis .Di Amerika
serikat pragmatisme mendapat tempatnya yang tersendiri didalam pemikiran filsafati.
William James-lah orangnya yang memperkenalkan gagasan-gagasan pragmatisme itu
kepada dunia. William james (18421910) ialah seorang psikolog , dilahirkan di New
York, tentunya setelah beliau ilmu kedokteran di Universitas Havard ia belajar psikologi
di Jerman dan nampaknya juga di Prancis. Kemudian dia memberi kuliah di tempat dia
menuntut ilmunya itu, yaitu secara berturut-turut: anatomi, fisiologi, psikologi dan
filsafat, hingga tahun 1907 . Selain William, tokoh pragmatisme lainnya adalah John
Dawey (1859-1952) secara umum diakui sebagai filosof Amerika yang terkemuka. Ia
adalah tokoh pragmatisme ketiga setelah Charles Sander Peirce (1139-1914) dan William
James. Ferdinand Canning Scott Schiller (16 Agustus 1864 - 9 Agustus 1937) adalah
seorang filsuf Jerman-Inggris. Lahir di Altona, Holstein (pada waktu anggota
Konfederasi Jerman, tetapi di bawah administrasi Denmark), Schiller belajar di
Universitas Oxford, dan kemudian adalah seorang profesor di sana, setelah diundang
kembali setelah waktu yang singkat di Cornell University. Belakangan dalam hidupnya ia
mengajar di University of Southern California. Dalam masa hidupnya ia dikenal sebagai
filsuf; setelah kematiannya karyanya dilupakan
Pengantar Pragmatisme (dari bahasa Yunani: pragma, artinya yang dikerjakan, yang
dilakukan, perbuatan, tindakan) merupakan sebutan bagi filsafat yang dikembangkan
oleh William James (1842 - 1910) di Amerika Serikat.
Dalam filsafat kontemporer, terdapat banyak aliran dan mazhab yang berbeda-
beda, tetapi bahasa telah menjadi fokus penelitian filosofis. Wittgensteins (filsuf
bahasa‛terbesar‛ abad ke 20) mengatakan: Alle Philosopie ist sprachkritik (setiap filsafat
adalah kritik atau bahasa), (tractatus,4.0031). kalau dalam filsafat pada abad ke-19 yang
mencolok adalah tematema epistemology, maka abad ke-20 di alihkan ke metodologi
bahasa dimana kita berbicara tentang knowledge dan belief. karena kita dapat
menemukan upaya sungguh-sungguh terhadap persoalan yang terkait dengan logika
penelitian (logic inquiry) atau metodologi dan sekaligus dengan memperjelas makna atu
arti bahasa (language) yang kita gunakan untuk mengonsepsi pengetahuan dan
kepercayaan. jadi bukan pada pertanyaan apakah mungkin kita memperoleh pengetahuan,
tetapi pada bagaimana menunjukkan cara-cara pengetahuan tersebut di peroleh, yakni
syarat-syarat (condition) dan cara-cara (procedures) untuk memperoleh pengetahuan
tersebut. Adanya perhatian terhadap bahasa ini lahirnya kembali logika yang kemudian
terkenal sebagai logika modern. Pada abad ke-19, ada sejumlah untuk memutakhirkan
logika oleh filsuf-filsuf seperti George Boyle, Ernst Schroder, Gotlob Frege, Bertrand
Russell dan A. N. Whitehead dan tentunya Charles S. Peirce. Logika modern di dasarkan
pada hubungan logis di antara seluruh kalimat. Pusat perhatiannya bukan lagi silogisme
tetapi argumen-argumen yang hipotetikal dan disjungtif. Logika yang semula dari istilah
Greek logos, bisa berarti macam-macam, sesuai kompleksitas penggunanya: logika bisa
bersangkut paut dengan kemampuan yang khas dimiliki manusia, yakni kemampuan
untuk berbicara (power of speech), kemampuan mengambil kesimpulan (inference),
kemampuan menyusun pemikiran konseptual (conceptual thought), dan lebihlebih
kemampuan melakukan penilitian rasional (rational inquiry). Pada pokoknya, pengertian
logika yang baru adalah ingin mencari jawaban bagaimana disiplin logika yang telah
diperbaharui dan telah di kembangkan secara teliti tersebut dapat membimbing dan
mengarahkan penggunaan akal pemikiran dalam bidang ilmu pengetahuan secara umum.
Salah satu tradisi filsafat kontemporer yang mempunyai minat besar terhadap
science of linguistic ini adalah pragmatisme. Pragmatisme pada dasarnya merupakan
gerakan filsafat Amerika yang sangat dominan selama satu abad terakhir dan
mencerminkan sifat-sifat kehidupan Amerika. Demikian dekatnya pragmatisme dengan
Amerika sehingga Popkin dan Stroll menyatakan bahwa pragmatisme merupakan
gerakan yang berasal dari Amerika yang memiliki pengaruh mendalam bagi kehidupan
intelektual di Amerika. Pertanyaan tentang kebenaran, asal dan tujuan, hakikat serta hal-
hal metafisis bagi mayoritas orang Amerika menjadi pokok pembahasan dalam filsafat
Barat hanya bersifat teoretis. Pada umumnya mereka membutuhkan hasil yang konkret,
sesuatu yang penting dapat dilihat kegunaannya. Oleh karena itu, pertanyaan what is
dieliminer dengan what for dalam filsafat praktis.
Istilah Pragmatisme berasal dari kata Yunani pragma yang berarti perbuatan
(action) atau tindakan (practice). Isme di sini sama artinya dengan isme-isme lainnya,
yaitu berarti aliran atau ajaran atau paham. Dengan demikian Pragmatisme itu berarti
ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan.
Menurut filsafat tersebut, Istilah pragmatisme ini kemudian di angkat pada tahun
1865 oleh Charles S. Peirce (1839-1914) sebagai doktrin pragmatisme. Doktrin itu
selanjutnya di umumkan pada tahun 1978 paham tersebut menetapkan aspek-aspek
praktis sebagai parameter benar salahnya suatu pemikiran atau konsep. Doktrin ini
diangkat dalam sebuah makalah yang dimunculkan pada tahun 1878 dengan tema How to
Make Our Ideas Clear yang kemudian dikembangkan oleh beberapa ahli filsafat Amerika
diantaranya John Dewey (1859 – 1952). Chambers everyday dictionary merumuskan
pragmatisme sebagai a philosophy or philosophycal method thats makes practical
consequences the test of truth, yaitu suatu filsafat atau metode filsafat yang menetapkan
hasil-hasil praktis sebagai standar kebenaran.
Tambahan tujuan khusus pendidikan di atas yaitu untuk pemahaman tentang pentingnya
demokrasi. Menurut pragmatisme pendidikan hendaknya bertujuan menyediakan
pengalaman untuk menemukan/memecahkan hal-hal baru dalam kehidupan peribadi
dan kehidupan sosial.
Penutup
Pragmatisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan,
perbuatan. Pragmatise merupakan filsafat bertindak dalam menghadapi berbagai
persoalan, baik yang bersifat psikologis, epistemologis, metafisis, maupun religious.
Pragmatisme selalu mempertanyakan bagaimana konsekuensi praktisnya, selalu dikaitkan
dengan kegunaannya dalam hidup manusia. Konsekuensi praktis yang berguna dan
memuaskan manusia itulah yang membenarkan tindakan tadi.
Filosuf yang terkenal sebagai tokoh filsafat pragmatisme adalah Charles S. Peirce
(18931942), yang kemudian dikembangkan oleh William James (1842-1910) dan John
Dewey (1859-1952). Merekalah yang paling bertanggung jawab terhadap generasi
Amerika sekarang, karena di Amerika Serikat pragmatisme mendapat tempat tersendiri
dengan melekatnya nama Charles S. Peirce, William James sebagai tokohnya, disamping
John Dewey.
Daftar pustaka
Mustanshir, Rijal dan Munir, Misnan. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.
Santoso, Slamet Imam, Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Sinar
Hudaya, 1977.
Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan,2000.