Anda di halaman 1dari 11

FILSAFAT KONTEMPORER

PRAGMATISME

Cut Riza Maulina Jauhari (170209042)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-raniry

Cutrizamaulina00@gmail.com

Abstrak

Philosophy according to language derived from Griek (Greek) comes from the
words Pilos (love), Sophos (wisdom), ‚Mahabatul Hikmah‛ lovers of science. Philosophy
according to the term: deep curious (love for wisdom). Pythagoras said that knowledge in its
complete meaning is not suitable for humans. each person who experiences difficulties in
obtaining it and despite spending all his age, but he will not reach the edge. So knowledge is
a matter that we are looking for and we take part of it without including it all. Therefore, we
are not experts in knowledge, but seekers and lovers of knowledge. According to the term,
philosophy is a thought that is profound and free and aims to seek only the nature of truth
about the universe, the human world and behind nature.

contemporary philosophy which has a great interest in this science of linguistics is


pragmatism. Pragmatism is basically an American philosophical movement that was very
dominant for the past century and reflects the characteristics of American life. Pragmatism is
a movement originating from America that has a profound influence on intellectual life in
America. The question of truth, origin and purpose, the nature and metaphysical matters for
the majority of Americans is the subject of discussion in Western philosophy only
theoretically.

Filsafat menurut bahasa berasal dari Griek (Yunani) berasal dari kata Pilos (cinta),
Sophos (kebijaksanaan), ‚Mahabatul Hikmah‛ pecinta ilmu pengetahuan. Filsafat menurut
term: ingin tahu dengan mendalam (cinta pada kebijaksanaan). Phytagoras mengatakan
bahwa pengetahuan dalam artinya yang lengkap tidak sesuai untuk manusia . tiap-tiap orang
yang mengalami kesukaran-kesukaran dalam memperolehnya dan meskipun menghabiskan
seluruh umurnya, namun ia tidak akan mencapai tepinya. Jadi pengetahuan adalah perkara
yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa mencakup keseluruhannya. Oleh
karena itu, maka kita bukan ahli pengetahuan, melainkan pencari dan pencinta pengetahuan.
Menurut istilah,filsafat ialah pemikiran yang sedalam-dalamnya yang bebas dan teliti
bertujuan hanya mencari hakikat kebenaran tentang alam semesta, alam manusia dan dibalik
alam.

Filsafat kontemporer yang mempunyai minat besar terhadap science of linguistic ini
adalah pragmatisme. Pragmatisme pada dasarnya merupakan gerakan filsafat Amerika yang
sangat dominan selama satu abad terakhir dan mencerminkan sifat-sifat kehidupan Amerika.
pragmatisme merupakan gerakan yang berasal dari Amerika yang memiliki pengaruh
mendalam bagi kehidupan intelektual di Amerika. Pertanyaan tentang kebenaran, asal dan
tujuan, hakikat serta hal-hal metafisis bagi mayoritas orang Amerika menjadi pokok
pembahasan dalam filsafat Barat hanya bersifat teoretis.

Kata kunci : pragmatisme

Pendahuluan

Secara umum filsafat berarti upaya manusia untuk memahami segala sesuatu secara
sistematis, radikal, dan kritis. Orang Yunani senang akan kebijaksanaan yang selalu
diarahkan kepada kepandaian secara teoretis dan praktis. Kepandaian yang bersifat teoretis
adalah upaya manusia mencari pengetahuan yang penuh dengan gagasan dan ide yang
tentunya sejalan dengan cara pikir mereka. Kepandaian yang bersifat praktis adalah upaya
mencari pengetahuan yang diarahkan untuk menemukan kegunaan pengetahuan itu.

Berbicara mengenai ilmu maka tidak akan terlepas dari filsafat. Semua ilmu, baik
ilmu alam maupun ilmu sosial bertolak dari pengembangannya sebagai filsafat. Aliran-aliran
terpenting yang berkembang dan berpengaruh pada abad 20 adalah pragmatisme, vitalisme,
fenomenologi, eksistensialisme, filsafat analitis, strukturalisme, postmodernisme, dan
semiotika.

Aliran pragmatisme sangat terkenal di Amerika Serikat. Pragmatisme berasal dari


dua kata yaitu pragma dan isme. Pragam berasal dari bahasa Yunani yang berarti
tindakan atau action. Sedangkan pengertian isme sama dengan pengertian isme–isme
yang lainnya yang merujuk pada cara berpikir atau suatu aliran berpikir. Dengan demikian
filsafat pragmatisme beranggapan bahwa fikiran itu mengikuti tindakan. Pragmatisme
menganggap bahwa suatu teori dapat dikatakan benar apabila teori itu bekerja. Ini berararti
pragmatisme dapat digolongkan ke dalam pembahasan tentang makna kebenaran atau theory
of thurth. Pendirinya adalah Charles Sander Peirce, sementara tokoh paling terkenal  dari
aliran ini adalah William James.Pragmatisme mengajarkan bahwa sesuatu hal yang benar
adalah sesuatu yang akibatnya bermanfaat secara praktis. Jadi, pragmatisme memakai
akibat-akibat praktis dari pikiran dan kepercayaan sebagai ukuran untuk menetapkan nilai
kebenaran. Kelompok ini bersikap kritis terhadap sistem-sistem filsafat sebelumnya seperti
bentuk – bentuk aliran materialisme, idealisme, dan realisme. Mereka berpendapat bahwa
filsafat pada masa lalu telah keliru karena mencari hal – hal yang mutlak, yang ultimate.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan masalah mengenai apa yang


dimaksud dengan filsafat kontemporee yaitu aliran Pragmatisme dan tokoh tokohnya.

Metode yang digunakan ialah metode pengumpulan data, wawancara, dan


menyimpulkan.

Pembahasan

A. Pengertian filsafat dan filsafat kontemporer

Filsafat berasal dari Griek (Yunani) berasal dari kata Pilos (cinta), Sophos
(kebijaksanaan), ‚Mahabatul Hikmah‛ pecinta ilmu pengetahuan.

Orang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai seseorang yang berpijak di


bumi sedang tengadah ke bintang-bintang , ia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam
kemestaan alam, Karakteristiknya berfikit filsafat yang pertama adalah menyeluruh, yang
kedua mendasar.1 Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-
dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran/ rasio belaka.

a.Menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan
bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalamdalamnya sehingga
sampai ke dasar-dasar persoalan.

1
b. Menurut Plato( 427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang
ada.
c.Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan filsafat
menyelidiki sebab dan asas segala benda.
d. Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah
pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya.
e.Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina menyatakan filsafat
adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki
hakekatnya yang sebenarnya.
f. Immanuel kant (1724 – 1804) menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pokok dan
pangkal segala pengetahuan yang mencakup didalamnya 4 persoalan : yaitu (1) apakah
yang dapat kita ketahui (dijawab dengan Metafisika) ,(2) Apakah yang boleh kita
kerjakan (dijawab dengan etika), (3) Sampai dimanakah pengharapan kita (dijawab
dengan agama) (4) Apakah yang dinamakan manusia (dijawab dengan antropologi).
g. Harold H.Titus mengemukakan 4 pengertian filsafat. adalah :

(1) satu sikap tentang hidup dan tentang alam semesta (Philosophy is an attitude
toward life and the universe).

(2) Filsafat adalah satu metode pemikiran reflektif dan penyelidikan


Akliah(Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned inquired).

(3) Filsafat adalah satu perangkat masalah ( philosophy is a group pf problems).

(4) Fissafat ialah satu perangkat teori atau isi pikiran (philosophy is a group of system
of thouhg.

h. Al- Farabi mengatakan; bahwa filsafat adalah mengetahui semua yang wujud karena
ia wujud.(al-ilm bil maujudat bimahiya maujudah). Tujuan terpenting mempelajari
filsafat adalah mengetahui tuhan, bahwa ia esa dan tidak bergerak, bahwa ia memjadi
sebab yang aktif bagi semua yang ada , bahwa ia mengatur alam ini dengan kemurahan,
kebijaksanaan dan keadilan-Nya, Seorang filosof atau al hakim adalah orang yang
mempunyai pengetahuan tentang zat yang ada dengan sendirinya (al-wajibli-dzatihi),
Wujud selain Allah , yaitu mahluk adalah wujud yang tidak sempurna.
i. Ikwanushafa bagi golongan ini, filsafat itu bertingkat-tingkat , pertama cinta kepada
ilmu, kemudian mengetahui hakikat wujud-wujud, menurut kesanggupan manusia dan
yang terakhir ialah berkata dan berbuat sesuai ilmu. Mengenai lapangan filsafat
diketahui ada 4 yaitu matematika, logika, fisika dan ilmu ketuhanan. Sedang ilmu
ketuhanan mempunyai bagian:

1. mengenal Tuhan,
2. ilmu kerohanian yaitu malaikat,
3. ilmu kejiwaan
4. Ilmu politik (politik kenabian, politij pemerintahan, politik umum, politik khusus)
5. ilmu akherat.

J.IBNU SINA Pembagian filsafat bagi Ibnu sina pada pokoknya tidak berbeda dengan
pembagian yang sebelumnya, filsafat teori dan filsafat amalan. Filsafat ketuhanan
menurut Ibnu Sina adalah: 1. ilmu tentang turunnya wahyu dan mahluk-mahluk rohani
yang membawa wahyu itu, dengan demikian pula bagaimana cara wahyu itu
disampaikan, dati sesuatu yang bersifat rohani kepada sesuatu yang dapat dilihat dan
didengar. 2. ilmu akherat (Ma’ad) antara lain memperkenalkan kepada kita bahwa
manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya, maka rohnya yang abadi itu akan
mengalami siksa dan kesenangan.

k. AL-Kindi ,diikalangan kaum muslimin , orang yang pertama memberikan pengertian


filsafat dan lapangannya adalah Al-kindi, ia membagi filsafat 3 bagian :(1)Thibiyyat
(ilmu fisika) sebagi sesuatu yang berbenda (2) al-ilm-urriyadli (matematika) terdiri
dari ilmu hitung , tehnik, astronomi, dan musik, berhubungan dengan benda tapi
punya wujud sendiri, dan yang tertinggi adalah (3) ilm ur-Rububiyyah (ilmu
ketuhanan)/ tidak berhubungan dengan benda sama sekali.

Setelah kita mengetahui filsafat secara bahasa seperti pada penjabaran tersebut
diatas yang artinya kebijaksanaan maka secara ringkas filsafat disebut ‚cinta
kebijaksanaan atau Mahabatul Hikmah.

hakikat kebenaran tentang alam semesta, alam manusia dan dibalik alam.
Selanjutnya mengenai pragmatisme, didalam kamus ilmiah adalah paham yang
menekankan pengalaman, penyelidikan, eksperimen, serta kebenaran yang mempunyai
akibat-kibatnya yang memuaskan.sedang secara istilah luas, Pragmatisme adalah suatu
aliran yang mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai
benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis .Di Amerika
serikat pragmatisme mendapat tempatnya yang tersendiri didalam pemikiran filsafati.
William James-lah orangnya yang memperkenalkan gagasan-gagasan pragmatisme itu
kepada dunia. William james (18421910) ialah seorang psikolog , dilahirkan di New
York, tentunya setelah beliau ilmu kedokteran di Universitas Havard ia belajar psikologi
di Jerman dan nampaknya juga di Prancis. Kemudian dia memberi kuliah di tempat dia
menuntut ilmunya itu, yaitu secara berturut-turut: anatomi, fisiologi, psikologi dan
filsafat, hingga tahun 1907 . Selain William, tokoh pragmatisme lainnya adalah John
Dawey (1859-1952) secara umum diakui sebagai filosof Amerika yang terkemuka. Ia
adalah tokoh pragmatisme ketiga setelah Charles Sander Peirce (1139-1914) dan William
James. Ferdinand Canning Scott Schiller (16 Agustus 1864 - 9 Agustus 1937) adalah
seorang filsuf Jerman-Inggris. Lahir di Altona, Holstein (pada waktu anggota
Konfederasi Jerman, tetapi di bawah administrasi Denmark), Schiller belajar di
Universitas Oxford, dan kemudian adalah seorang profesor di sana, setelah diundang
kembali setelah waktu yang singkat di Cornell University. Belakangan dalam hidupnya ia
mengajar di University of Southern California. Dalam masa hidupnya ia dikenal sebagai
filsuf; setelah kematiannya karyanya dilupakan

b. Filsafat Kontemporer dan Pragmatisme

Pengantar Pragmatisme (dari bahasa Yunani: pragma, artinya yang dikerjakan, yang
dilakukan, perbuatan, tindakan) merupakan sebutan bagi filsafat yang dikembangkan
oleh William James (1842 - 1910) di Amerika Serikat.

Definisi Pragmatisme menurut Kamus Ilmiah Populer,Pragmatisme adalah aliran


filsafat yang menekankan pengamatan penyelidikan dengan eksperimen (tindak
percobaan), serta kebenaran yang mempunyai akibat – akibat yang memuaskan.
Sedangkan, definisi Pragmatisme lainnya adalah hal mempergunakan segala sesuatu
secara berguna.

Metafisika dan ontologi aliran pragmatisme ialah kebenaran bagi pragmatisme


ketika suatu konsep itu bekerja dan mampu digunakan untuk memecahkan masalah.

Dalam filsafat kontemporer, terdapat banyak aliran dan mazhab yang berbeda-
beda, tetapi bahasa telah menjadi fokus penelitian filosofis. Wittgensteins (filsuf
bahasa‛terbesar‛ abad ke 20) mengatakan: Alle Philosopie ist sprachkritik (setiap filsafat
adalah kritik atau bahasa), (tractatus,4.0031). kalau dalam filsafat pada abad ke-19 yang
mencolok adalah tematema epistemology, maka abad ke-20 di alihkan ke metodologi
bahasa dimana kita berbicara tentang knowledge dan belief. karena kita dapat
menemukan upaya sungguh-sungguh terhadap persoalan yang terkait dengan logika
penelitian (logic inquiry) atau metodologi dan sekaligus dengan memperjelas makna atu
arti bahasa (language) yang kita gunakan untuk mengonsepsi pengetahuan dan
kepercayaan. jadi bukan pada pertanyaan apakah mungkin kita memperoleh pengetahuan,
tetapi pada bagaimana menunjukkan cara-cara pengetahuan tersebut di peroleh, yakni
syarat-syarat (condition) dan cara-cara (procedures) untuk memperoleh pengetahuan
tersebut. Adanya perhatian terhadap bahasa ini lahirnya kembali logika yang kemudian
terkenal sebagai logika modern. Pada abad ke-19, ada sejumlah untuk memutakhirkan
logika oleh filsuf-filsuf seperti George Boyle, Ernst Schroder, Gotlob Frege, Bertrand
Russell dan A. N. Whitehead dan tentunya Charles S. Peirce. Logika modern di dasarkan
pada hubungan logis di antara seluruh kalimat. Pusat perhatiannya bukan lagi silogisme
tetapi argumen-argumen yang hipotetikal dan disjungtif. Logika yang semula dari istilah
Greek logos, bisa berarti macam-macam, sesuai kompleksitas penggunanya: logika bisa
bersangkut paut dengan kemampuan yang khas dimiliki manusia, yakni kemampuan
untuk berbicara (power of speech), kemampuan mengambil kesimpulan (inference),
kemampuan menyusun pemikiran konseptual (conceptual thought), dan lebihlebih
kemampuan melakukan penilitian rasional (rational inquiry). Pada pokoknya, pengertian
logika yang baru adalah ingin mencari jawaban bagaimana disiplin logika yang telah
diperbaharui dan telah di kembangkan secara teliti tersebut dapat membimbing dan
mengarahkan penggunaan akal pemikiran dalam bidang ilmu pengetahuan secara umum.

Salah satu tradisi filsafat kontemporer yang mempunyai minat besar terhadap
science of linguistic ini adalah pragmatisme. Pragmatisme pada dasarnya merupakan
gerakan filsafat Amerika yang sangat dominan selama satu abad terakhir dan
mencerminkan sifat-sifat kehidupan Amerika. Demikian dekatnya pragmatisme dengan
Amerika sehingga Popkin dan Stroll menyatakan bahwa pragmatisme merupakan
gerakan yang berasal dari Amerika yang memiliki pengaruh mendalam bagi kehidupan
intelektual di Amerika. Pertanyaan tentang kebenaran, asal dan tujuan, hakikat serta hal-
hal metafisis bagi mayoritas orang Amerika menjadi pokok pembahasan dalam filsafat
Barat hanya bersifat teoretis. Pada umumnya mereka membutuhkan hasil yang konkret,
sesuatu yang penting dapat dilihat kegunaannya. Oleh karena itu, pertanyaan what is
dieliminer dengan what for dalam filsafat praktis.

Istilah Pragmatisme berasal dari kata Yunani pragma yang berarti perbuatan
(action) atau tindakan (practice). Isme di sini sama artinya dengan isme-isme lainnya,
yaitu berarti aliran atau ajaran atau paham. Dengan demikian Pragmatisme itu berarti
ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan.

Pragmatisme memandang bahwa kriteria kebenaran ajaran adalah ‚faedah‛ atau


‚manfaat‛. Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh Pragmatisme benar apabila membawa
suatu hasil. Dengan kata lain, suatu teori itu benar kalau berfungsi (if it works). Dengan
demikian Pragmatisme dapat dikategorikan ke dalam pembahasan mengenai teori
kebenaran (theory of truth), sebagaimana yang nampak menonjol dalam pandangan
William James (1842-1910),terutama dalam bukunya The Meaning of The Truth (1909).

Menurut filsafat tersebut, Istilah pragmatisme ini kemudian di angkat pada tahun
1865 oleh Charles S. Peirce (1839-1914) sebagai doktrin pragmatisme. Doktrin itu
selanjutnya di umumkan pada tahun 1978 paham tersebut menetapkan aspek-aspek
praktis sebagai parameter benar salahnya suatu pemikiran atau konsep. Doktrin ini
diangkat dalam sebuah makalah yang dimunculkan pada tahun 1878 dengan tema How to
Make Our Ideas Clear yang kemudian dikembangkan oleh beberapa ahli filsafat Amerika
diantaranya John Dewey (1859 – 1952). Chambers everyday dictionary merumuskan
pragmatisme sebagai a philosophy or philosophycal method thats makes practical
consequences the test of truth, yaitu suatu filsafat atau metode filsafat yang menetapkan
hasil-hasil praktis sebagai standar kebenaran.

Epistimologi aliran pragmatisme ialah, jika realitas berubah secara


kontinyu, maka yang dibutuhkan adalah transformasi dalam memahami realitas.
Transformasi itu nampak dalam pendekatan epistemologis menurut pragmatisme.
Epistemologi melibatkan individu, organisme, dan lingkungan.

Filsuf paragmatisme berpendapat bahwa pendidikan harus mengajarkan seseorang


tentang bagaimana berfikir dan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat. Sekolah harus bertujuan untuk mengembangkan pengalaman-
pengalaman yang akan memungkinkan seseorang terarah kepada kehidupan yang baik.
Tujuan-tujuan pendidikan tersebut meliputi:

a. Kesehatan yang baik


b. Keterampilan-keterampilan dan kejujuran dalam bekerja
c. Minat dan hobi untuk kehidupan yang menyenangkan
d. Persiapan untuk menjadi orang tua
e. Kemampuan untuk bertransaksi secara efektif dengan masalah-masalah sosial.

Tambahan tujuan khusus pendidikan di atas yaitu untuk pemahaman tentang pentingnya
demokrasi. Menurut pragmatisme pendidikan hendaknya bertujuan menyediakan
pengalaman untuk menemukan/memecahkan hal-hal baru dalam kehidupan peribadi
dan kehidupan sosial.

Membicarakan pragmatisme sebagai sebuah paham dalam filsafat, memang tidak


dapat dilepaskan dari nama-nama seperti Charles S. Peirce, William James, dan John
Dewey di atas. Meskipun ketiga tokoh tersebut dimasukkan dalam kelompok
pragmatisme, namun di antara ketiganya memiliki fokus pembahasan yang berbeda.
Charles S. Peirce lebih dekat di sebut filsuf ilmu , sedangkan William James disebut filsuf
agama, dan John Dewey dikelompokkan pada filsuf sosial.

Biografi Charles Sanders Peirce

Charles Sanders Peirce dilahirkan pada 10 September 1839 di Cambridge,


Massachusetts, Amerika Serikat. Dia menulis dari tahun 1857 sampai menjelang wafat,
kira selama 57 tahun. Publikasinya mencapai 12.000 halaman dan manuskrip yang tidak
dipublikasikan mencapai 80.000 halaman catatan tangan. Topik yang dibahas dalam
karyakarya Peirce sangat luas, dari matematika dan ilmu fisika, ekonomi dan ilmu sosial,
serta masalah lainnya.

Benjamin Peirce, ayah Charles Sanders Peirce adalah professor matematika di


Universitas Harvard dan salah seorang pendiri ‚U.S. Coast and Geodetic Survey‛. Peran
Benjamin sangat besar dalam membangun Departemen Matematika di Harvard. Dari
ayahnya, Charles Sanders Peirce memperoleh pendidikan awal yang mendorong dan
menstimulus kiprah intelektualnya. Benjamin mengajar dengan melalui pendekatan
kasus/problem yang meminta jawaban dari sang anak. Hal ini membekas dalam
pemikiran filosofis dan masalah ilmu yang dihadapi Peirce di kemudian hari.
Peirce lulus dari Harvard pada tahun 1859 dan menerima gelar Bachelor of
Science dalam bidang Kimia pada tahun 1863. Dari tahun 1859 sampai 1891 dia bekerja
di U. S. Coast and Geodetic Survey, terutama menyurvei dan investigasi geodesi. Dari
tahun sampai 1884, dia juga mengajar Logika di Departemen Matematika Universitas
Johns Hopkins. Pada masa itu Departemen Matematika dipimpin oleh matematikawan
terkenal, J. J. Sylvester. Peirce meninggal pada 19 April 1914 di Milford, Pennsylvania
Amerika Serikat.

Diantara karya-karnya adalah Collected Papers of Charles Sanders Peirce, 8 vols.


Edited by Charles Hartshorne, Paul Weiss, and Arthur Burks (Harvard University Press,

Cambridge, Massachusetts, 1931-1958); Pragmatism as a Principle and Method


of Right Thinking: the 1903 Harvard Lectures on Pragmatism by Charles Sanders Peirce.
Edited by Patricia Ann Turrisi (State University of New York Press, Albany, New York,
1997); Reasoning and the Logic of Things: the Cambridge Conferences Lectures of 1898.
Edited by Kenneth Laine Ketner (Harvard University Press, Cambridge, Massachusetts,
1992).Writings of Charles S. Peirce: a Chronological Edition, Volume I 1857-1866,
Volume II 1867-1871, Volume III 1872-1878, Volume IV 1879-1884, Volume V 1884-
1886. Edited by the Peirce

Edition Project (Indiana University Press, Bloomington, Indiana, 1982, 1984,


1986, 1989, 1993)

Penutup

Pragmatisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan,
perbuatan. Pragmatise merupakan filsafat bertindak dalam menghadapi berbagai
persoalan, baik yang bersifat psikologis, epistemologis, metafisis, maupun religious.
Pragmatisme selalu mempertanyakan bagaimana konsekuensi praktisnya, selalu dikaitkan
dengan kegunaannya dalam hidup manusia. Konsekuensi praktis yang berguna dan
memuaskan manusia itulah yang membenarkan tindakan tadi.

Filosuf yang terkenal sebagai tokoh filsafat pragmatisme adalah Charles S. Peirce
(18931942), yang kemudian dikembangkan oleh William James (1842-1910) dan John
Dewey (1859-1952). Merekalah yang paling bertanggung jawab terhadap generasi
Amerika sekarang, karena di Amerika Serikat pragmatisme mendapat tempat tersendiri
dengan melekatnya nama Charles S. Peirce, William James sebagai tokohnya, disamping
John Dewey.

Daftar pustaka

Dewey, John, 1920, Reconstruction in Philosophy, Henry Holt and Company:


NY.
Munitz, Milton K.. Contemporery Analitic Philosophy. New York; Macmillan Publishing
Co.Inc. 1981.

Mustanshir, Rijal dan Munir, Misnan. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.
Santoso, Slamet Imam, Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Sinar
Hudaya, 1977.

Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan,2000.

Anda mungkin juga menyukai