Anda di halaman 1dari 2

PENGERTIAN DAN SEJARAH REALISME

A. Pengertian Realisme
Realisme adalah suatu aliran filsafat yang luas yang meliputi materialisme disatu sisi
dan sikap yang lebih dekat kepada idealisme objektif di pihak lain. Realisme adalah
pandangan bahwa objek-objek indera adalah riil dan berada sendiri tanpa bersandar kepada
pengetahuan lain atau kesadaran akal . Diketahuinya atau menjadi objek pengalaman, tidak
akan mempengaruhi watak sesuatu benda atau mengubahnya. Benda-benda ada dan kita
mungkin sadar dan kemudian tidak sadar akan adanya benda-benda tersebut, tetapi hal itu
tidak mengubah watak benda-benda tersebut. Benda-benda atau bojek memang mungkin
memiliki hubungan dengan kesadaran, namun benda-benda atau objek tersebut tidak
diciptakan atau diubah oleh kenyataan bahwa ia diketahui oleh subjek.
Dalam arti filsafat yang sempit, realisme berarti anggapan bahwa obyek indra kita
adalah real, benda-benda ada, adanya itu terlepas dari kenyataan bahwa benda itu kita
ketahui, atau kita persepsikan atau ada hubungannya dengan pikiran kita. Bagi kelompok
realis, alam itu, dan satusatunya hal yang dapat kita lakukan adalah: menjalin hubungan
yang baik dengannya. Kelompok realis berusaha untuk melakukan hal ini, bukan untuk
menafsirkannya menurut keinginan atau kepercayaan yang belum dicoba kebenarannya.
Seorang realis bangsa Inggris, John Macmurray mengatakan: Kita tidak bisa melpaskan diri
dari fakta bahwa terdapat perbedaan antara benda dan ide. Bagi common sense biasa, ide
adalah ide tentang sesuatu benda, suatu fikiran dalam akal kita yang menunjuk suatu benda.
Dalam hal ini benda dalah realitas dan ide adalah ‘bagaimana benda itu nampak pada kita’.
Oleh karena itu, maka fikiran kita harus menyesuaikan diri dengan benda-benda , jika mau
menjadi benar, yakni jika kita ingin agar ide kita menjadi benar, jika ide kita cocok dengan
bendanya, maka ide itu salah dan tidak berfaedah. Benda tidak menyesuaikan dengan ide
kita tentang benda tersebut. Kita harus mengganti ide-ide kita dan terus selalu
menggantinya sampai kita mendapatkan ide yang benar. Cara berpikir common sense
semacam itu aalah cara yang realis; cara tersebut adalah realis karena ia menjadikan ‘benda’
adalah bukan ‘ide’ sebagai ukuran kebenaran, pusat arti. Realisme menjadikan benda itu dari
real dan ide itu penampakkan benda yang benar atau yang keliru.
Dalam membicarakan dasar psikologi dari sikap yang selain realisme, Macmurray
mengatakan bahwa oleh karena filsafat itu sangat mementingkan ide, maka ia condong
menekankan alam ide atau pikiran. Oleh karena filsafat condong menjadi penting baginya,
maka ia secara wajar, tetapi salah, mengira bahwa ide itu mempunyai realitas yang tidak
terdapat dalam benda. Jika ia menganggap kehidupan akal atau pemikiran reflektif sebagai
suatu hal yang lebih tinggi dan lebih mulia daripad akktivitas praktis atau perhatian kita
terhadap benda, kita mungkin secara keliru mengira bahwa ide itu lebih penting daripada
bendanya. Jika kita mengungkung diri kita dalam pikiran, maka pikiran akan tampak sebagai
satu-satunya hal yang berarti. Menurut Macmurray, pandangan realis adalah pandangan
common sense dan satu-satunya pandangan yang dapat bertahan di tengah-tengah
akktivitas-aktivitas kehidupan yang praktis.
Pengertian Filsafat Realisme ialah pandangan bahwa objek-objek indera adalah real
dan berada sendiri tanpa di sandarkan, tanpa pengetahuan lain atau kesadaran akal.
Realisme merupakan salah satu pemikiran aliran klasik yang di sandarkan kepada aries
toteles yang memandang dunia dalam tema material. Realisme berpandangan bahwa
hakikat realitas ialah fisik dan juga ruh yang bersifat hal fisik dan rohani (dualitas).
Pengetahuan di dalam dunia pendidikan tidak hanya terletak pada objek saja tetapi
juga pada subjeknya. Pada prinsipnya realisme memandang hakikat wujud/nyata/realitas
terdiri atas dunia fisik dan rohani (dualitas). Realisme di dalam dunia pendidikan memiliki
prinsip dan tujuan untuk memberikan perhatian kepada peserta didik yang apa adanya,
untuk menyesuaikan hidup dan tanggung jawab sosial.

B. Sejarah Realisme
Idealisme adalah filsafat Barat yang berpengaruh pada akhir abad ke-19. Dengan
memasuki abad ke-20, realisme muncul, khususnya di Inggris dan Amerika Utara. Real
berarti yang aktual atau yang ada, kata tersebut menunjuk kepada benda-benda atau
kejadian-kejadian yang sungguh-sungguh, artinya yang bukan sekadar khayalan atau apa
yang ada dalam pikiran. Real menunjukkan apa yang ada. Reality adalah keadaan atau sifat
benda yang real atau yang ada, yakni bertentangan dengan yang tampak. Dalam arti umum,
realism berarti kepatuhan kepada fakta, kepada apa yang terjadi, jadi bukan kepada yang
diharapka atau yang diinginkan. Akan tetapi dalam filsafat, kata realisme dipakai dalam arti
yang lebih teknis.
Realisme muncul pada abad 19, tepatnya pada tahun 1850, setelah terjadinya
revolusi di Prancis tahun 1948. Gaya baru ini muncul menggantikan karya seni yang populer
sebelumnya, yaitu aliran romantisme. Aliran romantisme identik dengan sesuatu yang
megah. Contoh dari romantisme seperti pemandangan alam yang menakjubkan, tokoh
eksotis, mitologis memunculkan nilai dramatis dan emosi tinggi. Seniman realis menolak
gaya romantisme dan memilih kehidupan nyata menjadi objek pada lukisan mereka. Masa
itu, kehidupan sosial, ekonomi, politik hingga budaya diatur. Hal ini kerap memunculkan
kehidupan yang tidak menyenangkan. Para seniman realis pun menggambarkan kehidupan
itu apa adanya.
Seni realisme semakin populer dan masyarakat meninggalkan seni tradisional yang
bersifat idealis. Mereka menggesernya dengan sesuatu yang lebih nyata dan benar-benar
terjadi dalam kehidupan dunia.nPara realis banyak menggambar kehidupan kaum pekerja
atau kaum miskin. Hal ini juga digunakan sebagai kritikan kepada kaum borjuis. Gaya ini pun
semakin berkembang ke bidang seni yang lain, seperti patung, sastra, hingga teater atau
opera. Kesenian itu juga menggunakan tema-tema yang realistis atau yang benar-benar
terjadi secara nyata

Sumber:
Sutono Agus. t.t. Aliran Realisme Dalam Filsafat Pendidikan. Jurnal Filsafat Pendidikan
Titus, Nolan, Smith, 1984, Living Issues in Philosophy, Alih bahasa HM Rasjidi, Penerbit Buan
Bintang, Jakarta
Al-Syaibany, Omar Mohammad Al-Toumy. 1979. Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan
Bintang.

Anda mungkin juga menyukai