PLATONISME
Filsafat Plato (427 — 347 SM) dan/atau filsafat mereka yang mendasarkan pendekatannya
pada filsafat Plato.
Advertisement
1. Dunia ini sebagaimana tampak pada indera-indera kita tidak merupakan dunia real. Ada
dua wilayah: wilayah nyata yang berisi Ide-ide Abadi Sempurna dan Tidak Berubah, yang
diketahui hanya oleh intelek kita; dan wilayah ilusi, atau kurang nyata, yaitu wilayah objek-
objek konkret, individual serta berubah, yang diketahui oleh indera-indera kita dan yang ada
sebagai salinan atau tiruan yang tidak sempurna dari Ide-ide Sempurna. Dunia real bersifat
nonspasial dan nontempoi Dunia aktual bersifat spasial dan temporal.
2. Entitas-entitas abstrak seperti hal-hal universal, jiwa, benti esensi, ada dalam dunia real
tanpa tergantung pada konse kita tentang hal-hal itu, dan mereka lebih real daripada objek-
objek inderawi (yang dapat diamati).
4. Pengetahuan kefilsafatan tentang yang benar, yang baik c yang indah bersifat esensial bagi
perkembangan kebenaran c bimbingan yang tepat terhadap diri sendiri dan orang la
Pengetahuan ini dapat dicapai dengan penggunaan rasio sec; ketat melalui proses dialektis.
5. Manusia memiliki jiwa dan jiwa itu tidak dapat mati (imort;
6. Ada suatu spiritualitas dan suatu rasionalitas yang meliputi luruh alam semesta.
Jika dengan Platonisme dimaksudkan sederetan filsafat yang dibentuk oleh pemikiran Plato,
banyak sekali filsafat mesti dimaksudk;
1. Pertama-tama tentu saja Akademi Plato yang berlangsu dari 385 SM sampi dengan 529 M.
Betapapun jauh menyi pang dari pemikiran Plato, nama Plato dihormati dan sebag tertentu
pemikirannya dipertahankan.
2. Kendati mengritik teori ide Plato, Aristoteles memasukkan! sebagai unsur forma dalam
substansi sensibel. Maka, dai; arti tertentu, filsafat Plato diteruskan dalam Lyceum Aristotel
3. Gerakan Neoplatonisme, yang muncul sejak abad ke-I S hingga abad ke-I M, melanjutkan
dan menekankan asp aspek mistik pemikiran Plato.
5. St. Agustinus melanjutkan tradisi Philo. Atas dasar pengalam¬annya sendiri, ia yakin
Platonisme sebagai langkah atau tahap awal dan perlu dalam penerimaan pemikiran Kristen.
8. Dalam Renaissance mesti disebutkan tidak hanya Nicholas dari Cusa dan Petrarch, tetapi
juga Akademi Fiorentina, yang mencoba menghidupkan kembali Akademi Plato di Italia.
Pletho, Ficino, dan Pico Delia Mirandola berperan penting dalam gerakan ini.
9. Di Inggris John Colet, Thomas More, dan kaum Platonis Cambridge, termasuk Ralph
Cudworth, Henry More, Benyamin Whichcote, dan lain-lain adalah kaum Platonis.
10. Pada tahun-tahun terakhir A.N. Whitehead, yang menganggap filsafat Barat sebagai
deretan catatan kaki bagi Plato, memperkenalkan ke dalam filsafatnya “objek-objek eternal”
yang sangat mirip dengan ide-ide Plato.
1. Walaupun indra-indra kita menyingkapkan bagi kita hanya dunia yang selalu menjadi dan
perubahan — yang merupakan semacam titik tengah antara eksistensi sejati dan noneksistensi
(ketiadaan) — rasio (nous) maju terus untuk menemukan Ide- ide, bentuk-bentuk, objek-
objek abadi yang tidak dapat diin- derai. Kesemuanya ini ada di atas dan melampaui hal-hal
inderawi dari dunia ini dan memberikan makna yang sejati bagi dunia yang berubah dan
kehidupan manusia. Segala sesuatu yang dapat berubah berpartisipasi dalam Ide-ide tersebut,
serta menirunya. Naik ke dunia Ide-ide, khususnya kepada Yang Baik dan Yang Indah,
terjadi karena keinginan besar (passion) dan eros yang merupakan cinta (Platonis) yang
menghasratkai dan mengupayakan hal yang indah dan hal yang benar. Ide Ide tersebut
berlabuh dalam Allah (Ide Kebaikan).
2. Dunia tidak diciptakan: Materi dibentuk oleh Demiurge menjadi kosmos dan dijiwai
dengan satu jiwa-dunia. Jiwa tersebu merupakan prinsip gerakan dan kehidupan. Ia berasal
dai suatu dunia yang lebih tinggi yang melampaui dunia in Naiknya roh manusia ke
kontemplasi Ide-ide tersebut terjadi melalui anamnesis (ingatan/kenangan) akan Ide-ide
tersebut yan dilihat secara intuitif oleh jiwa. Jiwa dapat memiliki intuisi it karena sebelumnya
pernah hidup di dunia ide. Proses ir digerakkan oleh barang-barang material yang merupakan
ba yang-bayang kabur dari Ide-ide tersebut.
3. Tujuan kehidupan manusia ialah menjadi seperti Allah, Id Sempurna dari Yang Mutlak.
Kondisi untuk memperoleh tujua ini ialah pembentukan dan pendidikan yang tepat dalam da
melalui komunitas yang terorganisir secara rasional. Plato melukiskan komunitas ideal ini
secara rinci dalam karyanya, Tl. Republic dan — kendati kurang radikal — dalam risalahnya
ter tang hukum yang dikarang pada usia tuanya. Sebagaimar harus ada harmoni dalam jiwa
manusia antara tiga bagiannya – hal yang bersifat nikmat, marah, dan yang rasional —
demikia juga harmoni dan keadilan harus meraja dalam masyarak; atau negara.
Unsur Negara
Negara juga mempunyai tiga bagian: para filsuf sebagai penguas para tentara sebagai
pelindung dan rakyat biasa yang bergeli dalam urusan bisnis. Setiap bagian hendaknya
memenuhi fung yang diberikan kepadanya. Suatu program pendidikan dan latihj yang cermat
hendaknya mempersiapkan para filsuf dan angkati bersenjata bagi posisinya dalam
masyarakat. Dua kelompok i hendaknya tidak mempunyai milik pribadi. Harta, isteri ds anak-
anak merupakan milik bersama, dan diatur menurut atur: yang sangat ketat.
Melalui buku yang ke-10 Plato berupaya mengambil sik; melawan keyakinan-keyakinan yang
primitif dari rakyat awa dan sikap-sikap skeptis dari kaum sofis muda berkaitan dengan
masalah-masalah universal tentang imortalitas pribadi, tujuan akhir manusia, dan tentang
tanggung jawab dalam kehidupan nanti atas perbuatan-perbuatan kehidupan sekarang ini.
Neo Platonisme
platonisme
platonisme adalah
pengertian platonisme
Arti platonis
Pengertian konsep platonisme
Konsep plato dalam emanasi demiurgos
Apa arti dari patonisme
filosofi platonisme
Defenisi platisme
Arti platonisme
platonisme
platonisme adalah
pengertian platonisme
Arti platonis
Pengertian konsep platonisme
Konsep plato dalam emanasi demiurgos
Apa arti dari patonisme
filosofi platonisme
Defenisi platisme
Arti platonisme
Home
Bikers Health
Bikers Pintar
Uncategorized
Search ...
ARTI PLATONISME
PLATONISME
Filsafat Plato (427 — 347 SM) dan/atau filsafat mereka yang mendasarkan pendekatannya
pada filsafat Plato.
Advertisement
1. Dunia ini sebagaimana tampak pada indera-indera kita tidak merupakan dunia real. Ada
dua wilayah: wilayah nyata yang berisi Ide-ide Abadi Sempurna dan Tidak Berubah, yang
diketahui hanya oleh intelek kita; dan wilayah ilusi, atau kurang nyata, yaitu wilayah objek-
objek konkret, individual serta berubah, yang diketahui oleh indera-indera kita dan yang ada
sebagai salinan atau tiruan yang tidak sempurna dari Ide-ide Sempurna. Dunia real bersifat
nonspasial dan nontempoi Dunia aktual bersifat spasial dan temporal.
2. Entitas-entitas abstrak seperti hal-hal universal, jiwa, benti esensi, ada dalam dunia real
tanpa tergantung pada konse kita tentang hal-hal itu, dan mereka lebih real daripada objek-
objek inderawi (yang dapat diamati).
4. Pengetahuan kefilsafatan tentang yang benar, yang baik c yang indah bersifat esensial bagi
perkembangan kebenaran c bimbingan yang tepat terhadap diri sendiri dan orang la
Pengetahuan ini dapat dicapai dengan penggunaan rasio sec; ketat melalui proses dialektis.
5. Manusia memiliki jiwa dan jiwa itu tidak dapat mati (imort;
6. Ada suatu spiritualitas dan suatu rasionalitas yang meliputi luruh alam semesta.
Jika dengan Platonisme dimaksudkan sederetan filsafat yang dibentuk oleh pemikiran Plato,
banyak sekali filsafat mesti dimaksudk;
1. Pertama-tama tentu saja Akademi Plato yang berlangsu dari 385 SM sampi dengan 529 M.
Betapapun jauh menyi pang dari pemikiran Plato, nama Plato dihormati dan sebag tertentu
pemikirannya dipertahankan.
2. Kendati mengritik teori ide Plato, Aristoteles memasukkan! sebagai unsur forma dalam
substansi sensibel. Maka, dai; arti tertentu, filsafat Plato diteruskan dalam Lyceum Aristotel
3. Gerakan Neoplatonisme, yang muncul sejak abad ke-I S hingga abad ke-I M, melanjutkan
dan menekankan asp aspek mistik pemikiran Plato.
5. St. Agustinus melanjutkan tradisi Philo. Atas dasar pengalam¬annya sendiri, ia yakin
Platonisme sebagai langkah atau tahap awal dan perlu dalam penerimaan pemikiran Kristen.
8. Dalam Renaissance mesti disebutkan tidak hanya Nicholas dari Cusa dan Petrarch, tetapi
juga Akademi Fiorentina, yang mencoba menghidupkan kembali Akademi Plato di Italia.
Pletho, Ficino, dan Pico Delia Mirandola berperan penting dalam gerakan ini.
9. Di Inggris John Colet, Thomas More, dan kaum Platonis Cambridge, termasuk Ralph
Cudworth, Henry More, Benyamin Whichcote, dan lain-lain adalah kaum Platonis.
10. Pada tahun-tahun terakhir A.N. Whitehead, yang menganggap filsafat Barat sebagai
deretan catatan kaki bagi Plato, memperkenalkan ke dalam filsafatnya “objek-objek eternal”
yang sangat mirip dengan ide-ide Plato.
1. Walaupun indra-indra kita menyingkapkan bagi kita hanya dunia yang selalu menjadi dan
perubahan — yang merupakan semacam titik tengah antara eksistensi sejati dan noneksistensi
(ketiadaan) — rasio (nous) maju terus untuk menemukan Ide- ide, bentuk-bentuk, objek-
objek abadi yang tidak dapat diin- derai. Kesemuanya ini ada di atas dan melampaui hal-hal
inderawi dari dunia ini dan memberikan makna yang sejati bagi dunia yang berubah dan
kehidupan manusia. Segala sesuatu yang dapat berubah berpartisipasi dalam Ide-ide tersebut,
serta menirunya. Naik ke dunia Ide-ide, khususnya kepada Yang Baik dan Yang Indah,
terjadi karena keinginan besar (passion) dan eros yang merupakan cinta (Platonis) yang
menghasratkai dan mengupayakan hal yang indah dan hal yang benar. Ide Ide tersebut
berlabuh dalam Allah (Ide Kebaikan).
2. Dunia tidak diciptakan: Materi dibentuk oleh Demiurge menjadi kosmos dan dijiwai
dengan satu jiwa-dunia. Jiwa tersebu merupakan prinsip gerakan dan kehidupan. Ia berasal
dai suatu dunia yang lebih tinggi yang melampaui dunia in Naiknya roh manusia ke
kontemplasi Ide-ide tersebut terjadi melalui anamnesis (ingatan/kenangan) akan Ide-ide
tersebut yan dilihat secara intuitif oleh jiwa. Jiwa dapat memiliki intuisi it karena sebelumnya
pernah hidup di dunia ide. Proses ir digerakkan oleh barang-barang material yang merupakan
ba yang-bayang kabur dari Ide-ide tersebut.
3. Tujuan kehidupan manusia ialah menjadi seperti Allah, Id Sempurna dari Yang Mutlak.
Kondisi untuk memperoleh tujua ini ialah pembentukan dan pendidikan yang tepat dalam da
melalui komunitas yang terorganisir secara rasional. Plato melukiskan komunitas ideal ini
secara rinci dalam karyanya, Tl. Republic dan — kendati kurang radikal — dalam risalahnya
ter tang hukum yang dikarang pada usia tuanya. Sebagaimar harus ada harmoni dalam jiwa
manusia antara tiga bagiannya – hal yang bersifat nikmat, marah, dan yang rasional —
demikia juga harmoni dan keadilan harus meraja dalam masyarak; atau negara.
Unsur Negara
Negara juga mempunyai tiga bagian: para filsuf sebagai penguas para tentara sebagai
pelindung dan rakyat biasa yang bergeli dalam urusan bisnis. Setiap bagian hendaknya
memenuhi fung yang diberikan kepadanya. Suatu program pendidikan dan latihj yang cermat
hendaknya mempersiapkan para filsuf dan angkati bersenjata bagi posisinya dalam
masyarakat. Dua kelompok i hendaknya tidak mempunyai milik pribadi. Harta, isteri ds anak-
anak merupakan milik bersama, dan diatur menurut atur: yang sangat ketat.
Melalui buku yang ke-10 Plato berupaya mengambil sik; melawan keyakinan-keyakinan yang
primitif dari rakyat awa dan sikap-sikap skeptis dari kaum sofis muda berkaitan dengan
masalah-masalah universal tentang imortalitas pribadi, tujuan akhir manusia, dan tentang
tanggung jawab dalam kehidupan nanti atas perbuatan-perbuatan kehidupan sekarang ini.
Neo Platonisme
1. Dunia ini sebagaimana tampak pada indera-indera kita tidak merupakan dunia real. Ada
dua wilayah: wilayah nyata yang berisi Ide-ide Abadi Sempurna dan Tidak Berubah, yang
diketahui hanya oleh intelek kita; dan wilayah ilusi, atau kurang nyata, yaitu wilayah objek-
objek konkret, individual serta berubah, yang diketahui oleh indera-indera kita dan yang ada
sebagai salinan atau tiruan yang tidak sempurna dari Ide-ide Sempurna. Dunia real bersifat
nonspasial dan nontempoi Dunia aktual bersifat spasial dan temporal.
2. Entitas-entitas abstrak seperti hal-hal universal, jiwa, benti esensi, ada dalam dunia real
tanpa tergantung pada konse kita tentang hal-hal itu, dan mereka lebih real daripada objek-
objek inderawi (yang dapat diamati).
4. Pengetahuan kefilsafatan tentang yang benar, yang baik c yang indah bersifat esensial bagi
perkembangan kebenaran c bimbingan yang tepat terhadap diri sendiri dan orang la
Pengetahuan ini dapat dicapai dengan penggunaan rasio sec; ketat melalui proses dialektis.
5. Manusia memiliki jiwa dan jiwa itu tidak dapat mati (imort;
6. Ada suatu spiritualitas dan suatu rasionalitas yang meliputi luruh alam semesta.
Jika dengan Platonisme dimaksudkan sederetan filsafat yang dibentuk oleh pemikiran Plato,
banyak sekali filsafat mesti dimaksudk;
1. Pertama-tama tentu saja Akademi Plato yang berlangsu dari 385 SM sampi dengan 529 M.
Betapapun jauh menyi pang dari pemikiran Plato, nama Plato dihormati dan sebag tertentu
pemikirannya dipertahankan.
2. Kendati mengritik teori ide Plato, Aristoteles memasukkan! sebagai unsur forma dalam
substansi sensibel. Maka, dai; arti tertentu, filsafat Plato diteruskan dalam Lyceum Aristotel
3. Gerakan Neoplatonisme, yang muncul sejak abad ke-I S hingga abad ke-I M, melanjutkan
dan menekankan asp aspek mistik pemikiran Plato.
5. St. Agustinus melanjutkan tradisi Philo. Atas dasar pengalam¬annya sendiri, ia yakin
Platonisme sebagai langkah atau tahap awal dan perlu dalam penerimaan pemikiran Kristen.
8. Dalam Renaissance mesti disebutkan tidak hanya Nicholas dari Cusa dan Petrarch, tetapi
juga Akademi Fiorentina, yang mencoba menghidupkan kembali Akademi Plato di Italia.
Pletho, Ficino, dan Pico Delia Mirandola berperan penting dalam gerakan ini.
9. Di Inggris John Colet, Thomas More, dan kaum Platonis Cambridge, termasuk Ralph
Cudworth, Henry More, Benyamin Whichcote, dan lain-lain adalah kaum Platonis.
10. Pada tahun-tahun terakhir A.N. Whitehead, yang menganggap filsafat Barat sebagai
deretan catatan kaki bagi Plato, memperkenalkan ke dalam filsafatnya “objek-objek eternal”
yang sangat mirip dengan ide-ide Plato.
2. Dunia tidak diciptakan: Materi dibentuk oleh Demiurge menjadi kosmos dan dijiwai
dengan satu jiwa-dunia. Jiwa tersebu merupakan prinsip gerakan dan kehidupan. Ia berasal
dai suatu dunia yang lebih tinggi yang melampaui dunia in Naiknya roh manusia ke
kontemplasi Ide-ide tersebut terjadi melalui anamnesis (ingatan/kenangan) akan Ide-ide
tersebut yan dilihat secara intuitif oleh jiwa. Jiwa dapat memiliki intuisi it karena sebelumnya
pernah hidup di dunia ide. Proses ir digerakkan oleh barang-barang material yang merupakan
ba yang-bayang kabur dari Ide-ide tersebut.
3. Tujuan kehidupan manusia ialah menjadi seperti Allah, Id Sempurna dari Yang Mutlak.
Kondisi untuk memperoleh tujua ini ialah pembentukan dan pendidikan yang tepat dalam da
melalui komunitas yang terorganisir secara rasional. Plato melukiskan komunitas ideal ini
secara rinci dalam karyanya, Tl. Republic dan — kendati kurang radikal — dalam risalahnya
ter tang hukum yang dikarang pada usia tuanya. Sebagaimar harus ada harmoni dalam jiwa
manusia antara tiga bagiannya – hal yang bersifat nikmat, marah, dan yang rasional —
demikia juga harmoni dan keadilan harus meraja dalam masyarak; atau negara.
Unsur Negara
Negara juga mempunyai tiga bagian: para filsuf sebagai penguas para tentara sebagai
pelindung dan rakyat biasa yang bergeli dalam urusan bisnis. Setiap bagian hendaknya
memenuhi fung yang diberikan kepadanya. Suatu program pendidikan dan latihj yang cermat
hendaknya mempersiapkan para filsuf dan angkati bersenjata bagi posisinya dalam
masyarakat. Dua kelompok i hendaknya tidak mempunyai milik pribadi. Harta, isteri ds anak-
anak merupakan milik bersama, dan diatur menurut atur: yang sangat ketat.
Melalui buku yang ke-10 Plato berupaya mengambil sik; melawan keyakinan-keyakinan yang
primitif dari rakyat awa dan sikap-sikap skeptis dari kaum sofis muda berkaitan dengan
masalah-masalah universal tentang imortalitas pribadi, tujuan akhir manusia, dan tentang
tanggung jawab dalam kehidupan nanti atas perbuatan-perbuatan kehidupan sekarang ini.
Neo Platonisme