Abstrak
Pendahuluan
Filsafat Kritisisme | 1
berawal dari bahasa Yunani. “philos” artinya cinta, sedangkan “sophia”
artinya kebijaksanaan. Oleh sebab itu, filsafat dapat di artikan dengan cinta
kebijaksanaan yang dalam bahasa Arab di artikan sebagai al-hikmah. Para
ahli filsafat disebut dengan filosof, yakni orang yang mencintai atau orang
yang mencari kebijaksanaan atau kebenaran. Filosof bukan orang yang
bijaksana atau berpengetahuan benar, melainkan orang yang sedang
belajar mencari kebenaran atau kebijaksanaan.
Filsafat Kritisisme | 2
positifnya sendiri. Filsafat juga merupakan kebebasan berpikir manusia
terhadap segala sesuatu tanpa batas dengan mengacu pada hukum
keraguan atau segala hal. Sarwa sekalian alam dan segala hal dapat dilihat
dari berbagai sudut melalui kontemplasi pemikiran yang sistematis, logis,
dan radikal. Segala hal yang di pikirkan oleh filsafat berkaitan dengan hal-
hal berikut:
1. Sesuatu yang bersifat metafisik yang dapat tidak dilihat oleh mata
kepala manusia;
2. Alam semesta yang fisikal dan terbentuk oleh hukum perubahan;
3. Segala sesuatu yang rasional dan irasional;
4. Semua yang bersifat natural dan supranatural;
5. Akal, rasa, pikiran, intuisi, dan persepsi;
6. Hakikat yang terbatas dan tak terbatas;
7. Teori pengetahuan pada semua keberadaan pengetahuan manusia
yang dihindarinya;
8. Kebenaran spekulatif yang bersifat rasional tanpa batas sehingga
berlaku pemahaman dialektis terhadap berbagai penemuan hasil
pemikiran manusia. Tesis yang melahirkan antitesis dan terciptanya
sintesis.
Filsafat Kritisisme | 3
ilmu kedokteran. Ia menyatakan, bahwa ilmu pengetahuan harus satu,
tanpa bandingannya, harus disusun oleh satu orang, sebagai bangunan
yang berdiri sendiri menurut metode yang umum. Yang di pandang sebagai
hal yang benar adalah apa yang jelas dan terpilah-pilah (clear and
distinctively). Ilmu pengetahuan harus mengikuti langkah ilmu pasti
karena ilmu pasti dapat dijadikan model cara mengenal secara dinamis.
Filsafat Kritisisme | 4
Aristotelian.1 Sumbangan yang besar sebagai ahli pikir adalah suatu sistem
materialistik yang besar, termasuk juga kehidupan organis dan rohaniah.
Dalam bidang kenegaraan dia mengutarakan teori kontrak sosial.
1 Aliran Aristoteliani merupakan pandangan filsafat yang berasal dari Aristoteles (384-322 SM),
yang dibandingkan dengan aliran Plato yang sebelumnya lebih bersifat realis
Filsafat Kritisisme | 5
kebenaran, sampai seberapa jauh (bagaimana) manusia memakai
kemampuannya.
Filsafat Kritisisme | 6
rasionalisme maupun empirisme inilah yang menjadi latar belakang utama
epistemologi Immanuel Kant. Beliau dengan kritisismenya mencoba untuk
menjembatani pertentangan antara rasionalisme dan empirisme dan
menjadi “fenomenalisme baru”.3
Filsafat Kritisisme | 7
kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. Kant adalah filsuf
pertama yang mengusahakan penyelidikan ini. Semua filsuf yang
mendahuluinya adalah tergolong dogmatisme. Oleh karena itu, kritisisme
sangat berbeda dengan corak filsafat modern sebelumnya yang
mempercayai rasio secara mutlak. Immanuel Kant mengutarakan teori
pengetahuan, etika, dan estetika.5
Filsafat Kritisisme | 8
Prestasi yang laik dicatat adalah karya-karya terpentingnya berikut
ini: Prolegomena to Any Future Metaphysics (1783); Idea for a Universal
History (1784); Fundamental principles of the metaphysics of morals
(1785); Metaphysical Foundations of natural Science (1986); edisi kedua
Critique of Pure Reason (1787); Critique of Practical reason (1788);
Critique of judgment (1790); Religion Within the Limits of reason Alone
(1793); Perpetual Peace (1795); Metaphysics of Ethics (1797);
Anthropology form a Pragmatic Point of View (1789). Kant meninggal
pada 12 februari 1804 di konigsberg.
Filsafat Kritisisme | 9
unsur-unsur aposteriori. Sedangkan letak radikalitas Kant dalam
filsafatnya adalah pembalikan pengertian tentang pengetahuan yang dulu
dianggap bahwa pengetahuan dengan mengandaikan bahwa si subyek
mengarahkan diri pada obyek, sedangkan yang betul menurut Kant adalah
obyek yang mengarahkan diri pada si subyek. Dalam hal ini, manusia
mempunyai peran signifikan untuk menangkap dan memahami realitas
(obyek pengetahuan) itu sendiri. Karena itu, dapat dikatakan bahwa
realitas itu adalah yang sudah dipermak dan direkayasa oleh pengertian
kita.11
Filsafat Kritisisme | 10
Pengenalan pada taraf akal budi (verstand) yang dibedakan dengan
rasio (vernunft). Tugas akal budi adalah menciptakan orde antara data-data
indra. Dengan kata lain, akal budi adalah yang mengucapkan putusan-
putusan. Pengenalan akal budi merupakan sintesis antara bentuk (form)
dan materi. Materi adalah data-data indrawi dan betuk adalah apriori yang
terdapat pada akal budi. Bentuk apriori ini oleh Kant disebut “kategori‟
yang terbagi menjadi 12 sebagai berikut:
Filsafat Kritisisme | 11
Istilah vernunff “rasio” ini mengacu pada kemampuan lain yang
lebih tinggi daripada intelek. rasio ini menghasilkan ide-ide transendental
yang tidak bisa memperluas pengetahuan kita, tetapi memiliki fungsi
mengatur (regulatif) putusan-putusan kita ke dalam sebuah argumentasi.
Sementara intelek langsung berkaitan dengan penampakan, rasio berkaitan
secara tidak langsung, yakni dengan mediasi intelek. Rasio menerima
konsep-konsep dan putusan-putusan akal-budi untuk menemukan kesatuan
dalam terang asas lebih tinggi. Misalnya putusan “semua binatang akan
mati”, dan “manusia itu binatang”, lalu kesimpulannya “manusia bisa
mati”. Putusan ketiga yang merupakan kesimpulan silogisme itu
dihasilkan dari dua putusan lain dan merupakan kesatuan dari keduanya.
Putusan ketiga itu bukan langsung berdasarkan penampakan. Dalam hal
itu, rasio mengusahakan kesatuan hal itu, dan bahkan menurut Kant,
aturan (maksim) logis rasio adalah terus mengusahakan kesatuan yang
lebih besar, makin menuju keadaan akhir yang tidak dikondisikan atau
murni.
Filsafat Kritisisme | 12
Selanjutnya, menurut Kant, ketiga ide rasio murni itu mendasari
tiga cabang pokok metafisika menurut klasifikasi Wolff. Jiwa menjadi
objek penelitian psikologi. Seluruh penampakan objek menjadi objek
penelitian kosmologi. Akhirnya, kenyataan akhir menjadi objek penelitian
teologi. Sekarang yang di singgung di awal bab baru bisa di tanggapi. Kant
mempersoalkan apakah dan bagaimanakah metafisika itu mungkin sebagai
ilmu pengetahuan!
Filsafat Kritisisme | 13
Praktischen Vernunft, Kant berusaha menemukan bagaimana pengetahuan
moral itu bisa terjadi. Pengetahuan moral misalnya dalam putusan dalam
putusan “orang harus jujur”, tidak menyangkut kenyataan yang ada.
Melainkan kenyataan yang seharusnya ada. Pengetahuan macam ini
bersifat a priori, sesbab tidak menyangkut tindakan empiris, melainkan
asas-asas tindakan. Dalam bukunya ini, Kant ingin menemukan bagaimana
asas-asas tindakan di hasilkan oleh “rasio praktis” kita. Dengan istilah
terakhir ini, Kan memaksudkan sebagai ‘rasio dalam kegunaan
praktisnya’. Di sini, seperti juga rasio murni, dia mengacu pada rasio
praktis pada dirinya, bukan raio praktis orang tertentu. Tentu saja rasio
pada akhirnya satu saja, tetapi ada dua cara rasio mendekati objeknya.
Sementara rasio murni menetapkan objeknya lewat kognisi, rasio praktis
membuat objek “tindakan” menjadi nyata lewat penentuan kehendak.
Penemuan asas-asas rasio praktis itu juga dibahas dalam buku
Grundlegung zur Metaphysik der Sitten. Dengan berusaha menemukan
asas-asas itu, Kant memisahkan etika dari teologi. Baginya, etika tidak
bergantung pada teologi, melainkan pada objek rasional.14
Filsafat Kritisisme | 14
Kesimpulan
Filsafat Kritisisme | 15
Daftar Pustaka
Achmadi, A. (2017). Filsafat Umum. depok: Rajawali Pers.
Amin, M. M. (2007). Titik Tolak Epistemologis Filsafat Alam Semesta Immanuel Kant.
Jurnal Yunani, 247.
Dahlan, M. (2009). Pemikiran Filsafat Moral Immanuel Kant. Ilmu Ushuluddin, 39-40.
Hakim, A. A., & Saebani, B. A. (2016). Fisafat Umum Dari Metologi Sampai Teofilosofi.
Bandung: PUSTAKA SETIA Bandung.
Kant, I. (2005). Kritik Atas Akal Budi Praktis. (Nurhadi, Penerj.) Yogyakarta: PUSTAKA
BELAJAR.
Filsafat Kritisisme | 16