Anda di halaman 1dari 5

KISI – KISI UAS FILSAFAT MANUSIA

1. Kesadaran Manusia
Fakta bahwa kita dapat berpikir menunjukkan bahwa manusia merupakan entitas yang
memiliki kesadaran. Ada relasi internal antara kesadaran dan pikiran. Dengan demikian
kesadaran adalah bagian dari kondisi internal manusia yang harus dibedakan dengan
kondisi fisiknya.
Kesadaran manusia adalah bentuk aktivitas mental, bentuk tertinggi. Aktivitas mental
adalah adalah semua proses mental, sadar dan tidak sadar, semua kondisi mental dan
kualitas individu.
Kesadaran di sisi lai, sebagai bentuk tertinggi dari aktivitas mental, hanya melekat pada
manusia dan itupun tidak setiap saat atau disemua tingkatan.
2. Identitas dan jati diri manusia
3. Aliran-aliran dalam filsafat
- Idealisme
Idealisme adalah aliran yang menganggap bahwa kenyataan atau realistis tersusun
dari jiwa dan juga ide. Istilah idealisme berasal dari kata “idea” yang memiliki arti
sesuatu yang hadir di dalam jiwa. Aliran tersebut menjadi sebuah awal yang sangat
penting untuk perkembangan cara berpikir manusia. Pemikiran dasar dari aliran ini
ternyata juga pernah dijelaskan oleh Plato. Menurutnya, realitas yang paling dasar
adalah sebuah ide. Sementara realitas yang bisa dilihat oleh manusia adalah
bayangan dari ide itu sendiri. Pemikiran tersebut pastinya memandang realitas yang
terlihat sebagai sesuatu yang tidak begitu penting. Mereka hanya akan
menerimanya jika realitas tersebut dihubungkan dengan ide-ide. Walaupun begitu,
pemikiran idealisme ini adalah pemikiran yang paling bisa diterima oleh para tokoh
ataupun filsuf, salah satunya yaitu Descartes. Ia sepakat bahwa unsur yang
berhubungan dengan jiwa adalah unsur yang lebih penting dibanding sebuah
kebendaan yang tampak.
- Rasionalisme
Aliran rasionalisme adalah suatu aliran yang mengedepankan akal sebagai satu-
satunya sumber pengetahuan yang bisa dipercaya. Untuk para tokohnya, akal adalah
suatu aset yang paling penting yang dimiliki oleh manusia untuk memperoleh,
menemukan, dan menguji suatu pengetahuan. Mereka juga menganggap bahwa
akal mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan
yang ada di dalam hidup. Semua permasalahan bisa diselesaikan dan dipecahkan
menggunakan akal. Adapun tokoh yang terkenal di dalam aliran rasionalisme
adalah Rene Descartes. Ia mempunyai julukan sebagai bapak filsafat modern.
Aliran tersebut muncul karena satu pertanyaan darinya “Apakah metode dasar yang
akan digunakan manusia untuk melakukan refleksi?” Dari pertanyaan tersebut lah
Ia menemukan akal sebagai salah satu hal yang paling mendasar yang digunakan
manusia untuk melakukan refleksi pada sesuatu. Apabila ditarik aliran tersebut ke
masa sekarang, apakah masih relate? Apakah kamu termasuk ke dalam golongan
orang-orang rasionalisme, yang selalu menggunakan akal dalam menyelesaikan
segala macam permasalahan yang muncul di dalam hidup? Atau mungkin saja kamu
termasuk ke dalam aliran yang lain?
- Empirisme
Aliran ini lebih berfokus pada pengalaman yang dimiliki oleh seseorang sebagai
sumber dari pengetahuan. Kata empirisme berasal dari Bahasa Yunani yang artinya
pengalaman inderawi atau pengalaman observasi melalui panca indera. Empirisme
adalah suatu aliran yang sangat bertentangan dengan rasionalisme. Menurut para
tokoh yang ada di dalamnya, pengetahuan itu berasal dari pengalaman. Sehingga
panca indera adalah sumber utama yang paling jelas dan pasti daripada akal. Semua
hal yang diketahui oleh manusia itu tergantung pada bagaimana mereka
menggunakan panca inderanya, mulai dari mendengar, melihat, menyentuh yang
mereka miliki, dan berbicara. Adapun tokoh empirisme juga menolak keyakinan
bahwa manusia mempunyai fitrah pengetahuan di dalam dirinya. Menurut aliran
ini, tanpa adanya pengalaman, sebuah pengetahuan tidak akan bisa terbentuk.
Selain itu, aliran ini juga dibentuk oleh Francis Bacon dan Thomas Hobbes dengan
pandangan: Semua pengetahuan bisa terbentuk dengan menggabungkan apa yang
telah dialami oleh manusia. Apakah kamu adalah salah satu orang yang meyakini
aliran ini? Dimana pengalaman menjadi hal yang bisa membentuk cara pandang
seseorang sampai bisa mempengaruhi bagaimana mereka berperilaku dan
kepribadian yang terbentuk dari pengalaman tersebut
- Dualisme
Dualisme adalah suatu aliran yang mengungkapkan bahwa realitas terdiri dari dua
akar yang berlainan dan bertolak belakang. Masing-masing akar itu bersifat unik
dan tidak bisa dihilangkan. Sehingga, ada beberapa tokoh mengungkapkan bahwa
aliran ini adalah gabungan dari aliran idealisme dan aliran materialisme, atau aliran
yang menggabungkan antara jiwa dan tubuh. Adapun tokoh yang membentuk
pemikiran tersebut adalah Thomas Hyde. Dimana pemikiran dasarnya merupakan
zat dan pikiran merupakan suatu hal yang berbeda dan keduanya akan saling
melengkapi untuk membentuk suatu pengetahuan.
- Positivisme
Aliran yang satu ini muncul pada abad ke 19. Dimana dasar pemikiran ini
bersumber pada pengetahuan yang berasal dari apa yang diketahui, pasti, dan hal
yang nyata. Positivisme berfokus pada suatu fakta yang nyata dan
mengesampingkan hal-hal diluar realitas dan kenyataan yang tidak terlihat. Aliran
yang satu ini sangat dekat dengan aliran empirisme, yaitu sama-sama meyakini
bahwa pengetahuan berdasar pada pengalaman yang didasari oleh inderawi.
Menurut para tokoh yang ada di dalamnya, manusia tidak akan pernah mengetahui
sesuatu lebih dari apa yang dilihat. Berdasarkan fakta-fakta yang nyata, manusia
tidak akan mengetahui sesuatu dibalik fakta tersebut bila mereka tidak melihatnya.
Tokoh yang menciptakan aliran ini yaitu Henri de Saint Simon, yang kemudian
dikembangkan oleh muridnya yang bernama August Comte. Dasar dari pemikiran
ini adalah untuk memahami sebuah pengetahuan bahwa manusia harus menarik
hubungan sebab akibat. Hingga hukum-hukum yang membentuk pengetahuan
tersebut. Dalam proses mencari ini, manusia akan menemukan berbagai macam
fakta yang nyata di dalam pengetahuan tersebut.
- Realisme
Realisme adalah sebuah aliran yang ada di dalam ilmu pengetahuan. Menurut aliran
ini, Ia mempermasalahkan objek pengetahuan manusia. Dimana realisme
memandang bahwa objek pengetahuan yang diyakini oleh manusia berada di luar
diri manusia itu sendiri, misalnya saja. Pengetahuan mengenai pohon, Pengetahuan
mengenai binatang, Pengetahuan mengenai bum dan Pengetahuan mengenai kota.
Semua contoh yang disebutkan di atas tak hanya ada di dalam pikiran manusia yang
mengamatinya saja, tapi juga ada dengan sendirinya dan tidak bergantung pada jiwa
manusia.
4. Metode berpikir filsafat
- Metode kritis
Metode kritis bersifat analisa istilah dan pendapat, kemudian disistematiskan dalam
hermeneutika (interpretasi asas-asas metodologis) yang menjelaskan keyakinan dan
berbagai pertentangannya. Caranya adalah dengan bertanya, membedakan,
membersihkan, menyisihkan dan menolak suatu keyakinan. Dengan begitu,
akhirnya akan ditemukan keyakinan yang terbaik di antaranya. Keyakinan atau
filsafat terbaik inilah yang dikatakan hakikat sesuatu yang lebih baik.
- Metode intuitif
tidak bertumpu pada intelek dan rasionalisasi manusia, tetapi tidak bersifat anti-
intelektual. Manusia terkadang harus mengambil jarak dan berjauhan dengan
logika, serta menyerahkan diri pada kemurnian kenyataan dan keaslian fitrah
manusia. Bukan berarti pula bahwa logika harus dibungkam dan rasio ditinggalkan.
Tetapi metode ini mengajak kita berpikir dalam semangat untuk bisa menganalisis
suatu keyakinan tanpa terjerat oleh rasio dan logika. Agak sulit untuk dibayangkan
namun akan mengalir ketika dicoba untuk dilakukan. Metode ini dapat
membongkar sesuatu yang selama ini tidak tampak di permukaan. Analoginya, saat
kita memikirkan mengenai esensi yang didapat dari suatu permainan judi, maka kita
akan melihat objek dari permainan tersebut bukan? yakni hadiahnya yang begitu
besar. Padahal, sejatinya yang menyebabkan permainan itu adiktif adalah rasa
penasaran ketika kalah dan rasa puas ketika menang.
- Metode skolastik (studi literatur)
- Metode matematis (proses pembelajaran yang berakar dari rumus)
- Metode diakletis (diaglog yg memunculkan suatu rumusan)
- Metode transcendental
Metode ini menerima nilai objektif ilmu-ilmu positif, sebab terbukti telah
menghasilkan kemajuan hidup sehari-hari. Ia juga menerima nilai subjektif agama
dan moral sebab memberikan kemajuan dan kebahagiaan.
- Metode empiris (berangkat dari pengalaman yang melahirkan memori)
Metode ini adalah metode yang hingga kini banyak dilakukan untuk mendalami
ilmu pengetahuan. Hal tersebut karena ilmu pengetahuan tidak cukup untuk digeluti
oleh logika dan rasio saja. Kita harus melakukan eksperimen sehingga mampu
membuktikannya secara empiris yang berarti teralami, terlihat, nyata, tervalidasi
oleh data, bukan asumsi atau spekulasi.
- Metode fenomenologi (Pemahaman terkait kerja teks)
metode ini melihat sesuatu dengan objektif tanpa melihat sisi subjektifnya seperti
kepentingan, perasaan, atau tekanan sosial. Bayangkan bagaimana rasa penasaran
seorang anak kecil yang belum mengerti apa-apa ketika menemukan hal baru. Ia
akan mengobservasinya dan melakukan apapun untuk secara tidak sadar
mempelajari dan mengenalnya, termasuk meremas dan menendang kucing liar yang
ia temukan di halaman belakang rumah
- Metode analisis Bahasa
Metode ini meneliti dan membedakan permainan-permainan bahasa itu untuk
mendapatkan keyakinan yang lebih baik. Juga menetapkan peraturan masing-
masing bahasa agar tidak terjadi kekeliruan logis dan kesalahpahaman yang
disebabkan oleh kerancuan makna kata.
5. Ciri-ciri berperilaku filsafat
6. Ciri-ciri berpikir filsafat
- Kritis : mengevaluasi dan menganalisis serta menemukan sesuatu yang berbeda
- Sistematis : mengikuti aturan dan alur
- Mendalam/mengakar : berpikir sampai pada inti daripada indti
- Koheren : runtut antara satu gagasan dengan gagasan yang lain
- Komprehensif : pemahaman yang menyeluruh dan utuh
- Logis :

Anda mungkin juga menyukai