Anda di halaman 1dari 23

Filsafat jadi salah satu ilmu yang dipandang sebelah mata, dianggap sebagai sesuatu yang aneh, tidak

jelas, atau abstrak jika belum mengenalnya lebih dalam. Seperti kata pepatah, “tak kenal maka tak
sayang”. Pepatah ini sangat berlaku pada ilmu filsafat. Kenapa? Karena jika kamu mengenalnya
lebih dalam, dan mempelajarinya dengan tepat, kamu akan menemukan “cinta” didalam filsafat.

Cinta seperti apa yang akan kamu temukan? Kita mulai dari definisi filsafat.

Apa itu Filsafat? Apa Ciri-Cirinya?


Filsafat merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu Philosophy dan kata ini berasal dari bahasa
Yunani yang terbagi dalam dua kata yaitu Philein atau Philia dan Sophia. Apa arti dari kedua kata
tersebut? Di sini, kita akan menemukan “cinta” yang pertama pada filsafat. Kedua kata tersebut
memiliki arti Philen atau Philia yaitu cinta atau mencintai, sedangkan Sophia memiliki arti
kebijaksanaan. Secara keseluruhan, filsafat memiliki arti mencintai kebijaksanaan atau love of
wisdom. Yup, seorang filsuf (ahli berpikir) sangat mencintai kebijaksanaan. Aku rasa mereka tidak
akan mudah percaya pada hoax atau berita-berita bohong yang banyak terjadi saat ini.
Seseorang yang mencintai kebijaksanaan akan lebih berhati-hati dalam menerima dan percaya pada
hal yang tidak jelas sumbernya. Mereka akan terus bertanya hingga jawaban yang mereka terima
sudah cukup menjawab segala keraguan dan kebingungannya. Bisa dibilang, hidup mereka akan jauh
terasa lebih tenang. Dengan pertanyaan-pertanyaan dan usahanya mencari jawaban, dapat membantu
mereka untuk tidak terlalu larut dalam hal yang tidak jelas kebenarannya. Hal ini sesuai dengan ciri-
ciri filsafat yaitu universal, radikal, dan sistematis.

Filsafat itu universal, artinya pemikiran yang ada pada aliran filsafat berlaku untuk semua tidak
terkecuali. Lalu filsafat itu memiliki ciri radikal yaitu menggali sesuatu sampai ke akarnya, seorang
filsuf tidak hanya berhenti pada satu atau dua pertanyaan saja, pertanyaan akan terus muncul hingga
sudah tidak ada lagi hal yang membuatnya ragu atau heran. Terakhir adalah sistematis, filsafat
memiliki ciri sistematis yang artinya segala pemikiran yang muncul atau pertanyaan hingga jawaban
semuanya berurutan dan saling berkaitan. Nantinya kamu akan menemukan bahwa aliran-aliran
filsafat yang ada merupakan aliran yang saling berkaitan dan terhubung satu sama lainnya.

Cinta yang kedua dapat kamu temukan pada asal mula munculnya filsafat. Salah satu emosi positif
yang dimiliki oleh manusia adalah kagum dan filsafat muncul dari emosi positif ini. Rasa kagum
yang akhirnya memunculkan curiosity atau rasa ingin tahu yang besar terhadap hal yang dikagumi
tersebut. Dari rasa ini lah, pertanyaan-pertanyaan muncul, hingga membentuk sebuah aliran dalam
filsafat. Seperti yang mungkin kamu ketahui juga bahwa filsafat tidak hanya memiliki satu atau dua
aliran saja, namun filsafat memiliki beragam aliran. Aliran-aliran ini muncul karena adanya
perbedaan cara manusia memandang dunia.
Dalam memandang hal yang sama, mungkin aku dan kamu pasti memiliki sudut pandang yang
berbeda. Bisa jadi kamu melihatnya dari sisi sebelah kiri, dan aku melihatnya dari sebelah kanan,
yang akhirnya kita berdua melahirkan sebuah pandangan baru, begitu pula dengan aliran-aliran yang
ada dalam filsafat. Berbagai aliran ini tentunya merupakan sudut pandang para tokohnya dalam
melihat dunia, sudut pandang ini bisa berdasarkan bagaimana pengalaman hidup seseorang, atau
prinsip dan keyakinan yang dimilikinya.

Tentunya semua atas dasar yang jelas, ditemukan dari rasa kagum dan pertanyaan-pertanyaan yang
muncul dari rasa tersebut. Aku akan memperkenalkan sedikit aliran yang ada dalam filsafat dan
bagaimana pandangannya terhadap dunia pengetahuan.

Belajar mencari kebenaran dari Ibnu Al Haytham (Cara Berpikir Ilmuwan Besar)

Aliran Dalam Filsafat

Jesy

Andi
1. Idealisme
Idealisme merupakan aliran yang meyakini bahwa kenyataan atau realitas terdiri dari jiwa dan ide-
ide. Kata idealisme berasal dari kata “idea” yang artinya sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini
menjadi awal yang penting bagi perkembangan cara berpikir manusia. Pemikiran dasar aliran ini pun
ternyata pernah dipaparkan oleh Plato, menurutnya realitas yang paling dasar adalah sebuah ide,
sedangkan realitas yang dapat dilihat oleh manusia adalah bayangan dari ide tersebut.
Pemikiran ini tentunya memandang realitas yang tampak sebagai sesuatu yang tidak penting, dan
hanya dapat diterima jika realitas tersebut dikaitkan dengan ide-ide. Meskipun demikian pemikiran
idealisme ini merupakan pemikiran yang paling diterima oleh para tokoh atau filsuf, salah satunya
adalah Descartes, ia menyetujui bahwa unsur yang berkaitan dengan jiwa merupakan unsur yang
lebih penting daripada sebuah kebendaan (yang tampa

2. Rasionalisme

Ferdsyan

Fauzan

andi
Aliran rasionalisme merupakan aliran yang mengutamakan akal sebagai satu-satunya sumber
pengetahuan yang dapat dipercaya. Bagi para tokohnya, akal merupakan aset terpenting yang
dimiliki oleh manusia untuk menemukan, memperoleh, hingga menguji sebuah pengetahuan. Mereka
juga meyakini bahwa akal memiliki kemampuan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam
hidup, segala permasalahan dapat diselesaikan dan dipecahkan melalui akal.

Tokoh yang terkenal pada aliran rasionalisme adalah Rene Descartes, ia memiliki julukan sebagai
bapak filsafat modern. Aliran ini muncul oleh satu pertanyaan darinya, “apakah metode dasar yang
pasti digunakan manusia untuk melakukan refleksi?” Dari pertanyaan ini lah ia menemukan akal
sebagai sesuatu yang paling mendasar digunakan manusia untuk melakukan refleksi pada sesuatu.
Jika kita tarik aliran ini ke masa sekarang apakah masih relate? Apakah kamu termasuk tim
Rasionalisme, yang selalu menggunakan akal dalam memecahkan berbagai permasalahan yang
muncul dalam hidup? Atau mungkin kamu termasuk dalam aliran yang lain? Ayo kita bahas
berikutnya!

3. Empirisme

Hafiz
Rizal

Ihlam Fadilah

M Ali Hasan
Aliran yang satu ini berfokus pada pengalaman yang dimiliki seseorang sebagai sumber dari
pengetahuan. Empirisme ini berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti pengalaman inderawi atau
pengalaman observasi melalui panca indera. Empirisme merupakan aliran yang sangat bertentangan
dengan rasionalisme, menurut para tokohnya pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga panca
indera merupakan sumber yang paling jelas dan pasti dibandingkan akal.

Semua hal yang diketahui oleh manusia bergantung pada bagaimana manusia menggunakan panca
indera melihat, mendengar, menyentuh yang dimilikinya. Tokoh empirisme juga
menolak keyakinan bahwa manusia memiliki fitrah pengetahuan dalam dirinya, menurut aliran ini
tanpa adanya pengalaman, pengetahuan tidak akan terbentuk. Aliran ini dibentuk oleh Francis
Bacon dan Thomas Hobbes dengan pandangan: Semua pengetahuan terbentuk dengan
menggabungkan apa yang dialami oleh manusia.

4. Dualisme

Ferdian
Dualisme merupakan aliran yang menyebutkan bahwa realitas itu terdiri dari dua akar yang berlainan
dan bertolak belakang. Masing-masing akar tersebut bersifat unik dan tidak dapat dihilangkan.
Sehingga, beberapa tokoh menyebutkan bahwa aliran ini merupakan gabungan dari aliran idealisme
dan materialisme, atau aliran yang menggabungkan jiwa dan tubuh.

Tokoh yang membentuk pemikiran ini adalah Thomas Hyde, pemikiran dasarnya adalah zat dan
pikiran merupakan hal yang berbeda dan keduanya saling melengkapi untuk membentuk sebuah
pengetahuan.

5. Positivisme
Ferdian

Jesey

Kodrat

Andi
Aliran ini muncul pada abad ke 19, dengan dasar pemikiran sumber pengetahuan berasal dari apa
yang diketahui, nyata, dan hal yang pasti. Positivisme ini fokus pada suatu fakta yang nyata, dan
mengesampingkan hal-hal yang diluar realitas atau kenyataan yang tidak tampak. Aliran ini dekat
dengan Empirisme yang sama-sama meyakini pengetahuan berdasarkan pengalaman yang didasari
oleh inderawi. Menurut para tokohnya, manusia tidak akan pernah mengetahui sesuatu lebih dari apa
yang mereka lihat, dan temukan yang didasarkan pada fakta-fakta yang nyata, manusia tidak akan
mengetahui sesuatu dibalik fakta tersebut jika mereka tidak melihatnya.

Tokoh yang melahirkan aliran ini adalah Henri de Saint Simon, yang lalu dikembangkan oleh
muridnya August Comte. Dasar pemikirannya adalah untuk memahami suatu pengetahuan, manusia
harus menari hubungan sebab akibat, ingga hukum-hukum yang membentuk pengetahuan tersebut.
Dalam proses mencari inilah, manusia akan menemukan fakta yang nyata pada pengetahuan tersebut.

ciri-ciri berpikir filsafat:


v Berpikir sampai ke akar- akarnya (hakikat terdalam).
v Universal : menyangkut pengalaman umum manusia
v konseptual(hasil generalisasi dan abstraksi pengalaman manusia (apa itu kebebasan, kebenaran,
dan lain-lain)
v Koheren dan konsisten (runtut) koheren berarti sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir. Konsisten
berarti tidak mengandung kontradiksi.
v Sistematik: Pandangan-pandangan yang dianalisis harus saling berhubungan secara teratur
dengan maksud tertentu.
v Komprehensif: Menyeluruh dan melingkupi totalitas
v Bebas: Pemikiran filosofis adalah hasil pemikiran yang bebas , yakni bebas prasangka social,
historis, religius.
v Bertanggung jawab: Berpikir dan bertanggung jawab atas hasil pemikirannya, paling tidak
terhadap hati nurani sendiri.
v Semua ciri ini membuat filsafat itu cendrung berbeda dengan ciri-ciri berpikir ilmu lainnya.

gaya berfilsafat :
Beberapa gaya berfilsafat :
1. Berfilsafat yang terkait erat dengan sastra. Artinya, sebuah karya filsafat dipandang memiliki
nilai-nilai sastra yang tinggi. Acapkali orang mengidentikkan ilsafat dengan sastra sebab ekspresi
filsafat memang membutuhkan ungkapan bahasa yang tak jarang mengandung nilai-nilai sastra,
namun sesungguhnya kurang tepat mengatakan bahwa semua karya sastra mengandung dimensi
filsafat sebab masing-masing bidang memiliki kekhasannya sendiri-sendiri.
2. Berfilsafat yang dikaitkan dengan sosial politik. Artinya, sebuah karya filsafat dipandang
memiliki dimensi-ddimensi ideologis yang relevan dengan konsep negara.
3. berfilsafat yang terkait erat dengan metodologi. Artinya para filsuf menaruh perhatian besar
terhadap persoalan–persoalan metode ilmu. Sebagaimana yang dikatakan Descrates bahwwa
untuk memperoleh kebenaran yang pasti kita harus mulai dengan meragukan segala sesuatu,
sikap yang demikian inilah disebut skeptis metodis. Namun ppada ahirnya tidak ada satupun
yang dapat diragukan.
4. Berfilsaat yang ddikaitkan dengan kegiatan analisis bahasa. Tujuan utama filsafat adalah untuk
mendapatkan klarifikasi logis tentang pemikiran bukan seperangkat doktrin, melainkan suatu
kegiatan.
5. Berfilsafat yang dikaitkan dengan menghidupkan kembali pemikiran filsafat di masa lampau.
Filsaat mengacu pada penguasaan sejarah filsafat. Mengkaji teksteks filoso is dari para filsuf
terdahulu merupakan cara mempelajari filsafat.
6. Berfilsafat dikaitakan dengan filsafat tingkah laku atau etika. Etika yang dipandang sebagai
satu-satunya kegiatan filsafat yang paling nyata sehingga dinamakan juga dengan praksiologis,
bidang ilmu praktis.

Teori Pengetahuan dan Kebenaran Pertama, pengetahuan biasa. Pengetahuan yang dalam filsafat
dikatakan sebagai common sense, dan sering diartikan sebagai good sense, karena seseorang memiliki
Sesutu di mana ia menerima secara baik. Semua orang menyebut warna ini putih karena memang itu
merah. Air itu panas karena memang dipanasi dengan api. Makanan bisa mengganjal rasa lapar, dll.
Common sense diperoleh dari pengalaman sehari-hari. Pengetahuan ini disebut dengan pengetahuan
pra ilmiah dan nir ilmiah9 . Kedua, pengetahuan ilmu (science). Adalah pengetahuan yang diperoleh
lewat penggunaan metode-metode ilmiah yang lebih menjamin kepastian kebenarannya. Ilmu pada
hakikatnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan commons sense, suatu pengetahuan yang
berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dilanjutkan dengan
suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode. Ketiga, pengetahuan
filsafat. Diperoleh lewat pemikiran rasional yang didasarkan pada pemahaman, spekulasi, penilaiaan

kritis dan penafsiran10. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian
tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit dan rigit, filsafat
membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif
dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.11
Keempat, pengetahuan agama. Pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya.
Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama. Pengetahuan
mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran tentang cara berhubungan dengan Tuhan, yang
disering disebut dengan hubungan secara vertikal (hablun min Allah), dan cara berhubungan dengan
sesama manusia (hablun min al-nas). Pengetahuan agama yang paling penting adalah pengetahuan
tentang tuhan, selain itu tentang keyakinan (keimanan) dan syariat (implementasi dari keyakinan).12
Pengetahuan ini sifat kebenarannya adalah mutlak karena berasal dari firman Tuhan dan sabda Nabi
Teori-teori Kebenaran Purwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,13 menerangkan bahwa
kebenaran itu adalah 1). Keadaan (hal dan sebagainya) yang benar (cocok dengan hal atau keadaan yang
sesungguhnya. Misalnya kebenaran berita ini masih saya ragukan, kita harus berani membela kebenaran
dan keadilan. 2). Sesuatu yang benar (sugguh-sugguh ada, betul-betul hal demikian halnya, dan
sebagainya). Misalnya kebenaran-kebenran yang diajarkan agama. 3). Kejujuran, kelurusan hati,
misalnya tidak ada seorangpun sanksi akan kebaikan dan kebenaran hatimu. Sedang menurut Abbas
Hamami,14 kata “kebenaran” bisa digunakan sebagai suatu kata benda yang konkrit maupun abstrak.
Jika subyek hendak menuturkan kebenaran artinya adalah proposisi yang benar. Proposisi maksudnya
adalah makna yang dikandung dalam suatu pernyataan atau statement. Adanya kebenaran itu selalu
dihubungkan dengan pengetahuan manusia (subyek yang mengetahui) mengenai obyek.15 Jadi,
kebenaran ada pada seberapa jauh subjek mempunyai pengetahuan mengenai objek. Sedangkan
pengetahuan bersal mula dari banyak sumber. Sumber-sumber itu kemudian sekaligus berfungsi sebagai
ukuran kebenaran. Berikut ini adalah teori-teori kebenaran.

Teori Korespondensi (Correspondence Theory of Truth) Teori kebenaran korespondensi,


Correspondence Theory of Truth yang kadang disebut dengan accordance theory of truth, adalah teori
yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi terhadap fakta
atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau keadaan
benar itu apabila ada kesuaian (correspondence) antara rti yang dimaksud oleh suatu pernyataan atau
pendapat dengan objek yang dituju oleh pernyaan atau pendapat tersebut.16 Kebenaran atau suatu
keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan
fakta. Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan apa
adanya Teori korespondensi ini pada umumnya dianut oleh para pengikut realisme. Di antara pelopor
teori ini adalah Plato, Aristoteles, Moore, dan Ramsey. Teori ini banyak dikembangkan oleh Bertrand
Russell (1972-1970).18 Teori ini sering diasosiasikan dengan teori-teori empiris pengetahuan. Teori
kebenaran korespondensi adalah teori kebenaran yang paling awal, sehingga dapat digolongkan ke
dalam teori kebenaran tradisional karena Realisme epistemologis berpandangan, bahwa terdapat
realitas yang independen (tidak tergantung), yang terlepas dari pemikiran; dan kita tidak dapat
mengubahnya bila kita mengalaminya atau memahaminya. Itulah sebabnya realism epistemologis
kadangkala disebut objektivisme. Sedangkan idealisme epistemologis berpandangan bahwa setiap
tindakan berakhir dalam suatu ide, yang merupakan suatu peristiwa subyektif.20 Kedua bentuk
pandangan realistas di atas sangatlah beda. Idealisme epistemologi lebih menekankan bahwa kebenaran
itu adalah apa yang ada didunia ide. Karenanya melihat merah, rasa manis, rasa sakit, gembira, berharap
dan sebagainya semuanya adalah ide. Oleh sebab itu, idealisme epistemologis sebagaiman didefinisikan
di atas sama dengan subyektivitas. Kesimpulan dari teori korespondensi adalah adanya dua realitas yang
berada dihadapan manusia, pernyataan dan kenyataan. Menurut teori ini, kebenaran adalah kesesuaian
antra pernyataan tentan sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri. Misal, Semarang ibu kota Jawa
Tengah. Pernyataan ini disebut benar apabila pada kenyataannya Semarang memang ibukota propinsi
Jawa Tengah. Kebenarannya terletak pada pernyataan dan kenyataan 2. Teori Koherensi (Coherence
Theory of Truth) Teori kebenaran koherensi atau konsistensi adalah teori kebenaran yang didasarkan
kepada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan
komprehensif dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis. Menurut teori ini kebenaran
tidak dibentuk atas hubungan antara putusan dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta dan realitas, tetapi
atas hubungan antara putusanputusan itu sendiri.21 Teori ini berpendapat bahwa kebenaran ialah
kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu
diketahui, diterima dan diakui sebagai benar. Suatu proposisi benar jika proposisi itu berhubungan
(koheren) dengan proposisi-proposisi lain yang benar atau pernyataan tersebut bersifat koheren atau
konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.22 Dengan demikian suatu
putusan dianggap benar apabila mendapat penyaksian (pembenaran) oleh putusan-putusan lainnya
yang terdahulu yang sudah diketahui,diterima dan diakui benarnya. Karena sifatnya demikian, teori ini
mengenal tingkat-tingkat kebenaran. Disini derajar koherensi merupakan ukuran bagi derajat
kebenaran.23 Misal, Semua manusia membutuhkan air, Ahmad adalah seorang manusia, Jadi, Ahmad
membutuhkan air.

Berbeda dengan teori korespondensi yang dianut oleh penganut realism dan matrealisme, teori
koherensi atau konsistensi ini berkembang pada abad ke-19 dibawah pengaruh hegel dan diikuti oleh
pengikut madzhab idealism. Dia antaranya seorang filsuf Britania F. M Bradley (1864-1924).25 Idealisme
epistemologi berpandangan bahwa obyek pengetahuan, atau kualitas yang kita serap dengan indera kita
itu tidaklah berwujud terlepas dari kesadaran tentang objek tersebut. Karenanya, teori ini lebih sering
disebut dengan istilah subjektivisme. Pemegang teori ini, atau kaum idealism berpegang, kebenaran itu
tergantung pada orang yang menentukan sendiri kebenaran pengetahuannya tanpa memandang
keadaan real peristiwa-peristiwa. Manusia adalah ukuran segala-galanya, dengan cara demikianlah
interpretasi tentang kebenaran telah dirumuskan kaum idealism

Teori Pragmatisme (The pramagtic theory of truth.) Pramagtisme berasal dari bahawa Yunan pragmai,
artinya yang dikerjakan, yang dilakukan, perbuatan, tindakan, sebutan bagi filsafat yang dikembangkan
oleh William James di Amerika Serikat.28 Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan
bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya
suatu dalil atau teori tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk
kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.29
Pragmatism merupakan aliran filsafat yang lahir di Amerika serikat akhir abad ke-19, yang menekankan
pentingnya akal budi (rasio) sebagai sarana pemecahan masalah (problem solving) dalam kehidupan
manusia baik masalah yang bersifat teoritis maupun praktis. Tokoh pragmatism awal adalah Charles
Sander Pierce (1834-1914) yang dikenal juga sebagai tokoh semiotic, William James30 (1842-1910) dan
Jo 4. Teori Performatif Teori ini berasal dari John Langshaw Austin (1911-1960)36 dan dianut oleh filsuf
lain seperti Frank Ramsey, dan Peter Strawson. Filsuf-filsuf ini mau menentang teori klasik bahwa
“benar” dan “salah” adalah ungkapan yang hanya menyatakan sesuatu (deskriptif). Proposisi yang benar
berarti proposisi itu menyatakan sesuatu yang memang dianggap benar. Demikian sebaliknya. Namun
justeru inilah yang ingin ditolak oleh para filsuf ini.37 Teori performatif menjelaskan, suatu pernyataan
dianggap benar jika ia menciptakan realitas. Jadi pernyataan yang benar bukanlah pernyataan yang
mengungkapkan realitas, tetapi justeru dengan pernyataan itu tercipta realitas sebagaimana yang
diungkapkan dalam pernyataan itu. Teori ini disebut juga “tindak bahasa” mengaitkan kebenaran satu
tindakan yang dihubungkan dengan satu pernyataan.38 Misalnya, “Dengan ini saya mengangkat anda
sebagai manager perusahaan “Species S3”. Dengan pernyataan itu tercipta sebuah realitas baru yaitu
anda sebagai manager perusahaan “Species S3”, tentunya setelah SKnya turun. Di sini ada perbuatan
yang dilakukan bersamaan dengan pengucapan kata-kata itu. Dengan pernyataan itu suatu penampilan
atau perbuatan (performance) dilakukan. Teori ini dapat diimplementasikan secara positif, tetapi di
pihak lain dapat pula negatif. Secara positif, dengan pernyataan tertentu, orang berusaha mewujudkan
apa yang dinyatakannya.39 Misal, “Saya bersumpah akan menjadi dosen yang baik”. Tetapi secara
negatif, orang dapat pula terlena dengan pernyataan atau ungkapannya seakan pernyataan tersebut
sama dengan realitas begitu saja. Misalnya, “Saya doakan setelah lulus S1 kamuhn Dewey (1859-1952)

5. Agama sebagai Teori Kebenaran Pada hakekatnya, manusia hidup di dunia ini adalah sebagai makhluk
yang suka mencari kebenaran. Salah satu cara untuk menemukan suatu kebenaran adalah agama.
Agama dengan karakteristiknya sendiri memberikan jawaban atas segala persoalan asasi yang
dipertanyakan manusia; baik tentang alam, manusia, maupun tentang Tuhan. Dalam mendapatkan
kebenaran menurut teori agama adalah wahyu yang bersumber dari Tuhan.40 Manusia dalam mencari
dan menentukan kebenaran sesuatu dalam agama denngan cara mempertanyakan atau mencari
jawaban berbagai masalah kepada kitab Suci. Dengan demikian, sesuatu hal dianggap benar apabila
sesuai dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentuk kebenaran mutlak

Sumber-Sumber Pengetahuan

1. Rasionalisme Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahua. Pengetahuan
yang benar diperoleh dan diukur dari akal.42 Rasionalisme dapat didefinisikan sebagai paham yang
sangat menekankan akal sebagai sumber utama pengetahuan manusia dan pemegang otoritas terakhir
dalam penentuan kebenaran pengetahuan manusia

2. Empirisme Empirisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu empeirikos artinya pengalaman. Menurut
aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya.47 yang artinya pengalaman.
Dalam filsafat biasanya bipertentangkan dengan rasionalisme.48 Berbeda dengan rasionalisme yang
menjadikan akal manusia sebagai sumber dan penjamin kepastian suatu kebenaran pengetahuan
manusia

3. Kritisisme Ketika terjadi pertarungan filsafat antara aliran rasionalisme dan empirisme mengenai
dasar pengetahuan manusia. Immanuel Kant seorang filosof Jerman kemudian mencoba melakukan
upaya menyelesaikan perbedaan tajam antara kedua aliran tersebut.53 Pada mulanya Kant mengikuti
aliran rasionalisme, kemudian menurut pengakuannya sendiri ia kemudian terjaga dari mimpi
rasionalismenya setelah membaca buku David Hume. Tetapi kemudian ia tetap berpendapat bahwa
empirisme tidak bisa ia terima begitu saja karena akan membawa keraguan pada akal. Kant tetap
mengakui bahwa akal dapat mencapai kebenaran, untuk itu ia kemudian menetapkan syarat-syarat
dalam pencapaian kebenaran akal, itulah sebabnya aliran filsafatnya sering disebut dengan filsafat
kritisisme

4. Intiuisisme merupakan hasil pemikiran epistemologi filsafat Barat yang dipelopori oleh Henry Bergson.
Menurut Bergson intuisi adalah hasil evolusi pemahaman yang tertinggi. Lebih lanjut Bergson
menyatakan bahwa indera dan akal manusia sama-sama terbatas dalam memahami realitas secara
keseluruhan.59 Menurutnya, intuisi merupakan pengetahuan yang langsung, yang

Sejak terjadinya renaisans yang telah membangkitkan minat pada ilmu-ilmu alam melalui metode
induksi-eksperimentasi, dominasi gereja atas ilmu pengetahuan mulai berhasil ditumbangkan. Orang-
orang Eropa banyak yang merasa terlahir kembali sebagai manusia dengan menemukan kebebasannya,
yaitu kemerdekaan berfikir dan lepas dari dogma gereja. Akan tetapi perkembangan ilmu-ilmu alam
bukan berarti tidak menimbulkan masalah, pengetahuan yang diperoleh melalui penalaran akal dengan
metode deduktif spekulatif tidak lagi menyakinkan mereka, bahkan banyak para sarjana yang terjebak
pada keraguan absolut (bukan hanya pada ajaran agama, tapi juga pada teori-teori ilmiah

Pada awalnya modernitas muncul dengan gelombang optimisme manusia modern bahwa manusia akan
mampu mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya melalui bantuan sains positivis dengan fisika Newtonian
yang menjadi pondasinya. Hal ini yang kemudian mengkristal menjadi positivisme dengan pendewaan
terhdap sainssains alam yang dipisahkan dari hal-hal yang bersifat metafisis dan etis, bahkan cenderung
mendiskriminasi agama karena bersifat eksklusif, subjektif dan dogmatis. Asumsi atomistik yang
kemudian digeneralisasi menjadi determinisme - makanistik- materialis telah mereduksi kompleksitas
alam semesta menjadi subtansi yang mati dan tidak berarti, seperti sebutir debu yang ada di tengah
padang pasir. Namun dengan munculnya fisika modern (relativitas dan mekanika kuantum) telah
membuat fisika Newtonian menjadi klasik dan irasional. Di sisi lain terjadi pergeseran wacana ilmu
pengetahuan, ini ditandai dengan lahirnya aliran post positivistisme yang mengasumsikan bahwa sains
tidak terlepas dari falsifikasieliminatif yang bergerak secara evolutif dan anomal-krisis sehingga terjadi
revolusi sains.1 Mekanika kuantum yang menekankan peran subjek menyebabkan sains mengkaji
realitas hingga memasuki wilayah metafisis seperti kesadaran, ruh, da spiritual yang menjadi inti dari
semua kebijaksanaan dari Timur termasuk filsafat Islam. Dengan demikian, alam semesta yang sangat
luas bukan lagi menjadi wilayah otoritas sains belaka, mengingat dalam pandangan agama alam tidaklah
independen tapi alam adalah hasil kreasi Tuhan. Sains mau tidak mau akan mengalami kontak dengan
agama karena sains pada dasarnya pencarian atas realitas, sementara realitas tertinggi dalam
pandangan agama adalah Tuhan atau Wujud Mutlak dalam filsafat Islam. Proses ini akan terus berlanjut
menuju pengakaran pada realitas yang sama antara sains dan agama yaitu realitas tertinggi atau wujud
mutlak hingga terjadi konfirmasi antara keduanya. spiritual yang menjadi inti dari semua kebijaksanaan
dari Timur termasuk filsafat Islam. Dengan demikian, alam semesta yang sangat luas bukan lagi menjadi
wilayah otoritas sains belaka, mengingat dalam pandangan agama alam tidaklah independen tapi alam
adalah hasil kreasi Tuhan. Sains mau tidak mau akan mengalami kontak dengan agama karena sains
pada dasarnya pencarian atas realitas, sementara realitas tertinggi dalam pandangan agama adalah
Tuhan atau Wujud Mutlak dalam filsafat Islam. Proses ini akan terus berlanjut menuju pengakaran pada
realitas yang sama antara sains dan agama yaitu realitas tertinggi atau wujud mutlak hingga terjadi
konfirmasi antara keduany

Mulyadhi Kartanegara adalah salah satu di antara banyak intelektual Muslim yang menyodorkan konsep
Islamisasi sains. Mulyadhi Kartanegara melalui konsep Islamisasi epistemologis, dia menyodorkan bukan
hanya panca indra sebagai sumber ilmu, melainkan juga sebagai sumber pengetahuan akal dan intuisi.
Sehingga pada dimensi ontologisnya bangunan epistemologi Islam bukan hanya mengakui level empirik,
namun level metaempirik dan trans-metaempirik, sehingga implikasinya pada klasifikasi ilmu mengakui
bukan hanya ilmu fisika, namun ada matematika, dan metafisika. Oleh karena itu, setelah melakukan
penelitian penulis sampai pada kesimpulan: 1. Pada dasarnya ketidak objektifan ilmu pengetahuan yang
dikemukakan oleh Mulyadhi Kartanegara terjadi karena setiap perkembangan ilmu selalu dilatar
belakangi oleh kejadian yang ikut mempengaruhi perkembangannya. Setiap peradaban pastilah
ditopang oleh ilmu pengetahuan, sedangkan ilmu tersebut berasal dari luar. Dengan mengamati secara
umum perkembangan ilmu pengetahuan, sepintas terlihat bahwa teori-teori pengetahuan yang muncul
lebih merupakan antitesa dari teori sebelumnya yang gagal mengatasi problem kemanusian. 2. Adapun
kritik Mulyadhi terhadap bangunan positivistik yang dibangun di atas fondasi rasionalisme-empiris yang
parsial, mereduksi pandangan alam dengan 123 berdalih bahwa setelah Tuhan menciptakan alam ini
maka dia tidak lagi memiliki campur tangan terhadapnya. Berawal dari paradigma CartesianNewtonian
lalu melahirkan banyak paham seperti, deisme, naturalisme, materialisme, dan sekulerisme. Aliran
pemikiran yang lahir akibat dari inspirasinya terhadap paradigma Cartesian-Newtonian inilah yang
menjadi sasaran respon kritis Mulyadhi. Mulyadhi dalam menjawab sekaligus merupakan tepisan atas
pandangan tersebut meminjam teori baik dari ilmuan Barat yang termasuk sebagai penemuan
kontemporer, dia juga menggunakan pandangan ilmuan dan filosof Islam yang lebih komprehensif
dalam menjawab tantangan tersebut.

Sejarah manusia dari zaman ke zamanTahapan sejarah kehidupan manusiaZaman pra yunani (kuno)Zaman

yunani kunoZaman pertengahanZaman RenaissanceZaman ModernZaman KontemporerPRA YUNANI

KUNOMengapa zaman ini disebut zaman batu?Pada zaman ini orang belum dapat mengolah mineral,

mengapa?Apakah mereka sudah hidup menetap?Apakah mereka sudah mengenal bercocok tanam?22YUNANI

KUNOSudahkah digunakan api?Bagaimana mereka menemukan api?Apakah peralatan dari batu yang mereka

pergunakan makin canggih?Bagaimana mereka mengolah mineral dapat menjadi logam?Dari ketiga logam:

besi, perunggu dan tembaga, mana yang terakhir diolah? Mengapa demikian?YUNANI KUNOApakah cara

berfikir mereka masih dalam belenggu mistis?Menurut pengamatan anda, apakah sekarang belenggu mistis itu

masih meninggalkan sisa-sisa?Mengapa setiap zaman pengetahuan tentang kedokteran selalu ada?Sebelum

masyarakat hidup menetap,apakah sudah dikenal bercocok tanam?YUNANI KUNODi Babilonia dan Mesir

telah mulai berkembang kebudayaan yang meninggalkan zaman batuTelah dikenal alat transportasi, seperti

perahu layar dan roda.Mengapa kebudayaan berkembang selalu mulai dari tepi sungai?Di India telah

berkembang ilmu pengetahuan tentang berhitung dengan angka nol.Perkembangan pengetahuan di Cina ,telah

mengenal percetakan dan pengolahan logam.ZAMAN PERTENGAHANPerkembangan ilmu pengetahuan di

dunia barat mulai berkurang, di dunia timur mulai berkembang.Dikenal tokoh-tokoh ilmiah/ahli ilmu

pengetahuan dari timur antara lain:Muhammad Ahmad Al-Khawarizmi (menyusun buku aljabar) Omar
Khayam (seorang penyair, ahli perbintangan dan ahli matematikAda ahli yang datang dari barat: Johannes

Kepler, Tycho Brace, Galileo-Galilei.

ZAMAN RENAISSANCEZaman kebangkitan kembali.Melepaskan diri dari pemikiran bebas dari dogma-

dogma agamaMuncul ahli-ahli ilmu pengetahuan : Johannes Kepler, Tycho Brace, Galileo-Galilei, Francis

Bacon, Nicolas Copernicus. Copernicus menyatakan bahwa pusat sistem tata surya bukan bumi tetapi

matahariZAMAN MODERNTokoh ilmuwan yang penting pada masa ini ialah Rene Descartes, Thomas

Hobbes. Isaac Newton, Charles Darwin, Hegel dan Aguste ComtePendekatan baru pengembangan ilmiah ialah

cara rasional dan empirisIlmu diperkembangkan tidak saja atas hasil penalaran/rasio, tetapi disempurnakan

dengan kenyataan di lapangan (secara empiris)ZAMAN KONTEMPORERTokoh-tokoh yang berada pada

zaman ini adalah Albert Einstein (teori relativitas), Hubble (teropong bintang), Max Planck (teori kwantum),

Rutherford, Bohr, Pauli, Schrodinger (ketiganya banyak memberi pengayaan tentang struktur atom)Rekayasa

biologi dan kedokteran mengalami kemajuan yang pesat. Rekayasa genetika dan penemuan kloning untuk

menghasilkan individu yag sama dengan induknya merupakan penemuan yang spektakulerPerkembangan ilmu

dan semakin cepat pada masa ini dimungkinkan karena adanya metode ilmiah dan komunikasi antar

ilmuwan.Semuanya itu didukung oleh kemajuan IT (teknologi informasi yang canggih, misalnya

internet)DASAR-DASAR PENGETAHUANPenalaran, merupakan suatu proses berpikir dalam menarik

sesuatu kesim-pulan yang berupa pengetahuan (pengetahuan yang benar).Ciri berfikir logis. Bersifat jamak,

bersifat analitisAda berfikir dengan penalaran dan yang tidak menggunakan nalar (intuisi) dan perasaan,

disamping adanya wahyu.DASAR-DASAR PENGETAHUANFaham rasionalisme berpendapat bahwa rasio

adalah sumber kebenaran. Mereka yang menyatakan bahwa fakta yang terungkap lewat pengalaman manusia

menganut faham empirisme. Penalaran ilmiah merupakan gabungan antara penalaran deduktif dan penalaran

induktifApakah metode deduktif dan induktif itu?DASAR-DASAR PENGETAHUANPenarikan kesimpulan

secara deduktif menggunakan pola berfikir silogisme. Memiliki premis mayor, premis minor dan penarikan

kesimpulan.Sumber pengetahuan dari rasio dan pengalaman.Rasio secara apriori. Pengalaman manusia

didapatkan lewat pengalaman rasional secara apriori.Ide bukan ciptaan pikiran manusia Ide ini sudah ada jauh

sebelum manusia berusaha memikirkannya. Paham ini dikenal dengan nama idealisme.Paham empirisme

berpendapat bahwa pengetahuan manusia lewat pengalaman yang konkritDASAR-DASAR

PENGETAHUANTeori kebenaran dengan menarik kesimpulan secara konsisten dengan kesimpulan terdahulu
yang telah benar disebut teori koherensi.Teori korespondensi (berhubungan). Sesuatu dianggap benar kalau

pernyataan tadi berhubungan dengan obyek yang dituju.Teori koheransi dan korespondensi, keduanya

digunakan dalam berfikir ilmiah.Teori pragmatis (filsafat Amerika), bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur

dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan

praktis.PENGETAHUANASUMSIAsumsi harus merupakan pernyataan yang kebenarannya secara empiris

dapat diuji (harus dibuktikan kebenarannya).Kalimat berikut menyatakan apa itu asumsi. Marilah kita

asumsikan bahwa aturan yang tidak tampak/pungli itu memang ada.PENGETAHUANPengetahuan merupakan

sari penjelasan tentang alamSifat pengetahuan keilmuan ialah umum dan impersonalSeni sifatnya personal dan

menyeluruhSetiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifikApa itu = ontologiBagaimana itu

diperleh = epistemologiUntuk apa itu = aksiologiPENGETAHUANBerkembanglah tumbuhnya pengetahuan

yang disebut seni terapan (applied arts), yang mempunyai kegunaan langsung dalam kehidupan sehari-hariSeni

terapan berakar pada pengalaman berdasar akal sehat didukung oleh metode coba-coba (trial and

error).Disamping itu ada seni halus yang bertujuan memperkaya spiritual.

PENGETAHUANAkal sehat dan coba-coba mempunyai peranan penting dalam usaha manusia untuk mencari

penjelasan tentang berbagai gejala alam.Di samping rasionalisme dengan pemikiran deduktif berkembanglah

empirismeBerkembanglah metode eksperimen yang merupakan jembatan antara penjelasan teoritis (rasional)

dengan pembuktian yang dilakukan secara empiris.PENGETAHUANManusia sudah keluar dari belenggu

mitosManusia mencoba menafsirkan dunia ini terlepas dari belenggu mitos.Berkembanglah pengetahuan yang

mempunyai kegunaan paktis (membuat tanggul, bercocok tanam, pembasmian hama

dll)PENGETAHUANAkal sehat dan coba-coba mempunyai peranan penting dalam usaha manusia untuk

mencari penjelasan tentang berbagai gejala alam.Di samping rasionalisme dengan pemikiran deduktif

berkembanglah empirismeBerkembanglah metode eksperimen yang merupakan jembatan antara penjelasan

teoriitis (rasional) dengan pembuktian yang dilakukan secara empiris.

METODE ILMIAHProses logiko-hipotetiko-verifikatif adalah bentuk tahapan untuk mengubah pengetahuan

menjadi ilmu pengetahuan (ilmu).Ada lima tahapan: (1) Perumusan masa-lah; (2) Penyusunan kerangka

berfikir dalam pengajuan hipotesis: (3) Perumus-an hipotesis: (4) Pengujian hipotesis: (5) Penarikan

kesimpulanMETODE ILMIAHMenurut Bronowski metode ilmiah mempunyai sifat sistematis dan eksplisit.

Eksplisit sudah diketahui masyarakat ilmuwan bagaimana cara memperoleh ilmu.Sistematis, cara
memperolehnya mengalami tahapan mulai dari yang sederhana ke yang komplek.Ilmu lalu menjadi milik

umum dan dimanfaatkan secara komunal.Deformation professionelle terjadi perubahan bentuk, dilihat dari

kacamata karena ilmuwan harus membagi semua hasil ilmiah menjadi lebih sempit/kecil supaya terjadi

kejelasan kawasannya. Yaitu menempatkan ilmu pada tempat yang sewajarnya.STRUKTUR

PENGETAHUAN ILMIAHPostulat = dalam mengajukannya tidak memerlukan bukti tentang

kebenarannya.Hukum adalah pernyataan suatu kaitan tentang sebab-akibat.Teori = pengetahuan ilmiah yang

berisi penjelasan suatu sektor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan STRUKTUR PENGETAHUAN

ILMIAHPenjelasan keilmuan memungkinkan kita meramal dan akhirnya dapat mengontrol.Masukan baru

dipakai dalam mendeduk-sikan prediksi baru, maka secara komulatif ilmu menjadi berkembang.Ada

perkembangan ilmu dikembangkan secara deduktif-deterministik, induktif-probabilistik,

fungsional/genetik.STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAHAlam rasional, masih dalam

pemikiran/teoritisAlam nyata = empirisUntuk menyambung teoritis dengan praktis/empiris, orang harus

melakukan kajian (eksperimen) yang merupakan jembatan. STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAHLogiko-

hipotetiko-verifikatif. Untuk menyusun hipotetis, digunakan logika dan pengalaman, artinya dengan melihat

adanya kenyataan, dengan menggunakan metode deduktif dan induktifTeori untuk mencari kebenaran ialah

teori koherensi dan korespondensi.Teori koherensi(konsistensi) antara yang sudah dinyatakan sebelumnya,

dengan apa yang dicari kebenarannya.Teori korespondensi, dianggap benar kalau hal itu mempunyai

kenyataan yang ada di lapangan.BAHASABahasa tidak termasuk kawasan ilmu, dan perolehannya juga tidak

melalui logiko hipotetiko verifikatif atau dengan perkatan lain tidak melalui metode ilmiahBahasa merupakan

sarana berfikir. Tanpa bahasa manusia tidak dapat mengembangkan ilmu.Fungsi bahasa: simbolik, emotif dan

afektif.

BAHASASarana berfikir ilmiah merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan fungsinya.Sarana

berfikir ilmiah meliputi bahasa (verbal dan non verbal), matematika dan statistika (bahasa artifisial).Beberapa

kekurangan bahasa: bahasa bersifat multi fungsi.Dalam bahasa verbal ketiga unsur emotif, afektif dan simbolik

tidak dapat dipisahkan.

BAHASADalam bahasa ilmiah yang digunakan hanya bahasa yang sifatnya simbolik saja.Bagaimana

mengurangi bahasa yang sifatnya emotif dan afektif?Dengan berbagai penjelasan bahasa simbolik, akhirnya
masalah itu dapat dipecahkan.Bahasa ilmiah pada hakekatnya haruslah bersifat obyektif, harus bersifat

antiseptik dan reproduktif.

BAHASAAntiseptik artinya jangan dikotori oleh arti lain, dan reproduktif ialah apa yang dihasilkan harus

dapat disampaikan kepada pengguna lain yang isinya 100% seperti aslinya.Kekurangan lainnya arti yang tidak

eksak. Contohnya mengetahui arti istilah ilmu, Akan sangat sukar menjelaskan apa itu ilmu seeksak mungkin.

Misalnya kita coba mendefinisikan apa itu ilmu. Imu sebagai pengetahuan yang disusun secara konsisten

dengan menggunakan logika deduktif dan teruji secara empiris dengan menggunakan logika yang ditujukan

untuk menguasai dunia fisik dan berguna bagi kemaslahatan manusia.BAHASAContoh lain istilah yag

menarik yaitu kata cinta. Dipakai dalam lingkup yang luas. Cinta tanah air. Cita keluarga, bahkan cinta antara

kekasih, dan masih ada lainnya. Jadi istilah cinta memiliki lebih dari satu arti.Kelemahan lain ialah sifat yang

berputar-putar. Pada waktu kita mendefinisikan istilah informasi ialah sekumpulan data yang mempunyai arti

tertentu. Sedangkan data ialah yang membentuk informasi.BAHASADalam menyampaikan materi ilmu

digunakan bahasa. Bahasa adalah sekumpulan simbol-simbol.Simbol-simbol ini timbul dengan adanya

pengembangan kebudayaan. Misalnya pada sekitar 20 tahun yang lalu belum ada simbol sputnik apalagi

internet Makin lama makin banyak dikenal simbol-simbol baru. BAHASASehingga kita akan lebih leluasa

mela-kukan komunikasi dengan meggunakan simbol-simbul tadi.Bahasa sebenarnya penataan sibol-simbol

untuk menyampaikan ide.Penataan simbol ini dikenal manata simbol yang dalam istilah bahasa ialah tata

bahasaBAHASACoba renungkan kalimat dua buah kalimat berikut: Saya sedang akan makan tamu

datang.Saya sedang makan tamu datang.Dua kalimat itu sangat berbeda artinya. Nah hal itu dilakukan tata

bahasa.Orang yang tidak menguasai tata bahasa dengan baik, isi komunikasinya juga tidak

baikBAHASADalam menyampaikan isi ilmu yang digunakan sejauh mungkin bahasa simbolik.Para penyair

yang digunakan lebih banyak bahasa emotif maupun afektif.Bahasa estetika Di sini yang ditonjolkan

keindahan bahasaSedang para ilmuwan menyampaikan idenya dengan bahasa simbolik, tanpa makna ganda

langsung pada sasaran. Bahasa ilmiah terbedbas dari unsur emotif. Harus bersifat reproduktif. BAHASADalam

komunikasi ilmiah kita sering sekali menggunakan definisi-definisi. Misalnya kata optimal. Dalam komunikasi

selanjutnya yang dimaksud optimal ialah pencapaian yang sesuai. Kata optimal hanya digunakan dalam

komunikasi terbatas ini.Hal ini harus kita lakukan untuk mencegah sipe-nerima komunikasi memberi makna

lain dari makna yang kita maksudkan. BAHASAKeunikan manusia sebenarnya tidak terletak pada kemampuan
berfikirnya, melainkan terletak pada kemampuannya berbahasa.MATEMATIKAMemperoleh pengetahuan

matematika tidak dapat dari metode ilmiah, karena matematika bukan termasuk kelompok ilmuMatematika

ialah bahasa artifisial yang diciptakan agar penyampaian ide tidak diwarnai dengan emosi. Matematika

terbebas dari emosi.Matematika sarana berfikir deduktifMATEMATIKAMatematika adalah sarana

komunikasi, untuk mengkomunikasikan hasil kegiatan keilmuan dengan benar dan jelas, singkat dan

cermatMatematika memiliki kelebihan dari bahasa verbal. Bahasa verbal hanya hanya mampu mengemukakan

pernyataan yang bersifat kualitatif. Matematika, matematika dalam kawasan kuantitatif.Matematika sarana

berfikir deduktif, yaitu peng-ambilan keputusan didasarkan kepada premis-premis kebenarannya telah

ditentukan.MATEMATIKAPerkembangan matematika dibagi dalam tiga tahap, sistematika, komparatif dan

ku-antitatif.Matematika adalah bahasa yang melam-bangkan serangkaian makna dari pernya-taan yang ingin

disampaikan.Lambang-lambang matematika bersifat artifisial yang baru mempunyai arti setelah makna

diberikan kepadanya.MATEMATIKAMatematika mengembangkan konsep pengukuranMatematika

memungkinkan ilmu menga-lami perkembangan dari tahap kualitatip ke tahap kuantitatipKebenaran

matematika tidak ditentukan oleh pembuktian secara empiris, melain-kan kepada proses penalaran deduktif

MATEMATIKAContoh:Kecepatan berjalan kaki seorang anak diberi lambang x (tidak memiliki arti lain)Jarak

yang ditempuh anak tadi diberi lambang y (tidak memiliki arti lain)Waktu yang digunakan anak tadi untuk

mencapai jarak tadi disebut zMaka dibuat persamaan z = y/x.MATEMATIKAMatematika dalam hubungannya

dengan komunikasi ilmiah mempunyai peranan ganda.Oleh Fehr, Matematika sebagai ratu dan sekaligus

sebagai pelayan ilmu.Sebagai ratu matematika merupakan bentuk tertinggi dari logikaSebagai pelayan,

matematika memberikan bukan saja sistem pengorganisasian ilmu yang bersifat logis, namun juga pernyataan-

pernya-taan dalam bentuk model matematika

MATEMATIKAMatematika dan Peradaban.Dalam dunia modern ini dinyatakan bahwa manusia modern

merupakan makhluk yang berhitung, yang hidup dalam jaringan angka-angkaMisalnya: takaran resep

makanan; jadwal kereta api; angka pengangguran; tilang; pajak; temperatur klinis; timbangan bayi dll.Kalau ia

menyatakan memperoleh teman baru, maka pertanyaannya tidak seberapa merdu suaranya, tetapi ia umur

berapa, tingginya berapa cm, berapa orang saudaranya/ dll.MATEMATIKAContoh:Kecepatan berjalan kaki

seorang anak diberi lambang x (tidak memiliki arti lain)Jarak yang ditempuh anak tadi diberi lambang y (tidak

memiliki arti lain)Waktu yang digunakan anak tadi untuk mencapai jarak tadi disebut zMaka dibuat persamaan
z = y/x.STATISTIKAStatistika merupakan sarana berfikir ilmiah yang membantu penarikan kesimpulan secara

induktif dari fakta-fakta empiris.Peluang yang merupakan konsep dasar statistikaDalam penelitian, pengujian

mengharuskan kita untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus individualPenarikan

kesimpulan ini berasal dari logika induktif.STATISTIKAPenarikan kesimpulan induktif tidak sama dengan

penarikan kesimpulan secara deduktif.Dalam penalaran deduktif, kesimpulan yang ditarik adalah benar

sekiranya premis-premis yang dipergunakannya adalah benar dan prosedur penarikannya adalah sah.Dalam

penalaran induktif meskipun premis-premisnya benar Dan penarikan kesimpulannya sah maka kesimpulan itu

belum tentu benar. Yang dapat kita katakan adalah bahwa kesimpulan itu mempunyai peluang untuk

benarSTATISTIKAStatistika merupakan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk menghitung tingkat

peluang dengan eksak.Penarikan kesimpulan secara induktif mengha-dapkan kita kepada sebuah permasalahan

mengenai banyaknya kasus yang harus kita amati untuk sampai kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum

Makin banyak kasus yang diamati, kesimpulan mempunyai peluang makin baik.ILMU DAN

TEKNOLOGIIlmu dipandang sebagai produk, proses dan paradigma etikaTeknologi adalah ilmu terapanIlmu

dan teknologi adalah kekuasaan atas alam, manusia dan kebudayaannya.Oleh Merton ditilik dari nilai-nilai

yang dijunjungnya memiliki ciri-ciri: universal-isme, komunalisme, disinterestedness, dan skeptisisme.

ILMU DAN TEKNOLOGIDisinterestedness merupakan kosokbali dari propaganda yang kadang-kadang demi

keyakinan politik atau ideologi tertentu (lebih dikenal dalam dunia periklananDilihat sebagai proses ilmu

adalah suatu kegiatan sosial, sehingga sejarah perkem-bangannya tentu takdapat dipisahkan dari sejarah

perkembangan masyarakat dan duniaILMU DAN TEKNOLOGIIlmu adalah kekuasaan. Maka teknologi

adalah alat kekusaan atas manusia,alam dan kebudayaan.Alam kini dibawah kekuasaan manusia. Dengan ilmu

dan teknologi manusia mampu memusnahkan spesies-nya sendiri (ini yang sangat berbagaya)Pengembangan

ilmu/penelitian dan teknologi yang seharusnya dimulai dengan evaluasi pendahuluan Ilmu atau ilmu

pengetahuan dapat sempurna berkembang karena ada kerjasama (komplementaritas) dengan

pengetahuanILMU DALAM PERSPEKTIF MORAL, SOSIAL DAN POLITIKIlmu berupaya

mengungkapkan realita apa adanya (das sein)Moral adalah petunjuk-petunjuk tentang apa yang seharusnya

dilakukan manusia (das sollen)Hubungan ilmu dan moral, yaitu das sein dan das sollenSeorang ilmuwan dalam

penelitiannya harus berdasar atas beberapa ketentuanILMU DALAM PERSPEKTIF MORAL, SOSIAL DAN

POLITIKDasarnya ialah merupakan tanggung jawab profesional yang meliputi:(1) kebenaran; (2) kejujuran;
(3) tanpa kepentingan langsung; (4) menyandarkan kepada kekuatan argumentasi; (5) rasio-nal; (6) obyektif;

(7) kritis; (8) terbuka; (9) pragmatis; (10) netral dari nilai-nilai yang bersifat dogmatis dalam menafsirkan

hakekat realita

Sofa membatu menjawab

Andi membatu menjawab


Immanuel Kant adalah seorang filsuf Jerman dan salah satu intelektual
utama Abad Pencerahan. Karya Kant yang komprehensif dan sistematis
dalam bidang epistemologi, metafisika, etika, dan estetika telah
menjadikannya salah satu tokoh paling berpengaruh dalam filsafat Barat
modern.

mmanuel Kant adalah filsuf yang hidup pada puncak perkembangan


“Pencerahan”, yaitu suatu masa dimana corak pemikiran yang
menekankan kedalaman unsur rasionalitas berkembang dengan
pesatnya. Pada masa itu lahir berbagai temuan dan paradigma baru
dibidang ilmu, dan terutama paradigma ilmu fisika alam

Filsafat Kant lahir dalam perdebatan dua pandangan besar pada saat itu, yaitu
rasionalisme dan empirisme. Lewat karyanya Kant bermaksud memeriksa kesahihan
pengetahuan secara kritis, bukan dengan pengujian empiris, melainkan dengan
asasasas apriori dalam diri subjek. Kant berpendapat bahwa rasionalisme dan
empirisme harus digabungkan. Rasionalisme adalah paham yang menyatakan bahwa
alam gagasan dan kemampuan manusia mengembangkan potensi pikirannya
merupakan sumber pengetahuan manusia tentang dunia dan isinya, bukan tradisi-
tradisi yang diikuti secara membabi buta. Menurut rasionalisme rasio adalah faktor
utama setiap upaya manusia untuk menemukan pengetahuan yang benar, tidak palsu
atau tidak keliru. Pengetahuan yang benar dan tidak keliru harus masuk akal dan tidak
hanya tampak nyata dalam amatan indrawi. Menurut pendekatan rasionalisme,
pengetahuan datang dari deduksi rasional logis saja. Ide-ide bawaan memberikan satu-
satunya dasar yang kukuh bagi pengetahuan

Rasionalisme menurut Kant mempunyai masalah untuk menghubungkan kepastian


logisnya dengan kenyataan. Pernyataan-pernyataan vang dihasilkan oleh rasionalisme
menurut Kant adalah pernyataan analitik. Sedangkan pengetahuan rasionalisme adalah
pengetahuan apriori. Pengetahuan tentang alam dan moralitas menurut rasionalisme
berpijak pada hukum-hukum yang bersifat apriori, yaitu hukum-hukum yang sudah ada
sebelum pengalaman indrawi. Berbeda dari rasionalisme, empirisme ialah paham yang
mengedepankan keyakinan bahwa semua gagasan dan pengetahuan itu hanyalah
bersifat sekunder dan bisa dikatakan benar apabila diawalkan dari pengalaman indrawi,
pemikiran empirisme, yang meyakini dasar kebenaran pengetahuan merupakan hasil
pengamatan indrawi. Paham empirisme berpandangan bahwa semua pengetahuan
datang dari pengalaman dan tidak ada ide-ide bawaan. Menurut Kant, empirisme
mempunyai masalah untuk membuktikan keniscayaan logis hukum-hukum
pengalaman. Pernyataan paham empirisme merupakan Pernyataan sintetis dan
pengetahuan empirisme adalah pengetahuan aposteriori, yang tumbuh dari
pengalaman manusia. Kant berpendapat bahwa paham rasionalisme dan empirisme
memiliki kelemahan masing-masing, oleh karena itu menurut Kant paham rasionalisme
dan empirisme harus dipadukan. Bagi Kant, Pengetahuan datang dari sintesis antara
pengalaman dan konsep, tanpa indra manusia tidak akan sadar akan obiek apa pun,
tanpa pemahaman manusia tidak akan membentuk pengertian tentangnya. Proses
memperoleh pengetahuan merupakan satu kesatuan yang melibatkan persepsi,
imajinasi, sensibilitas, dan pemahaman berinteraksi. Pemikiran filsafat Immanual Kant
(kritisisme) mencakup: aliran kritisme, kritik atas rasio murni, pengetahuan pada taraf
indra. 1. Aliran Kritisisme Kant Aliran ini muncul abad ke-18. Ini adalah suatu zaman
baru di mana seorang ahli pikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan
antara rasionalisme dengan empirisme. Zaman baru ini disebut zaman pencerahan
(Aufklarung). Zaman pencerahan ini muncul di mana manusia lahir dalam keadaan
belum dewasa (dalam pemikiran filsafatnya). Isaac Newton (1642- 1727) memberikan
dasar-dasar berpikir dengan induksi, yaitu pemikiran yang bertitik tolak pada gejala-
gejala dan mengembalikan kepada dasar-dasar yang sifatnya umum. Untuk itu
dibutuhkan analisis. Di Jerman pertentangan antara rasionalisme dengan empirisme
semakin berlanjut. Masing-masing berebut otonomi. Kemudian timbul masalah, siapa
yang sebenarnya dikatakan sebagai

Anda mungkin juga menyukai